Oleh :
Nurmawadha Safaad, S.Ked
K1B1 20 048
Pembimbing :
dr. Tety Yuniarti Sudiro, Sp. PD, FINASIM
FAKULTAS KEDOKTERAN
KENDARI
2020
HALAMAN PENGESAHAN
Fakultas : Kedokteran
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
sebagai adanya udara atau gas bebas yang diketemukan pada struktur mediastinum.
1819, yang menurutnya akibat beberapa faktor predisposisi dari jejas traumatik.
Hamman’s sign.1
anak banyak terjadi sekitar 1 / 800 -1 / 15.500 kasus atau 1 / 44.500 kejadian.
Insiden pada usia 5-34 tahun sekitar 1 / 25.000 dan 76% kasus adalah laki-laki.
tanpa faktor penyebab yang jelas seperti operasi, adanya infeksi, trauma, atau udara
setelah perforasi. Ketika faktor penyebab diidentifikasi, kondisi ini dikenal sebagai
mengancam jiwa, dan tidak akan menyebabkan kematian. Namun angka mortalitas
sangat tinggi sampai 50-70% didapati pada sindroma Boerhaave (ruptur esophageal
pasca muntah).3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
B. ANATOMI
C. EPIDEMIOLOGI
berhubungan dengan trauma, intubasi atau prosedur bedah, melaporkan bahwa 69%
dari pasien ini adalah laki-laki. Pneumomediastinum oleh sebab traumatik lebih
banyak terjadi pada laki-laki, hal ini mencerminkan kecenderungan aktivitas akan
melakukan pekerjaan yang menahan nafas (misalnya aktivitas atletik atau angkat
spontan, biasanya ditemukan pada pasien usia muda dan mempunyai riwayat asma,
D. ETIOLOGI
proses lainnya) dan dapat juga disebabkan oleh akibat sekunder dari traumathorax,
pneumomediastinum, yakni:
Udara memasuki ruang mediastinum dapat berasal dari intrathoracic dan
E. FAKTOR RISIKO
Penyakit paru obstruktif (misalnya asma, bronkiolitis, aspirasi benda asing
berasal dari kepala atau leher (misalnya dari maxilla facial injury, cedera laring,
perforasi atau ulkus duodenum), atau dari dinding thorax (misalnya dari emfisema
sekitar 6% dari semua pasien trauma dengan cedera thorax tumpul. Beberapa
F. PATOGENESIS
Ruptur alveolar yang merupakan penyebab pneumomediastinum yang paling
sering, dapat terjadi oleh adanya tekanan intraalveolar yang tinggi atau kerusakan
pada dinding alveolar. Diawali oleh kelainan yang mengarah ke emphysema paru
yang ruptur ke mediastinum ini pertama kali dikemukakan oleh Macklin dan
menyatakan bahwa dengan perbedaan tekanan antara alveolus dan interstitium atau
axillar. 1,2,3,4,9,12
Penyebab tekanan alveolar yang tinggi termasuk obstruksi jalan napas (misalnya
pada penderita asma atau kemasukan benda asing ), pada ventilasi mekanis
tinggi), trauma tumpul, emesis (Boerhaave’ syndrome), buang air besar, atau
berasal dari kepala atau leher (misalnya dari maxilla facial injury, cedera laring,
perforasi atau ulkus duodenum), atau dari dinding thorax (misalnya dari emfisema
sekitar 6% dari semua pasien trauma dengan cedera thorax tumpul. Beberapa
G. GEJALA KLINIS
tidak ada gejala sampai gejala yang berat. Beberapa gejaladiantaranya adalah :
1. Nyeri dada
2. Dyspnea atau sesak nafas.
3. Demam
4. Nyeri tenggorokan
orofaringeal yang relatif tidak berbahaya dan muncul sebagai mulut atau
5. Gejala-gejala lain
H. PEMERIKSAAN FISIK
1. Udara subkutan
Tanda paling sering dilihat pada pneumomediastinum adalah emfisema
thorax.
2. Hamman’s Sign
krepitasi) yang sinkron dengan denyut jantung, dan akan lebih jelasdidengarkan
3. Pneumothorax penyerta
Adanya pneumothorax harus dicurigai pada individu dengan gangguan
4. Saturasi oksigen
Pemeriksaan pulse oximetry semestinya dilakukan pada semua anak yang diduga
asma akut yang datang ke unit gawat darurat, didapatkan bahwa anak dengan
I. DIAGNOSIS
gambaran udara yang mengisi struktur mediastinal. Pada X-ray atau CT-Scan Dada
dapat digunakan untuk pneumoperikardium dan pneumomediastinum. Pada
the artery sign, tubular artery sign, continuous diaphragma sign, extrapleural sign,
Tanda Spinnaker-Sail dapat dilihat pada foto polos frontal dada dan merupakan
(Radiografi polos frontal dada, menunjukkan Spinnaker-Sail Sign. Kedua lobus timus diangkat dan
dipindahkan ke mediastinum atas, menciptakan opasitas berbentuk baji. Ini menyerupai layar Spinnaker.
Pneumotoraks dapat dilihat di apeks paru kiri.)
Ring around the artery sign adalah gambaran udara yang mengelilingi arteri
pulmonalis atau salah satu dari cabang utamanya, yang menghasilkan gambaran
menyerupai cincin lusen di sekeliling arteri pulmonalis, terutama pada saat udara
Tubular artery sign adalah adanya udara yang berdekatan dengan cabang utama
dari aorta dan mengambarkan kedua sisi pembuluh darah. Udara pada
mediastinum akan membentuk outline pada lateral arteri utama pulmo dan arkus
aorta, dimana pleural line ini dibentuk dari kedua pleura parietal mediastinum
(Foto toraks AP menunjukkan udara disepanjang permukaan dalam pleura mediastinal, yang
menunjukkan aortic knob, batas kiri jantung (panah hitam) dan Vena cava superior (kepala panah hitam).
Tampak udara mengelilingi pembuluh darah brachiocephalica membentuk gambaran tubular vessel sign.)
d. Continuous Diaphragma Sign
e. Extrapleural Sign
area lusensi pada daerah diluar pleura, biasanya pada tepi lateral aorta
descenden.
(Pada proyeksi AP terlihat area lusensi linier paralel dari aorta desenden yang memperlihatkan adanya
udara pada mediastinum. (panah hitam). Udara tersebut kemungkinan berada pada ligamen pulmo. Disini
juga terlihat adanya udara pada pleura kiri (panah putih))
Double Bronchial Wall Sign adalah adanya udara pada medistinum di daerah
sekitar bronkus, sehingga memperjelas dan menegaskan kedua sisi dari bronkus.
(Pada foto AP terlihat adanya udara di mediastinum dan main bronkus kiri, yang tervisualisasi
dengan terlihatnya kedua sisi dari dinding bronkus.)
g. Naclerio’s V sign
Naclerio’s V sign dapat terlihat pada foto toraks frontal membentuk gambaran
lusensi udara berbentuk huruf 'V' di daerah kiri bawah mediastinum. Tanda ini
dibentuk oleh udara di mediastinum yang memberi batas batas lateral kiri bawah
mediastinum dan dibentuk oleh udara yang ada di pleura paietal dan bagian
medial hemidiafragma kiri. Biasanya tanda ini terdapat pada kasus ruptur
J. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Gas darah arteri harus diperiksa pada pasien dengan distress respirasi- Gas darah
2. Enzim jantung
Untuk menyingkirkan adanya infark miokard.
3. Elektrokardiografi
Pemeriksaan elektrokardiografi dilakukan untuk menyingkirkan infark
dan gelombang T non spesifik mungkin dapat munculmeski pada kasus tanpa
K. PENATALAKSANAAN
L. DIAGNOSIS BANDING
dalam rongga pleura. Udara dalam rongga pleura akan menimbulkan penekanan
pemeriksaan foto toraks dengan menunjukkan batas luar pleura viseral dan paru
(disebut juga dengan garis pleura/pleural line) yang terpisah dari pleura parietal oleh
dada dan barotrauma. Penyebab lainnya yang pernah dilaporkan antara lain akibat
yang mungkin terjadi adalah tamponade kordis, yang bisa mengancam nyawa.
Mortalitas oleh sebab tamponade kordis kurang lebih 50% dari keseluruhan kasus.
M. KOMPLIKASI
1. Tension pneumomediastinum
kompresi pada vena- vena besar, menyebabkan venous return, yang dapat
2. Mediastinitis
Pneumomediastinum disertai oleh muntah-muntah yang masif dan frekuen
N. PROGNOSIS
atau pencetus.
DAFTAR PUSTAKA
3. Carolia, N., Mardhiyyah, A., 2016. Multi Drug Resistant Tuberculosis pada Pasien
6. Siregar, M.I.T. 2015. Mekanisme Resistensi Isoniazid & Mutasi Gen KatG
2384-0293.
10. Reviono., Kusnanto, P., Eko, V., Pakiding, H., Nurwidiasih1, D. 2014. Multidrug
11. Devi, A. U., Cahyo, K., Shaluhiyah, Z. 2019. Faktor-Faktor yang Berhubungan
ISSN: 2356-3346.
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2016 Tentang
Penanggulangan Tuberkulosis.
Trisakti.
16. Nofriyanda, dr. 2010. Analisis Molekuler Pada Proses Resistensi Mikobakterium
17. Hariadi, S., Amin, M., Pradjoko, I., Winariani., Margono, B. P., Wibisono, M. J.,
dkk. 2013. Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru 2010. Surabaya. Departemen Ilmu
18. Rumende, C.M. 2018. Diagnosis dan Tatalaksana Tuberkulosis Resistan Obat.
Pertemuan Ilmiah Tahunan Ilmu Penyakit Dalam 2018. Departemen Ilmu Penyakit
Dalam FKUI-RSCM.