Anda di halaman 1dari 19

PENERAPAN METODE TEAM QUIZ SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK REAKSI REDUKSI


OKSIDASI BAGI SISWA KELAS X MIPA 1 SMA NEGERI 2 ENDE
TAHUN AJARAN 2017/2018

OLEH
SUSANA ARUM SUSETIANINGSIH

Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar kimia khususnya materi
oksidasi pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Ende tahun ajaran 2017/2018. Penelitian ini
merupakan penelitian tindakan kelas yang respondenya berjumlah 32 orang.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan metode team quiz untuk
meningkatkan hasil belajar materi pokok reaksi reduksi oksidasi bagi siswa kelas X
MIPA 1 SMA Negeri 2 Ende. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan
hasil belajar dan motivasi belajar pada peserta didik. Dari 32 siswaterdapat 26
siswamencapai kriteria tuntas, dan 6 siswayang belum tuntas. Hasil belajar ini sudah
memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu sebesar 75 % sehingga tidak
perlu diadakan siklus berikutnya. Pada siklus I ketuntasan klasikal mencapai 71,11%
sedangkan pada siklus II ketuntasan klasikal mengalami peningkatan mencapai 86,67 %.

Kata Kunci; Hasil Belajar, Reduksi oksidasi, metode quiz

Semua orang mengenal pendidikan dan melaksanakan pendidikan. Sebab


pendidikan tidak pernah terpisah dengan kehidupan manusia. Secra non formal
pendidikan mulai dilaksanakan dalam keluarga. Secara fomal pendidikan seseorang
dilaksanakan pada lembaga pendidikan mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai
jenjang pendidikan tinggi. Berkaitan dengan itu maka pendidikan merupakan suatu
proses atau suatu kegiatan yang menghasilkan perubahan tingkah laku manusia.
Pendidikan juga merupakan proses sosial karena menempatkan siswauntuk hidup
berdampingan dengan orang lain .

Proses pendidikan pada hakekatnya adalah proses belajar. Belajar merupakan


perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan.
Sedangkan mengajar adalah interaksi antara pendidik dan siswadalam menyampaikan
informasi.
Mata pelajaran kimia merupakan salah satu dari pelajaran dalam rumpun sains yang
merupakan dasar bagi ilmu pengetahuan yang lain, seperti kedokteran, farmasi, dan lain-
lain. Banyaknya konsep kimia yang bersifat abstrak yang harus diserap siswa dalam
waktu relatif terbatas menjadikan ilmu kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang
dianggap sulit bagi siswa. Salah satunya dalam materi reaksi reduksi-oksidasi, sehingga
banyak siswa gagal dalam belajar kimia. Pada umumnya siswa cenderung belajar dengan
hafalan daripada secara aktif mencari untuk membangun pemahaman mereka sendiri
terhadap konsep kimia.
Fakta yang ditemukan antara lain kurangnya partisipasi guru dalam merancang dan
menerapkan metode pembelajaran sehingga siswa kurang tertarik terhadap materi reaksi
redoks. Pembelajaran yang tidak melibatkan perhatian dan minat siswa disinyalir menjadi
salah satu penyebab menurunnya nilai akademik di SMA Negeri 2 Ende . Hasil belajar
kimia belum seluruhnya mencapai nilai rata-rata KKM seperti yang diharapkan.
Dari uraian di atas, maka belajar aktif itu sangat diperlukan oleh siswauntuk
mendapatkan hasil belajar yang maksimum. Ketika siswapasif, atau hanya menerima dari
pengajar, ada kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang telah diberikan. Oleh
sebab itu diberikan perangkat tertentu untuk dapat mengikat informasi yang baru saja
diterima dari pengajar. Belajar aktif adalah salah satu cara untuk mengikat informasi yang
baru kemudian menyimpannya dalam otak.
Salah satu cara terbaik untuk mengembangkan belajar yang aktif adalah memberikan
tugas belajar yang diselesaikan dalam kelompok kecil . Dukungan sejawat, keragaman
pandangan, pengetahuan dan keahlian, membantu mewujudkan belajar kolaboratif yang
menjadi satu bagian yang berharga untuk iklim belajar di kelas. Salah satu strategi
kolaboratif adalah dengan menggunakan metode quiz team (menguji tim).
Team Quiz merupakan metode dimana siswa dilatih untuk belajar dan berdiskusi
kelompok. Satu kelompok presentasi ke kelompok lain, kemudin memberikan kuis ke
kelompok lain tersebut. Apabila kelompok tersebut tidak bisa menjawab maka pertanyaan
dilempar ke kelompok selanjutnya, dan seterusnya hingga semua kelompok melakukan
presentasi kemudian memberikan kuis.
Metode team quiz ini disusun dan diimplementasikan oleh peneliti agar dapat
membantu memudahkan siswa dalam memahami materi reaksi reduksi-oksidasi. Oleh
karena itu, peneliti mengambil judul “Penerapan metode team quiz sebagai upaya
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok reaksi reduksi oksidasi bagi siswa
kelas X SMA Negeri 2 Ende Tahun ajaran 2017/2018”

KAJIAN TEORI
Hasil Belajar
Definisi belajar menjelaskan pendidikan IPA itu meliputi perkembangan keahlian
mental, sikap, dan keahlian fisik yang dikelompokkan ke dalam aspek kognitif, afektif,
dan psikomotorik. IPA juga menyatukan pengetahuan, sikap, dan proses. Seorang
pengajar IPA tentunya mengamati ketiga aspek tersebut. Hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya. Horward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan
dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Sedangkan Gagne
membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan
intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap dan (e) keterampilan motoris. Dalam sistem
pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan
instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara
garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotoris
Hasil belajar kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi dalam kawasan kognisi.
Proses belajar yang melibatkan kognisi meliputi kegiatan sejak dari penerimaan stimulus
eksternal oleh sensori, penyimpanan dan pengolahan dalam otak menjadi informasi
hingga pemanggilan kembali informasi ketika diperlukan untuk menyelesaikan masalah.
Dalam ranah kognitif itu terdapat enam jenjang proses berpikir, mulai dari jenjang
terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang yang dimaksud
adalah: (1) Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge), (2) pemahaman (comprehension),
(3) penerapan (application), (4) analisis (analysis), (5) Sintesis (synthesis), dan (6)
penilaian (evaluation).
Jadi, penerapan metode pembelajaran yang tepat merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi hasil belajar. Untuk mengatasi masalah-masalah yang berhubungan
dengan masalah proses belajar mengajar, dengan menerapkan metode pembelajaran yang
tepat. Metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran kimia khususnya pada materi
pokok reaksi reduksi oksidasi di antaranya dengan team quiz. Dalam penelitian ini, solusi
yang dirasa paling efektif adalah penerapan metode pembelajaran team quiz untuk
melatih siswaberdiskusi kelompok tentang materi redoks, sehingga siswaakan
membangun pengetahuannya secara mandiri terutama dalam penyelesaian soal.

Metode Team Quiz.


Metode Team Quiz merupakan salah satu strategi pembelajaran aktif. Pembelajaran
aktif merupakan pendekatan pembelajaran yang lebih banyak melibatkan aktivitas
siswadalam mengakses berbagai informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji
dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman
yang dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensinya. Lebih dari itu, pembelajaran
aktif memungkinkan siswamengembangkan kemampuan berfikir, seperti menganalisis
dan mensintesis, serta melakukan penilaian terhadap peristiwa belajar, dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
a. Metode
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Dalam kegiatan mengajar, metode diperlukan oleh guru dan
penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah
pengajaran berakhir.
b. Team Quiz.
Team quiz merupakan metode dimana siswa dilatih untuk belajar dan berdiskusi
kelompok. Satu kelompok presentasi ke kelompok lain, kemudian memberikan
kuis ke kelompok lain. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
 Siswa dibagi menjadi 5 kelompok.
 Masing- masing kelompok mendapatkan materi dari guru sesuai dengan
sub babnya.
 Kelompok 1 mempresentasikan sub babnya kepada kelompok lain.
 Setelah selesai presentasi, kelompok 1 memberikan kuis kepada kelompok
2. Jika kelompok 2 tidak dapat menjawab, maka kuis dilempar ke
kelompok 3.
 Kelompok 1 memberikan kuis ke kelompok 3, jika kelompok 3 tidak dapat
menjawab, maka kuis dilempar ke kelompok 4, dan seterusnya.
 Setelah kelompok 1 selesai presentasi dan memberikan kuis, dilanjutkan
kelompok 2 mempresentasikan sub babnya dan memberikan kuis kepada
kelompok 3. Jika kelompok 3 tidak dapat menjawab, maka kuis dilempar
ke kelompok 4, dan seterusnya.
Setelah semua kelompok selesai berdiskusi, presentasi dan memberikan
kuis, kemudian semua mengumpulkan hasil diskusinya.

Materi Pokok Redoks di SMA/MA.


a) Reaksi Reduksi Oksidasi
 Perkembangan Konsep Reduksi-oksidasi.
Dari sejarahnya istilah oksidasi diterapkan untuk prosesproses dimana
oksigen diambil oleh suatu zat. Sedangkan reduksi dianggap sebagai proses
dimana oksigen diambil dari dalam suatu zat. Oksidasi adalah suatu proses
di mana suatu senyawa kimia melepaskan elektron. Reduksi merupakan
kebalikan dari proses oksidasi, yaitu suatu proses di mana suatu senyawa
kimia menerima elektron. Karena reaksi oksidasi selalu disertai reaksi
reduksi, demikian pula sebaliknya, maka reaksi oksidasi sering dinamakan
sebagai reaksi redoks. Setengah reaksi yang pertama menyatakan reaksi
oksidasi, sedangkan setengah reaksi yang kedua menyatakan reaksi reduksi.
 Bilangan Oksidasi
Bilangan oksidasi adalah bilangan (baik positif maupun negatif) yang diberi
tanda pada atom dalam suaatu senyawa, agar dapat diketahui perubahan-
perubahan yang terjadi pada reaksi redoks. Aturan untuk menntukan
bilangan oksidasi :
1) Bilangan oksidasi setiap unsur dalam bentuk unsurnya adalah nol, tanpa
memperhatikan rumitnya bentuk molekul dimana unsur itu berada. Jadi
atom dalam Ne, F2, P4 dan S8, semuanya mempunyai bilangan oksidasi
nol.
2) Bilangan oksidasi setiap ion yang mengandung satu atom, suatu ion
yang hanya terdiri dari satu atom (monoatomic ion), sama dengan
muatan yang ada dalam ion. Dengan demikian ion Na+ , Al3+, dan S2-
mempunyai bilangan oksidasi +1, +3 dan -2
3) Jumlah semua bilangan oksidasi dari semua atom dalam suatu senyawa
adalah nol. Untuk ion yang mengandung atom banyak (polyatomic),
jumlah bilangan oksidasi harus sama dengan muatan yang ada pada ion.
4) Keadaan oksidasi hidrogen dalam senyawa umumnya +1 kecuali dalam
senyawa hidrida logam sama dengan –1
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pra Siklus
Peneliti mengamati keaktifan siswadi kelas X MIA 2 saat pembelajaran kimia pada
materi pokok larutan elektrolit dan non elektrolit. Berdasarkan pengamatan yang peneliti
lakukan kegiatan pembelajarannya masih menggunakan metode ceramah, sehingga
komunikasi antar guru dengan siswa hanya satu arah. Siswa yang duduk paling
belakang tidak memiliki konsentrasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. mengantuk
dan ada yang mengobrol dengan temannya. Hasil belajar aspek kognitif nilai ulangan
materi redoks dua tahun sebelumnya yaitu tahun pelajaran 2008/2009 dan 2009/2010
dijadikan nilai pra siklus. Keaktifan siswajuga diperoleh dari wawancara peneliti selaku
guru kimia kelas X. Beliau menyatakan bahwa siswakurang aktif dalam mengikuti proses
belajar mengajar terutama pada materi pokok reaksi reduksi oksidasi pada tahun pelajaran
2008/2009 dan 2009/2010. Adapun hasil analisis yang diperoleh adalah seperti pada
table:

Tahun Rata-rata Kelas Ketuntasan Belajar


2008/ 2009 55,31 50%
2009/ 2010 58,63 50%

Nilai rata-rata kelas materi redoks adalah 56,97 dengan ketuntasan belajar 50% dan
ini menunjukkan masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada tahun
pelajaran tersebut yaitu 60. Keaktifan siswadalam materi reaksi redoks sebelumnya
masih kurang aktif.

Hasil Penelitian
Siklus I
a) Perencanaan
Proses perencanaan dalam siklus I merupakan persiapan yang dilakukan sebelum
pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Perencanaan tersebut
meliputi :
 Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun bersama
rekan sejawat yang memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan
pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran dengan metode team quiz, dan materi
pembelajaran yaitu reaksi redoks. usun alat evaluasi pembelajaran.

b) Tindakan
Tindakan pada siklus I berupa pelaksanaan dari rencana yang telah disusun dan
disiapkan yaitu guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode
team quiz. Deskripsi pelaksanaan tindakan pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan I
Pada pertemuan I dilaksanakan dengan alokasi waktu 2x45 menit.
 Pendahuluan
Pembelajaran dimulai dengan ucapan salam dari guru yang dilanjutkan dengan
jawaban salam secara serempak oleh peserta didik. Kemudian guru mengadakan
presensi kepada peserta didik. Semua siswatidak ada yang absen dalam
pertemuan ini. Dilanjutkan guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu
mempelajari reaksi redoks dengan menggunakan metode team quiz.
Siswamendengarkan guru dengan sungguh-sungguh, tetapi ada empat siswayang
duduk di bangku belakang terlihat asyik berbicara sendiri dengan teman
sebangkunya, sehingga tidak mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru.
 Kegiatan Inti
Guru menjelaskan secara garis besar konsep reaksi redoks dan konsep bilangan
oksidasi. Kemudian Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok secara acak.
Setelah guru selesai membacakan daftar kelompok, siswasegera membentuk
kelompok. Setelah itu guru membagikan lembar materi kepada semua kelompok
untuk nanti didiskusikan dengan kelompoknya masing-masing. Kelompok 1
mendiskusikan sub materi perkembangan konsep redoks. Sedangkan kelompok 2
mendiskusikan materi konsep bilangan oksidasi.
 Kegiatan Penutup
Guru memberikan PR kepada siswa berupa 10 soal pilihan ganda, dan harus
dikumpulkan peda pertemuan berikutnya. Kemudian Guru mengumumkan akan
diadakannya ulangan pada pertemuan berikutnya berkaitan dengan materi
perkembangan konsep redoks dan bilangan oksidasi. Siswaterlihat sedikit gaduh.
Lalu Guru mengakhiri pertemuan dengan berpesan kepada siswaagar belajar di
rumah untuk mempersiapkan materi ulangan. Selanjutnya guru mengucapkan
salam.
2) Pertemuan Kedua
Pertemuan II dilaksanakandengan alokasi waktu 2x45 menit.
a. Pendahuluan
Guru mengawali pertemuan dengan salam pembuka dan dijawab
serempak oleh peserta didik. Dilanjutkan dengan pembahasan PR oleh
siswa dibimbing guru. Semua siswa megeluarkan PR yang telah mereka
kerjakan dan ditukar dengan teman sebangkunya untuk selanjutnya
dikoreksi bersama-sama. Kemudian guru memberikan pengarahan
sebelum evaluasi siklus I dilaksanakan. Siswatenang mendengarkan
pengarahan dari guru.
b. Kegiatan Inti
Siswa melakukan persiapan evaluasi dengan berdo’a. Lalu guru
memberikan instruksi agar semua buku dimasukkan ke dalam tas.
Kemudian guru membagikan lembar evaluasi kepada siswaberupa 10
soal uraian. Dilanjutkan siswamengerjakan soal evaluasi dengan tenang
dan sungguh-sungguh. Guru berkeliling mengawasi siswamengerjakan
soal. Ketika sampai di bangku belakang, guru mengatahui Wita
Siswayang duduk di belakang membawa contekan. Akhirnya guru
mengambil contekannya dan menegurnya
c. Penutup
Setelah Siswaselesai mengerjakan soal, siswamengumpulkan lembar
jawab. Dan guru mengakhiri pertemuan dengan salam penutup.
Berdasarkan nilai evaluasi siklus I dari jumlah siswa sebanyak 45,
diperoleh siswa yang memenuhi kriteria tuntas yaitu yang memperoleh
nilai ≥60 sebanyak 32 siswa, sedangkan yang tidak tuntas yaitu yang
memperoleh nilai ≤60 sebanyak 13 siswa. Dan nilai rata-rata kelas
sebesar 67,96 serta ketuntasan klasikal sebesar 71,11%.
c) Observasi (Pengamatan)
Selama proses tindakan berlangsung, dilakukan juga pengamatan atau
observasi terhadap proses tindakan yang telah dilaksanakan. Peneliti
mengamati jalannya proses pembelajaran dengan berpedoman pada
format lembar observasi yang telah disiapkan. Hasil observasi peneliti
pada siklus I adalah sebagai berikut:
Hasil pengamatan kepada guru Adapun hasil pengamatan oleh peneliti
terhadap kinerja guru pada saat pembelajaran team quiz diantaranya:
penjelasan guru tentang prosedur team quiz dikegiatan pendahuluan jelas,
hanya saja penyampaiannya terlalu cepat sehingga kurang dimengerti
oleh peserta didik. Suara guru saat menyampaikan materi kurang keras
sehingga siswayang berada di bangku belakang ada yang kurang
memperhatikan. Perhatian guru pada setiap kelompok ketika siswa
diskusi juga belum merata sehingga ada siswayang merasa diacuhkan.
Ketepatan guru dalam mengelola waktu pembelajaran menggunakan
team quiz ini masih kurang, ada kuis yang belum terselesaikan.
Kemampuan guru dalam menjawab pertanyaan dari siswasudah baik.
Guru memperhatikan dengan serius saat siswa dari perwakilan kelompok
mempresentasikan sub babnya.
Guru dalam melaksanakan prosedur team quiz sudah sesuai dengan
prosedur di RPP. Demikian juga guru dapat memberikan arahan kepada
siswa dan menciptakan komunikasi yang timbal balik disaat
pembelajaran berlangsung. Guru kurang aktif dalam membimbing
diskusi. Belum sepenuhnya guru memotivasi siswa untuk bertanya. Guru
menyimak dengan sungguh-sungguh ketika siswa presentasi sehingga
dapat meluruskan meteri ketika siswa menyimpang dari materi. Guru
membantu siswayang kesulitan materi sehingga siswamenjadi paham dan
guru dapat menumbuhkan rasa percaya diri pada peserta didik.
Demikian halnya kemampuan guru dalam memberikan semangat
kepada siswadalam mengerjakan kuis. Guru cermat dalam mengamati
keaktifan siswa. Guru sangat teliti dalam mengoreksi jawaban kuis yang
dikerjakan oleh peserta didik, sehingga ketika siswasalah dalam
menjawab kuis guru langsung memberikan kesempatan kepada kelompok
lain untuk membetulkannya.
Guru belum seluruhnya mengkondisikan siswa yang kurang aktif saat
pembelajaran. Guru sudah terampil dalan mengelola kelas. Guru belum
menyimpulkan materi dikegiatan akhir karena waktunya kurang
d) Refleksi
Refleksi pada siklus I berupa perenungan peneliti terhadap
pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus I yaitu tentang kelebihan
dan kekurangannya. Dengan memperhatikan hal-hal yang perlu diambil
dan dilaksanakan untuk perbaikan pada siklus berikutnya yaitu siklus II.
Pada pelaksanaan siklus I ini pelaksanaan pembelajaran materi
perkembangan konsep redoks dan bilangan oksidasi dengan
menggunakan metode team quiz masih belum berjalan sesuai rencana
tindakan.
Hal ini disebabkan siswabelum memahami mekanisme pembelajaran
dengan menggunakan metode team quiz dengan benar. Untuk itu perlu
adanya perbaikan ulang mengenai perencanaan yang nantinya akan
digunakan dalam pembelajaran pada siklus II. Hasil refleksi pada siklus I
adalah: siswa kurang aktif, kurang percaya diri, guru kurang mengelola
kelas, perhatian kurang merata.
Siklus II
a) Perencanaan
Perencanaan pada siklus II berupa kegiatan mempertimbangkan upaya pemecahan
masalah yang ditemukan pada siklus I. Pertimbangan dan pemilihan pemecahan
masalah tersebut dituangkan dalam perencanaan untuk kegiatan tindakan siklus II.
Berdasarkan kendala-kendala yang dihadapi pada siklus I, maka perencanaan yang
dibuat adalah penyiapan rancangan pembelajaran yang disusun yaitu:
1) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun bersama
guru kelas yang memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator,
tujuan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran dengan metode team quiz,
dan materi pembelajaran yaitu reduktor dan oksidator, tata nama senyawa
redoks dan penerapan konsep redoks
2) Membuat instrumen yang akan digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas
(PTK).
3) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
4) Merancang langkah-langkah pembelajaran dengan alokasi waktu yang tepat.
b) Tindakan
Tindakan pada siklus II berupa pelaksanaan dari rencana yang telah disusun dan
disiapkan yaitu guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode team
quiz. Deskripsi pelaksanaan tindakan pembelajaran adalah sebagai berikut:
 Pertemuan I
Siklus II pada pertemuan I dilaksanakan dengan alokasi waktu 2x45 menit.
1) Pendahuluan
Pembelajaran dimulai dengan ucapan salam dari guru yang
dilanjutkan dengan jawaban salam secara serempak oleh peserta didik.
Kemudian guru mengadakan presensi kepada peserta didik. Semua
siswatidak ada yang absen dalam pertemuan ini. Dilanjutkan guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu mempelajari reaksi redoks
pada sub bab menentukan reduktor dan oksidator dalam reaksi redoks,
tata nama senyawa redoks serta aplikasi konsep redoks dengan
menggunakan metode team quiz. Semua Siswamendengarkan guru
dengan sungguh-sungguh.

2) Kegiatan Inti
Guru menjelaskan secara garis besar materi reduktor dan oksidator, tata
nama senyawa redoks serta aplikasi konsep reaksi redoks. Semua
siswaterlihat tenang mendengarkan penjelasan dari guru. Kemudian
siswamembentuk kelompok sama dengan kelompok pada saat
pembelajaran konsep redoks. Setelah siswamengelompok, guru
membagikan lembar kerja kelompok kepada semua kelompok untuk
nanti didiskusikan dengan kelompoknya masing-masing
3) Kegiatan Penutup
Guru memberikan PR kepada siswa berupa 10 soal pilihan ganda, dan
harus dikumpulkan peda pertemuan berikutnya. Kemudian Guru
mengumumkan akan diadakannya ulangan pada pertemuan berikutnya
berkaitan dengan materi reduktor dan oksidator dalam reaksi redoks, tata
nama senyawa redoks, serta aplikasi konsep redoks. Lalu Guru
mengakhiri pertemuan dengan berpesan kepada siswaagar belajar di
rumah untuk mempersiapkan materi ulangan. Selanjutnya guru
mengucapkan salam.
 Pertemuan II
Pertemuan II dilaksanakan dengan alokasi waktu 2x45 menit.
a. Pendahuluan
Guru mengawali pertemuan dengan salam pembuka dan dijawab
serempak oleh peserta didik. Dilanjutkan dengan pembahasan PR oleh
siswa dibimbing guru. Semua siswa megeluarkan PR yang telah mereka
kerjakan dan ditukar dengan teman sebangkunya untuk selanjutnya
dikoreksi bersama-sama. Kemudian guru memberikan pengarahan
sebelum evaluasi siklus II dilaksanakan. Dan siswatenang
mendengarkan pengarahan dari guru
b. Kegiatan Inti
Siswamelakukan persiapan evaluasi dengan berdo’a. Lalu guru
memberikan instruksi agar semua buku dimasukkan ke dalam tas.
Kemudian guru membagikan lembar evaluasi kepada siswaberupa 10
soal uraian. Dilanjutkan siswamengerjakan soal evaluasi dengan tenang
dan sungguh-sungguh. Guru berkeliling mengawasi siswamengerjakan
soal. Semua siswatenang dalam mengerjakan soal. Tidak ada satupun
siswayang mencontek.
c. Penutup
Setelah siswaselesai mengerjakan soal, siswamengumpulkan lembar
jawab. Dan guru mengakhiri pertemuan dengan salam penutup.
Adapun hasil nilai tes evaluasi siklus 2 pada materi redoks ini, dari 45
siswa diperoleh siswa yang tuntas dengan memperoleh nilai ≥60 sebanyak
39 siswa, sedangkan siswa yang tidak tuntas yaitu yang memperoleh nilai
≤60 sebanyak 6 siswa. Dan nilai ratarata yang diperoleh pada siklus II ini
sebesar 70 dengan ketuntasan klasikal 86,67%
c) Observasi
Selama proses tindakan berlangsung, dilakukan juga pengamatan atau observasi
terhadap proses tindakan yang telah dilaksanakan. Peneliti mengamati jalannya
proses pembelajaran dengan berpedoman pada format lembar observasi yang telah
disiapkan. Hasil observasi peneliti pada siklus II adalah sebagai berikut:
Adapun hasil pengamatan oleh peneliti terhadap kinerja guru pada saat
pembelajaran team quiz pada siklus II ini diantaranya: penjelasan guru tentang
prosedur team quiz di kegiatan pendahuluan sudah jelas. Suara guru saat
menyampaikan sub materi menentukan reduktor dan oksidator dalam reaksi redoks,
tata nama senyawa redoks dan aplikasi konsep redoks sudah keras. Perhatian guru
pada setiap kelompok ketika siswa diskusi sudah merata. Ketepatan guru dalam
mengelola waktu menggunakan team quiz ini baik atau sudah efisien. Guru dapat
menjawab pertanyaan dari peserta didik. guru memperhatikan dengan serius saat
siswa dari perwakilan kelompok mempresentasikan sub babnya. Guru melaksanakan
prosedur team quiz dengan runtut. Demikian juga cara guru dalam memberikan
arahan kepada siswa disaat pembelajaran berlangsung sudah baik. Guru
membimbing siswa berdiskusi dengan penuh kesabaran.
Cara guru memotivasi siswa untuk bertanya sudah baik. Kemampuan guru
dalam meluruskan meteri saat siswa presentasi sangat baik, saat presentasi siswa
menyimpang dari materinya guru langsung membenarkan. Guru dalam membimbing
siswayang kesulitan materi dan menumbuhkan rasa percaya diri pada peserta didik.
Demikian halnya kemampuan guru dalam memberikan semangat kepada siswadalam
mengerjakan kuis. Kecermatan guru dalam mengamati keaktifan siswa sudah baik.
Ketelitian guru dalam mengoreksi jawaban kuis yang dikerjakan oleh
siswasangat baik. Cara guru dalam mengkondisikan siswa yang kurang aktif saat
pembelajaran sudah baik. Keterampilan guru dalan mengelola kelas sudah baik.
Ketepatan guru dalam menyimpulkan materi di kegiatan akhir baik.
d) Refleksi
Setelah pembelajaran pada siklus II selesai dan telah diketahui keaktifan
maupun hasil belajar siswamaka diperoleh beberapa refleksi selama siklus II ini
berlangsung. Adapun hasil refleksi pada siklus II adalah sebagai berikut: penjelasan
guru cuk kegiatan pembelajaran baik .

PEMBAHASAN
Siklus I
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dari lembar observasi, pelaksanaan
pembelajaran team quiz pada siklus I mengalami perubahan pada aspek afektif .
Penjelasan guru tentang prosedur team quiz pada kegiatan pendahuluan belum jelas
sehingga siswabelum memahami prosedur pembalajarannya.
Perhatian guru pada setiap kelompok ketika siswa diskusi belum merata, sehingga
ada siswayang merasa kurang diperhatikan. Ketepatan guru dalam mengelola waktu
pembelajaran menggunakan team quiz ini belum maksimal sehingga tidak cukup waktu
untuk meenyimpulkan materi. Kemampuan guru dalam menjawab pertanyaan dari
siswasudah baik. Perhatian guru saat siswa dari perwakilan kelompok mempresentasikan
sub babnya sudah baik, terlihat dari keberanian siswadari perwakilan kelompok I dan II
yang mempresentasikan sub babnya masing-masing dengan serius.
Keruntutan guru dalam melaksanakan prosedur team quiz sudah baik sesuai dengan
perencanaannya. Demikian juga cara guru dalam memberikan arahan kepada siswa di
saat pembelajaran berlangsung sudah baik. Khususnya pada saat diskusi, kelompok yang
kesulitan materi langsung menanyakannya pada guru untuk persiapan presentasi.
Kemampuan guru dalam membimbing diskusi baik, masih ada siswa yang berbicara
sendiri dengan temannya.
Cara guru memotivasi siswa untuk bertanya kurang baik, hanya ada 2 siswa yang
bertanya ketika kelompok 1 presentasi dan 3 siswa yang bertanya ketika kelompok 2
presentasi. Kemampuan guru dalam meluruskan materi saat siswa presentasi sangat baik.
Kemampuan guru dalam membantu siswayang kesulitan materi dan menumbuhkan rasa
percaya diri pada siswasudah baik. Demikian halnya kemampuan guru dalam
memberikan semangat kepada siswadalam mengerjakan kuis. Siswaberusaha keras untuk
dapat menyelesaikan kuis agar kelompoknya juga dapat memperoleh nilai jika
jawabannya benar.
Kecermatan guru dalam mengamati keaktifan siswa sudah baik, guru mengamati
siswa dimulai dari awal siswa diskusi, presentasi, mengerjakan kuis, hingga menuliskan
hasil kerja kelompoknya. Ketelitian guru dalam mengoreksi jawaban kuis yang
dikerjakan oleh siswasangat baik, guru dan siswa mengoreksi bersama jika jawaban kuis
masih salah, guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk
membenarkannya. Cara guru dalam mengkondisikan siswa yang kurang aktif saat
pembelajaran belum maksimal, terlihat belum semua siswa aktif ketika mendiskusikan
materi kelompok. Keterampilan guru dalam mengelola kelas sudah baik. Ketepatan guru
dalam menyimpulkan materi pada kegiatan akhir kurang, disebabkan waktu yang tidak
cukup.
Berdasarkan pengamatan terhadap peserta didik, banyak yang kurang antusias
dalam mengikuti pembelajaran team quiz ini, hal ini disebabkan siswabelum memahami
benar tentang prosedur pembelajaran . Keaktifan siswapada saat diskusi juga masih dalam
kategori cukup baik dikarenakan belum semua siswakhususnya dalam kelompok ikut
berpartisipasi aktif dalam diskusi. Ada yang berbicara sendiri dengan temannya dan ada
pula yang hanya menjadi pendengar saja. Keberanian siswadalam presentasi masih dalam
kriteria cukup baik, hanya siswatertentu saja yang berani mempresentasikan materi
kelompoknya. Saat sesi tanya jawab, setelah presentasi dari kelompok 1, ada 2 siswa
yang mengajukan pertanyaan, dan setelah kelompok 2 presentasi, hanya ada 3 siswa saja
yang mengajukan pertanyaan.
Kemampuan siswadalam menyelesaikan kuis masih kurang baik, dikarenakan
siswamasih kurang memahami materi yang dipresentasikan oleh temannya. Ketika
kelompok 1 memberikan kuis pertamanya kepada kelompok 2, kelompok 2 dapat
menjawabnya. Kemudian kelompok 1 melanjutkan kuisnya ke kelompok 3, tetapi
kelompok 3 tidak dapat menjawabnya dengan sempurna, sehingga kuis dilempar ke
kelompok 4 dan kelompok 4 dapat menyempurnakan jawabannya. Selanjutnya kelompok
1 memberikan kuis terakhirnya untuk dijawab oleh kelompok 4, dan kelompok 4 dapat
menyelesaikannya dengan benar. Setelah itu, kelompok 2 mempresentasikan konsep
bilangan oksidasi. Lalu memberikan kuis pertamanya ke kelompok 3. Akan tetapi
kelompok 3 tidak dapat menjawabnya dengan benar sehingga kelompok 4 diberi
kesempatan untuk menjawabnya. Setelah kuis pertama dari kelompok 2 dapat terjawab
oleh kelompok 4, kemudian kelompok 2 melanjutkan kuis yang kedua, tetapi kelompok 4
memberikan jawaban yang belum benar, kemudian kuis dilempar ke kelompok 5, akan
tetapi kelompok 5 pun belum dapat menyempurnakan jawabannya, lalu guru memberikan
kesempatan kepada kelompok 1, dan kelompok 1 dapat menyempurnakan jawabannya.
Hal ini menunjukkan ada siswayang belum dapat memahami materi yang dipresentasikan
oleh temannya.
Dari aspek lain, hubungan kerjasama dalam kelompok sangat bagus, terlihat
siswayang sudah memahami materi membantu temannya yang kesulitan materi.
Keterampilan Siswadalam memberikan kuis sudah sangat baik, kuis tidak menyimpang
dari materi kelompoknya. Keaktifan mengemukakan pendapat juga sudah baik,
ditanggapi dengan lapang dada oleh siswalainnya. Semua kelompok juga sudah
menuliskan hasil diskusinya dengan baik. \
Berdasarkan nilai ulangan siklus I dari 32 siswaterdapat 24 siswamencapai kriteria
tuntas, dan 8 siswayang belum tuntas. Rata-rata hasil belajar aspek kognitif siswayang
diperoleh dari ulangan pada siklus I sebesar 67,96 dan ketuntasan klasikal sebesar
71,11%. Hasil belajar ini sudah lebih baik dari keadaan sebelumnya pada saat pra siklus
yang rata-ratanya sebesar 56,97. Ini menunjukkan hasil belajar kognitif pada siklus I
dengan menggunakan metode team quiz sudah mengalami peningkatan, namun
ketuntasan klasikalnya belum memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu
sebesar 75%.

Siklus II
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dari lembar observasi, pelaksanaan
pembelajaran team quiz pada siklus II ini, hasil belajar pada aspek afektif siswayang
dilihat dari keaktifan siswasudah sesuai dengan yang diharapkan, hal ini tidak terlepas
dari kinerja guru pula. Penjelasan guru tentang prosedur team quiz dikegiatan
pendahuluan sudah jelas sehingga siswadapat melaksanakan pembelajaran sesuai
prosedur.
Ketepatan guru dalam mengelola waktu pembelajaran menggunakan team quiz ini
sudah maksimal, sehingga guru mempunyai cukup waktu untuk menyimpulkan materi.
Kemampuan guru dalam menjawab pertanyaan dari siswasudah baik. Perhatian guru saat
siswa dari perwakilan kelompok mempresentasikan sub babnya sudah baik, terlihat dari
keberanian siswadari perwakilan kelompok 3, 4 dan 5 yang mempresentasikan sub
babnya masing-masing dengan serius
Keruntutan guru dalam melaksanakan prosedur team quiz sudah baik sesuai dengan
perencanaannya. Demikian juga cara guru dalam memberikan arahan kepada siswa disaat
pembelajaran berlangsung sudah baik. Khususnya pada saat diskusi, kelompok yang
kesulitan materi langsung menanyakannya pada guru untuk persiapan presentasi.
Kemampuan guru dalam membimbing diskusi baik, tidak ada siswa yang berbicara
sendiri dengan temannya.
Kemampuan guru memotivasi siswa untuk bertanya sudah baik, ada 2 siswa yang
bertanya ketika kelompok 3 presentasi dan 3 siswa yang bertanya ketika kelompok 4
presentasi. Serta 3 siswa ketika kelompok 5 presentasi. Kemampuan guru dalam
meluruskan meteri saat siswa presentasi sangat baik. Kemampuan guru dalam membantu
siswayang kesulitan materi dan menumbuhkan rasa percaya diri sudah baik. Demikian
halnya kemampuan guru dalam memberikan semangat kepada siswadalam mengerjakan
kuis. Siswaberusaha keras untuk dapat menyelesaikan kuis agar kelompoknya juga dapat
memperoleh nilai jika jawabannya benar.
Kecermatan guru dalam mengamati keaktifan siswa sudah baik, guru mengamati
siswa dimulai dari awal siswa diskusi, presentasi, mengerjakan kuis, hingga menuliskan
hasil kerja kelompoknya. Ketelitian guru dalam mengoreksi jawaban kuis yang
dikerjakan oleh siswa sangat baik . Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain
untuk membenarkannya. Cara guru dalam mengkondisikan siswa yang kurang aktif saat
pembelajaran sudah baik, guru memberikan tambahan nilai plus bagi siswa yang aktif,
sehingga siswa termotivasi aktif baik dalam diskusi, presentasi, maupun ketika menjawab
kuis.
Berdasarkan pengamatan terhadap peserta didik, antusias siswameningkat dalam
mengikuti pembelajaran team quiz ini. Hal ini karena siswasudah memahami benar
tentang prosedur pembelajaran dengan menggunakan metode team quiz yang dijelaskan
oleh guru. Keaktifan siswa pada saat diskusi dalam kategori baik dikarenakan semua
siswakhususnya dalam kelompok ikut berpartisipasi aktif dalam diskusi. Tidak ada yang
berbicara sendiri dengan temannya dan tidak ada yang hanya menjadi pendengar saja.
Keberanian siswadalam presentasi sudah baik, tidak hanya siswa tertentu saja yang
berani mempresentasikan materi kelompoknya. Saat sesi tanya jawab, setelah presentasi
dari kelompok 3, ada 2 siswa yang mengajukan pertanyaan, dan setelah kelompok 4
presentasi, ada 3 siswa saja yang mengajukan pertanyaan. Demikian pula ketika
kelompok 5 presentasi, ada 3 siswa yang mengajukan pertanyaan. Kemampuan
siswadalam menyelesaikan kuis sudah baik, dikarenakan siswatelah dapat memahami
materi yang dipresentasikan oleh temannya. Ketika kelompok 3 memberikan kuis
pertamanya kepada kelompok 4, kelompok 4 dapat menjawabnya. Kemudian kelompok 3
melanjutkan kuisnya ke kelompok 5, kelompok 5 juga dapat menjawabnya dengan
sempurna, lalu kelompok 3 melanjutkan kuisnya ke kelompok 1, akan tetapi kelompok 1
tidak dapat menjawabnya sehingga disempurnakan oleh kelompok 2.
Setelah itu, kelompok 4 mempresentasikan tata nama senyawa redoks. Lalu
memberikan kuis pertamanya ke kelompok 5. Kelompok 5 dapat menjawabnya dengan
benar, lalu kuis dilanjutkan diberikan ke kelompok 1 dan 2. Kemudian kelompok 5
mempresentasikan sub bab nya tentang aplikasi konsep redoks dan memberikan kuis
kepada kelompok 1. Kelompok 1 dapat menyelesaikannya dengan benar. Begitu juga
dengan kelompok 2 dan 3 dapat menyelesaikan kuis yang diberikan oleh kelompok 5.
Berdasarkan nilai ulangan siklus II pada sub materi pokok menentukan reduktor dan
oksidator dalam reaksi redoks, tata nama senyawa redoks serta aplikasi konsep redoks
dalam kehidupan, diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 70 dengan ketuntasan klasikal
86,67%. Dari 32 siswa terdapat 26 siswa mencapai kriteria tuntas, dan 6 siswa yang
belum tuntas. Hasil belajar ini sudah memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan
yaitu sebesar 75 % sehingga tidak perlu diadakan siklus berikutnya

Hasil Belajar Aspek Kognitif Siklus I dan Siklus II

No Pelaksanaan Siklus Rata-rata Ketuntasan Klasikal


1 Siklus I 67,96 71,11%
2 Siklus II 70,00 86,67%
Dilihat dari tabel di atas, perbandingan rata-rata hasil tes akhir pada siklus I dan
siklus II menunjukkan adanya sebuah peningkatan dari tiaptiap siklus. Karena siswa
sudah terbiasa dengan metode pembelajaran team quiz yang diterapkan

KESIMPULAN

Penggunaan model pembelajaran kooperatif dalam penelitian ini telah berdampak


positif terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok reaksi reduksi oksidasi. Dalam
penelitian ini terjadi peningkatan hasil belajar siswasecara bertahap. Dimana pada pra
siklus hasil belajar siswadari 32 siswahanya 5 orang siswayang tuntas atau 16.7 %.
Sementara pada siklus I menjadi 17 orang yang tuntas atau 56.7 %. Dan pada siklus II
manjadi 32 orang yang tuntas atau 100 %. Hal ini terbukti bahwa model pembelajaran
kooperati tipe STAD dapat meningkatkan minat belajar peserta didik

SARAN
Berkaitan dengan uraian terdahulu maka beberapa saran yang disampaiakan antara
lain:

- Guru harus kreatif dalam mempersiapkan materi pembelajaran


- Guru harus lebih bervariasi dalam menggunakan model-model
pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA

Abror, Abdurrohman, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 1993,
Cet. 4.
Arikunto, Suharsimi dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008,
Cet. VII. Bird, Tony, Physical Chemistry: Kimia Fisik untuk Universitas, terj.
Kwee le Tjien, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1993, Cet.2.
Brady, James E, General Chemistry Principles and Structure: Kimia Universitas Asas
dan Struktur, terj. Sukmariah Maun, Jakarta: Binarupa Aksara, 1999.
Chang, Raymond, Chemistry, America: Northern Arizona University, 2005, Cet.8.
Dalyono, M, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2007.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2006, Cet. 3. Furchan, Arief Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007, cet. 3.
Hamalik, Oemar, Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA,
Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2001, Cet. 2.
Haryanto, Untung Tri, LKS Kreatif Kimia SMA kelas X, Klaten: Viva Pakarindo, 2007.
Henson, Kenneth T. and Delmar Janke, Elementary Science Methods, America: McGraw-
Hill, 1984.
John W. Moore, et. al., Chemistry the Molecular Science, Canada: Thomson, 2008, Cet. 3.
Kusumah, Wijaya dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta:
PT. Indeks, 2010, Cet. 3.
McDonald, F. J, Educational Psychology, Tokyo: Overseas Publications, 1959, Cet.1.
Mulyasa, E, Kurikulum yang Disempurnakan, Bandumg: PT. Remaja Rosdakarya, 2009,
Cet. 3.
Partana, Crys Fajar, Jica Kimia Dasar 2, Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta,
2003.
Pidarta, Made, Landasan Kependidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997, Cet.1.
Purba, Michael, Kimia SMA Kelas X, Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama, 2006.

Anda mungkin juga menyukai