Anda di halaman 1dari 4

Nama : Musdalifah Hartika

Nim : 3011711050

Kelas : 17 AK2

CSR PENGUNGKAPAN DALAM INDUSTRI PERTAMBANGAN: BUKTI EMPIRIS DARI


LISTEDMINING PERUSAHAAN DI INDONESIA

A. LATAR BELAKANG

tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) telah menarik perhatian dari pemerintah, bisnis,
akademisi, stakeholder dan masyarakat secara keseluruhan. Jumlah penelitian tentang CSR ini
berkembang pesat, alignwith jumlah kasus yang terjadi sebagai efek dari perusahaan tidak
memiliki dampak positif pada lingkungan sekitarnya. Baru-baru ini, masalah yang disebabkan
oleh eksploitasi sumber daya alam dan pencemaran lingkungan telah mengalami peningkatan di
Indonesia (Gunardi et al, 2016;. Rokhmawati & Gunardi, 2017).

B. TUJUAN

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh profitabilitas dan kinerja lingkungan pada
perusahaan pengungkapan tanggung jawab sosial (CSRD) perusahaan tambang yang terdaftar di
Bursa Exchangewithin Indonesia tahun 2010-2014. Untuk itu, checklist CSR diri terdiri berisi 79
item yang sedang diperiksa dalam laporan tahunan 18 perusahaan sampel. Profitabilitas
memainkan peran penting dalam memberikan perusahaan kepercayaan diri untuk
mengungkapkan tanggung jawab sosial dalam rangka sah dan menciptakan nilai positif dari
masyarakat (stakeholders).

Beberapa hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa profitabilitas memiliki efek positif
dan signifikan terhadap CSR (Dobler et al, 2015;. Gamerschlag et al, 2011;. Kolsi, 2017;
Muttakin & Khan, 2014; Sadou et al, 2017;. Xu & Zeng 2016).

Tujuan penelitian ini untuk melihat bukti empiris tentang pengaruh profitabilitas dan kinerja
lingkungan pada pengungkapan CSR. Pemilihan perusahaan yang bergerak di sektor
pertambangan sebagai objek penelitian adalah bukan tanpa dasar atau alasan. Dalam beberapa
studi kasus, kegiatan perusahaan pertambangan selalu diikuti dengan potensi kerusakan
lingkungan yang sangat besar yang dapat mempengaruhi masyarakat sekitar. Jadi, sangat penting
bagi perusahaan untuk memahami dan melaksanakan konsep CSR sesuai. Hal ini diperlukan
untuk menghindari potensi konflik antara masyarakat dan communitieswho lokal hidup atau
memiliki bisnis di seluruh lingkungan perusahaan (Dong & Xu, 2016; Jenkins, 2004; Jenkins &
Yakovleva, 2006; Szczepankiewicz & Mucko, 2016).
C. TEORI YANG DIGUNAKAN

Teori yang digunakan adalah menggunakan teori stakeholder dan teori legitimasi.

Teori stakeholder menjelaskan hubungan antara stakeholders dan informasi yang mereka terima
(Sun et al., 2010). Seperti yang dinyatakan oleh Gray et al. (1995), informasi yang diungkapkan
kepada stakeholder dapat dianggap sebagai kontribusi sosial yang sah yang dibuat oleh
organisasi. Oleh karena itu, para pemangku kepentingan biasanya melihat informasi tanggung
jawab sosial diungkapkan kepada mereka sebagai salah satu kriteria untuk mengukur keandalan
dan legitimasi organisasi. Teori Legitimasi adalah salah satu teori yang digunakan sebagai
berbasis insentif entitas yang secara sukarela mengungkapkan laporan pertanggungjawaban
sosial dan lingkungan mereka (Luo et al., 2013). Mengacu Gray et al. (1995), teori ini
menjelaskan bahwa entitas merupakan unit sosial itu sendiri. Oleh karena itu, sosial dan
lingkungan tanggung jawab pengungkapan oleh perusahaan adalah salah satu langkah untuk
mendapatkan legitimasi dari masyarakat sekitar.

D. METODOLOGI PENELITIAN

Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan
yang telah tercatat di Bursa Efek Indonesia. Mengingat UU no. 40 tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas yang mewajibkan perusahaan yang kegiatan usahanya di bidang dan / atau berkaitan
dengan sumber daya alam untuk performsocial CSR Pengungkapan dalam Industri
Pertambangan: Bukti Empiris dari ListedMining Perusahaan di Indonesia 19 tanggung jawab dan
mengungkapkan laporan tanggung jawab sosial dalam bentuk laporan tahunan dalam periode
2010-2014 yang berjumlah 31 perusahaan tambang. Sampel dalam penelitian ini ditentukan
dengan menggunakan metode purposive sampling, yang berarti sampel diseleksi sesuai dengan
kriteria tertentu.

Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

• perusahaan tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam periode 2010-2014.

• Perusahaan mengungkapkan CSR dalam laporan tahunannya untuk periode 2010-2014.

• Perusahaan yang mendapatkan Penilaian PROPER dari Kementerian Lingkungan Hidup.

• Perusahaan ini menyediakan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

Berdasarkan kriteria pengambilan sampel di atas, 18 perusahaan yang terpilih menjadi sampel
dari 31 populasi yang dipilih selama 5 tahun penelitian yaitu 2010 untuk 2014. uji asumsi klasik,
uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi dilakukan untuk
memastikan bahwa model regresi dan masing-masing variabel layak untuk pengujian hipotesis.
Koefisien uji determinasi juga dilakukan untuk menentukan besarnya pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen.

E. KESIMPULAN

Secara umum, hasil dari uji asumsi klasik menunjukkan tidak ada masalah serius. model regresi
dalam penelitian ini tidak mengalami gejala multikolinearitas, heteroskedastisitas, autokorelasi,
dan normalitas.

Berdasarkan hasil analisis statistik dalam penelitian ini tidak menemukan efek profitabilitas
proxy dengan ROA pada pengungkapan CSR. Hasil ini didukung oleh penelitian (Krisna &
Suhardianto, 2016; Marfuah & Cahyono, 2011; Riantani & Nurzamzam 2015; Sunarsih &
Nurhikmah, 2017;. Sutantoputra et al, 2012) gagal menemukan pengaruh yang signifikan antara
profitabilitas dan pengungkapan CSR. Hal ini karena perusahaan yang memiliki tinggi 20
Asmeri et al. profitabilitas tidak selalu mengungkapkan kegiatan yang lebih sosial dalam laporan
tahunannya, karena perusahaan lebih profit oriented. Hal ini tidak sejalan dengan pendapat
(Dobler et al, 2015;.. Gamerschlag et al, 2011; Kolsi, 2017; Muttakin & Khan, 2014;. Sadou et
al, 2017; Xu & Zeng, 2016) yang menyatakan bahwa perusahaan dengan keuntungan yang lebih
besar lebih aktif mengungkapkan CSR mereka. Tinggi profitabilitywill peluang providemore
tomanagement dalam mengungkapkan dan melaksanakan program CSR. Oleh karena itu,
semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan, semakin besar pengungkapan informasi sosial.

Temuan dari studi ini memberikan bukti empiris yang menunjukkan bahwa kinerja lingkungan
adalah penentu tingkat pengungkapan CSR di negara-negara berkembang seperti Indonesia.
Perusahaan dengan baik kebutuhan kinerja lingkungan untuk mengungkapkan informasi yang
berkualitas dan kualitas lebih lingkungan daripada yang buruk. Berdasarkan teori legitimasi,
yang menjelaskan hubungan masyarakat dengan perusahaan, masyarakat memberikan apresiasi
kepada tindakan perusahaan yang menunjukkan bahwa mereka secara sosial perhatian. Adanya
pengungkapan sosial perusahaan yang merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan kepada
masyarakat akan menciptakan kepercayaan publik di perusahaan. Hal ini karena perusahaan telah
mampu mempertahankan kelestarian lingkungan dan beroperasi dengan baik tanpa menyebabkan
kerusakan. Jika perusahaan melakukan operasinya dengan baik, Penelitian ini memberikan
kontribusi untuk literatur dengan memperluas temuan penelitian sebelumnya yang terutama
berfokus pada tingkat, konten, dan faktor-faktor motivasi pengungkapan CSR.

Temuan dari penelitian ini dapat membantu regulator untuk menerapkan keseimbangan yang
tepat dari hukum, penegakan reformand peraturan untuk meningkatkan praktik CSR dan
meningkatkan legitimasi organisasi. Namun, hasil juga memiliki keterbatasan. Penelitian ini
hanya berfokus pada CSR Pengungkapan dalam Industri Pertambangan: Bukti Empiris dari
ListedMining Perusahaan di Indonesia 21 pengungkapan di perusahaan ini laporan tahunan
meskipun diketahui bahwa manajemen dapat menggunakan mekanisme komunikasi massa
lainnya. Oleh karena itu, penelitian masa depan dapat mempertimbangkan pengungkapan dalam
media lain seperti koran dan internet. Selain itu, keterlibatan dalam kegiatan tanggung jawab
sosial tidak mungkin perlu diterjemahkan ke dalam pengungkapan kegiatan tersebut. Indeks
pengungkapan CSR yang dikembangkan dalam penelitian ini mungkin tidak sepenuhnya
menangkap praktik CSR dengan benar. Oleh karena itu, tidak boleh menyimpulkan bahwa
perusahaan yang tidak mengungkapkan informasi CSR tidak terlibat dalam kegiatan sosial.

Anda mungkin juga menyukai