Anda di halaman 1dari 10

PERAN PEMILIH PEMULA DALAM

MENENTUKAN MASA DEPAN


BANGSA

Disusun Oleh:
1.MUH.YUAN FAUZIL
2.TEGUH SETIAWAN
3.MOH.YUSUF MAULANA

LOMBA PENULISAN ESAI DAN DEBAT PEMILU


KPU KOTA PAREPARE
2018
PERAN PEMILIH PEMULA DALAM MENENTUKAN

MASA DEPAN BANGSA

Indonesia merupakan salah satu negara di benua Asia bagian tenggara yang

berbentuk republik dengan proses politik didalamnya berupa demokrasi. Dalam

garis besar, Indonesia termasuk ke dalam negara yang memiliki wilayah yang

luas, penduduk yang beraneka ragam serta kental dengan yang namanya adat

istiadat. Maka dari itu upaya dalam pencapaian integrasi dalam paham demokrasi

dalam pedoman hidup berbangsa dan bernegara selalu di upayakan di setiap saat.

Melihat kondisi tersebut, berbagai kajian-kajian dalam berbagai aspek dilakukan

guna memenuhi segala kepentingan umum. Segala hasil dari kajian dan keputusan

yang akan diambil harus sesuai dengan basic law dan spesific law yang berlaku di

indonesia. Keputusan tersebut tidak boleh bertolak belakang dengan paham yang

di anut oleh Indonesia. Maka, disinilah demokrasi turut andil dan berperan

penting di dalamnya.

Indonesia telah mengenal proses Demokrasi sejak awal kemerdekaannya di tahun

1945. Pada saat itu, demokrasi dinilai sebagai sebuah pemerintahan rakyat. Dalam

pelaksanaannya , demokrasi saat awal kemerdekaan dikonsepsikan presiden

Soekarno dengan tidak meniru demokrasi modern yang mucul saat Revolusi

Perancis . Melainkan sebuah demokrasi yang berasaskan kondisi Indonesia.

sehingga lahirlah konsep demokrasi pancasila dimana di dalamnya, demokrasi


tidak hanya mencakup pemerintahan. Tetapi juga demokrasi ekonomi, serta

demokrasi yang berangkat dari kearifan sosial budaya Indonesia.

Seiring berjalannya waktu, proses demokrasi di Indonesia telah mengalami

berbagai pasang surut keadaan. Pada masa orde baru misalnya,sistem pemilihan

kepala daerah dan presiden berupa perwakilan politik di legislatif dengan skema

perolehan suara terbanyak, sehingga rakyat merasa masih belum terlibat penuh

didalamnya. Sistem ini terus berlangsung hingga pada 1998, Indonesia melakukan

reformasi didalam aspek tata kelola pemerintahan dengan memberi ruang lebih

kepada rakyat sebagai pemegang kedaulatan.

Berbicara mengenai demokrasi, tak lepas juga kaitannya dengan keterlibatan

pemuda dan pemudi Indonesia sebagai agent of change agar kondisi Indonesia

semakin hari semakin membaik.Pemuda lah yang berteriak dan turun ke jalan

berhari-hari demi terwujudnya reformasi agar Indonesia menjadi lebih

baik,mereka juga lah komponen yang sangat memiliki andil dalam mengawasi

jalannya birokrasi. Pemuda dalam kaitannya dengan demokrasi turut andil sebagai

pemilih pemula yang merupakan unsur yang sangat penting dalam perjalanan

kedewasaan Indonesia menuju tahap yang lebih baik dalam berdemokrasi. Sebab

di tangan pemuda lah masa depan bangsa dan negara ini diletakkan.

Menurut Soekarno, pemuda adalah bagian dari masyarakat yang dalam proses

demokrasi, sangat dibutuhkan keterlibatannya, sebab usia produktif dari pemuda

diharapkan dapat disalurkan untuk kepentingan bangsa dan negara. Sebagai


gambaran, dalam pelaksanaan pemilu 2014 ada sekitar 20 juta pemilih pemula

yang menyalurkan suaranya dan itu adalah jumlah yang sangat signifikan.

Dalam hal atensi, antusiasme pemilih pemula dalam menyukseskan proses

demokrasi sendiri memang sudah dirasa cukup memuaskan. Terbukti dalam

beberapa edisi pemilu sebelumnya, angka partisipasi pemilih terus meningkat.

Ada beberapa alasan mengapa pemuda sangat antusias di dalam pelaksanaan

pemilu, yaitu:

1. Para pemuda ingin merasakan terlibat secara langsung dalam hegemoni

pelaksanaan pemilu yang sejak dulu mereka nantikan.

2. Telah muncul kesadaran berpolitik di dalam diri mereka, sehingga pemilu

dianggap cukup penting dalam kewajibannya sebagai warga negara.

3. Didorong oleh faktor kelompok tertentu untuk menyalurkan suara sesuai

kehendak kelompok tersebut

Untuk ketiga alasan diatas,masih ada beberapa hal yang perlu untuk ditingkatkan

serta diperbaiki dalam terlibatnya pemilih pemula dalam berdemokrasi. Perbaikan

yang mendasar yang perlu dilakukan adalah menghilangkan praktik politik uang

di kalangan pemilih pemula serta pendidikan politik yang harus ditingkatkan dan

dimaksimalkan keberadaannya.

Politik uang adalah suatu pemberian berupa janji menyuap,barang dan uang agar

orang menjalankan haknya atau tidak menjalankan haknya dengan cara tertentu

pada saat menyalurkan suaranya. Politik uang saat ini menyasar kepada pemuda

karena pemilih pemula masih dianggap pendiriannya mudah goyah jika diberi
iming-iming berupa uang, barang dan lainnya. Di pemilu 2014, terdapat 700

temuan mengenai politik uang di seluruh penjuru tanah air dan 50% penerimanya

merupakan para pemilih pemula.Masalah ini merupakan masalah pelik yang

selalu mencederai jalannya proses pemilihan umum.

Hal ini sangat miris ditengah upaya lembaga penyelenggara pemilu untuk

meningkatkan integritas di dalam pelaksanaan pemilu. Hal ini dapat terjadi karena

dipicu oleh dua hal. Pertama karena pengawasan yang kurang dimaksimalkan

pegimplementasian dan yang kedua karena Pemuda yang justru membiarkan

kecurangan terjadi. Mengapa pemuda melakukan hal demikian ? Sebab kurang

nya pembiasaan dan pendidikan demokrasi serta politik sejak dini yang

dilandaskan atas nilai integritas.

Pendidikan politik dapat berupa edukasi dalam pelajaran langsung akademik

seperti pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (PPKN) serta dalam pelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial(IPS).Selain itu, pendidikan politik juga dapat dengan

cara pengimplementasian secara langsung praktek berdemokrasi seperti pemilihan

ketua OSIS yang mengadaptasi tata cara pemilu serta bisa juga dengan cara

kunjungan ke tempat penyelenggara pemilu agar pemuda lebih mengetahui

tentang demokrasi.

Ada beberapa manfaat dari pendidikan politik di kalangan pemilih pemula,yaitu

1.Membuat pemuda mengetahui tata cara serta sistem demokrasi dalam negara

Indonesia
2.Terwujudnya integrasi nasional sebab jika kesadaran politik telah tumbuh,maka

kesadaran berwarganegara yang baik (good citizenship) akan ikut mengakar

3.Untuk meningkatkan partisipasi pemilih dalam pemilu

4.Menghilangkan sikap apatisme dalam berpolitik di kalangan pemuda

Hal ini sangat penting untuk dilaksanakan, sebab pada rancangan program jangka

panjang pemerintah di tahun 2045. Indonesia ditargetkan menjadi salah satu

Emerging Force Country sebagai negara kedelapan terkuat didunia (G-8).

Hal ini membutuhkan banyak persiapan, dan yang paling dini adalah bagaimana

melatih generasi penerus untuk tahu akan tantangan Global di masa itu. Salah

satu tantangannya adalah bagaimana generasi penerus dapat menjalankan

perguliran roda pemerintahan secara baik dan terstruktur. Sebenarnya, intensitas

pendidikan politik Indonesia sudah cukup baik. Namun, hal ini dinilai masih

kurang merata. Masalah ini telah terjadi sejak lama, dimana pembelajaran

mengenai demokrasi tidak mencakup seluruh kawasan di Indonesia. Data

menunjukkan, dari tingkat partisipasi pemilih pemula per-provinsi, daerah di

kawasan Indonesia timur seperti papua dan papua barat (studi riset ERI) menjadi

provinsi dengan tingkat partisipasi pemilih pemula terendah. Mengapa hal ini

terjadi? sebab di daerah tersebut banyak pemilih pemula yang tidak bersekolah

sehingga otomatis wadah untuk mendapatkan pendidikan politik tidak ada,

selanjutnya adalah karena minimnya sumber daya manusia. Sebagai contoh,salah

satu sekolah di kawasan Lanny Jaya Papua hanya memiliki 1 orang guru yang

merangkap di semua bidang pelajaran dan tidak semua pelajaran yang

diajarkannya,termasuk PPKN. Padahal pelajaran ini merupakan fundamental


dalam membentuk warga negara yang mengerti akan kondisi tanah airnya.

Termasuk proses demokrasi yang berlangsung didalamnya.

Bukti lain mengenai rendahnya tingkat pendidikan berdemokrasi adalah riset kecil

yang kami lakukan di lingkungan sekitar sekolah kami dengan mengambil 30

koresponden pemilih pemula sebagai sampel. Pada saat kami mengajukan

pertanyaan bahwa apakah itu Pemilu? Sebanyak 60% menjawab tidak terlalu

tahu.Sementara pada saat kami menanyakan apakah mereka akan menggunakan

hak suaranya di TPS atau mengerjakan hal lain pada saat pemungutan suara,

70% menjawab akan mengerjakan hal lain.Ini menjadi bukti,masih kurangnya

pendidikan demokrasi di Indonesia.

Ada faktor lain yang menjadi penghambat pemuda tidak banyak mengerti tentang

demokrasi, yaitu cara penyampaian edukasi tersebut kepada mereka atau biasa

disebut dengan sosisalisasi politik. Kita harus mengetahui bahwa nilai kebudayaan

remaja adalah kecenderungan untuk melakukan hal santai,bebas,dan hal-hal

informal lainnya. Seorang remaja butuh konsensus sebaya agar mereka tertarik

melakukan suatu hal. sehingga jika penyelenggara pemilu ingin meningkatkan

partisipasi pemilih pemula, maka perlu ada terobosan baru yang sifatnya informal

dan santai tetapi dapat memicu para pemuda untuk tahu mengenai berdemokrasi

sebab hubungan antara pemuda dengan sebayanya itu bersifat solider. Pemerintah

dapat melakukannya, contoh dengan melaksanakan kegiatan kesenian dan

olahraga, tetapi tetap memasukkan pemilu sebagai tema acaranya, pastinya para
pemuda secara langsung akan mengetahui tentang pemilu apabila tersedia wadah

untuk mengetahui nya dengan akses yang mudah serta terarah.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah mengingat pemuda adalah pelanjut tradisi

berdemokrasi di Indonesia pada masanya kelak, sehingga sangat urgent bagi

pemerintah untuk memberitahu para pemuda tentang segala hal mengenai

demokrasi. Jangan sampai,budaya berdemokrasi langsung yang telah mengakar

di Indonesia berhenti dan kembali seperti dulu saat hak suara rakyat direnggut.

Selanjutnya, pemuda juga telah antusias dalam mengikuti kegiatan berpolitik,dari

segi apapun dan dalam bentuk apapun. Pada pemilu 2014,sudah banyak calon

legislatif yang berasal dari kaum pemuda. Hal ini membuktikan, pemuda telah

mengikuti intuisi mereka dalam ikut memajukan negara dalam bidang politik,dan

semestinya,pemuda lain mendunkung langkah yang dilakukan sebagian orang ini,

karena otomatis caleg dari kalangan pemuda akan menyampaikan aspirasi

kalangan pemuda pula. Hal ini harus menjadi pemicu bagi pemilih pemula dalam

menyalurkan haknya.

Saat ini juga telah muncul pelbagai partai politik yang visi nya membawa aspirasi

pemuda agar dapat diperjuangkan. Tak pelak, dengan kehadiran partai politik ini,

banyak kalangan pemuda yang menginginkan perubahan tertarik untuk masuk

dan berpartisipasi dalam partai politik tersebut. Dengan gerakan-gerakan seperti

ini,pemuda dapat terpicu semangatnya dalam berbuat.


Pemerintah dan partai politik harus menjadi aktor utama dalam membangun

persepsi bahwa politik adalah suatu hal yang baik dan sehat.Politik bukan sesuatu

yang bisa dimusuhi atas dasar banyaknya pemberitaan miring dan korupsi

didalamnya. Politik adalah suatu keharusan karena berpolitik sama dengan

berkontribusi atas kemajuan negara. Sekarang adalah saat dimana pemuda harus

berada didepan dalam kemajuan bangsa, tidak lagi terkekang dengan sikap

apatisme yang memebuat mereka kehilangan selera dalam berpolitik.

Pemuda harus memberi atensi besar terhadap persoalan politik sebab pada 2045

nanti, usia para pemilih pemula akan berkisar 45-55 tahun. Artinya, partisipasi

pemuda dalam demokrasi sangat dibutuhkan. Pemuda adalah segmen yang sangat

strategis dalam kemajuan suatu negara sebab seperti yang Jusuf Kalla nyatakan,

generasi muda adalah penentu kemajuan suatu bangsa di segala aspek. Kehadiran

pemuda dalam berpolitik meniscayakan tanda perubahan, sebab pemuda adalah

pemegang kunci keberhasilan di masa yang akan datang, dan apabila pemegang

kunci telah aware dengan situasi, maka cita-cita bangsa akan terwujud.

Sebagai kesimpulan,pemuda merupakan aset terbesar sebuah bangsa. Pemuda lah

yang menentukan arah masa depan suatu bangsa.Pemuda juga merupakan segmen

yang penting dalam berdemokrasi,sehingga pemuda harus selalu diberi ruang

seluas-luasnya unruk diberi pemahaman akan pentingnya berpartisipasi dalam

proses demokrasi dan birokrasi.

Anda mungkin juga menyukai