Anda di halaman 1dari 40

STEEL & OTHERS FERROUS

Keunggulan:
 Variasi sifat mekanik dapat dibuat
dengan mudah dan ekonomis

Kelemahan:
 Berat jenis relatif tinggi (ρ = 7,9
g/cm3
 Konduktivitas listrik rendah
 Ketahanan korosi relatif rendah
NON FERROUS ALLOYS

A. ALUMINIUM

B. TEMBAGA

C. MAGNESIUM

D. NIKEL

E. TITANIUM
ALUMINIUM &
PADUAN
ALUMINIUM
SIFAT-SIFAT MENARIK ALUMINIUM

 Ringan (ρ = 2,7 g/cm3)


 Kuat
 Mudah dibentuk
 Tahan korosi
 Konduktor listrik dan panas yang tinggi
 Memantulkan sinar dan panas

 Non magnetik
 Tidak beracun
 Memiliki ketangguhan yang baik (suhu
rendah atau suhu kamar)
 Menarik dari sisi tampilan
 Mampu diproses ulang
 Melting point 660°C
APLIKASI PADUAN ALUMINIUM
ALUMINIUM (Al)

Klasifikasi Al berdasar komposisi:

1. Al murni

2. Paduan Al
1. Aluminium Murni

a. Al Komersial (± 99-99,5%):

 Sebagai peralatan rumah tangga


 Untuk maksud arsitektur bangunan
 Bahan pengemas yang sangat tipis
 Cat metallic  sebagai bahan aditif
tahan korosi
 Pada industri baja  sebagai
deoksida
 Pesawat terbang
 Pada pengelasan  Alumino Thermit
Welding
Al Murni

b. Al murni untuk industri listrik


Konduktivitas listrik:
1. Tembaga
2. Perak
3. Emas
4. Aluminium

c. Al murni (99,9%):
 sebagai bahan reflektor luar angkasa

“Semakin >> kemurnian, konduktivitas


listrik dan panas >>, kekuatan << “
2. PADUAN ALUMINIUM

Berdasar metode
fabrikasi/pembentukan:

A. CAST ALLOY

B. WROUGHT ALLOY
CAST ALLOY

1 x x. x  Al murni (>99%)
2 x x. x  Al-Cu
3 x x. x  Al-Si + Cu/Mg
4 x x. x  Al-Si
5 x x.x  Al-Mg
7 x x.x  Al-Zn
8 x x.x  Al-Sn
9 x x.x  Al+unsur lain

 Heat treatable : Al-Cu, Al-Si+Cu/Mg;,


Al-Zn
 Non heat treatable : Al-Mg, Al-Sn, Al-Si
WROUGH T ALLOY

1 x x x  Al murni (>99%)
2 x x x  Al-Cu
3 x x x  Al-Mn
4 x x x  Al-Si
5 x x x  Al-Mg
6 x x x  Al-Mg-Si
7 x x x  Al-Zn
8 x x x  Al+unsur lain

 Heat treatable : Al-Cu, Al-Mg-Si, Al-Zn


 Non heat treatable : Al-Mn, Al-Mg, Al-Si
PADUAN Al-Cu

 “duralumin”

Klasifikasi :
a) Cu < 5,7% (lazimnya 4%)
b) Cu > 5,7%

a) Cu < 5,7% (lazimnya 4%)


 dapat dikeraskan dengan proses
“Precipitation Hardening”
(pengerasan presipitasi/endapan:

Pengerasan yang disebabkan oleh adanya fasa


kedua (presipitat) yang terdistribusi secara
merata dan halus di dalam matrik paduan)
DIAGRAM FASA Al-Cu

3
STRUKTUR MIKRO

T1 T2

α α α α

α α α α
α α
α α
Pengintian
θ

Pertumbuhan
α α θ

T3 α α
α
α
SIKLUS PEMANASAN PH

T1
Prosedur Precipitation Hardening

 Paduan dipanaskan sampai fasa α (titik 1,


T1) sehingga Cu larut padat dalam α
(“Solution Treatment”)
 Biarkan pada T1 tersebut beberapa saat
agar fasa θ terurai sempurna sehingga
fasanya α seluruhnya
 Celupkan ke dalam air dengan cepat
(pendinginan cepat/quenching), agar tidak
terjadi difusi sehingga strukturnya tetap α.
Tetapi pada fasa α terjadi distorsi kisi yang
menyebabkan terjadinya peningkatan
kekerasan meskipun tidak terlalu signifikan
 Kemudian dipanaskan lagi pada temperatur
di daerah fasa (α+θ), T2  aging
PRECIPITATION HARDENING

Tujuan Aging:
 Mendistribusikan dan mengubah
ukuran dan bentuk θ sehingga
terdistribusi secara merata dan halus
di seluruh paduan sehingga
menimbulkan peningkatan kekerasan
yang optimal

 Jika Taging >>  butir α >> dan


berakibat kekerasan akan turun 
“Over Aging”
SIFAT MEKANIK VS AGING TIME
AGING

A. NATURAL AGING (NA)


Taging = Tkamar

B. ARTIFICIAL AGING (AA) = PH


Taging > Tkamar
SIKLUS PEMANASAN NATURAL AGING

T (°C)


2 3

quenching

5 (T kamar)
4
1
Waktu Aging
STRUKTUR MIKRO

T1 T2 = T3

α α
fasa α α
θ
α α α α
α α
α α

α α
100% αsss
T4 α α
α
α
α SATURATED SOLID SOLUTION
 Dari diagram fasa Al-Cu, untuk Al-4%Cu
dengan pendinginan lambat, batas
kelarutan atom Cu dalam α(Al) adalah
0,2%, tetapi ketika di-quench dari fasa α
(Al) maka tidak mungkin terjadi difusi,
sehingga 4% Cu dipaksakan larut padat di
dalam α(Al)
“α supersaturated solid solution”

T5
α α
Θ (presipitat)
α α Θ (fasa
α kedua)
α
SIKLUS PEMANASAN ARTIFICIAL AGING

T (°C)


2 3

quench
Tα+θ
5 6

4 7
1
Waktu Aging
Precipitation Hardening Al 2024
Al - Cu (5,7 < Cu < 10%)

 Cu >>  Tc (temperatur cair) <<,


 proses penuangan semakin mudah
(good castability)
 Mampu mesin baik (good
machineability)  fasa θ sebagai
“chip breaker”

 Ketahanan korosi turun


Al – Si (silumin)

Si  memperbaiki mampu cor, karena


dapat meningkatkan mampu alir,
mudah dicairkan, dan mudah dicor

Karakteristik:
 Sangat baik kecairannya
 Mempunyai permukaan bagus
 Tanpa kegetasan panas
 Sangat baik untuk paduan coran
 Ketahanan korosi baik
 Sangat ringan
 Koefisien muai kecil
 Penghantar panas dan listrik baik

Aplikasi Al-Si: piston, elektroda las


Al - Si
Al - Mg

 “hidronalium”

Karakteristik:
 Ketahanan korosi sangat baik
 Penambahan Mg  menurunkan
berat jenis (ringan)
 Tidak bisa di-aging
 Paduan 2-3% dapat mudah ditempa,
dirol, dan diekstrusi

Aplikasi Al-Mg: Paduan 5083 (Al-4,5% Mg)


 kuat dan mudah dilas  bahan tangki LNG
 rangka-rangka jendela
Diagram fase Al - Mg
Al - Mg - Si

Karakteristik:
 Mampu bentuk sangat baik (tempa,
ekstrusi)
 Tahan korosi
 Sangat liat
 Mampu bentuk sangat baik pada
suhu kamar
 Peningkatan sifat mekanik dengan
proses precipitation hardening
(PH)/aging; presipitatnya Mg2Si

Aplikasi:
 Konstruksi pesawat terbang
Al - Mg - Si
Al - Zn - Mg
Karakteristik:

 Kekuatan paling tinggi diantara


paduan Al lainnya

 Peningkatan kekerasan dan kekuatan


dapat dilakukan dengan proses aging
(fasa presipitat MgZn2)

 Sensitif terhadap korosi tegangan


(SCC)

Aplikasi:
 Konstruksi pesawat terbang
Al - Zn - Mg
Al - Li

Karakteristik:
 Ringan (ρ = 2,5-2,6 gr/cm3)
 High specific strength
 High specific elastic modulus
 Excellent fatigue
 Tangguh pada temperatur rendah
 Metode penguatan  “Precipitation
Hardening”
 Mahal  teknik prosesnya spesifik
sebagai akibat reaktifitasnya

Aplikasi:
 Bahan teknik untuk transportasi
(aircraft dan aerospace industries)
 mengurangi bahan bakar

Anda mungkin juga menyukai