Makalah Kata Ulang 20ak3
Makalah Kata Ulang 20ak3
“KATA ULANG”
Dosen Pengampu :
Muhammad Fadely, M.Pd.
Disusun oleh :
Kelompok 3
Indah (3012011012)
Dini Agustin (3012011083)
Rafli Ral Hijri (3012011098)
KELAS 20AK3
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
2021
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji
syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Kata Ulang”.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Bapak Muhammad Fadely pada mata kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang kata ulang.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena
itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang
ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini. Harapan kami
semoga makalah ini bermanfaat dan memenuhi harapan berbagai pihak.
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Daftar Pustaka
3
BAB I
PENDAHULUAN
Kata ulang sangat banyak digunakan dalam percakapan kita sehari-hari, dalam
Bahasa Indonesia pemakaian kata ulang juga memiliki aturan tertentu. Apabila kita
salah menggunakannya, maka kata atau kalimat itu akan terdengar rancu. Oleh karena
itu, berhati-hatilah dalam menggunakan atau memakai kata ulang.
Kata ulang memiliki ragam yang bermacam-macam, baik ditinjau dari segi
bentuk, makna atau fungsi kata ulang. Bahasa Indonesia mempunyai konsipsi sendiri
tentang kata ulang, sebab itu kita harus meneliti bentuk ulang dalam Bahasa Indonesia
secermat-cermatnya mengadakan penggolongan. Kalau perlu dengan bertolak dari
struktur Bahasa Indonesia itu sendiri.
1.3 Tujuan
A. Untuk mengetahui definisi kata ulang.
B. Untuk mengetahui ciri-ciri kata ulang.
C. Untuk mengetahui pembagian kata ulang.
D. Untuk mengetahui terjadinya kerancuan penggunaan kata ulang.
E. Untuk mengetahui prinsip-prinsip kata ulang.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
2.3 Pembagian Kata Ulang
Kata ulang dapat ditinjau dari dua segi, yaitu kata ulang dari segi bentuk dan dari
segi fungsi kata ulang.
b. Kata ulang berimbuhan atau sering disebut juga kata ulang bersambungan.
Yang termasuk didalamnya ialah semua jenis perulangan kata yang salah satu
unsurnya mendapatkan imbuhan, bisa awalan (prefiks), akhiran (sufiks), sisipan (infiks),
konfiks (per-an, ke-an) atau mendapat imbuhan afiks kombinasi (di-kan, di-i, ber-kan).
Contoh :
memukul-mukul
mobil-mobilan
tali-temali
perundang-undangan
diamat-amati
berdesak-desakan
c. Kata ulang berubah bunyi atau disebut juga dwilingga saling suara.
Yang tergolong jenis kata ulang ini ialah semua bentuk perulangan kata yang salah
satu unsurnya berubah bunyinya. Yang mengalami perubahan bunyi bisa unsure
pertama kata ulang tersebut, bisa juga unsure kedua. Perubahan bunyi pada jenis kata
ulang ini, bisa bunyi vocal yang berubah, bisda juga bunyi konsonan.
Contoh:
Yang berubah bunyi unsur pertama : bolak-balik, colak-colek
6
Yang berubah bunyi unsur kedua : hina-dina, serba-serbi
Yang berubah bunyi vokal : mondar-mandir, gerak-gerik
Yang berubah bunyi konsonan : lauk-pauk, sayur-mayur
d. Kata ulang yang disebut dwipura, yaitu jenis kata ulang yang mengalami perulangan
hanya pada suku pertama kata aslinya.
Proses terjadinya dwipura:
sama (kata dasar), sama-sama (kata ulang utuh/ dwilingga), sesama (dwipura)
laki (kata dasar), laki-laki (kata ulang utuh/ dwilingga), lelaki (dwipurwa)
7
3) Menyatakan bermacam-macam pekerjaan.
Misalnya: masak-masakan, sulam-menyulam, bangun-membangun
4) Menyatakan dan pekerjaan yang dilakukan oleh dua pihak secara berbalasan.
Misalnya: bersalam-salaman, susul-menyusul, tukar-menukar.
Khusus untuk penggunaan kata ulang yang menyatakan bahwa suatu pekerjaan
di lakukan secara berbalasan oleh dua belah pihak, dapat dinyatakan dengan dua
cara yakni:
Mereka tarik-menarik hingga jatuh
Atau:
Mereka bertarik-tarikan hingga jatuh
8
Kedua macam kata ulang yang di gunakan dalam kalimat tersebut menyatakan
saling. Oleh kerena itu akan menjadi salah apabila didepan kata ulang tersebut
dibubuhkan lagi kata saling. Sebab akan menyebabkan kerancuan kata dan
penghamburan kata (pleonastis).
Contoh:
Mereka saling tarik-menarik sehingga jatuh (salah)
Mereka saling bertarik-tarikan sehingga jatuh (salah)
Bentuk kesalahan lain pada kata ulang ialah, pada kata ulana yang
menyatakan saling, terkandung pengertian bahwa subjjeknya lebih dari satu, misalnya:
Persoalan itu kait mengait antara satu dengan yang lain (benar)
Akan menjadi salah bila subjeknya dijadikan kata ulang yang maksudnya untuk
menyatakan jamak, bukankah bentuk perulangan kata kerja pun sudah menyatakan
subjeknya lebih dari satu (saling). Misalnya:
Persoalan-persoalAn itu kait-mengait antara satu dengan yang lain (salah)
Dengan demikian, pada penggunaan kata ulang yang meyatakan saling, tidak
perlu subjeknya dijadikan kata ulang, kerena di dalam kalimat tersebut akan
mengandung sifat yang berlebihan.
9
2.6 Prinsip-prinsip Pengulangan
1. Pengulangan tidak mengubah golongan (kelas) kata, dari bentuk dasar kata ulang, dari
bentuk dasar kata ulang, seperti kata benda, kata kerja, dan kata sifat.
2. Bentuk dasar selalu berupa bentuk yang terdapat dalam penggunaan bahasa sehari-hari.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kata ulang adalah bentuk kata yang diperoleh melalui proses reduplikasi atau
pengulangan, baik secara keseluruhan, sebagian, maupun perubahan. Adapun ciri-ciri
kata ulang yaitu Menimbulkan makna gramatis, terdiri lebih dari satu morfem, selalu
memiliki bentuk dasar, pengulangan pada umumnya tidak mengubah golongan kata atau
kelas kata, bentuk dasar kata ulang selalu ada dalam pemakaian Bahasa, dan arti bentuk
dasar kata ulang selalu berhubungan dengan arti kata ulangnya. Kata ulang dapat
ditinjau dari dua segi yaitu kata ulang dari segi bentuk dan dari segi fungsi kata ulang.
Kerancuan penggunaan kata ulang dapat terjadi apabila kata ulang digunakan
bersamaan dengan kata-kata seperti: banyak, beberapa, para, sangat, saling, semua,
seluruh, sekelompok, selusin dan lain-lain. Dalam bahasa Indonesia, untuk menyatakan
suatu jumlah yang banyak tentang benda bisa digunakan dengan dua cara yaitu 1.
Mengulangi kata itu seperti: rumah-rumah, guru-guru; 2. Menggunakan kata pendahulu
yang mengandung pengertian jamak.
Adapun prinsip-prinsip pengulangan kata yaitu 1. Pengulangan tidak mengubah
golongan (kelas) kata, dari bentuk dasar kata ulang, dari bentuk dasar kata ulang, seperti
kata benda, kata kerja, dan kata sifat; 2. Bentuk dasar selalu berupa bentuk yang
terdapat dalam penggunaan bahasa sehari-hari.
11
Daftar Pustaka
https://maalikghaisan.blogspot.com/2017/09/kata-ulang.html?m=1
https://www.gurupendidikan.co.id/kata-ulang/
https://berbahasa-bersastra.blogspot.com/2011/01/reduplikasi-
pengulangan.html?m=1
12