Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

KETAHANAN NASIONAL TERHADAP


PERKEMBANGAN BUDAYA dan PAHAM ASING
DI INDONESIA
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah: Pendidikan Pancasila
Dosen: Ramadhana Alfaris

Oleh :
Agung Suprapto Nim: 191212019152092

UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG


FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK MESIN
2019
Kata Pengantar

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Ketahanan Nasional Terhadap Perkembangan Budaya dan Paham Asing Di
Indonesia ini tepat pada waktunya.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah


Pendidikan Kewarganegaraan dan juga menambah wawasan penulis sekaligus
pembaca tentang Materi Ketahanan Nasional

Makalah ini berisi tentang Gambaran umum mengenai Ketahanan Nasional


Terhadap Budaya dan Paham Asing di Indonesia. Dalam penulisannya penulis
melibatkan berbagai sumber baik Website maupun Buku yang tertulis. Oleh
sebabitu penulis mengucapkan banyak terimakasih atas segala dukungan untuk
menyelesaikan makalah ini.

Meski telah disusun secara maksimal oleh penulis, akan tetapi penulis yang
hanya manusia biasa sangat menyadari bahwa makalah ini sangat banyak
kekurangan nya dan jauh dari kata sempurna, karenanya penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Besar
harapan penulis makalah ini dapat menjadi inspirasi atau sarana pembantu
masyarakat dalam menambah wawasan mengenai Ketahanan Nasional Terhadap
Perkembangan Budaya dan Paham Asing Di Indonesia

Demikian yang dapat penulis sampaikan semoga para pembaca dapat


mengambil manfaat dan pelajaran dari makalah ini.

Tanah laut, Desember 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................i

Daftar Isi................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Budaya Asing..............................................................................2


B. Contoh Budaya Asing Yang Mengancam Budaya Indonesia...................3
C. Ideologi Yang Mengancam Pancasila.......................................................9
D. Contoh Ideologi Yang Mengancam Pancasila..........................................10
E. Pertentangan Nilai Budaya Nasional dan Budaya Asing..........................14

BAB III PENUTUP

Kesimpulan......................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................22

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ketahanan nasional dapat diartikan sebagai ketangguhan nasional yang


mampu mengembangkan ketahanan, kekuatan nasional demi menghadapi dan
mengatasi segala tantangan, hambatan dab ancaman baik dari dalam negri
maupun luar negeri

Dewasa ini semakin tergesernya budaya yang menjadi identitas bangsa oleh
budaya – budaya asing yang tak sejalan dengan nilai – nilai pancasila dan warisan
leluhur bangsa Indonesia. Jika budaya tersebut tumbuh dan mengakar di antara
generasi muda sangat lah mungkin dapat menggeser nilai – nilai norma yang
berkembang di masyarakat.

B. Rumusan Masalah

a. Definisi budaya yang mengancam Indonesia


b. Definisi paham atau ideology yang mengancam Indonesia
c. Apa saja nilai nilai pertentangan budaya dan paham asing yang
mengancam Indonesia
d. Apa strategi pencegahan ancaman budaya dan paham asing

C. Tujuan

a. Dapat menjelaskan definisi paham dan budaya yang mengancam


Indonesia
b. Dapat membedakan budaya negative dan positive yang berada di
masyarakat
c. Dapat membentengi diri dari dampak negative budaya dan paham asing
yang beredar dimasyarakat

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Budaya Asing

Budaya asing tidak harus selalu diartikan budaya yang berasal dari luar negeri,
seperti budaya barat. Namun, tidak bisa disangkal bahwa budaya barat berupa
makanan, mode, seni, dan iptek memang telah banyak memengaruhi budaya
masyarakat di Indonesia. Pada abad ke-20 dan ke-21, pengaruh budaya asing di
Indonesia dapat terlihat melalui terjadinya gejala globalisasi. Dalam proses
globalisasi terjadi penyebaran unsur-unsur budaya asing dengan cepat melalui sarana
teknologi, komunikasi, informasi, dan transportasi.

Globalisasi terjadi di semua bidang kehidupan. Kebudayaan asing akan semakin


mudah memengaruhi budaya lokal. Namun demikian, tidak seluruh budaya asing
membawa pengaruh buruk bagi budaya lokal. Kebudayaan asing adalah kebudayaan
yang berada di luar wilayah kebudayaan diri. Keberadaan kebudayaan asing dapat
menimbulkan beberapa hal yang beragam. Kebudayaan asing menjadi baik bagi
kebudayaan nasional ketika kebudayaan asing mampu memberi masukan kebudayaan
yang sesuai dengan kepribadian kebudayaan nasional, contohnya adalah agama.
Banyak agama yang masuk ke Indonesia sesuai dengan kepribadian bangsa, sehingga
hampir seluruh agama yang masuk ke Indonesia dapat berkembang dengan baik.
Keburukan bagi kebudayaan nasional dapat berupa kerusakan moral, kehancuran
moral, keterlambatan berpikir, dan lain sebagainya. Salah satu contoh kebudayaan
asing yang member pengaruh buruk bagi kebudayaan nasional adalah media televisi.
Melalui televisi, banyak orang yang terpengaruh cerita yang ada di dalam sinetron
sehingga ia terinspirasi untuk melakukan hal yang sama dengan cerita di layar kaca
tersebut.

2
B. Contoh budaya asing yang mengancam budaya Indonesia

a. Budaya 3F ( fun , food & fashion )

Munculnya gelombang F3 sebenarnya bukan semata-mata disebabkan oleh kuatnya


pengaruh budaya negara-negara maju seperti Amerika, Prancis, dan lainnya, namun
lebih disebabkan oleh pengaruh teknologi komunikasi dan informasi (TIK), serta
budaya konsumerisme yang mulai mengakar pada setiap orang. Teknologi informasi
dan komunikasi memainkan peranan yang sangat penting terhadap tersebarnya
gelombang F3 ini, terutama melalui berkembangan jaringan komunikasi dan inovasi
di bidang periklanan. Jika pada jaman dahulu orang-orang hanya berkomunikasi
melalui telepon kabel dan melihat iklan melalui media cetak serta baliho, maka
dengan perkembangan TIK yang terjadi saat ini, orang-orang berubah cara
komunikasinya yaitu melalui melalui telepon genggam dan jaringan internet, serta
bisa melihat iklan langsung dari telepon genggam atau komputer pribadinya.
Perkembangan ini tentunya sangat menguntungkan bagi para produsen produk-
produk tersebut. Saat ini mereka bisa menjangkau para konsumen potensialnya
bahkan dengan cara yang sangat pribadi. Hal itu membuat tingkat efektivitas iklan
semakin meningkat dan diharapkan mampu meningkatkan daya jual produknya. Mark
Paterson dalam bukunya yang berjudul Consumption and Everyday Life (37)
mengatakan:

Advertising has been described as the poetry of capitalism. If advertising constructs


products in the minds of consumers, it requires the complicity of the mass media. It
subsequently becomes translated into consumer choices at the level of everyday life.

Iklan telah diartikan sebagai puisi dari kapitalisme. Jika iklan menciptakan produk-
produk di benak para konsumen, ia memerlukan keterlibatan media massa. Hal ini
kemudian diterjemahkan ke dalam pilihan konsumen pada tingkatan kehidupan
sehari-hari.

Apa yang kemudian menjadi sorotan Paterson adalah bahwa melalui iklan-iklan
tersebut ternyata identitas-identitas budaya tertentu terbentuk. Sebagai contoh, dalam
iklan parfum Hugo selalu ditampilkan sosok pria yang berbadan atletis dan berdandan
necis ala eksekutif. Hal ini seakan mengisyaratkan bahwa produk parfum tersebut
ditujukan untuk orang-orang “eksekutif” yang merupakan golongan tertentu dari
masyarakat. Eksklusivitas dimunculkan dalam iklan tersebut yang pada akhirnya
menyebabkan munculnya identitas tertentu terkait produk itu.

Ekses dari hal di atas adalah munculnya pola konsumsi yang lebih bertujuan untuk
mendapatkan posisi tertentu di masyarakat (positional consumption), yang mana
dalam kasus di atas adalah keinginan untuk dianggap eksklusif. Dari pola konsumsi
ini muncul apa yang disebut dengan false needs consumption atau konsumsi suatu

3
barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Barang-barang yang dibeli menjadi
bukanlah barang yang dibutuhkan, melainkan barang-barang yang diinginkan
(Paterson 10-43). Pola konsumsi seperti ini adalah pola konsumsi yang berlebihan
sehingga muncul sebuah budaya konsumerisme.

Tentu saja, budaya konsumerisme ini sangat memudah persebaran F3. Sebagaimana
telah dibahas sebelumnya, produk-produk makanan, fesyen, dan hiburan tersebut
merupakan produk-produk yang dianggap memiliki kualitas baik dan mewakili tren
masa kini. Oleh karena itu, produk-produk tersebut telah menciptakan identitasnya
sendiri sebagai produk yang melambangkan kekinian, up to date, dan gaul. Produk-
produk tersebut seakan ingin mengatakan bahwa “jika ingin dianggap gaul, maka
belilah aku”. Orang-orang yang sudah akrab dengan paradigma konsumerisme
tentunya sangat mudah mencerna pesan ini untuk kemudian menterjemahkannya ke
dalam tindakan membeli produk-produk tersebut.

Dengan berbagai keunggulan dan situasi yang mendukung persebaran F3 tersebut,


tampaknya produk-produk itu akan terus menciptakan status quo dan tidak mungkin
digoyahkan kedudukannya. Namun apakah benar demikian? Saya percaya tidak!
Pasti ada hal yang bisa kita lakukan untuk memberdayakan produk-produk lokal kita
agar bisa bersaing. Untuk menemukan solusi yang tepat, setidaknya kita harus
berlapang dada dengan mau belajar dari apa yang telah produk-produk internasional
itu lakukan hingga menjadi seperti saat ini.

Dewasa ini marak sekali gerai-gerai makanan waralaba internasional yang dibangun
dan didirikan di Indonesia. Tidak semua gerai yang didirikan tersebut merupakan
label-label baru. Banyak dari gerai itu merupakan milik perusahaan waralaba
makanan yang telah lama beroperasi di Indonesia yang sedang mengembangkan
usahanya. Salah satunya adalah McDonald’s. Menurut seorang teman yang bekerja di
McDonald’s, perusahaan waralaba yang baru saja berganti manajemen tersebut dalam
lima tahun ke depan akan mendirikan setidak 40 gerai baru di seluruh Indonesia. Bisa
dibayangkan, bagaimana bisnis ini menjamur dan menggurita di negara kita.

Berkembangnya restoran waralaba internasional memang sebuah ancaman bagi


produk-produk makanan lokal. Produk makanan kita terancam semakin terpinggirkan
dan semakin tidak populer di kalangan kita sendiri. Akan tetapi, menurut saya, di sisi
lain hal ini adalah sebuah peluang yang sangat bagus bagi kita untuk belajar dari
kesuksesan mereka dan membuktikan bahwa kita adalah bangsa yang memiliki
potensi keunggulan dalam hal inovasi bisnis restoran dan ragam makanan yang tidak
hanya bisa berteriak-teriak, menangis dengan keras, manakala produk-produk
lokalnya terpinggirkan oleh seleksi “alam”. Terkadang banyak pengusaha makanan
lokal kita yang terlanjur silau dengan nama besar perusahaan-perusahaan tersebut
sehingga terkesan ketakutan jika menghadapi ekspansi bisnis mereka. Seharusnya
setiap orang yang berniat memajukan bisnis makanan lokal tahu bahwa sebelum
sebesar sekarang perusahaan seperti McDonald’s tersebut hanyalah sebuah stand

4
hamburger biasa dan belajar dari apa yang telah dilakukan oleh perusahaan tersebut
sehingga menjadi seperti sekarang.

Sejarah perjuangan McDonald’s menuju kesuksesan dimulai ketika pada tahun 1937
Dick dan Mac McDonald membuka sebuah stand hamburger yang dinamai “The
Airdrome” di bandara Monrovia, California. Bangunan stand kemudian dipindah,
dibangun menjadi restoran dan namanya diganti menjadi McDonald’s pada tahun
1940. Pada tahun 1948, ketika bisnis hamburger mereka terhitung berhasil, dua
bersaudara ini malah menutup stand-nya lalu membukanya kembali beberapa bulan
kemudian dengan menerapkan konsep baru dalam menjual hamburger yang mereka
namai sebagai “Speedee Service System”. Dengan mengimplementasikan cara baru
dalam membuat burger, yaitu dengan menggunakan semacam “jalur perakitan”
hamburger, konsep ini memungkinkan untuk menyingkat waktu pelayanan. Konsep
ini pada perkembangannya menjadi prinsip sistem pelayanan pada restoran cepat saji
modern. Pada tahun 1953 McDonald’s mulai menjadi restoran franchise. Tahun
1954-1955 adalah sebuah rentang waktu yang sangat penting bagi sejarah
perkembangan restoran ini. Pada rentang waktu tersebut bisnis franchise McDonald’s
diambil alih oleh Ray Kroc, yang kemudian memformulasikan sistem bisnis bagi
restoran tersebut yang ia beri nama McDonald’s System, Inc. Sistem bisnis ini
jugalah yang hingga saat ini kita kenal sebagai sistem yang dijalankan oleh
McDonald’s (“History of McDonald’s”, )

Kita bisa menarik beberapa pelajaran berharga dari sejarah perjuangan McDonald’s
tersebut yang bisa kita jadikan batu pijakan dalam memberdayakan bisnis makanan
khas nusatara. Yang pertama, McD bukan sebuah perusahaan yang tiba-tiba menjadi
besar. Ada proses lama di belakang semua kesuksesan tersebut. Para pemilik McD
tampak sekali menyadari bahwa jika mereka ingin meraih sesuatu yang lebih besar,
mereka harus berani berkorban dan melakukan inovasi-inovasi terhadap bisnisnya.
Contoh nyata dari hal ini adalah penerapan  Speede Service System dan McDonald’s
System, Inc.

Lalu bagaimanakah di dalam negeri? Mungkinkah inovasi tersebut di lakukan? Saya


yakin sangat mungkin dilakukan. Pada awalnya resep restoran McD adalah resep
keluarga. Artinya resep ini adalah resep tradisional. Di lain pihak, kita sebenarnya
sangat kaya dengan resep-resep makanan tradisional, termasuk di antaranya adalah
masakan padang yang sangat bergam itu. Dari sejarahnya, konsep restoran McD
memang restoran siap saji, hal ini mungkin terjadi karena para pemilik McD
menyadari perkembangan masyarakat modern yang selalu menginginkan hal yang
serba instan. Di pihak kita, restoran padang sendiri sebenarnya juga memakai konsep
siap saji. Sampai titik ini, kita sebenarnya sudah menemukan beberapa persamaan
antara McD dengan restoran padang yang mungkin saja jadi kekuatan potensial kita
dalam membangkitkan kejayaan kuliner nusantara. Hal yang mungkin masih harus
dipikirkan dan masih memerlukan ruang untuk inovasi adalah apakah tidak sebaiknya
konsep restoran padang saat ini mulai dirubah, kalau perlu seratus persen

5
mengadaptasi konsep yang telah dilakukan McD dan restoran-restoran cepat saji
lainnya.

Permasalahan terbesar yang berkaitan dengan invasi F3 di bidang fesyen, menurut


saya, bukanlah pada terpinggirkannya produk-produk lokal kita karena pangsa pasar
produk kita yang dikuasai oleh mereka. Permasalahan sebenarnya adalah mereka
berhasil menguasai pasar, karena kita tidak memiliki karya fesyen dalam jumlah
masif yang mampu menandingi kualitas desain label-label internasional tersebut.

Ada sebuah cerita yang cukup membanggakan. Konon kabarnya, seragam klub sepak
bola terbesar Inggris, Manchester United, merupakan buatan Indonesia. Jika hal ini
benar, saya mengharapkan semoga saja benar, maka sesungguhnya ini sudah
menunjukkan pada kita bahwa kualitas bahan pakaian dan jahitan para penjahit kita
tidaklah bisa dikatakan luar biasa. Namun sayang sekali, apa yang mereka buat itu
hanyalah seragam sepak bola yang notabene tidak memerlukan desain rumit dengan
nilai estetika yang tinggi. Kalaupun seandainya kita memiliki produk fesyen, jika
dibandingkan dengan baju produksi label Zara, misalnya, maka kita pasti akan
langsung kalah. Penyebabnya bukan pada kerapian jahitan atau jeleknya bahan yang
digunakan, namun pada desain yang terkesan nanggung.

Sebagai negara yang kaya akan hasil alam, kita sebenarnya memiliki hampir semua
jenis bahan baku kain. Namun kenyataannya, hingga saat ini ketika kita sudah
memintal benang dan menjadikannya lembaran kain, kita bingung mau
mengapakannya. Permasalahan terbesar kita adalah kurangnya desainer baju-baju
fesyen yang memiliki kompetensi tingkat internasional. Kita memang memiliki
beberapa desainer kondang dengan karya yang setidaknya go ASEAN, namun jumlah
mereka tidaklah banyak. Kita masih membutuhkan napas-napas baru para desainer
yang peka terhadap perkembangan fesyen internasional, sehingga mampu
menghasilkan karya yang mampu mengangkat produk lokal ke tingkat internasional.

Usaha untuk mengenalkan produk budaya lokal bidang fesyen ke internasional


sebenarnya sudah banyak dilakukan oleh para desainer kita. Semenjak batik
ditetapkan sebagai warisan budaya dunia, batik kini menjadi primadona bahan
pakaian. Hingga bahkan seringkali ditemui perlombaan desain baju dengan bahan
dasar batik. Banyak anak muda yang mengikuti perlombaan tersebut dengan hasil-
hasil desain yang sangat bagus untuk ukuran lokal. Jika saja itu bisa lebih didalami
dan dikembangkan, saya optimis desain batik tersebut mampu disandingkan dengan
desain baju karya Armani. Namun sayang sekali, hingga saat ini pembinaan ke arah
hal tersebut masih kurang. Ini terbukti dengan seandainya ada pameran batik di luar
negeri, pesertanya biasanya didominasi oleh para desainer yang sudah punya nama.
Porsi untuk para anak muda yang masih butuh banyak pengalaman bisanya lebih
sedikit.

6
Sebenarnya batik sendiri merupakan potensi yang sangat besar bagi daya saing fesyen
kita di tingkat internasional. Batik merupakan bahan fesyen yang sangat unik yang
tidak dimiliki oleh negara lain. Seharusnya keunikan itu merupakan sebuah nilai plus
yang sangat besar bagi fesyen kita. Namun sekali lagi sayang, bahkan di negarinya
sendiri batik saat ini masih banyak dianggap sebagai pakaian formal yang jauh dari
kesan tren sehari-hari.

Penyebabnya mungkin, selain kurangnya desain berkualitas, adalah selama ini


produksi batik secara masif masih diserahkan kepada unit-unit usaha kecil dan
menengah yang kurang mendapat pembinaan mengenai desain dan mode fesyen
terbaru. Walhasil, produksi baju batik di satu sisi memang sangat banyak, namun di
sisi lain tidak ada baju dengan kualitas fesyen internasional yang dihasilkan.

Saya berharap pemerintah melakukan sesuatu berkaitan dengan hal ini. Kenapa
pemerintah? Karena batik merupakan milik bangsa Indonesia yang telah menjadi
warisan dunia. Untuk itu tidak salah seandainya pemerintah turun tangan langsung
untuk memajukan fesyen lokal agak di kenal di tingkat internasional. Dalam
bayangan saya, pemerintah membentuk sebuah BUMN yang bertanggungjawab
membuat label besar, atau setidaknya bekerja sama dengan laber besar internasional,
dan melakukan riset yang mendalam mengenai tren-tren desain baju terkini. BUMN
tersebut juga berkewajiban mengkoordinasi para pengusaha kecil dan menengah serta
memberikan pembinaan juga pelatihan terhadap pengetahuan fesyen terbaru,
sehingga referensi model baju yang akan mereka produksi selalu up to date. Terakhir,
badan usaha pemerintah ini akan mengumpulkan semua hasil-hasil produksi terbaik
dari unit-unit usaha kecil dan menengah tersebut untuk selanjutnya didistribusikan di
bawah label besar yang telah dibuat atau label besar internasional hasil kerjasama di
atas. Dengan ini, harapan batik bisa digunakan artis internasional dalam produksi
Hollywood mungkin saja bisa terjadi.

Di bidang hiburan, kita sepatutnya bangga bahwa kita memiliki seniman musik yang
berkualitas internasional. Ini bisa kita lihat dengan banyaknya band pop kita yang
menorehkan prestasi di tingkat ASEAN dan Asia. Prestasi paduan suara dan penyanyi
solo kita malah jauh lebih membanggakan. Elfa’s Choir asuhan almarhum Elfa
Secoria selalu menjadi langganan medali emas setiap kejuaraan paduan suara dunia.
Medali emas pada kejuaraan menyanyi solo juga pernah diraih oleh Gita Gutawa.
Diva pop Indonesia, Krisdayanti, dikenal memulai debutnya sebagai penyanyi
profesional setelah memenangkan ajang ASIA BAGUS! Yang lebih membanggakan,
konon Harvey Malaiholo pernah memenangkan juara pertama kejuaraan menyanyi
internasional di Korea setelah mengalahkan Celine Dion dari Amerika Serikat dan
Bryan Adams dari Inggris. Dari semua prestasi musik tersebut, kenyataanya lagu-lagu
band kita setiap hari selalu mendominasi playlist radio-radio di Malaysia. Dengan
kata lain, dari segi musik, walaupun kita “diserang” oleh produk-produk musik negar
lain, namun produk lokal kita masih bisa bertahan dan sedikit melakukan dominasi di
negara tetangga.

7
Akan tetapi, pada bidang hiburan kita masih harus menghadapi “invasi” hal lain,
salah satunya adalah game atau permainan elektronik. Bisnis game berkembang
cukup pesat di Indonesia. Dari tahun ke tahun penggemar game terus bertambah.
Mulai dari game dengan menggunakan konsol seperti Play Station, Nintendo Wii,
Nintendo DS, PSP, sampai game online seperti Point Blank dan Farmville di
Facebook. Game-game tersebut memberikan kemudahan bagi kita untuk
mendapatkan kesenangan (fun) dengan cara yang tidak terlalu rumit. Terlebih lagi,
gam-game tersebut juga bisa membawa kita menuju dunia-dunia hyper-real, dunia
yang sesuai dengan impian kita. Kita bisa menjadi seorang polisi yang mengejar
penjahat, menjadi seorang superhero, menjadi seorang pemain sepak bola profesional,
bahkan bisa menjadi penjahat dalam game tersebut.

Game-game tersebut tentunya mulai menggeser peran permainan tradisional anak-


anak. Dan jika hal ini terus dibiarkan, maka lambat namun pasti kita bisa kehilangan
permainan-permainan tradisional kita beserta nilai-nilai moral yang terkandung di
dalamnya. Sekarang saja, gejala tersebut sudah mulai muncul. Saya tidak yakin
semua anak yang bersekolah di wilayah perkotaan saat ini akan bisa menjelaskan apa
dan bagaiman permainan jamuran itu.

Untungnya, sebuah langkah awal usaha melestarikan permainan-permainan


tradisional tersebut telah dilakukan oleh komunitas Hong yang berada di Bandung,
Jawa Barat. Komunitas ini mencoba menggali kembali permainan-permainan
tradisional baik yang masih sering dimainkan maupun yang sudah hampir punah.
Selain itu komunitas ini mengajak anak-anak untuk mempraktekkan permainan-
perminan tradisional yang sarat makna tersebut secara langsung (“Komunitas Hong:
Pusat Kajian Mainan Rakyat.”

Langkah yang ditempuh oleh komunitas Hong ini selayaknya didukung penuh dan
diikuti oleh daerah lain. Setiap daerah seyogyanya memiliki komunitas seperti ini
sehingga khasanah kebudayaan dalam bentuk permainan tradisional bisa dilestarikan
dan dicegah kepunahannya. Memang bukan pekerjaan yang mudah, namun jika
benar-benar dikelola dengan baik dan dilakukan dengan sepenuh hati, bukan tidak
mungkin permainan-permainan tradisional tersebut akan populer kembali walaupun
dalam scope yang tidak terlalu luas. Apalagi di pihak lain, saya optimis suatu saat
akan timbul kejenuhan anak-anak terhadap permainan-permainan elektronik tersebut.
Di usia  yang masih sangat enerjik tersebut bukan sifat alaminya untuk duduk berjam-
jam memainkan joystick. Suatu saat mereka pasti merasa bosan, karena sebenarnya
mereka membutuhkan aktivitas fisik yang lebih aktif untuk menyalurkan energinya.
Nah, ketika saat itu tiba, yang mereka butuhkan adalah permainan-permainan
tradisional.

8
C. Ideologi yang mengancam Pancasila

Pengertian Ideologi adalah kumpulan ide-ide dasar, gagasan, keyakinan dan


kepercayaan yang sifatnya sistematis sesuai dengan arah dan tujuan yang ingin
dicapai dalam kehidupan nasional suatu bangsa dan negara.

Ada yang menganggap pengertian ideologi adalah visi yang komprehensif, sebagai
cara pandang terhadap semua hal secara umum dan beberapa arah filosofi yang
diajukan oleh kelas dominan pada seluruh anggota masyarakat.

Istilah ideologi sangat erat hubungannya dengan berbagai bidang kehidupan manusia,
diantaranya:

 Politik (Hukum, Pertahanan dan Keamanan)


 Sosial
 Kebudayaan
 Agama

Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Destutt de Tracy, seorang filsuf asal
Perancis. Secara etimologis kata “Ideologi” berasal dari bahasa Perancis, yaitu:

 Idéo yang artinya ide, cita-cita, melihat, memandang.


 Logie yang artinya logika atau rasio.

Sehingga arti ideologi dapat juga didefinisikan sebagai seperangkat ide yang


membentuk keyakinan dan paham untuk mewujudkan cita-cita manusia. Sedangkan
Ideologi yang mengancam pancasila adalah ideologi yang membentuk polapikir yang
menyimpang terhadap pancasila yang menjadi ancaman dalam berjalannya pancasila
sebagai ideologi negara

9
D. Contoh ideology yang mengancam Pancasila

a. Komunisme

Komunis merupakan salah satu ideology besar yang digunakan oleh beberapa negara
di dunia ini. awal ajarannya berasal dari tokoh karl marx dan friederich engels dimana
fokus utama tujuan dari ideology ini adalah untuk memperjuangkan hak semua kelas
sosial yang ada di dalam masyarakat menjadi kelas sosial yang sama tanpa adanya
perbedaan sesuai dengan hak dan kewajiban warga negara. Komunisme juga
memiliki nama lain yaitu marxisme atau leninisme karena kedua tokoh inilah yang
melahirkan ideology ini di dunia.

Ideology komunis tumbuh karena adanya pertentangan terhadap ideology kapitalisme


dimana buruh dan tani tidak diapresiasi dengan baik dan hanya dianggap sebagai
salah satu faktor produksi saja. imbas dari pemikiran tersebut adalah terjadinya
ketimpangan yang sangat besar antara pengusaha dan buruh. Oleh karena itu
muncullah partai komunis yang memperjuangkan hak rakyat terutama rakyat kecil.

b. Terciptanya partai komunis

Partai komunis tercipta sebagai salah satu jembatan yang akan mengambil kekuasaan
pemerintah dengan menggunakan cara yang telah diperbolehkan. Paham komunis ini
kemudian masuk dalam posisi pemerintah dan memerintah dengan menentang adanya
akumulasi modal yang terdapat pada kaum ekspatriat saja. pada prinsipnya yang
digunakan oleh komunis, kesejahteraan rakyat yang menyeluruh dan rata merupakan
prinsip utama dan untuk mewujudkannya seluruh faktor produksi merupakan milik
negara sehingga negara akan dengan mudah memberikan bagi hasil yang sama rata ke
seluruh rakyatnya.

Namun pada negara yang menjadi penganut komunis ini tidak membenarkan adanya
agama karena agama dianggap dapat menghambat kinerja dengan angan-angan yang
tidak jelas serta kelakuan yang tidak jelas pula. Tidak hanya agama namun
kepercayaan lainnya pun demikian seperti takhayul, setan dan barang ghaib lainnya.
jadi, paham komunis lebih kepada paham duniawi dan materi saja.Pergerakan paham
ini cukup luas dengan pengaruhnya yang cukup besar di dunia. diawali dengan
meletusnya revolusi Bolshevik di Rusia pada tanggal 7 november 1917. Paham
komunis ini kemudian menyebar dengan luas ke beberapa negara di berbagai belahan
dunia. sampai pada tahun 2005, negara yang menganut paham ini adalah tiongkok,
korea utara, kuba, Vietnam, laos,

10
c. Kapitalisme

Ideology kapitalisme banyak digunakan oleh berbagai negara di dunia hingga saat ini.
inti dari paham ini adalah adanya capital atau modal yang dikuasai oleh pihak swasta
dimana negara tidak memiliki kekuasaan atas terjadinya sistem ekonomi dan hanya
berperan sebagai pengawas saja. para pengusaha ini memiliki tujuan yang jelas yaitu
mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dengan pengorbanan yang seminimal
mungkin sehingga untuk mencapai hal tersebut negara tidak boleh ikut campur dalam
usaha mereka. (baca :tugas, fungsi dan wewenang presiden dan wakil presiden

Tokoh yang sangat terkenal dengan ideology ini adalah adam smith atau yang juga
dikenal sebagai bapak ilmu ekonomi. paham ini awalnya adalah sebuah cara untuk
menentang adanya paham merkantilisme dimana menurut paham merkantilisme tanah
merupakan sumber modal utama dan melupakan sumber modal lainnya. Istilah
invisible hand atau tangan tak tampak sangat terkenal dikemukakan oleh adam smith
dimana menurutnya pasar yang bekerja akan selalu diarahkan oleh tangan tak tampak
sehingga tidak perlu adanya peraturan pemerintah dan segala intervensinya.

Dampak adanya ideologi kapitalisme

Namun, perkembangan kapitalis ini menuai banyak kecaman dan kritik dari banyak
orang karena dianggap sebagai cara yang menjadikan kesenjangan di dalam
masyarakat semakin meningkat. Para pengusaha yang kaya akan terus kaya dan para
buruh akan tetap menjadi buruh karena tidak adanya intervensi dari pemerintah.
Selain itu peran pemerintah pun cenderung lemah bahkan tidak ada. Hal ini akan
semakin parah jika yang menduduki bangku pemerintahan adalah para pengusaha itu
sendiri. Selain itu banyak para tokoh agama dari berbagai agama juga tidak
menyukainya. Dulu yang menerapkan paham ini adalah negara di eropa seperti
inggris dan amerika.

d. Anarkisme

Ideology lainnya yang pernah ada di dunia adalah paham anarkisme. Anarkisme
merupakan sebuah tatanan politik dimana dianjurkan tidak perlu adanya negara dan
merupakan sebuah tindakan sukarela yang mengatur dirinya sendiri. Namun ada
beberapa orang yang mendefinisikan sebagai suatu tatanan tanpa adanya hierarki di
dalamnya sehingga semuanya dianggap sama. Menurut paham anarkisme, negara
merupakan sesuatu yang tidak dibutuhkan dan dapat menjadikan gangguan.

Sesuai dengan namanya terkadang para orang yang menganut anarkisme ini
menggunakan kekerasan menjadipenyebab terjadinya penyalahgunaan kewenangan
dalam mencapai tujuannya atau dalam berusaha menyampaikan ide yang dimilikinya.
namun, ideology ini menjadikan berbagai pertentangan di kalangan masyarakat
karena tidak adanya aturan yang jelas dan menjadikan negara kacau karena tidak ada

11
patokan antara baik dan benar. Negara penganut anarkisme berada di sebagian negara
spanyol namun usianya tidak lama.

e. liberalisme

Paham ideology liberalism tidak kalah terkenalanya dengan paham ideology yang
sudah dijelaskan di atas. Jadi, liberal berarti bebas. Para penganut liberalisme ini
percaya bahwa untuk menciptakan tatanan dunia yang bagus dan maju harus
didasarkan pada kebebasan baik kebebasan dalam pandangan politik bahkan agama
sehingga sering terjadinya penyebab tawuran.

Di dalam paham liberalism ini terdapat tiga nilai pokok utama yang menjadikannya
kuat yaitu life, liberty dan property. Nilai-nilai yang terkandung dalam tiga hal
tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

1. kesempatan yang sama – di dalam paham ideology liberalism meyakini bahwa
setiap orang berhak memiliki kesempatan yang sama dalam mencapai sesuatu
hal. Namun karena adanya perbedaan kualitas antara satu manusia dengan
lainnya bisa membuat pencapaian dari tiap individu akan berbeda tergantung
dengan kemampuan yang dimilikinya.
2. persamaan hak – persamaan hak merupakan kunci penting yang harus dimiliki
oleh setiap manusia bagi ideology ini. Liberalisme memberikan hak yang
sama kepada setiap penganutnya untuk memilih sesuatu terutama dalam hal
politik. Hal ini juga bisa digunakan sebagai hal yang membuang keegoisan di
dalam diri setiap individu.
3. Kepedulian pemerintah – Pemerintah harus melakukan kegiatan yang sudah
disetujui terlebih dahulu oleh rakyat. Karena dalam ideology liberalism
mendudukan rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi.
4. Fungsi pemerintah dan negara – Pemerintah dan negara memiliki fungsi
sebagai pengawas dan pemberi nasehat serta menetapkan berbagai aturan dan
hukum yang harus ditaati oleh warganya. Jadi, warga negara akan merasa
terlindungi dan patokan antara benar dan salah jelas sehingga mudah untuk
menyesuaikan diri.

Dalam pemikiran ideology ini menekankan adanya pemusatan kekuasaan pada diri
individu jadi tidak dipegang oleh negara melainkan setiap invidu memiliki hak untuk
menyampaikan segala ide dan pendapatnya. Namun perlu diketahui bukan berarti
bahwa liberalisme tidak berperilaku yang sebebas-bebasnya.

f. Sosialisme

Paham sosialisme ini mungkin hampir sama konsepnya dengan paham ideology
komunisme karena pada prinsipnya yaitu mengutamakan kepemilikan segala sesuatu
secara bersama tidak ada yang namanya hak kepemilikan individu. Istilah sosialisme

12
ini muncul pada abad ke 19 di perancis dan kemudian pengaruhnya menyebar ke
berbagai kalangan di dunia. tokoh dari ideology sosialisme ini adalah karl marx atas
kritiknya terhadap kaum kapitalis yang telah menyengsarakan para buruh dan tani.

Para buruh dan tani hanya dijadikan sebagai faktor produksi dan tidak dilihat lagi gaji
yang mereka dapatkan. Tingkat kelayakan hidup mereka sangat kurang sehingga
muncullah bahwa dalam negara harus melindungi rakyatnya sedemikian rupa tanpa
adanya perbedaan dari satu orang ke orang lainnya sehingga terjadi kesejahteraan
yang utuh di dalam suatu negara.

Kritik dengan adanya ideologi sosialisme

Namun seiring dengan perjalanannya, ideology sosialisme ini mendapatkan kritik dari
beberapa tokoh dunia. ada beberapa kelemahan yang dimiliki oleh ideology
sosialisme sehingga tidak mudah digunakan sebagai ideology. Selengkapnya dapat
dilihat sebagai berikut:

 Warga negara akan merasa tidak diapresiasi atas apa yang telah
dikerjakannya. Hal ini terjadi karena dalam paham sosialisme pendapatan
antar warga negara disamakan meskipun beban kerja mereka tidak sama. Jadi
bagi orang yang memiliki pekerjaan lebih berat dengan resiko lebih tinggi
akan sangat sulit mendapatkan insentif atas apa yang telah dikerjakannya.
Sebaliknya para pengangguran yang bahkan tidak bekerja juga akan
mendapatkan jatah yang sama dengan orang yang bekerja. Hal ini akan
membuat timbulnya kecemburuan sosial.
 Tidak adanya kebebasan berfikir dan kreativitas. Dalam negara yang
menerapkan sosialisme sebagai ideology tidak akan menganggap kreativitas
adalah sebuah hal yang perlu dimiliki oleh rakyatnya. Hal tersebut dilakukan
karena dalam negara sosialisme warga negara bekerja pada sektor yang telah
ditetapkan oleh negara sepenuhnya. Jadi, warga negara tidak bisa menolak
dan otomatis tidak bisa mengembangkan kreativitas di dalam dirinya.
 Tidak adanya pendidikan moral di dalam negara yang menganut paham
ideology ini. hal tersebut dikarenakan, paham sosialisme hanya bertujuan pada
sektor ekonomi saja dan pembagiannya rata pada warga negaranya namun
tidak mengindahkan adanya hal-hal lainnya selain ekonomi.

Meskipun demikian paham sosialis ini juga memiliki beberapa keuntungan antara lain
sebagai berikut:

 Seluruh warga negara sudah disediakan berbagai kebutuhan hidupnya seperti


pakaian, makanan, minuman, rumah, sekolah, pendidikan dan juga pekerjaan.
Jadi warga negara baik yang normal maupun memiliki kekurangan tidak akan
dibeda-bedakan.

13
 Semua kegiatan dari warga negara sudah direncanakan dengan baik
seluruhnya oleh negara sehingga rakyat tidak perlu khawatir lagi adanya
kekurangan pada kebutuhannya.
 Semua kekayaan alam akan diproduksi oleh negara jadi keuntungannya akan
masuk dalam negara tidak pada korporasi saja.

g. Konservatisme

Ideology lainnya yang ada di dunia adalah ideology konservatisme. Paham ini lebih
memusatkan pada nilai-nilai ajaran kuno atau tradisional dan menentang keras
dengan adanya modernisasi dan globalisasi. Karena adanya perbedaan niliai disetiap
negara maka tujuan dari paham konservtaif juga berbeda sesuai dengan budayanya
masing-masing.

Awalnya perkembangan ideology ini tidak bergitu terkenal hingga meletusnya


revolusi perancis yang kemudian banyak orang yang ingin kembali ke tatanan dunia
lama. Hal ini sangat beralasan karena modernisasi ternyata tidak memberikan dampak
yang baik bagi warga negara dan menumbuhkan perpecahan di dalamnya sehingga
merujuk pada bagian yang sangat tidak menyenangkan. Negara yang sampai saat ini
masih menggunakan paham ini adalah negara-negara di eropa yang biasanya di
dukung oleh para pekerja pasar dan para pengusaha serta pejabat berkerah putih.

E. Pertentangan Nilai Budaya Nasional dan Budaya Asing

Pemasalahan Bangsa, terjadi Karena budaya dan kearifan lokal ditinggalkan,


pendidikan karakter berkebangsaan dan budaya kepada anak-anak perlu diajarkan.
Sayangnya sulit mewujudkan itu, karena para pemimpin dunia pendidikan lebih suka
mengadopsi tata nilai barat.

Bagi Prof.Dr.Ir. Marsudi Wahyu Kisworo, budaya bangsa adalah nilai dan karakter
sebuah bangsa yang terus hidup. Di titik ini budaya bakal terus berkembang, tumbuh
dan tidak statis, tentunya ke arah yang lebih baik untuk menghidupkan sebuah
bangsa.

Menurutnya, saat ini bangsa Indonesia banyak mengadopsi tata nilai dan budaya yang
justru berasal dari luar negeri, terasa sangat tidak sesuai dengan kehidupan bangsa,
meski diakuinya budaya tersebut tersebar dan sekaligus sebagai konsekuensi logis
dari pergaulan antar bangsa di era globalisasi.

Perlunya penguatan nilai budaya bangsa bagi kalangan muda adalah solusi untuk
mencegah degradasi moral lebih dalam. Nilai Budaya bangsa yang bersifat baik,

14
sebenarnya masih banyak sekali dan menunggu digali, begitupun dengan nilai
kearifan lokal yg tumbuh di masyarakat, nilai-nilai inilah yang seolah terpinggirkan.

Nilai budaya yang baik, kearifan lokal yang unggul, sesungguhnya adalah jawaban
sekaligus pelindung yang ampuh bagi sebuah bangsa dari serbuan budaya asing yang
datang.

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang guyup menyelesaikan semua persoalan lewat
musyawarah, gotong royong, kebersamaan. Bukan bangsa yg tiba- tiba berubah
disainnya menjadi bangsa yang terbuka habis, blak-blakan, dan individualis yang
belakangan ini justru tumbuh subur dan melibas semua sendi kehidupan bagi anak
bangsanya sendiri.

Disamping ketidakmampuan menangkis serbuan budaya asing, Marsudi juga


menyayangkan, budaya bangsa juga banyak yang menghambat kemajuan. Budaya
buruk tersebut diantaranya : feodal, takhayul, KKN , serta klenik. Budaya seperti ini
menurutnya menghambat ke arah kemajuan dan perlu dikikis.

Banyak sekali kearifan lokal nusantara yang luar biasa dan bisa digali menjadi sebuah
nilai yang diterapkani kedalam kehidupan masyarakat agar bangsa ini bisa bangkit.
Kearifan lokal tersebut tersebar mulai dari Sabang – Merauke. Dimisalkannya,
petatah-petitih masyarakat adat Baduy, Awig-awig ( Lombok Barat dan Bali), Tri
Hita Karana (Bali), Bersih Deso ( Jawa), dsb.

Yang paling sederhana dicontohkannya, kearifan lokal dari Jawa yang lainnya,
berupa pandangan dalam hidup, ojo dumeh, yang sangat kontekstual dengan
kehidupan kini, ojo dumeh memiliki makna jangan mentang-mentang. Memahami
pengertian ojo dumeh akan menghindarkan diri dari sifat sombong, hingga
penyalahgunaan wewenang. Keduanya, sombong dan penyalahgunaan wewenang,
amat banyak terjadi belakangan ini.

Masih banyak nilai kearifan lokal yg bersumber dari budaya sendiri, dan sangat cocok
jika dikembangkan di Indonesia terutama yang mengingatkan dan mengajak kepada
kehidupan yg lebih baik. “ Kembali memberi apresiasi serta mengembangkan tata
budaya lokal sendiri justru akan membuat kita jadi bangsa yg kuat,” katanya.

Dia juga menyampaikan kritiknya, sumber-sumber berkesenian yang memasukkan


nilai-nilai budaya kearian lokal didalamnya juga perlu dikembangkan seluas-luasnya.
Penyuguhannya jangan lagi terkungkung pada patron yang kaku. Jika ditujukan
kepada kalangan muda sebaiknya disesuaikan dengan jiwa anak muda yang dinamis,
instant, serta menyukai hal yang simple.

Jika itu bisa dilakukan, bukan tak mungkin pencerahan akan diperoleh bagi kalangan
muda yang kedepannya akan mewarisi tongkat penerus bangsa ini , dari nilai budaya

15
positif yg diteruskannya. Seni tak seharusnya menjadi sebuah hal yg eksklusif, yang
hanya hidup di lingkungannya sendiri.

Lelaki yang juga pakar IT ini menyampaikan, “ Kita punya banyak cerita
pewayangan yang sangat menarik, memiliki filsafat yang luhur, jauh lebih menarik
ketimbang Film Harry Potter misalnya. Hanya memang perlu dipikirkan mengenai
penyajiannya, agar disukai oleh kalangan muda,” ungkap Lelaki kelahiran Madiun
ini.

Disamping itu, agar generasi muda bisa tumbuh menjadi generasi yg kuat, kini
diperlukan pembangunan karakter kebangsaan dan budaya. Hal tersebut bisa
dilakukan lewat lapangan pendidikan. Namun sayangnya, menurut Rektor Perbanas
ini, pemegang kebijakan yang mampu melakukan hal tersebut adalah para pemuda
Indonesia yagn justru memperoleh pendidikan tingginya di dunia barat. Karena itu
disayangkannya pendidikan karakter yang berbasis budaya dan kebangsaan
Nusantara, kecil kemungkinannya bisa diterapkan.

Dicontohkannya, bangsa yang setia memegang nilai budayanya dan menjadi bangsa
yang kuat, salah satunya adalah Jepang. Kendati Jepang mengadopsi banyak budaya
bangsa lain, namun mereka kuat memegang tradisi budaya dan memeliharanya
hingga kini.

Semenjak Restorasi Meiji puluhan tahun silam, Jepang justru menjadi negara yang
sangat terbuka, mereka bangkit padahal sebelumnya sempat hancur lebur pada tahun
1945 oleh Bom Atom AS. Di Jepang berbarengan dengan restorasi Meiji , timbul
kesadaran dari bangsanya untuk menjaga dan melestarikan nilai nilai budayanya
sendiri hingga saat ini.

Generasi muda di Jepang menggunakan kemajuan teknologi dunia barat hanya


sebagai sarana unuk belajar, Facebook, digunakan untuk belajar kelompok secara
online. Namun di sisi lain mereka juga menjadi agen penjaga budayanya agar tetap
lestari. Peran pemerintahnya juga sangat terlihat di titik ini.

Tak hanya Jepang, tetangga dekat Indonesia lainnyapun demikian, Singapura, sebuah
negara kecil yang jadi sebuah negara yg maju. Pemimpin bangsanya, Lee Kuan
Yeuw, mengambil peran mengedukasi rakyatnya.

Awalnya Lee melarang orang Singapura meludah sembarangan. Hal ini menurutnya
adalah perkara sepele, namun akibatnya masyarakat Singapura jadi terbiasa diajak
disiplin, negeri ini berubah jadi negeri yang bersih dan nyaman.

Berangkat dari kata-kata disiplin, dalam skala yang lebih besar, adalah disiplin
menahan diri dari segala godaan. Jika hal tersebut dapat diterapkan dan melembaga

16
pada setiap orang di negeri ini, bukan tidak mungkin takkan ada lagi korupsi. Hal ini
perlu dibiasakan dan dilatih. Sama seperti yang sudah dilakukan oleh Singapura.

Memperkuat Jati Diri Sebagai Cerminan Bangsa

Pembangunan karakter bangsa yang sudah diupayakan dengan berbagai bentuk,


hingga saat ini belum terlaksana dengan optimal. Hal ini tercermin dari kesenjangan
sosial-ekonomi-politik yang masih besar, kerusakan lingkungan yang terjadi di
berbagai pelosok negeri dan masih terjadinyaketidakadilan hukum, pergaulan bebas
dan pornografi yang terjadi di kalanganremaja, kekerasan dan kerusuhan, korupsi
yang akhirnya merambah pada semuasektor kehidupan masyarakat. Bisa kita lihat
pada saat ini banyak dijumpai tindakan anarkis,konflik sosial, penuturan bahasa yang
buruk dan tidak santun, sertaketidaktaataan berlalu lintas. Masyarakat Indonesia yang
terbiasa santundalam berperilaku, melaksanakan musyawarah mufakat dalam
menyelesaikanmasalah, mempunyai kearifan lokal yang kaya dengan pluralitas,
sertabersikap toleran dan gotong royong mulai cenderung berubah menjadisaling
mengalahkan dan berperilaku tidakjujur. Semua itu terjadi disebabkan oleh
ketidakpastian jati diri dankarakter bangsa yang bermuara pada disorientasi dan
belum dihayatinyanilai-nilai Pancasila sebagai filosofi dan ideologi bangsa,
keterbatasanperangkat kebijakan terpadu dalam mewujudkan nilai-nilai esensi
Pancasila,bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa dan ancamandisintegrasi
bangsa, serta melemahnya kemandirian bangsa.Memperhatikan situasi dan kondisi
karakter bangsa yang memprihatinkantersebut, pemerintah mengambil inisiatif untuk
memprioritaskan pembangunankarakter bangsa. Pembangunan karakter bangsa
seharusnya menjadi arusutama pembangunan nasional. Artinya, setiap upaya
pembangunan harusselalu dipikirkan keterkaitan dan dampaknya terhadap
pengembangan karakter. Hal itu tercermin dari misi pembangunan nasional yang
memposisikan pendidikan karakter sebagai misi pertama dari delapan misi guna
mewujudkanvisi pembangunan nasional, sebagaimana tercantum dalam
RencanaPembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 (Undang-
UndangRepublik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007), yaitu terwujudnya karakter
bangsayang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, dan bermoral
berdasarkanPancasila, yang dicirikan dengan watak dan perilaku manusia dan
masyarakat Indonesia yang beragam, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
MahaEsa, berbudi luhur, bertoleran, bergotongroyong, berjiwa patriotik,
berkembangdinamis, dan berorientasikan kepada IPTEK. Karakter merupakan hal
sangat esensial dalam berbangsa dan bernegara, hilangnya karakter akan
menyebabkan hilangnya generasi penerus bangsa maka dapat dikatakan bahwa
karakter berperan sebagai “kemudi” dan kekuatan sehingga bangsa ini

17
tidakterombang-ambing. Karakter tidak datang dengan sendirinya, tetapi
harusdibangun dan dibentuk untuk menjadi bangsa yang bermartabat.
Selanjutnya,pembangunan karakter bangsa akan mengerucut pada tiga tataran besar,
yaitu menumbuhkan dan memperkuat jati diri bangsa, menjaga keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), membentuk manusia dan masyarakat
Indonesia yang berakhlak mulia danbangsa yang bermartabat.Dalam rangka
meningkatkan pembangunan karakter yang berhasil guna,diperlukan upaya-upaya
nyata antara lain penyusunan desain pembangunankarakter secara nasional,
penyusunan rencana aksi nasional secara terpadu,pencanangan pembangunan karakter
bangsa oleh Presiden RepublikIndonesia sebagai tonggak dimulainya revitalisasi
pembangunan karakterbangsa, serta implementasi pembangunan karakter oleh semua
komponenbangsa dan aktualisasi nilai-nilai karakter secara nyata dalam
kehidupanberbangsa dan bernegara.
Ada tiga fungsi pembangunan karakter bangsa :

a. Fungsi Pembentukan dan Pengembangan Potensi Pembangunan karakter bangsa

yaitu membentuk dan mengembangkan potensi manusia atau warga negara Indonesia
agar berpikiran baik, berhati baik, dan berperilaku baik sesuai denganfalsafah hidup
Pancasila.

b. Fungsi Perbaikan dan Penguatan

Pembangunan karakter bangsa yaitu memperbaiki dan memperkuat peran keluarga,


satuan pendidikan, masyarakat, danpemerintah untuk ikut berpartisipasi dan
bertanggung jawab dalampengembangan potensi warga negara dan pembangunan
bangsamenuju bangsa yang maju, mandiri, dan sejahtera.

c. Fungsi Penyaring

Pembangunan karakter bangsa yaitu memilah budaya bangsa sendiri dan menyaring
budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengannilai-nilai budaya dan karakter bangsa
yang bermartabat.

Ketiga fungsi tersebut dilakukan melalui Pengukuhan Pancasila sebagaifalsafah dan


ideologi negara, Pengukuhan nilai dan normakonstitusional Undang Undang Dasar
Negara Republik Indoensia1945, Penguatan komitmen kebangsaan NegaraKesatuan
Republik Indonesia (NKRI), Penguatan nilai-nilai keberagaman sesuai dengan
konsepsi Bhinneka Tunggal Ika, sertaPenguatan keunggulan dan daya saing bangsa
untuk keberlanjutankehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia
dalamkonteks global.
Adapuntujuan pembangunan karakter bangsa adalah untuk membina
danmengembangkan karakter warga negara sehingga mampu mewujudkanmasyarakat
yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, berkemanusiaan yangadil dan beradab, berjiwa

18
persatuan Indonesia, berjiwakerakyatan yangdipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan,serta berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.

Apabila kita melihat ruang lingkup sasaran pembangunan karakter bangsa yaitu:

1.Lingkup Keluarga

Keluarga merupakan wahana pembelajaran dan pembiasaan karakter yang dilakukan


oleh orang tua dan orang dewasa lain dalam keluarga terhadapanak sebagai anggota
keluarga sehingga diharapkan dapat terwujudkeluarga berkarakter mulia yang
tercermin dalam perilaku keseharian.Proses itu dapat dilakukan melalui komunitas
keluarga dan partisipasikeluarga dalam pengelolaan pendidikan dan pemberdayaan
masyarakat.Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama di mana
orangtua bertindak sebagai pemeran utama dan panutan bagi anak. Proses itudapat
dilakukan dalam bentuk pendidikan, pengasuhan, pembiasaan, danketeladanan.
Pendidikan karakter dalam lingkup keluarga dapat jugadilakukan kepada komunitas
calon orang tua dengan penyertaanpengetahuan dan keterampilan, khususnya dalam
pengasuhan danpembimbingan anak.

2.Lingkup Satuan Pendidikan

Satuan pendidikan merupakan wahana pembinaan dan pengembangan karakter yang


dilakukan dengan menggunakan pendekatan terintegrasi dalam semua mata pelajaran,
pengembangan budaya satuan pendidikan, dan pelaksanaan
kegiatankokurikuler/ekstrakurikuler, sertapembiasaan perilaku dalam kehidupan di
lingkungan satuan pendidikan.Pembangunan karakter melalui satuan pendidikan
dilakukan mulai daripendidikan usia dini sampai pendidikan tinggi.

Salah satu kunci keberhasilan program pengembangan karakter pada satuan


pendidikan adalah keteladanan dari para pendidik dan tenagakependidikan.
Keteladanan bukan sekadar sebagai contoh bagi pesertadidik, melainkan juga sebagai
penguat moral bagi peserta didik dalambersikap dan berperilaku. Oleh karena itu,
penerapan keteladanan di lingkungan satuan pendidikan menjadi prasyarat dalam
pengembangankarakter peserta didik

3. Lingkup Pemerintahan

Pemerintahan merupakan wahana pembangunan karakter bangsa melaluiketeladanan


penyelenggara negara, elite pemerintah, dan elite politik. Unsur pemerintahan
merupakan komponen yang sangat penting dalamproses pembentukan karakter

19
bangsa karena aparatur negara sebagaipenyelenggara pemerintahan merupakan
pengambil dan pelaksana kebijakan yang ikut menentukan berhasilnya pembangunan
karakter padatataran informal, formal, dan nonformal. Pemerintahlah yang
mengeluarkanberbagai kebijakan dalam pelaksanaan pembangunan.

Berdasarkan beberapa uraian di atas, maka penulis dapat memberikan kesimpulan


bahwa Pembangunan Karakter Bangsa adalah upaya kolektif-sistemik suatu negara
kebangsaan untuk mewujudkan kehidupan berbangsa yang sesuai dengan dasar dan
ideologi negara, konstitusi, haluannegara, serta potensi kolektif dalam konteks
kehidupan nasional, regional, dan global yang berkeadaban untuk membentuk bangsa
yangtangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotongroyong,
patriotik, dinamis, berbudaya, dan berorientasi IPTEK berdasarkanPancasila dan
dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.Pembangunan karakter
bangsa dilakukan secara koheren melalui proses sosialisasi, pendidikan dan
pembelajaran, pemberdayaan, pembudayaan,dan kerja sama seluruh komponen
bangsa dan negara .

20
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

- Budaya asing merupakan budaya yang bukan berasal dari leluhur atau tidk ada
kaitannya dengan leluhur bangsa

- Budaya asing yang berkembang adalah 3F (fun , Fashion dan Food) semua
menunnjukkan budaya asing dengan tatacara yang asing sehingga melupakan
budaya makan di Indonesia

- Paham asing adalah paham yang bukan dari Indonesia dan tidak ada kaitannya
dengan Pancasila

- Ideologi Pancasila merupakan hasil karya bangsa Indonesia yang sejalan dengan
tujuan leluhur kemerdekaan dan visi misi bangsa

- Pertentangan nilai budaya yang berkembang baik apabila dapat memberikan nilai
positive bagi bangsa

21
Daftar Pustaka

http://blog.unnes.ac.id/anselasudi/?p=222
https://www.academia.edu/35330006/MATERI_KETAHANAN_NASIONAL
http://desaciburial.com
http://en.wikipedia.org
“History of McDonald’s.” Wikipedia: The Free Encyclopedia. 27 Jan. 2011, 14:45.
<http://en.wikipedia.org/wiki/History_of_McDonald’s&gt; (28 Jan. 2011, 05:04).
“Komunitas Hong: Pusat Kajian Mainan Rakyat.” Desa Ciburial.com.
<http://desaciburial.com/ komunitas-hong-pusat-kajian-mainan-rakyat/> (28 Jan.
2011, 08:12)
“McDonald’s History.” McDonald’s Official Website.
<http://www.aboutmcdonalds.com/mcd/our_ company/mcd_history.html> (28 Jan.
2011, 05:00).
Paterson, Mark. Consumption and Everyday Life. London: Routledge, 2006.
https://guruppkn.com/macam-macam-ideologi-di-dunia
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-ideologi.html
https://www.jejakbudaya.com/periskop/bangsa-terpuruk-kearifan-lokal-harus-digali

Kemendiknas RI, Disain Induk Pendidikan Karakter, Jakarta, 2010

Nugroho Triatmojo, Pendidikan Kewarganegaraan, Karakter Bangsa,


http://nugi45blog.com, diakses tanggal 06 Mei 2012

Udin Saripudin Winataputra, Jatidiri Pendidikan Kewarganegaraan sebagai


wahana Pendidikan Demokrasi, Program Pascasarjana Universitas Pendidikan
Indonesia (Disertasi), Bandung,2001

Implementasi Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa


MelaluiPendidikan Karakter, PPS Universitas Terbuka, Jakarta, 2010

22

Anda mungkin juga menyukai