Nim : 1810105029
Kelas: 5A Keperawatan
Tugas:
Laboratorium:
1. Room
2. Ambulasi dini
3. Imobilisasi
4. Pain Management
pasif / ROM
adalah
merupakan suatu
kebutuhan
manusia untuk
melakukan
pergerakan
dimana
pergerakan
tersebut
dilakukan secara
bebas. latihan
ROM dapat
saja dimana
keadaan
dalam
melakukan
pergerakan.
-mengkaji tulang,
sendi, dan otot.
-mencegah
terjadinya
kekakuan sendi.
-memperlancar
sirkulasi darah.
-memperbaiki
tonus otot.
-meningkatkan
mobilisasi
sendi.
-memperbaiki
toleransi otot
untuk latihan.
3 Indikasi : -pasien dengan
penurunan
kesadaran,
kelumpuhan
atau bedrest
total. -pasien
memiliki
kelemahan otot
dan tidak dapat
menggerakkan
persendian
sepenuhnya.
4 Kontra -ROM tidak
indikasi boleh diberikan
apabila gerakan
dapat
mengganggu
proses
penyembuhan
cedera.
-terdapatnya
banyak gerakan
yang salah,
termasuk
tandatanda
meningkatnya rasa
nyeri dan
peradangan.
-ROM tidak boleh
dilakukan bila
respon pasien atau
kondisinya
membahayakan.
5 Prinsip -ROM harus
pemasangan diulangi sekitar
8kali dan
dikerjakan
minimal 2x sehari.
-ROM dilakukan
perlahan dan
hatihati sehingga
tidak melelahkan
pasien. -dalam
merencanakan
program latihan
range of
motion(ROM),
memperhatikan
umur pasien,
diagnosis, tanda
vital, dan lamanya
tirah baring.
-ROM sering
diprogramkan oleh
dokter dan
dikerjakan oleh
ahli fisioterapi.
-bagian-bagian
tubuh yang dapat
dilakukan ROM
adalah leher, jari,
lengan, siku, bahu,
tumit, atau
pergelangan kaki.
-ROM dapat
dilakukan pada
semua persendian
yang dicurigai
mengurangi
proses penyakit.
-melakukan ROM
harus sesuai
waktunya,
misalnya setelah
mandi atau
perawatan rutin
telah dilakukan.
telapaktangan
menghadap ke
bawah.
e. pergelangan
tangan
-fleksi:
menggerakkan
telapak tangan
ke sisi bagian
dalam lengan
bawah. -ekstensi:
menggerakkan
jari-jari sehingga
jari-jari, tangan
dan lengan bawah
berada dalam
arah yang sama.
-hiperekstensi:
membawa
permukaan tangan
dorsal ke
belakang sejauh
mungkin.
f. jari-jari
tangan -fleksi:
membuat
genggaman.
-ekstensi:
meluruskan jarijari
tangan.
-hiperekstensi:
menggerakkan
jari-jari tangan ke
belakang sejauh
mungkin.
-abduksi:
meregangkan
jarijari tangan yang
satu dengan yang
lain.
-adduksi:
merapatkan
kembali jari-jari
tangan.
g. ibu jari
-oposisi:
menyentuhkan ibu
jari ke setiap
jarijari tangan
pada tangan yang
sama. h. pinggul
-fleksi:
menggerakkan
tungkai ke
depan dan
keatas.
-ekstensi:
menggerakkan
kembali
kesamping tungkai
yang lain.
-abduksi:
menggerakkan
tungkai ke
samping
menjauhi
tubuh. -adduksi:
menggerakkan
kembali tungkai ke
posisi medial dan
melebihi jika
mungkin.
-rotasi dalam:
memutar kaki dan
tungkai kea rah
tungkai lain.
-rotasi luar:
memutar kaki dan
tungkai menjauhi
tungkai lain.
-sirkumduksi:
menggerakkan
tungkai memutar. i.
kaki
-inversi: memutar
telapak kaki
kesamping dalam
(medial).
-eversi: memutar
telapak kaki ke
samping luar
(lateral).
j. jari-jari kaki
-fleksi:
melengkungkan
jari-jari kaki ke
bawah.
-ekstensi:
meluruskan
jarijari kaki.
-abduksi:
mereganggkan
jari-jari kaki satu
dengan yang lain.
-adduksi:
merapatkan jarijari
kaki kembali.
11 Daftar pustaka
SRIWIJAYA, A.
K. (2016). Modul
Praktikum.
Keperawatan
Medikal Bedah
II : Range of
Motion (ROM).
NO ITEM DEFENISI GAMBAR
1 Defenis Ambulasi dini
i merupakan
tahapan kegiatan
Ambul yang dilakukan
asi Dini segera pada
pasien pasca
: operasi dimulai
dari bangun dan
duduk sampai
pasien turun dari
tempat tidur dan
mulai berjalan
dengan bantuan
sesuai dengan
kondisi pasien.
3 Indikas -Fraktur
i: extremitas bawah
yang telah
diindikasikan
untuk latihan
mobilisasi -Post
pengobatan
kompresi lumbal,
-Pasien pasca
serangan stroke
dengan kerusakan
mobilitas fisik,
serta
-Pasien post
operasi yang
memerlukan
latihan
mobilisasi, seperti
kolostomi atau
laparostomi.
prosedur yang
akan dilakukan
serta kontrak
waktu
-mendekatkan
alat-alat di dekat
pasien
-menanyakan
keluhan pada
pasien
-menjaga
privasi klien,
menutup
sampiran/ pintu.
8 Fase -mencuci tangan
Kerja -memakai
(langka
handscoon
h2)
-kaji motivasid an
kondisi psikologis
klien berjalan
untuk menentukan
kemampuan klien
terlibat dalam
aktivitas (depresi,
takut, kelelahan,
dll)
-mengkaji
kekuatan otot,
ROM, ketajaman
penglihatan,
keseimbangan
dan hambatan
atau
kesulitan yang
mungkin dialami
klien saat
berjalan
menggunakan
kruk/tongkat
/walker.
-Latihan miring
kanan dan kiri
-Latihan
dilakukan dengan
miring kesalah
satu bagian
terlebih dahulu,
bagian lutut fleksi
keduanya selama
setengah menit,
turunkan salah
satu kaki,
anjurkan ibu
berpegangan pada
pelindung tempat
tidur dengan
menarik badan
kearah
berlawanan kaki
yang ditekuk.
Tahan selama 1
menit dan lakukan
hal yang sama ke
sisi yang lain.
-Lakukan latihan
duduk secara
mandiri jika tidak
pusing, perlahan
kaki diturunkan.
Pasien duduk dan
menurunkan kaki
kearah lantai.
-Jika pasien
merasa kuat
dibolehkan berdiri
secara mandiri,
atau dengan
posisi dipapah
dengan kedua
tangan pegangan
pada perawat atau
keluarga, jika
pasien tidak
pusing dianjurkan
untuk latihan
berjalan disekitar
tempat tidur.
Mobilisasi
dengan alat
bantu kruk
-Mencocokkan
jenis kruk yang
sesuai.
Apabila pasien
dari posisi
supine, mengukur
dari
tumit hingga ke
aksila. Dan
apabila posisi
pasien berdiri,
ukur posisi kruk
menggunakan
meteran dengan
jarak 4 - 5 inches
(10 - 13 cm)
lateral dan 4 - 5
inches di depan
kaki klien.
Bantalan kruk
harus berada pada
jarak 1.5 - 2
inches di bawah
aksila (3 - 4 jari).
-Genggaman
tangan harus
disesuaikan
untuk
memungkinkan
jarak siku
klien tidak
lebih dari 30°
fleksi
-Menyesuaikan
tinggi tempat
tidur dengan
posisi kaki klien
-Membantu klien
duduk di sisi
tempat tidur
kemudian istirahat
selama beberapa
menit. Mengkaji
klien apakah klien
pusing atau mual
muntah
-Instruksikan pada
klien metode
untuk memegang
kruk dan jelaskan
bahwa posisi kruk
lateral dan di
depan bergantian
kiri kanan untuk
mempermudah be
rjalan. Perawat
dapat
memonstrasikan
posisi yang benar
-Memasang belt
pengaman di
pinggang klien
bila perlu untuk
keseimbangan dan
stabilitas
-Membantu klien
dalam posisi
berdiri dengan
kruk. Perawat tetap
berada di sisi klien
sebagai
support saat
dibutuhkan.
-Mendorong klien
untuk berjalan
sesuai
kemampuan
-Saat berjalan,
pastikan posisi
kruk dalam jarak
4.5 - 6 inches (12
– 15 cm) di
masing - masing
bagian sisi kaki
depan dan
belakang.
Gerakkan kruk
yang ada di sisi
kanan bersamaan
dengan kaki kiri
melangkah, dan
seterusnya.
-Setelah selesai,
bantu klien
kembali ke
posisi nyaman
Mobilisasi
dengan alat
bantu walker
-Membantu klien
berdiri di pusat
alat bantu walker
sambil memegang
pegangan tangan
pada walker
-Sesuaikan tinggi
walker sehingga
penyangga tangan
berada dibawah
pinggang klien
dan siku klien
agak fleksi.
-Menggunakan
kaki terkuat
sebagai tumpuan
-Ayunkan walker
kedepan sejauh 15
– 20 cm,
kemudian
meletakkannya
dengan
memastikan
bahw a keempat
kaki walker
menapak di lantai.
-Mendorong klien
untuk melangkah
ke depan dengan
salah satu kaki
dan diikuti dengan
kaki yang lain.
Lakukan berulang
secara bertahap
-Jika ada
kelemahan
unilateral,
instruksikan
klien untuk
melangkah ke
depan dengan
kaki yang lemah
sementara berat
badan bertumpu
pada kedua
lengan, kemudian
diikuti oleh kaki
yang kuat. -Jika
klien tidak dapat
menahan berat
badan dengan
satu kaki maka
setelah
menggerakkan
walker ke depan
klien
mengayunkan
kakinya dengan
berat badan
bertumpu pada
tangan.
Mobilisasi
dengan alat
bantu tongkat
-Tongkat
ditempatkan
pada
sisi
kaki/tubuh
pasien yang
terkuat
-Tempatkan
tongkat di depan
sekitar 15-25 cm,
menjaga berat
badan pada
kedua kaki klien
-Minta klien
untuk berdiri
tegak,
memandang lurus
ke depan, dan
bergerak ke depan
menggunakan
tongkat -Kaki
yang terlemah
bergerak maju
dengan tongkat
sehingga berat
badan dibagi
antara tongkat dan
kaki yang terkuat
-Kaki yang
terkuat maju
setelah tongkat,
sehingga kaki
terlemah dan berat
badan disokong
oleh tongkat dan
kaki terlemah.
9 Fase a. Evaluasi
termina respon pasien:
si -Menanyakan pada
pasien apa yang
dirasakan setelah
dilakukan tindakan
-Melakukan
kontak dengan
klien untuk
tindakan
selanjutnya
-Membereskan
alat-alat
b. cuci tangan
10 Fase Dokumentasi
dokum Identitas pasien,
entasi jenis tindakan,
waktu (jam, hari,
tanggal) hasil
pemeriksaan,
respon pasien,
nama jelas dan
tanda tangan
perawat yang
melakukan
tindakan
keperawatan.
kepala Menempelkan
tangan pada kepala
Memberikan instruksi
kepada klien untuk
mensugesti dari dalam
diri dan mengatakan
kalimat
a. Kepalaku terasa
dingin 5x
b.Keseluruhan tubuhku
terasa tenang dan rileks
5x
c.Saya ikhlas, saya
pasrah, saya membaik
5x
-Instruksikan klien
untuk meregangkan
tangan, kemudian
menekuk tangan, dan
menarik nafas dalam
selama 3 kali.