Disusu Oleh:
Yessi:2019.C.11a.1071
KATA PENGANTAR...............................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah......................................................................
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................
2.1 Pengertian Definisi Dari Promosi Kesehatan?...........................
2.2 Batasan Promosi Kesehatan?.....................................................
2.3 Apa Saja Promosi Kesehatan?....................................................
2.4 Apa Visi Dan Misi Promosi Kesehatan?....................................
2.5 Bagaimana Strategi Promosi Kesehatan?...................................
2.6 Siapa Sasaran Promosi Kesehatan?............................................
2.7 Bagaimana Ruang Lingkup Promosi Kesehatan?
2.8 Apa Saja Sub- Bidang Keilmuan Promosi Kesehatan?..............
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................
3.2 Tujuan........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang.
hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah
upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan
pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan
persalinan. Salah satu tujuan nasional adalah memajukan
kesejahteraan bangssa, yang berarti memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu
pangan, sandang, pangan, pendidikan, kesehatan, lapangan kerja dan
ketenteraman hidup.
Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk
hidup sehat bagi setiap penduduk, jadi tanggung jawab untuk
terwujudnya derajat kesehatan yang optimal berada di tangan seluruh
masyarakat Indonesia, pemerintah dan swasta bersama-sama. Salah satu usaha
pemerintah dalam menyadarkan masyarakat tentang hidup sehat dan
pelaksanaanya bagaimana cara hidup sehat adalah dengan cara melakukan
pendidikan kesehatan yang tidak hanya didapat dibangku sekolah tapi juga bisa
dilakukan dengan cara penyuluhan oleh tim medis.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan
nasional. Dalam konstitusi Organisasi Kesehatan Dunia tahun 1948 disepakati
antara lain bahwa diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
adalah hak yang fundamental bagi setiap orang tanpa membedakan ras, agama,
politik yang dianut dan tingkat sosial ekonominya. Program pembangunan
kesehatan yang dilaksanakan telah berhasil meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat secara cukup bermakna, walaupun masih dijumpai berbagai
masalah dan hambatan yang akan mempengaruhi pelaksanaan pembangunan
kesehatan. Oleh karena itu diperlukan adanya reformasi di bidang kesehatan
untuk mengatasi ketimpangan hasil pembangunan kesehatan antar daerah dan
antar golongan, derajat kesehatan yang masih tertinggal dibandingkan dengan
negara-negara tetangga dan kurangnya kemandirian dalam pembangunan
kesehatan.
Reformasi di bidang kesehatan perlu dilakukan mengingat lima fenomena
yang berpengaruh terhadap pembangunan kesehatan. Pertama, perubahan pada
dinamikakependudukan.Kedua,Temuan.Ketiga,Tantangan globa lsebagai
akibat dari kebijakan perdagangan bebas, revolusi informasi, telekomunikasi
dan transportasi. Keempat, Perubahan lingkungan.
Demokratisasi. Perubahan pemahaman konsep akan sehat dan sakit serta
semakin maju IPTEK dengan informasi tentang determinan penyebab penyakit
telah menggugurkan paradigma pembangunan kesehatan yang lama yang
mengutamakan pelayanan kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif.
Paradigma pembangunan kesehatan yang baru yaitu Paradigma Sehat
merupakan upaya untuk lebih meningkatkan kesehatan masyarakat yang
bersifat proaktif. Paradigma sehat sebagai model pembangunan kesehatan yang
dalam jangka panjang diharapkan mampu mendorong masyarakat untuk
mandiri dalam menjaga kesehatan melalui kesadaran yang lebih tinggi pada
pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif.
Dalam Indonesia Sehat 2010, lingkungan yang diharapkan adalah yang
kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang bebas dari
polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, pemukiman
yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan serta
terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong. Perilaku
masyarakat Indonesia Sehat 2010 yang diharapkan adalah yang bersifat
proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah risiko
terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi
aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.
Dalam Piagam Ottawa disebutkan bahwa promosi kesehatan adalah proses
yang memungkinkan orang-orang untuk mengontrol dan meningkatkan
kesehatan mereka (Health promotion is the process of enabling people to
increase control over, and to improve, their health, WHO, 1986). Jadi, tujuan
akhir promosi kesehatan adalah kesadaran di dalam diri orang-orang tentang
pentingnya kesehatan bagi mereka sehingga mereka sendirilah yang akan
melakukan usaha-usaha untuk menyehatkan diri mereka.Untuk mencapai
derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, maupun sosial, individu
atau kelompok harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasi-aspirasinya
untuk memenuhi kebutuhannya dan agar mampu mengubah atau mengatasi
lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya, dan sebagainya). Kesehatan
adalah sebuah konsep positif yang menitikberatkan sumber daya pada pribadi
dan masyarakat sebagaimana halnya pada kapasitas fisik. Untuk itu, promosi
kesehatan tidak hanya merupakan tanggung jawab dari sektor kesehatan, akan
tetapi jauh melampaui gaya hidup secara sehat untuk kesejahteraan
(WHO,1986). Penyelenggaraan promosi kesehatan dilakukan dengan
mengombinasikan berbagai strategi yang tidak hanya melibatkan sektor
kesehatan belaka, melainkan lewat kerjasama dan koordinasi segenap unsur
dalam masyarakat. Hal ini didasari pemikiran bahwa promosi kesehatan adalah
suatu filosofi umum yang menitikberatkan pada gagasan bahwa kesehatan yang
baik merupakan usaha individu sekaligus kolektif (Taylor, 2003).
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian Definisi dari Promosi Kesehatan?
2. Batasan Promosi Kesehatan?
3. Apa saja Promosi Kesehatan?
4. Apa Visi dan Misi Promosi Kesehatan?
5. Bagaimana Strategi Promosi Kesehatan?
6. Siapa sasaran Promosi Kesehatan?
7. Bagaimana Ruang Lingkup Promosi Kesehatan?
8. Apa Saja Sub- Bidang Keilmuan Promosi Kesehatan?
1.3 Tujuan
A. Advokat (Advocate)
Kegiatan advokat ini dilakukan terhadap para pengambil keputusan dari
berbagai tingkat dan sektor terkait dengan kesehatan. Tujuan kegiatan ini
adalah meyakinkan para pejabat pembuat keputusan atau penentu kebijakan
bahwa program kesehatan yang akan dijalankan tersebut penting. Oleh sebab
itu, perlu dukungan kebijakan atau keputusan dari pejabat tersebut (Soekidjo
Notoatmodjo, 2010).
B. Menjembatani (Mediate)
Promosi kesehatan juga mempunyai misi mediator atau menjembatani
antara sektor kesehatan dengan sektor yang lain sebagai mitra. Dengan kata
lain promosi kesehatan merupakan perekat kemitran di bidang pelayanan
kesehatan. Kemitraan adalah sangat penting sebab tanpa kemitraan niscaya
sektor kesehatan tidak mampu menangani masalah–masalah kesehatan yang
begitu kompleks dan luas (Soekidjo Notoatmodjo, 2010).
C. Memampukan (Enable)
Sesuai dengan visi promosi kesehatan mau dan mampu memelihara serta
meningkatkan kesehatannya, promosi kesehatan mempunyai misi utama untuk
memampukan masyarakat. Hal ini berarti baik secara langsung atau melalui
tokoh – tokoh masyarakat, promosi kesehatan harus memberikan keterampilan
– keterampilan kepada masyarakat agar mereka mandiri di bidang kesehatan.
Telah kita sadari bersama bahwa kesehatan dipengaruhi banyak faktor luar
kesehatan seperti pendidikan, ekonomi, sosial dan sebagainya. Oleh sebab itu,
dalam rangka memberdayakan masyarakat di bidang kesehatan, maka
keterampilan di bidang ekonomi (pertanian, peternakan, perkebunan),
pendidikan dan sosial lainnya perlu dikembangkan melalui promosi kesehatan
ini (Soekidjo Notoatmodjo, 2010).
3.2 Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya kita sebagai
perawat dapat memahami tentang strategi promosi kesehatan dalam rangka
memajukan kesehatan masyarakat serta meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat , dan dengan promosi kesehatan yaitu melalui penyuluhan
kesehatan atau pendidikan kesehatan kita sebagai perawat dapat mencegah
berbagai penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Andessi.(2012).Makalah Promkes.
Ode.(2012).Promosi Kesehatan.
HUBUNGAN ANTARA PERILAKU OLAHRAGA, STRESS
DAN POLA MAKAN DENGAN TINGKAT HIPERTENSI
PADA LANJUT USIA DI POSYANDU LANSIA KELURAHAN GEBANG
PUTIH KECAMATAN SUKOLILO KOTA SURABAYA
Abstrak:
Pada lansia akan terjadi berbagai kemunduran organ tubuh, oleh sebab itu lansia
mudah sekali terkena penyakit seperti hipertensi. Hipertensi yang sering terjadi
pada lansia adalah hipertensi sitolik yaitu jika tekanan sistolik ≥ 140 mmHg dan
tekanan diastolik < 90 mmHg. Penelitian analitik ini menggunakan rancangan
cross sectional. Populasinya adalah 144 lansia dengan mengambil sampel secara
simple random sampling sehingga didapat sampel sejumlah 107 lansia. Variabel
bebas adalah perilaku olahraga, stres dan pola makan sedangkan variabel
tergantung adalah tingkat hipertensi pada lansia. Hasil penelitian menunjukkan
jumlah lansia yang menderita hipertensi dengan tingkat olahraga yang kurang
sebesar 45,79%, dan kurang kebal terhadap stres sebesar 39,25%. Lansia sebagian
besar mengonsumsi makanan yang menyebabkan hipertensi seperti garam, gula,
serta makanan yang mengandung lemak. Pengujian dengan uji Chie-square
menunjukkan perilaku olahraga dan stres mempunyai hubungan bermakna dengan
terjadinya hipertensi pada lansia, diperoleh p = 0,000 (p < 0,05) untuk perilaku
olahraga dan p = 0,047 (p < 0,05) untuk perilaku stres. Kesimpulannya adalah ada
hubungan antara perilaku olahraga dan stres dengan tingkat hipertensi pada lansia
di posyandu lansia kelurahan Gebang Putih kecamatan Sukolilo kota Surabaya.
Partisipasi aktif masyarakat meliputi kader dan keluarga diharapkan menentukan
keberhasilan program posyandu lansia.
Kata kunci: olahraga, stres, diet, kemunduran pada organ tubuh, oleh
tingkat hipertensi lanjut usia sebab itu para lansia mudah sekali
terkena penyakit seperti hipertensi.
PENDAHULUAN Hipertensi atau penyakit “darah tinggi”
Semakin bertambah umur seseorang merupakan kondisi ketika seseorang
semakin banyak pula penyakit yang mengalami kenaikan tekanan darah
muncul dan sering diderita khususnya baik secara lambat atau mendadak.
pada lansia atau lanjut usia. Pada usia Diagnosis hipertensi ditegakkan jika
lanjut akan terjadi berbagai tekanan darah sistol seseorang menetap
pada 140 mmHg atau lebih. Nilai jika tidak ditangani sedini mungkin
tekanan darah yang paling ideal adalah akan berkembang dan menimbulkan
115/75 mmHg (Agoes , 2011). 112 komplikasi yang berbahaya seperti
Jurnal Promkes, Vol. 1, No. 2 terjadinya penyakit jantung, gagal
Desember 2013: 111–117 Data WHO jantung kongestif, stroke, gangguan
tahun 2000 menunjukkan, di seluruh penglihatan, dan penyakit ginjal.
dunia sekitar 972 juta orang atau 26,4% Hipertensi dapat dicegah dengan
penghuni bumi mengidap hipertensi menghindari faktor penyebab
dengan perbandingan 26,6% pria dan terjadinya hipertensi dengan
26,1% wanita. Angka ini kemungkinan pengaturan pola makan, gaya hidup
akan meningkat menjadi 29,2% di yang benar, hindari kopi, merokok dan
tahun 2025. Dari 972 juta pengidap alkohol, mengurangi konsumsi garam
hipertensi, 333 juta berada di negara yang berlebihan dan aktivitas yang
maju dan 639 sisanya berada di negara cukup seperti olahraga yang teratur
sedang berkembang, termasuk (Dalimartha, 2008). Studi ini
Indonesia (Suhadak, 2010). Angka menganalisis hubungan antara perilaku
kejadian hipertensi pada lansia di olahraga, stres dan pola makan dengan
Indonesia dari hasil survei kesehatan tingkat hipertensi pada lanjut usia di
rumah tangga tahun 1995 di Jakarta, posyandu lansia kelurahan Gebang
menunjukkan tekanan darah tinggi Putih kecamatan Sukolilo kota
cukup tinggi yaitu 83 per 1000 anggota Surabaya. METODE Penelitian yang
rumah tangga. Di Poli Geriatri RSU dilaksanakan tergolong penelitian
Dr. Soetomo pada tahun 2005 jumlah analitik dengan menggunakan
kasus hipertensi pada lansia sebanyak pendekatan kuantitatif. Populasi dalam
55,9%. Banyak faktor yang berperan studi ini adalah para lansia di dua
untuk terjadinya hipertensi meliputi posyandu lansia dengan besar populasi
risiko yang tidak dapat dikendalikan 144 lansia dan menggunakan
(mayor) dan faktor risiko yang dapat rancangan cross sectional. Cara
dikendalikan (minor). Faktor risiko pengambilan sampel dengan cara
yang tidak dapat dikendalikan (mayor) Simple Random Sampling sehingga
seperti keturunan, jenis kelamin, ras didapatkan sampel sejumlah 107 lansia.
dan usia. Sedangkan faktor risiko yang Lokasi yang diambil dalam studi ini
dapat dikendalikan (minor) yaitu adalah di posyandu lansia kelurahan
obesitas, kurang olah raga atau Gebang Putih kecamatan Sukolilo kota
aktivitas, merokok, minum kopi, Surabaya dan waktu penelitian yaitu
sensitivitas natrium, kadar kalium bulan September 2012 sampai Juni
rendah, alkoholisme, stress, pekerjaan, 2013. Teknik pengumpulan data
pendidikan dan pola makan (Suhadak, menggunakan data primer yang
2010). Penyakit hipertensi akan diperoleh peneliti melalui wawancara
menjadi masalah yang serius, karena langsung dengan responden dengan
menggunakan beberapa alat bantu kangkung, daun singkong dan kacang
antara lain kuesioner, tensimeter, food panjang. Buah paling banyak adalah
frequency quesionaire, alat ukur pisang dan pepaya. Susu paling banyak
kekebalan stress. Data sekunder adalah susu bubuk. Jajanan paling
diperoleh dari buku KMS lansia di banyak adalah kerupuk, gorengan, ubi
posyandu lansia kelurahan Gebang rebus dan biskuit kemudian yang
Putih kecamatan Sukolilo kota terakhir untuk jenis lainnya paling
Surabaya. Data hasil wawancara diolah banyak adalah garam, gula dan sirup.
dengan menggunakan komputer Hubungan antara tingkat olahraga
dengan uji statistik . HASIL Kelurahan dengan tingkat hipertensi pada lansia di
Gebang Putih mempunyai posyandu posyandu lansia Hasil studi
lansia sebanyak tiga posyandu yaitu menunjukkan bahwa sebagian besar
Posyandu Dewanata 1 terletak di RW 3 lansia menderita hipertensi dan
Asempayun, posyandu Dewanata 2 berolahraga kurang dengan jumlah
terletak di RW 1 dan 2 Gebang dan sebesar 45 lansia. Hasil analisis
posyandu Arrohim terletak di RW 4 berikutnya berdasarkan uji Chi-square
Kejawen. Karakteristik responen dengan tingkat signifikasi 5% terdapat
berdasarkan umur, jenis kelamin, hubungan antara variabel independent
pekerjaan, status dalam keluarga dan dependent dengan n = 107
Berdasarkan hasil penelitian dapat didapatkan X2 = 21,101 dan p value =
disimpulan bahwa sebagian besar 0,000 di mana p < 0,05. Sehingga dapat
lansia hipertensi yaitu sebesar 54,2% disimpulkan Hi diterima yang artinya
dan sebagian kecil prahipertensi yaitu ada hubungan antara perilaku olahraga
22,42%. Untuk distribusi olahraga dengan tingkat hipertensi pada lansia di
paling banyak berolahraga kurang yaitu posyandu. Hasil studi pada Tabel 6
68,22% dan paling sedikit berolahraga menunjukkan bahwa sebagian besar
sedang sebanyak 0,93%. Distribusi lansia menderita hipertensi kurang
stres paling banyak kurang kebal kebal terhadap stres dengan jumlah
terhadap stress yaitu 63,55% dan paling sebesar 42 lansia. Hasil analisis
sedikit kebal terhadap stress yaitu berikutnya berdasarkan uji Chi-square
36,44%. Berdasarkan hasil penelitian dengan tingkat signifikasi 5% terdapat
dapat disimpulkan bahwa pola makan hubungan antara variabel independent
yang sering dikonsumsi harian oleh dan dependent dengan n = 107
lansia untuk jenis Kiki Mellisa Andria, didapatkan X2 = 6,104 dan p value =
Hubungan antara Perilaku Olahraga, 0,047 di mana p < 0,05. Sehingga dapat
Stress… 113 makanan pokok adalah disimpulkan Hi diterima yang artinya
nasi dan jagung. Lauk pauk paling ada hubungan antara perilaku stres
banyak adalah tahu, tempe, telur, ayam, dengan tingkat hipertensi pada lansia di
ikan laut, ikan teri/asin dan ikan tawar. Posyandu. PEMBAHASAN Tingkat
Sayuran paling banyak adalah bayam, hipertensi Banyak faktor yang berperan
untuk terjadinya hipertensi meliputi
risiko yang tidak dapat dikendalikan
(mayor) dan faktor risiko yang dapat
dikendalikan (minor). Faktor risiko
yang tidak dapat dikendalikan (mayor)
seperti keturunan, jenis kelamin, ras
dan usia. Sedangkan faktor risiko yang
dapat dikendalikan (minor) yaitu
obesitas, kurang olah raga atau
aktivitas, merokok, minum kopi,
sensitivitas natrium, kadar kalium