Bab I, II, III-1
Bab I, II, III-1
PENDAHULUAN
hidrostatik yang ditimbulkan oleh tekanan jaringan dari isi bola mata
atrofi papil saraf optik dan menciutnya lapang pandang yang bersifat
sampai akhirnya berlanjut pada kebutaan (Ilyas dan Yulianti, 2012). Urutan
penyebab kebutaan di dunia menurut WHO (2012) antara lain katarak (51%),
dan kekeruhan kornea (4%), kelainan refraksi tak terkoreksi dan trakoma
(3%), dan retinopati diabetikum (1%), serta penyebab lain yang tidak
1
2
diketahui (21%). Namun, kebutaan akibat glaukoma ini dapat dicegah dengan
bukti yang berkembang bahwa faktor risiko lain seperti usia, jenis kelamin,
ras, kelainan refraktif, herediter, dan faktor sistemik mungkin berperan dalam
populasi dengan wilayah dan etnis yang berbeda. Dalam beberapa dekade
terakhir, diketahui prevalensi miopia pada populasi Asia lebih tinggi secara
antara lain, pekerjaan dekat dalam jangka waktu lama, kegiatan outdoor yang
sedikit, dan pendidikan yang lebih tinggi (Pan et al., 2012). Menurut
waktu yang dihabiskan untuk membaca sejak usia awal remaja sampai usia
Disebutkan bahwa pasien miopia memiliki risiko sebesar 1,6 sampai 3,3 kali
2013). Pada penelitian yang dilakukan oleh Blue Mountains Eye Study,
setelah menyesuaikan usia, jenis kelamin, dan faktor risiko lain, didapatkan
hubungan yang kuat antara glaukoma sudut terbuka dan miopia, dengan odds
rasio 2,3 pada miopia rendah (antara -1.0 dan -3.0D) dan 3,3 pada miopia
serabut saraf retina pada mata miopia diketahui lebih tipis daripada normal
memiliki tekanan sklera yang lebih tinggi sehingga lamina cribrosa terlihat
dibandingkan mata dengan panjang aksial bola mata yang lebih pendek,
2013).
yang positif antara TIO dan tingkat keparahan miopia. Hasil ini mendukung
4
hipotesis bahwa hubungan antara glaukoma dan miopia yang telah banyak
tentang perbedaan tekanan intraokuler (TIO) antara mata miopia dan mata
B. Perumusan Masalah
Apakah ada perbedaan tekanan intraokuler (TIO) antara mata miopia dan
C. Tujuan Penelitian
antara mata miopia dan mata emetropia pada mahasiswa kedokteran UNS.
D. Manfaat Penelitian
1. Aspek Teoritik
2. Aspek Aplikatif
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Emetropia
a. Definisi
istirahat dan rangsangan nol dioptri, maka sinar akan difokuskan tepat
di retina (Lens et al., 2008; Mathapathi et al., 2013; Taub et al., 2012).
Artinya mata dapat melihat objek jauh dengan jelas dengan otot
siliaris yang relaksasi. Namun untuk melihat objek dekat, otot siliaris
5
6
misalnya kartu baca Snellen, yang terdiri dari baris-baris huruf yang
pada jarak tertentu. Misalnya huruf pada baris tanda 60, berarti huruf
tersebut membentuk sudut 5 menit pada jarak 60 meter; dan pada baris
tanda 30, berarti huruf tersebut membentuk sudut 5 menit pada jarak
2. Miopia
a. Definisi
b. Klasifikasi
3) Miopia berat atau tinggi, yaitu miopia lebih besar dari 6 dioptri
1) Miopia patologi
c. Etiologi
1) Herediter
yang memiliki satu dan dua orang tua penderita miopia berisiko 2-8
terjadi defisiensi atau tidak ada sama sekali pigmen melanin karena
3) Lingkungan
akibat dari kualitas dan kuantitas jaringan ikat sklera yang tidak
2003).
2012).
kejadian miopia. Dilaporkan bahwa anak yang membaca > 2 buku per
dibanding yang membaca < 2 buku per minggu. Setiap buku yang
kejadian miopia yang tinggi dan progresifitas miopia yang lebih cepat
d. Gejala
mata ini dapat melihat objek yang dekat, tetapi objek jauh akan
Yulianti, 2012).
e. Pemeriksaan Refraksi
f. Penatalaksanaan
besar. Kelebihan daya bias ini dapat dinetralkan dengan lensa konkaf
a. Definisi
nilai TIO pada kondisi normal yaitu sebesar 15,5 mmHg dengan
Yoshimura, 2015).
1) Jenis kelamin
al., 2009).
2) Herediter
3) Variasi diurnal
dan dini hari (atau lebih tepatnya saat tidur). Namun pada
4) Olahraga
6) Gaya hidup
9) Inflamasi
10) Pembedahan
et al., 2009).
18
2015).
Bembridge, 2008).
et al., 2007).
e. Glaukoma
2012).
sklera (Rada et al., 2006). Penurunan diameter fibril kolagen sklera dan
al., 2015).
bahwa suatu mata dengan volume yang besar dengan dinding tipis akan
normal pada TIO yang sama. Penekanan yang tinggi ini berarti diperlukan
B. Kerangka Pemikiran
Refraksi mata
- Herediter
- Penyakit
Emetropia Miopia sistemik
- Penyakit
okular
- Lingkungan
Perbedaan karakteristik mata
C. Hipotesis
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Desember 2015.
C. Subjek Penelitian
1. Populasi Penelitian
b. Kriteria Inklusi
23
24
4) Tidak merokok.
c. Kriteria Eksklusi
1) Infeksi mata,
2) Penderita glaukoma,
2. Sampel
a. Besar Sampel
= 73,91 ≈ 74
Keterangan :
n : besar sampel
populasi (p = 26%)
q : 1-p
Ismael, 2011).
25
b. Teknik Sampling
Populasi
Sampel
Miopia Emetropia
3. Variabel luar
a. Definisi
1) Mata miopia adalah semua individu dengan visus < 6/6 dan
b. Alat ukur
Snellen.
Snellen.
27
c. Skala
a. Definisi
b. Alat ukur
Cara pemeriksaan:
1) Persiapan pasien
jika menggunakan.
dahi.
28
dagu.
5) Gunakan auto-alignment.
6) Atur fokus.
c. Skala
Skala pada pengukuran variabel ini adalah rasio yaitu nilai rata-
3. Variabel luar
a. Terkendali
penelitian ini.
b. Tidak terkendali
1. Informed consent
2. Formulir wawancara
3. Optotype Snellen
H. Cara kerja
Service Solution (SPSS) 20.0 for Windows. Data yang terkumpul dianalisis
terlebih dahulu dengan uji normalitas. Jika data terdistribusi normal maka
bebas nominal (2 nilai) dan variabel terikat berskala numerik. Pada kelompok
31
independen cara pemilihan subyek pada kelompok yang satu tidak tergantung
dilakukan transformasi data dengan algoritme atau cara lain sebelum dapat
dilakukan uji hipotesis. Jika distribusi data tetap tidak normal, maka dapat