Peningkatan Kadar Pati Resisten Tipe Iii
Peningkatan Kadar Pati Resisten Tipe Iii
Setiarto, dkk)
9
BIOPROPAL INDUSTRI Vol. 9 No.1, Juni 2018 : 9-23
10
Peningkatan Kadar Pati Resisten…… (R. H. B. Setiarto, dkk)
pati resisten yang banyak digunakan dalam MRSB, m-TSB, TSB, TSA, yeast extract
pemanfaatan pangan karena dapat (Difco), beef extract (Difco), bacto agar
mempertahankan karakteristik organo- (Difco), enzim α-amilase Sigma A6380,
leptik suatu makanan. Selain itu, pati enzim pepsin Sigma P6887, pankreatin
resisten tipe III ini tahan panas sehingga Sigma P-1750, enzim amiloglukosidase
sifatnya tetap terjaga selama proses Sigma A-9913, inulin Sigma I2255,
pengolahan (Sugiyono, 2009). Pembuatan glukosa, maltosa, 3,5-dinitrosalisilat
pati resisten tipe III yang berasal dari (Merck), Na-K-tartarat (Merck), fenol
singkong dengan fermentasi bakteri asam (Merck), asam sulfat pekat, natrium
laktat dan pemanasan bertekanan- dodesilsulfat, etanol, aseton, eter, NaCl,
pendinginan belum pernah dilakukan CaCO3, amonium sitrat, natrium asetat,
sebelumnya. magnesium sulfat, manganase sulfat,
Penelitian ini bertujuan melakukan dikalium fosfat, tween 80, NaOH (25%
optimasi pembuatan tepung singkong dan 1 N), HCl, akuades, buffer Na fosfat
(Manihot esculenta Crantz) modifikasi 0,05 M dan 0,01 M pH 6,9 dan pH 7,
dengan metode fermentasi bakteri asam buffer sodium asetat 0,1 M pH 5,2 dan pH
laktat dan pemanasan bertekanan- 6,0 dan 0,4 M pH 4,75, kertas saring
pendinginan untuk meningkatkan kadar Whatman No. 41.
pati resisten tipe III sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai bahan pangan Pretreatment Pada Umbi Singkong
fungsional. Hipotesis penelitian ini adalah Untuk Menghilangkan Sianida (HCN)
perlakuan fermentasi bakteri asam laktat Kulit umbi singkong dikupas lalu
dan pemanasan bertekanan-pendinginan diiris dengan ketebalan ±1 cm kemudian
dapat meningkatkan kadar pati resisten tipe direndam dalam larutan NaCl 1% (b/v)
III pada tepung singkong termodifikasi. selama sehari semalam dan diganti setiap 3
jam untuk menghilangkan kandungan
2. METODE PENELITIAN sianida pada umbi singkong. Setelah itu
Penelitian ini dilakukan di irisan umbi singkong dicuci dengan air
Laboratorium Mikrobiologi Pangan, Pusat bersih mengalir selama 2 jam dan
Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu ditiriskan (Setiarto, et al., 2015).
Pengetahuan Indonesia, Cibinong, Bogor,
Jawa Barat pada bulan Oktober 2016 Perlakuan Fermentasi dan Pemanasan
hingga Januari 2017. Peralatan yang Bertekanan-pendinginan Untuk
digunakan dalam penelitian ini berupa Produksi Tepung Singkong
autoklaf Hirayama HVE, spektrofotometer Termodifikasi
UV-VIS, Biospec 160i, pH meter TOA, Fermentasi dilakukan pada irisan
sentrifus high speed Kubota, refrigerator, singkong menggunakan kultur campuran
pin disc mill (mesin penggiling tepung), bakteri asam laktat (Leuconostoc
inkubator Isuzu Himawari, neraca analitik mesenteroides SU-LS 67:Lactobacillus
TOA, water bath, oven Shimidzu, plantarum B-307 dengan rasio 1:1), 108
mikropipet Eppendorf (100-1000 µL), cfu/mL, 2% (v/v) pada suhu 37oC selama
mikropipet Sibata (1000-5000 µL). Bahan 18 jam. Fermentasi dihentikan setelah 18
baku yang digunakan adalah umbi jam kemudian cairan fermentasi dibuang
singkong berumur 8 bulan dari daerah dan irisan singkong dicuci dengan akuades
Megamendung Bogor, Jawa Barat. Kultur steril lalu ditiriskan. Selanjutnya irisan
bakteri Lactobacillus plantarum B-307 dan singkong diberi perlakuan pemanasan
Leuconostoc mesenteroides SU-LS 67, bertekanan menggunakan autoklaf pada
koleksi Laboratorium Mikrobiologi suhu 121o C selama 15 menit dengan rasio
Pangan Pusat Penelitian Biologi LIPI. irisan singkong:akuades = 1:2. Tujuan
Media dan bahan kimia yang autoklaf adalah melakukan gelatinisasi
digunakan antara lain media MRS (de pada sampel irisan singkong. Setelah
Mann Rogosa Sharpe) Agar dan Broth, m- diautoklaf, dilanjutkan dengan pendinginan
menggunakan refrigerator pada suhu 4oC
11
BIOPROPAL INDUSTRI Vol. 9 No.1, Juni 2018 : 9-23
Gambar 1. Pembuatan tepung singkong modifikasi dengan fermentasi dan siklus pemanasan
bertekanan-pendinginan
12
Peningkatan Kadar Pati Resisten…… (R. H. B. Setiarto, dkk)
yang digunakan dalam penelitian ini dengan taraf nyata 95% (α= 5%), setelah
adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dilakukan uji Duncan pada SPSS 17.0.
yang dilanjutkan dengan uji Duncan pada
taraf signifikansi 5% (Setiarto, 2015). a
b
Prosedur dan tahapan pembuatan tepung c c
d d d
singkong modifikasi dengan perlakuan
fermentasi dan pemanasan bertekanan-
pendinginan ditunjukkan pada Gambar 1.
13
BIOPROPAL INDUSTRI Vol. 9 No.1, Juni 2018 : 9-23
14
Peningkatan Kadar Pati Resisten…… (R. H. B. Setiarto, dkk)
15
BIOPROPAL INDUSTRI Vol. 9 No.1, Juni 2018 : 9-23
(α=5%), setelah dilakukan uji Duncan pada linier α-1,4 pada amilosa dan ikatan
SPSS 17.0. Semakin banyak jumlah siklus percabangan α-1,6 pada amilopektin.
pemanasan bertekanan-pendinginan yang
diaplikasikan maka kadar amilosa dan Kadar Pati Cepat Cerna (Rapid
amilopektin semakin menurun pada pati Digestible Starch/RDS) dan Pati Lambat
singkong akibat terjadinya kerusakan pada Cerna (Slowly Digestible Starch/SDS)
ikatan linier α-1,4 glikosidik maupun Tepung Singkong
ikatan percabangan α-1,6 glikosidik akibat Pengaruh perlakuan fermentasi
pemanasan autoklaf. Perlakuan fermentasi kultur campuran bakteri asam laktat dan
dengan kultur campuran bakteri asam siklus pemanasan bertekanan-pendinginan
laktat dapat menurunkan kandungan maupun kombinasi kedua perlakuan
amilopektin pada tepung singkong secara tersebut terhadap kadar pati cepat cerna
signifikan (p<0,05). (RDS) dan pati lambat cerna (SDS) tepung
Sementara itu, perlakuan fermentasi singkong termodifikasi disajikan dalam
relatif tidak signifikan dalam menurunkan Gambar 6.
kadar amilosa pada pati singkong. Hal
tersebut menunjukkan bahwa kultur a a a a a a a
campuran bakteri asam laktat yang
digunakan yaitu L. plantarum B-307 dan
Leu. mesenteroides SU-LS 67 lebih aktif
untuk memproduksi enzim pululanase
dengan aktivitas yang tinggi selama
fermentasi singkong. Enzim pululanase
yang dihasilkan oleh kultur campuran BAL
menghidrolisis amilopektin pada ikatan
percabangan α-1,6 selama fermentasi Gambar 6. Pengaruh fermentasi dan siklus
singkong (Bhanwar dan Ganguli, 2014). pemanasan bertekanan-
Berdasarkan hasil analisa statistik dengan pendinginan terhadap kadar RDS
ANOVA diketahui bahwa perlakuan dan SDS tepung singkong
fermentasi, pemanasan bertekanan modifikasi
pendinginan dan kombinasi fermentasi
dengan pemanasan bertekanan- Gambar 6 menunjukkan pengaruh
pendinginan cenderung menurunkan kadar fermentasi dan siklus pemanasan
amilosa dan amilopektin secara signifikan bertekanan-pendinginan terhadap kadar
(p<0,05) pada tepung singkong modifikasi. RDS dan SDS tepung singkong
Sudarmonowati, et al. (2007) termodifikasi. Huruf yang berbeda pada
melaporkan bahwa kandungan amilosa dari diagram batang menunjukkan nilai yang
160 genotip singkong yang ada di berbeda nyata dengan taraf nyata 95%
Indonesia berkisar antara 22,65-32,4% dan (α=5%), setelah dilakukan uji Duncan pada
dikelompokkan berdasarkan kandungan SPSS 17.0. Berdasarkan hasil penelitian
amilosa sebagai berikut: sangat rendah diketahui bahwa kadar RDS dan SDS
(22,6-22,8%), rendah (23,8-24,9%), tepung singkong kontrol relatif tidak
medium (25,4-29,6%), tinggi (30-31,2%) berubah secara signifikan (p>0,05) jika
dan sangat tinggi (32,4-32,5%). Sementara dibandingkan dengan tepung singkong
itu, kadar amilosa pada tepung Mocaf termodifikasi akibat perlakuan fermentasi,
adalah sebesar 34,75%, sedangkan kadar pemanasan bertekanan-pendinginan
amilopektinnya adalah sebesar 39,55% maupun kombinasi keduanya.
(Purba, 2010). Zaragoza, et al. (2010) Pati dapat dikelompokkan menjadi
melaporkan bahwa penurunan kadar dua yaitu pati yang cepat dicerna atau
amilosa dan amilopektin dapat terjadi rapid digestible starch (RDS) dan pati
karena pemanasan autoklaf yang yang lambat dicerna atau slowly digestible
menyebabkan putusnya ikatan glikosidik starch (SDS). Pati cepat cerna adalah
fraksi pati yang menyebabkan kenaikan
16
Peningkatan Kadar Pati Resisten…… (R. H. B. Setiarto, dkk)
17
BIOPROPAL INDUSTRI Vol. 9 No.1, Juni 2018 : 9-23
18
Peningkatan Kadar Pati Resisten…… (R. H. B. Setiarto, dkk)
19
BIOPROPAL INDUSTRI Vol. 9 No.1, Juni 2018 : 9-23
20
Peningkatan Kadar Pati Resisten…… (R. H. B. Setiarto, dkk)
21
BIOPROPAL INDUSTRI Vol. 9 No.1, Juni 2018 : 9-23
Komposisi Kimia dan Kristalinitas Setiarto, R.H.B., Jenie, B.S.L., Faridah, D.N.,
Tepung Pisang Termodifikasi Secara Saskiawan, I. & Sulistiani. (2015).
Fermentasi Spontan dan Siklus Seleksi Bakteri Asam Laktat
Pemanasan Bertekanan-Pendinginan. Penghasil Amilase dan Pululanase dan
Agritech, 34 (2), 146-150. Aplikasinya Pada Fermentasi Talas. J.
Teknol dan Industri Pangan. 26 (1):
Onyango, C., Bley, T., Jacob, A., Henle, T. &
82-91.
Rohm, H. (2006). Influence of
incubation temperature and time on Setiarto, R.H.B., Jenie, B.S.L., Faridah, D.N. &
resisten starch type III formation from Saskiawan, I. (2015). Kajian
autoklafd and acid-hydroysed cassava Peningkatan Pati Resisten yang
starch. Carbohydrate Polymers, 66, Terkandung dalam Bahan Pangan
494-499. Sebagai Sumber Prebiotik. Jurnal
Ilmu Pertanian Indonesia, 20(3),191-
Ozturk, S., Koksel, H. & Kahraman, K. (2009).
200.
Effect of debranching and heat
treatments on formation and Setiarto, R.H.B. (2015). Peningkatan Pati
functional properties of resistant Resisten Tepung Talas Melalui
starch from highamylose corn starch. Fermentasi dan Pemanasan
Europe Food Test Technology, 229, Bertekanan-Pendinginan serta
115-125. Evaluasi Sifat Prebiotiknya. Tesis.
Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor.
Pongjanta, J., Utaipattanaceep, O., Naivikul &
Piyachomkwan, K. (2009). Effect of Shin, S.I., Byun, J., Park, K.H. & Moon, T.W.
preheated treatments on (2004). Effect of partial acid
physicochemical properties of hydrolysis and heat-moisture
resistant starch type III from treatment on formation of resistant
pululanase hydrolysis of high amylose tuber starch. Cereal Chemistry, 81,
rice starch. American Journal of Food 194-198.
Technology, 4(2), 79-89.
Soto, R.A.G., Escobedo, R.M., Sanchez, H.H.,
Prangdimurti, E., Palupi, N.S. & Zakaria, F.R. Rivera, M.S. & Perez, L.A.B. (2007).
(2007). Metode evaluasi nilai biologis The influence of time and storage
karbohidrat dan lemak. Bogor: Institut temperature on resisten starch
Pertanian Bogor. formation from autoklafd debranched
banana starch. Food Research
Purba, S.F. (2010). Pendugaan komposisi
International, 40, 304-310.
kimia Modified cassava flour (Mocaf)
dengan metode Near Infra Red (NIR). Subagio, A., Windrati, W.S., Witono, Y. &
Skripsi. Institut Pertanian Bogor, Fahmi, F. (2008). Prosedur Operasi
Bogor. Standar (POS) Produksi Mocal
Berbasis Klaster. Bogor: SEAFAST
Ratnayake, W.S., Hoover, R. & Warkentin, T.
Center IPB.
(2002). Pea starch: composition,
structure and properties: a review. Sudarmonowati, E., Hartati, N.S., Hartati &
Starch/Starke, 54, 217-234. Sukmarini, L. (2007). Amylose content
variation of Indonesian cassava
Saguilan, A.A., Flores-Huicochea, E., Tovar,
genotypes and its correlation with
J., Garcia-Suarez, F., Guiterrez-
RAPD and AFLP Markers. Bogor:
Meraz, F. & Bello-Perez, L.A. (2005).
Research Centre for Biotechnology-
Resistant starch rich-powders
LIPI.
prepared by autoclaving of native and
lintnerized banana starch: partial Sugiyono, Pratiwi, R. & Faridah, D.N. (2009).
characterization. J Starch/Starke, 57, Modifikasi Pati Garut dengan
405-412. Perlakuan Siklus Pemanasan Suhu
Tinggi-Pendinginan Untuk
Sajilata, M.G., Rekha, S.S. & Puspha, R.K.
Menghasilkan Pati Resisten Tipe III.
(2006). Resistant starch a review.
Jurnal Teknologi Industri Pangan, 20
Journal Comprehensive Review in
(1), 17-24.
Food Science and Food Safety, 5, 1-
17. Vatanasuchart, N., Niyomwit, B. &
Wongkrajang, K. (2012). Resistant
22
Peningkatan Kadar Pati Resisten…… (R. H. B. Setiarto, dkk)
23