Anda di halaman 1dari 26

TUGAS PROYEK TAKSONOMI VERTEBRATA

KLASIFIKASI TAKSONOMIS MANUSIA (Homo sapiens)

MATA KULIAH
TAKSONOMI VERTEBRATA

Dosen Pengampu
Dr. Wolly Candramila, M.Si.

Disusun Oleh:
Michelle Terrence/F1071181018

Kelas:
5-A1

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2020

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv
BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan Percobaan ..................................................................................... 2
BAB 2. LANDASAN TEORI ................................................................................. 3
2.1 Sistematika, Taksonomi, dan Klasifikasi Organisme ............................... 3
2.2 Karakteristik Manusia .............................................................................. 4
2.3 Klasifikasi Manusia .................................................................................. 4
BAB 3. METODELOGI ......................................................................................... 6
3.1 Tahapan Percobaan ................................................................................... 6
3.2 Prosedur Percobaan .................................................................................. 6
3.2.1 Penentuan Kriteria Objek Penelitian ................................................. 6
3.2.2 Pengukuran Bagian Tubuh ................................................................ 6
3.2.3 Klasifikasi Taksonomis Manusia ...................................................... 6
3.3 Analisis Data ............................................................................................ 6
BAB 4. HASIL PENGAMATAN & PEMBAHASAN .......................................... 7
4.1 Hasil Pengamatan ..................................................................................... 7
4.2 Pembahasan ............................................................................................ 13
BAB 5. PENUTUP ............................................................................................... 21
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 21
5.2 Ucapan Terimakasih ............................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 22

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Tubuh Manusia Bagian I ........................................... 7


Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Tubuh Manusia Bagian II .......................................... 8
Tabel 4. 3 Klasifikasi dan Identifikasi Manusia...................................................... 9

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4. 1 Anterior Manusia (Perempuan) .......................................................... 9


Gambar 4.2 Posterior Manusia (Perempuan) ........................................................ 10
Gambar 4.3 Anterior Manusia (Laki-laki) ............................................................ 11
Gambar 4. 4 Posterior Manusia (Laki-laki) .......................................................... 12
Gambar 4.5 Karakteristik Chordata pada Manusia ............................................... 16
Gambar 4.6 Sistem Integumen Manusia ............................................................... 17
Gambar 4.7 Sistem Rangka Manusia .................................................................... 18
Gambar 4.8 Sistem Muskular Manusia ................................................................. 18
Gambar 4.9 Sistem Sirkulasi Manusia .................................................................. 19
Gambar 4.10 Sistem Pencernaan Manusia ............................................................ 20
Gambar 4.11 Organ Reproduksi Manusia ............................................................. 20

iv
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Para ahli biologi telah mencoba mengklasifikasi makhluk hidup berdasarkan
hubungan evolusinya. Hubungan evolusi tersebut mungkin tidak akan pernah dapat
diketahui secara pasti, maka dari itu terdapat beberapa aliran pikiran sistematis yang
sudah berkembang dan masing-masing aliran pikiran sistematis tersebut telah
mengembangkan sistem klasifikasinya sendiri (Linzey, 2003).
Menurut Linzey (2003), sistematika berasal dari bahasa Yunani yang
dilatinkan menjadi systema, yang diterapkan dalam klasifikasi awal. Sistematika
merupakan pengembangan skema klasifikasi dimana beberapa jenis hewan terkait
dikelompokkan bersama dan dipisahkan dari jenis yang kurang terkait. Simpson
(1961) cit. Linzey (2003) mendefinisikan bahwa sistematika adalah suatu kajian
ilmiah mengenai jenis dan keanekaragaman organisme serta segala hubungan
biologis di antara oragnisme tersebut. Linzey (2003) menyatakan bahwa
sistematika digunakan untuk mengatur keanekaragaman dunia hewan yang sangat
luas dengan mengembangkan beberapa prinsip dan metode yang dibangun pada
bidang dasar morfologi, embriologi, fisiologi, ekologi, dan genetika.
Taksonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu taxis yang merupakan
pengaturan dan nomos yang merupakan hukum (Linzey, 2003). Taksonomi
merupakan cabang ilmu biologi yang memberi nama dan mengklasifikasi semua
makhluk hidup. Taksonomi merupakan cabang bagian dari sistematika yaitu ilmu
yang mempelajari keanekaragaman organisme (Sloane, 2017). Dalam
perkembangannya, taksonomi diberi batasan sebagai teori dan praktek klasifikasi
organisme (Linzey, 2003). Sebagaimana yang dinyatakan oleh Rosadi & Pratomo
(2007) dengan adanya keanekaragaman organisme, maka taksonomi dan
sistematika menduduki tempat yang unik pada cabang-cabang biologi.
Menurut Rosadi & Pratomo (2007) menyatakan bahwa sebagian istilah
klasifikasi bertumpang tindih dengan istilah taksonomi. Hal ini dikarenakan istilah
klasifikasi memiliki dua arti yang berbeda. Pada umumnya klasifikasi didefinisikan
sebagai produk dari aktivitas para ahli taksonomi, seperti contohnya adalah
klasifikasi penyu dan klasifikasi gajah. Selain itu, klasifikasi juga didefinisikan
sebagai kegiatan pengelompokan, sehingga diberi batasan zoologi yang merupakan
penyusunan berbagai hewan ke dalam beberapa kelompok tertentu berbasarkan
hubungannya. Linzey (2003) menyatakan bahwa klasifikasi melibatkan pengenalan
dan penempatan spesies pada sistem kategori yang lebih tinggi (taksa) yang
mencerminkan hubungan filogenetik.
Sloane (2017) mengklasifikasikan manusia digolongkan ke dalam kerajaan
animalia, filum chordata, subfilum vertebrata, kelas mamalia, ordo primata,
keluarga hominidae, genus homo, dan digolongkan ke dalam spesies sapiens.
Manusia merupakan Homo sapiens yang meliputi semua suku bangsa manusia.
Adapun karakteristik khas dari manusia, diantaranya adalah manusia termasuk
bipedal, manusia memiliki tulang tengkorak yang besar dengan kapasitas kranial

1
yang sangat besar, manusia memiliki pelvis yang melebar, dan manusia memiliki
dagu yang menonjol, rahang yang lemah, dan gigi yang berukuran kecil apabila
dibandingkan dengan mamalia lainnya (Sloane, 2017). Sehubungan dengan latar
belakang yang telah diuraikan, tujuan pecobaan ini adalah mampu melakukan
pengukuran bagian-bagian tubuh yang digunakan dalam identifikasi hewan, mampu
mengidentifikasi jenis hewan berdasarkan hasil pengukuran dan pengamatan, dan
mampu menjelaskan ciri – ciri penting masing – masing kelompok hewan
vertebrata.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah diperoleh, maka dapat diketahui
bahwa sistematika merupakan salah satu kajian ilmiah mengenai jenis dan
keanekaragaman organisme serta segala hubungan biologis di antara oragnisme
tersebut. Sistematika digunakan untuk mengatur keanekaragaman dunia hewan
yang sangat luas dengan mengembangkan beberapa prinsip dan metode yang
dibangun pada bidang dasar morfologi, embriologi, fisiologi, ekologi, dan genetika.
Cabang dari sistematika adalah taksonomi yang merupakan salah satu cabang ilmu
biologi yang memberi nama dan mengklasifikasi semua makhluk hidup.
Dalam perkembangannya, taksonomi diberi batasan sebagai teori dan praktek
klasifikasi organisme. Seperti yang diketahui, klasifikasi memiliki dua definisi.
Pada definisi pertama dapat diketahui bahwa klasifikasi merupakan produk dari
aktivitas ahli taksonomi, misalnya klasifikasi penyu dan klasifikasi gajah.
Sedangkan pada definisi kedua dapat diketahui bahwa klasifikasi merupakan
kegiatan pengelompokkan makhluk hidup. Maka dari itu, dilakukannya percobaan
ini untuk mampu melakukan pengukuran bagian-bagian tubuh yang digunakan
dalam identifikasi hewan, mampu mengidentifikasi jenis hewan berdasarkan hasil
pengukuran dan pengamatan, dan mampu menjelaskan ciri – ciri penting masing –
masing kelompok hewan vertebrata..
1.3 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah mampu melakukan pengukuran bagian-
bagian tubuh yang digunakan dalam identifikasi hewan, mampu mengidentifikasi
jenis hewan berdasarkan hasil pengukuran dan pengamatan, dan mampu
menjelaskan ciri – ciri penting masing – masing kelompok hewan vertebrata.

2
BAB 2. LANDASAN TEORI
2.1 Sistematika, Taksonomi, dan Klasifikasi Organisme
Istilah sistematika berasal dari bahasa Yunani yang dilatinkan yaitu systema,
sistematika telah diterapan pada sistem klasifikasi awal oleh Linnaeus pada tahun
1735 dalam bukunya yang berjudul Systema Naturae (Linzey, 2003; Rosadi &
Pratomo, 2007). Menurut Simpson (1961) cit. Linzey (2003) menyatakan bahwa
sistematika adalah suatu kajian ilmiah mengenai jenis dan keanekaragaman
organisme serta segala hubungan biologis di antara oragnisme tersebut. Maka dari
itu secara sederhana dapat dinyatakan bahwa sistematika merupakan ilmu
keanekaragaman organisme (Rosadi & Pratomo, 2007). Linzey (2003) menyatakan
bahwa sistematika digunakan untuk mengatur keanekaragaman dunia hewan yang
sangat luas dengan mengembangkan beberapa prinsip dan metode yang dibangun
pada bidang dasar morfologi, embriologi, fisiologi, ekologi, dan genetika.
Istilah taksonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu taxis yang merupakan
pengaturan dan nomos yang merupakan hukum. Taksonomi merupakan cabang
ilmu biologi yang memiliki keterkaitan terhadap pemberian nama untuk masing-
masing berbagai jenis organisme (Linzey, 2003). Sebagaimana yang dinyatakan
oleh Sloane (2017) taksonomi merupakan bagian dari sistematika yang merupakan
ilmu yang mempelajari keanekaragaman organisme. Proses taksonomi
mengklasifikan berbagai organisme ke dalam suatu hirarki unit berdasarkan derajat
kesamaan di antara berbagai organisme. Setiap tingkatan klasifikasi disebut sebagai
takson. Sloane (2017) juga menyatakan bahwa terdapat berbagai karakter yang
digunakan dalam mengklasifikasikan organisme ke dalam suatu taksa yang terdiri
dari morfologi kasar, tahap-tahap perkembangan, kemungkinan hubungan
evolusioner, dan perbandingan struktur protein dan gen organisme tersebut. Dalam
perkembangannya, taksonomi diberi batasan sebagai teori dan praktek klasifikasi
organisme (Linzey, 2003). Sebagaimana yang dinyatakan oleh Rosadi & Pratomo
(2007) dengan adanya keanekaragaman organisme, maka taksonomi dan
sistematika menduduki tempat yang unik pada cabang-cabang biologi. Perbedaan
dari sistematika dan taksonomi adalah sebagai berikut, menurut Linzey (2003)
menyatakan bahwa sistematika merupakan studi ilmiah yang mempelajari tentang
klasifikasi makhluk hidup. Sedangkan menurut Sloane (2017) menyatakan bahwa
taksonomi adalah cabang ilmu biologi yang memberi nama dan mengklasifikasi
semua makhluk hidup.
Dengan adanya keanekaragaman organisme, maka dari itu taksnomi dan
sistematika menduduki tempat yang unik di antara cabang – cabang biologi.
Klasifikasi membuat keanekaragaman organisme dapat berhubungan dengan
disiplin biologi. Sedangkan sistematika menangani populasi, spesies, dan takson –
takson yang lebih tinggi. Istilah klasifikasi bertumpang tindih dengan istilah
taksonomi. Hal ini dikarenakan istilah klasifikasi memiliki dua arti yang berbeda.
Pada umumnya klasifikasi didefinisikan sebagai produk dari aktivitas para ahli
taksonomi, seperti contohnya adalah klasifikasi penyu dan klasifikasi gajah. Selain

3
itu, klasifikasi juga didefinisikan sebagai kegiatan pengelompokan, sehingga diberi
batasan zoologi yang merupakan penyusunan berbagai hewan ke dalam beberapa
kelompok tertentu berbasarkan hubungannya (Rosadi & Pratomo, 2007).
2.2 Karakteristik Manusia
Sloane (2017) menyatakan bahwa karakteristik khas manusia terdiri dari
sebagai berikut, manusia termasuk bipedal yang menjelaskan bahwa manusai
memiliki kemampuan untuk berdiri tegak dan berjalan dengan menggunakan dua
kaki. Manusia memiliki tulang tengkorak yang besar dengan rongga kranial yang
sangat besar. Dalam berat yang sesungguhnya, ukuran otak manusia merupakan
yang terberat di antara seluruh mamalia yang ada. Manusia memiliki pelvis yang
melebar, yang dapat memungkinkan manusia untuk melahirkan bayi dengan ukuran
kepala yang besar, dan manusia memiliki dagu yang menonjol, rahang yang lemah,
dan gigi – gigi yang kecil, apabila dibandingkan dengan mamalia lainnya.
2.3 Klasifikasi Manusia
Klasifikasi Manusia (Sloane, 2017)
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Mamalia
Ordo : Primata
Famili : Hominidae
Genus : Homo
Spesies : Homo sapiens
Manusia dikelompokkan ke dalam kingdom Animalia. Hal ini dikarenakan,
manusia merupakan golongan organisme yang mendapatkan makanannya dengan
cara mengkonsumsi dan mencerna organisme lain. Manusia dikelompokkan ke
dalam filum Chordata, seperti juga pisces, amphibia, reptil, aves, dan mamalia
lainnya yang termasuk ke dalam golongan hewan yang di suatu masa dalam siklus
hidupnya memiliki tiga karakteristik pembeda yang menggolongkan mereka ke
dalam filum tersebut. Tiga karakteristik itu terdiri dari sebagai berikut:
a. Sebuah notokorda, yaitu batang penyangga yang keras dan fleksibel, terletak di
bagian punggung.
b. Sebuah korda saraf tubular (pipa) yang terletak secara dorsal, atau di atas
notokorda.
c. Celah insang berpasangan (celah) terletas di sisi tengkorat (bagian tenggorok),
setidaknya di suatu masa pada saat perkembangan.
Manusia dikelompokkan ke dalam subfilum vertebrata. Vertebrata meliputi semua
hewan yang memiliki satu tulang rangka internal dan satu tulang belakang yang
bersendi. Vertebrata dibagi menjadi delapan kelas, dan manusia digolongkan ke
dalam kelas Mamalia. Mamalia merupakan vertebrata yang berdarah panas.
Adapun karateristik mamalia adalah sebagai berikut, mamalia memiliki rambut
yang merupakan penutup yang membatasi dan melindungi, membantu
mempertahankan suhu tubuh yang konstan. Mamalia memiliki kelenjar susu yang

4
memproduksi susu, untuk memberi makan anaknya. Mamalia memiliki sebuah
diafragma muskular yang berperan dalam sistem pernapasan. Mamalia memiliki
sebuah jantung beruang empat yang memisahkan darah yang membawa oksigen
dengan darah yang tidak membawa oksigen. Mamalia memiliki plasenta intauterus
untuk memberikan nutrisi pada janin di masa prenatal. Mamalia memiliki tiga
osikel telinga dan gigi yang terdiferensiasi akibat kebiasaan mengunyah beragam
jenis makanan. Manusia digolongkan ke dalam ordo Primata. Ordo Primata terdiri
dari lemur, monyet, dan manusia kera, serta manusia. Mereka memiliki tangan yang
mampu menggenggam, dan ibu jari yang dapat digerakkan berputar, cakar yang
termodifikasi menjadi kuku jari tangan dan jari kaki, serta otak yang terbentuk
dengan baik relatif besar. Manusia digolongkan ke dalam famili Hominidae yang
meliputi berbagai ras manusia yang sudah punah dan yang masih ada. Manusia
digolongkan ke dalam genus Homo dan spesies Homo sapiens yang meliputi semua
suku bangsa manusai (Sloane, 2017).

5
BAB 3. METODELOGI
3.1 Tahapan Percobaan
Percobaan yang dilakukan terdiri dari empat tahapan. Tahap pertama yaitu
penentuan kriteria objek penelitian yang akan digunakan. Tahap kedua yaitu
pengukuran bagian-bagian tubuh pada masing-masing objek penelitian. Tahap
ketiga yaitu analisis data statistik pada hasil pengukuran bagian-bagian tubuh pada
objek penelitian. Tahap keempat yaitu mengidentifikasi klasifikasi taksonomis
objek penelitian yang digunakan.
3.2 Prosedur Percobaan
3.2.1 Penentuan Kriteria Objek Penelitian
Pada tahapan pertama, ditentukan objek penelitian yang digunakan dalam
percobaan ini yaitu manusia yang memiliki jenis kelamin perempuan. Kemudian,
ditentukan kriteria yang digunakan yaitu perempuan yang digolongkan ke dalam
wanita periode dewasa awal yang berusia 18 – 40 tahun (Jannah et al., 2017).
Setelah menentukan objek penelitian dan kriteria rentang yang digunakan,
ditentukan bagian-bagian tubuh yang akan diukur. Bagian-bagian tubuh yang
diukur mengacu pada Purnomo (2013) yaitu berat badan, usia, tinggi badan, lingkar
kepala, lebar bahu, panjang leher, panjang lengan atas, panjang lengan bawah,
panjang telapak tangan, panjang paha, panjang kaki, dan panjang kaki.
3.2.2 Pengukuran Bagian Tubuh
Pada tahapan pertama yaitu ditimbang berat badan dengan menggunakan
timbangan tubuh digital, kemudian dicatat hasil timbangan yang telah diperoleh.
Pada tahapan kedua yaitu diukur tinggi badan dengan menggunakan meteran
bangunan, kemudian dicatat hasil pengukuran yang telah diperoleh. Pada tahapan
ketiga yaitu diukur panjang lingkar kepala, lebar bahu, panjang leher, panjang
lengan atas, panjang lengan bawah, panjang telapak tangan, panjang paha, panjang
tungkai, dan panjang kaki dengan menggunakan meteran pakaian, kemudian dicatat
hasil pengukuran yang diperoleh.
3.2.3 Klasifikasi Taksonomis Manusia
Pada tahapan pertama yaitu diamati bagian-bagian tubuh pada manusia,
kemudian digambar bagian tubuh secara lengkap dan disertai dengan keterangan
dan klasifikasinya. Klasifikasi manusia yang digunakan mengacu pada Sloane
(2017) dan Campbell et al. (2012)
3.3 Analisis Data
Analisis data yang dilakukan pada percobaan ini dengan menggunakan
analisis data statistik, dengan menentukan nilai maksimal, nilai minimal,
perhitungan rata-rata dan perhitungan standar deviasi. Perhitungan rata-rata dan
standar deviasi menggunakan Microsoft office Excel 2013 dan data hasil
pengamatan disajikan dalam bentuk tabel.

6
BAB 4. HASIL PENGAMATAN & PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 4. Hasil Pengukuran Tubuh Manusia Bagian I
Jenis Pengukuran (cm)
No ID BB U LA
TB LK SH PL
L R
ID01 69 19 163 56 45 13 26 26
ID02 68 20 155 54 42 12 26 26
ID03 48 22 158 54 38 11 26 26
ID04 58 25 158 54 39 11 26 26
ID05 47 20 165 57 38 11 29 29
ID06 46 25 159 55 40 11 25 25
ID07 47 20 153 56 38 11 28 28
ID08 55 20 155 55 37 9 28 28
ID09 46 20 150 60 33 10 28 28
ID10 53 18 160 67 37 10 37 37
ID11 47 20 153 50 40 10 25 25
ID12 46 20 155 53 37 9 30 30
ID13 100 19 160 63 65 16 26 26
ID14 86 33 151 57 48 9 31 31
ID15 74 37 153 52 40 10 30 30
ID16 70 40 148 52 43 10 31 31
ID17 50 18 156 56 41 10 33 33
ID18 57 23 168 51 40 12 39 39
ID19 64 26 163 65 43 11 27 27
ID20 45 20 154 54 37 10 25 25
ID21 56 32 155 52 41 9 25 25
ID22 60 21 157 52 41 11 35 35
ID23 47 39 153 49 38 11 26 26
ID24 68 28 165 54 43 13 35 35
ID25 80 18 170 60 47 12 32 32
ID26 49 19 160 54 40 14 29 29
ID27 70 29 158 52 45 10 28 28
ID28 58 20 152 50 39 11 29 29
ID29 75 38 155 53 46 8 27 27
ID30 48 19 160 56 37 13 36 36
Nilai
100 18 170 67 65 16 39 39
Max
Nilai
45 40 151 49 37 8 25 25
Min
Mean 58.9 24.6 157.3 55.1 41.1 10.8 29.5 29.5
SD 14.2 7.1 5.4 4.4 5.8 1.7 4.0 4.0
Mean 44.7 17.5 151.9 50.7 35.3 9.1 25.5 25.5
± SD 73.1 31.7 162.6 59.5 46.9 12.5 33.5 33.5
Keterangan:
No. ID : Nomor objek penelitian SH : Bahu

7
BB : Berat Badan PL : Panjang Leher
U : Usia LA : Lengan Atas
TB : Tinggi Badan L : Kiri
LK : Lingkar Kepala R : Kanan
Tabel 4. Hasil Pengukuran Tubuh Manusia Bagian II
Jenis Pengukuran (cm)
No ID LB P T L F
L R L R L R L R L R
ID01 24 24 18 18 47 47 39 39 23 23
ID02 27 27 16 16 36 36 32 32 24 24
ID03 25 25 17 17 49 49 32 32 23 23
ID04 25 25 16 16 51 51 35 35 25 25
ID05 25 25 16 16 48 48 39 39 22 22
ID06 24 24 16 16 38 38 44 44 22 22
ID07 38 38 17 17 53 53 40 40 21 21
ID08 25 25 9 9 45 45 38 38 18 18
ID09 20 20 10 10 43 43 40 40 21 21
ID10 25 25 19 19 46 46 35 35 21 21
ID11 35 35 11 11 34 34 30 30 12 12
ID12 25 25 19 19 50 50 35 35 24 24
ID13 33 33 22 22 46 46 56 56 24 24
ID14 25 25 17 17 42 42 37 37 24 24
ID15 25 25 17 17 42 42 39 39 23 23
ID16 26 26 16 16 41 41 35 35 23 23
ID17 26 26 16 16 45 45 34 34 22 22
ID18 23 23 15 15 50 50 40 40 24 24
ID19 24 24 11 11 54 54 40 40 25 25
ID20 35 35 10 10 51 51 42 42 17 17
ID21 24 24 18 18 37 37 30 30 22 22
ID22 26 26 18 18 45 45 40 40 23 23
ID23 25 25 16 16 36 36 30 30 20 20
ID24 32 32 20 20 54 54 50 50 25 25
ID25 28 28 20 20 55 55 48 48 24 24
ID26 26 26 16 16 49 49 44 44 23 23
ID27 30 30 11 11 39 39 35 35 22 22
ID28 26 26 10 10 35 35 33 33 19 19
ID29 23 23 10 10 35 35 32 32 22 22
ID30 30 30 18 18 47 47 45 45 22 22
Nilai
38 38 22 22 54 54 50 50 25 25
Max
Nilai
23 23 9 9 34 34 32 32 12 12
Min
Mean 26.9 26.9 15.4 15.4 45 45 38.5 38.5 21.9 21.9
SD 4.2 4.2 3.7 3.7 6.3 6.3 6.3 6.3 2.8 2.8
Mean 22.7 22.7 11.7 11.7 38.7 38.7 32.2 32.2 19.1 19.1
± SD 31.1 31.1 19.0 19.0 51.3 51.3 44.8 44.8 24.7 24.7

8
Keterangan:
No. ID : Nomor objek penelitian T : Paha
LB : Lengan Bawah L : Tungkai
P : Telapak Tangan F : Kaki
Tabel 4. Klasifikasi dan Identifikasi Manusia
Tubuh Manusia (Perempuan/Betina)
Anterior

Gambar 4. Anterior Manusia (Perempuan)


Keterangan (Longenbaker, 2005)
1. Payudara (mammary) 13. Lengan bawah (antebrachial)
2. Puting susu (nipple) 14. Telapak tangan (palmar)
3. Leher (cervical) 15. Pusar (umbilical)
4. Kepala (cephalic) 16. Perut (abdominal)
5. Dahi (frontal) 17. Organ reproduksi (genital)
6. Mata (opthalmic) 18. Paha (femoral)
7. Hidung (nasal) 19. Lutut (patellar)
8. Mulut (oral) 20. Tungkai (crural)

9
9. Tulang dada (sternal) 21. Kaki (pedal)
10. Bahu (deltoid) 22. Pergelangan tangan (carpal)
11. Lengan atas (brachial) 23. Pipi (cervical)
12. Bagian depan siku (antecubital) 24. Punggung kaki (tarsal)
Posterior

Gambar 4. Posterior Manusia (Perempuan)


Keterangan (Longenbaker, 2005)
1. Belakang kepala (occipital) 13. Tumit (calnaeal)
2. Bahu (deltoid) 14. Telapak kaki (plantar)
3. Tulang belakang (vertebral) 15. Paha (femoral)
4. Punggung (dorsum) 16. Punggung bagian bawah (lumbar)
5. Lengan atas (brachial) 17. Pergelangan tangan (carpal)
6. Siku (cubital)
7. Lengan bawah (anterbrachial)
8. Tangan (palmar)
9. Bokong (gluteal)
10. Perineum (perineal)
11. Belakang lutut (popliteal)
12. Betis (sural)

10
Tubuh Manusia (Laki-laki/Jantan)
Anterior

Gambar 4. Anterior Manusia (Laki-laki)


Keterangan (Longenbaker, 2005)
1. Kepala (cephalic) 14. Lengan atas (brachial)
2. Dahi (frontal) 15. Bagian depan siku (antecubital)
3. Telinga (otic) 16. Pergelangan tangan (carpal)
4. Mata (opthalmic) 17. Telapak tangan (palmar)
5. Hidung (nasal) 18. Perut (abdomen)
6. Mulut (oral) 19. Pusar (umbilical)
7. Pipi (buccal) 20. Pinggul (coxal)
8. Leher (cervical) 21. Organ reproduksi (genital)
9. Jakun (prominentia laryngea) 22. Paha (femoral)
10. Tulang dada (sternal) 23. Lutut (pattelar)
11. Dada (pectoral) 24. Punggung kaki (tarsal)
12. Puting susu (mammary) 25. Kaki (pedal)
13. Bahu (deltoid)

11
Posterior

Gambar 4. Posterior Manusia (Laki-laki)


Keterangan (Longenbaker, 2005)
1. Belakang kepala (occipital) 13. Paha (femoral)
2. Bahu (deltoid) 14. Bagian belakang siku (popliteal)
3. Tulang belakang (vertebral) 15. Betis (sural)
4. Lengan atas (brachial) 16. Tumit (calcaneal)
5. Siku (cubitall) 17. Telapak kaki (plantar)
6. Lengan bawah (anterbrachial)
7. Pergelangan tangan (carpal)
8. Tangan (palmar)
9. Punggung (dorsum)
10. Punggung bagian bawah (lumbar)
11. Bokong (gluteal)
12. Perineum (perineal)

12
Klasifikasi Manusia (Sloane, 2017; Campbell et al., 2012)
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Mamalia
Ordo : Primata
Famili : Hominidae
Genus : Homo
Spesies : Homo sapiens
Identifikasi Manusia
a. Manusia memperoleh makanan dengan cara mengkonsumsi dan mendigesti
organisme lainnya. Manusia memiliki tiga kharakteristik dalam siklus
hidupnya yaitu, manusia memiliki notochorda yang terletak pada bagian
punggung. Manusia memiliki korda saraf tubular yang terletak pada bagian
atas notochord. Manusia memiliki celah insang yang berpasangan yang
terletak pada sisi tenggorokan pada masa perkembangan. Manusia memiliki
satu tulang rangka internal dan satu tulang belakang yang bersendi (Sloane,
2017).
b. Manusia memiliki rambut, kelenjar susu (mammary), sebuah diafragma,
jantung beruang empat, memiliki plasenta, memiliki tiga osikel telinga, dan
gigi yang terdiferensiasi (Sloane, 2017).
c. Manusia dapat berdiri tegak dan dapat berjalan dengan menggunakan kedua
kaki (bipedeal). Manusia memiliki otak yang bervolume besar dan mampu
berbahasa, berpikir simbolik, serta membuat dan menggunakan peralatan
yang kompleks. Manusia memiliki tulang-tulang rahang dan otot-otot
rahang yang tereduksi (Campbell et al., 2012). Manusia memiliki tangan
yang dapat menggenggam, ibu jari yang dapat digerakkan, serta memilik
cakar yang sudah termodifikasi menjadi kuku jari tangan dan jari kaki.
Manusia memiliki pelvis yang dapat melebar, sehingga dapat
memungkinkan manusia untuk melahirkan anak dengan ukuran kepala yang
besar (Sloane, 2017).
4.2 Pembahasan
Judul percobaan yang dilakukan dalam percobaan ini yaitu klasifikasi
taksonomis manusia (Homo sapiens). Adapun tujuan percobaan ini yaitu mampu
melakukan pengukuran bagian-bagian tubuh yang digunakan dalam identifikasi
hewan, mampu mengidentifikasi jenis hewan berdasarkan hasil pengukuran dan
pengamatan, dan mampu menjelaskan ciri – ciri penting masing – masing kelompok
hewan vertebrata. Percobaan ini terdiri dari tiga empat tahapan. Pada tahap pertama
yaitu penentuan kriteria objek penelitian yang akan digunakan. Tahap kedua yaitu
pengukuran bagian-bagian tubuh pada masing-masing objek penelitian. Tahap
ketiga yaitu analisis data statistik pada hasil pengukuran bagian-bagian tubuh pada

13
objek penelitian. Tahap keempat yaitu mengidentifikasi klasifikasi taksonomis
objek penelitian yang digunakan.
Objek pengamatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah manusia
berjenis kelamin wanita dalam periode dewasa awal yaitu berusia 18 tahun hingga
40 tahun. Jumlah objek pengamatan yang digunakan sebanyak 30 sampel. Adapun
pengukuran bagian tubuh yang diukur seperti berat badan (BB), tinggi badan (TB),
lingkar kepala (LK), lebar bahu (SH), panjang leher (PL), panjang lengan atas (LA),
panjang lengan bawah (LB), panjang telapak tangan (P), panjang paha (T), panjang
kaki (L), dan panjang kaki (F). Dari hasil pengukuran tersebut dilakukan
perhitungan rata-rata dan standar deviasi dengan menggunakan Microsoft Office
Excel 2013, serta diperoleh nilai maksimal dan nilai minimal.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah diperoleh, dapat dilihat hasil
pengukuran berat badan (BB) diperoleh nilai maksimal sebesar 100, nilai minimal
sebesar 45, nilai rata-rata sebesar 58.9, dan nilai standar deviasi sebesar 14.2. Dari
pengukuran berat badan (BB) tersebut, dilakukan perhitungan jumlah mean dengan
standar deviasi dan selisih jumlah mean dengan standar deviasi, sehingga diperoleh
hasil perjumlahan dan pengurangan sebesar 73.3 dan 44.7. Hasil pengukuran tinggi
badan (TB) diperoleh nilai maksimal sebesar 170, nilai minimal sebesar 151, nilai
rata-rata sebesar 157.3 , dan nilai standar deviasi sebesar 5.4. Dari pengukuran
tinggi badan (TB) tersebut, dilakukan perhitungan jumlah mean dengan standar
deviasi dan selisih jumlah mean dengan standar deviasi, sehingga diperoleh hasil
perjumlahan dan pengurangan sebesar 59.5 dan 50.7. Hasil pengukuran lingkar
kepala (LK) diperoleh nilai maksimal sebesar 67, nilai minimal sebesar 49, nilai
rata-rata sebesar 55.1, dan nilai standar deviasi sebesar 4.4. Dari pengukuran lingkar
kepala (LK) tersebut, dilakukan perhitungan jumlah mean dengan standar deviasi
dan selisih jumlah mean dengan standar deviasi, sehingga diperoleh hasil
perjumlahan dan pengurangan sebesar 59.5 dan 50.7. Hasil pengukuran bahu (SH)
diperoleh nilai maksimal sebesar 65, nilai minimal sebesar 37, nilai rata-rata sebesar
41.1, dan nilai standar deviasi sebesar 5.8. Dari pengukuran bahu (SH) tersebut,
dilakukan perhitungan jumlah mean dengan standar deviasi dan selisih jumlah
mean dengan standar deviasi, sehingga diperoleh hasil perjumlahan dan
pengurangan sebesar 46.9 dan 35.3. Hasil pengukuran panjang leher (PL) diperoleh
nilai maksimal sebesar 16, nilai minimal sebesar 8, nilai rata-rata sebesar 10.8, dan
nilai standar deviasi sebesar 1.7. Dari pengukuran panjang leher (PL) tersebut,
dilakukan perhitungan jumlah mean dengan standar deviasi dan selisih jumlah
mean dengan standar deviasi, sehingga diperoleh hasil perjumlahan dan
pengurangan sebesar 12.5 dan 9.1. Hasil pengukuran panjang lengan atas (LA)
diperoleh nilai maksimal bagian kiri dan kanan lengan atas sebesar 39, nilai
minimal sebesar 25, nilai rata-rata sebesar 29.5, dan nilai standar deviasi 4.0. Dari
pengukuran panjang lengan atas (LA) tersebut, dilakukan perhitungan jumlah mean
dengan standar deviasi dan selisih jumlah mean dengan standar deviasi, sehingga
diperoleh hasil perjumlahan dan pengurangan sebesar 33.5 dan 25.5. Hasil
pengukuran lengan bawah (LB) diperoleh nilai maksimal bagian kiri dan kanan
lengan bawah sebesar 38, nilai minimal sebesar 23, nilai rata-rata sebesar 26.9, dan
nilai standar deviasi sebesar 4.2. Dari pengukuran panjang lengan bawah (LB)

14
tersebut, dilakukan perhitungan jumlah mean dengan standar deviasi dan selisih
jumlah mean dengan standar deviasi, sehingga diperoleh hasil perjumlahan dan
pengurangan sebesar 31.1 dan 22.7. Hasil pengukuran panjang telapak tangan (P)
diperoleh nilai maksimal bagian kiri dan kanan sebesar 22, nilai minimal sebesar 9,
nilai rata-rata sebesar 15.4, dan nilai standar deviasi sebesar 3.7. Dari pengukuran
panjang telapak tangan (P) tersebut, dilakukan perhitungan jumlah mean dengan
standar deviasi dan selisih jumlah mean dengan standar deviasi, sehingga diperoleh
hasil perjumlahan dan pengurangan sebesar 19.0 dan 11.7. Hasil pengukuran
panjang paha (T) diperoleh nilai maksimal bagian kiri dan kanan sebesar 54, nilai
minimal sebesar 34, nilai rata-rata sebesar 45, dan nilai standar deviasi sebesar 6.3.
Dari pengukuran panjang paha (T) tersebut, dilakukan perhitungan jumlah mean
dengan standar deviasi dan selisih jumlah mean dengan standar deviasi, sehingga
diperoleh hasil perjumlahan dan pengurangan sebesar 51.3 dan 38.7. Hasil
pengukuran panjang tungkai (L) diperoleh nilai maksimal bagian kiri dan kanan
sebesar 50, nilai minimal sebesar 32, nilai rata-rata sebesar 38.5, dan nilai standar
deviasi sebesar 6.3. Dari pengukuran panjang tungkai (L) tersebut, dilakukan
perhitungan jumlah mean dengan standar deviasi dan selisih jumlah mean dengan
standar deviasi, sehingga diperoleh hasil perjumlahan dan pengurangan sebesar
44.8 dan 32.2. Hasil pengukuran panjang kaki diperoleh nilai maksimal bagian kiri
dan kanan sebesar, nilai minimal sebesar 12, nilai rata-rata sebesar 21.9, dan nilai
standar deviasi sebesar 2.8. Dari pengukuran panjang kaki (L) tersebut, dilakukan
perhitungan jumlah mean dengan standar deviasi dan selisih jumlah mean dengan
standar deviasi, sehingga diperoleh hasil perjumlahan dan pengurangan sebesar
24.7 dan 19.1.
Berdasarkan hasil klasifikasi dan identifikasi yang telah diperoleh, dapat
diketahui bahwa manusia digolongkan ke dalam kingdom Animalia. Hal ini
dikarenakan manusia memperoleh makanan dengan cara mengkonsumsi dan
mencerna organisme lain (Sloane, 2017). Manusia digolongkan ke dalam filum
Chordata. Filum Chordata memiliki empat karakteristik yaitu, memiliki notochord
yang berfungsi untuk memperpanjang panjang tubuh. Vertebrata memiliki
endoskeleton yang tersusun dari tulang rawan (cartilage) dan tulang sejati (bone),
yang menggantikan notochord selama perkembangan. Chordata memiliki korda
saraf tubular dorsal yang berisikan suatu cairan. Pada vertebrata, korda saraf
dilindungi oleh tulang belakang yang akan berkembang menjadi sumsum tulang
belakang. Chordata memiliki kantong faring (celah insang) yang pada umumnya
hanya dapat terlihat pada fase perkembangan embrio vertebrata. Pada manusia,
pasangan celah insang yang pertama berkembang menjadi saluran pendengaran,
pada pasangan celah insang yang kedua berkembang menjadi amandel (tonsils),
sedangkan pada pasangan celah insang yang ketiga dan keempat berkembang
menjadi kelenjar timus dan paratiroid. Chordata memiliki sebuah ekor postanal
yang melampaui anus. Manusia termasuk ke dalam filum Chordata karena manusia
memiliki notochord yang terletak pada bagian punggung, memiliki korda saraf
tubular yang terletak pada bagian dorsal, dan memiliki kantung faring atau celah
insang yang berpasangan yang hanya dapat dilihat pada fase perkembangan embrio
(Mader, 2009; Sloane, 2017).

15
Gambar 4. Karakteristik Chordata pada Manusia
Sumber: The McGraw-Hill Companies. Inc.
Manusia digolongkan ke dalam kelas Mamalia. Karakteristik khas yang
menjadi sumber nama Mamalia adalah kelenjar susu (mammary gland), yang
menghasilkan susu. Semua induk betina mamalia menyusui bayinya. Susu
merupakan makanan yang kaya lemak, gula, protein, mineral, dan vitamin. Adapun
karakteristik mamalia lainnya adalah tubuh yang ditutupi oleh rambut dan memiliki
lapisan lemak di bagian bawah kulit untuk membantu tubuh mempertahankan panas.
Mamalia bersifat endodermik, dan pada umumnya memiliki laju metabolisme yang
tinggi. Mamamlia memiliki sistem pernapasan dan sistem sirkulasi yang efisien,
sehingga dapat mendukung metabolismenya. Mamalia memiliki diafragma yang
berperan untuk memventilasi paru-paru. Mamalia memiliki kapasitas otak yang
lebih besar daripada vertebrata lainnya dan memiliki gigi yang terdiferensiasi. Pada
manusia memiliki gigi yang termodifikasi untuk merobek (gigi seri dan gigi taring)
dan untuk meremukkan serta menggiling (gigi geraham depan dan belakang).
Manusia digolongkan ke dalam kelas Mamalia, hal ini dikarenakan manusia
memiliki karakteristik yaitu berdarah panas, memiliki rambut yang berfungsi
sebagai penutup yang membatasi dan melindungi, serta membantu
mempertahankan suhu tubuh agar konstan, memiliki kelenjar susu yang
menghasilkan susu, memiliki diafragma, memiliki jantung beruang empat yang
memisahkan darah yang membawa oksigen dengan darah yang tidak membawa
oksigen, manusia memiliki plasenta intrauterus untuk memberikan nutrisi pada
janin, dan memiliki tiga osikel telinga dan gigi yang terdiferensiasi akibat kebiasaan
mengunyah beragam jenis makanan (Campbell et al., 2012; Sloane, 2017).
Manusia digolongkan ke dalam ordo Primata. Ordo Primata terdiri dari lemur,
monyet, owa, simpanse, gorila, dan manusia. Sebagian besar ordo primata
merupakan pemakan buah-buahan dan tinggal di atas pohon, namun berbeda
dengan manusia yang tinggal di daratan (Mader, 2009). Ordo Primata memiliki
karakteristik sebagai berikut, sebagian besar ordo Primata memiliki tangan dan kaki
yang teradaptasi untuk memegang, dan jari-jarinya memiliki kuku yang pipih. Ordo
primata memiliki bumbungan kulit pada jari kaki dan tangan, pada manusia
bumbungan kulit tersebut akan menjadi sidik jari. Apabila dibandingkan dengan
Mamalia lainnya, ordo Primata memiliki otak yang besar dan memiliki rahang yang

16
pendek, sehingga berwajah pipih. Ordo Primata memiliki mata yang terletak
menghadap ke depan terletak berdekatan di bagian depan wajah. Ordo Primata
menunjukkan pengasuhan anak yang berkembang cukup baik dan memiliki
perilaku sosial yang kompleks. Manusia digolongkan ke dalam ordo primata, hal
ini dikarenakan manusia memiliki tangan yang dapat menggenggam, dan jari
jempol yang dapat digerakkan berputar, memiliki cakar yang termodifikasi menjadi
kuku pada jari kaki dan tangan, dan memiliki otak yang sudah terbentuk dengan
baik dan relatif besar (Campbell et al., 2012; Sloane, 2017).
Manusia digolongkan ke dalam famili Hominidae yang meliputi berbagai ras
manusia yang sudah punah dan yang masih ada. Manusia digolongkan ke dalam
genus Homo dan spesies Homo sapiens yang meliputi semua suku bangsa manusia
(Sloane, 2017). Manusia karakteristik utama yaitu manusia dapat berdiri tegak dan
dapat berjalan dengan menggunakan kedua kakinya (bipedal). Manusia memiliki
kapasitas otak yang besar dan mampu berbahasa, berpikir simbolik, serta dapat
membuat dan menggunakan peralatan yang kompleks. Manusia memiliki tulang-
tulang rahang dan otot-otot rahang yang tereduksi, dan memiliki saluran pencernaan
yang lebih pendek. Manusia memiliki tengkorak yang besar dengan kapasitas
kranial yang sangat berat. Manusia memiliki ukuran otak yang lebih berat
dibandingkan dengan Mamalia lainnya (Campbell et al., 2012; Sloane, 2017).
Manusia (Homo sapiens) memiliki sistem integumen yang terdiri dari kulit,
kuku jari tangan dan kuku jari kaki, rambut, dan kelenjar kulit. Kulit pada manusia
merupakan organ yang terbesar tubuh dan memiliki berat ± 4.5 kg dan menutupi
area seluas 1.67 m2 pada laki-laki dengan berat badan 75 kg. Kulit terdiri dari
lapisan epidermis dan lapisan dermis. Manusia memiliki kelenjar kulit yang
meliputi kelenjar sebasea, kelenjar keringat dan kelenjar mammae, yang merupakan
bentuk modifikasi dari kelenjar keringat. Adapun peranan dari dari sistem
integumen yaitu sebagai perlindungan, pengaturan suhu tubuh, ekskresi,
metabolisme dan komunikasi.

Gambar 4. Sistem Integumen Manusia


Sumber: microbenotes.com
Manusia (Homo sapiens) memiliki sistem rangka yang terdiri dari rangka
aksial, rangka apendikular, dan persendian. Sistem rangka pada manusia memili

17
peran sebagai memberikan topangan dan berntuk pada tubuh, berperan sebagai
pergerakan, perlindungan, pembentukan sel darah (hematopoiesis), dan tempat
penyimpanan minerla (Sloane, 2017; Longenbaker, 2005).

Gambar 4. Sistem Rangka Manusia


Sumber: britannica.com
Manusia (Homo sapiesn) memiliki sistem muskular yang terdiri dari jaringan
otot yang mencapai 40% sampai dengan 50% berat tubuh pada manusia. Fungsi
dari sistem muskular pada manusia adalah sebagai pergerakan, penopang tubuh dan
mempertahankan postur, dan produksi kalor (Sloane, 2017).

Gambar 4. Sistem Muskular Manusia


Sumber: pinterest.com
Manusia (Homo sapiens) memiliki dua jenis sistem saraf yaitu sistem saraf
pusat yang terdiri dari otak dan medula spinalis yang dilindungi oleh tulang
kranium dan kanal vertebral. Sistem saraf lainnya yaitu sistem saraf perifer yang

18
terdiri dari sistem saraf aferen yang meliputi seluruh jaringan saraf lain dalam tubuh
manusia dan sistem saraf eferen yang mentransmisi informasi dari sistem saraf
pusat ke otot dan kelenjar. Manusia memiliki sistem endokrin yang berinteraksi
dengan sistem saraf untuk mengatur dan mengkoordinasi aktivitas tubuh.
Pengendalian endokrin diperantai oleh pembawa pesan kimia, atau hormon yang
dilepas oleh kelenjar endokrin ke dalam cairan tubuh, diserap ke dalam aliran darah
dan ditranspor melalui sistem sirkulasi menuju jaringan target. Adapun aktivitas
yang diatur oleh sistem endokrin yaitu, reproduksi dan laktasi, sistem imunitas,
keseimbangan asam-basa, asupan cairan, metabolisme karbohidrat, protein, lemak,
dan asam nukleat, digesti, absorbsi, dan distribusi nutrien, tekanan darah, tahanan
tekanan, dan adaptasi terhadap perubahan lingkungan (Sloane, 2017; Longenbaker,
2005).
Manusia (Homo sapiens) memiliki sistem sirkulasi yang terdiri dari sistem
kardiovaskular yang terdiri dari jantung, pembuluh darah, dan darah, sistem
limfatik yang terdiri dari sistem limfe dan nodus limfe yang terletak di dalam
pembuluh limfe besar, dan organ pembentuk dan penyimpanan darah seperti limfe,
hati, sumsum tulang, kelenjar timus, dan jaringan limfe. Peranan sistem sirkulasi
adalah untuk transpor, mempertahankan suhu tubuh, perlindungan, dan pendapatan.
Manusia memiliki sistem respirasi yang terdiri dari hidung, faring, laring, trakea,
percabangan bronkus dan paru-paru. Peranan dari sistem respirasi adalah untuk
mengambil oksigen dari atmosfer ke dalam sel-sel tubuh dan untuk mentranspor
karbondioksida yang dihasilkan oleh sel-sel tubuh kembali ke atmosfer. Manusia
memiliki sistem pencernaan yang terdiri dari saluran pencernaan yaitu tuba
muskular panjang yang merentang dari mulut sampai anus, dan organ-organ
aksesoris seperti gigi, lidah, kelenjar saliva, hati, kandung empedu, dan pankreas.
Fungsi sistem pencernaan adalah sebagain ingesti, pemotongan dan penggilingan
makanan, peristaltis, digesti, absorbsi, dan egesti (Sloane, 2017; Longenbaker, 2005;
Campbell et al., 2010).

Gambar 4. Sistem Sirkulasi Manusia


Sumber: britannica.com

19
Gambar 4. Sistem Pencernaan Manusia
Sumber: britannica.com
Dari hasil pengamatan struktur tubuh pada manusia perempuan dan manusia
laki-laki terdapat perbedaan. Pada manusia memiliki kelenjar mammae. Kelenjar
mammae menjadi fungsional saat pubertas untuk merespons esterogen pada
perempuan, sehingga kelenjar mammae pada wanita menjadi berkembang dan
dapat terlihat. Sedangkan pada laki-laki biasanya tidak berkembang. Pada bagian
organ reproduksi jugalah terdapat perbedaan. Pada manusia laki-laki memiliki
organ reproduksi yang terdiri dari skrotum yang merupakan kantong longgat yang
tersusun dari kulit, fasia, dan otot polos, testis yang merupakan organ lunak yang
berbentuk oval, dengan panjang 4 cm sampai 5 cm, dan berdiameter 2,5 cm, duktus,
kelenjar aksesoris, dan penis yang terdiri dari 3 bagian yaitu akar, badan, dan glans
penis. Sedangkan pada manusia perempuan memiliki organ reproduksi yang terdiri
dari ovarium yang memproduksi ovum, tuba fallopi, uterus, vagina, dan vulva
(Sloane, 2017).

Gambar 4. Organ Reproduksi Manusia


Sumber: britannica.com

20
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dapat diperoleh
kesimpulan adalah manusia digolongkan ke dalam kingdom Animalia, filum
Chordata, subfilum vertebrata, kelas Mamalia, ordo Primata, famili Hominidae,
genus Homo, dan spesies Homo sapiens, Berdasarkan hasil pengukuran yang telah
diperoleh dapat diketahui bahwa wanita periode dewasa awal memiliki nilai rata-
rata berat badan sebesar 58.9, nilai rata-rata tinggi badan sebesar 157.3, nilai rata-
rata lingkar kepala sebesar 55.1, nilai rata-rata panjang bahu sebesar 41.1, nilai rata-
rata panjang leher sebesar 10.8, nilai rata-rata panjang lengan atas adalah sebesar
29.5, nilai rata-rata panjang lengan bawah sebesar 26.9, nilai rata-rata panjang
telapak tangan sebesar 15.4, nilai rata-rata panjang paha sebesar 45, nilai rata-rata
panjang tungkai sebesar 38.5, dan nilai rata-rata panjang kaki sebesar 21.9.
Terdapat perbedaan pada struktur tubuh manusia laki-laki dan manusia perempuan
yaitu, pada manusia perempuan dapat terlihat kelenjar susu (payu dara) sedangkan
pada laki-laki umumnya tidak terlihat. Pada manusia laki-laki memiliki organ
reproduksi terdiri dari skrotum, testis, duktus, kelenjar aksesoris, dan penis.
Sedangkan pada manusia perempuan memiliki organ reproduksi yang terdiri dari
ovarium yang memproduksi ovum, tuba fallopi, uterus, vagina, dan vulva. Manusia
memiliki karakteristik penting yaitu merupakan bipedal, memiliki tengkorak yang
besar, memiliki pelvis yang melebar, dan memiliki dagu yang menonjol, rahang
yang lemah, dan gigi-gigi yang kecil.
5.2 Ucapan Terimakasih
Saya mengucapkan terimakasih kepada Tuhan Yesus yang telah menyertai
saya selama mengerjakan project ini dengan lancar dan tanpa kekurangan apapun.
Saya mengucapkan terimakasih kepada Papi dan Mami yang selalu mendukung dan
menyemangati saya dalam mengerjakan project ini. Saya mengucapkan terimakasih
kepada Bu Wolly sebagai dosen pengampu mata kuliah taksonomi vertebrata yang
selalu membimbing saya sehingga project ini dapat diselesaikan dengan maksimal.
Saya juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman, kerabat, dan keluarga
yang sudah bersedia berpartisipasi dalam percobaan ini. May God always bless us,
Have a nice day and stay healthy. Love Michelle Terrence <3.

21
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N. A., J. B. Reece, L. A. Urry, M. L. Cain, S. A. Wasserman, P. V.
Minorsky, dan R. B. Jackson. 2010. Biologi Edisi Kedelapan Jilid III. Jakarta:
Erlangga.
Campbell, N. A., J. B. Reece, L. A. Urry, M. L. Cain, S. A. Wasserman, P. V.
Minorsky, dan R. B. Jackson. 2012. Biologi Edisi Kedelapan Jilid II. Jakarta:
Erlangga.
Jannah, M., F. Yacob, dan Julianto. 2017. Rentang Kehidupan Manusia (Life Span
Development) dalam Islam. Gender Equality: International Journal of Child
and Gender Studies 3(1): 97-114.
Linzey, D. W. 2003. Vertebrate Biology. New York: Mc-Graw Hill Companies, Inc.
Longenbaker, S. N. 2005. Mader’s Understanding Human Anatomy and Physiology
Sixth Edition. New York: Mc-Graw Hill Companies, Inc.
Mader, S. S. 2009. Concepts of Biology First Edition. New York: Mc-Graw Hill
Companies, Inc.
Purnomo, H. 2013. Antropometri dan Aplikasinya. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Rosadi, B dan H. Pratomo. 2007. Taksonomi Secara Umum. (online).
repository.ut.ac.id. Diakses pada Kamis, 24 September 2020.
Sloane, E. 2017. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

22

Anda mungkin juga menyukai