PENDAHULUAN
Salah satu kewajiban bagi siswa adalah meningkatkan kedisiplinan. Semakin meningkatnya
kedisiplinan semakin meningkat pula kesadaran siswa untuk mematuhi peraturan yang telah
ditetapkan. Tingkat kedisiplinan yang tinggi akan menjadikan siswa memiliki jiwa intelektual
yang baik. Kedisiplinan yang semakin meningkat dapat menjadi kebiasaan baik yang tanpa
disadari kebiasaan tersebut dapat membentuk pribadi yang baik dan mampu bertanggung
jawab bagi siswa.
Kedisiplinan merupakan salah satu faktor penting dalam menciptakan pendidikan yang
berkualitas. Tanpa adanya kedisiplinan maka kualitas pendidikan akan menurun. Hal ini
menarik kami untuk melakukan penelitian tingkat kedisiplinan siswa SMP PGRI 12 Bogor.
Dengan penelitian ini kami dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk meningkatkan
kedisiplinan siswa SMP PGRI 12 Bogor.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana pengaruh kedisiplinan terhadap pendidikan siswa di SMP PGRI 12 Bogor?
b. Bagaimana upaya untuk meningkatkan kedisiplinan siswa di SMP PGRI 12 Bogor?
c. Apa saja faktor yang dapat menunjang kedisiplinan siswa di SMP PGRI 12 Bogor?
C. Tujuan Penelitian
Penulisan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kedisiplinan siswa di SMP PGRI
12 Bogor. Serta untuk memenuhi nilai tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia.
D. Metode Penelitian
Metode penelitian ini adalah
a. Metode wawancara
Peneliti melakukan wawancara kepada Ibu Dwi Astuti, S.os
E. Manfaat Penelitian
Melalui laporan penelitian ini kita dapat mengetahui seberapa besar kesadaran siwa SMP
PGRI 12 Bogor terhadap kedisiplinan.
BAB II
PEMBAHASAN
Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dan
serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,
keteraturan dan atau ketertiban. Tujuan disiplin sekolah adalah untuk menciptakan keamanan
dan lingkungan belajar yang nyaman terutama di kelas. Di dalam kelas, Jika seorang guru
tidak mampu menerapkan disiplin dengan baik maka siswa mungkin menjadi kurang
termotivasi dan memperoleh penekanan tertentu, dan suasana belajar menjadi kurang
kondusif untuk mencapai prestasi belajar siswa.
Sebutan orang yang memiliki disiplin biasanya tertuju kepada orang yang selalu hadir tepat
waktu, taat terhadap aturan, berperilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku, dan
sejenisnya. Sebaliknya, sebutan orang yang kurang disiplin biasanya ditujukan kepada orang
yang kurang atau tidak dapat menaati peraturan dan ketentuan yang berlaku, baik yang
bersumber dari masyarakat, pemerintah atau peraturan yang ditetapkan oleh suatu lembaga
tertentu, misalnya sekolah. Siswa belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan
bermanfaat baginya serta lingkungannya.
Membicarakan disiplin siswa, tidak terlepas dari persoalan perilaku negatif pada diri siswa,
yang akhir-akhir ini semakin memprihatinkan. Berbagai tindak negatif dilakukan para pelajar
di sekolah dari nyontek, bolos, memeras, sampai pelanggaran diluar sekolah seperti buat
geng, berkelahi atau tawuran,penyalahgunaan narkoba, sex bebas, mencuri sampai pada
pelanggaran-pelanggaran yang lebih membahayakan atau merugikan diri sendiri dan orang
lain. Perilaku siswa terbentuk dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor
lingkungan, keluarga dan sekolah. Tidak dapat dipungkiri bahwa sekolah merupakan salah
satu faktor dominan dalam membentuk dan mempengaruhi perilaku siswa.
1. Guru hendaknya bisa menjadi contoh dalam berdisiplin, misalnya tepat waktu. Siswa tidak
akan memiliki disiplin manakala melihat gurunya sendiri juga tidak disiplin. Guru harus
menghindari kebiasaan masuk menggunakan jam karet, molor dan selalu terlambat masuk
kelas.
2. Memberlakukan peraturan tata tertib yang jelas dan tegas, sehingga mudah untuk diikuti
dan mampu menciptakan suasana kondusif untuk belajar.
3. Secara konsisten para guru terus mensosialisasikan kepada siswa tentang pentingnya
disiplin dalam belajar untuk dapat mencapai hasil optimal, melalui pembinaan dan yang lebih
penting lagi melalui keteladanan
Di sekolah seorang siswa berinteraksi dengan para guru yang mendidik dan
mengajarnya. Sikap, teladan, perbuatan dan perkataan para guru yang dilihat dan didengar
serta dianggap baik oleh siswa dapat meresap masuk begitu dalam ke dalam hati sanubarinya
dan dampaknya kadang-kadang melebihi pengaruh dari orang tuanya di rumah. Sikap dan
perilaku yang ditampilkan guru tersebut pada dasarnya merupakan bagian dari upaya
pendisiplinan siswa di sekolah. Semua bentuk ketidak disiplinan siswa di sekolah tentunya
memerlukan upaya penanggulangan dan pencegahan.
a. Faktor non–sosial, seperti keadaan udara, suhu udara, waktu, tempat dan alat – alat
yang dipakai untuk belajar. Siswa yang memiliki tempat belajar yang teratur dan memiliki
buku penunjang pelajaran cenderung lebih disiplin dalam belajar. Tidak kalah pentingnya
faktor waktu, siswa yang mampu mengatur waktu dengan baik akan belajar secara terarah
dan teratur.
a. Faktor fisiologis, yang termasuk dalam faktor fisiologis antara lain, pendengaran,
penglihatan, kesegaran jasmani, keletihan, kekurangan gizi, kurang tidur dan sakit yang di
derita. Faktor fisiologis ikut berperan dalam menentukan disiplin belajar siswa. Siswa yang
tidak menderita sakit cenderung lebih disiplin dibandingkan siswa yang menderita sakit dan
badannya keletihan.
1. Minat
Minat sangat besar pengaruhnya terhadap presetasi belajar. Seseorang yang tinggi minatnya
dalam mempelajari sesuatu akan dapat meraih hasil yang tinggi pula. Apabila siswa memiliki
minat yang tinggi terhadap pelajaran akan cenderung disiplin dalam belajar.
2. Bakat
Bakat merupakan faktor yang besar peranannya dalam proses belajar. Mempelajari sesuatu
sesuai dengan bakatnya akan memperoleh hasil yang lebih baik.
3. Motivasi
Motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
Fungsi motivasi dalam belajar adalah untuk memberikan semangat pada seseorang dalam
belajar untuk mencapai tujuan.
4. Konsentrasi
Konsentrasi dapat diartikan sebagai suatu pemusatan energi psikis yang dilakukan untuk
suatu kegiatan tertentu secara sadar terhadap suatu obyek (materi pelajaran).
Faktor eksternal dan internal tersebut memiliki peranan yang sangat penting dan sangat
diperlukan dalam belajar. Untuk mencapai hasil yang optimal dalam proses belajar, maka
dituntut adanya keseimbangan di antara keduanya. Jika salah satu faktor tersebut ada
kekurangan akan berpengaruh pada hasil belajar yang dilakukan.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
B. SARAN
Berdasarkan pengamatan penelitian maka pada kesempatan kali ini peneliti memberikan
saran-saran terkait dengan menaikkan tingkat kedisiplinan yang kiranya dapat membangun
SMP PGRI 12 Bogor menjadi lebih baik, yaitu :
1. Agar menyeleksi peserta didik yang juga bermutu dalam bidang sikap agar dapat
menjadi bibit unggul nantinya.
2. Pimpinan, guru dan karyawan agar jujur, bijaksana dan bertanggung jawab sehingga
dapat menjadi contoh bagi siswa-siswi SMP PGRI 12 Bogor.
3. Adanya ketegasan dari yang berwenang dalam mengurusi kedisiplinan siswa.
4. Agar sering mengadakan aplikasi dan sosialisasi yang lebih mendalam tentang manfaat
disiplin bagi kehidupan masa depan agar membantu siswa-siswi menemukan jati dirinya dan
membangun masa depannya.
5. Para siswa agar menerapkan kedisiplinan di lingkungan keluarga.
Semoga saran tersebut mendapatkan perhatian yang baik dan SMP PGRI 12 Bogor dapat
menjadi sekolah yang kedisiplinan siswanya tidak diragukan.