Anda di halaman 1dari 73

Seminar Nasional

Mekanisme Transfer Beban


Fondasi Konstruksi Sarang Laba-laba (KSLL)
Melalui Uji Beban Statis Vertikal Siklis Skala Penuh
Dan Analisis Numerik 3D Untuk Kondisi Small Strain

Helmy Darjanto
Prof. Ir. Masyhur Irsyam MSE PhD
Prof. Dr. Ir. SPR Wardani, MSc
Ivindra Pane PhD

Hotel Mercure, Pontianak


2015
LATAR BELAKANG
Fondasi Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL) adalah fondasi karya anak bangsa yang
dikategorikan sebagai fondasi dangkal dan terdiri dari dua bagian struktur yaitu pelat dan
rib sebagai pengaku.

MAPPING
1. Anderson et al (2007)
2. Suhendro (1992) dan Hardiyatmo et al (2009)
3. Srilakshmi dan Rekha (2011)
4. Djajaputra et al (2009)

GAP
Mekanisme Transfer Beban

BATASAN
Mekanisme Transfer Beban pada KSLL sebagai fondasi/perkerasan jalan
PERUMUSAN MASALAH
1. Apakah pada saat beban kerja berada di bagian rib kondisi mekanisme transfer
beban sepenuhnya dipikul oleh rib dan diteruskan ke tanah di bawahnya
melalui ujung tip?
2. Apakah tidak terjadi mekanisme transfer beban dari pelat ke tanah pengisi
apabila terjadi gap antara tanah pengisi dengan pelat?
3. Apakah dimensi dan tinggi rib memberikan kontribusi signifikan terhadap
mekanisme transfer beban antara pelat, tanah pengisi, rib, ujung rib, dan tanah
di bawahnya?
4. Bagaimana kinerja perkerasan KSLL akibat pertambahan beban yang
diberikannya?
MAKSUD & TUJUAN PENELITIAN
1. Bahwa pada saat beban kerja berada di bagian rib kondisi mekanisme transfer
beban yang sepenuhnya dipikul oleh rib dan diteruskan ke tanah di bawahnya
melalui ujung tip,
2. Bahwa tidak terjadi mekanisme transfer beban dari pelat ke tanah pengisi
apabila terjadi gap antara tanah pengisi dengan pelat,
3. Bahwa dimensi dan tinggi rib memberikan kontribusi signifikan terhadap
mekanisme transfer beban antara pelat, tanah pengisi, rib, ujung rib, dan tanah
di bawahnya.
4. Mendapatkan nilai kinerja perkerasan KSLL akibat pertambahan beban yang
diberikannya.
Mekanisme Transfer Beban (MTB)

1. Rib – Tanah di Bawah-nya, Sisi, Pelat


Mekanisme transfer beban antara rib dengan tanah di bawahnya mengikuti
seperti pola sebaran tahanan geser pada ujung fondasi tiang.

3
2
4
1
Mekanisme Transfer Beban (MTB)

1. Rib – Tanah di Bawah-nya,


Mekanisme transfer beban antara rib dengan tanah di bawahnya mengikuti
seperti pola sebaran tahanan geser pada ujung fondasi tiang.
Mekanisme Transfer Beban (MTB)

2. Rib – Tanah Pengisi,


Mekanisme transfer beban antara rib dengan tanah pengisi diselesaikan dengan
prinsip metoda transfer beban yaitu mobilisasi dari tahanan gesekan
permukaan terhadap pergerakan rib arah vertikal dan kekakuan relatif dari
tanah pengisi.
Mekanisme Transfer Beban (MTB)

3. Pelat – Tanah Pengisi,


Mekanisme transfer beban antar pelat dengan tanah pengisi mengikuti pola
keruntuhan geser pada fondasi dangkal yang mengadopsi teori keruntuhan
akan tetapi pergerakan deformasi yang terjadi dibatasi dengan ruang yang
terbentuk karena adanya rib konstruksi dari KSLL.
Mekanisme Transfer Beban (MTB)

4. Tanah pengisi – Tanah di Bawah-nya.


Deformasi atau pergerakan tanah di bawah tanah pengisi akibat interaksi antara
pelat dengan pengisi sangat dipengaruhi nilai kepadatan tanah.

Selanjutnya ke empat mekanisme transfer beban di atas menjadi satu sistem KSLL
yang bekerja secara terintegrasi untuk meneruskan beban gandar kendaraan di
atas perkerasan jalan sistem KSLL.
Sifat Fisis Tanah

Depth sub dry w n Sr


No. Gs e
(m) (ton/m3) (ton/m3) (%) (%) (%)

1,697 1,138 49,03 2,652 1,300 56,50 -


1 1,5 - 2
1,586 1,199 32,23 2,514 1,096 52,29 73,93

1,705 1,162 46,65 2,585 1,324 57,00 -


2 3 - 3,5
1,665 1,586 40,46 2,620 1,210 54,76 87,59

3 3,5 - 4 1,781 1,354 31,50 2,524 1,076 46,34 92,05

4 5-6 1,749 1,259 38,98 2,634 0,858 52,21 93,97


Batas-batas Atterberg dan Klasifikasi Tanah

Kedalaman LL PL PL
No. Keterangan
(m) (%) (%) (%)
Plasticity Chart (1998):
1 1,5 - 2 86,45 26,07 60,38
Inorganic clays of high plasticity
Plasticity Chart (1998):
2 3 - 3,5 92,50 25,51 66,99
Inorganic clays of high plasticity
Plasticity Chart (1998):
3 3,5 - 4 82,44 23,06 59,38
Inorganic clays of high plasticity
Plasticity Chart (1998):
4 5 - 5,5 90,00 29,39 60,60
Inorganic clays of high plasticity
Plasticity Chart (1998):
5 5,5 - 6 114.13 29,43 84,70
Inorganic clays of high plasticity
Kurva Distribusi Ukuran Butiran
Parameter Konsolidasi - Koefisien Waktu Pemampatan, cv

Depth sat ’efektif p0 pp


No. e cc cs
(m) (ton/m3) (ton/m3) (kg/cm2) (kg/cm2)

1 3,5 - 4 1,787 0,79 1,076 0,31 2,52 0,429 0,149

2 5,5 - 6 1,820 0,82 0,858 0,49 1,48 0,350 0,077

a). Kedalaman 3,5 - 4m b). Kedalaman 5,5 - 6m


Triaksial CU
Triaksial CU
Depth : 3,5-4m Depth : 5,5-6m
Triaksial UU

Axial Strain

Axial Strain
Dev. Stress

Dev. Stress
(kg/cm2 )

(kg/cm2 )
(%)

(%)
0.0 0.0 0.0 0.0
0.5 0.46 0.5 0.69
1.1 0.7 1.1 0.9
1.8 0.86 1.8 1.09
2.4 0.97 2.6 1.24
3.2 1.06 3.3 1.34
3.9 1.11 3.9 1.39
4.6 1.11 4.8 1.43
5.3 1.12 5.4 1.45
5.9 1.09 5.9 1.45
6.6 1.07 6.6 1.44
7.1 1.04 7.1 1.42
7.6 1.02 7.6 1.40
8.4 0.97 8.4 1.33
9.2 0.93 9.0 1.22
9.7 1.1
10.4 0.95
qu= 111.9 144.7 kPa
f = - - degree
c = 55.95 72.35 kPa
Parameter Kekakuan Tanah (E50)
Sondir

(a). Sondir 1 (b). Sondir 2


Bor Dalam
Titik Pengujian

4 3

4 Titik Pengujian Beban Statis Siklis


Prosedur dan Tahapan Pembebanan Siklis Titik No. : 1, 2, 3

SIKLIS 1 SIKLIS 2
BEBAN / LAMANYA BEBAN / LAMANYA

0/- 0/-
2 ton/5 menit 4 ton/5 menit
4 ton/5 menit 8 ton/10 menit
2 ton/5 menit 4 ton/5 menit
0/10 menit 0/10 menit
Prosedur dan Tahapan Pembebanan Siklis Titik No. : 4

SIKLIS 1 SIKLIS 2 SIKLIS 3 SIKLIS 4


BEBAN / LAMANYA BEBAN / LAMANYA BEBAN / LAMANYA BEBAN / LAMANYA
0/- 0/- 0/- 0/-
8 ton/5 menit 8 ton/5 menit 8 ton/5 menit 15 ton/5 menit
15 ton/10 menit 15 ton/5 menit 15 ton/5 menit 30 ton/5 menit
8 ton/5 menit 30 ton/10 menit 30 ton/5 menit 45 ton/5 menit
0/10 menit 15/5 menit 45 ton/10 menit 60 ton/10 menit
8 ton/5 menit 30 ton/5 menit 45 ton/5 menit
0/10 menit 15 ton/5 menit 30 ton/5 menit
8 ton/5 menit 15 ton/5 menit
0/10 menit 0/10 menit
Uji Beban Statis Siklis Skala Penuh - Demak
Uji Beban Statis Siklis Skala Penuh - Demak
Penempatan Instrumentasi Strain Gauge

(a). Tulangan Rib Konstruksi arah diagonal dan (b). Tulangan Pelat sisi atas dan bawah
vertikal sisi atas dan bawah

(c). Permukaan beton Rib diagonal dan vertikal


Hasil Pembebanan Siklis Hingga 8 ton Pada Titik No. : 1, 2, 3
Hasil Pembebanan Siklis Hingga 8 ton Pada Titik No. : 1, 2, 3
Hasil Pembebanan Siklis Hingga Failure Pada Titik No. : 4
Accumulati
Load ve
(ton) Settlement
(1/100 mm)
0 0
8 63
15 119
8 94
0 21
8 81
15 120
30 300
15 246
8 191
0 88
15 206
30 307
45 646
30 595
15 491
0 254
15 393
30 537
45 905
56 1444
59 1800
60 1900
60 2029 failure
0 1158
Hasil Pembebanan Siklis Hingga Failure Pada Titik No. : 3 dan 4
Hasil dan Analisis Instrumen Strain Gauge

Titik 1

(a). Instrumen Strain Gauge Pada Rib Konstruksi


(b). Instrumen Strain Gauge Pada Pelat
Diagonal (Miring) dan Vertikal (Lurus)

(c). Instrumen Strain Gauge Pada Permukaan Beton


Hasil dan Analisis Instrumen Strain Gauge

Titik 2

(a). Instrumen Strain Gauge Pada Rib Konstruksi


(b). Instrumen Strain Gauge Pada Pelat
Diagonal (Miring) dan Vertikal (Lurus)

(c). Instrumen Strain Gauge Pada Permukaan Beton


Hasil dan Analisis Instrumen Strain Gauge

Titik 3

(a). Instrumen Strain Gauge Pada Rib Konstruksi


(b). Instrumen Strain Gauge Pada Pelat
Diagonal (Miring) dan Vertikal (Lurus)

(c). Instrumen Strain Gauge Pada Permukaan Beton


Hasil dan Analisis Instrumen Strain Gauge

Titik 4

(a). Instrumen Strain Gauge Pada Rib Konstruksi


(b). Instrumen Strain Gauge Pada Pelat
Diagonal (Miring) dan Vertikal (Lurus)

(c). Instrumen Strain Gauge Pada Permukaan Beton


Analisis Balik
Tabel Dimensi dan Parameter Tanah Pengisi Lempung

Tabel Dimensi dan Parameter Tanah Pengisi Pasir

Parameter tanah cu diambil dari hasil korelasi terhadap hasil


NSPT (cu = 2/3N = 2/3*3 = 20 kPa). Hal ini dilakukan karena
pada tanah tepat di bawah KSLL sampel tanah yang didapat
bersifat disturbed. Sedangkan nilai Nc diambil dari faktor kuat
dukung Terzaghi dan nilai  diambil dari API (1994).
Analisis Balik

Daya Dukung Tanah Fondasi KSLL (Tanah Pengisi Lempung)

Daya Dukung Tanah Fondasi KSLL (Tanah Pengisi Pasir)


Analisis Balik

Rasio Daya Dukung Ultimit Tanah Terhadap Beban Uji (NSPT = 3)

Rasio Daya Dukung Ultimit Tanah Terhadap Beban Uji (NSPT = 6)


Analisis Balik

Rasio Daya Dukung Ultimit Tanah Terhadap Beban Uji (NSPT = 9)


Analisis Balik

Hubungan NSPT Versus LRF (Beban = 8 ton)  Tanah Pengisi Lempung


Analisis Balik

Hubungan NSPT Versus LRF (Beban = 15 ton)  Tanah Pengisi Lempung


Analisis Balik

Hubungan NSPT Versus LRF (Beban = 30 ton)  Tanah Pengisi Lempung


Analisis Balik

Hubungan NSPT Versus LRF (Beban = 8 ton, 15 ton, 30 ton)  Tanah Pengisi Pasir
Analisis Balik

Hubungan NSPT Versus LRF (Beban = 30 ton)


Dengan Variasi NSPT Tanah Dasar = 6
Analisis Balik

Variasi Tinggi Rib Konstruksi Versus QUltimit


Analisis Balik

Variasi Tebal Rib Versus QUltimit


Analisis Balik

MTB Kondisi Failure


Parameter Tanah Lempung
Lempung
Parameter Name Lunak- Unit
Lunak
Medium
Material model Model HSM HSM -
Type of material behaviour Type UnDrained UnDrained -
Dry soil weight dry 11 12,50 kN/m3
Wet soil weight wet 17 17,50 kN/m3
Permeability in horizontal direction kx 0,0001 0,0001 m/day
Permeability in vertical direction ky 0,0001 0,0001 m/day
Cohesion (constant) cref 26,0 – 35,0 27 kN/m2
Friction angle  35 14 
Dilatancy angle  0,0 0,0 
𝑟𝑒𝑓
Young's modulus (ref-50) 𝐸50 7500 - 25000
kN/m2
10500
𝑟𝑒𝑓
Young's modulus (ref-oed) 𝐸𝑜𝑒𝑑 7500 - 25000
kN/m2
10500
𝑟𝑒𝑓
Young's modulus (ref-ur) 𝐸𝑢𝑟 22500 75000 kN/m2
Power m 0,5 0,5
Poisson Ratio (ur) ur 0,2 0,3
Reference Stress pref 100 100 kN/m2
Strength reduction factor inter. Rinter 0,7 0,7 -
Interface permeability Perm Imperm. Imperm. -
Model Sistem Fondasi KSLL 3D - Program SAP
Pembebanan pada Struktur Prototipe KSLL

Model Rib pada Struktur Prototipe KSLL


Load versus Stress
Perbandingan Hasil Uji dan Numerik (SAP 3D) Untuk Beban versus Penurunan
Accumulative
Load Settlement
(ton) (1/100 mm)
0 0
8 63
15 119
8 94
0 21
8 81
15 120
30 300
15 246
8 191
Titik 4 0 88
15 206
30 307
45 646
30 595
15 491
0 254
15 393
30 537
45 905
56 1444
59 1800
60 1900
60 2029 failure
0 1158
Model Simetri Prototipe KSLL - Plaxis 2D
Perbandingan Antara Hasil Uji SLT (Loading – Unloading) dan
Model Numerik Untuk Beban versus Penurunan

Analisis Balik Uji Lapangan


Sum- Sum-
Uy [mm] Uy [mm]
MloadA MloadA
0.00 0.000000 0 0
8.00 0.992446 8 0.63
15.00 1.505980 15 1.1925
8.00 1.304810 8 0.9375
0.00 1.079740 0 0.2125
8.00 1.304290 8 0.8125
15.00 1.503980 15 1.2
30.00 3.130250 30 3
15.00 2.691730 15 2.455
8.00 2.491270 8 1.9075
0.00 2.262971 0 0.88
15.00 2.690540 15 2.0625
30.00 3.132340 30 3.0725
45.00 5.424811 45 6.46
30.00 4.976521 30 5.9475
15.00 4.538692 15 4.91
0.00 4.094881 0 2.5375
15.00 4.528101 15 3.925
30.00 4.964701 30 5.3675
Plaxis 2D 45.00 9.149074 45 9.0525
59.98 17.737986 60 20.2875
Perbandingan Antara Hasil Uji SLT (Loading ) dan Model Numerik
Untuk Beban versus Penurunan

Analisis Balik Uji Lapangan


Sum-MloadA Uy [mm] Sum-MloadA Uy [mm]
0.00 0.000000 0 0
8.00 0.992446 8 0.625
15.00 1.505980 15 1.1925
30.00 3.130250 30 3
45.00 5.424811 45 6.46
60.02 17.737986 60 20.2875

Plaxis 2D
Perbandingan Hasil Uji dan Numerik (SAP 3D dan Plaxis 2D)
Untuk Beban versus Penurunan

Beban SAP 3D Plaxis 2D SLT


(ton) (mm) (mm) (mm)
8 0,75 0,99 0,63
15 1,19 1,5 1,20
30 2,14 3,13 3,00
Shear Strain dan Relative Shear Stress pada Beban 8 ton, 15 ton, 30 ton, 45 ton, dan 60 ton
Plastic Points pada Beban 45 ton dan 60 ton- PLAXIS 2D
1. Kekakuan Ekivalen Pelat Penuh
1. Kekakuan Ekivalen Pelat Penuh
1. Kekakuan Ekivalen Pelat Penuh

Displacement (mm) versus Tebal Pelat (cm)


2. Kekakuan Ekivalen Pengganti Rib dan Tanah Pengisi

PLAXIS 2D

SAP 3D
2. Kekakuan Ekivalen Pengganti Rib dan Tanah Pengisi
KESIMPULAN
Penelitian disertasi ini mampu dan berhasil memodelkan serta mengungkapkan
mekanisme transfer beban dari sistem KSLL ke tanah di bawahnya berdasarkan
hasil uji laboratorium, uji lapangan dan analisis balik. Hasil penelitian ini
menyimpulkan bahwa:
1. Penelitian ini mampu dan berhasil memodelkan serta mengungkapkan mekanisme
transfer beban. Inisiasi pertambahan beban diteruskan ke tanah melalui ujung rib
(RibTip), selanjutnya bila telah terakomodasi kemampuan kuat dukung tanah di
bawah RibTip maka kuat dukung tanah diteruskan ke sisi rib (RibSisi) kemudian
dengan cara yang sama beban akan diteruskan ke bawah pelat. Saat pertambahan
beban ditingkatkan hingga tegangan-deformasi tanah menuju plastis maka seluruh
beban akan dipikul oleh sistem KSLL dan tanah pengisinya menekan lapisan
tanah di bawahnya. Ini berlaku untuk kondisi titik beban berada di atas rib
maupun di tengah area berbatasan dengan rib.

2. Seperti yang diduga oleh Pane (2011) membuktikan jika tanah pengisi ada
jarak atau gap dengan sisi bawah pelat maka mekanisme transfer beban dari
pelat ke tanah pengisi tidak pernah terjadi untuk beban < 15 ton.
KESIMPULAN
1. …
2. ….
3. Penambahan tinggi atau kedalaman rib konstruksi meningkatkan kuat dukung
ultimit RTotal KSLL tetapi tidak maksimal. Perhitungan kuat dukung tanah untuk
tinggi rib konstruksi 0,5 m; 0,6 m; dan 0,7 m masing-masing memberikan besaran
kuat dukungnya adalah 46,17 ton; 49,22 ton; dan 52,27 ton. Sebaliknya
penambahan lebar rib sebesar 0,1 m; 0,2 m; dan 0,3 m berdampak meningkatkan
kuat dukung ultimit RTotal secara signifikan, masing-masing sebesar 46,17 ton;
60,08 ton; dan 72,76 ton. Kemudian peningkatan konsistensi tanah pengisi baik
tanah lempung maupun tanah pasir mampu meningkatkan kuat dukung ultimit
KSLL.

4. Perbandingan hasil uji skala penuh di lapangan dan hasil uji numerik untuk
pertambahan beban 8 ton memberikan hasil uji lapangan sebesar 0,63 mm
sedangkan hasil numerik 2D dan 3D masing-masing sebesar 0,99 mm dan
0,75 mm. Pada beban 15 ton memberikan hasil uji lapangan sebesar 1,20 mm
sedangkan hasil numerik 2D dan 3D masing-masing sebesar 1,5 mm dan 1,19
mm. Oleh karenanya pertambahan beban yang menimbulkan batas small dis-
placement < 2,5 mm adalah beban 8 ton dan 15 ton. Sedangkan pada beban
30 ton memberikan hasil uji lapangan sebesar 3,00 mm (Cek: hasil numerik
2D dan 3D masing-masing sebesar 3,13 mm dan 2,14 mm).
KESIMPULAN
1. …
2. ….
3. ….
4. ….
5. Perbandingan hasil uji skala penuh di lapangan dan hasil uji numerik untuk
pertambahan beban 8 ton memberikan hasil uji lapangan sebesar 0,63 mm
sedangkan hasil numerik sebesar 0,75 mm. Pada beban 15 ton hasil uji
lapangan dan numerik masing-masing sebesar 1,19 mm dan 1,20 mm.
Sedangkan pada beban 30 ton hasil uji lapangan dan numerik masing-masing
sebesar 2,14 mm dan 3,00 mm sesuai pada Tabel 6.13.

6. Hubungan kekakuan perkerasan KSLL untuk beban 8 ton dibandingkan


dengan kekakuan ekivalen perkerasan kaku terhadap deformasi yang terjadi
adalah identik dimensi pelat setebal 20 cm seperti pada Gambar 6 – 29 dan
Gambar 6 – 30 selanjutnya hubungan antara Displacement versus Tebal Pelat
dapat dilihat pada Gambar 6-31 atau Tabel 6.15. Sedangkan hasil deformasi
analisis balik dengan beban 8 ton dan model struktur kekakuan ekivalen
pengganti rib dan tanah pengisi seperti pada Gambar 6-32 dapat dilihat pada
Gambar 6-33 dan Tabel 6.16.

Anda mungkin juga menyukai