Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG DAUN KELOR (Moringa oleifera)

TERHADAP PENURUNAN GLUKOSA DARAH PADA


PENDERITA PRADIABETES DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SAMATA KAB.GOWA

Abdul Munim1, Muh. Khidri Alwi2, Aminuddin Syam3


1
Pascasarjana Universitas Muslim Indonesia
2
Pascasarjana Universitas Muslim Indonesia
3
Pascasarjana Universitas Muslim Indonesia

Alamat korespondensi : (abdulmunim510@yahoo.com/085399142790)

ABSTRAK

Pradiabetes telah menjadi pandemi dengan prevalensi lebih tinggi dari diabetes, pradiabetes
meningkat lebih tinggi karena menyerupai fenomena gunung es, jumlah individu yang belum
terdeteksi DMT2 lebih banyak dibanding DMT2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pemberian tepung daun kelor terhadap penurunan glukosa darah pada penderita penyakit
prediabetes. Penelitian ini merupakan quasy eksperimen dengan pre-post tes control design.
Populasi penelitian adalah masyarakat yang mengalami prediabetes di Desa Samata Kab. Gowa.
Besar sampel 20 pradiabetes dibagi menjadi kelompok intervensi 10 dan kontrol 10. Kelompok
intervensi diberikan tepung daun kelor selama 25 hari dosis 2X1 1000 (mg/hari), kelompok kontrol
diberikan edukasi pencegahan diabetes. Data dianalisis menggunakan uji Paired Samples Test dan
uji independent Samples Test. Hasil penelitian pada pengukuran GDP kelompok intervensi sebelum
perlakuan dan setelah perlakuan memiliki nilai p = 0,000, dengan nilai selisih -20,2 maka dikatakan
bahwa ada perbedaan signifikan antara glukosa darah puasa sebelum perlakuan dan sesudah
perlakuan pada kelompok perlakuan dan pada kelompok kontrol sebelum dan setelah perlakuan
memiliki nilai p=0,420 dengan nilai selisih -2,3 maka dikatakan tidak ada perbedaan yang signifikan
antara GDP sebelum dan setelah perlakuan. Disimpulkan bahwa ada perbedaan kadar glukosa darah
pada penderita prediabetes sebelum dan setelah pemberian tepung daun kelor pada kelompok
intervensi di Wilayah Kerja Puskesmas Samata Kab. Gowa. Diharapkan pradiabetes rutin
mengkonsumsi tepung daun kelor agar terhindar dari diabetes melitus.

Kata Kunci : Pradiabetes, Diabetes, Tepung Daun Kelor

PENDAHULUAN 2010 sebesar 9,61%, 2011 sebesar 9,32%,


Pada tahun 2030 International Diabetes meningkat pada tahun 2012 sebesar 12,6%.
Federation (IDF) memprediksikan terdapat Pasien diabetes mellitus yang berobat di
398 juta penduduk dunia mengalami rumah sakit lima tahun terakhir mengalami
prediabetes (IDF, 2011), Hasil Riset peningkatan, tahun 2010 sebesar 14,24%,
Sedangkan hasil (RISKESDES) 2013 angka 2011 sebesar 29,38%, tahun 2012 sebesar
prevalensi diabetes melitus yang tertinggi 27,64% (Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi
adalahSulawesi Utara 3,6 %,dan di ikuti Nusa Selatan, 2013). Hasil screening yang
Tenggara Timur 3,3 %, DKI Jakarta 3,0 %, DI dilakukan peneliti pada tanggal 16 sampai 19
Yogyakarta 3,0 %, sementara itu, prevalensi September 2018 dengan menggunakan alat
diabetes mellitus terendah ada di provinsi glukometer di wilayah kerja Puskesmas
Kalimantan Barat 1,0 % dan diikuti Lampung Samata kab. Gowa didapatkan hasil dari
0,8 %. Jika diperkirakan prevalensi DMT2 kunjungan terdapat 47 mengalami pradiabetes
meningkat, maka prevalensi prediabetes akan dari 74 orang yang di lakukan pemeriksaan.
meningkat lebih tinggi karena menyerupai Berdasarkan prevalensi DM menggambarkan
fenomena gunung es dimana jumlah individu betapa pentingnya pencegahan dini penyakit
yang belum terdeteksi DMT2 (termasuk tersebut. Manajemen DM sangat efektif
prediabetes) lebih banyak dibanding DMT2. dilakukan pada tahap awal sebelum timbul
Data Dinas Kesehatan Propinsi gejala prediabetes. Sesuai dengan kriteria
Sulawesi Selatan menunjukkan bahwa jumlah American Diabetic Association (ADA)
pasien diabetes mellitus lima tahun terakhir prediabetes ditandai dengan glukosa darah
mengalami peningkatan. Pasien diabetes puasa (GDP) antara 100-125 mg/dL. Angka
mellitus yang berobat di puskesmas tahun kejadian prediabetes dilaporkan terus

605
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 13 Nomor 6 Tahun 2019 ● eISSN : 2302-2531
mengalami peningkatan. Setiap tahun 4-9% kelor bisa lebih murah efektif dan efek
orang dengan prediabetes akan menjadi samping yang minimal, olehnya itu, penelitian
diabetes. Pria memiliki risiko lebih besar ini ingin melihat bagaimana pengaruh tepung
mengalami diabetes dibandingkan wanita, hal daun kelor terhadap penurunan glukosa
ini dipengaruhi oleh distribusi lemak tubuh. darah puasa pada penderita prediabetes
Pada pria, penumpukan lemak terkonsentrasi dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh
di sekitar perut sehingga memicu obesitas pemberian tepung daun kelor terhadap
sentral yang lebih berisiko memicu gangguan penurunan glukosa darah pada penderita
metabolisme. Berdasarkan data WHO penyakit prediabetes.
didapatkan bahwa setelah mencapai usia 30
tahun, kadar glukosa darah puasaakan naik 1- BAHAN DAN METODE
2%/tahun karena pada usia tersebut terjadi Lokasi, Populasi, Sampel
perubahan sel beta pankareas yang Penelitian ini merupakan quasy
menghasilkan hormon insulin, Selain itu eksperimen dengan pre-post tes control
aktivitas fisik rendah merupakan salah satu design. Populasi penelitian adalah masyarakat
faktor risiko terjadinya Diabetes mellitus. yang mengalami prediabetes di Desa Samata
(Widya 2015.127:128) Kab. Gowa. Besar sampel 20 pradiabetes
Tanaman kelor mempunyai banyak dibagi menjadi kelompok intervensi 10 dan
manfaat bagi manusia, berbagai dari tanaman kontrol 10. Kelompok intervensi diberikan
ini bisa di makan, polong mudah yang paling tepung daun kelor selama 25 hari dosis 2X1
sering di makan, sedangkan daun kelor bagian 1000 (mg/hari), kelompok kontrol diberikan
paling umum di gunakan. Daun kelor adalah edukasi pencegahan diabetes. Data dianalisis
bagian yang banyak mengandung manfaat menggunakan uji Paired Samples Test dan uji
secara umum dapat di komsumsi karena independent Samples Test.
mengandung gizi dan protein tinggi. Hasil Penelitian ini dilaksanakan pada 12
peneltian Fugli (2001) dalam Kurniasih (2017), november sampai 12 oktober 2018 di Wilayah
menurut hasil penelitiannya,daun kelor kerja puskesmas samata Kab. Gowa.
ternyata mengandung vitamin C, vitamin B, Pemilihan tempat penelitian yang mudah di
kalsium, kalium, besi dan protein, dalam jangkau serta mempunyai kondisi wilayah
jumlah sangat tinggi yang mudah di cerna dan yang banyak di tumbuhi oleh tanaman kelor.
diasimilasi oleh tubuh manusia. Tahun 2006, Adapun thenik pengambilan sampel dalam
Wiley Intersciensi mempublikasikan artikel penelitian ini adalah mengunakan teknik
tentang penggunaan bagian tanaman kelor purposive sampling yaitu sampel diambil yang
sebagai obat penyembuh.Disebutkan, memenuhi kriteria inklusi yaitu penderita
berbagai bagian dari tanaman kelor berisi prediabetes, bersedia menandatangani inform
mineral penting dan merupakan sumber consent, berdomisili di wilaya samata, umur
protein yang baik, vitamin, β-karoten, asam 30-60 tahun dan tidak mengomsumsi obat-
amino fenolat dan berbagai asam amino obatan atau mengomsumsi herbal yang dapat
essensial lainnya, kelor menyediakan menurunkan glukosa.
kombinasi yang kaya dan langka dari zeatin,
quarcetin, β-sitosterol, asam effeoylquinic dan Pengumpulan Data
kaempferol. (Kurniasih,38;2017) 1. Data sekunder adalah data yang diperoleh
Hasil penelitian yang di lakukan oleh dalam bentuk jadi dan telah diolah oleh
Talytha Alethea (2015) meyimpulkan bahwa pihak lain yang biasanya dalam bentuk
Daun Moringa oleifera atau yang lebih dikenal publikasi.
dengan nama Kelor, terbukti memiliki efek 2. Data primer adalah data yang dikumpulkan
antidiabetik dan antihiperglikemik. Ekstrak dan diolah sendiri oleh suatu organisasi
daun M. oleifera mampu menurunkan kadar atau perorangan langsung dari objeknya
gula darah dan menurunkan kadar HbA1C (Saryono 2014).
yang merupakan indikator keberhasilan
pengobatan pada pasien diabetes melitus Pengolahan Data
melalui berbagai mekanisme. Data awal hasil 1. Editing
analisis komposisi gizi tepung daun kelor Editing adalah tahapan kegiatan
varitas sulsel dalam 100 g berturut-turut kalori memeriksa validitas data yang masuk
224 Kkal,karbohidrat 19,9 g, protein 27,9 g, seperti memeriksa kelengkapan pengisian
lemak 3,7 g, kadar air 2,14 g, kadar abu 10,8 kuesioner, kejelasan jawaban, relevansi
g,serat 19,2 g. terapi diabetes menggunakan jawaban dan keseragaman suatu
obat bianya sangat mahal serta obat anti pengukuran.
diabetes hanya bersifat shimtomatis atau
sementara sementara dengan kapsul daun

606
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 13 Nomor 6 Tahun 2019 ● eISSN : 2302-2531
2. Coding Jawa 0 0 1 10 1 5
Coding adalah tahapan kegiatan Jenis Pekerjaan
mengklasifikasi data dan jawaban menurut TNI/Polri 1 10 0 0 1 5
kategori masing-masing sehingga Swasta 0 0 1 10 1 5
memudahkan dalam pengelompokan data. Petani 1 10 3 10 4 20
3. Processing Wiraswast
0 10 2 30 3 15
a
Processing adalah tahapan kegiatan
Pensiunan 1 10 0 0 0 0
memproses data agar dapat dianalisis.
IRT 7 70 4 40 11 5
Pemrosesan data dilakukan dengan cara
Sumber : Data Primer 2018
memasukkan data hasil pengisian
kuesioner ke dalam master tabel.
Dari hasil penelitian ini didapatkan
4. Cleaning
bahwa umur responden pada kedua
Cleaning yaitu tahapan kegiatan
kelompok cukup bervariasi, namun yang
pengecekan kembali data yang sudah di
paling banyak berada pada kelompok umur
masukkan dan melakukan koreksi bila
51-60 tahun, yaitu sebanyak 9 (45%) pada
terdapat kesalahan. (Lapau, 2013).
kedua kelompok yang diberikan tepung
daun kelor dan edukasi. Berdasarkan
Analisis Data
karakteristik jenis kelamin pada kedua
1. Analisis Univariat
kelompok yang paling banyak jenis kelamin
Digunakan untuk mendeskripsikan
Perempuan sebanyak 13 (65%) baik pada
variabel penelitian guna memperoleh
kelompok tepung daun kelor maupun
gambaran atau karakteristik sebelum
kelompok edukasi. Berdasarkan
dilakukan analisi bivariat. Hasil dari
karakteristik suku pada kedua kelompok
penelitian ditampilkan dalam bentuk
yang paling banyak suku Makassar
distribusi frekuensi.
sebanyak 15 (75%), baik pada kelompok
tepung daun kelor maupun kelompok
2. Analisis Bivariat
edukasi. Berdasarkan karakteristik
Analisis bivariat yang dilakukan
pendidikan pada kedua kelompok yang
adalah tabulasi silang antara dua variabel
paling banyak adalah tingkat SMA
yaitu variabel independen dan dependen.
sebanyak 8 (40%), baik pada kelompok
Analisis bivariat yang digunakan untuk
yang diberikan tepung daun kelor maupun
mengetahui pengaruh tepung daun kelor
edukasi. Berdasarkan karakteristik
terhadap objek penelitian adalah
pekerjaan pada kedua kelompok yang
menggunakan Uji T test dan Uji
paling banyak IRT sebanyak 11 (55%), baik
Independent tes.
pada kelompok yang diberikan tepung
daun kelor maupun edukasi. Berdasarkan
HASIL PENELITIAN
karakteristik kepatuhan dari 10 responden
1. Analisis Univariat
pada kelompok pemberian daun kelor yang
Tabel 1 Distribusi kerakteristik responden
patuh sebanyak 8 (80,0%) dan yang tidak
penelitian. (n=20)
patuh 2 (20,0%), sedangkan pada
Kelompok
Karakteristik Total kelompok yang diberikan edukasi yang
Intervensi Kontrol
Responden patuh 10 (100,0%) dan yang tidak patuh
n % n % n %
Usia tidak ada.
30-40 1 10 4 40 5 25
41-50 4 40 2 20 6 30 Tabel 2 Distribusi Responden menurut
51-60 5 50 4 40 9 45 kelompok pre test dan post test pada
Jenis Kelamin penderita radiabetes di Wilayah Kerja
Laki-laki 3 20 5 50 7 35 Puskesmas Samata Kab.Gowa
Perempua
7 80 5 50 13 65
n
Jenis Pendidikan
SD 2 20 3 30 5 25
SMP 2 20 1 10 3 15
SMA 5 50 3 30 8 40
D3/S1/S2 1 10 3 30 4 20
Suku
Bugis 2 15 0 0 2 10
Makassar 6 70 9 90 15 75
Berdasarkan hasil analisis pada
Toraja 1 5 0 0 1 5 tabel 2 terlihat bahwa pada pemeriksaan
Mandar 1 5 0 0 1 5 glukosa darah puasa (GDP) pada 10
kelompok intervensi saat pre test terdapat

607
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 13 Nomor 6 Tahun 2019 ● eISSN : 2302-2531
responden memiliki glukosa puasa (GDP) glukosa darah puasa (GDP) pada
tinggi sebesar yaitu 10 orang (100,0%) dan kelompok intervensi sebelum diberikan
pada tahap post test terdapat responden perlakuan dan setelah diberikan perlakuan
memiliki glukosa darah puasa normal 7 memiliki nilai p = 0,000 yang berarti nilai
(70,0%) dan 3 (30,0%) responden memiliki p<α (0,05), dengan nilai selisih -20,2 maka
glukosa darah tinggi. Sedangkan pada dapat dikatakan bahwa ada perbedaan
kelompok edukasi dari 10 responden yang signifikan antara glukosa darah puasa
kelompok kontrol pada tahap pre test 10 sebelum diberikan perlakuan dan sesudah
orang (100,0%) yang memiliki gula darah diberikan perlakuan pada kelompok
puasa, sedangkan pada tahap post test perlakuan. Sedangkan pada kelompok
terdapat 8 orang (80,0%) yang memiliki kontrol sebelum dan setelah diberikan
gula darah tinggi dan yang memiliki gula perlakuan memiliki nilai p=0,420 yang
darah normal sebesar 2 orang (20,0%). berarti nilai p>α (0,05), dengan nilai selisih
-2,3 maka dapat dikatakan tidak ada
Tabel 3. Hasil Analisis Nutrisurvey perbedaan yang signifikan antara glukosa
Food Recall pada kelompok intervensi dan darah puasa (GDP) sebelum dan setelah
kelompok Kontrol Pre test dan Post test diberikan perlakuan.
pada penderita pradiabetes di Wilayah
Kerja Puskesmas Samata Kab.Gowa Tabel 5 Hasil analisis uji Independent
Sampel Test menurut kelompok kontrol Pre
test dan Post test pada penderita
pradiabetes di wilayah kerja Puskesmas
Samata kab. Gowa.

Berdasarkan hasil analisispada tabel


3 menunjukkan bahwa rerata asupan
lemak tidak berbeda secara signifikan pada
pengukuran sebelum dan setelah
perlakuan pada kelompok intervensi yakni
nilai p>α (0.535>0.05). dan rerata asupan Berdasarkan hasil analisis pada
protein, karbohidrat, B1, B2 dan tabel 5 menunjukkan bahwa data yang
Vit C memiliki perbedaan yang diperoleh dari variabel glukosa darah
signifikan sebelum dan setelah perlakuan puasa (GDP) sebelum di berikan perlakuan
pada kelompok intervensi yakni protein nilai pada kelompok intervensi kontrol
p<α (0.020<0.05), karbohidrat nilai p<α memilikinilai p= 0,148> 0,05 dan
(0.000),B1 nilai p<α (0.001<0.05), B2 nilai sedangkan pada variabel glukosa darah
p<α (0.009<0.05) sedangkan vit C nilai puasa (GDP) setelah d berikan perlakuan
p<α(0.001<0.05). sedangkan rerata asupan pada kelompok intervensi dan Kontrol
lemak,protein, B1, B2, dan vit C tidak memiliki nilai p =0,028 <0,05. Uji
berbeda secara signifikan pada perbandingan antara kelompok intervensi
pengukuran sebelum dan setelah dengan kelompok Kontrol terlihat pada
perlakuan pada kelompok kontrol yakni tabel diatas bahwa ada perbedaaan nilai
nilai p>α( lem/ak = 0,318>0.05. Protein rata-rata pada post test kelompok antara
=0.886>0.05. Karbohidrat =0.529>0.05. B1 intervensi tepung daun kelor dengan
=0.653>0.05. B2 = 0.222>0.05= Vit C = kelompok kontrol edukasi. Maka hal inI
0.123>0.05). bermakna bahwa pemberian perlakuan
yaitu tepung daun kelor lebih berpengaruh
Tabel 4. Hasil Analisis Uji Paired Sampel terhadap penurunan glukosa darah puasa
Test menurut kelompok intervensi dan (GDP ) pada penderita pradiabetes.
kelompok Kontrol Pre test dan Post test
pada penderita pradiabetes di Wilayah PEMBAHASAN
kerja Puskesmas Samata Kab. Gowa. 1. Menilai besar perbedaan perubahan kadar
glukosa darah pada penderita prediabetes
sebelum dan setelah intervensi pada
kelompok intervensi.
Berdasarkan hasil penelitian di
ketahui bahwa ada perbedaan kadar
Berdasarkan hasil analisis pada glukosa darah pada penderita pradiabetes
tabel 4. menunjukkan bahwa variabel sebelum dan setelah pemberian tepung

608
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 13 Nomor 6 Tahun 2019 ● eISSN : 2302-2531
daun kelor pada kelompok intervensi. pada dengan dosis 500 mg, yang di komsumsi 2
kelompok intervensi di ketahui bahwa x 1 kapsul/hari selam 25 hari, dan
terjadi penurunan glukosa darah puasa mengandung protein 18 asam amino
(GDP) setelah pemberian tepung daun esensial. Terdapat 8 orang (80,0%) yang
kelor dan perbedaan ini bermakna secara nilai gula darah puasanya normal dan yang
statistic dengan nilai P=0.000 (p<0,05), tinggi sebanyak 2 orang (20,0%), setelah di
sedangkan pada kelompok kontrol lakukan uji statistic dengan menggunakan
diketahui bahwa tidak terjadi penurunan uji Paired Sampel Test dengan tingkat
sebelum dan setelah pemberian edukasi kepercayaan 95%, di peroleh nilai value =
pada pederita pradiabetes dan perbedaan 0,000 pada kelompok perlakuan yang
ini tidak bermakna secara statistic dengan berarti lebih kecil dari α-value (p<0,05).
nilai p=0,420 (p<0,05). Dengan demikian dapat di tarik
Sejalan dengan penelitian yang di kesimpulan bahwa ada pengaruh
lakukan oleh (Talytha Alethea, 2015 ) Daun pemberian tepung daun kelor terhadap
Moringa oleifera atau yang lebih dikenal penurunan glukosa darah puasa (GDP)
dengan nama Kelor, terbukti memiliki efek pada penderita pradiabetes pada kelompok
antidiabetik dan antihiperglikemik. Ekstrak intervensidi wilayah kerja Puskesmas
daun M. oleifera mampu menurunkan Samata Kab. Gowa Hal ini disebabkan
kadar gula darah dan menurunkan kadar karena pada kelompok tepung daun kelor
HbA1C yang merupakan indikator responden patuh mengkonsumsi kapsul
keberhasilan pengobatan pada pasien tepung daun kelor yang diberikan dan
diabetes melitus melalui berbagai mengurangi makanan yang tinggi
mekanisme. Daun Kelor (Moringa oleifera) karbohidrat tinggi. Selain itu daun kelor
dapat menyembuhkan diabetes ini telah memiliki kandungan vitamin C, vitamin B1
dibuktikan dalam penelitian (Stryer, 2000 dan vitamin B2 yang tinggi yang dapat
dan Suyono, 2005). Ini menunjukkan bukti menurunkan glukosa darah dalam tubuh.
bahwa kandungan yang terdapat pada Hal ini sejalan dengan penelitian yang di
daun kelor (Moringa oleifera) lebih manjur lakukan oleh Talytha Alethea (2015)
menurunkan kadar glukosa darah meyimpulkan bahwa Daun Moringa oleifera
dibandingkan dengan Glipizid. Glipizid atau yang lebih dikenal dengan nama
sendiri adalah obat yang biasa dianjurkan Kelor, terbukti memiliki efek antidiabetik
oleh para dokter untuk mengobati diabetes dan antihiperglikemik. Ekstrak daun M.
melitus. Daun yang berasal daripohon stik oleifera mampu menurunkan kadar gula
drum itu mengandung senyawa aktif dan darah dan menurunkan kadar HbA1C yang
gizi yang lengkap. Beberapa senyawa aktif merupakan indikator keberhasilan
dalam daun kelor adalah arginin, leusin, pengobatan pada pasien diabetes melitus
dan metionin. Di samping itu, daun Kelor melalui berbagai mekanisme.
juga kaya akan vitamin di antaranya pro Vitamin E mengurangi stress
vitamin A sebagai betakaroten, juga oksidatif, shingga meningkatkan krakteristik
sebagai sumber vitamin C (Gustaviani, membrane fisik dan kegiatan terkait lainnya
2007). di transport glukosa. Tanin di ketahui dapat
Berdasarkan penelitian terdahulu, memacu metabolisme glukosa dan lemak
yang dilakukan di Italia oleh Polidori, dkk., sehingga timbunan kedua sumber kalori ini
(2000) bahwa diabetes disebabkan karena dalam darah dapat di hindari. Quercetine
miskin vitamin A, vitamin E dan karotenoid. dan soponin serta vitamin D, B1, B2, B12,
Pada keadaan demikian gejala diabetes asam pentotenat, vitamin c, protein dan di
dapat diatasi dengan pengaturan kembali ketahui memiliki efek hipoglikemik, efek
keseimbangan metabolisme zat gizi dalam hipoglikemik di tunjukkan dengan
tubuh dengan tersediannya zat gizi dalam meningkatkan uptake glukosa oleh sel,
suatu makanan (Chairunnisa, 2012; meningkatkan pelepasan insulin, serta
Astiyandani, dkk., 2010). meningkatkan efek insulin (insulin
2. Pengaruh pemberian tepung Daun kelor sensitizer) Astuti et al .2009 sing,2011) dan
terhadap glukosa darah pada penderita Pentingnya vitamin C untuk pengaturan
pradiabetes gula darah telah terbukti secara klinik. Studi
Dari hasil penelitian bahwa dari 10 yang dilakukan terhadap 56 penderita
orang kelompok intervensi sebelum prediabetes menunjukkan bahwa
perlakuan yaitu semua responden gula pemberian 2 gram vitamin C perhari dapat
darah puasanya (GDP) tinggi sebanyak 10 memperbaiki pengendalian kadar gula
orang dan setelah di lakukan perlakuan darah. Dosis vitamin C yang dianjurkan
dengan pemberian tepung daun kelor untuk penderita prediabetes dan diabetes

609
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 13 Nomor 6 Tahun 2019 ● eISSN : 2302-2531
berkisar antara 500-1000 mg/ hari, terhadap pengontrolan kadar gula darah.
tergantung kondisi individu. Vitamin C yang Sedangkan Penelitian ini tidak sejalan
berperan sebagai antioksidan dapat dengan hasil penelitian Sharifirad et all
mengurangi resistensi insulin dengan yaitu hasil penelitian ini menunjukkan
meningkatkan fungsi endotel dan bahwa edukasi gizi dapat meningkatkan
menurunkan stress oksidatif. Berdasarkan pengetahuan pasien dan mengurangi
sebuah penelitian membuktikan bahwa glukosa darah puasa pasien. Karena
mengkonsumsi vitaminC 1000 mg/hari terdapat perbedaan yang signifikan pada
signifikan menurunkan kadar glukosa kadar gula darah puasa yang diberikan
darah puasa(Afkhami, 2007). edukasi gizi dan yang tidak diberikan
3. Pengaruh pemberian edukasi terhadap edukasi gizi.
penurunan glukosa darah pada penderita
pradiabetes. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian bahwa dari 10 1. Berdasarkan hasil penelitian di ketahui
orang yang kelompok kontrol sebelumyaitu bahwa ada perbedaan kadar glukosa
semua responden gula darah puasanya darah pada penderita prediabetes sebelum
(GDP tinggi sebanyak 10 orang (100,0%) dan setelah pemberian tepung daun kelor
dan setelah di lakukan perlakuan dengan pada kelompok intervensi.
pemberian edukasi selama 2 kali selama 2. Berdasarkan hasil penelitian di ketahui
25 hari dan gula darah puasanya tetap bahwa tidak ada pengaruh edukasi
tinggi sebanyak 8 orang (80,0%) dan yang terhadap penurunan glukosa darah puasa
mengalami penurunan sebanyak 2 orang pada kelompok kontrol di wilayah kerja
(20%). Setealah di lakukan uji Paired Puskesmas Samata Kab. Gowa
Sampel Test dengan tingkat kepercayaan
95%, diperoleh nilai p-value =0,420 pada SARAN
kelompok kontrol berarti lebih besar dari 1. Untuk Puskesmas, disarankan agar
p=value (p.0,05). Dengan demikian dapat pradiabetes rutin mengkonsumsi tepung
ditarik kesimpulan bahwa tidak ada daun kelor agar terhindar dari diabetes
pengaruh edukasi terhadap penurunan melitus.
glukosa darah puasa pada kelompok 2. Untuk Masyarakat, diharapkan
kontrol di wilayah kerja Puskesmas Samata memanfaatkan daun kelor yang ada di
Kab. Gowa. lingkungan tempat tinggal, karena daun
penelitian ini sejalan di lakukan oleh kelor memiliki manfaat yang banyak bagi
Ayu Putri Rahayu dkk adalah kesehatan.
Pengontrolan kadar gula darah responden 3. Untuk Instansi, Diharapkan dapat
tidak dapat dipengaruhi oleh edukasi gizi memberikan sumbangan pemikiran dalam
hal ini terkait dengan tingkat pengetahuan pengembangan ilmu pengetahuan di
dan sikap pasien DM Tipe 2 tidak bidang kesehatan
menunjukkan pengaruh yang signifikan

DAFTAR PUSTAKA

Amalia Nita Widyastuti, Etika Ratna Noer,2015, Pengaruh Pemberian Jus Buah Naga Merah (Hylocereus
Polyrhizus) Terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa Pria Prediabetes. Journal of Nutrition
CollegeVol.4,No.2

Afkhami, Mohammad. 2007. Effect of Vitamin C on Blood Glucose, Serum lipids & Serum Insulin In Prediabetes
Patient. Diabetes Research Center, Shahid Sadoughi University of Medical Sciences & Health Services,
Yazd, Iran.

Chairunnisa, R. (2012). Pengaruh jumlah pasta tomat terhadap penurunan kadar gula darah pada mencit
diabetes. Jurnal teknologi Industri Pertanian, 1-12.

Gustaviani R., 2007, Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes melitus, Dalam : Sudoyo AW, Setyobudi B, Alwi I,
Simadibrata M, Setiati S, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi IV, Jilid III, Pusat Penerbitan Departemen
Ilmu Penyakit Dalam FKUI, Jakarta, 857 – 9

IDI,2010. Buku Ajar Endokrinologi Anak , edisi 1. Jakarata: IDAI

Kuniasih,2017.Khasiat & Dan Manfaat Daun Kelor.jakarta :PB

Nurahmi,2011.Stop Diabetes.yogyakarta: familia

610
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 13 Nomor 6 Tahun 2019 ● eISSN : 2302-2531
Suyono S., 2005, Patofisiologi Diabetes melitus Dalam : Penatalaksanaan Diabetes melitus Terpadu, Balai
Penerbit FKUI, Jakarta, 7 – 15

Winarsi, Heri. 2013. Ekstrak Daun Kapulaga Menurunkan Indeks Atherogenik Dan Kadar Gula Darah Tikus
Diabetes Induksi Alloxan. Jurnal Agritech. Vol.33,No,3.

Talytha Alethea, Ricky Ramadhian,2015, Efek Antidiabetik pada Daun Kelor,vol.4,no 9.12

611
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 13 Nomor 6 Tahun 2019 ● eISSN : 2302-2531

Anda mungkin juga menyukai