Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Hernia secara umum
Definisi
Hernia yang dalam bahasa Latin sering disebut rupture, merupakan suatu
penonjolan abnormal melewati suatu dinding rongga yang terbuka atau dinding yang
lemah. Hernia pada dinding perut merupakan penyakit yang sering dijumpai dan
memerlukan tindakan pembedahan (iscan,2010)
Klasifikasi
Secara umum hernia diklasifikasikan menjadi:
1. Hernia eksterna, yaitu jenis hernia dimana kantong hernia menonjol secara
keseluruhan (komplit) melewati dinding abdomen seperti hernia inguinal (direk dan
indirek), hernia umbilicus, hernia femoral dan hernia epigastrika.
2. Hernia intraparietal, yaitu kantong hernia berada didalam dinding abdomen.
3. Hernia interna adalah hernia yang kantongnya berada didalam rongga abdomen
seperti hernia diafragma baik yang kongenital maupun yang didapat.
4. Hernia reponibel (reducible hernia), yaitu apabila isi hernia dapat keluar masuk.
Usus keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong
masuk perut, tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus.
5. Hernia ireponibel (inkarserata), yaitu apabila kantong hernia tidak dapat kembali ke
abdomen. Ini biasanya disebabkan oleh perlengkatan isi kantong pada peritoneum
kantong hernia. Hernia ini disebut hernia akreta, merupakan jenis hernia ireponibel
yang sudah mengalami obstruksi tetapi belum ada gangguan vaskularisasi.
6. Hernia strangulasi adalah hernia yang sudah mengalami gangguan vaskularisasi.
(fardilla,2009)
Sedangkan berdasarkan lokasinya hernia dikalsifikasikan menjadi:
1. Hernia inguinalis, terjadi apabila kantong dan isi hernia masuk ke dalam annulus
internus dan penonjolan pada trigonum Hasselbach .
2. Hernia femoralis, terjadi bila kantong dan isi hernia masuk ke dalam kanalis
femoralis melalui annulus femoralis yang berbentuk corong sejajar dengan vena
femoralis sepanjang kurang lebih dua cm dan keluar pada fossa ovalis di lipat paha.
3. Hemia hiatus terjadi apabila benjolan terjadi pada diaf.ragma
4. Hemia venhalis merupakan nama semua hernia yang terjadi pada anterolateral
dinding abdomenseperti hernia sikatrikaliVhernia insisional
5. Hernia umbilikalis merupakan hernia kongenital pada umbilikus yang hanya ditutup
dengan peritoneum dan kulit. (iscan,2010)

B. Hernia Inguinalis
I. Definisi
Hernia inguinalis adalah suatu penonjolan abnormal organ perut melalui daerah yang
lemah (defek) atau adanya kombinasi suatu defek dan kantong sedang protrusi tidak
selalu harus ada (simarmata,2003).

II. Anatomi
Anatomi Regio Inguinalis

Gbr 1. Dinding Abdomen


(aisha,2011)

Kanalis inguinalis dibatasi di kraniolateral oleh annulus inguinalis internus yang


merupakan bagian terbuka dari fascia transversalis dan aponeurosis m. transverses
abdominis. Di medial bawah, di atas tuberkulum pubikum, kanal ini dibatasi oleh
annulus inguinalis eksternus, yaitu bagian terbuka dari aponeurosis m. oblikus
eksternus. Atapnya adalah aponeurosis m. oblikus eksternus, dan dasarnya adalah
ligamentum inguinale. Akanal ini berisi funiculus spermaticus pada laki-laki dan
ligamentum rotundum pada perempuan. (aisha,2011)

Gbr 2. Kanalis
Inguinalis(aisha,2011)

Hernia inguinalis indirek disebut juga hernia inguinalis lateralis, karena keluar
melalui annulus inguinalis internus yang terletak lateral dari pembuluh epigastrika
inferior, kemudian hernia masuk ke dalam kanalis inguinalis dan bila cukup panjang
keluar di annulus inguinalis eksternus. Jika berlanjut, tonjolan akan sampai ke skrotum
dan disebut hernia skrotalis. Kantong hernia terletak di dalam m. kremaster, anteromedial
terhadap vas deferens dan struktur lain dalam funiculus spermaticus. (aisha,2011)
Sementara itu hernia inguinalis direk atau disebut juga medial menonjol langsung ke
depan melalui trigonum hasselbach. Daerah yang dibatasi ligamentum inguinal di
inferior, a/v. epigastrika inferior di lateral dan tepi otot rektus di bagian medial. Dasar
segitiga hasselbach ini dibentuk oleh fascial transversal yang diperkuat oleh aponeurosis
m. transverses abdominis yang kadang-kadang tidak sempurna, sehingga potensial untuk
menjadi lemah. Karena hernia medialis ini tidak melalui kanalis umumnya tidak
mengalami strangulasi karena cincinnya cenderung longgar. (aisha,2011)

III. Epidemiologi
Angka kejadian hernia inguinalis (medialis/direk dan lateralis/indirek) 10 kali
lebih banyak daripada hernia femoralis dan keduanya mempunyai persentase sekitar 75-
80 % dari seluruh jenis hernia, hernia insisional 10 %, hernia ventralis 10 %, hernia
umbilikalis 3 %, dan hernia lainnya sekitar 3 %. Secara umum, kejadian hernia inguinalis
lebih banyak diderita oleh laki-laki daripada perempuan. Angka perbandingan kejadian
hernia inguinalis 13,9 % pada laki-laki dan 2,1 % pada perempuan.(parmono,2014)
Diperkirakan 15 % populasi dewasa menderita hernia inguinal, 5-8 % pada
rentang usia 25-40 tahun dan mencapai 45 % pada usia 75 tahun. Hernia inguinalis
dijumpai 25 kali lebih banyak pada pria dibanding perempuan.(simarmata,2003)
Meskipun hernia inguinalis terjadi pada kedua jenis kelamin, mereka lebih sering
terjadi pada pria dibandingkan dengan wanita; dan lebih banyak di kulit putih
dibandingkan dengan orang tidak berkulit putih di antara orang dewasa Amerika Serikat.
(wib,2016).
Bank Data Kementerian Kesehatan Indonesia menyebutkan bahwa berdasarkan
distribusi penyakit sistem cerna pasien rawat inap menurut golongan sebab sakit di
Indonesia tahun 2004, hernia menempati urutan ke-8 dengan jumlah 18.145 kasus, 273
diantaranya meninggal dunia. Dari total tersebut, 15.051 diantaranya terjadi pada pria dan
3.094 kasus terjadi pada wanita (sesa,2015)
Menurut data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, jumlah kasus
hernia inguinalis yang dirawat inap pada tahun 2010 - 2011 yaitu 410 kasus. Ini
merupakan jumlah dari kasus hernia inguinalis yang terjadi di 6 rumah sakit yang ada di
Sulawesi Tengah. Rumah Sakit Umum Anutapura Palu merupakan rumah sakit yang
memiliki jumlah kasus hernia inguinalis yang dirawat inap periode 2010 – 2011
terbanyak yaitu 269 kasus. Pada tahun 2012, jumlah kasus hernia inguinalis yang dirawat
inap di Sulawesi Tengah yaitu 270 kasus. Sedangkan jumlah kasus hernia inguinalis yang
dirawat inap di kota Palu pada tahun 2012 yaitu 244 kasus. Oleh karena itu, penulis
merasa penting untuk melakukan penelitian mengenai karakteristik penderita hernia
inguinalis di Rumah Sakit Umum Anutapura Palu tahun 2012. (sesa,2015)

IV. Etiologi
Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau karena sebab yang didapat.
Hernia dapat dijumpai pada setiap usia. Lebih banyak pada lelaki ketimbang perempuan.
Berbagai faktor penyebab berperan pada pembentukan pintu masuk hernia pada anulus
internus yang cukup lebar sehingga dapat dilalui oleh kantong hernia dan isi hernia. Selain itu
diperlukan pula faktor yang dapat mendorong isi hernia melewati pintu yang sudah terbuka
cukup lebar itu
Faktor yang dipandang berperan pada terjadinya hernia inguinalis adalah
1. Terbukanya prosessus vaginalis
2. Tekanan intra abdominal yang meningkat
3. Kelemahan otot dinding perut karena usia.
Penyebab hernia inguinalis lateralis pada orang dewasa dan orang tua sering dikatakan
sekunder oleh karena peningkatan tekanan didalam abdomen. Hal ini bisa terjadi karena
batuk kronis, asiteg peningkatan cairan peritoneum oleh karena akesia bilier, pembesaran
prostat tumor abdomen dan obstipasi. (iscan,2010)
Faktor risiko yang dapat menjadi etiologi hernia inguinalis yaitu peningkatan
intra-abdomen (batuk kronis, konstipasi, ascites, angkat beban berat dan keganasan
abdomen) dan kelemahan otot dinding perut (usia tua, kehamilan, prematuritas,
pembedahan insisi yang mengakibatkan hernia insisional, overweight dan obesitas).
(parmono,2014)
Dalam keadaan relaksasi otot dinding perut, bagian yang membatasi annulus internus
turut kendur. Pada keadaan itu tekanan intraabdomen tidak tinggi dan kanalis inguinalis
berjalan lebih vertikal. Sebaliknya bila otot dinding perut berkontraksi,kanalis inguinalis
berjalan lebih transversal dan anulus inguinalis tertutup sehingga dapat mencegah masuknya
usus ke dalam kanalis inguinalis. Kelemahan otot dinding perut antara lain terjadi akibat
kerusakan n.ilioinguinalis dan iliofemoralis setelah apendektomi. Jika kantong hernia
inguinalis lateralis mencapai skrotum, hernia disebut hernia skrotalis (fardilla,2009)

V. Patofgenesis
Kanalis inguinalis dalam kanal normal pada fetus. Pada bulan ke -8 dari kehamilan,
terjadi desensus vestikulorum melalui kanal tersebut. Penurunan testis itu akan menarik
peritoneum ke daerah scrotum sehingga terjadi tonjolan peritoneum yang disebut dengan
prosesus vaginalis peritonea. Bila bayi lahir umumnya prosesus ini telah mengalami
obliterasi, sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut. Tetapi dalam
beberapa hal sering belum menutup, karena testis yang kiri turun terlebih dahulu dari
yang kanan, maka kanalis inguinalis yang kanan lebih sering terbuka. Dalam keadaan
normal, kanal yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan (dewi,2013)
Bila prosesus terbuka sebagian, maka akan timbul hidrokel. Bila kanal terbuka
terus, karena prosesus tidak berobliterasi maka akan timbul hernia inguinalis lateralis
kongenital. Biasanya hernia pada orang dewasa ini terjadi karena usia lanjut sebab pada
umur tua otot dinding rongga perut melemah. Sejalan dengan bertambahnya umur, organ
dan jaringan tubuh mengalami proses degenerasi. Pada orang tua kanalis tersebut telah
menutup. Namun karena daerah ini merupakan locus minoris resistance, maka pada
keadaan yang menyebabkan tekanan intraabdominal meningkat seperti batuk -batuk
kronik, bersin yang kuat dan mengangkat barang - barang berat, mengejan. Kanal yang
sudah tertutup dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis lateralis karena
terdorongnya sesuatu jaringan tubuh dan keluar melalui defek tersebut. Akhirnya
menekan dinding rongga yang telah melemas akibat trauma, hipertropi protat, asites,
kehamilan, obesitas, dan kelainan kongenital dan dapat terjadi pada semua. (dewi,2013)
Pria lebih banyak dari wanita, karena adanya perbedaan proses perkembangan alat
reproduksi pria dan wanita semasa janin. Potensial komplikasi terjadi perlengketan antara
isi hernia dengan dinding kantong hernia sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan
kembali. Terjadi penekanan terhadap cincin hernia, akibat semakin banyaknya usus yang
masuk, cincin hernia menjadi sempit dan menimbulkan gangguan penyaluran isi usus.
Timbulnya edema bila terjadi obtruksi usus yang kemudian menekan pembuluh darah dan
kemudian terjadi nekrosis. Bila terjadi penyumbatan dan perdarahan akan timbul perut
kembung, muntah, konstipasi. Bila inkarserata dibiarkan, maka lama kelamaan akan
timbul edema sehingga terjadi penekanan pembuluh darah dan terjadi nekrosis.
(dewi,2013)
Juga dapat terjadi bukan karena terjepit melainkan ususnya terputar. Bila isi perut
terjepit dapat terjadi shock, demam, asidosis metabolik, abses. Komplikasi hernia
tergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia. Antara lain obstruksi usus
sederhana hingga perforasi (lubangnya) usus yang akhirnya dapat menimbulkan abses
lokal, fistel atau peritonitis. (dewi,2013)
a. Hernia Inguinalis Direkta (Medialis)
Hernia ini merupakan jenis henia yang didapat (akuisita) disebabkan oleh
faktor peninggian tekanan intra abdomen kronik dan kelemahan otot dinding di
trigonum Hesselbach Jalannya langsung (direct) ke ventral melalui annulus
inguinalis subcutaneous. Hernia ini sama sekali tidak berhubungan dengan
pembungkus tali mani, umumnya terjadi bilateral, khususnya pada laki-laki tua.
Hernia jenis ini jarang, bahkan hampir tidak pernah, mengalami inkarserasi dan
strangulasi. (dewi,2013)
b. Hernia Inguinalis Indirekta (lateralis)
Hernia ini disebut lateralis karena menonjol dari perut di lateral pembuluh
epigastrika inferior. Dikenal sebagai indirek karena keluar melalui dua pintu dan
saluran, yaitu annulus dan kanalis inguinalis. Pada pemeriksaan hernia lateralis akan
tampak tonjolan berbentuk lonjong. Dapat terjadi secara kongenital atau akuisita.
(dewi,2013)

Anda mungkin juga menyukai