Anda di halaman 1dari 8

BAB III

LOGIKA KOMBINASIONAL

Kompetensi dasar :
Setelah mempelajari bab tiga ini diharapkan mahasiswa dapat memahami
dengan benar tentang prosedur desain rangkaian logika (logic), konversi kode
antara lain konversi decimal ke biner, decimal ke octal, decimal ke heksa decimal,
biner ke biner yang berbeda.
Indikator :
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa dapat memahami dengan benar tentang
prosedur desain yaitu :
1. Pemahaman permasalahan.
2. Penentuan jumlah variabel Input dan variabel output yang dibutuhkan.
3. Penandaan (symbol) Input dan output.
4. Truth table (tabel kebenaran) yang menyatakan hubungan antara input dan
output yang dibutuhkan.
5. Penyederhanaan dengan fungsi boolean untuk setiap output yang ada.
6. Penulisan hasil penyederhanaan ke dalam persamaan aljabar.
7. Penggambaran rangkaian logika.
Serta dapat mengkonversikan kode decimal ke biner, kode biner ke biner yang lain
dan sebaliknya.

3.1. PROSEDUR DESAIN


Rangkaian logika untuk suatu sistem digital mungkin merupakan rangkaian
kombinasional atau sequential. Rangkaian kombinasional terdiri dari beberapa gate
(gerbang logika) yang mana outputnya ditentukan langsung oleh kombinasi input
saat itu tanpa memperhitungkan input sebelumnya. Pada bab ini akan kita bahas
contoh rangkaian kombinasi sederhana yaitu Adder (penjumlah).

Sebelum kita membahas pokok permasalahannya, perlu kita perjelas dahulu bahwa
desain dari rangkaian kombinasional dimulai dari layout permasalahan dan diakhiri
dengan rangkaian logika.

TEKNIK DIGITAL 39
Prosedur ini melibatkan step-step sebagai berikut :
1. Pemahaman permasalahan.
2. Penentuan jumlah variabel Input dan variabel output yang dibutuhkan.
3 Penandaan (symbol) Input dan output.
4. Truth table (tabel kebenaran) yang menyatakan hubungan antara input dan
output yang dibutuhkan.
5. Penyederhanaan dengan fungsi boolen untuk setiap output yang ada.
6. Penulisan hasil penyederhanaan ke dalam persamaan aljabar.
Penggambaran rangkaian logika
Truth table untuk rangkaian kombinasional terdiri dari kolom input. Jumlah dari
kombinasi input ditentukan oleh 2n dimana n adalah jumlah variabel input. Harga
biner dari output ditentukan dari analisa pernyataan masalah. Dan output mungkin
berharga ‘0’ atau ‘1’ untuk setiap kombinasi input yang valid. Tetapi spesifikasinya
mungkin menunjukkan bahwa beberapa kombinasi input yang tidak mungkin
terjadi. Kombinasi ini disebut kondisi tak menentu (Don’t Care Condition).
Fungsi output yang ditunjukkan dalam truth table memberikan definisi yang pasti
dari rangkaian kombinasi. Tapi kadang-kadang seorang desainer harus
menggunakan intuisi dan pengalamannya untuk menginterpretasikan masalah yang
biasanya dinyatakan dalam bentuk kalimat. Jika interpretasi itu salah maka
rangkaian logika yang dihasilkan akan salah. Persamaan fungsi boolean yang
dihasilkan dari truth table disederhanakan menggunakan metode-metode yang
tersedia seperti manipulasi aljabar Boolean, metode map dll.

Pada prakteknya desain ini harus memperhatikan ketentuan-ketentuan sbb :


1. Jumlah gate minimum.
2. Jumlah input minimum.
3. Waktu penundaan signal (propagation delay) melalui rangkaian yang minim.
4. Jumlah interkoneksi yang minim.
5. Pembatasan jumlah gate yang dapat dikontrol (fun Out)

3.2. KONVERSI KODE

TEKNIK DIGITAL 40
Sebagai contoh permasalahan disini dapat diterapkan sistem pnyederhanaan yang
dimaksud di atas. Suatu ragkaian konversi harus diselipkan diantara dua system
yang menggunakan kode berbeda tetapi mempunyai informasi yang sama. Maka
konversi kode adalah suatu rangkaian yang membuat dua sistem kompatibel
meskipun kedua sistem itu menggunakan kode biner yang berbeda.

Untuk konversi dari kode biner A ke kode biner B, jalur input harus mensupply
kombinasi bit dari elemen-elemen seperti ketentuan kode A dan jalur output harus
membangkitkan kombinasi bit yang sesuai dengan kode B.
Kode-kode biner untuk digit desimal itu sendiri memiliki bermacam-macam
kemungkinan kombinasi . Disini dapat ditunjukkan beberapa kemungkinan
kombinasi seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.1. Kode biner untuk digit desimal.

Digit Desimal BCD (8 4 2 1) Excess -3


0 0 0 0 0 0 0 1 1
1 0 0 0 1 0 1 0 0
2 0 0 1 0 0 1 0 1
3 0 0 1 1 0 1 1 0
4 0 1 0 0 0 1 1 1
5 0 1 0 1 1 0 0 0
6 0 1 1 0 1 0 0 1
7 0 1 1 1 1 0 1 0
8 1 0 0 0 1 0 1 1
9 1 0 0 1 1 1 0 0

BCD (8 4 2 1) merupakan konversi langsung dari sedimal ke kode biner. Kode


biner yang pernah digunakan dalam beberapa komputer generasi awal adalah
EXCESS-3 dimana kode ini dibentuk sesuai dengan harga BCD setelah ditambah
dengan 3.
Contoh :

TEKNIK DIGITAL 41
Desimal 2 -------------- 2 + 3 = 5 Kode Excess-3 adalah 0 1 0 1
Prosedur desain untuk konversi kode dapat digambarkan dengan mengambil contoh
Konversi BCD ke kode Excess-3. Kombinasi bit untuk BCD dan kode Excess-3
dapat dilihat pada tabel 6.1.
Karena kedua kode tersebut menggunakan 4 bit untuk mewakili digit desimal,
maka terdapat 4 variabel input dan 4 variabel output.
Keempat variabel input disimbolkan A B C D dan outputnya disimbolkan w x y z.
Dan didapatkan tabel kebenaran (truth table) seperti pada tabel 6.2. dibawah ini.
Tabel 3.2. Truth Table untuk contoh Konversi Kode

DEC Input BCD Output Kode Excess-3


A B C D W X Y Z
0 0 0 0 0 0 0 1 1
1 0 0 0 1 0 1 0 0
2 0 0 1 0 0 1 0 1
3 0 0 1 1 0 1 1 0
4 0 1 0 0 0 1 1 1
5 0 1 0 1 1 0 0 0
6 0 1 1 0 1 0 0 1
7 0 1 1 1 1 0 1 0
8 1 0 0 0 1 0 1 1
9 1 0 0 1 1 1 0 0
10 1 0 1 0 X X X X
11 1 0 1 1 X X X X
12 1 1 0 0 X X X X
13 1 1 0 1 X X X X
14 1 1 1 0 X X X X
15 1 1 1 1 X X X X
X = don’t care condition
Jika kita analisa, bila terdapat 4 variabel input maka akan terdapat 16 kombinasi
input tetapi pada tabel 3.1. hanya ada 10. Maka 6 kombinasi input yang tidak
tercantum pada tabel tersebut disebut kondisi tak menentu atau don’t care
combination. Seperti terlahat pada tabel 3.2.

TEKNIK DIGITAL 42
Tabel siatas dimanipulasi dengan menggunakan karnough map untuk mendapatkan
persamaan Sum Of Product yang paling sederhana.

Untuk mendapatkan output yang dikehendaki, maka kita harus memperoleh 4


fungsi boolean sesuai dengan jumlah variabel output. Hal ini dapat dijelaskan
seperti dibawah ini.
CD
AB 00 01 11 10
00 1 1 D’

01 1 1

11 X X X X

10 1 X X

Z = D’

CD
AB 00 01 11 10
00 1 1

01 1 1 CD

11 X X X X

10 1 X X

C’D’
Y= C D + C’ D’

CD
AB 00 01 11 10
00 1 1 1 B’C

01 1

TEKNIK DIGITAL 43
11 X X X X

10 1 X X

BC’D’ B’D

X = B’C + B’D + BC’D’

CD
AB 00 01 11 10
00 BD

01 1 1 1

11 X X X X BC

10 1 1 X X

W = A + BC + BD

Hasil diatas dapat dimanipulasi dengan metode aljabar boolean :

Z = D’
Y = CD + C’D’ = CD + (C + D)’
X = B’C + B’D + BC’D’
= B’(C + D) + BC’D’
= B’(C + D) + B(C + D)’
W = A + BC + BD
= A + B(C + D)

Rangkaian logika dari persamaan dapat digambarkan seperti gambar 3.1.


Didalamnya dapat kita lihat bahwa gerbang OR yang memiliki output C + D telah
digunakan secara parsial oleh 3 output.

TEKNIK DIGITAL 44
D' Z

D CD
C Y

(C + D)'
C+D
B
X

W
A

Gambar 3.1. Rangkaian Logika untuk Konverter BCD ke Excess-3

3.3. RANGKUMAN

Prosedur desain meliputi langkah -langkah sebagai berikut :


1. Pemahaman permasalahan.
2. Penentuan jumlah variabel Input dan variabel output yang dibutuhkan.
3. Penandaan (symbol) Input dan output.
4. Truth table (tabel kebenaran) yang menyatakan hubungan antara input dan
output yang dibutuhkan.
5. Penyederhanaan dengan fungsi boolen untuk setiap output yang ada.
6. Penulisan hasil penyederhanaan ke dalam persamaan aljabar.
7. Penggambaran rangkaian logika.

Konversi kode meliputi : konversi kode secimal ke biner dan sebaliknya, konversi
kode biner ke kode biner yang lain.
3.4. SOAL LATIHAN

1. Konversikan kode BCD ke Excess 2 , dan buat rangkaian logika untuk Konverter

TEKNIK DIGITAL 45
BCD ke Excess 2 tersebut.
2. Buat tabel kebenaran untuk konversi kode BCD ke seven segmen.

TEKNIK DIGITAL 46

Anda mungkin juga menyukai