Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHUUAN

A. LATAR BELAKANG
Primipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi
hidup pertama kali. Dikatakan primipara karena baru pertama kali
melahirkan dan baru menjadi seorang ibu. Biasanya ibu primipara ini
memiliki usia kehamilan > 28 minggu1. Seorang ibu pasca melahirkan,
apalagi pada ibu primipara mempunyai kecemasan yang meningkat
sebagai respon adaptasi fisiologis. Kecemasan yang berlebihan ini dapat
mengakibatkan terhambatnya pembentukan hormon relaksasi dan
menyebabkan produksi ASI menurun2.
Word Health Organization (WHO) menyatakan bahwa pemberian
ASI eksklusif sekurang-kurangnya selama 6 bulan, dan bisa dilanjutkan
sampai bayi berusia 2 tahun3. Di Indonesia, bayi yang telah mendapatkan
ASI eksklusif selama 6 bulan adalah sebesar 29,5%. Hal ini belum sesuai
dengan target Rencana Strategi Kementrian Kesehatan tahun 2015-2019
yaitu presentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapatkan ASI
ekslusif sebesar 50%3. Menurut data provinsi cakupan ASI eksklusif
paling rendah berada di Sumatera Utara 37,6%. Sementara, di
Kabupaten Pati, Jawa Tengah, cakupan pemberian ASI eksklusif pada
tahun 2018 sebesar 76,6 % dan cakupan tertinggi ada di Puskesmas
Sukolilo (94,7%) dan cakupan terendah di Puskesmas Margorejo
(44,1%)4.
Faktor mental dan psikologis ibu dalam menyusui sangat besar
pengaruhnya terhadap proses menyusui dan produksi ASI. Perasaan
stress, cemas dan tertekan yang dialami oleh seorang ibu dapat
menghambat produksi ASI. Kecemasan (ansietas) merupakan perasaan
tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respon otonom
(sumber sering kali tidak spesisifik atau tidak diketahui oleh individu),
perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya5.
Kecemasan berkembang dalam jangka waktu yang panjang dan
sebagian besar tergantung pada seluruh pengalaman hidup seseorang.
Pada umumnya ibu yang baru pertama melahirkan bayi hidup (primipara)
sering mengeluh dan cemas karena merasa belum berpengalaman dalam
pemberian ASI.
Strategi dalam pentalaksanaan kecemasan ini ada beberapa cara,
yaitu dengan farmakologis dan non farmakologis. Terapi farmakologis
yang biasa diberikan adalah obat-obatan anti cemas, yaitu seperti
diazepam, clobazam, bromazepan, lorazepam, dan lainnya. Dimana
setiap obat ini memiliki efek samping apabila dikonsumsi secara terus
menerus. Terapi non farmakologis dilakukan dengan distraksi dan
relaksasi, dimana tindakan distraksi ini merupakan medote untuk
menghilangkan kecemasan dengan mengalihkan perhatian pada hal-hal
lain. Sedangkan relaksasi bisa dilakukan dengan cara meditasi atau
hypnosis6.
Kecemasan pada ibu primipara bisa diatasi salah satunya yaitu
terapi hypnosis dengan melakukan hypnobreasfeeding. Hypnosis dalam
bahasa yunani berarti tidur, bukan benar-benar tidur, tapi suatu kondisi
saat seseorang berada dalam alam bawah sadar7. Hypnosis pada ibu
menyusui disebut dengan hypnobreastfeeding yaitu teknik relaksasi untuk
membantu kelancaran proses menyusui, dengan mengucapkan kalimat-
kalimat afirmasi atau sugesti positif ke alam bawah sadar saat ibu dalam
keadaan rileks atau dalam keadaan hypnosis2.
Berdasarkan hasil penelitian Nuratri, dkk dengan judul “The Effect
Success Of Exclussive Breastfeeding At Panti Rapih Hospital Of
Yogyakarta” menunjukkan bahwa responden yang mendapat
hypnobreastfeeding berhasil memberikan ASI eksklusif sebesar 70,4%
dibandingkakan dengan tidak mendapat perlakuan hypnobreastfeeding
hanya 43,3%8.
Penelitian lain mengenai hypnobreastfeeding juga dilakukan oleh
Wellina dengan judul “Pengaruh Hypnobreastfeeding Terhadap Produksi
Volume ASI Ibu Nifas Di Rumah Sakit Imelda Pekerja Indonesia Medan”
didapatkan bahwa dari 10 kelompok intervensi sebesar 80% mengalami
peningkatan produksi ASI dengan kategori ASI cukup. Sedangkan
kelompok kontrol tanpa mendapat teknik hypnobreastfeeding hanya
50%9.
Dari hasil penelitian Yuni Kusmiyati, dkk dengan judul “Pengaruh
Hypnobreastfeeding terhadap Kecemasan dan Waktu Pengeluaran ASI
pada Ibu Post Partum Primipara di Yogyakarta” dengan responden ibu
primipara yaitu ibu yang baru pertama kali melahirkan. Dimana ibu belum
ada pengalaman tentang menyusui dan biasanya mengalami kecemasan.
Hasil dari penelitian membuktikan bahwa pada kelompok perlakuan nilai
kecemasannya 0,00 dan kelompok kontrol sebesar 0,086. Setelah
diterapkan hypnobreastfeeding terjadi penurunan kecemasan dengan
nilai 0,0002.
Berdasarkan uraian diatas mendorong penulis untuk mengangkat
judul “Penerapan Hypnobreastfeeding terhadap Kecemasan yang
Mempengaruhi Kualitas ASI pada Ibu Primipara”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah
pengelolaan studi kasus adalah “Bagaimana Penerapan
Hypnobreastfeeding terhadap Kecemasan yang Mempengaruhi Kualitas
ASI pada Ibu Primipara?”.
C. TUJUAN
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui Penerapan
Hypnobreastfeeding terhadap Kecemasan yang Mempengaruhi Kualitas
ASI pada Ibu Primipara.
Daftar Pustaka

1. Padila. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. (Nuha Mudika, 2014).

2. Kusmiyati, Y. dan H. P. W. Pengaruh Hypnobreastfeeding Terhadap


Kecemasan dan Waktu Pengeluaran Air Susu Ibu pada Ibu Post Partum
Primipara di Yogyakarta. Teknol. Kesehat. 10, 63–132 (2014).

3. (WHO), W. H. O. Exclusife Breastfeeding.


http://www.who.int/nutrition/topics/exclusive_breastfeeding/en/. (2018).

4. Kesehatan, D. & Pati, K. KABUPATEN PATI TAHUN 2018. (2018).

5. International, N. NANDA-I Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi


2018-2020. (EGC, 2018).

6. Menarung, N. Terapi Reminiscence. (Cv. Trans Info Media, 2016).

7. Sari, L. P. Rahasia Sukses Mengoptimalkan Produksi ASI Best Practicc


‘Kombinasi Hypnobreastfeeding dan Pijat Oksitosin’. (Fitramaya, 2017).

8. Endah, N. A. The Effect Of Hypnobreastfeeding On The Succes Of


Exclussive Breastfeeding At Panti Rapih Hospital Of Yogyakarta. 2–3
(2015).

9. Sebayang, W. B. Pengaruh Hypobreastfeeding terhadap Produksi Volume


ASI Ibu Nifas di Rumah Sakit Imelda Pekerja Indonesia Medan. Ilm.
Kebidanan Imelda 6, 63–66 (2020).

Anda mungkin juga menyukai