Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL

HUBUNGAN PEMANFAATAN SUMBER INFORMASI DENGAN


TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN
REPRODUKSI DI SMAN 2 WAJO 2020

DI SUSUN OLEH :

LIA ADRIANI BAKMA

1714201016

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN (FKK)

PUANGRIMANGGALATUNG SENGKANG

2020
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Remaja adalah suatu fase tumbuh kembang yang dinamis dalam
kehidupan, merupakan periode transisi dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa yang ditandai percepatan perkembangan fisik, mental, emosional,
dan sosial. Pertumbuhan sosial dan pola kehidupan masyarakat akan
sangat mempengaruhi pola tingkah laku dan jenis penyakit golongan usia
remaja seperti kehamilan yang tidak diinginkan, penyakit akibat hubungan
seksual dan penyalagunaan alkohol yang semuanya akan menentukan
kehidupan pribadi serta dapat menjadi masalah bagi keluarga, bangsa dan
negara di masa yang akan datang.
Menurut WHO (Word Health Organization), kehamilan remaja adalah
kehamilan yang berlaku pada wanita yang berusia 11-19 tahun. Dalam
beberapa dekade terakhir ini, kehamilan remaja telah menjadi masalah
kesehatan yang penting bukan saja di kalangan remaja malah juga di
sejumlah besar negara maju dan negara berkembang. Faktor penyebab
terjadinya kehamilan remaja antara lain kehamilan yang tidak diinginkan,
faktor ekonomi, pendidikan rendah, kurangnya pengetahuan tentang
kesehatan reproduksi, kurang memahami kewajiban sebagai pelajar,
pergaulan bebas tanpa kendali orang tua dan pernikahan dini. Resiko dari
kejadian kehamilan remaja dapat meningkatkan angka abortus,
menurunkan perawatan kehamilan, meningkatkan tekanan darah, kelahiran
prematur, BBLR, depresi, dan penyakit menular seksual.
Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi sangat diperlukan oleh
masyarakat, khususnya remaja. Berdasarkan laporan dari World Health
Organization (WHO) 2012, kelompok usia remaja (10-19 tahun) pada
tahun 2010 menempati seperlima jumlah penduduk dunia, dan 83% di
antaranya hidup di negara-negara berkembang.
Remaja sangat mudah terpengaruh informasi global melalui media
audio-visual yang semakin mudah diakses, Namun karena minim
informasi kesehatan reproduksi membuat mereka dihadapkan pada
kebiasaan yang tidak sehat seperti seks bebas, merokok, minum-minuman
beralkohol, penyalahgunaan obat dan suntikan terlarang. Dampak dari
kurangnya informasi kesehatan reproduksi salah satunya adalah banyak
remaja yang melakukan hubungan seksual pra nikah tanpa mengetahui
resiko yang ditimbulkan.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, peneliti dapat
merumuskan ‘’apakah hubungan pemanfaatan sumber informasi dengan
dengan tingkat pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi di
SMAN 2 Wajo’’

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui apa hubungan pemanfaatan sumber informasi
dengan dengan tingkat pengetahuan remaja tentang kesehatan
reproduksi di SMAN 2 Wajo.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui karakteristik seperti umur, pengalaman, dan
sumber informasi yang ada di SMAN 2 Wajo.
b. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan tentang
kesehatan reproduksi pada siswa-siswi di SMAN 2 Wajo.
c. Untuk mengetahui distribusi frekuensi sikap pencegahan
terhadap kehamilan remaja pada siswi di SMAN 2 Wajo.
D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah kesehatan reproduksi.
Peneliti ingin meneliti bagaimana hubungan pemanfaatan sumber
informasi dengan tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi di
SMAN 2 Wajo.

E. MANFAAT
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk
mengembangkan ilmu yang berkaitan dengan pengetahuan kesehatan
reproduksi remaja terhadap pencegahan kehamilan remaja di SMAN 2
Wajo.
2. Manfaat praktis
a. Bagi kepala sekolah SMAN 2 Wajo
Sebagai bahan pertimbangan, masukan, dan informasi yang
dipergunakan untuk mengetahui pengetahuan kesehatan reproduksi
dan sikap seluruh siswi khususnya dalam mencegah kehamilan
remaja.
b. Bagi siswa-siswi SMAN 2 Wajo
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan
dan pemahaman siswi SMAN 2 Wajo tentang dampak kehamilan
yang sering terjadi dikalangan remaja.
c. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi
sebagai bahan penelitian selanjutnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PEMANFAATAN SUMBER INFORMASI


1. Definisi Informasi
Informasi adalah sekumpulan data atau fakta yang telah diproses
dan diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan sesuatu yang bisa
dipahami dan memberikan manfaat bagi penerimanya. Data dan fakta
adalah “bahan baku” informasi, tetapi tidak semuanya bisa diolah
menjadi informasi.(Salamadian,2020)
https://salamadian.com/pengertian-informasi/
Istilah “informasi” berasal dari  bahasa Perancis kuno,
“informacion,” yang mengambil dari bahasa Latin, informare yang
artinya “aktivitas dalam pengetahuan yang dikomunikasikan”.

Pengertian Informasi Menurut Para Ahli

a. Menurut Raymond McLeod -> informasi adalah data yang


sudah diolah menjadi bentuk baru yang memiliki makna bagi
penerimanya dan bermanfaat untuk mengambil keputusan saat
ini atau di masa depan.
b. Menurut Jogiyanto H.M. -> informasi adalah hasil pengolahan
data menjadi bentuk yang lebih bermanfaat bagi si penerima
dan menggambarkan peristiwa nyata yang dapat digunakan
dalam mengambil keputusan.
c. Menurut The Liang Gie -> informasi atau keterangan adalah
rangkaian kata, kalimat, gambar, atau tanda tulis lainnya yang
mengandung buah pikiran maupun pengetahuan yang dapat
digunakan oleh pemimpin dalam membuat keputusan yang
tepat berdasarkan fakta.
d. Menurut Firmanzah -> informasi adalah data dan angka yang
sudah diberi nilai dan makna.
e. Menurut Tata Sutabri -> informasi adalah data yang sudah
diklasifikasikan atau diolah dan diinterpretasikan untuk
dipergunakan dalam pengambilan keputusan.

Berikut ini beberapa ciri informasi yang baik:

a. Aktual, yaitu informasi terkini yang sedang hangat


dibicarakan.
b. Faktual, yaitu informasi yang didukung dengan fakta sehingga
terjamin kebenarannya.
c. Bahasa yang di pakai/digunakan singkat, padat dan jelas.
d. Menarik , yaitu informasi yang memiliki daya tarik atau daya
pikat.

2. Definisi sumber informasi


Sumber informasi adalah media yang berperan penting bagi
seseorang dalam menentukan sikap dan keputusan untuk bertindak.
Meningkatkan minat Wanita Usia Subur (WUS) mendorong bagi WUS
itu sendiri untuk selalu berusaha mencari informasi dalam berbagai
bentuk. Sumber informasi itu dapat diperoleh dengan bebas mulai dari
teman sebaya, buku-buku, film, video, bahkan dengan mudah
membuka situs-situs lewat internet (Taufic, 2017).
Macam-macam sumber informasi
a. Media Elektronik
Sebagai sarana untuk menyampaikan pesan-pesan atau
informasi-informasi kesehatan berbeda-beda jenisnya,
antara lain :
1) Televisi
Penyampaian pesan atau informasi kesehatan melalui
media televisi dalam bentuk sandiwara, sinetron, forum
diskusi atau tanya jawab sekitar masalah kesehatan,
pidato (ceramah), kuis, atau cerdas cermat dan
sebagainya.
2) Radio
Penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan
melalui radio juga dapat bermacam-macam bentuknya,
antara lain obrolan (tanya jawab), sandiwara radio,
ceramah.
3) Video
Penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan
dapat melalui video.
4) Internet
Informasi dalam internet adalah informasi tanpa batas,
informasi apapun yang dikehendaki dapat dengan
mudah diperoleh.
b. Media Cetak
Media cetak sebagai alat bantu menyampaikan pesan-
pesan kesehatan sangat bervariasi, antara lain :
1) Booklet : suatu media untuk menyampaikan pesan-
pesan kesehatan dalam bentuk buku-buku, baik berupa
tulisan maupun gambaran.
2) Leaflet : bentuk penyampaian informasi atau pesan-
pesan kesehatan melalui lembaran yang dilipat.isi
informasi dapat dalam bentuk kalimat ataupun gambar
atau kombinasi.
3) Selebaran : bentuknya seperti leaflet tetapi tidak terlipat
4) Lembar balik : media penyampaian pesan atau
informasi-informasi kesehatan dalam bentuk lembar
balik. Biasanya dalam bentuk buku dimana tiap lembar
(halaman) berisi gambar peragaan dan lembar baliknya
berisi kalimat-kalimat sebagai pesan atau informasi
yang berkaitan dengan gambar tersebut.
5) Poster : bentuk media cetak yang berisi pesan-pesan
kesehatan yang biasanya ditempel ditembok, ditempat
umum, kendaraan umum.
c. Petugas Kesehatan
Petugas kesehatan disini dimaksudkan adalah petugas
yang mempunyai latar belakang pendidikan kesehatan
yang bertugas memberikan pelayanan, penyuluhan,
konseling tentang kesehatan khususnya pemeriksaan
Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA), antara lain yaitu:
bidan, dokter, perawat.
d. Kader Posyandu
Kader kesehatan atau kader posyandu merupakan
orang yang lebih dekat dengan masyarakat, sehingga
ketika kader mendapatkan informasi terbaru dari petugas
kesehatan di Puskesmas maupun penyuluhan yang
diadakan di Puskesmas, maka kader dapat segera
menyampaikan langsung kepada WUS.
e. Keluarga
Keluarga merupakan orang terdekat yang dapat
memberikan informasi atau nasehat verbal untuk
membantu dalam menangani masalah.

3. Manfaat informasi
a. Berkomunikasi menjadi lebih mudah dan cepat
Manfaat dari perkembangan teknologi dan informasi yang
pertama adalah memudahkan dan mempercepat komunikasi.
Kehadiran teknologi komunikasi dan informasi baru telah
menimbulkan revolusi komunikasi di seluruh dunia. Di masa
lalu, dibutuhkan waktu yang sangat lama untuk memperoleh
atau mengirimkan pesan kepada orang lain.
b. Memudahkan akses informasi
Selain memberikan kemudahan dalam berkomunikasi,
kehadiran internet juga memberikan kemudahan dalam
mengakses informasi. Kini kita dengan mudah dapat
mengakses dan memperoleh jenis-jenis
informasi maupun jenis-jenis berita dengan mudah kapan pun
dan dimana pun. Kemudahan mengakses informasi memberi
dampak pada semakin meningkatnya pengetahuan yang kita
miliki.
c. Membuat proses komunikasi pembelajaran menjadi semakin
menarik
Teknologi komunikasi dan informasi baru tidak hanya
dimanfaatkan di bidang ekonomi melainkan juga di bidang
pendidikan. Saat ini, berbagai media pembelajaran yang
berbasis komputer dan internet mulai digunakan di dunia
pendidikan. Kegiatan belajar mengajar tidak lagi hanya terjadi
di ruang kelas namun dapat dilakukan secara daring.
Penggunaan teknologi komunikasi dan informasi di
dunia pendidikan semacam ini lazim disebut dengan e-
learning. Dengan e-laerning, berbagai materi pembelajaran
pun disajikan secara multimedia yang sekaligus
merupakan karakteristik media pembelajaran atau ciri-ciri
media pembelajaran yang lebih modern karena memiliki
kemampuan untuk memantau kegiatan pembelajaran jarak
jauh secara real-time.
d. Berbagai informasi secara efektif
Semakin berkembangnya teknologi komunikasi dan
informasi mengakibatkan semakin mudahnya kita saling
bertukar informasi dengan orang-orang di seluruh dunia.
Orang-orang dapat saling berbagi dan bertukar informasi,
pendapat, atau berita melalui diskusi kelompok atau forum-
forum daring lainnya dan berdampak pada semakin
bertambahnya pengetahuan.

B. KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA


1. Definisi Remaja
Masa remaja adalah masa yang penting dalam perjalanan dalam
kehidupan manusia. Golongan umur ini penting karena menjadi
jembatan antara masa kanak-kanak yang bebas menuju masa dewasa
yang menuntut tanggung jawab. Gunarsa (1987), mengungkapkan
bahwa masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak
kemasa dewasa, yang meliputi semua perkembangan yang dialami
sebagai persiapan memasuki masa dewasa (Kusmiran,2017 dalam
Mutiara, )
Terdapat berbagai definisi tentang remaja berdasarkan umur
kronologis dan berbagai kepentingan, antara lain :
a. Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-
kanak kemasa dewasa. Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai
dengan sosial budaya setempat.
b. Menurut WHO batasan usia remaja adalah dari usia 12 -24
tahun. Sedangkan dari segi program pelayanan, definisi remaja
digunakan oleh departemen kesehatan adalah mereka yang
berusia 10-19 tahun dan belum kawin.
c. Sementara itu, menurut BKKBN (Direktorat remaja dan
perlindungan hak reproduksi) batasan usia remaja adalah 10-19
tahun.
d. Pada buku pediatric seseorang dianggap memasuki remaja, bila
seorang anak telah memasuki usia 10-18 tahun untuk anak
perempuan dan 12-20 tahun untuk anak laki-laki.
e. Menurut UU No. 4 tahun 1979 mengenai kesejahteraan anak,
remaja adalah individu yang belum mencapai usia 21 tahun dan
belum menikah.
f. Menurut undang-undang perburuhan, anak dianggap remaja
apabila telah mencapai umur 16-18 tahun atau sudah menikah
dan memiliki tempat untuk tinggal.
g. Menurut undang-undang perkawinan No. 1 tahun 1974, anak
dianggap suudah remaja apabila cukup matang untuk menikah,
yaitu umur 16 tahun untuk anak perempuan dan 19 tahun untuk
anak laki-laki.
h. Menurut Diknas, anak dianggap remaja bila sudah berumur 18
tahun, yang sesuai deang usia sudah lulus sekolah menengah.
Definisi remaja dari tiga sidut pandang, yaitu :
1. Secara kronologis, remaja adalah individu yang berusia antara
11-12 tahun sampai 20-21 tahun.
2. Secara fisik, remaja ditandai dengan ciri perubahan pada
penampilan fisik dan fisiologis, terutam yang terkait dengan
kelenjar seksual.
3. Secara psikologis, remaja merupakan masa dimana individu
mengalami perubahan-perubahan dalam aspek kognitif, emosi,
sosial, dan moral, diantara masa anak-anak ke masa dewasa.
Remaja terbagi atas tiga tahap, yaitu masa remaja awal, masa
remaja pertengahan, dan masa remaja akhir. Masa remaja awal
dimulai ketika usia 11-13 tahun. Ciri khas remaja pada tahap ini,
anatara lain lebih dekat dengan teman sebaya, ingin bebas, dan lebih
banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir abstrak.
Masa remaja pertengahan dimulai ketika usia 14-16 tahun. Pada tahap
ini, remaja mulai mencari identitas diri, mulai timbul keinginan untuk
berkencan, memiliki rasa cinta yang dalam, mengembangkan
kemampuan berpikir abstrak, dan mulai mengkhayal mengenai
aktivitas seksual. Masa remaja akhir, usia 17-20 tahun. Pada tahap ini,
remaja mulai mengungkapkan kebebasan diri, lebih selektif dalam
memilih teman sebaya, memiliki citra jasmani dirinya, dapat
mewujudkan rasa cinta, dan mampu berpikir abstrak.
2. Pengertian kesehatan reproduksi
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental, dan
sosial secara utuh yabg tidak semata-mata bebas dari penyakit atau
kecacatan, dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi,
serta fungsi dan prosesnya (Depkes, 2008 dalam Mutiara, ). Tujuan
kesehatan reproduksi remaja adalah membantu remaja agar memahami
dan menyadari ilmu tersebut sehingga memiliki sikap dan perilaku
sehat dan tentu saja bertanggung jawab kaitannya dengan masalah
kehidupan reproduksi. Upaya yang dilakukan dapat melalui advokasi,
promosi, KIE, konseling, pelayanan pada remaja yang memiliki
permasalahan khusus serta pemberian dukungan pada kegiatan remaja
yang bersifat positif.
3. Tujuan dan sasaran kesehatan reproduksi remaja
Tujuan kesehatan reproduksi remaja adalah mewujudkan keluarga
berkualitas melalui peningkatan pengetahuan, kesadaran, sikap,
perilaku remaja dan orang tua agar peduli, bertanggung jawab dalam
kehidupan berkeluarga, serta pemberian pelayanan kepada remaja yang
memiliki permasalahan khusus.
Sasaran kesehatan reproduksi remaja adalah sebagai berikut :
a. Seluruh lapisan masyarakat mendapat informasi tentang
kesehatan reproduksi remaja. Sasaran tujuan ini adalah
peningkatan cakupan penyebaran informasi kesehatan
reproduksi remaja melalui media massa.
b. Seluruh remaja di sekolah mendapatkan informasi tentang
kesehatan reproduksi remaja. Sasaran tujuan ini adalah
peningkatan cakupan penyebaran informasi kesehatan
reproduksi remaja disekolah umum, SLTP, SMU, SMK,
Pesantren, dll.
c. Seluruh remaja dan keluarga yang menjadi anggota kelompok
masyarakat mendapat informasi tentang kesehatan reproduksi
remaja. Sasaran tujuan ini ialah peningkatan cakupan remaja
dan orang tua yang memperoleh informasi kesehatan
reproduksi remaja melalui kelompok remaja dan orang tua,
seperti karang taruna, remaja masjid, perusahaan , remaja
gereja, pramuka, pengajian, dan arisan.
d. Seluruh remaja diperusahaan tempat kerja mendapatkan
informasi tentang kesehatan reproduksi remaja. Sasaran
tujuan ini ialah peningkatan cakupan remaja yang
memperoleh informasi dan layanan kesehatan reproduksi
remaja melalui perusahaan di tempat mereka bekerja.
e. Seluruh remaja yang membutuhkan konseling serta
pelayanan khusus dapat dilayani. Sasaran tujuan ini ialah
peningkatan jumlah dan pemanfaatan pusat konseling dan
pelayanan khusus bagi remaja.
f. Seluruh masyarakat mengerti dan mendukung pelaksanaan
program kesehatan reproduksi remaja. Sasaran ialah
peningkatan komitmen bagi politis, toga, toma, serta lembaga
swadaya masyarakat dalam pelaksanaan kesehatan reproduksi
remaja.

4. Keadaan yang mempengaruhi kesehatan reproduksi remaja


a. Pertumbuhan dan perkembangan remaja
Pertumbuhan adalah yang menyangkut segi kuantitatif yang
ditandai dengan peningkatan dalam ukuran fisik dan dapat
diukur. Perkembangan adalah perubahan yang menyangkut
aspek kualitatif dan kuntitatif. Rangkaian perubahan dapat
bersifat progresif, teratur, berkesinambungan, serta akumulatif.
Perubahan dipengaruhi oleh 2 organ penting yaitu hipotalamus
dan hipofisis ketika organ ini bekerja, ada 3 kelenjar yang
dirangsang, yaitu: kelenjar gondok, kelenjar anak ginjal, dan
kelenjar organ reproduksi. Ketiga kelenjar tersebut bekerja
sama dan beriteraksi dengan faktor genetik maupun lingkungan
yang membuat adanya perubahan fisik remaja.
Perubahan fisik pada perempuan seperti tumbuhnya
payudara, panggul mulai melebar dan membesar dan akan
mengalami mentruasi atau haid. Disamping itu akan mulai
tumbuh bulu-bulu halus disekitar ketiak dan vagina. Perubahan
fisik pada laki-laki tumbuhnya bulu-bulu halus disekitar ketiak,
kemaluan, wajah, (janggut dan kumis), terjadi perubahan suara
pada remaja laki-laki, tumbuhnya jerawat dan mulai
diproduksinya sperma yang pada waktu-waktu tertentu keluar
sebagai mimpi basah. Dengan perubahan fisik pada remaja
maka terjadi pula perkembangan dimana remaja mengalami
gejolak dan tekanan karena perubahan yang terjadi dalam
dirinya, keinginan menjadi mandiri akan timbul dalam diri
remaja. Salah satu bentuk kemandirian itu adalah dengan mulai
melepaskan diri dari pengaruh orang tua dan ketergantungan
secara emosional pada orang tua.
Berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki (seperti menjadi
egosentris, kebingungan peran dan lain-lain), maka remaja
mulai mencari pengakuan dirinya diluar rumah. Pada usia
remaja, seseorang menghabiskan lebih banyak waktu bersama
teman sebayanya dibanding bersama dengan orang tuanya,
sehingga wajar saja jika tingkah laku dan norma/aturanaturan
yang dipegang banyak dipengaruhi oleh kelompok sebayanya.
masalah yang berkaitan enggan lingkungan rumahnya seperti
relasi dengan anggota keluarga, disiplin, dan bertentangan
dengan orang tua, masalah yang berkaiatan dengan lingkungan
sekolah, kondisi fisik (kesehatan atau latihan), penampilan
(berat badan, cirri-ciri daya tarik, bau badan, jerawat,
kesesuaian dengan jenis kelamin, emosi (temperamen yang
meledak-ledak,suasana hati berubah-rubah), penyesuaian sosial
(penerimaan oleh teman sebaya), masalah pekerjaan, nilai-nilai
(moral, penyalahgunaan obat-obatan, dan hubungan seksual),
masalah yang berhubungan dengan lawan jenis. Perubahan
dalam perilaku social ditunjukkan dengan: minat dalam
hubungan heteroseksual yang lebih besar, kegiatan-kegiatan
social yang melibatkan kedua jenis kelamin, bertambahnya
wawasan sehingga remaja memiliki penilaian yang lebih baik
serta lebih bias mengerti orang lain.
b. Menstruasi dan Mimpi Basah
Menstruasi adalah proses peluruhan lapisan dalam/
endometrium yang banyak mengandung pembulu darah dan
melalui vagina. Ketika puberitas, ovarium mulai berfungsi dan
terjadi proses yang disebut siklus mentruasi jarak antara hari
pertama menstruasi bulan ini dengan hari pertama mentrusi
bulan berikutnya, siklus mentrusi berkisar antara 28 sampai 29
hari. Namun demikian, siklus yang berlangsung dari 2 sampai
35 hari masih dianggap normal. Siklus menjadi teratur setelah
tahun pertama dan seterusnya.
Tanda-tanda adanya masalah pada menstruasi
1) Apabila haid itu tidak pernah teratur sejak semula walau
telah melewati tahun-tahun ‘’belajar” menarche (haid
yang pertama).
2) Timbul nyeri hebat walaupun baru muncul kemudian
yang diperkirakan ada gangguan dalam organ
reproduksi, terutama jika rasa nyeri itu semangkin lama
semangkin bertambah intensitasnya.
3) Satu hal yang perlu diwaspadai adalah jika darah
mengalir sangat berlebihan sehingga membutuhkan
pembalut lebih selusin dalam sehari.
4) Panjang hair haid lebih sembilan hari.
5) Muncul noktah darah antara dua siklus haid(spotting)
6) Warna darah kelihatan tidak seperti biasa, menjadi lebih
kecoklatan atau merah darah segar.
Keluarnya cairan selain darah dari liang vagina diluar
kebiasaan, baik berbau atau tidak, serta disertai rasa gatal
setempat. Kirannya berwarna putih tidak berbau dan jika
dilakukan pemeriksaan laboratorium tidak menunjukkan
adanya kelainan. Infeksi atau peradangan yang terjadi
karena mencuci vagina dengan air kotor, pemeriksaan
dalam yang tidak benar, pemakaian pembilasan vagina yang
berlebihan, pemeriksaan yang tidak higienis, dan adanya
benda asing dalam vagina. Selain infeksi, keputihan dapat
terjadi oleh masalah hormonal, celana dalam yang tidak
menyerap keringat, dan penyakit menular seksual.
Mimpi basah secara alamiah sperma akan keluar saat
tidur,sering pada saat mimpi tentang seks. mimpi basah
sebetulnya merupakan salah satu cara tubuh laki-laki
ejakulasi. Ejakulasi terjadi karena sperma, yang terus –
menerus diproduksi, perlu dikeluarkan. Mimpi basah
umumnya terjadi secara periodic, berkisar setiap 2-3
minggu. Mereka yang sudah dewasa/menikah jarang
mengalami mimpi basah karena mereka teratur
mengeluarkannya melalui hubungan seksual dengan
pasangan atau istri.
c. Pemeliharaan Organ Reprodusi
Perawatan organ –organ reproduksi sangatlah penting, jika
tidak dirawat dengan benar, maka dapat menyebabkan berbagai
macam akibat yang dapat merugikan, misalnya infeksi.
Pemeliharaan organ reproduksi remaja perempuan : tidak
memasukkan benda asing kedalam vagina, menggunakan
celana dalam yang menyerap keringat, tidak menggunakan
celana terlalu ketat, pemakaian pembilas vagina secukupnya,
tidak berlebihan.
Pemeriksaan organ reproduksi remaja laki-laki : tidak
menggunakan celana yang ketat yang dapat memengaruhi suhu
testis, sehingga dapat memengaruhi suhu sperma, melakukan
sunat, untuk mencegah penumpukan kotoran atau smegma
(cairan dalam kelenjar sekitar alat kelamin dan sisa air
seni)sehingga alat kelamin jadi bersih.
d. Seksualitas Remaja
Seks berarti jenis kelamin segala sesuatu yang berhubungan
dengan jenis kelamin disebut dengan seksualitas. Berdasarkan
perspektif biologis (fisik), seksualitas berkaitan dengan
anatomi dan fungsional alat reproduksi atau alat kelamin
manusia, serta dampaknya bagi kehidupan fisik atau biologis
manusia. Termasuk didalamnya menjaga kesehatannya dari
gangguan seperti penyakit menular seksual, infeksi saluran
reproduksi, bagaimana memfungsikan seksualitas sebagai alat
reproduksi sekaligus alat rekreasi secara optimal, serta
dinamika munculnya dorongan seksual.
Seksual berdasarkan dimensi psikologi berhubungan erat
dengan bagaimana manusia menjalani fungsi seksual sesuai
dengan identitas jenis kelaminnya, dan bagaimana dinamika
aspek-aspek psikologi (kognisi, emosi, motivasi, perilaku)
terhadap seksual itu sendiri, serta bagaimana dampak psikologis
dari berfungsinya seksualitas dalam kehidupan manusia.
Cara yang biasanya dilakukan orang agar tidak melakukan
dorongan seksual, sebagai berikut :
1) Manahan diri dengan berbagai cara
2) Menyibukkan diri dengan berbagai aktivitas
3) Menghabiskan tenaga dengan berolahraga
4) Memperbanyak ibadah dan mendekatkan diri kepada
tuhan yang maha esa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual remaja
antara lain :
1) Perubahan biologis
2) Kurangnya pengaruh orang tua
3) Pengaruh teman sebaya
4) Remaja yang berprestasi rendah.
5) Melakukan aktifitas seksual nonpenetrasi (berpegangan
tangan, berpelukan, cium pipi, cium bibir, cumbuan
berat, petting)
DAFTAR PUSTAKA

Junita sri, 2017, hubungan pengetahuan dan sikap tentang kesehatan reproduksi
dengan perilaku seks pranikah pada siswa yang mengikuti PIK-R di SMA
Kabupaten Bantul tahun 2017, sri junita,
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1773/1/SKRIPSI%20Gabung.pdf, 19 januari
2018.

Mutiara sari, 2016, hubungan konsep perilaku remaja dengan kesehatan


reproduksi remaja, http://repository.sarimutiara.ac.id/183/3/CHAPTER
%20II.pdf, 2016

Pungky G Ristraningsih, 2017, pengaruh pemberian informasi tentang kesehatan


reproduksi dengan menggunakan media cetak di lingkungan sekolah terhadap
tingkat pengetahuan siswa SMK Muhammadiyah Kartasura, G Pungky
Ristraningsih, http://eprints.ums.ac.id/53718/3/BAB%201.pdf, 2017

Anda mungkin juga menyukai