Anda di halaman 1dari 58

DAFTAR ISI

BAB XII. SYARAT-SYARAT TEKNIS ................................................................................. 1


PASAL 1. PEKERJAAN PERSIAPAN ................................................................................ 4

PASAL 2. PEKERJAAN PONDASI .................................................................................... 7


2.1. PEKERJAAN GALIAN TANAH.............................................................................. 7
2.2. PEKERJAAN URUGAN DAN PEMADATAN ...................................................... 8
PASAL 3. PEKERJAAN STRUKTUR ................................................................................. 9
PASAL 4. PEKERJAAN PASANGAN .............................................................................. 33
4.1. PEKERJAAN DINDING BATU BATA .................................................................. 33
4.2. PEKERJAAN PLESTERAN................................................................................. 34
PASAL 5. PEKERJAAN PASANGAN LANTAI DAN DINDING ......... ......... .......... ......... . 367
5.1. PEKERJAAN PENUTUP LANTAI
5.2. PEKERJAAN WATERPROOFING ...................................................................... 38
PASAL 6. PEKERJAAN UTILITAS ................................................................................... 38
6.1. PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA .................................................... 38
6.2. PEKERJAAN PENGUNCI DAN PENGGANTUNG .............................................. 40
6.3. PEKERJAAN KACA ............................................................................................ 41
PASAL 7. PEKERJAAN SANITASI DAN PLUMBING ......... ......... .......... ......... ......... ........ 43
7.1. PEKERJAAN SISTEM PERESAPAN AIR KOTOR DAN AIR HUJAN ................. 42
7.2. PEKERJAAN INSTALASI SANITASI (AIR BERSIH) ........................................... 43
7.3. PEKERJAAN PLUMBING ................................................................................... 44
PASAL 8. PEKERJAAN SUMUR BOR ......... ......... .......... ......... ......... .......... ......... ......... .. 58
PASAL 9. PEKERJAAN PLAFOND .......... ......... .......... ......... ......... .......... ......... ......... ..... 47
PASAL 10. PEKERJAAN PELAPIS DINDING (ACP) ......... .......... ......... ......... .......... ...... 48
PASAL 11. PEKERJAAN FINISHING ............................................................................... 50
PASAL 12. PEKERJAAN ELEKTRIKAL DAN PENANGKAL PETIR ......... .......... ........ 5051

PASAL 13. PEKERJAAN SARANA DAN PRASARANA ............ ......... ......... ......... .......... 69
PASAL 14 PEKERJAAN PENUTUP ATAP ......... ......... .......... ......... ......... .......... ......... ... 55
PASAL 15. PEKERJAAN HALAMAN DAN PEMBERSIHAN ......... ......... .......... ......... ...... 56
PASAL 16. PENUTUP ......... ......... .......... ......... ......... .......... ......... .......... ......... ......... .... 6057

i
BAB XII. SYARAT-SYARAT TEKNIS

SPESIF IKASI TEKNIS

Persyaratan Teknis Umum ini merupakan persyaratan dari segi teknis yang secara umum
berlaku untuk seluruh bagian pekerjaan dimana persyaratan ini diterapkan untuk
Pembangunan Perbengkelan (Workshop) Techno Park di Kabupaten Kaur Provinsi
Bengkulu, yakni :
Secara Umum, meliputi :

PEKERJAAN STANDART :
1). Pekerjaan Persiapan
2). Pekerjaan Tanah dan Pasir
3). Pekerjaan Batu
4). Pekerjaan Beton atau Struktur
5). Pekerjaan Pasangan
- Pasangan Batu Bata
- Plesteran dan Acian
6). Pekerjaan Penutup Lantai dan dinding
- Pekerjaan Penutup lantai Ruangan Keramik 60x60 cm
- Pekerjaan Floor Hardener pada Ruang Bengkel
- Pekerjaan Penutup lantai dan Dinding KM/WC 30x30 cm, 60x60 cm
7). Pekerjaan Rangka dan Atap
- Pekerjaan Rangka Baja Kovensional
- Pekerjaan Atap Super Dek Alumunium Tebal 0.25 mm
8). Pekerjaan Utilitas
a. Pekerjaan Aluminium dan Kaca
- Pekerjaan Kusen Aluminium
- Pekerjaan Kaca Bening 5 mm
- Pekerjaan Kaca Ryben 5 mm
- Pekerjaan Sunglass
- Assesoris Pintu dan Jendela

b. Pekerjaan Sanitair
- Pekerjaan closed duduk Porselin
- Pekerjaan Wastafel
- Pekerjaan Jet Washer
- Kran Air
- Floor Drain

1
- Ember Plastik + Gayung Plastik
- Soap Tube
- Kaca Cermin

9). Pekerjaan Plafond


- Rangka Plafon Hollow
- Penutup Plafon PVC Board
- List Plafon PVC

10).Pekerjaan Finishing
- Pekerjaan Cat Exterior
- Pekerjaan Cat Interior

PEKERJAAN NON STANDART :


1). Pekerjaan Elektrikal
- Pekerjaan Panel Listrik
- Pekerjaan Instalasi Air Conditioner (AC)
- Pekerjaan Instalasi Internet
2). Pekerjaan Mekanikal
a. Pekerjaan Plumbing
- Pekerjaan Tower + Tanki Air
- Pekerjaan Air Bersih
- Pekerjaan Instalasi Air Kotor

- Pekerjaan Instalasi Air Hujan


b. Pekerjaan Sumur Bor
- Pekerjaan Pengeboran
Pekerjaan Mesin Submersible
3). Pekerjaan Sarana dan Prasarana
a. Pekerjaan Paving Block

Spesifikasi Te knis :
a. Pekerjaan Struktur : Beton bertulang K-225
Beton
b. Dinding : Batu bata plester aci
c. Kusen : Aluminium CW 4”, Aluminium 4” (sesuai gambar dan BQ)

d. Lantai : Keramik 60x60 cm, 30X30 cm, Floor Hardener


e. Plafond : PVC tebal 6 mm rangka hollow 40x40x0,4 dan 20x40x0,4

f. Sanitair : Closed duduk, urinoir, wastafel


g. Atap : Rangka Baja Kovensional dan Penutup (sesuai gambar
dan BQ)

2
URAIAN UMUM PE KERJAA N

1. RENCANA KERJA
a. Sebelum memulai dengan pelaksanaan pekerjaan, penyedia jasa harus
menyusun rencana kerja secara terperinci termasuk jadwal pelaksanaan (Time
Schedule) dan diajukan kepada pemberi tugas/Direksi pekerjaan selambat–
lambatnya satu minggu setelah penunjukan pemenang untuk disetujui
b. Setelah disetujui jadwal pekerjaan (time Schedule) tersebut harus dicetak dan
cetakannya diserahkan kepada pemberi tugas/direksi pekerjaan, sedangkan
cetakan lainnya harus selalu terpampang/ditempelkan ditempat pekerjaan (direksi
keet) dan juga pada lampiran dokumen kontrak
c. Rencana kerja ini akan dipakai oleh pemberi tugas/Konsultan pengawas sebagai
dasar untuk menentukan segala sesuatu yang berhubungan dengan kemajuan,
kelambatan dan perpanjangan pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia jasa.

2. PELAKSANAAN DAN GAMBAR PELAKSANAAN


a. Penyedia jasa diwajibkan meneliti semua gambar dan RAB sebelum pekerjaan
dilaksanakan
b. Apabila ada persyaratan yang tidak lazim dilaksanakan atau bila dilaksanakan
akan menimbulkan bahaya, maka Penyedia jasa diwajibkan untuk mengadakan
perubahan seperlunya dengan terlebih dahulu memberitahukan secara tertulis
kepada pemberi tugas/Direksi/Pengawas Pekerjaan
c. Apabila ada perbedaan antara Bestek dengan gambar, maka Penyedia jasa
diwajibkan menyampaikan kepada direksi pekerjaan untuk diadakan perbaikan.
d. Penyedia jasa diwajibkan menangani semua keperluan yang dibutuhkan untuk
menuju penyelesaian pekerjaan secara cepat, baik dan lengkap sesuai dengan
gambar dan RAB .
e. Pihak Penyedia jasa dianggap telah mempertimbangkan semua resiko yang
mungkin terjadi akibat letak daerah Kegiatan dan memperhitungkan harga satuan
yang termuat dalam surat penawaran, termasuk kehilangan dan kerusakan bahan
dan alat.
f. Kepada Penyedia jasa akan diserahkan tanah bangunan/lapangan pekerjaan
dalam keadaan sebagaimana pada waktu diadakan peninjauan lapangan, dan
segala sesuatu yang berada ditanah bangunan selama menyelesaikan pekerjaan
menjadi tanggung jawab Penyedia jasa.
g. Penyedia jasa harus menjaga ketertiban selama pekerjaan dilaksanakan,
sedemikian rupa sehingga lingkungan disekitarnya menjadi tertib.
h. Pekerjaan harus diserahkan dengan lengkap, selesai dengan baikdan sempurna
pada pemberi tugas/direksi pekerjaan termasuk perbaikan – perbaikan yang
timbul sebagai akibat pelaksanaan termasuk pembersihan lapangan pekerjaan
dari sisa bahan bangunan.

3
KETENTUAN – KETENTUAN LAINNYA
Selain rencana kerja dan syarat – syarat ini, ketentuan – ketentuan lain yang
mengikat didalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
a. Gambar
 Gambar–gambar yang dilampirkan pada rencana kerja dan syarat –syarat ini
b. Petunjuk – petunjuk
 Petunjuk ataupun keterangan yang diberikan dalam rapat penjelasan
(aanwijzing), yang tercantum dalam berita acara rapat penjelasan.
Pembongkaran begisting (cetakan) harus dengan cara yang sedemikian rupa,
sehingga menjamin keselamatan penuh atau struktur – struktur yang dicetak

PASAL 1
PEKERJAAN PERSIAPAN

1.1. Persiapan Sementara dan Fasilitas Penyedia Jasa


1. Penyedia Jasa harus menyediakan Kantor Direksi Keet dengan spesifikasi dan
fasilitas lapangan seperti berikut :
a. Bangunan Kantor Direksi luas 4 x 6 m,
b. Bahan dari Konstruksi Kayu, Atap Seng Gelombang, Lantai Papan dengan
kelengkapan Kantor berupa 1 buah Almari, 1 Meja Rapat, 6 buah Kursi dan
kelengkapan lain yang dibutuhkan sesuai petunjuk Direksi (PPK/Konsultan
Pengawas) serta dapat dikunci.
c. Membuat bangsal atau barak kerja untuk para pekerja dan gudang untuk
penyimpanan barang-barang dengan luas yang cukup dan dapat dikunci.
d. Menyediakan alat-alat Pertolongan Pertama (P3K) di tempat pekerjaan
termasuk tenaga yang cakap untuk menangani P3K tersebut dan kendaraan
yang siap mengangkut bila ada pekerja yang mengalami musibah
(kecelakaan kerja). Untuk hal dan kejadian ini sudah diperhitungkan biaya
yang muncul dari harga satuan pekerjaan.
2. Penyedia Jasa harus memasang Papan Nama Kegiatan 1 (satu) unit dari
papan/ tiang kayu dengan ukuran minimal 0.80 x 1.50 m dan redaksional nama
kegiatan ditentukan kemudian.
3. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah menerima Surat Penyerahan Lapangan
(SPL), Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada proyek gambar situasi yang
menunjukkan usulan-usulan penempatan fasilitas-fasilitas pekerjaan seperti
Kantor, Gudang, Barak Kerja dan fasilitas Jaringan Air Kerja, Listrik dan
Sanitasi.
4. Penyedia Jasa harus memenuhi dan mematuhi secara hukum dan peraturan
yang berlaku di Indonesia atau Dinas-Dinas terkait yang berhubungan dengan

pengadaan fasilitas-fasilitas
harus bertanggung di lokasi
jawab atas termasuk
kerusakan tenaga
atau kerja yang
tuntutan dan Penyedia Jasa
timbul sebagai
akibat adanya fasilitas yang tidak sesuai.

1.2. Pengaturan Jam Kerja dan Pengerahan Tenaga Kerja


1. Penyedia Jasa harus dapat mengatur sedemikian rupa dalam hal pengerahan
tenaga kerja, pengaturan jam kerja maupun penempatan bahan hendaknya
dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Direksi Teknis (Pengawas/Konsultan

4
Pengawas). Khususnya dalam pengerahan tenaga kerja dan pengaturan jam
kerja, dalam pelaksanaannya harus sesuai dengan peraturan perburuhan yang
berlaku.
2. Penyedia Jasa harus membatasi daerah operasinya di sekitar tempat pekerjaan
dan harus mencegah sedemikian rupa supaya para pekerjanya tidak melanggar
wilayah bangunan-bangunan lain yang berdekatan, dan Penyedia Jasa harus
melarang siapapun yang tidak berkepentingan ingin memasuki tempat
pekerjaan.
3. Untuk pekerjaan ini Penyedia Jasa harus menambah jam kerja/lembur dan
menambah jumlah tenaga kerja dikarenakan waktu yang mendesak.

1.3. Pekerjaan Penyediaan Air dan Daya Listrik Untuk Bekerja


1. Air untuk bekerja harus disediakan Penyedia Jasa dengan membuat sumur
pompa di tapak Kegiatan atau disuplai dari luar. Air harus bersih, bebas dari
debu, bebas dari lumpur, minyak dan bahan –bahan kimia lainnya yang
merusak. Penyediaan air sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Pengawas
Teknis/Konsultan Pengawas.
2. Listrik untuk bekerja harus, disediakan Penyedia Jasa dan diperoleh dari
sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan, atau
penggunaan diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk
penggunaan sementara atas persetujuan Pengawas Teknis/Konsultan
Pengawas. Daya listrik ini juga disediakan untuk Pengawas keet.
3. Segala biaya atas pemakaian daya dan air diatas tidak perlu ditawarkan/
menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa.

1.4. Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank


1. Pengukuran Tapak Kembali
a. kembali
Penyedialokasi
Jasa pembangunan
diwajibkan mengadakan pengukuranketerangan-keterangan
dengan dilengkapi dan penggambaran
mengenai peil ketinggian tanah, letak pohon, letak batas-batas tanah
dengan alat-alat yang sudah diuji kebenarannya.
b. Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan
lapangan yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Direksi Teknis
(Pengawas/Konsultan Pengawas) untuk dimintakan keputusannya.
c. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat
waterpass/ Theodolite yang ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan.
d. Penyedia Jasa harus menyediakan Theodolite/ waterpas beserta petugas
yang melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Pengawas
Teknis/Konsultan Pengawas.
2. Tugu Patokan Dasar (Benck Mark)
a. Letak dan jumlah tugu patokan dasar ditentukan oleh Direksi Teknis
(Pengawas/Konsultan Pengawas). Tugu patokan dasar dibuat dari kayu
berpenampang sekurang-kurangnya 20 x 20 cm, tertancap kuat kedalam
tanah sedalam 1 m dengan bagian yang menonjol di atas muka tanah
secukupnya untuk memudahkan pengukuran selanjutnya dan sekurang-
kurangnya setinggi 40 cm di atas tanah.
b. Tugu patokan dasar dibuat permanen, tidak bisa diubah, diberi tanda yang
jelas dan dijaga keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari Pengawas
Teknis/Konsultan Pengawas untuk membongkarnya.
c. Pada setiap Tugu Patok Dasar harus tertera dengan jelas kode koordinat
dan ketinggian (elevasi) nya.

5
3. Pengukuran dan Titik Peil (0.00) Bangunan.
Penyedia Jasa harus mengadakan pengukuran yang tepat berkenaan dengan
letak/ kedudukan bangunan terhadap titik patok/ pedoman yang telah ditentukan
dengan memakai alat waterpass/ theodolite. Hal tersebut dilaksanakan untuk
mendapatkan lantai, plafond dan sebagainya dengan hasil yang baik dan siku.
Untuk mendapatkan titik peil harap diperhatikan notasi-notasi Gambar Lay Out
dengan kondisi lapangan. Penyedia Jasa harus melapor pada Direksi Teknis
(Pengawas/Konsultan Pengawas) apabila terjadi tidak kesesuaian gambar
dengan kondisi lapangan.
4. Bouwplank
a. Pemasangan Bouwplank
1) Penyedia Jasa bertanggungjawab atas ketepatan serta kebenaran
pemasangan bouwplank/ pengukuran pekerjaan sesuai dengan referensi
ketinggian, dan Bench Mark yang diberikan Direksi Teknis
(Pengawas/Konsultan Pengawas) secara tertulis, serta
bertanggungjawab atas ketinggian, posisi, dimensi, serta kelurusan
seluruh bagian pekerjaan serta pengadaan peralatan, tenaga kerja yang
diperlukan.
2) Bilamana suatu waktu dalam proses pembangunan ternyata ada
kesalahan dalam hal keadaan tersebut diatas, maka hal tersebut
merupakan tanggungjawab Penyedia Jasa serta wajib memperbaiki
kesalahan tersebut dan akibat-akibatnya, kecuali bila kesalahan tersebut
disebabkan referensi tertulis dari Direksi Teknis (Pengawas/Konsultan
Pengawas).
3) Pengecekan pengukuran oleh Pengawas Teknis/Konsultan Pengawas
atau wakilnya tidak menyebabkan tanggungjawab Penyedia Jasa
menjadi berkurang.
b. Bahan dan Pelaksanaan
1) Tiang bouwplank menggunakan kayu kruing ukuran 5/7 dipasang setiap
jarak 2,00 m’, sedangkan papan bouwplank ukuran 2/20 cm dari kayu
meranti diketam halus dan lurus bagian atasnya dan dipasang datar
(waterpass).
2) Pemasangan bouwplank harus sekeliling bangunan dengan jarak 2,00 m
dari atas tepi bangunan, bouwplank tidak boleh dilepas/dibongkar dan
harus tetap berdiri tegak hingga pekerjaan mencapai tahapan
dinding/kolom.

1.5. Papan Nama Proyek


Papan nama yang berisi keterangan kegiatan proyek yang sedang di laksanakan.

dibuat dengan
pada tempat ukuran
yang yang(mudah
strategis proporsional,
dilihat) mudah di baca dan jelas dan ditempatkan

6
Pasal 2
PEKERJAAN PONDASI

2.1. Pekerjaan Galian Tanah


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan galian ini selain dilaksanakan untuk pondasi bangunan gedung juga
dilaksanakan untuk galian konstruksi lainnya yang berada di bawah permukaan
tanah.
Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pembuatan penyangga/ konstruksi
penahan tanah dan pemompaan air tanah apabila diperlukan.
2. Pelaksanaan Pekerjaan Galian
a. Pekerjaan galian tanah baik kedalamannya ataupun lebarnya dilaksanakan
sesuai dengan penampang galian yang terdapat pada gambar rencana,
pekerjaan lanjutan (tahapan pekerjaan pondasi, atau konstruksi lain di
atasnya) dapat dilaksanakan bila galian tersebut sudah mendapatkan
persetujuan dari Direksi Teknis (Pengawas/Konsultan Pengawas).
b. Penyedia Jasa harus menjaga sedemikian rupa agar lubang-lubang galian
tersebut tidak digenangi air yang berasal dari hujan, parit, banjir, mata air
atau lain-lain sebab dengan jalan memompa, menimba, menyalurkan ke
parit-parit atau lain-lain, dan biaya untuk pekerjaan tersebut harus dianggap
telah termasuk dalam harga kontrak.
c. Dasar dari semua galian harus waterpas/mencapai peil dasar, apabila pada
dasar setiap galian masih terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian
gembur, maka ini harus digali keluar sedang lubang-lubang tadi diisi kembali

dengan pasir, dan dipadatkan sehingga mendapatkan kembali dasar yang


waterpas.
d. Terhadap kemungkinan adanya air di dasar galian, baik pada waktu
penggalian maupun pada waktu pekerjaan pondasi harus disediakan pompa
air jika diperlukan yang dapat bekerja terus menerus, untuk menghindari
tergenangnya air pada dasar galian.
e. Penyedia Jasa harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi
galian agar tidak longsor dengan memberikan suatu dinding penahan tanah/
penunjang sementara/ lereng yang cukup.
f. Juga kepada Penyedia Jasa diharuskan mengambil langkah-langkah
pengamanan terhadap bangunan lain yang berada dekat dengan lubang
galian yaitu dengan memberikan penunjang sementara pada bangunan
tersebut sehingga dapat dijamin bangunan tersebut tidak akan mengalami
kerusakan.
g. Bagian-bagian yang diurug kembali harus diurug dengan tanah yang
memenuhi syarat-syarat tanah urug.
Pelaksanaannya secara berlapis-lapis dengan penimbrisan lubang-lubang
galian yang terletak di dalam garis bangunan harus diisi kembali dengan
pasir urug yang diratakan dan diairi serta dipadatkan sampai mencapai 95%
kepadatan maksimum yang dibuktikan dengan test laboratorium.
h. Perlindungan terhadap benda-benda berfaedah, kecuali ditunjukkan untuk
dipindahkan, maka seluruh barang-barang berharga yang ditemui di
lapangan harus dilindungi dari kerusakan, dan bila sampai terjadi kerusakan

7
harus diperbaiki/ diganti oleh Penyedia Jasa. Bila suatu alat pelayanan
dinas yang sedang bekerja ditemui di lapangan dan hal tersebut tidak tertera
pada gambar atau dengan cara lain yang dapat diketahui, Penyedia Jasa
harus bertanggungjawab untuk mengambil langkah-langkah untuk menjamin
bahwa pekerjaan yang sedang berlangsung tersebut tidak terganggu.
i. Tanah hasil galian yang memenuhi persyaratan dengan persetujuan Direksi
Teknis (Pengawas/Konsultan Pengawas) dapat dipergunakan sebagai
bahan urugan, sedangkan kelebihan tanah hasil galian tersebut harus
dikeluarkan/ dibuang keluar lokasi.
j. Penyedia Jasa bertanggungjawab untuk mendapatkan lokasi pembuangan,
dan termasuk biaya-biaya yang diperlukan.
k. Apabila suatu galian yang telah dilaksanakan dalamnya melebihi dari yang
tertera dalam gambar, maka untuk mendapatkan dasar yang kuat Penyedia
Jasa harus mengisi galian yang terlalu dalam dengan bahan pasir urug
tanpa ada biaya tambah.
l. Untuk mempercepat pekerjaan galian Penyedia Jasa diharuskan memakai
alat berat seperti escavator.

2.2. Pekerjaan Urugan Dan Pemadatan


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan urugan dilaksanakan sebagai urugan peninggian halaman, bangunan
maupun sebagai urugan lubang-lubang pondasi, termasuk dalam pekerjaan
pemadatan untuk setiap layer urugan.
2. Persiapan untuk urugan
Pengurugan tidak boleh dilaksanakan sebelum pondasi atau bagian pekerjaan
yang akan ditutup/diurug atau tersembunyi oleh tanah urugan diperiksa Direksi
Teknis (Pengawas/Konsultan Pengawas).
Pada pekerjaan urugan/ peninggian permukaan tanah asal jika ada ketidak
sesuaian antara keadaan lapangan dan gambar rencana Penyedia Jasa harus
memberitahu secara tertulis kepada Pengawas Teknis/Konsultan Pengawas,
jika tidak maka tuntutan mengenai ketidaksamaan permukaan tanah tidak akan
dipertimbangkan.
3. Cara pengurugan
a. Khusus untuk urugan peninggian tanah asal (site) pada ketinggian tertentu
diurug dengan tanah urug yang didatangkan dari luar lokasi.
b. Pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis yang tebalnya tidak lebih dari
15-20 cm dipadatkan dengan mesin pemadat/ kompaktor yang diijinkan,
khusus untuk pemadatan perkerasan jalan harus dipergunakan
pemadat/mesin gilas 6 - 8 ton.
c. Seluruh bahan urugan harus terlebih dahulu disetujui Direksi Teknis
(Pengawas/Konsultan Pengawas) sebelum digunakan, dan Penyedia Jasa
tidak diperkenankan melakukan pengurugan tanpa kehadiran Direksi Teknis
(Pengawas/Konsultan Pengawas).
4. Bahan-bahan urugan
a. Untuk bahan urugan peninggian tanah asal (site) pada ketinggian tertentu
diurug dengan tanah urug yang didatangkan dari luar lokasi.

8
b. Bahan-bahan urugan tidak boleh mengandung lumpur dan bahan organic,
kadar lumpur tidak boleh terlampau tinggi dan bahan urugan mudah untuk
dipadatkan.

Pasal 3
PEKERJAAN STRU KTUR

3.1. Pekerjaan Kolom, Ring Balok, Sloof, dan Pondasi Plat


Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan kolom struktur praktis dan balok lantai
dengan kualitas beton K-225, penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan serta pengangkutan untuk menyelesaikan semua pekerjaan sesuai
dengan yang tercantum dalam gambar, serta pekerjaan yang berhubungan
dengan seperti acuan/bekisting, besi dan admixtures. Untuk pekerjaan Beton
Bertulang (Struktur) di haruskan hasil finishnya merupakan bentuk ekspose
sesuai dengan dimensi digambar apabila terjadi kesalahan pelaksanaan,
dimensi yang tidak sama (miring/menggelembung) maka perubahan pelurusan
yang berupa plester aci menjadi tanggungjawab pihak Penyedia Jasa. Juga
termasuk di dalam lingkup pekejaan ini adalah pengamanan baik pekerja
maupun fasilitas lain di sekitar sehingga pekerjaan dapat berjalan dengan lancar
dan aman.
3.1.1. Keahlian dan Pertukangan
Penyedia Jasa harus membuat dengan kualitas sesuai ketentuan-ketentuan
yang disyaratkan, antara lain, mutu dan penggunaannya selama pelaksanaan.
Semua pekerjaan harus dilakukan oleh tenaga ahli termasuk tenaga ahli untuk
acuan/ bekesting, sehingga dapat mengantisipasi segala kemungkinan yang
terjadi. Selain itu, Penyedia Jasa wajib menggunakan tukang yang
berpengalaman, sehingga sudah paham dengan pekerjaan yang sedang
dilaksanakan terutama pada saat dan setelah pengecoran berlangsung.
Semua tenaga ahli dan tukang tersebut harus mengawasi pekerjaan sampai
pekerjaan perawatan selesai dilakukan. Untuk itu paling lambat 10 hari sebelum
pekerjaan dimulai Penyedia Jasa harus mengusulkan metode kerja agar bisa
disetujui Direksi Teknis (Pengawas/Konsultan Pengawas). Jika dipandang perlu,
maka Direksi Teknis (Pengawas/Konsultan Pengawas) berhak untuk menunjuk
tenaga ahli diluar yang ditunjuk Penyedia Jasa untuk membantu mengevaluasi
semua usulan Penyedia Jasa, dan semua biaya yang timbul menjadi beban
Penyedia Jasa.
3.1.2. Persyaratan Bahan
a. Semen
Persyaratan semen yang digunakan adalah :
a) Semen Portland merk HOLCIM/ GRESIK/ TIGA RODA/SEMEN
PADANG
b) Semen telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
c) Semen harus dari satu produk yang sama dan dalam keadaan baru.
d) Semen yang dikirim harus terlindung dari hujan dan air.
e) Semen harus terbungkus dalam zak/ kantong asli dari pabriknya dan
dalam keadaan tertutup rapat.

9
f) Semen harus disimpan di gudang dengan ventilasi, tidak lembab dan
diletakkan pada tempat yang tinggi, sehingga aman dari kemungkinan
yang tidak diinginkan.
g) Semen yang diragukan mutunya dan rusak akibat salah penyimpanan,
seperti membatu, tidak diijinkan untuk dipakai. Bahan yang telah ditolak
harus segera dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam waktu 2 x
24 jam/ 2 (dua) hari atas biaya Penyedia Jasa.
b. Agregat
1) Agregat Halus
Persyaratan agregat halus adalah sebagai berikut :

a). Agregat halus kekerasan


dengan indeks harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras,
≤ 2,2
b). Butir-butir agregat halus harus bersifat kekal, artinya tidak pecah
atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca, seperti terik matahari
dan hujan
c). Sifat kekal, apabila diuji dengan larutan jenuh garam sulfat sebagai
berikut
(1) Jika dipakai Natrium Sulfat, bagian yang hancurmaksimum 12%.
(2) Jika dipakai Magnesium Sulfat, bagian yang hancur maksimum
10%
d). Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5%
(ditentukan terhadap berat kering).
Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat
melalui ayakan 0,060 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 5 %,
maka agregat harus dicuci.
e). Agregat halus tidak boleh mengandung bahan-bahan organik terlalu
banyak yang harus dibuktikan dengan percobaan warna dari
Abrams-Herder. Untuk itu bila direndam larutan 3 % NaOH, cairan
diatas endapan tidak boleh lebih gelap dari warna larutan
pembanding. Agregat halus yang tidak memenuhi percobaan warna
ini dapat juga dipakai, asal kekuatan tekan adukan agregat tersebut
pada umur 7 dan 28 hari tidak kurang dari 95 % dari kekuatan
adukan agregat yang sama tetapi dicuci dalam larutan 3 % NaOH
yang kemudian dicuci hingga bersih dengan air, pada umur yang
sama.
f). Susunan besar butir agregat halus mempunyai modulus kehalusan
antara 1,5-3,8 dan harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam
besarnya. Apabila diayak dengan susunan ayakan yang ditentukan,
harus masuk salah satu dalam daerah susunan butir menurut zone :
1,2,3, dan 4 (SKBI/BS.882) harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
(1) Sisa diatas ayakan 4,8 mm, harus maksimum 2% berat;
(2) Sisa diatas ayakan 1,2 mm, harus minimum 10% berat.
(3) Sisa diatas ayakan 0,30 mm,harus minimum 15% berat
g). Untuk beton dengan tingkat keawetan yang tinggi, reaksi pasir
terhadap alkali harus negatif.
h). Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua
mutu beton, kecuali dengan petunjuk dari lembaga pemeriksaan
bahan-bahan yang diakui;
i). Agregat halus yang digunakan untuk maksud spesi plesteran dan
spesi terapan harus memenuhi persyaratan (pasir pasang)

10
2) Agregat Kasar
a). Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak
berpori. Kadar bagian yang lemah bila diuji dengan goresan batang
tembaga, maksimum 5%. Kekerasan dari butir-butir agregat kasar
diperiksa dengan bejana penguji dari Rudeloff dengan beban penguji
20 ton, dan harus dipenuhi syarat-syarat berikut :

TABEL 1
KEKERASAN DENGAN KEKERASAN
BEJANA TEKAN RUDELOFF DENGAN BEJANA
BAGIAN HANCUR GESER LOS
KELAS DAN MUTU MENEMBUS AYAKAN 2 MM ANGELES; BAGIAN
BETON MAKSIMUM % HANCUR
FRAKSI FRAKSI MENEMBUS AYAKAN
BUTIR BUTIR 1,7 MM MAKSIMUM
19 – 30 MM 9,5 – 19 MM %
Bo serta mutu B1 30–
22 24 32 – 40 – 50
Beton mutu K125, 22–
14 16 24 – 27 – 40
K175, Dan K250

Mutu beton diatas Kurang dari Kurang dari Kurang dari 27


K225 atau beton 14 16
pra tekan
Sumber : Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (SNI) DPU.

b). Agregat kasar yang mengandung butir-butir pipih dan panjang hanya
dapat dipakai, apabila jumlah butir-butir dan panjang tersebut tidak
melampau 20% dari berat agregat seluruhnya;
c). Butir-butir agregat kasar harus bersifat kekal artinya tidak pecah atau
hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan
hujan;
d). Sifat kekal, apabila diuji dengan larutan Garam Sulfat, sebagai
berikut :
(1) Jika dipakai Natrium Sulftat, bagian yang hancur, maksimum
12%,
(2) Jika dipakai Magnesium Sulfat, bagian yang hancur, maksimum
10%
e). Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak
beton, seperti zat-zat yang reaktif alkali
f). Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1%
(ditentukan terhadap berat kering). Apabila kadar lumpur melampaui
1%, maka agregat kasar harus dicuci;
g). Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam
besarnya dan apabila diayak dengan susunan ayakan yang
ditentukan, susunan besar butir mempunyai Modulus kehalusan
antara 6 – 7, 10 dan harus memenuhi syarat-syarat berikut;
(1) Sisa diatas ayakan 38 mm, harus 0%; berat
(2) Sisa diatas ayakan 4,8 mm, harus berkisar antara 90% dan 98%
berat;
(3) Selisih antara sisa-sisa kumulatif diatas dua ayakan yang
berurutan, adalah maksimum 60% dan minimum 10% berat.

11
h). Besar butir agregat maksimum tidak boleh lebih dari pada seperlima
jarak terkecil antara bidang-bidang samping dari cetakan, sepertiga
dari tebal pelat atau tiga per empat dari jarak bersih minimum
diantara batang-batang atau berkas-berkas tulangan. Penyimpangan
dari pembatasan ini diijinkan apabila menurut penilaian Konsultan
Pengawas cara-cara pengecoran beton adalah sedemikian rupa
hingga menjamin tidak terjadi sarang-sarang kerikil.
c. Air untuk campuran
Persyaratan air adalah sebagai berikut :
1) Air harus bersih;

2) yang
Tidak dapat
bolehdilihat
mengandung lumpur, minyak dan benda terapung lainya
secara visual;
3) Tidak mengandung benda-benda tersuspensi lebihdari 2 gram/liter;
4) Tidak mengandung garam-garam yang dapat larut dan dapat merusak
beton (asam-asam, zat organik dan sebagainya) lebih dari 15 gram/liter.
Kandungan khlorida (Cl), tidak lebih dari 500 p.p.m dan senyawa sulfat
tidak lebih dari 1000 p.p.m sebagai SO3;
5) Bila dibandingkan dengan kekuatan tekan adukan dan betun yang
memakai air suling, maka penurunan kekuatan adukan dan beton yang
memakai air yang diperiksa tidak lebih dari 10%;
6) Semua air yang mutunya meragukan harus dianalisa secara kimia dan
dievaluasi mutunya menurut pemakaianya;
7) Khusus untuk beton pratekan, kecuali syarat tersebut diatas air tidak
boleh mengandung Chlorida lebih dari 50 p.p.m.
d. Besi
Besi menggunakan besi ulir (deformed bars)BJTD-39 untuk tulangan utama
(D 13 keatas), sedangkan Ø6 s/d Ø 12 menggunakan besi polos mutu
BJTP-24 atau kecuali ditentukan lain dalam gambar. Agar diperoleh hasil
pekerjaan yang baik, maka besi harus memenuhi syarat-syarat :
1). Bebas dari kotoran, bebas dari lapisan minyak, tidak karat dan tidak
cacat.
2). Mutu sesuai dengan yang ditentukan.
3). Mempunyai penampang yang rata dan seragam sesuai dengan
toleransi.
4). Produk Krakatau Steel/ SNI atau setara.
Pemakaian besi dari jenis yang tidak sesuai dengan ketentuan di atas,
harus mendapat persetujuan dari Direksi Teknis (Pengawas/Konsultan
Pengawas). Besi harus berasal dari satu pabrik (manufactures). Tidak
dibenarkan untuk menggunakan produk besi yang berlainan untuk
pekerjaan ini. Besi harus dilengkapi dengan mill certificate/sertifikat
pabrik yang memuat label dan nomor pengecoran serta tanggal
pembuatan besi.
e. Material Tambahan
Dalam keadaan tertentu boleh dipakai bahan campuran tambahan untuk
memperbaiki sifat suatu campuran. Jenis, jumlah bahan yang ditambahkan
dan cara penggunaan bahan tambahan harus dapat dibuktikan melalui hasil
uji dengan campuran tambahan yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air
pencampur, memperlambat atau mempercepat pengukuran dan/ atau
pengerasan harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

12
f. Kualitas (Mutu Beton)
1) Kualitas beton yang digunakan untuk beton struktur ini adalah mutu K-
175 sesuai yang tercantum dalam gambar rencana yang harus
dibuktikan dengan pengujian seperti disyaratkan dalam spesifikasi teknis
ini.
2) Untuk memastikan bahwa kualitas rencana dapat tercapai, Penyedia
Jasa harus melakukan percobaan sesuai dengan yang disyaratkan oleh
peraturan yang berlaku dengan mengadakan trial mix di laboratorium
yang disetujui oleh Direksi Teknis (Pengawas/Konsultan Pengawas).
3) Desain Adukan
Proporsi campuran bahan dasar harus ditentukan agar yang dihasilkan
memberikan kemudahan pelaksanaan (workability) dan konsistensi yang
baik, sehingga mudah dituangkan ke dalam acuan dan ke sekitar besi,
tanpa menimbulkan segregasi agregat dan terpisahnya air (bleeding)
secara berlebihan. Campuran harus dirancang sesuai dengan mutu yang
ingin dicapai, dengan batasan dibawah ini :

PERSYARATAN JUMLAH SEMEN MINIMUM DAN FAKTOR AIR SEMEN


MAKSIMUM UNTUK BERBAGAI MACAM PEMBETONAN
DALAM LINGKUNGAN KHUSUS

JUMLAH SEMEN NILAI FAKTOR


MINIMUM PER m3 SEMEN MAKSIMUM
BETON (kg)
Beton didalam ruang
bangunan :
- Keadaan keliling non- 250 0,60
korosif
- Keadaan keliling korosif
disebabkan disebabkan
oleh kondensasi atau uap 325 0,52
korosif

Beton diluar ruangan


bangunan :
- Tidak terlindung dari hujan
dan terik matahari 325 0,6
langsung
- Terlindung dari hujan dan
terik matahari langsung 275 0,6

Beton yang masuk kedalam


tanah :
- Mengalami keadaan basah
dan kering berganti-ganti 325 0,55

Sumber : Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal


(SNI) Departemen Pekerjaan Umum

13
KETENTUAN MINIMUM UNTUK BETON BERTULANG KEDAP AIR

KANDUNGAN
KONDISI
SEMEN MINIMUM
LINGKUNGA FAKTOR
kg/m3
JENIS N AIR TIPE
UKURAN NOMINAL
BETON BERHUBUN SEMEN SEMEN
MAKSIMUM
GAN KASIMUM
AGREGAT
DENGAN
40 mm 20 mm
Bertulang Air tawar 0,50 Tipe I-V 280 300
atau Air payau 0,45 Tipe I +
Pra Pozolan
Tegang (15-40%)
atau Semen
Portland
Pozolan 340 380
0,5 Tipe II atau
Tipe V 290 330
Air laut 0,45 Tipe II atau
Tipe V 330 370
Sumber : Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal
(SNI) Departemen Pekerjaan Umum

PERKIRAAN KEKUATAN TEKAN (N/mm) BETON DENGAN FAKTOR AIR-


SEMEN 0,5 DAN JENIS SEMEN DAN AGREGAT KASAR YANG BISA
DIPAKAI DI INDONESIA
JENIS KEKUATAN TEKAN (N/mm)
JENIS SEMEN AGREGAT PADA UMUR (HARI) BENTUK
KASAR 3 7 28 91 BENDA UJI
Batu tak 17 23 33 40
Semen Portland dipecahkan Silinder
Tipe I atau Batu pecah 19 27 37 45
Semen tahan Batu tak 20 28 40 48
sulfat Tipe II, V dipecahkan Kubus
Batu pecah 23 32 45 54
Batu tak 21 28 38 44
dipecahkan Silinder
Semen Porland Batu pecah 25 33 44 48
Tipe III Batu tak 25 31 46 53
dipecahkan Kubus

Batu pecah 30 40 53 60
Catatan :
2 2
 1 N/mm = 1 MN/ m = 1 MPa
 Kuat tekan silinder = 0,83 kuat tekan kubus (150mm x 300mm)
(150mm x 150mm)
Sumber : Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal
(SNI) Departemen Pekerjaan Umum

14
NILAI-NILAI SLUMP UNTUK BERBAGAI PEKERJAAN BETON

SLUMP (cm)
URAIAN
MAKSIMUM MINIMUM
dinding, pelat pondasi dan pondasi 12,5 5,0
telapak bertulang
Pondasi telapak tidak bertulang, kaison 9,0 2,0
dan konstruksi dibawah tanah.
Pelat, balok, kolom dan dinding 15,0 7,5
Pengeras jalan 7,5 5,0
Pembetonan masal 7,5 2,5
Sumber : Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (SNI) Departemen
Pekerjaan Umum

3.1.3. Pengujian Bahan


a. Umum
1). Penyedia Jasa harus bertanggungjawab untuk melaksanakan segala
pengujian termasuk mempersiapkan contoh benda uji dengan jumlah
sesuai yang disyaratkan dalam spesifikasi/ RKS.
2). Jika pengujian dan pelaksanaan tidakmemenuhi syarat, maka Penyedia
Jasa harus melaksanakan pengujian ulang dengan campuran yang lain
dan selanjutnya mengevaluasi kembali hasil uji tersebut hingga diperoleh
hasil yang diinginkan.
3). Semua pengujian dan pemeriksaan dilapangan harus dilakukan sesuai
dengan pengarahan Direksi Teknis (Pengawas/Konsultan Pengawas).

4). Untuk semua bahan semendan besi yang dikirim ke lapangan, Penyedia
Jasa harus mendapatkan salinan sertifikat pengujian dari pabrik, dimana
pengujian dilakukan secara berkala, dengan cara pengujian sesuai
dengan spesifikasi ini.
b. Laboratorium Penguji.
a. Sebelum pekerjaan dilakukan, Penyedia Jasa wajib mengusulkan suatu
laboratorium penguji untuk melaksanakan pengujian material yang akan
digunakan pada kegiatan ini. Laboratorium ini bertanggung jawab untuk
melakukan semua pengujian dengan spesifikasi ini.
b. Kecuali ditentukan lain, Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan
penguji di lapangan seperti tersebut, berikut tenaga ahli yang menguasai
bidangnya.
c. Alat penguji agregat kasar dan agregat halus
d. Alat pengukur kadar air (moisture countent) dari agregat
e. Alat pengukur kekentalan (slump)
f. Alat pembuat benda uji, termasuk bak penyimpan untuk merawat benda
uji pada temperatur yang normal dan terhindar dari matahari.
g. Jika menggunakan readymix, maka peralatan yang disebut di atas harus
disiapkan pada pabrik readymix.
c. Pengujian Agregat
1). Pengujian Pendahuluan Agregat
Penyedia Jasa harus melakukan pengujian pendahuluan agregat
sebagai berikut :

15
a) Sieve analysis
b) Pengujian kadar lumpur dan kotoran lain
c) Pengujian kekerasan dengan bejana tekan Rudeloff dan bejana
geser Los Angeles
d) Pengujian unsur organis
e) Pengujian kadar chlorida dan sulfat
Hasil pengujian tersebut harus diserahkan kepada Direksi Teknis
(Pengawas/Konsultan Pengawas)untuk mendapatkan persetujuan a)
dan b) dengan pengujian kadar air dari setiap jenis agregat harus
dilakukan terhadap contoh untuk setiap trial mix.
2). Benda Uji Agregat
Penyedia Jasa harus melaksanakan pengujian atas agregat yang akan
digunakan untuk menghasilkan seperti yang disyaratkan, jumlah
minimum untuk pengujianagregat yang dipakai untuk pekerjaan adalah
sebagai berikut :

Tipe Pengujian Minimum satu contoh


Sieve analysis Setiap minggu
Moisture content Setiap minggu
Kekerasan Setiap minggu
Clay, silt dan kotoran Setiap hari
Kadar organis Setiap minggu
Kadar chlorida dan sulfat Setiap 500 m3

Jika hasil pembuatan


memuaskan, maka yang dilakukan
Direksi oleh (Pengawas/Konsultan
Teknis Penyedia Jasa tidak
Pengawas)berhak untuk meminta pengujian tambahan dengan beban
biaya oleh Penyedia Jasa. Dan sebaliknya mungkin jumlah pengujian
dapat dikurangi jika hasil diperoleh ternyata memuaskan.
d. Pengujian
1). Benda Uji
Benda uji harus diberi kode/ tanda yang menunjukkan tanggal
pengecoran, lokasi pengecoran dari bagian struktur yang bersangkutan.
sesuai dengan yang disyaratkan oleh Direksi Teknis
(Pengawas/Konsultan Pengawas).
2). Jumlah Benda Uji
a) Pada awal pelaksanaan, harus dibuat minimum 1 benda uji per 1,50
m3 hingga dengan cepat dapat diperoleh 30 bendauji yang pertama.
Benda uji harus berbentuk kubus berukuran 15 x 15 x 15 cm 3.
Benda uji bentuk lainnya dapat digunakan jika disetujui oleh Direksi
Teknis (Pengawas/Konsultan Pengawas). Selanjutnya pengambilan
benda uji sebanyak 2 (dua) buah dilakukan setiap 5 m 3. Benda uji
tersebut ditentukan secara acak oleh Pengawas Teknis/Konsultan
Pengawas.
b) Jumlah benda uji untuk uji kuat tekan dari setiap mutu yang dituang
pada satu hari harus diambil minimal satu kali. Pada setiap satu kali
pengambilan contoh harus dibuat 2 (dua) buah spesimen kubus.
Satu data hasil uji kuat tekan adalah hasil rata-rata dari uji tekan dua
spesimen ini yang diuji pada umur yang ditentukan, umur 7 haridan
28 hari.

16
c) Jika hasil uji kurang memuaskan, maka Pengawas Teknis/Konsultan
Pengawas dapat meminta jumlah benda uji yang lebih besar dari
ketentuan di atas, dengan biaya oleh Penyedia Jasa.
d) Jumlah minimum benda uji yang harus dipersiapkan untuk setiap
mutu adalah :

Waktu Perawatan
Jumlah Minimum
Jenis Struktur (hari)
benda Uji
3 7 28
Bertulang 4 - 2 2
Pratekan 6 2 2 2

3). Laporan Hasil Uji


Penyedia Jasa harus membuat laporan tertulis atas uji dari laboratorium
penguji untuk disahkan oleh Pengawas Teknis/Konsultan Pengawas.
Laporan tersebut harus dilengkapi dengan perhitungan tekanan
karakteristik.
4). Evaluasi Kualitas berdasarkan hasil uji .
a) Deviasi Standart - S
Deviasi standar produksi ditetapkan berdasarkan jumlah 30 buah
hasil tes kubus.Deviasi yang dihitung dari jumlah contoh kubus yang
kurang dari 30 bh harus dikoreksi dengan faktor pengali seperti
tercantum dalam tabel berikut:

n
∑ (xi – x )2
i=1
s = n–1

Keterangan :
s = deviasi standar
xi = kuat tekan beton yang didapat dari masing-masing benda uji.
x = kuat tekan beton rata-rata menurut rumus :
n
∑ xi
x = i=1
n
n = jumlah nilai hasil uji, yang harus diambil minimum 30 buah
(satu hasil uji adalah nilai uji rata-rata dari 2 buah benda uji)
Data hasil uji yang akan digunakan untuk menghitung standar
deviasi harus ;
(1) Mewakili bahan-bahan, prosedur pengawasan mutu, dan kondisi
produksi yang serupa dengan pekerjaan yang diusulkan;
(2) Mewakili kuat tekan beton yang disyaratkan fc’ yang nilainya
dalam batas ± 7MPa dari nilai fc’ yang ditentukan;
(3) Paling sedikit sedikit terdiri dari 30 hasil uji yang berurutan atau
dua kelompok hasil uji berurutan yang jumlahnya minimum 30
hasil uji diambil dalam prudiksi selama jangka waktu tidak kurang
dari 45 hari;

17
(4) Bila suatu produksi beton tidak mempunyai data hasil uji yang
memenuhi persyaratan butir (1) diatas, tetapi hanya ada
sebanyak 15 sampai 29 hasil uji yang berurutan, maka nilai
deviasi standar adalah perkalian deviasi standar yang dihitung
dari data hasil uji tersebut dengan faktor pengali table berikut :

FAKTOR PENGALI UNTUK DEVIASI STANDAR BILA DATA


HASIL UJI YANG TERSEDIA KURANG DARI 30
Faktor Pengali Deviasi
Jumlah Pengujian
Standar
 15 1.16
20 1.08
25 1.03
 30 1.00
Sumber : Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton
Normal (SNI) Departemen Pekerjaan Umum

(5) Bila data uji lapangan untuk menghitung deviasi standar yang
memenuhi persyaratan butir (1) diatas tidak tersedia, maka kuat
tekan rata-rata yang ditargetkan fc’ harus diambil tidak kurang
dari (fc’ + 12) Mpa;

b) Kuat Tekan rata-rata (fcr)


fcr’ = fc’ + M
dimana : M = kxs
M = nilai tambah
k = tetapan statistik yang nilainya tergantung pada
presentase hasil uji yang lebih rendah dari fc’
Dalam hal ini diambil 5% dan nilai k = 1,64
s = deviasi standar
Maka :
fcr’ = fc’ + 1,64 s
c) Kuat Tekan Sesungguhnya
Tingkat kekuatan suatu dikatakan tercapai dengan memuaskan, jika
kedua syarat berikut dipenuhi:
(1) Nilai rata-rata dari semua pasangan hasil uji yang masing-masing
terdiri dari 4 hasil uji kuat tekan tidak kurang (fc’ + 0.82 N).
(2) Tidak satupun hasil uji tekan di bawah rata-rata dari 2 benda uji.
Bila salah satu dari kedua syarat diatas tidak dipenuhi, maka harus
diambil langkah untuk meningkatkan rata-rata hasil uji kuat tekan
berikutnya atas rekomendasi Pengawas Teknis/Konsultan
Pengawas.

e. Pengujian Besi
1). Benda Uji Besi
a) Sebelum besi dipesan, Penyedia Jasa wajib mengambil benda uji
besi masing-masing 2 buah dengan ukuran panjang 100 cm sesuai
diameter dan mutu yang akan digunakan. Selanjutnya benda uji besi
harus diambil dengan disaksikan oleh Direksi Teknis
(Pengawas/Konsultan Pengawas) sebanyak 2 buah untuk setiap 20

18
ton untuk masing-masing diameter besi. Uji besi terdiri dari “uji tarik
dan uji lentur“.
b) Jika akibat suatu alasan, seperti hasil uji yang kurang memuaskan,
maka Pengawas Teknis/Konsultan Pengawas berhak untuk meminta
pengambilan contoh benda uji lebih besar dari yang ditentukan,
dengan beban biaya oleh Penyedia Jasa.
2). Laporan Hasil Uji Besi
Penyedia Jasa harus membuat dan menyusun hasil uji besi dari
laboratorium penguji untuk diserahkan kepada Direksi Teknis
(Pengawas/Konsultan Pengawas) dan laporan tersebut harus dilengkapi

dengan kesimpulan apakah kualitas besi tersebut memenuhi syarat yang


telah ditentukan.

3.1.4. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Slump
Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump antara 7,5 - 12,5 cm untuk
umumnya, sedang tiang bor slump adalah 16 - 18 cm. Cara uji slump
sebagai berikut, diambil sebelum dituangkan ke dalam cetakan (bekesting).
Cetakan slump dibasahi dan ditempatkan diatas permukaan yang rata.
Cetakan diisi sampai kurang lebih sepertiganya. Kemudian ditusuk-tusuk 25
kali dengan besi diameter 16 mm, pajang 30 cm dengan ujung yang bulat.
Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya.
Setiap lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk sampai
dengan satu lapisan di bawahnya. Setelah bagian atas diratakan, segera
cetakan diangkat perlahan-lahan dan diukur penurunannya.
b. Persetujuan Direksi Teknis (Pengawas/Konsultan Pengawas)
Sebelum tahap pelaksanaan berikutnya dilaksanakan. Penyedia Jasa harus
mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi Teknis (Pengawas/Konsultan
Pengawas). Laporan harus diberikan kepada Direksi Teknis
(Pengawas/Konsultan Pengawas) paling lambat 3 hari sebelum pekerjaan
dilaksanakan.
Hal-hal khusus akan didiskusikan secara lebih mendalam antara semua
pihak yang berkepentingan. Semua tahapan pelaksanaan tersebut harus
dicatat secara jelas sehingga mudah untuk ditelusuri jika suatu saat data
tersebut dibutuhkan untuk pemeriksaan.
c. Persiapan dan Pemeriksaan
Penyedia Jasa tidak diijinkan untuk melakukan pengecoran tanpa ijin
tertulis dari Direksi Teknis (Pengawas/Konsultan Pengawas). Penyedia Jasa
harus melaporkan kepada Direksi Teknis (Pengawas/Konsultan Pengawas)
tentang kesiapannya untuk melakukan pengecoran, sesuai dengan
kesepakatan di lapangan, untuk memungkinkan Direksi Teknis
(Pengawas/Konsultan Pengawas) melakukan pemeriksaan sebelum
pengecoran dilaksanakan. Penyedia Jasa harus menyediakan fasilitas yang
memadai seperti tangga ataupun fasilitas lain yang dibutuhkan agar Direksi
Teknis (Pengawas/Konsultan Pengawas) dapat memeriksa pekerjaan
secara aman dan mudah. Tanpa fasilitas tersebut, Penyedia Jasa tidak akan
diijinkan untuk melakukan pengecoran. Semua koreksi yang terjadi akibat
pemeriksaan tersebut harus segera diperbaiki dalam waktu 1 x 24 jam dan

19
selanjutnya Penyedia Jasa harus mengajukan ijin lagi untuk dapat
melaksanakan pengecoran.
Tidak dibenarkan adanya penambahan waktu akibat koreksi yang timbul,
kecuali ditentukan lain oleh Direksi Teknis (Pengawas/Konsultan
Pengawas). Persetujuan untuk melaksanakan pengecoran tidak berarti
membebaskan Penyedia Jasa dari tanggung jawab penuhnya atas ketida
sempurnaan ataupun kesalahan yang timbul. Sebelum pengecoran
dilakukan harus dipastikan bahwa semua peralatan yang akan tertanam di
dalam sudah terletak pada tempatnya dan semua kotoran sudah
dibersihkan dari lokasi pengecoran. Sedemikian pula untuk siar pelaksanaan
harus dilakukan sesuai dengan persyaratan.
d. Siar Pelaksanaan
Penyedia Jasa harus mengusulkan lokasi siar pelaksanaan dalam gambar
kerjanya. Siar pelaksanaan harus diusahakan seminimum mungkin, agar
perlemahan struktur dapat dikurangi. Siar pelaksanaan tidak diijinkan untuk
melalui daerah yang diperkirakan sebagai daerah basah, seperti toilet,
reservoir, dll. Jika tidak ditentukan lain, maka lokasi siar pelaksanaan harus
terletak pada daerah di mana gaya geser adalah minimal, umumnya terletak
pada sepertiga bentang Barat dari panjang efektif elemen struktur. Pada
pengecoran yang tebal dan volume yang besar, lokasi siar pelaksanaan
harus dipertimbangkan sedemikian rupa, sehingga tidak menyebabkan
perbedaan temperatur yang besar pada yang tersebut, yang berakibat
retaknya, di samping adanya tegangan residu yang tidak diinginkan.
Siar pelaksanaan dapat dibuat secara horizontal dan pengecoran dapat
dibagi menjadi berlapis-lapis. Lokasi siar pelaksanaan tersebut harus
disetujui oleh Direksi Teknis (Pengawas/Konsultan Pengawas). Penyedia
Jasa harus sudah mempertimbangkan di dalam penawarannya, segala hal
yang berhubungan dengan siar pelaksanaan seperti erstop, perekat, trowel,
dsb, maupun pembersih permukaan agardapat dijamin lekatan antara lama
dan baru. Siar pelaksanaan harus bersih dari semua kotoran dan bekas
yang tidak melekat dengan baik, dan sebelum pengecoran dilanjutkan,
harus dikasarkan sedemikian rupa sehingga agregat besar menjadi terlihat,
tetapi tetap melekat dengan baik.
e. Pengangkutan dan Pengecoran
Harus diangkut dengan cara sedemikian rupa, sehingga dapat tiba di lokasi
kegiatan dalam keadaan yang masih memenuhi spesifikasi teknis. Jika
lokasi pembuatan cukup jauh dari kegiatan, maka harus digunakan
admixtures (retarder) yang dapat memperlambat proses pengerasan
daripada saat diangkut ke lokasi pengecoran juga harus diperhatikan, agar
tidak terjadi pemisahan antar bahan-bahan dasar pembuatan . Pada saat
pengecoran tinggi jatuh harus kurang dari 1,50 meter. Hal ini sangat penting
agar tidak terjadi pemisahan antara batu pecah yang berat dengan pasta
sehingga mengakibatkan kualitas menjadi menurun.
Untuk itu harus disiapkan alat bantu seperti pipa tremi sehingga syarat ini
dapat dipenuhi. Sebelum pengecoran harus dijaga agar tetap dalam kondisi
plastis dalam waktu yang cukup, sehingga pengecoran dapat dilakukan

20
dengan baik. Penyedia Jasa harus mengajukan jumlah alat dan personil
yang akan mendukung pengecoran, yang dianalisa berdasarkan besarnya
volume pengecoran yang akan dilakukan. Sebagai gambaran setiap alat
pemadat mampu memadatkan sekitar 5 - 8 m 3 perjam, dan harus
ditempatkan sedekat mungkin dengan lokasi akhir,sehingga masalah
segregasi dan pengerasan dapat dihindarkan selama pemadatan masih
bersifat plastis.
3.1.5. Pemadatan
a. Alat Pemadat
Yang akan dicor harus segera dipadatkan dengan alat pemadat (vibrator)
dengan tipe yang disetujui oleh Direksi Teknis (Pengawas/Konsultan
Pengawas). Pemadatan tersebut bertujuan untuk mengurangi udara pada
yang akan mengurangi kualitas. Pemadatan tersebut berkaitan dengan
kekentalan dan kemudahan pelaksanaan (workability). Pada cuaca panas
kekentalan menjadi sangat singkat,
Minimal harus dipersiapkan satu vibrator yang akan dipakai, jika ada
vibrator yang rusak pada saat pemadatan sedang berlangsung. Alat
pemadat harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak menyentuh
besi.
b. Lokasi Pemadataan yang Sulit
Pada lokasi yang diperkirakan sulit untuk dipadatkan seperti pada
pertemuan balok-kolom, dinding yang tipis dan pada lokasi pembesian yang
rapat dan rumit, maka Penyedia Jasa harus mempersiapkan metode khusus
untuk pemadatan yang disampaikan kepada Direksi Teknis
(Pengawas/Konsultan Pengawas) paling lambat 3 hari sebelum pengecoran
dilaksanakan, agar tidak terjadi keropos, sehingga secara kualitas tidak
disetujui.
c. Pemadatan Kembali
Jika permukaan mengalami keretakan dalam kondisi masih plastis, maka
tersebut harus dipadatkan kembali sesuai dengan rekomendasi Direksi
Teknis (Pengawas/Konsultan Pengawas), agar retak tersebut dapat
dihilangkan.
d. Metode Pemadatan Lain
Jika dipandang perlu Penyedia Jasa dapat mengusulkan cara pemadatan
lain yang dipandang dapat menyebabkan perbedaan temperatur yang besar
antara permukaan dan inti.
Hal ini dapat menyebabkan keretakan konstruksi dan terjadinya tegangan
menetap pada/ tanpa adanya beban yang bekerja.

3.1.6. Temperatur
Dalam waktu 2 menit setelah contoh diambil, sebuah termometer yang
mempunyai skala 5 s/d 100 derajat C, harus dimasukkan kedalam contoh
tersebut sedalam 100 mm. Jika temperatur sudah stabil selama 1 menit,
temperatur tersebut harus dicatat dengan ketelitian 1ºC.
3.1.7. Perawatan
a. Tujuan Perawatan

21
Perawatan bertujuan antara lain untuk menjaga agar tidak terjadi
kehilangan zat cair pada saat pengikatan awal terjadi dan mencegah
penguapan air daripada umur awal dan juga mencegah perbedaan
temperatur dalam yang dapat menyebabkaan terjadinya keretakan dan
penurunan kualitas. Perawatan harus dilakukan begitu pekerjaan
pemadatan selesai dilakukan.
b. Lama Perawatan
Permukaan harus dirawat secara baik dan terus menerus dibasahi dengan
air bersih selama minimal 7 hari segera setelah pengecoran selesai. Untuk
elemen vertikal seperti kolom dan dinding, maka tersebut harus diselimuti
dengan karung yang dibasahi terus menerus selama 7 hari.
c. Perlindungan Tebal
Untuk pengecoran dengan ketebalan lebih dari 600 mm, maka permukaan
harus dilindungi dengan material (antara lain stiro foam) yang disetujui oleh
Direksi Teknis (Pengawas/Konsultan Pengawas), agar dapat memantulkan
radiasi akibat panas. Material tersebut harus dibuat kedap, agar
kelembaban permukaan dapat dipertahankan.
d. Acuan Keramik
Setiap acuan yang terbuat dari Keramik, ataupun material lain yang sejenis,
harus didinginkan dengan air sebelum pengecoran dilakukan. Acuan
tersebut harus dihindarkan dari terik matahari langsung, karena sifatnya
yang mudah menyerap dan mengantarkan panas. Perlakuan yang kurang
baik akan menyebabkan retak-retak yang parah pada permukaan .
e. Curing Compound
Cara lain yang banyak digunakan saat ini adalah dengan menggunakan
curing compound. Jenis dan tipe curing compound yang digunakan harus
disetujui oleh Pengawas Teknis/Konsultan Pengawas. Harus diperhatikan
agar tak terjadi penurunan temperatur yang cepat pada permukaan
sehingga dapat menyebabkan keretakan pada permukaan .

f. Hal-hal Lain
Beberapa hal yang harus diperhatikan baik sebelum, selama maupun
sesudah pengecoran adalah :
1). Usahakan agar semua material dasar yang digunakan tetap dalam
kondisi terlindung dari sinar matahari, sehingga temperatur tidak tinggi
pada saat pencampuran dimulai.
2). Air yang akan digunakan harus didinginkan, dengan mengganti sebagian
air dengan es, sehingga temperatur menjadi lebih rendah.
3). Semen yang digunakan mempunyai hidrasi rendah.
4). Jika mungkin, tambahkan nitrogen cair ke dalam campuran.
5). Waktu antara pengadukan dan pengecoran dibatasi palinglama 2 jam.
6). Melakukan pengecoran bertahap sedemikian rupa, misalnya dengan
membuat siar pelaksanaan secara horizontal dan perbedaan temperatur
dapat dikontrol.

22
7). Jika mungkin diusulkan pengecoran dilakukan pada malam hari dimana
temperatur lapangan sudah lebih rendah dari dibandingkan dari siang
hari.
8). Harus disiapkan isolasi panas yang merata pada seluruh permukaan
yang terbuka untuk mencegah tiupan angin dan menjaga agar
temperatur tidak terlalu berbeda pada seluruh penampang.
9). Melakukan perawatan awal segerasetelah pemadatan selesai danharus
diteruskan sampai sistem isolasi terpasang seluruhnya.
10). Sediakan pelindung sehingga permukaan terlindung dari sinar matahari
dan angin. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat dinding pada
sekeliling daerah pengecoran dengan plastik atau material sejenis.
g. Retak di Luar Batas yang Disyaratkan
Jika setelah pemadatan selesai masih terjadi keretakan di luar batas yang di
ijinkan, maka Penyedia Jasa harus melaporkan hal tersebut secara tertulis
yang berisi antara lain metode kerja dan peralatan yang digunakan berikut
komposisi campuran yang digunakan kepada Direksi Teknis
(Pengawas/Konsultan Pengawas) untuk dievaluasi lebih lanjut.
Penyedia Jasa tidak diijinkan untuk memperbaiki keretakan tersebut
sebelum mendapatkan persetujuan tertulis dari Pengawas Teknis/Konsultan
Pengawas.

3.1.8. Adukan yang Dibuat Ditempat (Site Mixing)


Untuk mendapatkan kualitas yang baik, maka untuk yang dibuat di lapangan
harus memenuhi syarat-syarat :
a. Semen diukur menurut berat
b. Agregat kasar diukur menurut berat
c. Pasir diukur menurut berat
d. Adukan dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin (concrete
batching plant)
e. Jumlah adukan tidak boleh melebihi kapasitas mesin .
f. Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan berada
dalam mesin pengaduk
g. Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan
lebih dahulu, sebelum adukan yang baru dimulai.

3.1.9. Besi
a. Produk besi
Sebelum pemesanan dilakukan, maka Penyedia Jasa harus mengusulkan
produk besi dilengkapi dengan brosur dan data teknis dari pabrik yang akan
digunakan untuk disetujui Pengawas Teknis/Konsultan Pengawas.
Besi disimpan pada tempat yang bersih dan disusun secara baik tidak
merusak kualitasnya. Tempat penyimpanan harus cukup terlindung
sehingga kemungkinan karat dapat dihindarkan.
b. Gambar Kerja (shop drawing) dan Bar Bending Schedule (buingstaat)
Pembengkokan besi harus dilakukan sesuai dengan gambar rencana dan
berdasarkan standart detail yang ada. Pembengkokan tersebut harus
dilakukan dengan menggunakan alat-alat (bar bender) sedemikian rupa
sehingga tidak menimbulkan cacat patah, retak-retak dan sebagainya.
Semua pembengkokan harus dilakukan dalam keadaan dingin dan
pemotongan harus dengan bar cutter. Pemotongan dan pembengkokan

23
dengan sistem panas sama sekali tidak diijinkan. Penyedia Jasa harus
membuat gambar kerja pembengkokan (bending schedule) dan diajukan
kepada Direksi Teknis (Pengawas/Konsultan Pengawas) untuk
mendapatkan persetujuan.
c. Bebas Karat
Pemasangan dan penyetelan berdasarkan evaluasi yang sesuai dengan
gambar harus sudah diperhitungkan toleransi penurunannya. Sebelum
dipasang, permukaan besi harus bebas dari karat, dan mendapat
persetujuan tertulis dari Direksi Teknis (Pengawas/Konsultan Pengawas).
d. Selimut

Besi harus
catatan, dilindungi oleh
pemasangan selimut sesuaiutama
tulangan-tulangan gambar standar
tarik/ tekandetail. Sebagai
penampang
harus dipasang sejauh mungkin dari garis Barat penampang, dan
pemakaian selimut yang melebihi ketentuan tersebut diatas harus mendapat
persetujuan tertulis dari Direksi Teknis (Pengawas/Konsultan Pengawas).
e. Penjangkaran
Pemasangan rangkaian besi yaitu kait-kait, panjang penjangkaran,
penyaluran, letak sambungan dan lain-lain harus sesuai dengan gambar
standart yang terdapat dalam gambar rencana. Apabila ada keraguan
tentang ini maka Penyedia Jasa harus meminta klarifikasi kepada Pengawas
Teknis/Konsultan Pengawas.
f. Kawat dan Penunjang
Penyetelan besi harus dilakukan dengan teliti, terpasang pada kedudukan
yang kokoh untuk meghindari pemindahan tempat, dengan menggunakan
kawat yang berukuran tidak kurang dari 16 gauge atau klip yang sesuai
pada setiap tiga pertemuan. Pembesian harus ditunjang dengan beton tahu
atau penunjang besi, spacer atau besi penggantung seperti yang

ditunjukkan pada gambar


Penunjang-penunjang standart
metal tidak atau
bolehdicantumkan pada spesifikasi
diletakkan berhubungan ini.
dengan
acuan. Ikatan dari kawat harus dimasukkan ke dalam penampang, sehingga
tidak menonjol dari permukaan.
g. Sengkang-sengkang
Untuk menjamin bahwa perilaku elemen struktur sesuai dengan rencana,
maka sengkang harus diikat pada tulangan utama dan jaraknya harus
sesuai dengan gambar.Akhiran/kait sengkang harus dibuat seperti yang
disyaratkan pada gambar standart agar sengkang dapat bekerja seperti
yang diinginkan.demikian juga untuk besi pengikat yang digunakan untuk
pengikat tulangan utama.
h. Beton Tahu (decking)
Beton tahu harus digunakan untuk menahan jarak yang tepat pada
tulangan, minimum mempunyai kekuatan yang sama dengan yang akan
dicor. Jarak antara beton tahu ditentukan maksimal 100 cm.
i. Penggantian Besi
1). Penyedia Jasa harus mengusahakan supaya besi yangdipasang adalah

sesuai dengan
2). Dalam apa
hal ini di yangberdasarkan
mana tertera padapengalaman
gambar. Penyedia Jasa atau
pendapatnya terdapat kekeliruan atau kekurangan atau perlu
penyempurnaan pembesian yang ada maka Penyedia Jasa dapat
menambah ekstra besi dengan tidak mengurangi pembesian yang
tertera dalam gambar.
3). Jika Penyedia Jasa tidak berhasil mendapatkan Ø besi yang sesuai
dengan yang ditetapkan dalam gambar maka dapat dilakukan penukaran
Ø besi dengan Ø terdekat dengan catatan:

24
a) Harus ada persetujuan tertulis dari Pengawas Teknis/Konsultan
Pengawas.
b) Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut
tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini
yang dimaksud adalah jumlah luas). Khusus untuk balok portal,
jumlah luas penampang besi pada tumpuan juga tidak boleh lebih
jauh dari pembesian aslinya.
c) Penggantian tersebut tidak mengakibatkan keruwetan pembesian di
tempat tersebut atau di daerah overlap yang dapat menyulitkan
pengecoran.

d) Tidak ada pekerjaan tambah dan tambahan waktu pelaksanaan.


j.Toleransi Besi
Toleransi Berat (%)
Diameter Besi (mm) Toleransi dia (mm)
6 <ǿ ≤10 ± 0.4 ±7
10 > ǿ ≤ 16 ± 0.4 ±5
16 < ǿ < 28 ± 0.5 ±4
≥ 28 ± 0.6 ±2

3.1.10. Toleransi Dimensi Elemen-elemen Struktur


Dimensi elemen struktur seperti (pelat, balok, kolom, dinding) harus memenuhi
toleransi sbb :

Dimensi Elemen Toleransi Terhadap B Toleransi Selimut


Struktur (mm) (mm)
B ≤ 200 ±9 ± 5.0
B ≥ 200 ≥ 12.0 ± 9.0

Dimana B adalah dimensi elemen struktur baik untuk lebar maupun tinggi.
Pelaksanaan yang tidak memenuhi toleransi tersebut akan dievaluasi oleh
Direksi Teknis (Pengawas/Konsultan Pengawas), untuk selanjutnya diputuskan.
Semua akibat kesalahan tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

3.1.11. Pemasangan alat-alat di dalam/ Sparing


a. Penyedia Jasa harus membuat gambar kerja yang menunjukkan secara
tepat lokasi sparing yang akan terdapat pada elemen struktur. Penyedia
Jasa wajib mempelajari gambar M & E dan mendiskusikan dengan pihak
terkait jika terdapat keraguan tentang gambar tersebut. Kebutuhan sparing
yang terjadi akibat perubahan desain harus diinformasikan segera kepada
Direksi Teknis (Pengawas/Konsultan Pengawas) untuk mendapatkan
pemecahannya. Pekerjaan membobok, membuat lubang atau memotong
konstruksi yang sudah jadi harus dihindarkan dan jika diperlukan harus
mendapatkan ijin tertulis dari Direksi Teknis (Pengawas/Konsultan
Pengawas).
b. Ukuran lubang, pemasangan alat-alat di dalam, pemasangan dan
sebagainya, harus sesuai dengan gambar struktur maupun gambar lain

25
yang terkait atau menurut petunjuk Direksi Teknis (Pengawas/Konsultan
Pengawas).
c. Perkuatan pada lubang-lubang untuk keperluan pekerjaan M&E harus
mengikuti ketentuan yang terdapat di dalam gambar standar. Jika tidak/
belum tertera di dalam gambar maka Penyedia Jasa wajib
menginformasikan hal tersebut kepada Direksi Teknis (Pengawas/Konsultan
Pengawas) untuk mendapatkan penyelesaiannya.

3.1.12. Kedap air


a. Kedap air adalah yang dibuat agar tidak tembus air untuk jangka waktu
yang lama. Untuk
disyaratkan itu Penyedia
oleh Pemasok Jasa
bahan wajibair/
kedap mengikuti segala termasuk
waterproofing, ketentuancara
yang
pembuatan tersebut.
b. Pada siar pelaksanaan harus dipasang waterstop sesuai dengan spesifikasi
pabrik. Waterstop tersebut harus ditunjukkan di dalam gambar kerja/ shop
drawing, sehingga rencana pengecoran harus direncanakan dengan baik.
Biaya waterstop tersebut sudah termasuk dalam penawaran yang diajukan
oleh Penyedia Jasa.
c. Apabila terjadi kebocoraan selama masa garansi, maka Penyedia Jasa
harus mengadakan perbaikan-perbaikan dengan biaya Penyedia Jasa.
Prosedur perbaikan tersebut harus diusulkan oleh Penyedia Jasa dan
disetujui oleh Penyedia Jasa dan disetujui oleh Direksi Teknis
(Pengawas/Konsultan Pengawas).

3.1.13. Acuan/ Bekesting


a. Umum
1). Penyedia Jasa harus membuat acuan yang dapat
dipertanggungjawabkan
maupun kekakuannya serta secara
layak struktur baik ketentuan,
untuk digunakan. stabilitas
Acuan merupakan
suatu bagian pekerjaan struktur yang berguna untuk membentuk struktur
agar sesuai gambar rencana.
2). Jenis acuan harus sesuai dengan yang disyaratkan di dalam spesifikasi
ini. Penyedia Jasa dapat mengusulkan alternatif acuan dengan catatan
bahwa harus disetujui oleh Direksi Teknis (Pengawas/Konsultan
Pengawas). Dalam penawarannya Penyedia Jasa wajib menawarkan
sesuai dengan yang ditentukan di dalam spesifikasi.
3). Semua acuan yang sudah selesai digunakan harus dibongkar dan
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan.Tidak dibenarkan adanya acuan yang
tertanam di dalam struktur .
4). Pada struktur kedap air, cara pemasangan acuan dan bukaan pada
acuan harus dibuat sedemikian rupa, sehingga bukaan tersebut harus
dapat ditutup dengan sempurna, sehingga bebas dari kebocoran. Semua
acuan (ties) harus dilengkapi dengan material tertentu seperti
waterhaffles, sehingga pada saat dicor akan menyatu dengan struktur .
b. 1).
Lingkup Pekerjaan
Tenaga kerja, bahan dan peralatan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan seperti
release agent, pengangkutan, dan pelaksanaan untuk menyelesaikan
semua pekerjaan acuan sebagai cetakan sesuai dengan gambar-
gambar konstruksi dan gambar-gambar disiplin lain yang berhubungan
seperti diuraikan dalam syarat-syarat pelaksanaan, secara aman dan
benar.

26
2). Detail-detail khusus
Pembuatan acuan khusus sesuai perencanaan termasuk yang
ditawarkan didalam penawaran Penyedia Jasa.
c. Persyaratan Bahan
1). Acuan dan Penyanggah
Bahan acuan yang dipergunakan dapat berbentuk baja, pasangan bata
yang diplester, kayu atau material lain yang dapat
dipertanggungjawabkan kualitasnya. Penggunaan acuan siap pakai
produksi pabrik tertentu diijinkan untuk dipergunakan, selama dapat
disetujui oleh Direksi Teknis (Pengawas/Konsultan Pengawas).
Acuan yang terbuat dari Multiplek yang dilapisi dengan sejenis kertas
film, yang khusus digunakan untuk acuan sangat dianjurkan dengan
tebal Multiplek minimal 12 mm.
Pengaku harus dibuat dengan benar agar tidak terjadi perubahan
bentuk/ ukuran dari elemen yang dibuat.
Penyanggah dari kayu dapat diterima, bahan dan ukuran kayu yang
digunakan harus mendapatkan persetujuan Direksi Teknis
(Pengawas/Konsultan Pengawas).
Untuk pekerjaan yang langsung yang berhubungan dengan tanah, maka
sebagai lantai kerja harus dibuat dari K-175, sebagai acuan samping
dari tersebut dapat menggunakan pasangan batu kali, batu bata atau
material lain yang disetujui Direksi Teknis (Pengawas/Konsultan
Pengawas).
Untuk elemen tertentu seperti kolom bulat disarankan menggunakan

acuan baja.
2). Release Agent
Release agent harus merupakan material yang memenuhi ketentuan
berikut :
a). Cream emulsion
b). Neatt oil dengan ditambahkan surfactant
c). Release agent kimiawi yang tidak merusak
Release agent disimpan dan digunakan sesuai dengan ketentuan pabrik
pembuatnya. Penyedia Jasa harus memastikan bahwa release agent
yang digunakan cocok dengan bahan finish yang akan digunakan. Dan
jika permukaan merupakan finishing atau umum disebut exposed maka
Penyedia Jasa harus memastikan bahwa permukaan yang dihasilkan
sesuai dengan yang diinginkan Direksi Teknis (Pengawas/Konsultan
Pengawas), Penyedia Jasa harus memastikan bahwa release agent
tersebut tidak akan bersentuhan langsung dengan besi .
d. Syarat-syarat Pelaksanaan
1). Struktur Acuan
Acuan berikut elemen pendukungnya harus dianalisa sedemikian rupa,
sehingga mampu memikul beban ke semua arah yang mungkin terjadi
(kuat), tanpa mengalami deformasi yang berlebihan (kaku) dan harus
memenuhi syarat stabilitas. Deformasi dibatasi tidak lebih dari 1/360
bentang. Peninjauan terhadap kemungkinan beban diluar beban sendiri

27
juga harus dipertimbangkan, seperti kemungkinan beban konstruksi,
angin, hujan, dan lain-lain.
Semua analisa dan perhitungan acuan berikut elemen pendukungnya
harus diserahkan kepada Direksi Teknis (Pengawas/Konsultan
Pengawas) untuk mendapatkan persetujuannya, sebelum pekerjaan
dilakukan.
2). Dimensi Acuan
Semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar struktur adalah
ukuran bersih penampang, tidak termasuk plester/ finishing. Tambahan
elemen tertentu seperti bentuk/profil khusus yang tercantum dalam
gambar arsitektur juga harus dipertimbangkan baik sebagai beban
maupun dalam analisa biaya.
3). Gambar Kerja
Penyedia Jasa harus membuat gambar kerja khusus acuan berdasarkan
analisa yang dilakukannya. Gambar kerja tersebut harus lengkap disertai
ukuran dan detail-detail sambungan yang benar dan selanjutnya
diserahkan kepada Direksi Teknis (Pengawas/Konsultan Pengawas)
untuk persetujuannya. Tanpa persetujuan tersebut Penyedia Jasa tidak
diperkenankan untuk memulai pembuatan acuan di lapangan.
4). Tanggung jawab
Walaupun sudah disetujui oleh Direksi Teknis (Pengawas/Konsultan
Pengawas), tanggung jawab sepenuhnya atas kekuatan, kekakuan, dan
instabilitas acuan sepenuhnya menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa.
Jika terjadi hal-hal yang tidak sesuai dengan perkiraan ataupun
kekeliruan yang mengakibatkan timbulnya biaya tambah, maka semua
biaya tersebut menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa. Acuan harus
dibuat sesuai dengan yang dibuat di dalam gambar kerja. Pelaksanaan
yang tidak sesuai dengan gambar kerja harus segera dibongkar.
5). Stabilitas Acuan
Semua acuan harus diberi penguat datar dan silang sehingga
kemungkinan bergeraknya acuan selama pelaksanaan pekerjaan dapat
dihindari. Pengawas Teknis/Konsultan Pengawas berhak untuk meminta
Penyedia Jasa untuk memperbaiki acuan yang dianggap tidak/ kurang
sempurna dengan beban biaya Penyedia Jasa.
6). Inspeksi Pengawas Teknis/Konsultan Pengawas
Semua acuan dengan penunjang-penunjang harus diatur sedemikian
rupa sehingga memungkinkan dilakukannya inspeksi oleh Direksi Teknis
(Pengawas/Konsultan Pengawas).
7). Detail Acuan
Penyusunan acuan harus sedemikian rupa hingga pada waktu
pembongkarannya tidak menimbulkan kerusakan pada bagian yang
bersangkutan.
8). Jumlah Pemakaian
Acuan hanya diperbolehkan dipakai maksimum 2x (dua kali), kecuali
ditentukan lain oleh Pengawas Teknis/Konsultan Pengawas. Acuan yang

28
akan dipegunakan berulang harus dipersiapkan sedemikian rupa agar
dijamin permukaan acuan tetap bersih.
9). Akurasi
Acuan harus dapat menghasilkan bagian konstruksi yang ukuran
kerataan/ kelurusan, elevasi dan posisinya sesuai dengan gambar-
gambar konstruksi. Toleransi ukuran dan posisi harus sesuai dengan
yang tercantum dalam spesifikasi.
10). Sistem Pengaliran Air
Acuan harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum pengecoran.
Harus dipersiapkan sistem pengaliran air sedemikian, sehingga pada
saat dibasahi air dapat mengalir ke tempat yang diinginkan dan acuan
tidak tergenang oleh air. Acuan harus dipasang sedemikian rupa
sehingga akan terjadi kebocoran atau hilangnya air semen selama
pengecoran, tetap lurus (tidak berubah bentuk) dan tidak bergoyang.
11). Ikatan Acuan di dalam
Sebelumnya dengan mendapat persetujuan dari Pengawas
Teknis/Konsultan Pengawas baut - baut dan tierod yang diperlukan
untuk ikatan - ikatan dalam harus diatur sedemikian, sehingga bila
acuan dibongkar kembali, tidak akan merusak yang sudah dibuat.
12). Acuan Exposed
Jika ada harus dilapisi dengan menggunakan release agent pada
permukaan acuan yang menempel pada pemukaan. Berhubung release
agent berpengaruh pula pada warna permukaan, maka pemilihan jenis
dan penggunaannya harus dilakukan dengan seksama. Cara
pengecoran harus diperhitungkan sedemikian rupa sehingga siar - siar
pelaksanaan tidak merusak penampilan exposed tersebut. Merk dan
jenis release agent yang telah disetujui bersama, tidak boleh diganti
dengan merk jenis lain.
Untuk itu Penyedia Jasa harus memberitahukan terlebih dahulu nama
perdagangan dari release agent tersebut, data bahan-bahan
bersangkutan, nama produsennya, jenis bahan-bahan mentah
utamanya, cara-cara pemakainya, resiko - resiko dan keterangan lain
yang dianggaap perlu untuk memperoleh persetujuan tertulis dari Direksi
Teknis (Pengawas/Konsultan Pengawas).
13). Bukaan Untuk Pembersihan
Pada bagian terendah (dari setiap phase pengecoran) dari acuan kolom
atau dinding harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi.
14). Schafolding
Pada prinsipnya semua penunjang acuan harus menggunakan steiger
besi (schafolding). Scaffolding tersebut harus cukup kuat dan kaku dan
mudah diatur agar supaya mudah diperiksa oleh Direksi Teknis
(Pengawas/Konsultan Pengawas).
15). Persetujuan Direksi Teknis (Pengawas/Konsultan Pengawas)
Setelah pekerjaan di atas selesai, Penyedia Jasa harus meminta
persetujuan dari Direksi Teknis (Pengawas/Konsultan Pengawas) dan
minimum 3 (tiga) hari sebelum pengecoran Penyedia Jasa harus

29
mengajukan permohonan tertulis untuk ijin pengecoran kepada Direksi
Teknis (Pengawas/Konsultan Pengawas).
16). Anti Lendut (Cambers)
Kecuali ditentukan lain didalam gambar, maka semua acuan untuk balok
dan pelat, harus dipersiapkan dengan memakai anti lendut dengan
besar sbb :
Lokasi % Terhadap Bentang

DiBarat Bentang balok 0.3

Diujung balok kantilever 0.5

e. Pembongkaran Acuan
1). Pembongkaran harus dilakukan dengan hati-hati, dimana bagian
konstruksi yang dibongkar acuannya harus dapat memikul beban berat
sendiri dan beban-beban pelaksanaannya.
2). Pembongkaran acuan dapat dilakukan setelah mencapai waktu sebagai
berikut :

Elemen Struktur Waktu


Minimum
Sisi-sisi balok, kolom dan dinding 3 hari
Balok dan plat 14 hari
(tiang penyanggah tidak dilepas)
Tiang-tiang penyangga plat 21 hari

Tiang-tiang penyangga balok-balok 21 hari


Waktu pembongkaran tersebut hanya merupakan kondisi normal dan
harus dipertimbangkan secara khusus jika pada lantai-lantai tersebut
bekerja beban rencana.
Untuk mempercepat waktu pembongkaran. Penyedia Jasa dapat
merencanakan dan mengusulkan metode dan perhitungan yang akan
digunakan, dan usulan tersebut harus mendapat persetujuan tertulis dari
Direksi Teknis (Pengawas/Konsultan Pengawas). Tidak ada biaya
tambah untuk hal tersebut. Semua akibat yang timbul akibat usulan
tersebut menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa.
3). Setiap rencana pekerjaan pembongkaran acuan harus diajukan terlebih
dahulu secara tertulis untuk disetujui Direksi Teknis
(Pengawas/Konsultan Pengawas).

3.2. Pekerjaan
1. Beton
Lingkup Bertulang Non Struktural
Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,
peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik
dan sempurna.
b. Meliputi pekerjan beton praktis, seperti : sloof praktis, kolom praktis, ring
balok praktis, balok latiu, angkur setempat, plat praktis, serta seluruh detail
yang ada dalam gambar.

30
2. Persyaratan Bahan
a. Semen Portland
Yang digunakan merk HOLCIM/ GRESIK/ TIGA RODA/SEMEN PADANG
kualitas baik, terdiri dari satu jenis merk dan atas persetujuan dan harus
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Semen yang telah
mengeras sebagian/ seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan.
Tempat penyimpanan harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas
dari kelembaban, bebas dari air dengan lantai terangkat dari tanah dan
ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan semen.
b. Pasir

Pasir harus
organis, terdiridan
lumpur dari sebagainya
butir-butir yang
danbersih
harusdan bebas dari
memenuhi bahan-bahan
komposisi butir
serta kekerasan yang dicantumkan dalam persyaratan yang telah
ditetapkan.
c. Koral/ Split
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik tidak berpori serta mempunyai
gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan.
Penyimpanan/ penimbunan pasirdan koral harus dipisahkan satu dengan
yang lain, sehingga dapat dijamin kedua bahan tersebut tidak tercampur
untuk mendapatkan perbandingan adukan yang tepat.
d. Air.
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak, asam, alkali dan bahan-bahan organis/ bahan lainnya yang dapat
merusak dan harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Apabila
dipandang perlu Pengawas Teknis/Konsultan Pengawas dapat minta
kepada Penyedia Jasa supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium
pemerikasaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Penyedia Jasa.

e. Besi.
Digunakan besi polos mutu BJTP-24, tegangan leleh 2.400 kg/cm 2, besi
harus bersih dari lapisan minyak/ lemak dan bebas dari cacat seperti
serpih-serpih dan sebagainya. Penampang besi adalah bulat dan
memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan. Penyedia Jasa diwajibkan,
bila dipandang perlu untuk memeriksa mutu besi ke laboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Penyedia Jasa.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Mutu
Mutu beton yang digunakan adalah : K-175 dan harus memenuhi
ketentuan-ketentuan lain sesuai dengan persyaratan yang telah
ditentukan.
b. Pembesian
1). Pembuatan tulangan harus sesuai dengan persyaratan yang telah
ditentukan.
2). Pemasangan tulangan harus sesuai dengan gambar konstruksi.
3). Tulangan harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tersebut tidak

berubah tempat decking sesuai dengan ketentuan yang telah


ditetapkan.
4). Besi yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari
lapangan kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari
Direksi Teknis (Pengawas/Konsultan Pengawas).
c. Cara pengadukan
1). Cara pengadukan harus menggunakan molen.
2). Takaran untuk semen portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih
dahulu oleh Pengawas Teknis/Konsultan Pengawas dan tercapai mutu

31
pekerjaan seperti yang ditentukan dalam uraian dan syarat-syarat.
Selama pengadukan kekentalan adukan harus diawasi dengan jalan
memeriksa slump pada setiap campuran baru. Pengujian slump,
minimum 30 mm dan maksimum 75 mm.
d. Pengecoran
1). Penyedia Jasa diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan
membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh,
pemeriksaan ukuran-ukuran, ketinggian, pemeriksaan penulangan,
dan penempatan penahan jarak.
2). Pengecoran hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Direksi Teknis
(Pengawas/Konsultan Pengawas).
3). Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan
menggunakan alat penggetar untuk menjamin cukup padat dan harus
dihindarkan terjadinya cacat seperti keropos yang dapat mengurangi
kekuatan konstruksi.
4). Apabila pengecoran akan dihentikan dan diteruskan pada hari
berikutnya maka tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh
Direksi Teknis (Pengawas/Konsultan Pengawas).
e. Pekerjaan Acuan/ Bekisting
1). Acuan harus dipasang sesuai bentuk dan ukuran yang telah ditetapkan
seperti dalam gambar. Dari papan jenis kayu yang memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan.
2). Acuan dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan
sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan tetap
pada kedudukan selama pengecoran.
3). Acuan harus rapat tidak bocor, permukaannya licin, bebas dari
kotoran-kotoran seperti tahi gergaji, potongan-potongan kayu, tanah
dan sebagainya sebelum pengecoran dilakukan serta harus mudah
dibongkar tanpa merusak permukaan .
4). Tiang acuan satu dengan yang lain harus diikat dengan papan/ balok
secara cross.
5). Acuan harus dibuka setelah memenuhi syarat-syarat yang telah
ditetapkan.
6). Kayu yang dipakai papan/Multiplex dengan tebal 9 mm.
7). Penggunaan Bekisting (Formwork) harus sesuai dengan petunjuk/
spesifikasi pabrik.
f. Kawat Pengikat
Kawat pengikat besi/ rangka dibuat dari Baja lunak dan tidak disepuh
seng, dengan diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm.
Kawat pengikat besi/ rangka harus memenuhi syarat-syarat yang telah
ditentukan.
g. Pekerjaan pembongkaran Acuan/ Bekisting hanya boleh dilaksanakan
dengan ijin tertulis dari Pengawas Teknis/Konsultan Pengawas. Setelah
bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun pada
permukaan tanpa persetujuan tertulis dari Direksi Teknis
(Pengawas/Konsultan Pengawas).
h. Penyedia Jasa bertanggungjawab atas kesempurnaan pekerjaannya
sampai dengan saat-saat penyerahan (selesai).

32
i. Penyedia Jasa harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat pada
uraian dan syarat-syarat apapun yang tercantum dalam gambar-gambar
atau peraturan yang berlaku baik dalam negeri maupun luar negeri.
j. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa harus memberikan
contoh-contoh material : besi, koral, pasir, Portland cement untuk
mendapat persetujuan dari Direksi Teknis (Pengawas/Konsultan
Pengawas).
k. Penyedia Jasa harus melakukan pengujian atas besi/ kubus di
laboratorium yang akan ditunjuk kemudian.
l. Mutu tersebut harus dibuktikan oleh Penyedia Jasa dengan mengambil

benda uji berupa


syarat yang telah kubus/ silinder
ditetapkan. yang ukurannya
Pembuatanya harussesuai dengan
disaksikan olehsyarat-
Direksi
Teknis (Pengawas/Konsultan Pengawas) dan diperiksa di laboratorium
konstruksi yang ditunjuk Direksi Teknis (Pengawas/Konsultan Pengawas).
Jumlah pembuatan kubus serta ketentuan lainnya sesuai persyaratan
yang telah ditentukan.
m. Yang telah dicor dihindarkan dari benturan bendakeras selama 3 x 24 jam
setelah pengecoran.
n. Harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan-
pekerjaan lain.
o. Bila terjadi kerusakan Penyedia Jasa diwajibkan untuk memperbaiki
dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan, seluruh biaya perbaikan
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
p. Bagian setelah dicor selama dalam masa pengerasan harus selalu
dibasahi dengan air terus-menerus selama 1(satu) minggu atau lebih dan
apabila menggunakan curing agent pemeliharaannya sesuai standart
produk (sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan).

q. 1)
Bagian-bagian
Pemasangan yang tertanam
angkur dandalam beton
lain-lain adalah
yang akan: menjadi satu dengan
beton bertulang.
2) Diperhatikan juga tempat untuk sparing atau instalasi.
r. Hal-hal lain (Miscellaneous Items)
Isi lubang-lubang dan bukaan-bukaan yang dipakai/bekas jalan kerja
sewaktu pengecoran. Digunakan mutu seperti yang ditentukan dan
dengan penghalusan permukaannya.
Untuk pekerjaan dinding/kolom lepas cetak yang harus dicat, dilakukan
dengan pengecatan cat emulsi pada saat sudah kering dan memenuhi
syarat untuk dicat.

Pasal 4
PEKERJAAN P ASANGA N

4.1. Pekerjaan Dinding Batu Bata


1. Lingkup Pekerjaan

a. peralatan
Pekerjaandanini alat-alat
meliputibantu
pengadaan tenaga dalam
yang diperlukan kerja, pelaksanaan
bahan-bahan, biaya,
pekerjaan
ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna.
b. Pasangan batu bata ini meliputi pekerjaan dinding bangunan dan seluruh
detail yang disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk
Direksi Teknis (Pengawas/Konsultan Pengawas).
c. Pekerjaan ini berkaitan dengan Pekerjaan Plesteran.

33
2. Persyaratan Bahan.
a. Batu bata yang dipasang adalah dari batu bata merah yang telah menjalani
pembakaran yang sempurna dan merata berukuran 5 x 10 x 20 cm dengan
mutu terbaik, dan yang disetujui Pengawas Teknis/Konsultan Pengawas.
Syarat-syarat batu bata harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang telah
ditetapkan.
b. Semen Portland harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan.
c. Pasir harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan.
d. Air untuk adukan pasangan, harus air yang bersih, tidak mengandung
lumpur, minyak, asam-basa serta memenuhi syarat yang telah ditentukan.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Seluruh dinding dari pasangan Batu bata dengan aduk campuran 1 Pc : 4
Psr, kecuali pasangan Batu bata semen trasraam 1 Pc : 2 Psr.
b. Sebelum digunakan Batu bata harus direndam air dalam bak hingga jenuh.
c. Setelah bata terpasang dengan aduk, naat/ siar-siar harus dikeruk sedalam
1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi. Setelah kering permukaan pasangan
disiram air.
d. Dinding Batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih
dahulu.
e. Pemasangan dinding Batu bata dilakukan bertahap. Setiap tahap maksimum
24 lapis per harinya, serta diikuti dengan pengecoran kolom praktis. Bidang
2
dinding batu-bata tebal ½ batu dan ¾ batu yang luasnya maksimal 9 m
harus ditambahkan kolom dan balok penguat praktis dengan ukuran kolom
dan balok sesuai gambar. Sedangkan jarak antar kolom satu dengan yang
lain dibuat maksimum 3 (tiga) meter.
f. Pelubangan akibat pemasangan perancah pada pasangan batu bata sama
sekali tidak diperkenankan.

g. Pasangan batu stek-stek


diberi penguat bata yangbesi
berhubungan dengan
diameter 10 setiap
mm jarak 75 pekerjaan harus
cm, yang terlebih
dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan. Bagian yang tertanam
dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm, kecuali bila satu dan lain
hal ditentukan lain oleh Direksi Teknis (Pengawas/Konsultan Pengawas) .
h. Tidak diperkenankan memasang bata yang patah lebih dari dua.
i. Pasangan dinding batu bata tebal ½ batu harus menghasilkan dinding finish
setebal 15 cm setelah diplester (lengkap acian) pada ke dua belah sisinya.
Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi, dan benar tegak lurus terhadap
lantai serta merupakan bidang rata.
j. Pasangan batu bata dapat diterima/ diserahkan apabila deviasi bidang pada
arah diagonal dinding seluas 9 m2 tidak lebih dari 5 mm (sebelum diaci/
diplester). Adapun toleransi terhadap as dinding yang diizinkan maksimal 10
mm (sebelum diplester).

4.2. Pekerjaan Plesteran


1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya
peralatan dan alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini,
sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh plesteran dinding serta seluruh detail
yang ditunjukkan dalam gambar.

34
2. Persyaratan Bahan
a. Untuk plesteran menggunakan bahan Campuran pasir dan Semen Portland/
produk Mortar Utama/ setaraf.
b. Untuk acian menggunakan produk Semen Portland/setaraf.
c. Campuran pasir (aggregate) untuk plester harus dipilih yang benar-benar
bersih dan bebas dari segala macam kotoran.
d. Pada area tempat pertemuan bahan yangberbeda (misalnya : kolom - bata
atau dinding - bata) dipasang kawat ayam dengan overlap yang cukup untuk
mencegah keretakan.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Seluruh permukaan dinding bata yang akan diplester harus dibersihkan dari
segala kotoran, debu dan minyak serta disiram/ dibasahi dengan air semen.
b. Plesteran bata dilakukan dengan campuran 1 Pc : 4 Psr dan tali air/
sponengan dilakukan dengan campuran 1 Pc : 2 Psr.
c. Pasir pasang yang digunakan harus bersih, bebas dari lumpur serta material
tidak terpakai lainnya, diayak terlebih dahulu dengan mata ayakan Ø 3 mm
seperti yang dipersyaratkan.
d. Material lain yang tidak terdapat dalam persyaratan diatas tetapi dibutuhkan
untuk penyelesaian/ penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus bermutu
baik dari jenisnya dan disetujui Direksi Teknis (Pengawas/Konsultan
Pengawas).
e. Semen Portland yang dikirim ke lapangan harus dalam keadaan tertutup
atau yang masih disegel dan berlabel pabriknya, bertuliskan tipe, dalam
keadaan utuh dan tidak ada cacat.
f. Bahan harus disimpan di tempat yang kering, berventilasi baik, terlindung,
bersih. Tempat penyimpanan bahan harus cukup menampung kebutuhan
bahan, dilindungi sesuai dengan jenisnya seperti yang disyaratkan dari
pabrik.
g. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada Direksi Teknis
(Pengawas/Konsultan Pengawas) untuk mendapatkan persetujuan, lengkap
dengan ketentuan/ persyaratan dari pabrik yang bersangkutan. Material
yang tidak disetujui harus diganti dengan material lain yang mutunya sesuai
dengan persyaratan tanpa biaya tambahan.
h. Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa diharuskan memeriksa site/
lapangan yang telah disiapkan apakah sudah memenuhi persyaratan untuk
dimulainya pekerjaan.
i. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya,
Penyedia Jasa harus segera melaporkan kepada Direksi Teknis
(Pengawas/Konsultan Pengawas). Penyedia Jasa tidak diperkenankan
melakukan pekerjaan di tempat tersebut sebelum kelainan/ perbedaan
diselesaikan.
j. Tebal plesteran antara 10 - 15 mm dengan hasil ketebalan dinding finish 150
mm atau sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar. Ketebalan plesteran
yang melebihi 20 mm harus diberi kawat ayam untuk membantu dan
memperkuat daya lekat plesteran.

35
k. Pertemuan plesteran dengan jenis pekerjaan lain, seperti kusen dan
pekerjaan lainnya, harus dibuat naat (tali air) dengan lebar minimal 5 mm,
kecuali bila ditentukan lain.
l. Acian digunakan campuran Pc dan air sampai mendapatkan campuran yang
homogen. dikerjakan sesudah plesteran berumur minimal 8 hari, sehingga
siap untuk difinish.
m. Kelembaban plesteran harus dijaga, sehingga pengeringan berlangsung
wajar tidak terlalu tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap
kali terlihat kering dan melindungi dari terik panas matahari langsung
dengan bahan penutup yang bisa mencegah penguapan air secara cepat.
n. Penyedia Jasa wajib memperbaiki/ mengulang/ mengganti bila ada
kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan (dan masa
pemeliharaan), atas biaya Penyedia Jasa.

Pasal 5
PEKERJAAN PA SANGAN L ANTAI DAN DIND IN G

5.1. Pekerjaan Penutup Lantai


a. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan dan semua
pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan penutup lantai atau sesuai
dengan gambar kerja
2) Penyedia Jasa harus memberikan contoh-contoh bahan lantai yang akan
dipasang, khususnya untuk diseleksi kualitas, warna, tekstur bahan untuk
mendapat persetujuan dari Direksi Teknis (PPK/Konsultan Pengawas).
3) Pekerjaan ini dilakukan pada seluruh ruangan dalam bangunan, serta
seluruh detail yang disebutkan dalam gambar sesuai petunjuk Direksi/
Pengawas Lapangan.
b. Bahan
1) Bahan Penutup lantai yang digunakan Keramik 60x60 cm dengan, toleransi
ukuran < 1% dan penyerapan air tidak lebih dari 1%. (sesuai gambar)
2) Ukuran Homogonius tile lantai yang digunakan adalah Lantai ukuran 60 x
60 cm (sesuai gambar), Pasangan lantai keramik (anti slip) KM/WC
ukuran 30 x 30 cm, dinding keramik warna KM/WC ukuran 30 x 30 cm
(sesuai gambar), tidak licin, kualitas baik, tidak retak, rata, dan mempunyai
daya lekat aduk standart warna sesuai gambar atau ditentukan kemudian.
3) Homogonius tile yang akan dipasang telah diseleksi dengan baik, bentuk
dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang gompal, retak,
maupun cacat.
4)Sebelum dilaksanakan pemasangan bahan, Penyedia Jasa harus
mengajukan contoh terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan Direksi
Teknis (PPK/ Konsultan Pengawas). Bahan tersebut harus disimpan di
tempat yang terlindung dan tertutup.
c. Pelaksanaan Pekerjaan
1). Pekerjaan Floor Hardener Harus Dilakukan Secara Berkesinambungan/
Tanpa Henti, Maka Perlu Di Perhitungkan Jumlah Kebutuhan Material Yang
Di Sesuaikan Dengan Komposisi Konsumsinya Dan Luasan Pekerjaannya.

36
Pertama Dilakukan Penebaran Material Floor Hardener 2/3 Bagian Dari
Konsumsinya Pada Permukaan Beton. Ketika Material Secara Keseluruhan
Terlihat Gelap Karena Kelembaban Penyerapan Dari Beton, Permukaan
Dapat Digosok Menggunakan Mesin Trowel/ Penggosokan, Sisa Floor
Hardener Diaplikasikan Diatas Permukaan Secara Merata. Sekali Lagi Pada
Saat Kelembaban Telah Diserap, Permukaan Dapat Digosok Seperti Cara
Sebelumnya.

Penyelesaian Akhir Penggosokan Dengan Mesin Poles Dapat Dilakukan


Ketika Lantai Beton Telah Cukup Keras Sehingga Tidak Menimbulkan

Kerusakan.
Lantai Yang Sudah Dikerjakan Tidak Boleh Terkena Air Hujan Selama 48
Jam Dan Sebaiknya Tidak Dipakai Selama 1 Minggu, Jika Akan Segera
Dibebani Dengan Lalu Lintas Yang Berat Dalam 2 Minggu Pertama Umur
Beton Maka Sebaiknya Dilindungi Dengan Multipleks Plywood.

1) Pemasangan Homogonius tile sebaiknya dilakukan pada tahap akhir, untuk


menghindari kerusakan akibat pekerjaan yang belum selesai.
2) Permukaan lantai yang akan dipasang Homogonius tile harus bersih, cukup
kering dan rata air.
3) Sebelum dipasang Homogonius tile terlebih dahulu direndam air.
4) Setiap jalur pemasangan sebaiknya ditarik benang dan rata air.
5) Adukan semen untuk pemasangan harus penuh, baik di permukaan dasar
maupun di badan belakang Homogonius tile lantai yang terpasang. Bahan
adukan dari Campuran Semen Portland/ Mortar Utama/ Prime Mortar/

setara dan Pasir Muntilan (1Pc : 3 Psr), dengan ketebalan rata-rata : 1,5 –
4 cm
6) Lebar nat yang dianjurkan untuk lantai ± 2 mm dengan campuran pengisi
nat (Grout) Semen Portland/ Mortar Utama/ Prime Mortar/ setara. Bagi area
yang luas dianjurkan untuk diberi expansion joint.
7) Pemotongan Homogonius tile harus menggunakan mesin pemotong, dan
bekas potongan harus digerinda dan diamplas sampai halus dan rata. Perlu
dihindari pemotongan Homogonius tile < 0.5 x lebar/ panjang ukuran
standart.
8) Pemasangan dilakukan sesuai pola yang ditentukan dalam gambar.
9) Garis-garis pada pemasangan lantai harus berkesinambungan satu dengan
yang lainnya, kecuali pada pertemuan khusus.
10) Pekerjaan lantai yang tidak lurus/ waterpass, siarnya tidak lurus, berombak,
turun naik dan retak harus dibongkar.
11) Homogonius tile yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala
macam noda pada permukaan Homogonius tile hingga betul-betul bersih.
12) Homogonius tile yang sudah terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/
beban selama 3 x 24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat
pekerjaan lain.
13) Karena sifat alamiah dari produk Homogonius tile, yang disebabkan proses
pembakaran pada temperatur tinggi, dapat terjadi perbedaan warna dan
ukuran, untuk ini harus diperiksa dan dipastikan Homogonius tile lantai
yang akan dipasang mempunyai seri golongan ukuran yang sama.

37
5.2. Pekerjaan Waterproofing (Sesuai Gambar dan BQ)
1. Bahan
a. Lapisan kedap air
Untuk daerah service (seluruh ruang km/wc), dak atap serta pada daerah
lain sesuai dengan gambar menggunakan produkLEMKRA/ MU/ SIKA yaitu
lapisan kedap air berbentuk pasta yang terdiri campuran semen dan air
sesuai spesifikasi teknik dari pabrikan.
b. Penyedia Jasa wajib mengajukan contoh bahan, brosur lengkap, dan
jaminan dari pabrik minimal 5 (lima) tahun.
2. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh tenaga ahli yang
berpengalaman dan terlebih dahulu mengajukan metode pelaksanaan,
sesuai dengan spesifikasi dari pabrik untuk mendapatkan persetujuan
Direksi Teknis (Pengawas/Konsultan Pengawas).
b. Seluruh bidang lantai plat daerah basah hingga dinding sampai ketinggian
40 cm dari lantai termasuk dalam lingkup pekerjaan ini. Setelah coating
waterproofing selesai, diatas permukaannya adalah adukan kedap air,
adukan yang diijinkan 1 Pc : 4 Psr.
c. Bersihkan media yang akan dilapisi waterproofing .
d. Kuaskan cairan waterproofing hingga rata pada media.
e. Tebarkan adukan bahan waterpfoofing searah vertikal.
f. Setelah mengering, tebarkan waterproofing searah horizontal.
g. Gunakan busa/ kuas yang lembab untuk merapikannya.
3. Pengujian Mutu Pekerjaan
a. Penyedia Jasa diwajibkan untuk melakukan percobaan/ pengetesan hasil
pekerjaan atas biaya Penyedia Jasa, seperti dengan cara memberi siraman
diatas permukaan yang telah diberi lapisan kedap air, setelah mendapat
persetujuan dari Direksi Teknis (Pengawas/Konsultan Pengawas).
b. Bila ada pekerjaan yang harus dibongkar/ diperbaiki akan menjadi
tanggungan Penyedia Jasa.

Pasal 6
PEKERJAAN UTI LITAS

6.1. Pekerjaan Kusen Alumunium dan Kaca (Pintu, Jendela dam ventilasi)
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,
peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pembuatan dan
pemasangan pada pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat diperoleh
hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan kusen, pintu, ventilasi dan jendela,
yang dinyatakan/ ditunjukkan dalam gambar.
2. Persyaratan Bahan

38
a. Dimensi kusen pintu menggunakan 4” mempunyai ketebalan minimal 2 mm
dan deformasi maksimal 2 mm. Produk yang disarankan adalah Alexindo/
Indalex/ YKK yang memenuhi syarat yang telah ditentukan.
b. Jendela kaca rangka alumunium, jendela atas, bouvenlight menggunakan
ukuran 4 “
c. Bentuk profil sesuai yang ditunjukkan dalam gambar, dengan terlebih dahulu
dibuatkan gambar detail rinci dalam shop drawing yang disetujui Direksi
Teknis (PPK/Konsultan Pengawas).
d. Semua profil kusen maupun frame daun jendela alumunium digunakan
warna natural.
e. Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses pabrikasi warna
profil-profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu
pabrikasi unit-unit jendela, pintu dan lain-lain, profil harus diseleksi lagi
warnanya sehingga dalam tiap unit didapatkan warna yang sama.
f. Bahan yang akan melalui proses pabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu
dengan seksama sesuai dengan bentuk toleransi, ukuran, ketebalan,
kesikuan, kelengkungan, pewarnaan yang disyaratkan Direksi Teknis
(PPK/Konsultan Pengawas).
g. Konstruksi kusen aluminium yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan dalam
detail gambar termasuk bentuk dan ukurannya.
h. Nilai deformasi diijinkan maksimum 2 mm.
i. Pekerjaan pemotongan harus rapi sehingga diperoleh hasil rakitan untuk
unit-unit jendela, pintu yang mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut :
 untuk tinggi dan lebar 1 mm
untuk
 diagonal 2 mm
j. Accesories.
 Sekrup dari galvanized kepala tertanam, weather strip dari vinyl,
pengikat alat penggantung harus ditutup caulking dan sealant.
 Sealant dipergunakan produk GE, Wekker atau setaraf.
 Angkur-angkur untuk rangka / kusen aluminium terbuat dari steel plate
tebal 2-3 mm dan ditempatkan pada interval 600 mm, dengan lapisan
zink tidak kurang dari 13 mikron sehingga tidak dapat bergerak/
bergeser.
k. Bahan finishing
Treatment untuk permukaan kusen jendela dan pintu yang bersentuhan
dengan bahan alkaline seperti, aduk atau plester dan bahan lainnya harus
diberi lapisan finish dari lacquer yang jernih.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum memulai pelaksanaan Penyedia Jasa diwajibkan meneliti gambar-
gambar dan kondisi di lapangan, terutama ukuran dan peil lubang bukaan
dinding. Penyedia Jasa diwajibkan membuat contoh jadi (mock-up) untuk
semua detail sambungan dan profil aluminium yang berhubungan dengan
sistem konstruksi bahan lain dan dimintakan persetujuan dari Direksi Teknis
(PPK/Konsultan Pengawas).
b. Proses pabrikasi harus sudah berjalan dan siap lebih dulu sebelum
pekerjaan lapangan dimulai. Proses ini harus didahului dengan pembuatan

39
shop drawing, meliputi gambar denah, lokasi, produk, kualitas, bentuk, dan
ukuran.
Penyedia Jasa juga diwajibkan untuk membuat perhitungan yang mendasari
sistem dan dimensi profil aluminium terpasang, sehingga memenuhi
persyaratan yang diminta/ berlaku. Penyedia Jasa bertanggung jawab
penuh atas kehandalan pekerjaan ini.
c. Semua kusen untuk jendela, pintu, dikerjakan secara pabrikasi dengan teliti
sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat
dipertanggungjawabkan.
d. Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup,
rivet, stap dan harus cocok.
e. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti
karat, sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap
air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 1.000 kg/cm2.
Celah antara kaca dan sistem kosen aluminium harus ditutup oleh sealant.
f. Untuk fitting hardware dan reinforcing materials di mana kusen aluminium
akan bertemu dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan
aluminium yang bersangkutan harus diberi lapisan chromium untuk
menghindari timbulnya korosi.
g. Toleransi pemasangan kosen aluminium disatu sisi dinding adalah 10-25
mm yang kemudian diisi dengan ringan / grout.
h. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara pada ruang yang
dikondisikan, hendaknya ditempatkan mohair yang digunakan synthetic
rubber atau bahan dari synthetic resin. Penggunaan ini dilakukan di swing
door dan double door.
i. Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi
sealant supaya kedap air dan suara.

6.2. Pekerjaan Pengunci dan Penggantung


1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,
peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan
ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh pengunci dan penggantung seperti yang
ditunjukan dalam gambar/ Daftar Kuantitas dan Harga.
2. Bahan
a. Bahan pengunci dan penggantung menggunakan merk SOLID/
DECKSON/ DORMA sesuai tertera dalam gambar/ Daftar Kuantitas dan
Harga dan harus mempunyai kualitas baik.
b. Untuk daun jendela memakai engsel yang berkualitas baik dilengkapi
dengan hak angin, tarikan dan grendel
c. Pada pintu panil aluminium/kaca dipasang kunci yang berkualitas baik
bahan stainlees steel yang setaraf 2 slagg
d. Untuk daun pintu panil aluminum dipasang 3 (tiga) buah engsel ring nylon
untuk setiap daun pintu, merk “ACCH” atau setaraf, sedangkan untuk daun

40
pintu panil buka doble dipasang 3 (tiga) buah engsel untuk setiap daun
pintu.
e. Bahan yang akan digunakan Penyedia Jasa harus mengajukan contoh-
contoh lebih dahulu untuk mendapat persetujuan Direksi Teknis
(PPK/Konsultan Pengawas).
3. Cara Pelaksanaan
a. Pengunci dan penggantung harus berfungsi dengan baik. Semua contoh
barang tersebut harus mendapat persetujuan dari Direksi Teknis
(PPK/Konsultan Pengawas). Apabila kunci dan alat penggantung yang
dipasang ternyata tidak berfungsi, harus dibongkar / diganti atas biaya
Penyedia Jasa.
b. Semua pemasangan harus rapi sehingga pintu dan jendela dapat ditutup
dan dibuka dengan mudah, lancar, dan ringan .
c. Sebelum pemasangan kunci, engsel pintu/jendela harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Tim Direksi/Konsultan Pengawas.

6.3. Pekerjaan Kaca


1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,
peralatan, dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan
sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Lingkup pekerjaan ini meliputi pemasangan curtain wall, kaca pada pintu
dan jendela seperti yang dinyatakan dalam gambar atau sesuai dengan
petunjuk Direksi Teknis (PPK/Konsultan Pengawas).
2. Persyaratan Bahan
a. Bahan kaca, kaca stopsol 8 mm, kaca laminate 8 mm dan untuk pintu
tempered 12 mm sesuai dengan gambar kerja dan / Daftar Kuantitas
dan Harga, permukaannya rata sejajar dan bebas distorsi. Produk dari
setara ASAHIMAS/ MAGI/ BMG, berkualitas baik, tidak retak dan telah
mendapatkan persetujuan dari Direksi Teknis (PPK/Konsultan Pengawas).
b. Semua kaca harus bebas dari noda dan cacat, bebas sulfida maupun
bercak-bercak, tidak bergelombang dan harus memenuhi standar bahan
yang berlaku di Indonesia.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Pekerjaan ini harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa yang sudah
berpengalaman dan dengan tenaga–tenaga yang ahli. Sebelum
melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa diwajibkan untuk membuat shop

drawing
(ukuran dan
danmeneliti
lokasigambar-gambar
penempatan),yang ada sesuaipemasangan
termasuk keadaan dilapangan
dan
mekanismenya sesuai detail-detail pada gambar.
b. Harus diusahakan agar kaca yang terpasang pada rangkanya tidak
bersentuhan langsung dengan rangkanya.
c. Hindarkan persinggungan langsung kaca dengan tirai atau penempatan
perabotan yang menempel pada dinding kaca yang dapat menimbulkan
akumulasi panas.

41
d. Bersihkan kaca pada daerah dengan polusi udara tinggi atau bila terkena air
semen untuk mencegah terjadinya efek alkaline.
e. Sealant produk GE, Wekker atau setaraf.
f. Gunakan Backup material yang memiliki tingkat insulasi panas yang tinggi,
seperti neopreme, foam dan polyethylene foam.

Pasal 7
PEKERJAAN SANIT ASI DAN PLUMBING

7.1. Lingkup
Pekerjaan Sistem Peresapan
Pekerjaan Air Kotor
dalam sistem dan Air
peresapan air Hujan
kotor/ limbah di sini antara lain
adalah sbb :
1) Perpipaan
Lingkup pekerjaan perpipaan air limbah secara umum meliputi perpipaan : Air
Limbah Sanitair, Saluran Air Hujan.
a. Limbah Sanitair
Perpipaan Limbah Sanitair mulai dari Alat Sanitair antara lain Closet, Urinoir,
dan Floor Drain, sampai septictank, & peresapan.
b. Saluran Air Hujan
Saluran terbuka untuk menampung air hujan dari buis beton keliling
bangunan dan untuk saluran ke pembuangan utama
2) Tangki Septicktank
a. Tangki septicktank berfungsi untuk mengolah air limbah selama jangka
waktu pemakaian sebesar pemakaian air rata-rata sehari.
b. Tangki septicktank harus dibuat dengan konstruksi sbb :
Membuat penyekat untuk pemisahan kotoran padat dan cair.
Mencegah air tanah masuk dalam tangki.
Membuat manhole dengan konstruksi water tight.
Membuat semua sleeve dipakai rapat air.
c. Septicktank harus dibuat minimum menjadi dua bagian untuk
memungkinkan tejadinya pemisahan kotoran padat dan cair.
d. Tangki septicktank dapat dibuat dari konstruksi pasangan bata atau
fibreglass reinforced plastic.
e. Tangki air harus mempunyai perlengkapan sbb :
Manhole
Pipa ven penghubung maupun ven ke udara luar
Pipa peluap
Sleeve untuk pipa masuk dan keluar.
3) Peresapan
a. Terdiri dari lapisan ijuk, kerikil dan batu kali.
b. Finishing permukaan peresapan harus disesuaikan dengan peruntukan
lokasi.

42
7.2. Pekerjaan Instalasi Sanitasi (Air bersih)
1. Lingkup Pekerjaan :
a. Penampungan Air bersih, dari Air Sumur Bor ke Roof Tank 1000 ltr, bahan
fiber sesuai gambar dan BQ baru didistribusikan ke unit KM/WC.
b. Pemasangan StopKran
c. Pemasangan kloset duduk monoblok
d. Pemasangan kloset jongkok porselen
e. Pemasangan jet washer
f. Pemasangan urinoir
g. Pemasangan Floordrain
h. Pemasangan Wastafel
i. Pemasangan Kaca cermin 5 “

2. Bahan
a. Untuk instalasi pipa pembuangan air kotor padat menggunakan PVC ukuran
4”.
b. Untuk instalasi pipa pembuangan air bekas menggunakan PVC ukuran 3”
c. Untuk instalasi pipa pembuangan air hujan menggunakan PVC ukuran 4”
d. Instalasi pipa air bersih dari induk menggunakan ukuran 2”
e. Pipa distribusi air bersih menggunakan pipa PVC ukuran ¾”
Spesifikasi Teknis dari bahan– bahan untuk sanitair adalah sebagai berikut :
a. Kloset duduk produk setara AMERICAN STANDART/TOTO/ HALMAR.
b. Floor drain dan Roof drain (type square flange uk. 115x115 mm, type Round
ukurn 4’’, Material kuningan, cast iron, stainless steel ) produk AMERICAN
STANDART/TOTO/HALMAR.
c. Kran air (Acrylic handle,Ukuran ½”,Compression valve) produk setara
AMERICAN STANDART/TOTO/HALMAR.
d. Memasang Tanki air fiber kapasitas 1000 liter x 4 buah (sesuai gambar
kerja dan BQ).
e. Pasang jet washer (termasuk assesories)
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan harus dibuatkan shop drawing dan
diajukan kepada Direksi Teknis (Pengawas/Konsultan Pengawas) untuk
diperiksa dan selanjutnya dimintakan persetujuan.
b. Penyedia Jasa harus mengajukan contoh produk kepada Direksi Teknis
(Pengawas/Konsultan Pengawas)untuk mendapatkan persetujuannya.
c. Hal-hal yang bertalian erat dengan estetika seperti : warna cat, motif, dan
sebagainya harus mendapat persetujuan dari Direksi Teknis
(Pengawas/Konsultan Pengawas) terlebih dahulu sebelum dilaksanakan.
Material yang tidak disetujui harus diganti dengan material lain yang
mutunya sesuai dengan persyaratan tanpa biaya tambahan.
d. Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas, tetapi dibutuhkan untuk
kelangsungan sistem maka penyedia jasa tetap diadakan.

43
7.3. Pekerjaan Plumbing
1. Umum
a. Pekerjaan sistem perpipaan ini meliputi :
Pipa, Sambungan, Penggantung dan penumpu, Galian, Pengujian,
Peralatan Bantu.
b. Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter minimal dari pipa dan letak
serta arah dari masing-masing sistem pipa.
c. Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan/ atau spesifikasi dipasang
terintegrasi dengan kondisi bangunan dan menghindari gangguan dengan
bagian lainnya.
d. Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran, air karat
dan pressure sebelum, selama pamasangan.
e. Khusus pipa dan perlengkapan dari bahan plastik, selain disebut di atas
juga harus terlindung dari sinar terik matahari.

2. Spesifikasi Bahan Perpipaan


Spesifikasi teknis dari PVC Pipe sebagai berikut :
PVC Diameter : 16 – 35 mm Produk dari :
Pipes Working : Type VP = 10 kg/cm2 WAVIN/
Pressure Type VU =5 kg/cm2 MASPION/
Type AW = 10 kg/cm2 RUCIKA
Type D = 5 kg/cm2

Spesifikasi ABS (BRITISH STANDART)


Penggunaan : Air Bersih
Tekanan standard 10 bar
URAIAN KETERANGAN

Pipa Acrilonitrile Butadiene Styrene (ABS (BRITISH


STANDART))
Sambungan/fitting ABS (BRITISH STANDART) Injection Moulded
Sanitary fitting large radius, Solvent Cement joint
type.
Solvent Cement Sesuai rekomendasi pabrik pembuat.

Spesifikasi PVC 10
Penggunaan : Air Limbah
Tekanan Standart 10 bar
URAIAN KETERANGAN
Pipa Polyvinyl chloride (PVC) klas 10 bar
PVC injection moulded sanitary fitting concentric,
Reducer
Solvent Cement Joint Type.
Solvent Cement Sesuai rekomendasi pabrik pembuat.

44
3. Persyaratan Pemasangan
a. Umum
1) Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin
kebersihan, kerapihan, ketinggian yang benar, serta memperkecil
banyaknya penyilangan.
2) Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak
kurang dari 50 mm diantara pipa-pipa atau dengan bangunan &
peralatan.
3) Semua pipa dan fitting harus dibersihkan sebelum dipasang,
membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam/ runcing serta
penghalang lainnya.
4) Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup
yang diperlukan antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan
sebagainya, sesuai dengan fungsi sistem dan yang ditunjuk dalam
digambar.
5) Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus
dilengkapi dengan UNION atau FLANGE.
6) Sambungan lengkung, reducer dan expander dan
sambungan-sambungan cabang pada pekerjaan perpipaan harus
mempergunakan fitting buatan pabrik.
7) Kemiringan dari pekerjaan perpipaan air limbah harus seperti berikut,
kecuali seperti diperlihatkan dalam gambar.
8) Dibagian dalam bangunan, garis Barat 150 mm atau lebih kecil : < 1
%.
9) Dibagian luar bangunan garis Barat 150 mm atau lebih kecil : < 1 %,
garis Barat 200 mm atau lebih besar : > 1 %.
Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun ke
arah titik buangan. Drains dan vents harus disediakan guna
mempermudah pengisian maupun pengurasan.
10) Sambungan-sambungan fleksibel harus dipasang sedemikian rupa
dan angkur pipa secukupnya harus disediakan guna mencegah
tegangan pada pipa atau alat-alat yang dihubungkan oleh gaya yang
bekerja kearah memanjang.
11) Pekerjaan perpipaan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat ke
arah pompa dengan proporsi yang tepat pada bagian-bagian
penyempitan.
Katup-katup dan fitting pada pemipaan demikian harus ukuran jalur
penuh.
12) Semua galian, harus ditimbun kembali termasuk penutupan kembali
serta pemadatan.

b. Cara pemasangan pipa air limbah dalam tanah.


1) Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup.
2) Pemadatan dasar galian sekaligus membuang benda-benda keras/
tajam.

45
3) Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2 meter pada dasar
galian dengan adukan semen.
4) Urugan pasir setinggi dasar pipa dan dipadatkan.
5) Pipa yang telah tersambung diletakkan di atas dasar pipa.
6) Dibuat blok setiap interval 2 meter.

4. Pengujian
a. Sistem Air Bersih
 Kalau tidak dinyatakan lain, semua pemipaan harus diuji dengan

tekanan air di bawah tekanan tidak kurang dari tekanan kerja


ditambah 50% atau 9 kg/ cm2 dan tidak lebih tinggi lagi dalam jangka
waktu 1 jam.
 Kebocoran harus diperbaiki dan pekerjaan pemipaan harus diuji
kembali.
 Peralatan-peralatan yang rusak akibat uji tekanan harus dilepas
(diputus) dari hubungan-hubungannya selama uji tekanan
berlangsung.
b. Sistem Air Limbah
1) Pipa-pipa bertekanan harus diuji dengan tekanan air sebesar tekanan
kerja ditambah 50% atau 8 kg/cm2 selama 1 jam.
2) Pipa-pipa gravitasi harus diuji dengan tekanan statis sebesar 30
meter di atas titik tertinggi selama 1 jam.

PASAL 8
PEKERJAAN SUMUR BOR

1. Pas. Tanki air Fiber Glass 1000 liter dengan kualitas yang baik serta sesuai
petunjuk Direksi/KOnsultan Pengawas.
2. Untuk pipa distribusi air + Accessories sesuai petunjuk Direksi/KOnsultan
Pengawas.
3. Bila pengeboran sudah mendapatkan air bersih sesuai yang dikehendaki,
kontraktor diharuskan uji tes selama 3 hari sesuai petunjuk Direksi/Konsultan
Pengawas..
4. Sebelum memulai pengeboran alat bor harus disetting terlebuih dahulu dengan
posisi yang telah ditentukan serta sesuai petunjuk Direksi/KOnsultan Pengawas.
5. Pengeboran dengan asumsi sampai mendapat air bersih diperkirakan kedalaman 0
– 180 m
6. Pemasangan Casing Pipa PVC 4” dan Casing Pipa PVC 5” dengan kualitas pipa
yang baik serta sesuai petunjuk Direksi/KOnsultan Pengawas..
7. Mesin yang digunakan pompa Submersible 2.2KW 3HP 3Fase Voltase 380 dengan
standar sesuai petunjuk Direksi/KOnsultan Pengawas.
8. Kabel Pompa yang digunakan sesuai petunjuk Direksi/KOnsultan Pengawas.

46
Pasal 9
PEKERJAAN PLAFOND

9.1. Lingkup Pekerjaan


a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat
dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan pemasangan plafond sesuai dengan yang disebutkan/ ditunjukkan
dalam gambar kerja dan / Daftar Kuantitas dan Harga serta sesuai petunjuk
Direksi Teknis (Pengawas/Konsultan Pengawas).
9.2. Persyaratan Bahan
a. Rangka plafond
Rangka plafond digunakan besi hollow galvanis/zinkalume 40x40x0.4 mm dan
20x40x0.4 mm sesuai gambar kerja dan Daftar Kuantitas dan Harga serta
berkualitas baik.
b. Penggantung Rangka Plafon
c. Penggantung rangka plafon menggunakan Hanger ukuran ukuran Ø 4mm
d. Penutup plafond.
Penutup Plafon yang digunakan adalah bahan PVC yang bermutu baik sesuai
gambar kerja produk SUNDA PLOFON/ SETARA, tebal 8 mm. Digunakan di
semua ruang.
e. List Plafond
Bahan yang digunakan adalah list dari PVC lebar 2,5 cm berkualitas baik. Untuk
list plafond dipakai list profil Sudut Panel PVC, type disesuaikan dengan gambar

kerja. Untuk bagian luar ruangan menggunakan PVC panel dan list PVC
9.3. Syarat-syarat Pelaksanaan :
a. Pekerjaan ini dikerjakan oleh Penyedia Jasa yang berpengalaman dan dengan
tenaga-tenaga ahli.
b. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa diwajibkan untuk membuat
shop drawing dan meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan
(ukuran dan peil), termasuk mempelajari bentuk, pola lay-out/ penempatan, cara
pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
c. Buat garis (marking line) ketinggian plafon pada sekeliling dinding.
d. Kaitkan batang-batang penggantung pada siku-siku, batang gantung yang
dipasang pada kerangka struktural atau batang tarik dengan jarak rangka
maksimum 1,0 m pada tiap arah/ jurusan. Setiap braket batang gantung yang
dipasang harus dapat mendukung benda seberat 225 kg.
e. Setelah seluruh rangka hollow terpasang, seluruh permukaan rangka harus
rata, lurus dan waterpas, tidak ada bagian yang bergelombang, dan batang-
batang rangka harus saling tegak lurus.
f. Pasang bahan penutup plafond dengan arah melintang cross runner sedemikian
rupa dengan formasi susun bata (zig-zag). Setiap pertemuan antar panel diberi
celah 4 mm baik pada sisi panjang maupun pada sisi pendek.
g. Bahan penutup plafond dipasang dengan cara pemasangan sesuai dengan
gambar, untuk itu setelah bahan penutup plafond terpasang, bidang permukaan

47
plafond harus rata, lurus, waterpas dan tidak bergelombang, juga sambungan
antara unit-unit bahan penutup plafond tidak terlihat retak rambut.
h. Pada beberapa tempat tertentu harus dibuat manhole/ access panel di langit-
langit yang bisa dibuka, tanpa merusak bahan penutup plafond disekelilingnya,
untuk keperluan pemeliharaan M & E.
i. Pada saat melakukan pembuatan lubang, setiap bidang yang telah dipotong
harus dihaluskan kembali dengan amplas.
j. Besi hollow/zincalume penggantung harus kuat, sehingga tidak terjadi
gelombang pada plafond, dan harus dilaksanakan sesuai dengan gambar serta
harus mendapat persetujuan direksi.

Pasal 10
PEKERJA AN PIPA ST AINLESS STEEL

10.1. Lingkup Pekerjaan.


a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan
dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Lingkup pekerjaan ini meliputi pipa stainless steel seperti yang dinyatakan
dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk Direksi/ Pengawas Lapangan.
10.2. Persyaratan Bahan
a. Bahan pipa stainless steel yang akan digunakan dengan kadar mutu galvanis,
volume ukuran dan bentuk disesuaikan dengan RAB dan gambar kerja.

10.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Pekerjaan ini harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa yang sudah
berpengalaman dan dengan tenaga- tenaga yang ahli.
b. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa diwajibkan untuk membuat
shop drawing dan meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (
ukuran dan peil ), termasuk mempelajari bentuk, pola lay-out / penempatan,
cara pemasangan, mekanisme, dan detail-detail sesuai gambar.
c. Pipa stainless steel yang terhubung ke beton harus menggunakan assesoris
penutup dan diperkuat dengan drew screw serta pengelasan.
d. Seluruh sambungan dengan pengelasan dan minim pori.
e. Dalam pelaksanaan penyedia jasa diwajibkan memberikan sample kepada
direksi/konsultan pengawas dan owner untuk mendapatkan persetujuan.

Pasal 11
PEKERJA AN FINISHI NG
11.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan, biaya, peralatan, dan
alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan sehingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Lingkup pekerjaan meliputi pengecatan dinding dan plafon Bahan
c. Penggunaan cat, baik untuk cat dasar dan atau pengecatan akhir

48
1) Untuk pengecatan dinding exterior menggunakan produk
MOWILEX/JOTUN/PROPAN sesuai persetujuan Direksi Teknis
(Pengawas/Konsultan Pengawas).
2) Untuk pengecatan dinding interior dan plafond menggunakan produk
MOWILEX/JOTUN/PROPAN sesuai persetujuan Direksi Teknis
(Pengawas/Konsultan Pengawas).
3) Untuk batu alam finishingnya di coating
4) Untuk pengecatan besi menggunakan produk DANA PAINT/ NIPPON/
EMCO sesuai petunjuk Direksi Teknis (Pengawas/Konsultan Pengawas).
d. Cat/plamur yang dibutuhkan atau didatangkan harus dalam keadaan utuh
dalam kemasan kaleng, tertera nama perusahaannya dan masih terdapat
segel utuh.
e. Semua cat yang digunakan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi
Teknis (Pengawas/Konsultan Pengawas).
f. Cat meni digunakan pada semua besi yang akan dicat, Jenis meni
disesuaikan dengan cat yang akan digunakan.
g. Bahan pengencer cat besi menggunakan sekualitas minyakThinner dan harus
minta persetujuan dari Direksi Teknis (Pengawas/Konsultan Pengawas).
11.2. Macam Pekerjaan
a. Mengecat dengan cat tembok semua bidang seperti dinyatakan dalam
gambar/ Daftar Kuantitas dan Harga.
b. Semua dinding-dinding, plafond dicat tembok produksi dan kualitas sesuai
persetujuan Direksi Teknis (Pengawas/Konsultan Pengawas).
c. Mengecat dengan cat besi untuk semua bidang permukaan besi yang nyata-
nyata harus dicat seperti dinyatakan pada gambar/ Daftar Kuantitas dan
Harga.
d. Memeni besi untuk semua bidang yang akan dicat besi, termasuk semua
bidang sambungan dan potongan besi. Memeni semua permukaan bidang
besi yang tertanam dan berhubungan langsung dengan tembok.
e. Sebelum dilakukan pengecatan dinding seluruh plesteran harus baik dan
Penyedia Jasa supaya melaporkan kepada Direksi Teknis
(Pengawas/Konsultan Pengawas) untuk pemeriksaan dan persetujuannya.
11.3. Syarat-syarat Pelaksanaan Pekerjaan
a. Cat Tembok dan Plafond
1) Pastikan permukaan kering.
2) Jangan lakukan pengecatan lapis kedua sebelum lapisan pertama benar-
benar kering, karena akan mengakibatkan kegagalan pengecatan (cat
meleleh) dan sebagian dari cat yang belum kering tersebut tertarik oleh roll
atau kuasnya.
3) Apabila permukaan tembok berjamur/ berlumut, lakukan pengerokan pada
jamur/ lumut tersebut, kemudian gunakan cat anti jamur agar akar jamur/
lumut tidak tumbuh lagi. Bersihkan dengan air untuk memastikan
permukaan bebas dari cairan asam yang tertinggal, lalu biarkan kering.
Lapisi dengan sealer sebelum pengecatan dilakukan.
4) Penggunaan plamur tidak diperbolehkan untuk diaplikasikan diseluruh
permukaan tembok luar. Karena akan mengurangi daya rekat cat terhadap
tembok dan akan mengelupas apabila kena sinar matahari.
5) Penggunaan plamur tidak disarankan untuk diaplikasikan diseluruh
permukaan tembok dalam ruangan. Karena akan mengurangi daya rekat
cat terhadap tembok.

49
6) Bila plamur terpaksa harus digunakan untuk memperbaiki permukaan
tembok dalam ruangan yang tidak rata atau menutupi retak-retak halus,
dapat digunakan plamur seminimal mungkin, dan tempatkan plamur
diantara dua lapisan sealer.
7) Hindarilah melakukan pengecatan padamusim hujan atau cuaca lembab.
Karena pada kondisi tersebut pengeringan lapisan film cat tidak dapat
terbentuk secara maksimal.
b. Cat Besi
1). Semua pekerjaan yang telah dicat meni baru boleh dicat besi setelah
terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran yang menempel. Tidak

diperkenankan
2). Jangan lakukanmelakukan
pengecatanpengecatan ketika
lapis kedua keadaan
sebelum mendung
lapisan dan
pertama hujan.
benar-
benar kering. Karena akan mengakibatkan kegagalan pengecatan dan
sebagian dari cat yang belum kering tersebut akan tertarik oleh roll atau
kuas.

Pasal 12
PEKERJAAN ELEKTRIKAL DAN PENAGKAL PETI R

12.1. Pekerjaan Instalasi Daya Listrik


1. Umum
Yang dimaksud dengan pekerjaan instalasi elektrikal dan penangkal petir di sini
secara keseluruhan adalah pengadaan, transportasi, pembuatan, pemasangan,
peralatan, bahan utama serta pengujian, sehingga diperoleh instalasi elektrikal
dan penangkal petir yang lengkap dan sesuai spesifikasi, gambar dan BQ. Selain
itu meliputi : Instalasi penerangan, termasuk lampu-lampu, saklar-saklar, stop
kontak dan sistem pengabelannya, Pemasangan pengaman arus bocor, arus
hubung singkat, dan arus lebih, Pekerjaan testing dan pengesahan instalasi dari
PLN, Pekerjaan pemasangan sambungan saluran listrik 3 Phase.

2. Persyaratan Bahan dan Peralatan

Kabel dari Menggunakan kabel SUPREME/ PRIMA/


PLN > MVMDP N2XSY 3 ( 1 x95 mm2) KABELINDO

Kabel dari LVMDP NYY


> MDP , 4x240mm2+NYA1X185mm2 SUPREME/ PRIMA/
POMPA NYY 4x6mm2+NYA1X4mm2 KABELINDO

Kabel dari MDP NYY 4x25mm2+NYA1X16mm2


> PP/LP , NYY 4x70mm2+NYA1X35mm2 SUPREME/ PRIMA/
PP.AC KABELINDO

Kabel instalasi Untuk instalasi tegangan


rendah menggunakan jenis SUPREME/ PRIMA/
kabel NYY, dengan tegangan KABELINDO
kerja 0,6 – 1 KV

50
Untuk instalasi titik lampu
digunakan jenis kabel NYM SUPREME/ PRIMA/
dengan tegangan kerja 0,6- KABELINDO
1KV,3x2,5 mm

Pipa Pelindung/ Pipa PVC Konduit diameter CLIPSAL/MASPION/ EGA


Konduit minimum 1,5 x diameter luar
kabel

Saklar Warna Putih BROCCO/ CLIPSAL/


PANASONIC

Stop kontak Warna Putih BROCCO/ CLIPSAL/


PANASONIC
Armature Philips/ Artolite/
Lampu RMO 3x36 Panasonic
watt Lampu, Ballast Philips/ Osram /
Panasonic
Armature Philips/ Artolite/
Lampu down light Panasonic
ESS 18 watt Lampu, Ballast Philips/ Osram /
Panasonic
Armature Philips/ Artolite/
Lampu SM D150 Panasonic

ESS 23 watt Lampu, Ballast Philips/ Osram /


Panasonic
b.

3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Kabel-kabel
1) Pada prinsipnya kabel-kabel daya yang dipergunakan adalah jenis NYY,
sedangkan untuk kabel penerangan dipergunakan kabel NYM dan
NYFGbY.
2) Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus
dimintakan persetujuan terlebih dahulu pada Direksi Teknis
(Pengawas/Konsultan Pengawas).
3) Penampang kabel minimum yang dapat dipakai 2,5 mm2.
4) Pemasangan kabel daerah showcase menggunakan kabel NYMHY
untuk menghindari kesulitan pemasangan.
5) Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark
yang jelas dan tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah
beban.
6) Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengindentifikasilkan phasanya sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan.

51
7) Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan baru,
kecuali pada kabel penerangan, di mana terminasi sambungan dilakukan
pada termination/ junction box.
8) Untuk kabel serabut, terminasi ujung kabel tersebut harus menggunakan
handsclip.
9) Pada route kabel setiap 25 m dan di setiap belokan harus ada tanda
arah jalannya kabel dan dilengkapi dengan Cable Mark.
10) Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan instalasi
lainnya harus ditanam lebih dalam dari 60 cm dan diberikan pelindung
pipa galvanis medium dengan diameter minimum 2½ kali penampang
kabel.
11) Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau harus
dibuatkan sleeve dari pipa galvanis medium dengan diameter minimum
2½ kali penampang kabel.
12) Penyambungan kabel untuk penerangan dan kontak-kontak harus di
dalam kotak terminal terbuat dari bahan yang sama dengan bahan
konduitnya dan dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya dimana tebal
kotak terminal tersebut minimum 4 cm.
13) Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan 1 m disetiap
ujungnya.
14) Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak harus di
dalam kotak penyambungan dan memakai alat penyambungan berupa
las-dop.

15) Setiap kabel dalam PVC High Impact Konduit yang dipasang pada Slap
harus diberi Saddle Spacers setiap jarak 150 cm.

b. Lighting Fixtures
1) Seluruh peralatan yang akan dipakai pada kegiatan ini disediakan oleh
Penyedia Jasa dan sesuai jenis pekerjaaan dan spesifikasi yang telah
ditentukan.
2) Daftar produk peralatan yang akan digunakan harus dilampirkan dalam
dokumen Kontrak.
3) Bila dikemudian hari ada kelainan antara daftar yang diajukan dengan
yang akan dipakai, Penyedia Jasa wajib mengajukan persetujuan dahulu
kepada Direksi Teknis (Pengawas/Konsultan Pengawas)
4) Penyedia Jasa wajib mengganti semua peralatan yang telah dipasang
bila peralatan tersebut tidak sesuai dengan daftar yang telah diajukan
atau disetujui oleh Direksi Teknis (Pengawas/Konsultan Pengawas).
5) Semua penggantian merk/ jenis dari peralatan yang telah disetujui dalam
daftar yang diajukan harus dilengkapi dengan perubahan biaya dari
biaya kontrak.
c. Grounding
1) Kawat grounding dapat dipergunakan kawat telanjang (BCC).
2) Elektroda pentanahan untuk grounding digunakan copper berdiameter
32 mm dan 0,5 m dari bagian ujungnya dibuat runcing. Electrode

52
pentanahan yang ditanam minimal sedalam 12 m dan sampai
menyentuh permukaan air tanah.
3) Nilai tahanan grounding system untuk panel-panel adalah maximum, 1
ohm, diukur setelah tidak turun hujan selama 3 hari berturut-turut.
4) Grounding untuk peralatan elektronik dipisah dengan grounding
elektrikal, dengan metode grounding yang sama.
5) Instalasi penangkal petir digunakan kabel 0.35 mm + ground bored pile
dengan kapasitas 0.5 BC
d. Konduit
Konduit instalasi penerangan yang dipakai jenis PVC High Impact diameter
konduit minimum 1,5 x (kali) diameter luar kabel dan minimum diameter dalam
adalah 19 mm, atau dinyatakan lain pada gambar.
e. Panel-Panel
1) Umum.
a). Jumlah dan jenis komponen panel listrik ditunjukkan dalam gambar.
b). Tebal plat yang digunakan minimum 1,5 mm.
c). Bentuk panel listrik berdiri sendiri untuk panel utama, panel tenaga,
dan panel penerangan.
d). Seluruh terminal untuk penyambungan ke luar harus ada di sisi
panel kecuali stop kontak lantai.
e). Terminal kabel masuk disesuaikan dengan kabel masuk.
f). Kabel masuk dilengkapi dengan "cable plug" (kabel schoen) yang
besarnya disesuaikan dengan ukuran kabel.

g). Panel harus dengan 5 bar termasuk 1 bar untuk pentanahan


2) Komponen Panel :
a). Circuit Breaker
(1) Circuit breaker untuk panel-panel utama harus mempunyai
interupting capacity min. 50 KA dilengkapi dengan pengaman
terhadap arus lebih, arus hubung singkat dan tegangan di bawah
nominal.
(2) Circuit breaker untuk arus-arus cabang minimum mempunyai
interupting capacity 35 KA.
b). Fuse Load Break Switch.
(1) Fuse load Break yang digunakan harus dapat memutuskan arus
pada saat berbeban.
(2) Kuning untuk Fuse load break yang lebih besar dapat digunakan
sepanjang fuse pengaman yang dibutuhkan seperti dinyatakan
dalam gambar.
c). Ampere meter
(1) Ampere meter yang digunakan dari tipe dinding untuk dipasang
pada panel.
(2) Daerah ukur Amperemeter ditunjukkan pada gambar.
(3) Dilengkapi dengan trafo arus dengan ratio arus disesuaikan
dengan gambar.
d). Volt Meter

53
(1) Volt meter yang digunakan harusdari tipe dinding untuk dipasang
pada panel.
(2) Daerah ukur Voltmeter ditunjukkan pada gambar.
(3) Dilengkapi dengan selector switch dengan 6posisi +0
(4) Pabrik asal komponen listrik adalah SCHNEIDER/ MERLIN
GERIN/ BROCO
3) Lampu Indikasi
a). Lampu indikasi dari jenis yang dapat dipasang pada panel
b). Warna lampu disesuaikan dengan tanda phase
(1) Merah untuk R
(2) Hijau untuk S
(3) Kuning untuk T
c). Dilengkapi dengan fuse pengaman.
f. Penanaman/ Pembumian
1) Semua bagian dari sistem listrik harus ditanam/ dibumikan.
2) Elektroda pembumian harus ditanam sedalam minimum 12 meter dan
mencapai permukaan air tanah.
3) Tahanan pembumian maximum adalah 1 ohm.
4) Jarak minimum elektroda pembumian adalah 20m dan disesuaikan
dengan sifat tanahnya.
5) Elektroda pembumian menggunakan massive copper pipe penampang
1½" (1,5 inch).
g. Testing dan Commissioning
1) Untuk pekerjaan istalasi listrik harus dikerjakan oleh instalatir yang
sudah mendapat izin menyelenggarakan pemasangan instalasi listrik
dari PLN wilayah IV Cabang Bengkulu berkoordinasi dengan PLN
setempat lokasi proyek, Instalatir yang bersangkutan harus mengadakan
pengujian terhadap instalasi yang dipasangnya dan memberikan jaminan
bahwa instalasi listrik tersebut telah siap untuk dialiri listrik dari PLN
dengan daya yang diperlukan (sebagaimana dalam gambar kerja).
2) Penyedia Jasa pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing
dan pengukuran-pengukuran yang diperlukan untuk memeriksa/
mengetahui apakah seluruh instalasi yang sudah dilaksanakan dapat
berfungsi dengan baik dan memenuhi semua persyaratan.
3) Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk testing
tersebut merupakan tanggungjawab Penyedia Jasa, termasuk peralatan
khusus yang diperlukan untuk testing dari seluruh sistem ini, seperti
yang disyaratkan oleh pabrik pembuat, harus disediakan oleh Penyedia
Jasa.
4) Testing Instalasi Listrik yang dimaksud ialah :
a). Pada waktu instalasi telah selesai, sistem Listrik yang dipasang
harus ditest dan mendapat pengesahan dari PLN.
b). Semua panel Listrik yang telah dipasang harus diperiksa (di cek)
satu persatu sehingga yakin tidak terdapat cacat atau kesalahan
pemasangan.
c). Semua kabel harus dicek isolasinya dengan meger 600 volt.

54
d). Pada saat pemeriksaan dan pengujian ternyata ada kerusakan atau
kegagalan suatu bagian dari Instalasi bahan dari Instalasi yang
rusak/ gagal maka, setelah diadakan perbaikan, pemeriksaan/
pengujian dilakukan lagi sampai berhasil.
5) Laporan Pengetesan
Penyedia Jasa harus menyerahkan laporan pengetesan kepada Direksi
Teknis (Pengawas/Konsultan Pengawas) mengenai hal-hal sebagai
berikut :
a). Hasil pengetesan kabel-kabel (merger).
b). Hasil pengetesan peralatan-peralatan Instalasi.
Semua pengetesan dan/atau pengukuran tersebut harus disaksikan oleh
Direksi Teknis (Pengawas/Konsultan Pengawas).

Pasal 13
PEKER JAAN SARANA PRASARANA
13.1. Pekerjaan Lanscape
1. Lingkup Pekerjaan
a. Meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan, peralatan, dan alat-alat bantu yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Lingkup pekerjaan ini meliputi pendatangan bahan material paving blok tebal
6 cm mutu beton K-175 sesuai dengan standar, Grass Blok 10x40x40
cm, Pekerjaan Taman dan perlengkapannya, seperti yang dinyatakan dalam
gambar atau Daftar Kuantitas (BQ) dan sesuai persetujuan Direksi Teknis

(PPK/Konsultan
2. Persyaratan Bahan Pengawas).
a. Pekerjaan Paving
Bahan yang dipakai untuk pekerjaan ini adalah paving tebal 6 cm dan kanstin
ukuran 10/30 dengan mutu beton K-175, Compressive strength : 49 N/mm2,
Flexure Strength : min 60 kg/cm2, Abrassion Index min 1,5 sesuai standar
dan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
Semua bahan yang digunakan adalah berkualitas baik dan telah
mendapatkan persetujuan dari Direksi Teknis (PPK/Konsultan Pengawas).
 Sebelum dilaksanakan pemasangan bahan, Penyedia Jasa harus
mengajukan contoh terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan
Direksi Teknis (PPK/Konsultan Pengawas).
b. Saluran U
Saluran keliling bangunan menggunakan bus beton ukuran U 20 dan U 30
digunakan untuk menuju saluran utama, Bak control menggunakan pasangan
batu bata
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
Pekerjaan Paving dan grass blok
Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini tanah harus disiapkan terlebih dulu dengan
pemadatan dengan stamper, sehingga didapat permukaan tanah yang padat dan
rata. Kemudian dihamparkan pasir urug secara merata, setelah itu pekerjaan
paving blok dilaksanakan sesuai pola dalam gambar.

55
Setelah pekerjaan paving blok selesai, kemudian hasilnya ditabur pasir sebagai
pengunci, dan dipadatkan dengan stamper.
Sebelum dilaksanakan pemasangan bahan, Penyedia Jasa harus mengajukan
contoh terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan Direksi Teknis
(PPK/Konsultan Pengawas).
Pasal 14
PEKERJAAN PENUTUP ATAP

14.1 Pekerjaan Penutup Atap


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat
dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

2. Persyaratan Bahan
a. Menggunakan Galvalum tebal 0,25 mm kualitas baik, dan telah disetujui
Direksi Teknis/ Konsultan Pengawas dalam arti ketebalan, mutu jenis dan
produk dari bahan tersebut.
b. Untuk Nok digunakan dari bahan Nok Plat Alumunium Zinzalume sesuai
brosur atau gambar.
b. Penutup atap yang digunakan harus memenuhi persyaratan telah
ditentukan.
c. Pasangan Kuda – kuda dan Rangka Atap Menggunakan Baja Konvensional
WF. 150.75.5.7 mm, CNP C.100.50.20.1.6 mm yang pemasangannya
dengan rapi serta berkualitas baik serta setara Taso.
d. Pasangan Atap Super Dek Alumunium sesuai standar yang ditentukan serta
berkualitas baik.
e. Pasangan Bubungan Nok Atas Plat Alumunium Zinzalume sesuai standar
yang ditentukan serta berkualitas baik.
f. Pasangan Listplank menggunakan Fiber Semen 9 x 20 mm dengan ukuran
sesuai gambar serta berkualitas baik.
g. Sudut kemiringan atap atau tinggi atap dibuat sesuai dengan gambar kerja.
h. Bubungan/jurai luar menggunakan bubungan plat aluminium dan nok bulat
metal (disesuaikan dengan bangunan yang dikerjakan).
i. Sudut kemiringan atap atau tinggi atap, dibuat sesuai dengan gambar.
j. Talang air menggunakan plat aluminium.
k. Pekerjaan atap harus rapi dan tidak terjadi kebocoran.
l. Sebelum memulai pekerjaan harus seizin Tim Direksi
m. Penyedia Jasa harus mengajukan contoh penutup atap sebelum
mengadakan pembelian. Contoh tersebut harus mendapat persetujuan
Direksi Teknis/ Konsultan Pengawas, disarankan untuk membawa contoh
lebih dari satu kualitas.
i. Penutup atap lainnya yang belum termasuk dalam Dokumen Pengadaan
Barang/ Jasa namun tertera dalam gambar akan diatur oleh Direksi Teknis/
Konsultan Pengawas.

56
Pasal 15
PEKERJAAN HAL AMAN DAN PEMBERSI HAN

1. Pekerjaan akhir yang berupa pembersihan akhir, dilaksanakan setelah seluruh


pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik selesai.
2. Penyedia jasa diwajibkan membuang semua sisa-sisa bahan bangunan yang tidak
terpakai dari lokasi Kegiatan, yang diakibatkan oleh adanya pelaksanaan konstruksi
fisik.Pelaksanaan pembersihan meliputi seluruh bangunan serta halamannya
sejauh lebih kurang 5 m dari masing-masing bangunan.
Pasal 16
PENUTUP

1. Selain persyaratan teknis yang tercantum diatas, Penyedia jasa diwajibkan pula
mengadakan pengurusan-pengurusan antara lain :
a. Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) kepada instansi terkait
b. Ijin pembongkaran bangunan yang menghalangi pekerjaan (yang masih ada
dalam lingkup tapak namun tidak digunakan lagi dalam pembangunan ).
2. Penyedia jasa diharuskan menyiapkan dalam jumlah yang cukup perlatan dan
pengamanan penunjang lapangan yang diperlukan seperti: Topi Proyek, Sepatu
Proyek, Jas Hujan dan P3K
3. Sebelum penyerahan pertama, Penyedia jasa wajib meneliti semua bagian
pekerjaan yang belum sempurna dan harus diperbaiki, semua ruangan harus bersih
dipel, halaman harus ditata rapih dan semua barang yang tidak berguna harus
disingkirkan dari proyek.
4. Meskipun dibawah pengawasan direksi dan unsur-unsur lainnya, semua
penyimpangan dari ketentuan bestek dan gambar menjadi tanggung jawab
pelaksana, untuk itu pelaksana harus menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin.
5. Selama masa pemeliharaan, Penyedia jasa pelaksana wajib merawat,
mengamankan, dan memperbaiki segala cacat yang timbul, sehingga sebelum
penyerahan ke II dilaksanakan, pekerjaan benar-benar telah sempurna.
6. Semua yang belum tercantum peraturan ini (Spesifikasi Teknis) akan ditentukan
kemudian dalam Rapat Penjelasan Aanwijzing
( ) atau Berita Acara dalam rapat
Koordinasi Pelaksanaan.
7. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam Buku ini yang mana masih termasuk
lingkup dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Penyedia Jasa Konstruksi harus
menyelesaikan sesuai petunjuk, perintah Direksi ataupun Konsultan Pengawas baik
sesudah atau selama berjalannya pekerjaan, serta perubahan– perubahan di dalam
Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Adendum dokumen lelang ).

57

Anda mungkin juga menyukai