Anda di halaman 1dari 1

Kedatangan Jepang di Pulau Jawa

Masuknya Jepang ke Pulau Jawa diawali dengan pertempuran di Laut Jawa. Dalam pertempuran
ini Angkatan Laut Jepang menghancurkan pasukan gabungan Belanda–Inggris yang dipimpin oleh
Laksamana Karel Doorman. Sisa-sisa pasukan dan kapal Belanda yang berhasil lolos terus melarikan diri
menuju Australia. Dalam pertempuran laut itu, Jepang hanya kehilangan beberapa kapal penjelajah,
tujuh kapal perusak, dan satu kapal tanker.
Kemenangan Jepang memudahkan pasukannya untuk mendarat di Pulau Jawa. Pendaratan
pasukan Jepang ini dikhususkan untuk merebut Pulau Jawa di bawah komando Tentara ke-16 (Osamu
Butai) yang dipimpin oleh Letnan Jenderal Hitoshi Imamura. Pada 1 Maret 1942 Tentara ke-16 Jepang
berhasil mendarat di tiga tempat sekaligus, yaitu Teluk Banten, Eretan Wetan (Jawa Barat), dan Kragan
(Jawa Timur). Setelah pendaratan tersebut, pada 5 Maret 1942 Batavia dinyatakan sebagai ”kota
terbuka”. Artinya, tentara Belanda tidak akan mempertahankan Batavia dari serangan Jepang. Akhirnya,
Batavia jatuh ke tangan Jepang.
Keberhasilan merebut Batavia dilanjutkan dengan invasi ke arah selatan dan berhasil menduduki
Buitenzorg (Bogor). Selanjutnya, pasukan Jepang berusaha merebut Bandung. Tentara Jepang mulai
bergerak dari Kalijati ke arah Bandung pada 5 Maret 1942. Pasukan Jepang menyerbu Bandung dari arah
utara. Ciater menjadi tempat pertama yang digempur oleh Jepang dan menyebabkan tentara Belanda
harus mundur ke Lembang. Akan tetapi, Lembang pun tidak berhasil dipertahankan.
Pada 7 Maret 1942 Jepang berhasil menguasai Lembang. Belanda meminta penyerahan lokal
kepada Jepang. Akan tetapi, Jenderal Imamura meminta penyerahan total dari semua pasukan Sekutu
yang ada di Indonesia. Apabila tuntutan tersebut tidak dipenuhi, Jepang mengultimatum akan
mengebom Kota Bandung dari udara. Keesokan harinya, 8 Maret 1942 Belanda memenuhi tuntutan
Jepang. Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenborgh, Letnan Jenderal H. Ter Poorten, dan pejabat-pejabat
militer lainnya tiba di Kalijati untuk mengadakan sebuah perundingan. Pihak Jepang dipimpin langsung
oleh Letnan Jenderal Imamura. Dalam perundingan tersebut, Belanda menyerah tanpa syarat kepada
Jepang melalui penandatanganan Kapitulasi Kalijati. Dengan ditandatanganinya perjanjian tersebut,
berakhirlah masa penjajahan Belanda sekaligus menjadi awal masa pendudukan Jepang di Indonesia.
Sumber:
Marwati Djoened Poesponegoro. 2010. Sejarah Nasional Indonesia Jilid VI: Zaman Jepang dan Zaman
Republik. Jakarta: Balai Pustaka.

Taufik Abdullah dan A.B. Lapian (ed). 2012. Indonesia dalam Arus Sejarah Jilid 6: Perang dan Revolusi.
Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve.

Anda mungkin juga menyukai