Anda di halaman 1dari 4

PANDUAN PRAKTIK KLINIK (PPK)

KSM PENYAKIT DALAM


RS KHUSUS BEDAH RAWAMANGUN

DIARE AKUT
1. Pengertian (Definisi) Perubahan frekuensi buang air besar menjadi lebih sering
dari normal atau perubahan konsistensi feses menjadi lebih
encer atau kedua-duanya dalam waktu < 14 hari. Umumnya
disertai dengan segala gangguan saluran cerna yang lain
seperti mual, muntah, dan nyeri perut, kafang-kadang disertai
demam, darah pada feses serta tenesmus (gejala disentri).

Diare juga dapat didefinisikan dari berat tinja > 200 gram per
hari pada populasi barat, atau kandungan air pada tinja > 200
cc per hari.
2. Anamnesis  Onset, durasi, frekuensi, progresivitas diare, kualitas
diare
 Ada tidaknya muntah
 Lokasi dan karakteristik nyeri perut
 Riwayat penyakit dahulu, penyakit dasar/ komorbid
 Petunjuk epidemiologi (daerah endemik, kejadian luar
biasa)
3. Pemeriksaan Fisik  Keadaan umum : kesadaran, status gizi dan tanda vital
 Status hidrasi
 Kualitas nyeri perut (untuk menyingkirkan penyakit lain
yang bermanifestasi diare akut)
 Colok dubur dianjurkan pada semua kasus diare dengan
feses berdarah, terutama pada usia > 50 tahun
 Identifikasi penyakit komorbid
4. Kriteria Diagnosis Anamnesa, pemeriksaan fisik dan penunjang

5. Diagnosis Kerja Diare akut


6. Diagnosa Banding  Appendicitis
 Adneksitis
 Diverkulitis
 Peritonitis sekunder karena perforasi usus
 Infeksi sistemik
 Inflammatory bowel disease
 Enterokolitis iskemik

7. Pemeriksaan  Darah lengkap


Penunjang  Feses rutin
 Ureum
 Kreatinin
 Elektrolit
 Gula darah
 Pemeriksaan sigmoidoskopi/ kolonoskopi dilakukan
pada kasus diare berdarah bila pemeriksaan penunjang
yang sebelumnhya tidak memperlihatkan penyebab
yang jelas.
8. Terapi 1. Rehidrasi cairan dan elektrolit
a. Oral : diberikan pada pasien diare akut tanpa
komplikasi atau dehidarasi ringan. Contohnya :
oralit, pedialyte, renalyte
b. Interavena : diberikan pada pasien diare akut degan
komplikasi dehidrasi sedang – berat dan/ atau
komplikasi lainnya. Contohnya: ringer laktat,
ringer asetat.
2. Evaluasi dan penatalaksanaan dehidrasi (klasifikasi
berdasar CDC AS 2008)
a. Dehidrasi minimal : kekurangan cairan < 3 % dari
kebutuhan normal/BB (103/100 x 30-40
cc/kgBB/hari)
b. Dehidarasi sedang – berat : kekurangan cairan 3-
9% dari kebutuhan normal/ BB (109/100 x 30-40
cc/kgBB/hari)
c. Dehidrasi berat : kekurangan cairan > 9% dari
kebutuhan normal/ BB (112/100 x 30-40
cc/kgBB/hari)
3. Terapi simtomatik :
a. Antimotilitas : loperamid (awal 4mg, selanjutnya
2 mg setiap buang air besar cair, maksimal 16 mg/
24 jam)
b. Antispasmodic/ spasmolitik : hyosin-n-
butilbromid (20 mg 2-3 kali/hari, maksimal 100
mg/24 jam) ekstrak belladonna (5-10 mg, 3
kali/hari), papaverin (30-60 mg, 3 kali/hari)
c. Pengeras feses : atapulgit (2 tablet @ 630 mg
setelah diare, diulang 2 tablet setiap diare
selanjutnya, maksimal 12 tablet/ 24 jam).
4. Terapi etiologic
a. Infeksi
 Bakteri : kotrimoksazol (800/160 mg 2
kali/hari), Kuinolon ( Ciprofloksasin 500 mg 2
kali/hari, levofloksasin 500 mg sekali sehari)
tetrasiklin (500mg 4 kali/hari selama 3 hari)
 Virus : tidak diberikan terapi anti virus, hanya
terapi supportif dan simptomatik
 Parasite : Metronidazol (250-500 mg 4
kali/hari selama 7 -14 hari ), paromomisin 4gr/
24 jam dosis terbagi
 Jamur : Flukonazol 50 mg 2 kali/hari, nistatin
(4 kali 1-2 cc atau 1 tablet).

5. Edukasi  Cuci tangan sebelum makan


 Mencuci bahan makanan dengan bersih sebelum dimasak
 Minum air yang telah dimasak
6. Prognosis Dubia ad bonam
7. Tingkat Evidens
8. Tingkat Rekomendasi B dan C
9. Penelaah Kritis
10. Kepustakaan 1. Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia (PGI).
Consensus Penatalaksanaan Diare Akut pada Dewasa di
Indonesia. Makmun D, Simadibrata M, Abdullah M,
et.al. editors. Jakarta: PGI; 2009
2. Simadibrata M, Daldiyono. Diare akut. In Sudoyo AW,
Setiyohadi B, Alwi I, et.al, editors. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam, 5th ed. Jakarta: Interna Publishing;
2009
3. Camilleri M, Murray J A. Diarrhea and constipation. In
Longi DL, Fauci AS, editors. Harrison’s
Gastroenterology and Hepatology, 17 th ed. New
York: McGraw- Hill; 2010

Anda mungkin juga menyukai