Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan Volume 12, Nomor 2, Desember 2017

ANALISIS KIMIA BURGER IKAN DENGAN PENAMBAHAN SURIMI


IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) DAN TEPUNG TERIGU
DENGAN KOMPOSISI YANG BERBEDA

Chemical Properties of Burger with Addition Surimi Catfish (Clarias gariepinus)


and Wheat Flour With Different Compositions

Fitra Mulia Jaya1 dan Dwi Inda Sari1


1)
Staf Pengajar – Fakultas Perikanan Universitas PGRI Palembang
2)
Staf Pengajar – Program Studi Teknologi Hasil Perikanan Universitas Sriwijaya
Email : f_muliajaya@yahoo.co.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kimia meliputi : kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar
lemak dan kadar karbohidrat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2014 di
Workshop Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan (WSTPHP) Fakultas Perikanan Universitas PGRI
Palembang dan di Laboratorium Kimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Sriwijaya Indralaya. Perlakuan pada penelitian ini berupa penambahan surimi ikan Lele
Dumbo dan tepung terigu pada pengolahan burger ikan dengan berbagai komposisi (B/B) yaitu : (surimi
85 % dan tepung terigu 15 %), (surimi 80 % dan tepung terigu 20 %), (surimi 75 % dan tepung terigu 25
%), (surimi 70 % dan tepung terigu 30 %), (surimi 65 % dan tepung terigu 35 %). Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa : dilihat dari mutu kimia perlakuan
terbaik terdapat pada perlakuan B5 (surimi 65% dan tepung terigu 35%) dengan kadar lemak 1,19 % dan
kadar protein 12,02 %, kadar abu 1,29 %, kadar air 69,76 %, kadar karbohidrat 15,74 %.

Kata Kunci : Ikan Lele Dumbo, surimi ikan Lele Dumbo , tepung terigu, Burger Ikan.

Abstract

This study aims to determine chemicals include: moisture content, ash content, protein content, fat
content and carbohydrate content. This study was conducted in May and June 2014 in the Fishery
Products Processing Technology Workshop (WSTPHP) at Faculty of Fisheries of PGRI University of
Palembang and Agricultural Products Chemistry Laboratory Department of Agricultural Technology
Faculty of Agriculture of Sriwijaya University of Indralaya. Treatment in this study of the addition of
surimi fish C. gariepinus and flour in processing fish burger with various compositions (B / B) such as:
(85 % of surimi and 15 % of wheat flour), (80 % of surimi and 20 % of wheat flour), (75 % of surimi and
25 % of wheat flour), (70 % of surimi and 30 % of wheat flour), (65 % of surimi and 35 % wheat flour).
Based on the research that has been done, it can be concluded that: the quality of the best treatment
chemical present in B5 treatment (65 % of surimi and 35 % of wheat flour) with 1.19 % fat content and
12,02 % of protein content, 1,29 % of ash content, 69,76 % of moisture content, 15,74 % carbohydrate
content of.

Keyword : Catfish (Clarias gariepinus), Surimi Catfish, Wheat Flour, fish Burger

42
Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan Volume 12, Nomor 2, Desember 2017

I. PENDAHULUAN Perikanan (WSTPHP) Fakultas Perikanan


Universitas PGRI Palembang dan di
Peningkatan produksi Lele Dumbo Laboratorium Kimia Hasil Pertanian Jurusan
tersebut juga harus didukung penanganan pasca Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian
panennya yaitu dengan teknologi pengolahan Universitas Sriwijaya Indralaya. Penelitian ini
hasil perikanan yang berbahan baku Lele dilakukan untuk menentukan konsentrasi
Dumbo. Salah satu upaya untuk penambahan surimi ikan Lele Dumbo (Clarias
meningkatkannya yaitu memperkaya produk gariepinus) dan tepung terigu yang
makanan olahan dengan protein yang berasal menghasilkan burger ikan yang paling disukai
dari ikan dengan diolah menjadi kue kering, oleh panelis berdasarkan uji sensoris, uji fisik
cookies, roti dan burger (Raharjo, 2010 dalam dan uji kimia. Penelitian ini menggunakan
Machmud, 2012). Rancangan Acak Lengkap dengan perlakuan
Pada umumnya ikan dikatakan berlemak yaitu 5 perlakuan dan masing-masing dilakukan
atau gemuk jika kandungan lemaknya 2,5-8% pengulangan sebanyak 3 kali. Adapun taraf
dan kandungan lemak pada ikan Lele Dumbo perlakuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
(Clarias gariepinus) mencapai (4,8%) B1 = Surimi 85 % dan Tepung terigu 15 %
(Hadiwiyoto, 1993). Kadar lemak yang cukup B2 = Surimi 80 % dan Tepung terigu 20 %
tinggi pada ikan membuat tekstur adonan sangat B3 = Surimi 75 % dan Tepung terigu 25 %
lembek untuk itu kadar lemak tersebut harus B4 = Surimi 70 % dan Tepung terigu 30 %
dihilangkan agar tekstur adonan menjadi lebih B5 = Surimi 65 % dan Tepung terigu 35 %
elastis (Rodiani, 2010). Oleh karena itu, perlu Parameter yang diamati dalam penelitian
dilakukan suatu pengolahan ikan Lele Dumbo ini meliputi uji kimia yaitu: (kadar air, kadar
(Clarias gariepinus) menjadi surimi ikan Lele abu, kadar protein, kadar lemak dan
Dumbo dengan penambahan tepung terigu. karbohidrat).
Surimi adalah produk perikanan setengah
jadi yang berupa hancuran daging ikan yang a. Analisis Kadar Protein Metode Mikro
telah mengalami proses pencucian, Kjeldalhl (AOAC, 2005)
pengepresan, dan penambahan garam. Proses Penentuan kadar protein dilakukan
pencucian bertujuan untuk menghilangkan dengan Metode Total Nitrogen yang didasarkan
sebagian besar komponen larut dalam air yaitu pada reaksi penetralan asam basah. Kadar
protein sarkoplasma yang dapat menghambat protein dihitung berdasarkan kesetimbangan
pembentukan gel serta darah (pigmen), reaksi kimia. Tahap-tahap yang dilakukan
penyebab bau amis dan menurunkan kadar dalam analisis protein terdiri dari tiga tahap
lemak setelah pencucian terakhir (Suzuki, 1981 yaitu destruksi, destilasi dan titrasi.
dalam Hendriawan, 2002). Selain surimi bahan 1. Tahap destruksi
utama yang digunakan pada penelitian ini a) Sampel ditimbang 0,1 g pada kertas
adalah tepung terigu. Tepung terigu mempunyai timbang, kemudian dimasukkan ke dalam
ciri spesifik yang tidak dimiliki oleh tepung labu destruksi.
lainya yaitu mengandung protein gluten (10% b) Sampel tersebut selanjutnya ditambahkan
sampai 15%). dua tablet katalis serta beberapa butir batu
Oleh karena itu perlu dilakukan suatu didih.
penelitian mengenai pembuatan burger ikan c) Sampel ditambahkan 15 ml asam sulfat
dengan memanfaatkan surimi dari bahan ikan pekat (95-97%) dan 3 ml hydrogen
khususnya Lele Dumbo dan tepung terigu peroksida secara perlahan dan didiamkan 10
sebagai bahan utama dalam pembuatan burger menit dalam ruang asam.
ikan sehingga dengan tingkat gel dan tekstur d) Destruksi dilakukan pada suhu 410 0C
yang baik dapat menghasilkan produk yang selama 2 jam atau sampai larutan jernih.
berkualitas baik. Penelitian ini bertujuan : e) Sampel hasil destruksi didiamkan hingga
1). Menentukan komposisi penambahan surimi mencapai suhu kamar dan tambahkan 50-57
ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) dan ml aquades.
tepung terigu yang menghasilkan burger ikan 2. Tahap destilasi
Lele Dumbo terbaik dan paling disukai oleh a) Sebanyak 25 ml larutan H3BO3 4 % yang
panelis. mengandung indikator sebagai penampung
destilat dimasukkan dalam erlenmeyer.
II. METODE PENELITIAN b) Labu yang berisi hasil destruksi dipasang
pada rangkaian alat destilasi uap.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Mei - Juni 2014 di Workshop Teknologi Hasil

43
Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan Volume 12, Nomor 2, Desember 2017

c) Kemudian ditambahkan 50-57 ml larutan 4. Sampel ditimbang sebanyak 1-2 g (B)


Natrium Hidroksida dan Natrium Thiosulfat kemudian dimasukkan ke dalam cawan
dan dilakukan destilasi. 5. Masukkan cawan yang berisi sampel
d) Selanjutnya destilat ditampung kedalam tersebut ke dalam oven dengan suhu 102-
erlenmeyer tersebut hingga volume 105 0C selama 6 jam
mencapai minimal 150 ml (hasil destilasi 6. Cawan tersebut kemudian didinginkan
akan berubah menjadi kuning). dalam desikator dan ditimbang bobotnya
3. Tahap titrasi (C).
Hasil destilat dengan HCl 0,2 N akan Kadar air ditentukan dengan rumus :
dibekukan sampai warna berubah dari hijau % Kadar Air = B−(C−A)
B
𝑥 100 %
menjadi abu-abu netral. Kadar protein dapat Keterangan :
dihitung dengan persamaan berikut : KA = Kadar air (%)
% KP A = Berat cawan kosong (g)
Va − Vb x HCl x NHCl x 14,007 x 6,25
= 𝑥 100 % B = Berat sampel sebelum oven (g)
W x 100
Keterangan : C = Berat cawan berisi sampel setelah di
KP = Kadar Protein (%) oven (g)
Va = mL HCl untuk titrasi sampel d. Analisis Kadar Abu Metode Gravimetri
Vb = mL HCl untuk titrasi blanko (AOAC, 2005)
N = Normalitas HCl yang digunakan Analisis kadar abu dilakukan
W = Berat sampel (gram) menggunakan metode oven. Prinsipnya adalah
b. Analisis Kadar Lemak (AOAC, 2005) pembakaran atau pengabuan bahan-bahan
Sampel seberat 2 gram (W1) dimasukan organik yang diuraikan menjadi air (H2O) dan
ke dalam kertas saring dan dimasukan ke dalam Karbondioksida (CO2) tetapi zat anorganik tidak
selongsong lemak, kemudian dimasukan ke terbakar. Zat anorganik ini disebut abu.
dalam labu lemak yang sudah ditimbang berat Prosedur analisis kadar abu dalam bahan pangan
tetapnya (W2) dan disambungkan dengan adalah sebagai berikut :
tabung soxhlet. Selongsong lemak dimasukkan 1. Cawan abu porselin yang kosong
ke dalam ruang ekstraktor tabung soxhlet dan dimasukkan ke dalam oven selama 30 menit
disiram dengan pelarut lemak. Tabung ekstraksi dengan suhu 102-105 0C
dipasang pada alat destilasi soxhlet kemudian 2. Cawan abu porselin dikeluarkan dan
dipanaskan pada suhu 40 °C dengan didinginkan dalam desikator selama 30
menggunakan pemanas listrik selama 6 jam. menit
Pelarut lemak yang ada dalam labu lemak 3. Kemudian cawan abu porselin kosong
didestilasi hingga semua pelarut lemak ditimbang untuk mengetahui bobot cawan
menguap. Pada saat destilasi pelarut akan kosong (A)
tertampung di ruang ekstraktor, pelarut 4. Sampel yang telah dihomogenkan ditimbang
dikeluarkan sehingga tidak kembali ke labu ± 3 g dan dimasukkan ke dalam cawan abu
lemak, selanjutnya labu lemak dikeringkan porselin ditimbang (B)
dalam oven pada suhu 105 °C, setelah itu labu 5. Kemudian cawan yang berisi sampel
didinginkan dalam desikator sampai beratnya dimasukkan ke dalam oven bersuhu 550-600
0
konstan (W3). Kadar lemak ditentukan dengan C selama 24 jam atau sampai pengabuan
rumus : sempurna sehingga diperoleh abu berwarna
W3 − W2 putih
% Kadar Lemak = 𝑥 100 %
W1 6. Setelah selesai suhu tungku pengabuan
Keterangan : diturunkan hingga suhu 40 0C
KL = Kadar lemak (%) 7. Cawan porselin dikeluarkan dengan
W1 = Berat sampel (gram) menggunakan penjepit dan masukkan ke
W2 = Berat labu lemak tanpa lemak (gram) dalam desikator selama 30 menit
W3 = Berat labu lemak dengan lemak (gram) 8. Apabila abu belum putih benar dilakukan
c. Analisis Kadar Air Metode Oven (AOAC, pengabuan kembali. Abu dibasahi dengan
2005) aquades secara bertahap, kemudian
Prosedur analisis kadar air adalah dikeringkan menggunakan hot plate dan
sebagai berikut : diabukan kembali pada suhu 550-600 0C
1. Keringkan cawan porselen dalam oven pada sampai diperoleh berat yang konstan. Suhu
suhu 102-105 0C selama 30 menit pengabuan diturunkan sampai ± 40 0C
2. Dinginkan cawan tersebut dalam desikator kemudian dipindahkan cawan abu porselin
(± 30 menit) ke dalam desikator selama 30 menit dan
3. Kemudian timbang berat cawan (A)

44
Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan Volume 12, Nomor 2, Desember 2017

selanjutnya ditimbang bobotnya (C) segera garam, penyebar dan pelarut bahan-bahan bukan
setelah dingin. tepung secara seragam dan memungkinkan
Kadar abu dalam bahan pangan dapat adanya aktivitas enzim (Mudjajanto dan
dihitung berdasarkan persamaan berikut : Yulianti, 2004). Nilai rata-rata kadar air burger
B − (C − A) ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus)
% Kadar Abu = 𝑥 100 %
B menunjukkan kadar air tertinggi terdapat pada
Keterangan : perlakuan B1 (perlakuan dengan formulasi
KA = Kadar abu (%) surimi 85 % dan tepung terigu 15 %) dengan
A = Berat cawan kosong (g) nilai rata-rata 72,42 %, sedangkan nilai kadar air
B = Berat sampel sebelum pengabuan (g) terendah terdapat pada perlakuan B5 (perlakuan
C = Berat cawan berisi sampel setelah dengan formulasi surimi Lele Dumbo 65 % dan
pengabuan (g) tepung terigu 35 %) dengan nilai rata-rata 69,76
e. Kadar karbohidrat by difference %. Rata-rata kadar air burger surimi ikan Lele
(Winarno, 2004) Dumbo dapat dilihat pada Gambar 2.
Perhitungan kadar karbohidrat dilakukan
Perlakuan
mengguakan metode by difference yaitu 100

Kadar Air %
72.42 71.69 71.49 70.96 69.76
pengurangan 100 % dengan jumlah dari hasil
empat komponen yaitu kadar air, protein, lemak 50
dan abu. Perhitungannya sebagai berikut :
% Karbohidrat = 100 % - (% air + % lemak + % 0
protein + % abu). B1 B2 B3 B4 B5
Data yang diperoleh diolah dengan Gambar 3. Rata-rata Kadar Air Burger Surimi
menggunakan statistik, pengolahan data berupa Keterangan :
statistik parametik. Analisis statistik parametrik B1 = Surimi 85%, Tepung terigu 15%
B4 = Surimi 70%, Tepung terigu 30%
dilakukan untuk menganalisis data dari hasil B2 = Surimi 80%, Tepung terigu 20%
analisa kimia meliputi : kadar air, abu, protein, B5 = Surimi 65%, Tepung terigu 35%
lemak dan karbohidrat. Model matematika B3 = Surimi 75%, Tepung terigu 25%
Rancangan Acak Lengkap (Hanafiah, 2002) Hasil analisis keragaman menunjukan
adalah sebagai berikut : bahwa formulasi perlakuan penambahan surimi
Yij = µ + τi + εij ikan Lele Dumbo dan tepung terigu yang
Keterangan : berbeda maka berbeda nyata terhadap nilai
Yij = Ulangan ke-i dan perlakuan ke-j kadar air burger surimi ikan Lele Dumbo. Hasil
µ = Rataan umum populasi uji lanjut BNJ dapat dilihat Tabel 4
τi = Ulangan ke-i Tabel 4. Uji lanjut BNJ
εij = Sisa ulangan ke-I dan perlakuan ke-j Perlakuan Rerata RAL
Data peubah yang diamati sebelum Kadar Air
Notasi 5% = 0,74
dilakukan Analisis Sidik Ragam atau Analisis %
Of Variance (ANOVA) (Hanafiah, 2002). B5 69,76 A
(𝑛 − ⦋ 𝐵 − (𝑛𝑘 𝑘 + 1 2 /4⦌ B4 70,96 B
T=
𝐴−𝐵 B3 71,49 B
Keterangan : B2 71,69 B
T = nilai kritik B1 72,42 C
A = jumlah kuadrat total Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang
B= jumlah kuadrat perlakuan berbeda pada kolom yang sama berarti
n= jumlah panelis berbeda nyata.
k= jumlah perlakuan Hasil uji lanjut pada Tabel 19,
menunjukan bahwa perlakuan B5 (surimi 65 %
III. HASIL DAN PEMBAHASAN dan tepung terigu 35 %) berbeda nyata dengan
perlakuan B4, B3, B2, dan berbeda sangat nyata
Analisis kimia dilakukan untuk dengan perlakuan B1 (surimi 85% dan tepung
mengetahui sifat kimia dari burger ikan Lele terigu 15 %) pada taraf uji 5 %. Pengaruh
Dumbo. Hasil dari analisis kimia burger ikan formulasi perlakuan penambahan surimi ikan
Lele Dumbo adalah sebagai berikut : Lele Dumbo dan tepung terigu yang berbeda
a. Kadar Air menunjukan bahwa kadar air burger surimi ikan
Air merupakan unsur yang penting dalam Lele Dumbo cendrung meningkat dengan
proses pengolahan. Dalam pembuatan burger, semakin tingginya surimi ikan Lele Dumbo
air berfungsi sebagai penyebab terbentuknya yang ditambahkan. Berdasarkan analisa
gluten dan pengontrol kepadatan serta suhu proksimat yang diperoleh kadar air burger
adonan. Selain itu, air berperan sebagai pelarut surimi ikan Lele Dumbo sebesar 72,42 %

45
Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan Volume 12, Nomor 2, Desember 2017

dengan formulasi perlakuan B1(surimi ikan Lele Menurut Sudarmaji et al (1989),


dumbo 85 % dan tepung terigu 15 %). Kadar menyatakan bahwa makanan yang berasal dari
air berasal dari surimi yang lebih banyak hewani mengandung kadar abu yang tinggi, hal
ditambahkan dan sedikit tepung terigu. Hal ini ini disebabkan oleh kandungan beberapa
berpengaruh terhadap kadar air burger surimi mineral seperti kalsium, besi dan fosfor yang
ikan Lele Dumbo yang cenderung meningkat terdapat pada hewan tersebut, maka semakin
karena disebabkan banyaknya surimi yang tinggi surimi ikan Lele Dumbo yang
ditambahkan. Menurut Rompis (1998) dalam ditambahkan maka kadar abu yang dihasilkan
Haryanti (2009), menyatakan bahwa kadar air akan semakin tinggi.
pada suatu produk erat hubungannya dengan c. Kadar Protein
pengikatan air oleh protein, yaitu pengikatan air Protein merupakan suatu zat yang paling
yang tinggi akan mengurangi pelepasan air penting bagi tubuh, karena zat ini yang paling
selama pemasakan, dengan demikian kadar air erat hubungannya dengan proses-proses
produk akan tinggi. kehidupan. Protein adalah salah satu sumber
b. Kadar Abu utama energi. Nilai rata-rata kadar protein
Abu merupakan bahan yang tertinggal burger surimi ikan Lele Dumbo (Clarias
bila suatu sampel bahan makanan dibakar gariepinus) menunjukkan kadar protein
dengan sempurna dengan menggunakan suatu tertinggi terdapat pada perlakuan B1 (perlakuan
tungku pengabuan. Kadar abu menggambarkan dengan formulasi surimi 85 % dan tepung terigu
jumlah mineral yang tidar terbakar dari zat yang 15 %) dengan nilai rata-rata 14,78 %, sedangkan
dapat menguap (Soediaoetama, 1996). Nilai nilai kadar protein terendah terdapat pada
rata-rata kadar abu burger surimi ikan Lele perlakuan B5 (perlakuan dengan formulasi
Dumbo (Clarias gariepinus) menunjukkan surimi Lele Dumbo 65 % dan tepung terigu 35
kadar abu tertinggi terdapat pada perlakuan B1 %) dengan nilai rata-rata 12,02 %. Rata-rata
(perlakuan dengan formulasi surimi 85 % dan kadar protein burger surimi ikan Lele Dumbo
tepung terigu 15 %) dengan nilai rata-rata 1,43 dapat dilihat pada Gambar 5.
%, sedangkan nilai kadar abu terendah terdapat Perlakuan
pada perlakuan B5 (perlakuan dengan formulasi 20 14.78 14.28 13.43
Kadar Protein

12.54 12.02
surimi Lele Dumbo 65% dan tepung terigu 35
10
%

%) dengan nilai rata-rata 1,29 %. Rata-rata


kadar abu burger surimi ikan Lele Dumbo dapat 0
dilihat pada Gambar 4. B1 B2 B3 B4 B5
Perlakuan Gambar 5. Rata-rata Kadar Protein Burger
2 Keterangan :
Kadar Abu %

1.43 1.42 1.36 1.31 1.29


1.5 B1 = Surimi 85%, Tepung terigu 15%
1 B4 = Surimi 70%, Tepung terigu 30%
B2 = Surimi 80%, Tepung terigu 20%
0.5 B5 = Surimi 65%, Tepung terigu 35%
0 B3 = Surimi 75%, Tepung terigu 25%
B1 B2 B3 B4 B5 Hasil analisis keragaman menunjukan
Gambar 4. Rata-rata Kadar abu Burger Surimi bahwa pengaruh formulasi perlakuan
Keterangan : penambahan surimi ikan Lele Dumbo dan
B1 = Surimi 85%, Tepung terigu 15% tepung terigu yang berbeda terhadap protein
B4 = Surimi 70%, Tepung terigu 30%
B2 = Surimi 80%, Tepung terigu 20% burger surimi ikan Lele Dumbo berbeda nyata
B5 = Surimi 65%, Tepung terigu 35% terhadap protein burger surimi ikan Lele Dumbo
B3 = Surimi 75%, Tepung terigu 25% yang dihasilkan. Hasil uji lanjut BNJ dapat
Hasil analisis keragaman menunjukan dilihat pada Tabel 5.
bahwa formulasi perlakuan penambahan surimi Tabel 5. Uji lanjut
ikan Lele Dumbo dan tepung terigu yang Perlakuan Rerata RAL
berbeda terhadap nilai kadar abu burger surimi Kadar Notasi 5% = 0,80
ikan Lele Dumbo berbeda tidak nyata. Kadar Protein %
abu burger surimi ikan Lele Dumbo cendrung B5 12,02 A
meningkat dengan semakin tingginya surimi B4 12,54 A
ikan Lele Dumbo yang ditambahkan. Hasil B3 13,43 B
analisis keragaman menunjukan bahwa B2 14,28 C
konsentrasi perlakuan penambahan surimi ikan B1 14,78 C
Lele Dumbo yang berbeda pada perlakuan tidak Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang
berbeda nyata terhadap nilai kadar abu burger berbeda pada kolom yang sama berarti
surimi ikan Lele Dumbo pada taraf uji 5%. berbeda nyata.

46
Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan Volume 12, Nomor 2, Desember 2017

Hasil uji lanjut pada Tabel 20, ikan Lele Dumbo berbeda nyata terhadap nilai
menunjukan bahwa perlakuan B5 (surimi 65 % kadar lemak yang dihasilkan. Hasil uji lanjut
dan tepung terigu 35 %) tidak berbeda nyata BNJ dapat dilihat pada Tabel 6.
dengan perlakuan B4 (surimi 70 % dan tepung Tabel 6. Uji lanjut BNJ
terigu 30 %) dan B3 (surimi 75 % dan tepung Perlakuan Rerata RAL
terigu 25 %) berbeda nyata dengan perlakuan kadar Notasi 5% = 0,25
B2 (surimi 80 % dan tepung terigu 20 %) dan lemak %
perlakuan B1 (surimi 85% dan tepung terigu 15 B5 1,19 A
%) pada taraf uji 5%. Kadar protein burger B4 1,45 B
surimi ikan Lele Dumbo cenderung meningkat B3 1,54 BC
dengan semakin tingginya surimi ikan Lele B2 1,79 C
Dumbo yang ditambahkan, hal ini dikarenakan B1 2,08 D
ikan Lele Dumbo mengandung protein dan Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang
sumber protein lainnya yaitu tepung terigu berbeda pada kolom yang sama berbeda
dimana penggunaan tepung terigu semakin nyata.
berkurang dengan meningkatnya jumlah surimi Hasil uji lanjut pada Tabel 21,
ikan Lele Dumbo yang ditambahkan menunjukan bahwa perlakuan B5 (surimi 65 %
menyebabkan kadar protein burger surimi ikan dan tepung terigu 35 %) berbeda nyata dengan
Lele Dumbo menjadi semakin meningkat. perlakuan B4 (surimi 70 % dan tepung terigu 30
Kandungan protein juga diikuti dengan %) dan B3 (surimi 75 % dan tepung terigu 25
tingginya kadar lemak yang terdapat pada %) berbeda tidak nyata sedangkan B2 (surimi
burger surimi ikan Lele Dumbo yang dihasilkan 80 % dan tepung terigu 20 %) berbeda sangat
(Nakai dan Modler, 2000). nyata dengan perlakuan B1 (surimi 85 % dan
d. Kadar Lemak tepung terigu 15 %).
Lemak merupakan zat makanan yang Kadar lemak burger surimi ikan Lele
penting dalam metabolisme tubuh manusia. Dumbo cendrung meningkat dengan semakin
Menurut Winarno (1997), penambahan lemak tingginya surimi ikan Lele Dumbo yang
dimaksudkan untuk memberikan rasa gurih, ditambahkan. Berdasarkan analisa proksimat
memberikan kualitas renyah, memberikan yang diperoleh kadar lemak burger surimi ikan
kandungan kalori tinggi dan memberikan sifat Lele Dumbo sebesar 2,08 % dengan formulasi
empuk (lunak). Nilai rata-rata kadar lemak perlakuan B1(surimi ikan Lele dumbo 85 % dan
burger surimi ikan Lele Dumbo (Clarias tepung terigu 15 %) dan kadar lemak terendah
gariepinus) menunjukkan kadar lemak tertinggi terdapat pada formulasi perlakuan B5 (surimi
terdapat pada perlakuan B1 (perlakuan dengan ikan Lele Dumbo 65 % dan tepung terigu 35 %)
formulasi surimi 85% dan tepung terigu 15%) dengan nilai sebesar 1,19 %. Pada umumnya
dengan nilai rata-rata 2,08 %, sedangkan nilai ikan dikatakan berlemak jika kandungan
kadar lemak terendah terdapat pada perlakuan lemaknya lebih dari 4 % (Hadiwiyoto, 1993).
B5 (perlakuan dengan formulasi surimi Lele 65 Komponen lemak yang tinggi berasal dari
% dan tepung terigu 35%) dengan nilai rata-rata daging ikan, telur, susu yang merupakan bagian
1,19 %. Rata-rata kadar lemak burger surimi dari formulasi. Dengan mengacu standar
ikan Lele Dumbo dapat dilihat pada Gambar 6. nasional nugget ayam (SNI No 01-6683-2002),
hasil pengukuran kadar lemak burger surimi
Perlakuan ikan Lele dumbo menunjukan bahwa telah
2.5 2.08
Kadar Lemak %

1.79 memenuhi standar yang telah ditetapkan yaitu


2 1.54 1.45
1.5 1.19 maksimal 20 %.
1 e. Kadar Karbohidrat
0.5 Analisa kadar karbohidrat dalam
0 penelitian ini dengan cara perhitungan kasar (by
B1 B2 B3 B4 B5 difference). Nilai rata-rata kadar karbohidrat
burger surimi ikan Lele Dumbo (Clarias
Gambar 6. Rata-rata Kadar Lemak Burger gariepinus) menunjukkan kadar karbohidrat
B1 = Surimi 85%, Tepung terigu 15%
B4 = Surimi 70%, Tepung terigu 30% tertinggi terdapat pada perlakuan B5 (perlakuan
B2 = Surimi 80%, Tepung terigu 20% dengan formulasi surimi 65 % dan tepung terigu
B5 = Surimi 65%, Tepung terigu 35% 35 %) dengan nilai rata-rata 15,74%, sedangkan
B3 = Surimi 75%, Tepung terigu 25% nilai kadar karbohidrat terendah terdapat pada
Hasil analisis keragaman menunjukan perlakuan B1 (perlakuan dengan formulasi
bahwa formulasi perlakuan penambahan surimi surimi Lele 85 % dan tepung terigu 15 %)
ikan Lele Dumbo dan tepung terigu yang dengan nilai rata-rata 9,29 %. Rata-rata kadar
berbeda terhadap kadar lemak burger surimi

47
Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan Volume 12, Nomor 2, Desember 2017

karbohidrat burger surimi ikan Lele Dumbo tepung terigu berbanding lurus dengan kadar
dapat dilihat pada Gambar 7. karbohidrat. Hal ini disebabkan karena tepung
terigu merupakan penyumbang utama
Perlakuan karbohidrat, dimana 100 % tepung terigu
Kadar Karbohidrat %

mengandung 72,98 % karbohidrat (Rohaidi,


20 15.74 1982).
13.73
15 10.82 12.18 IV. KESIMPULAN DAN SARAN
9.29
10
A. Kesimpulan
5 Berdasarkan hasil penelitian yang telah
0 dilakukan, maka dapat disimpulkan adalah
B1 B2 B3 B4 B5 sebagai berikut :
1. Perlakuan penambahan surimi ikan Lele
Gambar 7. Rata-rata kadar karbohidrat burger Dumbo dan tepung terigu berpengaruh
B1 = Surimi 85%, Tepung terigu 15% sangat nyata terhadap parameter kimia yaitu
B4 = Surimi 70%, Tepung terigu 30% kadar air, kadar protein, kadar lemak, kadar
B2 = Surimi 80%, Tepung terigu 20%
karbohidrat dan tidak berpengaruh nyata
B5 = Surimi 65%, Tepung terigu 35%
B3 = Surimi 75%, Tepung terigu 25% terhadap kadar abu
Hasil analisis keragaman menunjukan 2. Komposisi perlakuan terbaik terdapat pada
bahwa formulasi perlakuan penambahan surimi perlakuan B5 uji kimia yaitu: kadar air 69,76
ikan Lele Dumbo dan tepung terigu yang %, kadar abu 1,29 %, kadar protein 12,02 %
berbeda terhadap kadar karbohidrat burger kadar lemak 1,19% dan kadar karbohidrat
surimi ikan Lele Dumbo berbeda nyata terhadap 15,74 %.
nilai kadar karbohidrat yang dihasilkan. Hasil
uji lanjut BNJ dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Uji lanjut BNJ B. Saran
Perlakuan Rerata Kadar RAL 1. Untuk mendapatkan burger surimi ikan Lele
Karbohidrat Dumbo yang disukai disarankan
% Notasi 5% = menggunakan perlakuan dengan formulasi
0,53 surimi ikan Lele Dumbo 65 % dan tepung
B1 9,29 A terigu 35 % dan juga perlu dilakukan
B2 10,82 B penelitian lebih lanjut mengenai lama umur
B3 12,18 C simpan burger surimi ikan Lele Dumbo.
B4 13,73 D 2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan
B5 15,74 E mengenai penambahan surimi ikan Lele
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang Dumbo 65 % dan tepung terigu 35 %
berbeda pada kolom yang sama berarti dimulai dari bawah konsentrasi perlakuan
berbeda nyata.
B5 untuk mendapatkan burger surimi ikan
Hasil uji lanjut pada tabel 22, Lele Dumbo terbaik.
menunjukan bahwa perlakuan B1 (surimi 85 %
dan tepung terigu 15 %) tidak berbeda nyata
DAFTAR PUSTAKA
dengan perlakuan B2 (surimi 80 % dan tepung
terigu 20 %) dan B3 (surimi 75 % dan tepung
AOAC. 2005. Methods of Analysis. Association
terigu 25 %) berbeda nyata sedangkan B4
of Official Agricurtural Chemist.
(surimi 70 % dan tepung terigu 30 %) berbeda
Washington DC.
sangat nyata dengan perlakuan B5 (surimi 65 % Badan Standardisasi Nasional. 1999. Komposisi
dan tepung terigu 35 %). Kimia Roti. Badan Standardisasi
Kandungan karbohidrat burger surimi
Nasional. Jakarta.
ikan Lele Dumbo cenderung meningkat dengan Hadiwiyoto, S. 1993. Teknologi Pengolahan
semakin tingginya tepung terigu yang Hasil Perikanan. Jilid 1. Liberty.
ditambahkan dan semakin berkurangnya surimi Yogyakarta.
ikan Lele Dumbo yang ditambahkan, hal ini
Haryanti. 2009. Pembuatan Makanan Camilan
disebabkan oleh komponen penyusun adonan
(Fishstick) dari Ikan Patin (Pangasius
burger surimi ikan Lele Dumbo yaitu tepung
hypophthalmus) sebagai Upaya
terigu yang memiliki kadar karbohidrat yang
Diversifikasi Produk Hasil Perikanan.
tinggi dan juga didukung oleh komponen bahan
Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu
pendukung lain yang sebagian besar adalah Kelautan Institut Pertanian Bogor (tidak
karbohidrat, sehingga penambahan formulasi
dipublikasikan). Bogor.

48
Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan Volume 12, Nomor 2, Desember 2017

Hendriawan B. 2002. Kemampuan Rodiani H N. 2010. Pemanfaatan Surimi Ikan


Pembentukan Gel Surimi Daging Merah Patin (Pangasius pangasius) dalam
Ikan Tuna (Thunnus sp) dengan Pembuatan Burger Ikan. Skripsi.
Perlakuan Pencucian. Skripsi. Jurusan Fakultas Pertanian. Universitas
Teknologi Hasil Perikanan. Fakultas Sriwijaya. Indralaya.
Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB. Simanhuruk T. 1985. Evaluasi Beberapa
Bogor. Komponen Penting pada Produk Sosis,
Kilcast D dan A. Eyes. 1993. Instrumentation Hamburger dan Kornet Komersial
and Sensors for The Food Industry. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian,
Retterwort Hineman. Oxford. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Machmud F N. 2012. Pengkayaan Protein dari Soediaoetam, A.D. 1996. Ilmu Gizi. Dian
Surimi Lele Dumbo Pada Brownies Rakyat. Jakarta.
Terhadap Tingkat Kesukaan. Jurnal Suzuki T. 1981. Fish and Krill Protein
Perikanan dan Kelautan. ISSN : 2088- Processing Technology. Tokyo. Applied
3137. Science Pub1 Ltd.
Mudjajanto, E.S. & L. N. Yulianti. 2004. Seri Winarno FG. 2004. Kimia Pangan dan Gizi.
Agrotekno Membuat Aneka Roti. Gramedia. Jakarta.
Penerbit Swadaya. Jakarta. Winarno, F. G.1997. Kimia Pangan dan Gizi.
Nakai S, Modler HW. 2000. Food Protein Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Processing Applications. New York.
Wiley-VCH.

49

Anda mungkin juga menyukai