Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

“FUNGSI PERAN WIRAUSAHA DAN KOMPETENSI BERSAING


DALAM KEWIRAUSAHAAN”

DOSEN PENGAMPUH : Erni Agit Ekawati.,S.Tr.Keb

NAMA KELOMPOK I

1. PITRA HANDAYANI 20180901021


2. WAAMBE 20180901023
3. YUNI DEWI ASTUTI 20180901025
4. JESICA W SAMUSAMU 20180901026
5. FEBRIYANTI LEKAIRUA 20170801019

AKADEMI KEBIDANAN YALEKA MARO MERAUKE

PROGRAM STUDY D III KEBIDANAN

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan

hidayahnya kami dari kelompok I telah berhasil menyelesaikan makalah yang

berjudul ‘Fungsi Peran Wirausaha dan Kompetensi Bersaing Dalam Kewirausahaan’.

Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah KEWIRAUSAHAAN

Kami juga berterimakasih kepada Ibu Erni Agit Ekawati.,S.Tr.Keb selaku

pengajar mata kuliah HIV AIDS yang telah memberikan tugas ini.

Kami menyadari bahwa masih ada kekurangan dari penulisan makalah yang

kami buat, maka dari itu kritik dan saran kami butuhkan untuk memperbaiki makalah

yang kami buat sehingga menjadi lebih baik.

Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi kami dan dipahami oleh

siapapun yang membacanya.

Sebelumnya kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat kesalahan

kata-kata yang kurang berkenan, dan mohon kritikan dan sarannya yang membangun.

Merauke, 07 Oktober 2020

Kelompok I
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Profil Wirausaha

B. Fungsi Wirausaha

C. Tantangan Wirausaha Dalam Konteks Global

BAB II PEMBAHASAN

A. Perkembangan Strategi Usaha dalam Kontek Persaingan

B. Strategi Generic dan Keunggulan Bersaing

C. Kompetensi Kelangsungan Usaha

D. Konsep 7 S Dalam Usaha

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perubahan dunia yang begitu cepat, mau tidak mau memaksa produsen

dan para penjual untuk berpikir keras agar tetap eksis di dunianya. Perubahan

ini disebabkan oleh pesatnya pertumbuhan dan perubahan teknologi. Dengan

adanya perubahan tersebut, perusahaan harus menjemput bola dengan

mengejar pelanggan, bukan menunggu. Dengan demikian pengusaha harus

pandai membaca keinginan dan kebutuhan konsumennya melalui berbagai

cara, antara lain, mampu menciptakan produk sesuai kebutuhan dan keinginan

konsumen secara tepatwaktu, mampu mengkomunikasikan keberadaan dan

kelebihan produk dibandingkan produk lainnya dari pesaing., dan mampu

menarik minat dan merayu konsumen untuk terus membeli dan mengonsumsi

produk yang ditawarkan melalui berbagai strategi.

Untuk sebuah usaha yang sukses, tidak mungkin apabila tidak adanya

pesaing usaha. Setiap usaha apapun pasti memiliki pesaing, dan kadang

pesaing itu membuat wirausahawan menjadi takut usahanya tersaingi, tidak

laku atau bahkan bankrut. Pesaing usaha bukanlah akhir dari usaha kita,

pesaing usaha juga bisa bernilai positif bagi usaha kita seperti kita bisa

terpacu untuk membuat sesuatu yang inovatif sehingga kita lebih unggul

daripada pesaing kita.


Para wirausahawan harus memiliki kompetensi yang menonjol yang

bisa membedakannya dengan orang lain. Setelah memiliki kompetensi,

wirausahawan harus menyusun strategi-strategi untuk menjalankan bisnisnya.

Ketika kompetensi yang dimiliki bersinergi baik dengan strategi yang

dijalankan, di saat itulah wirausahawan dapat tetap bertahan di tengah

perubahan pasar yang sangat signifikan. Jika tidak memiliki hal tersebut bisa

dikatakan usaha yang dirintis akan tenggelam begitu saja. Kompetensi dan

strategi itulah yang akan kita bahas di dalam makalah ini.

B. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adala sebagai

berikut:

1. Tantangan wirausaha dalam konteks global

2. Perkembangan strategi usaha dalam konteks persaingan

3. Strategi generic dan keunggulan bersaing

4. Kompetensi kelangsungan usaha

C. TUJUAN

Makalah ini ditulis untuk membuka wawasan para masyarakat luar

agar mengetahui strategi-strategi bersaing dalam menjalankan suatu usaha dan

dapat tetap berta.han di saat kondisi pasar berubah dan tidak sesuai dengan

perkiraan semula.
Disamping itu, makalah ini juga ditulis untuk memenuhi salah satu

tugas mata kuliah kewirausahaan. Semoga makalah ini boleh bermanfaat bagi

yang membacanya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. FUNGSI DAN MODEL PERAN WIRAUSAHA

1. Profil Wirausaha

Menurut Roopke dikutip Suryana (2001) profil wirausaha dapat

dijabarkan sebagai berikut ;

a. Kewirausahaan Rutin (Wirt)

Wirausaha yang melakukan kegiatan sehari-harinya cenderung

menekankan pada pemecahan masalah dan perbaikan standar

prestasi tradisional. Fungsi wirausaha rutin adalah mengadakan

perbaikan-perbaikan terhadap standar tradisional, bukan

penyusunan dan pengalo-kasian sumber-sumber. Wirausaha ini

berusaha untuk menghasilkan barang, pasar, dan teknologi.

b. Kewirausahaan Arbitase

Wirausaha yang selalu mencari peluang melalui kegiatan

penemuan (pengetahuan) dan pemanfaatan (pembukaan).

Kegiatan kewirausahaan ini tidak perlu melibatkan pembuatan

barang dan tidak perlu menyerap dana pribadi wirausaha, kegiatan-

nya adalah spekulasi dalam memanfaatkan perbedaan harga jual

dan harga beli.

c. Kewirausahaan Inovatif
Wirausaha dinamis yang menghasilkan ide-ide dan kreasi-

kreasi baru yang berbeda, ia merupakan promotor, tidak saja dalam

memperkenalkan teknik dan produk baru, tetapi juga dalam pasar

dan sumber pengadaan (pembekalan), peningkatan teknik

manajemen, dan metode distribusi baru. Ia mengadakan proses

dinamis pada produk, proses, hasil, sumber pembekalan, dan

organisasi yang baru.

Dan ada 7 Macam Profil Wirausaha dalam Dunia

Entrepreneurship yaitu;

a. Woman Entrepreneur

Profil yang pertama adalah woman entrepreneur. Banyak

wanita yang terjun ke dalam bidang bisnis. Adapun alasan mereka

menekuni bidang bisnis ini karena didorong oleh beberapa faktor.

Misalnya, wanita ingin memperlihatkan kemampuan prestasinya,

membantu ekonomi rumah tangga, frustasi terhadap pekerjaan

sebelumnya, dan lain sebagainya.

b. Minority Entrepreneur

Kaum minoritas terutama di negara Indonesia kurang memiliki

kesempatan kerja di lapangan pemerintahan sebagaimana layaknya

warga negara pada umumnya. Oleh karena itu, mereka menekuni

kegiatan dalam bidang bisnis dalam kehidupan mereka sehari-hari.


Demikian pula para perantau dari kelompok tertentu yang menjadi

kelompok minoritas pada suatu daerah, mereka juga bergiat

mengembangkan dunia bisnis.

c. Immigrant Entrepreneurs

Orang-orang pendatang yang memasuki suatu daerah biasanya

sulit untuk memperoleh pekerjaan formal.

Oleh karena itu, mereka lebih bebas terjun dalam pekerjaan yang

bersifat non formal yang dimulai dari berdagang kecil-kecilan

sampai berkembang menjadi pedagang tingkat menengah, dan

tidak menutup kemungkinan menjadi pedagang yang sukses.

d. Part Time Entrepreneurs

Memulai bisnis untuk mengisi waktu luang atau part time

merupakan pintu gerbang untuk berkembang menjadi usaha besar.

Bekerja part time tidak mengorbankan pekerjaan di bidang lain,

misalnya seorang pegawai pada sebuah kantor mencoba

mengembangkan hobinya untuk berdagang atau hobi yang lainnya.

Hobi ini akhirnya mendatangkan keuntungan yang lumayan. Ada

kalanya orang ini beralih profesi dan berhenti dari seorang

pegawai, kemudian beralih ke bisnis yang merupakan hobinya.

e. Home-Based Entrepreneurs
Ada pula ibu-ibu rumah tangga yang memulai bisnisnya dari

rumah tangga, misalnya ibu-ibu yang pandai membuat kue dan

aneka masakan. Kemudian ia mengirim kue-kue tersebut ke toko

eceran di sekitar tempatnya. Akhirnya usaha makin lama makin

maju. Usaha catering bisa dimulai dari ibu rumah tangga yang

biasa masak. Kemudian usaha ini berkembang melayani pesanan

untuk pesta.

f. Family-Owned Business

Suatu keluarga bisa membuka berbagai jenis dan cabang usaha.

Mungkin saja usaha keluarga ini dimulai lebih dulu oleh bapak,

dan setelah usaha bapak maju lalu dibuka kantor cabang dan

dikelola oleh ibu. Sampai turun-temurun ke anaknya pula.

Perusahaan ini pun menjadi maju, lalu membuka beberapa cabang

lain mungkin jenis usahanya berbeda atau lokasinya berbeda.

Masing-masing usaha ini bisa dikembangkan oleh anak-anak

mereka. Dalam keadaan sulitnya lapangan pekerjaan pada saat ini,

maka kegiatan semacam ini perlu dikembangkan.

g. Copreneurs

Corpreneurs dibuat dengan cara menciptakan pembagian

pekerjaan yang didasarkan atas keahlian masing-masing orang.

Orang-orang yang ahli di bidang ini diangkat menjadi penanggung

jawab divisi-divisi tertentu dari bisnis yang sudah ada.


Sedangkan Zimmerer (1996) mengelompokkan profil wirausaha

sebagai berikut :

a. Part – time entrepreneur yaitu wirausaha yang hanya setengah

waktu melakukan usaha , biasanya sebagai hobi. Kegiatan

usahanya hanya bersifat sampingan.

b. Home – based new ventures yaitu usaha yang dirintis dari rumah /

tempat tinggal

c. Family – owned business yaitu usaha yang dilakukan / dimiliki

oleh beberapa anggota keluarga secara turun – temurun.

d. Copreneurs yaitu usaha yang dilakukan oleh dua orang wirausaha

yang bekerja sama sebagai pemilik dan menjalankan usahanya

bersama-sama.

2. Fungsi Wirausaha

Wirausaha mempunyai dua fungsi, kedua fungsi tersebut adalah fungsi

makro dan fungsi mikro.

a. Fungsi Makro

Secara makro wirausaha berperan sebagai penggerak,

pengendali, dan pemacu perekonomian suatu bangsa. Di amerika

serikat, eropa barat, dan negara-negara di asia, kewirausahaan

menjadi kekuat-an ekonomi negara tertentu, sehingga negara-

negara itu menjadi kekuatan ekonomi dunia yang kaya dengan


perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi. Hasil-

hasil dari penemuan ilmiah, penelitian, dan pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi rekayasa telah menghasilkan kreasi-

kreasi baru dalam produk barang dan jasa-jasa yang berskala

global, yang merupakan hasil dari proses dinamis wirausaha yang

dinamis. Bahkan para wirausahalah yang berhasil menciptakan

lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Peranan

wirausaha melalui usaha kecilnya tidak diragukan lagi, karena ;

1) Usaha kecil dapat memperkokoh pereko-nomian nasional

melalui berbagai keterkaitan usaha, seperti fungsi pemasok,

fungsi produksi, fungsi penyalur, dan pemasar bagi hasil

produk-produk industri besar.

2) Usaha kecil dapat meningkatkan efisiensi ekonomi

khususnya dalam menyerap sumber daya yang ada, dapat

menyerap tenaga kerja lokal, sumber daya lokal, dan

meningkatkan sumber daya manusia menjadi wirausaha-

wirausaha yang tangguh.

3) Usaha kecil dipandang sebagai sarana pendistribusian

pendapatan nasional, alat pemerataan berusaha, dan

pemerataan pendapatan, karena jumlahnya tersebar baik di

perkotaan maupun di pedesaan.


b. Fungsi Mikro

Secara mikro peran wirausaha adalah penanggung risiko dan

ketidakpastian, mengombinasikan sumber-sumber ke dalam cara

yang baru dan berbedauntuk menciptakan nilai tambah dan usaha-

usaha baru. Dalam melakukan fungsi mikronya menurut marzuki

usman (1977) secara umum wirausaha memiliki dua peran, yaitu

sebagai penemu (innovator) dan sebagai perencana (planner).

1) Innovator

Wirausaha berperan dalam menemukan dan menciptakan ;

a) Produk baru (the new product)

b) Teknologi baru (the new technologi)

c) Ide-ide baru (the new image)

d) Organisasi usaha baru (the new organization).

2) Planner

Wirausaha berperan dalam merancang ;

a) Perencanaan usaha (corporate plan)

b) Strategi perusahaan (corporate strategy)

c) Ide-ide dalam perusahaan (corporate image)

d) Organisasi perusahaan (corporate organi-zation)

3. Tantangan Wirausaha Dalam Konteks Global


Dalam konteks persaingan global yang semakin terbuka sekarang ini,

banyak tantangan yang harus dihadapi.

Setiap negara dan bangsa harus bersaing dengan menonjolkan keunggulan

sumber dayanya, negara-negara yang unggul dalam sumber dayanya akan

memenangkan persaingan.

Sebaliknya negara-negara yang tidak memiliki keunggulan bersaing dalam

sumber dayanya akan kalah dalam persaingan dan tidak akan banyak

kemajuan yang dicapainya.

Negara-negara yang memiliki keunggulan bersaing adalah negara yang

dapat memberdayakan sumber daya ekonominya dan dapat

memberdayakan sumber daya manusianya secara nyata.

Sumber ekonomi dapat diberdayakan apabila sumber daya manusia

memiliki keterampilan kreatif dan inovatif.

Gambar 1.1 Tantangan Utama Pengembangan Sumber Daya


Gambar 1.2 Persyaratan Penting dalam Persaingan Bebas
B. KOMPETENSI INTI STRATEGI BERSAING DALAM

KEWIRAUSAHAAN

1. Perkembangan Strategi Usaha Dalam Konteks Persaingan

Michael Porter (1980) yang terkenal dengan strategi bersaingnya

mengemukakan bahwa perusahaan harus daya saing khusus agar memiliki

posisi tawar-menawar yang kuat dalam persaingan. Mnurut teori strategi

dinamis dari Porter (1991), perusahaan dapat mencapai kebehasilan bila

tiga kondisi dipenuhi, yaitu:

a. Tujuan perusahaan dan kebijakan fungsi-fungsi manajemen

(seperti produksi dan pemasaran) harus secara kolektif

memperhatikan posisi terkuat dipasar.

b. Tujuan dan kebijakan tersebut ditumbuhkan berdasarkan kekuatan

perusahaan serta diperbarui terus (dinamis) sesuai dengan

perubahan peluang dan ancaman lingkungan eksternal.

c. Perusahaan harus memiliki dan mengenali kompensi khusus

sebagai pendorong untuk menjalankan perusahaan, misalnya

dengan reputasi merek dan biaya produksi yang rendah.


Menurut Grant (1991) yang dikutip oleh Albert Wijaya (1994),

terdapat langkah yang dapat digunakan untuk mengembangkan strategi

berbasis sumber daya, diantaranya:

a. Mengidentifikasi dan mengklasifikasikan sumber daya. Sumber daya

tersebut berupa:

 Teknologi.

 Kapabilitas karyawan.

 Paten dan merek.

 Kemampuan keuangan.

 Kecanggihan pemasaran.

 Pelayanan pelanggan.

b. Mengidentifikasi dan mengevaluasi kemampuan atau kapabilitas.

Kapabilitas dapat diartikan sebagai apa yang dapat dilakukan oleh

perusahaan melalui kerja sama tim untuk mengembangkan sebagai

sumber daya yang dimiliki perusahaan. Kapabilitas itu

mengintregasikan ide baru, keterampilan, dan pengetahuan lain yang

menjadi kunci berfikir kreatif.

c. Menyortir dan mengembangkan kapabilitas utnuk diterapkan di pasar

guna mencapai keuntungan tinggi secara kesinambungan yang sulit

ditiru atau disaingi. Pada tahap ini kapabilitas perlu dipelihara dalam

hal:
 Daya tahan, yaitu perlu untuk terus diperbharui atau

dimodifikasi dengn mencari pengetahuan dan ide-ide baru.

 Tidak boleh transparan, yaitu dengan mengembangkan

kapabilitas yang beragam dan tidak menggantungkan salah satu

sumber kapabilitas sehingga sulit diamati atau direkontruksi

oleh orang lain.

d. Memformulasikan strategi pengembangan sumber daya inti dn

kapabilitas seefektif mungkin pada semua kegiatan manajemen.

Sementara itu, perusahaan harus mempelajari perkembangan

manajemen dan kemungkinan-kemungkinan masa depan untuk

mempertahankan daya saing perusahaan secara berkesinambungan.

2. Strategi Generic Dan Keunggulan Bersaing

Keunggulan bersaing memiliki dua arti yang berbeda tetapi saling

berhubungan. Ketatnya persaingan menyebabkan perusahaan berusaha

untuk memenangkan persaingan dengan cara menerapkan strategi bersaing

yang tepat sehingga dapat melaksanakan serta mewujudkan tujuan-tujuan

sesuai dengan apa yang diharapkan. Menurut Agustinus Sri Wahyudi

mendefinisikan keunggulan bersaing adalah:”sesuatu yang memungkinkan

sebuah perusahaan memperoleh keuntungan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan rata-rata keuntungan yang diperoleh pesaing dalam

industri. Semakin kuat keunggulan yang dimiliki akan semakin tinggi


keuntungan yang diperoleh perusahaan dan begitu pula sebaliknya”.

Menurut Crown Dirgantoro bahwa, “keunggulan bersaing merupakan

perkembangan dari nilai yang mampu diciptakan perusahaan untuk

pembelinya”.

Keunggulan kompetitif, termasuk bagaimana mendapatkan dan

mempertahankannya, merupakan konsep kunci dalam manajemen

stratejik. Keunggulan kompetitif akan timbul dengan cara memiliki

sesuatu yang tidak dimiliki oleh pesaing lain. Keunggulan kompetitif

adalah strategi bersaing sesuatu yang dirancang untuk dieksploitasi oleh

suatu organisasi (Coulter, 2003:211).

Dalam karyanya paling terkenal Competitive Strategy, Michael P. Porter

(1997 dan 1998) mengungkapkan beberapa strategi yang dapat digunakan

perusahaan untuk dapat bersaing. Beberapa aspek inti dari teori Porter tersebut

adalah :

a. Persaingan merupakan inti keberhasilan dan kegagalan. Hal ini

berarti bahwa keberhasilan atau kegagalan bergantung pada

keberanian perusahaan untuk dapat bersaing. Tanpa berani

bersaing, keberhasilan tidak mungkin dapat diperoleh (Porter,

1997:1). Strategi bersaing dimaksudkan untuk mempertahankan

tingkat keuntungan dan posisi yang langgeng ketika menghadapi

persaingan.
b. Keunggulan bersaing berkembang dari nilai yang mampu

diciptakan oleh perusahaan bagi langganan atau pembeli.

Keunggulan bersaing menggambarkan cara perusahaan memilih

dan mengimplementasikan strategi generik (biaya rendah,

diferensiasi, dan fokus) untuk mencapai dan mempertahankan

keunggulan bersaing. Dengan kata lain, keunggulan bersaing

menyangkut bagaimana suatu perusahaan benar-benar menerapkan

strategi generiknya dalam kegiatan praktis.

c. Ada dua jenis dasar keunggulan bersaing, yaitu biaya rendah dan

diferensiasi. Semua keunggulan bersaing ini berasal dari struktur

industri. Perusahaan yang berhasil dengan strategi biaya rendah

memiliki kemampuan dalam mendesain produk dan pasar yang

lebih efisien dibandingkan pesaing. Sedangkan diferensiasi adalah

kemampuan untuk menghasilkan barang dan jasa unik serta

memiliki nilai lebih (superior value) bagi pembeli dalam bentuk

kualitas produk, sifat-sifat khusus, dan pelayanan lainnya Dalam

hal diferensiasi, perusahaan harus menjadi unik dalam industrinya

secara umum dihargai oleh pembeli, jadi perusahaan dihargai

karena keunikannya. Cara melakukan diferensiasi berbeda untuk

tiap industri dan pada umumnya dapat didasarkan kepada produk,

sistem penyerahan, pendekatan pemasaran dan lain-lain.


d. Kedua jenis dasar keunggulan bersaing di atas mengasilkan tiga

strategi generik (Porter, 1997: 11-12), yaitu:

1) Biaya rendah, Strategi ini mengandalkan keunggulan biaya

yang relatif rendah dalam menghasilkan barang dan jasa.

Keungulan biaya berasal dari:

 Pengerjaan berskala ekonomis

 Teknologi milik sendiri

 Akses preferensi ke bahan baku

2) Diferensiasi. Strategi ini berasal dari kemampuan perusahaan

untuk mengahasilkan barang dan jasa yang unik dalm

industrinya dan dalam semua dimensi umum yang dapat

dihargai oleh konsumen. Diferensiasi dapat dilakukan dalam

beberapa bentuk, antara lain:

 Diferensiasi produk

 Diferensiasi sistem penyerahan/penyampaian produk

 Diferensiasi dalam pendekatan pemasaran

 Diferensiasi dalam peralatan dan konstruksi

 Diferensiasi dalam citra produk

3) Fokus. Startegi fokus berusaha mencari keunggulan dalam

segemen sasaran pasar tertentu meskipun tidak memiliki


keunggulan nbersaing secara keseluruhan. Terdapat dua fokus ,

yaitu :

 Fokus biaya, dilakukan dengan mengusahakan

keunggulan biaya dalam segmen sasarannya.

 Fokus diferensiasi, dilakukan dengan mengusahakan

diferensiasi dalam segmen sasarannya, yaitu pembeli

dengan pelayanan paling baik dan berbeda dengan yang

lainnya.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa strategi generik

pada dasarnya merupakan pendekatan yang berbeda untuk

menciptakan keunggulan. Melalui keunggulan bersaing, perusahaan

dapat memiliki kinerja diatas rata-rata industri lain. Keunggulan

bersaing merupakan kinerja perusahaan yang dapat tampil diatas rata-

rata.

Guna memperoleh suatu keunggulan bersaing, perusahaan

harus menganalisa sumber-sumber daya yang dimiliki untuk

mengidentifikasi kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatannya

dalam rangka membangun suatu kemampuan (capability) untuk

mencapai keunggulan. Menurut Agustinus Sri Wahyudi ada beberapa

keunggulan bersaing yang dapat digunakan oleh perusahaan, yaitu

pada :
1) Harga

2) Pangsa pasar

3) Merk

4) Kualitas produk

5) Kepuasan konsumen

6) Jalur distribusi

3. Kompetensi Kelangsungan Usaha

Ada 10 kompetensi yang harus dimiliki wirausaha menurut Dan &

Bradstreet Business Credit Service, 1993:

a. Knowing your business, yaitu harus mengetahui usaha apa yang

akan dilakukan. Seorang wirausaha harus mengetahui segala

sesuatu yang ada hubungannya dengan usaha atau bisnis yang akan

lakukan. Misalnya, seorang yang akan melakukan bisnis

perhotelan maka ia harus memiliki pengetahuan tentang

perhotelan. Untuk bisnis pemasaran komputer, ia harus memiliki

pengetahuan tentang cara memasarkan komputer.

b. Knowing the basic business management, yaitu mengetahui dasar-

dasar pengelolaan bisnis, misalnya cara merancang usaha,

mengorganisasi dan mengendalikan perusahaan, termasuk dapat

memperhitungkan, memprediksi, mengadministnasikan dan

membukukan kegiatan- kegiatan usaha. Mengetahui manajemen


bisnis beranti memahami kiat, cara, proses, dan pengelolaan semua

sumber daya secara efektif dan efisien.

c. Having the proper attitude, yaitu memiliki sikap yang benar

terhadap usaha yang dilakukannya. Ia harus bersikap sebagai

pedagang, industriawan, pengusaha yang sungguh- sungguh, dan

tidak setengah hati.

d. ) Having adequate capital, yaitu memiliki modal yang cukup.

Modal tidak hanya berbentuk materi, tetapi juga moril.

Kepercayaan dan keteguhan hati merupakan modal utama dalam

usaha. Oleh karena itu, harus cukup waktu cukup uang, tenaga,

tempat, dan mental.

e. Managing finances effectively, yaitu memiliki kemampuan

mengatur/mengelola keuangan secara efektif dan efisien, mencari

sumber dana dan menggunakannya secara tepat, serta

mengendalikannya secara akurat.

f. Managing time efficiently, yaitu kemampuan mengatur waktu

seefisien mungkin. Mengatur, menghitung, dan menepati waktu

sesuai dengan kebutuhannya.

g. Managing people, yaitu kemampuan merencanakan, mengatur,

mengarahkan, menggerakan, dan mengendalikan orang-orang

dalam menjalankan perusahaan.


h. Satisfying customer by providing high quality product, yaitu

memberi kepuasan kepada pelanggan dengan cara menyediakan

barang dan jasa yang bermutu, bermanfaat, dan memuaskan.

i. Knowing how to compete, yaitu mengatahui strategi/cara bersaing.

Wirausaha, harus dapat mengungkap kekuatan (strength),

kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman

(threat) dirinya dan pesaing. Ia harus menggunakan analisis SWOT

baik terhadap dirinya maupun terhadap pesaing.

j. Copying with regulations and paper work, yaitu membuat

aturan/pedoman yang jelas (tersurat, tidak tersirat).

Di samping keterampilan dan kemampuan, wirausaha juga harus

memiliki pengalaman yang seimbang. Ada 4 (empat) kemampuan utama

yang diperlukan untuk mencapai pengalaman yang seimbang agar

kewirausahaan berhasil, yaitu :

1) Technical competence, yaitu memiliki kompetensi dalam bidang

rancang bangun (know-how) sesuai dengan bentuk usaha yang

akan dipilih. Misalnya, kemampuan dalam bidang teknik produksi

dan desain produksi. Ia harus betul-betul mengetahui bagaimana

barang dan jasa itu dihasilkan dan disajikan.

2) Marketing competence, yaitu memiliki kompetensi dalam

menemukan pasar yang cocok, mengidentifikasi pelanggan dan


menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Ia harus mengetahui

bagaimana menemukan peluang pasar yang spesifik, misalnya

pelanggan dan harga khusus yang belum dikelola pesaing.

3) Financial competence, yaitu memiliki kompetensi dalam bidang

keuangan, mengatur pembelian, penjualan, pembu-kuan, dan

perhitungan laba/rugi. Ia harus mengetahui bagaimana

mendapatkan dana dan menggunakannya.

4) Human relation competence, yaitu kompetensi dalam

mengembangkan hubungan personal, seperti kemampuan berelasi

dan menjalin kemitraan antar-perusahaan. Ia harus mengetahui

hubungan inter-personal secara sehat.

4. Konsep 7 S Dalam Usaha

Untuk menghadapi kodisi yang semakin dinamis seperti sekarang ini,

Richard A. D’Aveni (1994: 243) mengemukakan suatu ide dasar bahwa

perusahaan harus menekankan strategi yang berfokus pada pengembangan

kompetensi inti, pengetahuan, dan keunikan asset tidak berwujud untuk

menciptakan keunggulan. Oleh karena itu, D’Aveni mengajukan tujuh

kunci keberhasilan perusahaan dalam lingkungan persaingan yang sangat

dinamis yang dikenal dengan “The New 7-S’s”. Konsep ini meliputi

pokok-pokok dasar sebagai berikut:

1) Superior Stakeholder Satisfaction. Strategi yang pertama dari

konsep ini bertujuan memberikan kepuasan jauh diatas rata-rata


kepada orang-orang yang berkepentingan terhadap perusahaan,

tidak hanya memegang saham, namun juga pemasok, karyawan,

manajer, konsumen, pemerintah, dan masyarakat sekitarnya.

Dengan memberi kepuasan kepada setiap pemilik kepentingan

tersebut, maka kinerjanya perusahaan akan semakin tinggi.

2) Soothsaying. Strategi yang kedua ini berfokus pada sasaran,

artinya perusahaan harus mencari posisi yang tepat bagi produk

dan jasa-jasa yang dihasilkan perusahaan.

3) Positioning for Speed. Strategi ketiga adalah strategi dalam

memosisikan perusahaan secara cepat di pasar. Perusahaan harus

segera mengomunikasikan produk yang dihasilkan ke pasar agar

segera dikenal konsumen.

4) Positioning for Surprise. Strategi keempat adalah membuat posisi

yang mencengangkan melaui barang dan jasa-jasa baru yang lebih

unik dan berbeda serta memberikan nilai tambah baru sehingga

konsumen lebi menyukai barang dan jasa yang dihasilkan

perusahaan.

5) Shifting the Role of the Game. Strategi kelima adalah mengubah

pola-pola persaingan perusahaan yang dimainkan sehingga pesaing

terganggu dengan pola-pola baru yang berbeda.

6) Signaling Strategic Intent. Strategi keenam adalah mengutamakan

perasaan. Kedekatan dengan para karyawan, relasi, dan konsumen


merupakan strategi yang ampuh untuk meningkatkan kinerja

perusahaan.

7) Simultanous and Squential Strategic Thrusts. Strategi ketujuh

adalah mengembangkan factor-faktor pendorong atau penggerak

strategi secara simultan dan berurutan melalui penciptaan barang

dan jasa yang selalu memberi kepuasan kepada konsumen.


BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Munculnya persaingan dalam berwirausaha merupakan hal yang tidak

dapat dihindari. Dengan adanya persaingan, maka wirausahawan dihadapkan

pada berbagai peluang dan ancaman baik yang berasal dari luar maupun dari

dalam perusahaan yang akan memberikan pengaruh yang cukup besar

terhadap kelangsungan hidup usaha. Untuk itu setiap wirausaha dituntut untuk

selalu mengerti dan memahami apa yang terjadi dipasar dan apa yang menjadi

keinginan konsumen, serta berbagai perubahan yang ada di lingkungan bisnis

sehingga mampu bersaing dengan dunia bisnis lainnya dan berupaya untuk

meminimalisasi kelemahan-kelemahan dan memaksimalkan kekuatan yang

dimiliki. Dengan demikian para wirausaha dituntut untuk meinilih dan

menetapkan strategi yang dapat digunakan untuk menghadapi persaingan.

Dengan adanya tekanan persaingan begitu ketat, baik secara langsung atau

tidak langsung sangat mempengaruhi kinerja organisasi bisnis baik dalam hal

teknologi, kebutuhan pelanggan dan siklus produk. Pada saat kondisi seperti

itulah sangat diperlukan strategi yang tepat dalam mengambil keputusan

maupun langkah-langkah tertentu untuk mempertahankan usahanya tersebut.

Strategi bersaing juga diperlukan teknik atau cara-cara yang akan dilakukan

untuk pengembangan usaha.


Strategi adalah pola sasaran, maksud atau tujuan dan kebijakan serta

rencana-rencana penting untuk mencapai tujuan itu, yang dinyatakan dengan

cara seperti menetapkan bisnis yang di anut atau yang akan di anut oleh

perusahaan, dan jenis atau akan menjadi apa perusahaan ini

Ada banyak strategi dalam bersaing diantaranya: strategi bagi

pemimpin pasar, bagi yang bukan pemimpin pasar dan strategi lainnya.

Menyangkut pengembangan keterampilan untuk menanggapi peluang yang

diciptakan oleh perusahaan yang berada di pasar pertama, perubahan

karakteristik produk, pasar, atau industri yang berbasis pada inovasi.

Menerapkan strategi secara tepat akan berdampak pada kemampuan

mereka (wirausaha) untuk bersaing dengan usaha lain serta dapat

meningkatkan kemampuan dalam menghadapi persaingan dengan cara

mengembangkan inovasi produknya. Dengan terus menjaga dan

mengembangkan sumber keunggulan bersaingnya maka kelangsungan usaha

tersebut akan tetap terjaga.

B. SARAN

Tingginya tingkat persaingan yang ada harus dapat menjadi peluang bagi

usaha kecil dan kewirausahaan oleh karena itu para wirausaha tidak hanya

berfokus pada strategi inovasi dan menjalin kemitraan, tetapi strategi yang

penting juga yaitu memperhatikan perkembangan kinerjanya dan berupaya

meningkatkan kinerja.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.ciputraentrepreneurship.com/business-advice/strategi-untuk-menang-
berkompetisi-dengan-pesaing-bisnis

http://yeninawatl.blogspot.com/2013/01/makalah-strategi-bersaing.html

http://combackcampus.blogspot.com/2012/05/kwirausahaan-kompetisi-inti-dan-daya.html

http://echa89.wordpress.com/2012/06/12/kompetensi-inti-dan-strategi-bersaing-dalam-
kewirausahaan-17/

https://www.google.com/amp/s/echa89.wordpress.com/2012/05/13/fungsi-dan-model-
peran-wirausaha/amp/

https://www.vadcoy.com/2019/07/7-macam-profil-wirausaha-dalam-
entrepreneurship.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai