MAKALAH
Dosen Pengampu:
Muhamad Nasrulloh, M.Pd.I
Oleh :
KELOMPOK 9
PAI 4-I
Penyusun menyadari bahwa yang disajikan dalam makalah ini masih jauh
dari sempurna. Untuk itu penyusun berharap kepada semua pihak atas kritik dan
saran yang membangun dalam rangka untuk penyempurnaan penyusunan makalah
di kemudian harinya. Penyusun juga berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Tulungagung, 25 Mei 2018
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Masuknya Islam ke Indonesia...................................................................3
B. Kondisi dan Situasi Politik Kerajaan-Kerajaan di Indonesia....................7
C. Saluran dan Cara-Cara Islamisasi di Indonesia.........................................9
D. Tasawuf dan Islamisasi di Indonesia.........................................................10
DAFTAR RUJUKAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang sebagian besar penduduknya
memeluk agama Islam. Islam banyak berkembang di sana, dengan corak dan
ciri khas yang berbeda dengan Islam yang ada di negara-negara lainnya,
terutama dengan Islam yang ada di Timur tengah. Maka dari itu tidak bisa
disamakan antara Islam Indonesia dengan Islam di negara lain. Hal ini jelas
tidak dapat dipungkiri lagi karena dari letak geografisnya saja sudah berbeda.
Dengan meluasnya Islam di Indonesia ini, perlu kiranya diketahui dan
diteliti kembali sejarah datang dan berkembangnya Islam di Indonesia. Hal ini
karena sampai sekarang belum ada kejelasan yang pasti kapan pertama kali
Islam masuk ke Indonesia, siapa yang berperan penting dalam
penyebarannya, dan berasal dari mana ajaran Islam yang masuk ke Indonesia.
Hal tersebut masih menjadi tanda tanya besar sampai sekarang.
Banyak teori-teori yang menjelaskan tentang masuknya Islam ke
Indonesia. Ada yang menyebutkan bahwa Islam datang ke Indonesia atas jasa
para pedagang Gurajat melalui jalur perdagangan pada abad ke-12 M. Ada
pula yang menyebutkan Islam disebarkan lewat kegiatan perdagangan oleh
para pedagang Arab, Persia, dan India yang ikut serta dalam lalu lintas
perdagangan yang menghubungkan Asia Barat, Asia Timur, serta Asia
Tenggara pada abad ke-7 sampai abad ke-16. Juga ada yang menyebutkan
Islam berkembang di Indonesia berkat jasa para pedagang Cina. Bahkan
sejumlah sumber tertulis jelas menyatakan bahwa raja kerajaan Islam pertama
di Jawa, yaitu Raden Fatah dari Bintoro Demak, merupakan keturunan Cina.
Berkaitan dengan teori-teori tersebut, bagaimana sikap kita dalam
menyikapi keragaman teori tersebut. Seolah-olah kita dibodohi atau
dibohongi oleh sejarah. Maka dari itu dalam makalah ini akan diulas
mengenai sejarah masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia, beserta
teori-teorinya dan cara menyikapi keberagaman teori tersebut.
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses datangnya Islam ke Indonesia?
2. Bagaimana kondisi dan situasi politik kerajaan-kerajaan di
Indonesia?
3. Bagaimana jalur dan cara-cara Islamisasi di Indonesia?
4. Bagaimana perkembangan dan peran tasawuf terhadap
Islamisasi di Indonesia?
C. Tujuan
1. Untuk mendeskripsikan proses datangnya Islam ke
Indonesia?
2. Untuk mendeskripsikan kondisi dan situasi politik kerajaan-
kerajaan di Indonesia?
3. Untuk mendeskripsikan jalur dan cara-cara Islamisasi di
Indonesia?
4. Untuk mendeskripsikan perkembangan dan peran tasawuf
terhadap Islamisasi di Indonesia?
3
BAB II
PEMBAHASAN
1
A. Daliman, Islamisasi dan Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia,
(Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2012), hlm. 32.
2
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah, 2013), hlm. 304.
3
4
Kanton. Bahkan, dari kutipan Samsul Munir Amin, Syed Naguid Al-Attas
menyebutkan bahwa orang-orang muslim yang berpindah dari Kanton pada
abad pertama Hijriyah (abad ke-7 M), kemudian bermukim di Palembang dan
Kedah. Di sana, mereka telah menjalankan aktivitas ibadah dan adat istiadat
Islam dengan sangat baik.
Sementara, beberapa bukti yang mendasari pendapat para ahli sejarah
mengenai masuknya Islam ke Indonesia sekitar pertengahan kedua abad ke-
13 diantaranya yaitu adanya berita Marco Polo yang singgah di Samudra
Pasai pada 1292 dalam perjalanannya pulang dari Cina. Ia juga datang di
Perlak (Peuteula) dan menjumpai penduduk yang telah beragama Islam serta
dijumpai pula banyak pedagang India yang giat menyebarkan agama Islam di
sana. Selain itu, berita Ibnu Batuta yang datang berkunjung di Samudra Pasai
1345 dan bukti-bukti arkeologis batu nisan makam Sultan Malikal Saleh yang
berangka tahun 1297 M memperkuat pendapat yang menyatakan bahwa Islam
baru datang di Indonesia sekitar abad ke-13.3
Ada juga yang mengaitkan datangnya agama Islam di Indonesia pada
abad ke-13 tersebut dengan jatuhnya Dinasti Abbasiyah di Baghdad pada
1258. Serangan Hulagu terhadap Dinasti Abbasiyah di Baghdad
mengakibatkan banyak para sufi yang melarikan diri dari Baghdad menuju ke
negara-negara tetangga, dan dalam waktu singkat membentuk organisasi-
organisasi agama yang kemudian secara bergantian menyebarluaskan ajaran
mistik/sufistik itu di sepanjang kedua rute perdagangan Asia pada waktu itu,
yang meliputi, pertama, rute darat dengan kafilah melalui Asia Tengah
melalui Campa menyeberangi laut ke Nusantara. Kedua, yaitu rute laut
melalui Samudra Hindia langsung ke Indonesia.4 Pada abad ini kaum sufi
mempunyai peran yang sangat penting dalam mengawali penyiaran Islam ke
Nusantara, utamanya Indonesia.
Untuk menjembatani kedua pendapat yang berbeda jauh mengenai
awal kedatangan Islam di Indonesia, maka dalam hal ini perlu dibedakan
dalam tiga pengertian, yaitu masa kedatangan, proses penyebaran, dan
perkembangan agama Islam. Abad ke-7 dapat dipandang sebagai awal
3
A. Daliman, Islamisasi dan Perkembangan..., hlm. 34.
4
Ibid.
5
5
Ibid., hlm. 36.
6
pedagang muslim dari Arab melalui jalur perdagangan teluk Persi dan
Tiongkok yang sudah mulai sejak abad 5 M. Kemudian sejak abad 11 M
dapat dipastikan Islam telah masuk ke Kepulauan Nusantara melalui kota-
kota pantai. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya batu nisan Fatimah binti
Maimun yang wafat tahun 1082 M di Leran Gresik. Selanjutnya bukti sejarah
menunjukkan bahwa penyebaran dan pendalaman Islam secara intensif terjadi
pada masa abad 13 M sampai akhir abad ke-17 M ditandai dengan berdirinya
pusat-pusat kekuasaan dan studi Islam, seperti di Aceh, Demak, Giri, Ternate
dan Gowa, dan lain-lain.9 Dari pusat-pusat inilah kemudian Islam tersebar ke
seluruh pelosok Nusantara melalui para pedagang, ulama, wali, mubaligh, dan
lain sebagainya.
B. Kondisi dan Situasi Politik Kerajaan-Kerajaan di Indonesia
Cikal bakal kekuasaan Islam telah dirintis pada periode abad 1-5 H/ 7-
8 M, tetapi semuanya tenggelam dalam hegemoni Maritim Sriwijaya yang
berpusat di Palembang dan kerajaan Hindu-Jawa seperti Singasari dan
Majapahit di Jawa Timur. Pada periode ini para pedagang dan mubaligh
muslim membentuk komunitas-komunitas Islam.10 Islam diperkenalkan oleh
mereka dengan mengajarkan toleransi dan persamaan derajat di antara
sesama. Ajaran Islam inilah yang kemudian banyak menarik perhatian
penduduk setempat, sehingga penyebaran Islam di kepulauan Indonesia dapat
dibilang berjalan dengan cepat.
Masuknya Islam ke daerah-daerah di Indonesia tidak dalam waktu
yang bersamaan. Disamping itu, keadaan politik dan sosial budaya daerah-
daerah ketika didatangi Islam juga berlainan. Pada abad ke 7-10 M, kerajaan
Sriwijaya meluaskan kekuasaan ke daerah Semenanjung Malaka sampai
Kedah. Hal itu erat hubungannya dengan usaha penguasaan Selat Malaka
yang merupakan kunci bagi pelayaran dan perdagangan internasional.
Datangnya orang-orang muslim ke daerah situ sama sekali belum
memperlihatkan dampak-dampak politik, karena mereka datang hanya untuk
usaha pelayaran dan perdagangan. Dalam bidang politik baru terlihat pada
9
Imam Fu’adi, Sejarah Pendidikan Islam, (Tulungagung: IAIN Tulungagung Press,
2014), hlm. 154-155.
10
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II, (Jakarta: Rajawali Pers,
2015), hlm. 194.
8
11
Ibid., hlm. 194-195.
9
diketahui bahwa Islam sudah hadir di Ibu kota Majapahit sejak kerajaan itu
mencapai puncaknya.12
Perkembangan Islam di Pulau Jawa bersamaan waktunya dengan
melemahnya posisi raja Majapahit. Hal ini menjadi peluang raja-raja Islam
untuk membangun kekuasaan yang independen. Demak berhasil
menggantikan Majapahit sebagai kraton pusat.13
C. Saluran dan Cara-Cara Islamisasi di Indonesia
1. Melalui jalur perdagangan
Para pedagang muslim, selain melakukan kegiatan perdagangan pada
abad ke-7 hingga abad ke-16 M, secara tidak langsung juga turut ambil
dalam penyebaran agama Islam di Nusantara. Melalui sarana ini,
menguntungkan karena para raja dan bangsawan turut serta kegiatan
dalam kegiatan perdagangan.
2. Melalui jalur perkawinan
Salah satu cara penyebaran agama Islam di Nusantara yaitu dengan jalur
perkawinan. Jalur perkawinan ini, lebih menguntungkan apabila terjadi
antara saudagar muslim dengan anak bangsawan, raja, anak adipati,
karena itu turut mempercepat proses Islamisasi di Nusantara.
3. Melalui jalur tasawuf
Para penyebar Islam juga dikenal sebagai pengajar-pengajar tasawuf.
Mereka mengajarkan teosofi yang bercampur dengan ajaran yang sudah
dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Mereka mahir dalam soal-soal
magis dan mempunyai kekuatan-kekuatan menyembuhkan. Dengan
tasawuf, bentuk Islam yang diajarkan kepada penduduk pribumi
mempunyai persamaan dengan alam pikiran mereka yang sebelumnya
menganut agama Hindu, sehingga Islam mudah dimengerti dan
diterima.14
4. Melalui jalur pendidikan
Pendidikan juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap penyebaran
Islam. Sarana pendidikan bisa melalui pendidikan di pesantren, pondok,
12
Ibid., hlm. 196-198.
13
Ibid., hlm. 199.
14
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam..., hlm. 307.
10
Islam dapat diterima dengan baik. Akan tetapi pada tahap dan proses
perkembangan selanjutnya, ketika proses Islamisasi dan intensifikasi
keIslaman semakin meningkat, maka segala bentuk-bentuk kegiatan
mistisisme yang bertentangan dengan ajaran Islam secara perlahan-lahan
dihilangkan dan disesuaikan dengan ajaran Islam.
Dalam proes Islamisasi tahap pertama ini Islam tidak langsung secara
merata diterima oleh lapisan bawah masyarakat. Di Jawa misalnya, semula
Islam hanya dipraktekkan oleh sekelompok kecil muslimin yang aktif dan
dinamis dalam membawa pesan-pesan Islam. Sebagian besar penduduk tetap
menganut kepercayaan nenek moyang mereka.
Banyak tokoh-tokoh penyebar Islam dan sekaligus tokoh-tokoh sufi
yang terkenal di Indonesia, diantaranya Hamzah Fansuri, Syamsudin as-
Sumatrani, Nuruddin ar-Raniri, Abdurrauf Singkel, Burhanuddin Ulakan, dan
Syaikh Yusuf al-Makasari. Hamzah Fansuri adalah pengarang pertama di
kalangan para sufi dan penyair besar. Syamsudin as-Sumatrani (w. 1630 M),
murid Hamzah, yang menulis buku-buku berbahasa Arab dan Melayu.
Kemudian Nuruddin ar-Raniri, pengarang yang sangat produktif, yang
dikenal terutama karena polemiknya yang tajam dengan para murid
Syamsuddin, yang dituduhkan menganut paham pantheisme. Abdurrauf
Singkel, sufi besar Aceh yang banyak berjasa dalam proses penyebaran Islam
di sana. Burhanuddin Ulakan (w. 1691 M) di Minangkabau, murid Abdurrauf
Singkel. Tokoh sufi lainnya adalah Syaikh Yusuf al-Makasari (lahir 1629 M),
seorang sufi yang berjasa dalam penyebaran Islam di Makasar, Banten,
Srilanka, dan Afrika Selatan. Perkembangan tasawuf semakin semarak
dengan hadirnya para tokoh tasawuf dan tarekat yang turut berjasa dalam
pengembangan agama Islam di Indonesia, seperti Syaikh Ismail al-Khalid al-
Minangkabawi, Syaikh Ahmad Khatib Sambas, Syaikh Abdul Karim Banten,
dan lain sebagainya.17
Sementara proses Islamisasi di Jawa sudah berlangsung sejak abad ke-
11 M, meskipun belum meluas. Terbukti dengan ditemukannya makam
Fatimah binti Maimun di Leran Gresik yang berangka tahun 475 H/1082 M.
17
Ibid., hlm. 314.
12
Para penyebar Islam terkenal yang sangat berjasa dalam menyebarkan Islam
di Jawa dikenal dengan sebutan Walisongo (sembilan wali), mereka adalah;
Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Drajad, Sunan
Giri, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, dan Sunan Gunungjati.
Mereka menggunakan pendekataan tasawuf (mistik) dalam menyebarkan
Islam. Pengaruh tasawuf para walisongo sangat terasa bagi masyarakat Jawa
bahkan sampai sekarang. Ajaran tasawuf yang cukup mewarnai penyebaran
Islam di Jawa adalah “wahdat al-wujud” (pantheistic) atau manunggaling
kawula lan gusti. Tokoh-tokoh yang berperan yaitu Syaikh Siti Jenar,
Pangeran Panggung, Ki Cebolek, dan Syaikh Amongrogo.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
13
14
Yatim, Badri. 2015. Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II. Jakarta:
Rajawali Pers.