Anda di halaman 1dari 2

www.hukumonline.

com/pusatdata

SURAT EDARAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 440/2622/SJ TAHUN 2020
TENTANG
PEMBENTUKAN GUGUS TUGAS PERCEPATAN PENANGANAN CORONA VIRUS DISEASE 2019
(COVID-19) DAERAH

Yth. 1. Saudara/i Gubernur;


2. Saudara/i Bupati/Walikota
di
Seluruh Indonesia

Dalam rangka pencegahan penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan menindaklanjuti
Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun
2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan corona Virus Desease 2019 (COVID-19) dan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2020 Tentang Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019
di Lingkungan Pemerintah Daerah, diminta kepada Saudara/i Gubernur, Bupati/Walikota untuk
melaksanakan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Gubernur dan Bupati/Walikota menjadi Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19
Daerah dan tidak dapat didelegasikan kepada pejabat lain di daerah. Disamping itu, Gubernur juga
menjadi Anggota Dewan Pengarah Gugus Tugas Covid-19 Tingkat Nasional.
2. Sebagai Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Daerah, Gubernur dan
Bupati/walikota mengambil langkah-langkah sebagai berikut:
a. Antisipasi dan penanganan COVID-19 di daerah dilakukan dengan memperhatikan arahan
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.
b. Penyusunan susunan organisasi, keanggotaan, dan tugas pelaksana Gugus Tugas Percepatan
Penanganan COVID-19 Daerah, berpedoman pada lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Surat Edaran ini.
c. Pendanaan yang diperlukan untuk keperluan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19
Daerah yang dibebankan pada APBD.
3. Pemerintah Daerah dapat menetapkan status keadaan darurat siaga bencana COVID-19 dan/atau
keadaan tanggap darurat bencana COVID-19 di tingkat provinsi dan/atau kabupaten/kota dengan
mempertimbangkan beberapa hal antara lain:
a. Penetapan status darurat siaga bencana atau tanggap darurat bencana harus didasarkan pada
kajian atau penilaian kondisi daerah perihal penyebaran COVID-19 yang dilakukan oleh Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Kesehatan kabupaten/kota/provinsi.
b. Setelah dilakukan kajian atau penilaian kondisi daerah perihal penyebaran COVID-19,
Gubernur, Bupati/Walikota menetapkan status bencana Covid-19.
4. Dalam hal perumusan kebijakan penanganan dampak penularan COVID-19, Pemerintah Daerah dan
Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Daerah harus melakukan:
a. Analisa yang matang, mendalam, dan berdasarkan evidence-based untuk memperhitungkan
dampak sosial dan ekonomi yang mungkin muncul di masyarakat serta memastikan keamanan
dan keselamatan tenaga penyedia layanan kesehatan sebagai garda terdepan serta
memberikan layanan bagi masyarakat sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM).
b. Menyiapkan dan menyiagakan segala bentuk sumberdaya dan fasilitas kesehatan yang dimiliki,
antara lain dengan bekerjasama dengan rumah sakit swasta sebagai rujukan penderita COVID-

1/2
www.hukumonline.com/pusatdata

19, menambah ruang isolasi di rumah sakit maupun di fasilitas kesehatan dan pendukung
lainnya, serta meningkatkan kapasitas Puskesmas atau layanan kesehatan primer untuk
berperan dalam upaya pencegahan dan penanganan COVID-19.
c. Melakukan refocussing kegiatan untuk menjamin kemudahan pelaksanaan upaya pencegahan,
pengendalian, dan penanggulangan wabah COVID-19 di daerah sebagaimana amanat Inpres
Nomor 4 Tahun 2020 tentang Refocussing Kegiatan, Realokasi Anggaran, serta Pengadaan
Barang dan Jasa Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-
19) sesuai Surat Edaran Kepala LKPP Nomor 3 Tahun 2020 tentang Penjelasan Atas
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Dalam Rangka Penanganan Corona Virus Disease 2019
(COVID-19).
d. Melaksanakan sosialisasi pembatasan sosial (social distancing) dan karantina mandiri (self-
quarantine) yang melibatkan semua jajaran Pemerintah Daerah, masyarakat, dan dunia usaha
dengan memperhatikan protokol-protokol terkait penanganan COVID-19 yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dalam surat edaran ini.
e. Dalam hal pembatasan sosial menyebabkan dampak bagi kelompok masyarakat dengan
penghasilan rendah maka daerah dapat memberikan bantuan sosial.
f. Melibatkan asosiasi profesi, tenaga professional yang bekerja di lapangan, pelaku usaha dan
masyarakat sipil untuk memastikan upaya penanganan sampai di level terbawah.
g. Konsultasi dan melaporkan perkembangan pelaksanaan antisipasi dan penanganan dampak
penularan COVID-19 secara berkala kepada Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan
COVID-19.
5. Surat edaran ini berlaku efektif mulai tanggal ditetapkan dan akan dievaluasi lebih lanjut sesuai
dengan kebutuhan.
Demikian untuk menjadi perhatian dan dilaksanakan.

Ditetapkan Di Jakarta,
Pada Tanggal 29 Maret 2020
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,
Ttd.
Prof. H. MUHAMMAD TITO KARNAVIAN, Ph.D

Tembusan Yth:
1. Presiden Republik Indonesia;
2. Wakil Presiden Republik Indonesia;
3. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan;
4. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan;
5. Menteri Sekretaris Negara;
6. Menteri Keuangan;
7. Menteri Kesehatan;
8. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi;
9. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana selaku Ketua Gugus Tugas Percepatan
Penanganan COVID-19; dan
10. Sekretaris Kabinet.

2/2

Anda mungkin juga menyukai