Anda di halaman 1dari 23

POKJA REMAJA

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAJAPAHIT
MOJOKERTO
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anak adalah harapan orang tua harapan masa depan keluarga bahkan
bangsa, oleh sebab itu perlu dipersiapkan agar kelak menjadi manusia yang
berkualitas, sehat, bermoral dan berguna bagi dirinya, keluarga, agama dan
bangsanya. Anak seharusnya perlu dipersiapkan sejak dini agar mereka
mendapatkan pola asuh yang benar saat mengalami proses pertumbuhan dan
perkembangan. Pola asuh yang baik menjadikan anak berkepribadian kuat,
tak mudah putus asa, dan bertanggung jawab menghadapi hidup yang penuh
dengan warna warni atau romantika hidup. Orang Tua selalu menginginkan
kehidupan anaknya menjadi anak yang sempurna tanpa mau memahami
bahwa sebagai orang tua harus merubah diri sendiri terlebih dahulu sebelum
anak itu lahir. Sekarang ini terdapat berbagai dampak pada masyarakat, baik
yang positif maupun yang negatif. Dampak positif globalisasi adalah
perkembangan teknologi yang semakin canggih sehingga mempermudah
seseorang untuk memperoleh berbagai informasi yang tidak terbatas.
Informasi dapat berupa hiburan, pengetahuan dan teknologi, yang diperoleh
dan berbagai cara seperti: TV, Video, Film-Film, Internet dan sebagainya.
(woordpress,2015).
Kemudahan informasi memang memuaskan rasa ingin tahu kita serta dapat
mengubah nilai dan pola hidup seseorang, termasuk sikap orang tua terhadap
anaknya dan pola asuh yang diterapkan dalam mendidik anak dan remaja.
Sedangkan dampak negatif yang ditakuti adalah gaya hidup yang sangat
menonjolkan sifat individualistik dan bebas. Hal ini dibuktikan dengan
semakin banyak timbulnya masalah psikososial pada remaja seperti penyalah
gunaan narkotika dan obat terlarang, perilaku seks bebas dan menyimpang,
kriminalitas anak, perkelahian massal (tawuran), sehingga banyak
mengakibatkan kegagalan pendidikan, atau kegagalan di bidang lain. Dampak
negatif era globalisasi ini lebih cepat diadopsi oleh anak- anak sehingga
mereka sangat rentan terhadap pengaruh negatif globalisasi tersebut.
Kepandaian anak dan remaja dalam menyiasati hal tersebut tentu tidak lepas
dan peran orang tua dalam memberikan pola asuh dan pendidikan yang tepat
bagi anak- anaknya dan orang orang yang ada di sekelilingnya
(woordpress,2015).
Menurut WHO (1995), yang dikatakan usia remaja adalah antara 10-18
tahun. Tetapi berdasarkan penggolongan umur, masa remaja terbagi atas masa
remaja awal (10-13 tahun), masa remaja tengah (14-16 tahun) dan masa remaja
akhir (17-19 tahun) (Depkes Jakarta I, 2010). Kata “remaja” berasal dari
bahasa latin yaitu adolescere yang berarti to grow atau to grow maturity
(Golinko, 2004 dalam Rice, 2005). DeBrun (dalam Rice, 2007) mendefinisikan
remaja sebagai periode pertumbuhan antara masa kanak-kanak dengan masa
dewasa. Papalia dan Olds (2001) tidak memberikan pengertian remaja
(adolescent) secara eksplisit melainkan secara implisit melalui pengertian masa
remaja (adolescence).
Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Seorang
remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun ia masih
belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Secara Etimologi, remaja
berarti “tumbuh menjadi dewasa”. Definisi remaja (adolescene) menurut
organisasi kesehatan dunia (WHO) adalah periode usia antara 10 sampai 19
tahun, sedangkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meneyebut kaum muda
(youth) untuk usia 15 sampai 24 tahun. Sementara itu menurut The Health
Services Administrations Guidelines Amerika Serikat, rentang usia remaja
adalah 11 sampai 21 tahun dan terbagi menjadi tiga tahap, yaitu remaja
awal(11-14 tahun); remaja menengah (15-17 tahun); dan remaja akhir (18-21
tahun). Definisi ini kemudian disatukan dalam terminologi kaum muda (young
people) yang mencakup usia 10 sampai 24 tahun (Kusmiran, 2011).
Perkembangan anak adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan
dapat diramalkan, sebagai hasil dari pematangan. Di sini menyangkut adanya
proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem
yang berkembang sedemikian rupa per- kembangan emosi, intelektual dan
tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. Aspek– aspek
perkembangan individu meliputi fisik, intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral
dan agama. Perkembangan fisik meliputi pertumbuhan sebelum lahir dan
pertumbuhan setelah lahir. Intelektual (kecerdasan) atau daya pikir merupakan
kemampuan untuk beradaptasi secara berhasil dengan situas baru atau
lingkungan pada umumnya. Sosial, setiap individu selalu berinteraksi dengan
lingkungan dan selalu memerlukan manusia lainnya. Emosi merupakan
perasaan tertentu yang menyertai setiap keadaan atau perilaku individu. Bahasa
merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan yang lain. Moralitas
merupakan kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai atau
prinsip-prinsip moral. Agama merupakan kepercayaan yang dianut oleh
individu. Dalam makalah ini penulis membatasi penulisan makalah pada
perkembangan anak khususnya siswa fase remaja. Karena Masa remaja
merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan
individu, dan merupakan masa transisi yang dapat diarahkan kepada
perkembangan masa dewasa yang sehat.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka kita dapat menyimpulkan beberapa
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian Masa Remaja?
2. Ciri perkembangan usia remaja?
3. Perubahan apa saja yang terjadi pada masa perkembangan remaja?
4. Perilaku-perilaku menyimpang apa saja yang dapat terjadi pada
masa remaja?
5. Apa saja tugas perkembangan pada masa remaja?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan disusunnya makalah ini adalah memberikan pemahaman kepada
mahasiswa tentang remaja, penyebab berikut solusinya.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui definisi remaja
b. Untuk mengetahui ciri perkembangan usia remaja
c. Untuk mengetahui masa perkembangan remaja
d. Untuk mengetahui perilaku-perilaku penyimpngan yang terjadi pada
masa remaja
e. Untuk mengetahui tugas perkembangan pada masa remaja

D. Manfaat
1. Remaja mampu mengetahui tentang definisi remaja
2. Remaja mampu mengetahui tentang ciri perkembangan usia remaja
3. Remaja mampu mengetahui tentang masa perkembangan remaja
4. Remaja mampu mengetahui tentang perilaku-perilaku penyimpangan yang
terjadi pada masa remaja
5. Remaja mampu mengetahui tugas perkembangan pada masa remaja.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Masa Remaja


Menurut WHO, yang disebut remaja adalah mereka yang berada pada
tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa. Batasan usia remaja menurut
WHO adalah 12 sampai 24 tahun. Menurut Menteri Kesehatan RI tahun 2010,
batas usia remaja adalah antara 10 sampai 19 tahun dan belum kawin.(Sigit,2011).
WHO menetapkan batasan usia konkritnya adalah berkisar antara 10-20 tahun.
Kemudian WHO membagi kurun usia tersebut dalam dua bagian yaitu remaja
awal 10-14 tahun, dan remaja akhir 15-20 tahun. Kata remaja berasal dari bahasa
latin yaitu adolescere yang berarti to grow atau to grow maturity(Golinko, 1984
dalam Rice, 1990). Banyak tokoh yang memberikan definisi tentang remaja,
seperti John W.
Santrock (2011) dan juga DeBrun (dalam Rice,1990) mendefinisikan remaja
sebagai periode pertumbuhan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa.
Papalia dan Olds (2001) tidak memberikan pengertian remaja (adolescent) secara
eksplisit melainkan secara implisit melalui pengertian masa remaja (adolescence).

B. Ciri Perkembangan Usia Remaja


Mengenai ciri-ciri remaja tidak mesti dilihat dari satu sisi, tetapi dapat dilihat
dari berbagai segi. Misalnya dari segi usia, perkembangan fisik, phisikis, dan
perilaku. MenurutGayo (1990: 638-639) ciri-ciri remaja usianya berkisar 12-20
tahun yang dibagi dalam tiga fase yaitu; Adolensi diri, adolensi menengah, dan
adolensi akhir. Penjelasan ketiga fase ini sebagai berikut.
1. Adolensi dini
Fase ini berarti preokupasi seksual yang meninggi yang tidak jarang
menurunkan daya kreatif/ ketekunan, mulai renggang dengan orang tuanya dan
membentuk kelompok kawan atau sahabat karib, tinggah lakukurang dapat
dipertanggungjawabkan. Seperti perilaku di luar kebiasaan, delikuen,dan maniakal
atau defresif.
2. Adolensi menengah
Fase ini memiliki umum: Hubungan dengankawan dari lawan jenis mulai
meningkat pentingnya, fantasi dan fanatisme terhadap berbagai aliran, misalnya,
mistik, musik, dan lain-lain. Menduduki tempat yang kuat dalam perioritasnya,
politik dan kebudayaan mulai menyita perhatiannya sehingga kritik…..tidak
jarang dilontarkan kepada keluarga dan masyarakat yang dianggap salah dan tidak
benar, seksualitas mulai tampak dalam ruang atau skala identifikasi, dan
desploritas lebih terarah untuk meminta bantuan.
3. Adolesensi akhir
Masa ini remaja mulai lebih luas, mantap, dari dewasa dalam ruang lingkup
penghayatannya .Ia lebih bersifat ‘menerima’ dan ‘mengerti’ malahan sudah
mulai menghargai sikap orang/pihak lain yang mungkin sebelumnya ditolak.
Memiliki karier tertentu dan sikap kedudukan, kultural, politik, maupun etikanya
lebih mendekatiorang tuanya. Bila kondisinya kurang menguntungkan, maka
masa turut diperpanjang dengan konsekuensi .imitasi, bosan, dan merosot tahap
kesulitan jiwanya. Memerlukan bimbingan dengan baik dan bijaksana, dari orang-
orang di sekitarnya.
Argumen lain tentang ciri-ciri remaja dan berbagai sudut pandang
dikemukakan oleh Mustaqim dan Abdul Wahid (2003:49-50). Menurutnya pada
masa remaja umumnya telah duduk dalam bangku sekolah lanjutan. Pada
permulaan periode anak mengalami perubahan-perubahan jasmani yang
berwujudtanda-tandakelamin sekunder seperti kumis, jenggot, atau suara berubah
pada laki-laki. Lengan dan kaki mengalami pertumbuhan yang cepat sekali
sehingga anak-anak menjadi canggung dan kaku. Kelenjar-kelenjar mulai tumbuh
yang dapat menimbulkan gangguan phisikis anak.
Perubahan rohani juga timbul remaja telah mulai berfikir abstrak, ingatan
logis makin lama makin lemah. Pertumbuhan fungsi-fungsi psikis yang satu
dengan yang lain tidakdalam keadaan seimbang akibatnya anak sering mengalami
pertentangan batindan gangguan, yang biasa disebut gangguan integrasi.
Kehidupan sosial anak remaja juga berkembang sangat luas. Akibatnya anak
berusaha melepaskan diri darikekangan orang tua untuk mendapatkan kebebasan,
meskipun di sisi lain masih tergantung pada orang tua. Dengan demikian terjadi
pertentangan antara hasrat kebebasan dan perasaan tergantung. (Mustaqim dan
Abdul Wahid, 1991). Lebih lanjut dikatakan Mustaqim dan Abdul Wahid, pada
masa remaja akhir umumnya telah mulai menemukan nilai-nilai hidup, cinta,
persahabatan, agama, kesusilaan, kebenaran dan kebaikan. Masa ini biasa disebut
masa pembentukan dan menentuan nilai dan cita-cita.Lain dari pada itu anak
mulai berfikir tentang tanggung jawab sosial, agama moral, anak mulai
berpandangan realistik, mulai mengarahkan perhatian pada teman hidupnya kelak,
kematangan jasmani dan rohani, memiliki keyakinan dan pendirian yang tetap
serta berusaha mengabdikan diri dimasyarakatjuga ciri remaja yang menonjol,
tetapi hanya remaja yang sudah hampir masuk dewasa.
Adanya perubahan baik di dalam maupun di luar dirinya itu membuat
kebutuhan remaja semakin meningkat terutama kebutuhan sosial dan kebutuhan
remaja semakin meningkat terutama kebutuhan sosial dan kebutuhan
psikologisnya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut memperluas lingkungan
sosial diluar lingkungan keluarga, seperti lingkungan teman sebaya dan
lingkungan masyarakat lainnya.
C. Perubahan Yang Terjadi Pada Masa Remaja
1. Stadium Pubertas
Proses pubertas terjadi secara berurutan dengan sekuens yang hampir
sama. Tahap perkembangan pubertas anak pada laki-laki menurut Tanner
Tahap perkembangan pubertas anak pada perempuanmenurut Tanner
2. Perubahan Fisik Pada Pubertas
Pada fase pubertas terjadi perubahan fisik sehinggapada akhirnya seorang
anak akan memiliki kemampuan bereproduksi. Terdapat lima perubahan khusus
yang terjadi pada pubertas, yaitu, pertambahan tinggi badan yang cepat (pacu
tumbuh), perkembangan seks sekunder, perkembangan organ-organ reproduksi,
perubahan komposisi tubuh serta perubahan sistem sirkulasi dan sistem respirasi
yang berhubungan dengan kekuatan dan stamina tubuh. Perubahan fisik yang
terjadi pada periode pubertas berlangsung dengan sangat cepat dalam sekuens
yang teratur dan berkelanjutan .
Tinggi badan anak laki-laki bertambah kira-kira 10 cm per tahun,
sedangkan pada perempuan kurang lebih 9 cm per tahun. Secara keseluruhan
pertambahan tinggi badan sekitar 25 cm pada anak perempuan dan 28 cm pada
anak laki-laki. Pertambahan tinggi badan terjadi dua tahun lebih awal pada anak
perempuan dibanding anak laki-laki. Puncak pertumbuhan tinggi badan (peak
height velocity) pada anak perempuan terjadi sekitar usia 12 tahun, sedangkan
pada anak laki-laki pada usia 14 tahun. Pada anak perempuan, pertumbuhan akan
berakhir pada usia 16 tahun sedangkan pada anak laki-laki pada usia 18 tahun.
Setelah usia tersebut, pada umumnya pertambahan tinggi badan hampir selesai.
Hormon steroid seks juga berpengaruh terhadap maturasi tulang pada lempeng
epifisis. Pada akhir pubertas lempeng epifisis akan menutup dan pertumbuhan
tinggi badan akanberhenti. Pertambahan berat badan terutama terjadi karena
perubahan komposisi tubuh, pada anak laki-laki terjadi akibat meningkatnya
massa otot, sedangkan pada anak perempuan terjadi karena meningkatnya massa
lemak. Perubahan komposisi tubuh terjadi karena pengaruh hormon steroid seks.
Perkembangan seks sekunder diakibatkan oleh perubahan sistem hormonal
tubuh yang terjdi selama proses pubertas. Perubahan hormonal akan menyebabkan
terjadinya pertumbuhan rambut pubis dan menarke pada anak perempuan;
pertumbuhan penis, perubahan suara, pertumbuhan rambut di lengan dan muka
pada anak laki-laki, serta terjadinya peningkatan produksi minyak tubuh,
meningkatnya aktivitas kelenjar keringat, dan timbulnya jerawat.
Pada anak laki-laki awal pubertas ditandai dengan meningkatnya volume
testis, ukuran testis menjadi lebih dari 3 mL, pengukuran testis dilakukan dengan
memakai alat orkidometer Prader.10,13Pembesaran testis pada umumnya terjadi
pada usia 9 tahun, kemudian diikuti oleh pembesaran penis. Pembesaran penis
terjadi bersamaan dengan pacu tumbuh. Ukuran penis dewasa dicapai pada usia
16-17 tahun . Rambut aksila akan tumbuh setelah rambut pubis mencapai P4,
sedangkan kumis dan janggut baru tumbuh belakangan. Rambut aksila bukan
merupakan petanda pubertas yang baik oleh karena variasi yang sangat besar.
Perubahan suara terjadi karena bertambah panjangnya pita suara akibat
pertumbuhan laring dan pengaruh testosteron terhadap pita suara. Perubahan suara
terjadi bersamaan dengan pertumbuhan penis, umumnya pada pertengahan
pubertas. Mimpi basah atau wet dream terjadi sekitar usia 13-17 tahun, bersamaan
dengan puncak pertumbuhan tinggi badan.
Pada anak perempuan awal pubertas ditandai oleh timbulnya breast
budding atau tunas payudara pada usia kira-kira 10 tahun, kemudian secara
bertahap payudara berkembang menjadi payudara dewasa pada usia 13-14 tahun.
Rambut pubis mulai tumbuh pada usia 11-12 tahun dan mencapai pertumbuhan
lengkap pada usia 14 tahun. Menarketerjadi dua tahun setelah awitan pubertas,
menarke terjadi pada fase akhir perkembangan pubertas yaitu sekitar 12,5
tahun.10,13 Setelah menstruasi, tinggi badan anak hanya akan bertambah sedikit
kemudian pertambahan tinggi badan akan berhenti. Massa lemak pada perempuan
meningkat pada tahap akhir pubertas, mencapai hampir dua kali lipat massa lemak
sebelum pubertas.

D. Perilaku-perilaku Yang Menyimpang Pada Masa Remaja


Ulah para remaja yang masih dalam tarap pencarian jati diri sering sekali
mengusik ketenangan orang lain. Kenakalan-kenakalan ringan yang mengganggu
ketentraman lingkungan sekitar seperti sering keluar malam dan menghabiskan
waktunya hanya untuk hura-hura seperti minum-minuman keras, menggunakan
obat-obatan terlarang, berkelahi, berjudi, dan lain-lainnya itu akan merugikan
dirinya sendiri, keluarga, dan orang lain yang ada disekitarnya.
Cukup banyak faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja.
Berbagai faktor yang ada tersebut dapat dikelompokkan menjadi faktor internal
dan faktor eksternal. Berikut ini penjelasannya secara ringkas:
1. Faktor Internal
a. Krisis identitas: Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja
memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya
perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya
identitas peran. Kenakalan remaja terjadi karena remaja gagal mencapai
masa integrasi kedua.
b. Kontrol diri yang lemah: Remaja yang tidak bisa mempelajari dan
membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat
diterima akan terseret pada perilaku 'nakal'. Begitupun bagi mereka yang
telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa
mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan
pengetahuannya.
2. Faktor Eksternal
a. Kurangnya perhatian dari orang tua, serta kurangnya kasih sayang
b. Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang memberikan fondasi primer
bagi perkembangan anak. Sedangkan lingkungan sekitar dan sekolah ikut
memberikan nuansa pada perkembangan anak. Karena itu baik-buruknya
struktur keluarga dan masyarakat sekitar memberikan pengaruh baik atau
buruknya pertumbuhan kepribadian anak.
c. Keadaan lingkungan keluarga yang menjadi sebab timbulnya kenakalan
remaja seperti keluarga yang broken-home, rumah tangga yang berantakan
disebabkan oleh kematian ayah atau ibunya, keluarga yang diliputi konflik
keras, ekonomi keluarga yang kurang, semua itu merupakan sumber yang
subur untuk memunculkan delinkuensi remaja.
d. Dr. Kartini Kartono juga berpendapat bahwasannya faktor penyebab
terjadinya kenakalan remaja antara lain:
1) Anak kurang mendapatkan perhatian, kasih sayang dan tuntunan
pendidikan orang tua, terutama bimbingan ayah, karena ayah dan ibunya
masing–masing sibuk mengurusi permasalahan serta konflik batin sendiri
2) Kebutuhan fisik maupun psikis anak–anak remaja yang tidak terpenuhi,
keinginan dan harapan anak–anak tidak bisa tersalur dengan memuaskan,
atau tidak mendapatkan kompensasinya
3) Anak tidak pernah mendapatkan latihan fisik dan mental yang sangat
diperlukan untuk hidup normal, mereka tidak dibiasakan dengan disiplin
dan kontrol-diri yang baik
4) Maka dengan demikian perhatian dan kasih sayang dari orang tua
merupakan suatu dorongan yang berpengaruh dalam kejiwaan seorang
remaja dalam membentuk kepribadian serta sikap remaja sehari-hari. Jadi
perhatian dan kasih sayang dari orang tua merupakan faktor penyebab
terjadinya kenakalan remaja.
3. Minimnya pemahaman tentang keagamaan
a. Dalam kehidupan berkeluarga, kurangnya pembinaan agama juga menjadi
salah satu faktor terjadinya kenakalan remaja. Dalam pembinaan moral,
agama mempunyai peranan yang sangat penting karena nilai-nilai moral
yang datangnya dari agama tetap tidak berubah karena perubahan waktu
dan tempat.
b. Pembinaan moral ataupun agama bagi remaja melalui rumah tangga perlu
dilakukan sejak kecil sesuai dengan umurnya karena setiap anak yang
dilahirkan belum mengerti mana yang benar dan mana yang salah, juga
belum mengerti mana batas-batas ketentuan moral dalam lingkungannya.
Karena itu pembinaan moral pada permulaannya dilakukan di rumah
tangga dengan latihan-latihan, nasehat-nasehat yang dipandang baik.
c. Maka pembinaan moral harus dimulai dari orang tua melalui teladan yang
baik berupa hal-hal yang mengarah kepada perbuatan positif, karena apa
yang diperoleh dalam rumah tangga remaja akan dibawa ke lingkungan
masyarakat. Oleh karena itu pembinaan moral dan agama dalam keluarga
penting sekali bagi remaja untuk menyelamatkan mereka dari kenakalan
dan merupakan cara untuk mempersiapkan hari depan generasi yang akan
datang, sebab kesalahan dalam pembinaan moral akan berakibat negatif
terhadap remaja itu sendiri.
d. Pemahaman tentang agama sebaiknya dilakukan semenjak kecil, yaitu
melalui kedua orang tua dengan cara memberikan pembinaan moral dan
bimbingan tentang keagamaan, agar nantinya setelah mereka remaja bisa
memilah baik buruk perbuatan yang ingin mereka lakukan sesuatu di
setiap harinya
e. Kondisi masyarakat sekarang yang sudah begitu mengagungkan ilmu
pengetahuan mengakibatkan kaidah-kaidah moral dan tata susila yang
dipegang teguh oleh orang-orang dahulu menjadi tertinggal di belakang.
Dalam masyarakat yang telah terlalu jauh dari agama, kemerosotan moral
orang dewasa sudah lumrah terjadi. Kemerosotan moral, tingkah laku dan
perbuatan – perbuatan orang dewasa yang tidak baik menjadi contoh atau
tauladan bagi anak-anak dan remaja sehingga berdampak timbulnya
kenakalan remaja
4. Pengaruh dari lingkungan sekitar,
a. Pengaruh budaya barat serta pergaulan dengan teman sebayanya yang
sering mempengaruhinya untuk mencoba dan akhirnya malah terjerumus
ke dalamnya
b. Lingkungan adalah faktor yang paling mempengaruhi perilaku dan watak
remaja. Jika dia hidup dan berkembang di lingkungan yang buruk,
moralnya pun akan seperti itu adanya. Sebaliknya jika ia berada di
lingkungan yang baik maka ia akan menjadi baik pula.
c. Di dalam kehidupan bermasyarakat, remaja sering melakukan keonaran
dan mengganggu ketentraman masyarakat karena terpengaruh dengan
budaya barat atau pergaulan dengan teman sebayanya yang sering
mempengaruhi untuk mencoba. Sebagaimana diketahui bahwa para
remaja umumnya sangat senang dengan gaya hidup yang baru tanpa
melihat faktor negatifnya, karena anggapan ketinggalan zaman jika tidak
mengikutinya.
5. Tempat pendidikan
Tempat pendidikan, dalam hal ini yang lebih spesifiknya adalah berupa
lembaga pendidikan atau sekolah. Kenakalan remaja ini sering terjadi ketika anak
berada di sekolah dan jam pelajaran yang kosong. Belum lama ini bahkan kita
telah melihat di media adanya kekerasan antar pelajar yang terjadi di sekolahnya
sendiri. Ini adalah bukti bahwa sekolah juga bertanggung jawab atas kenakalan
dan dekadensi moral yang terjadi di negeri ini.
E. Tugas Perkembangan Remaja
Salah satu periode dalam rentang kehidupan ialah (fase) remaja. Masa ini
merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan individu,
dan merupakan masa transisi yang dapat diarahkan kepada perkembangan masa
dewasa yang sehat. Untuk dapat melakukan sosialisasi dengan baik, remaja harus
menjalankan tugas-tugas perkembangan pada usinya dengan baik. Apabila tugas
pekembangan sosial ini dapat dilakukan dengan baik, remaja tidak akan
mengalami kesulitan dalam kehidupan sosialnya serta akan membawa
kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas perkembangan untuk fase-
fase berikutnya. Sebaliknya, manakala remaja gagal menjalankan tugas-tugas
perkembangannya akan membawa akibat negatif dalam kehidupan sosial fase-fase
berikutnya, menyebabkan ketidakbahagiaan pada remaja yang bersangkutan,
menimbulkan penolakan masyarakat, dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan
tugas-tugas perkembangan berikutnya. (William Kay, sebagaimana dikutip
Yudrik Jahja17) mengemukakan tugas-tugas perkembangan masa remaja sebagai
berikut:
1. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya.
2. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua atau figur-figur yang
mempunyai otoritas.
3. Mengembangkan ketrampilan komunikasi interpersonal dan bergaul
dengan teman sebaya, baik secara individual maupun kelompok.
4. Menemukan manusia model yang dijadikan identitas pribadinya.
5. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap
kemampuannya sendiri.
PROPOSAL
PENYULUHAN ’BAHAYA MEROKOK’BAGI REMAJA

A. Pendahuluan

Merokok adalah suatu kebiasaan menghisap rokok yang dilakukan dalam


kehidupan sehari-hari, merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa dihindari bagi
orang yang mengalami kecenderungan terhadap rokok. Rokok merupakan salah
satu bahan adiktif artinya dapat menimbulkan ketergantungan bagi pemakainya.
Sifat adiktif rokok berasal dari nikotin yang dikandungnya. Setelah seseorang
menghirup asap rokok, dalam 7 detik nikotin akan mencapai otak (Soetjiningsih,
2017).
Selain menyebabkan kecanduan, rokok juga memiliki dampak yang sangat
tidak sehat terhadap kesehatan. Menurut KPAI (2013), semua ahli kesehatan
termasuk World Health Organization (WHO) telah lama menyimpulkan, bahwa
secara kesehatan rokok banyak menimbulkan dampak negatif, lebih bagi anak-
anak dan masa depannya. Rokok mengandung 4000 zat kimia dengan 200 jenis di
antaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), di mana bahan
racun ini didapatkan pada asap utama yaitu asap rokok yang terhisap langsung
masuk keparu-paru perokok maupun asap samping yaitu asap rokok yang
dihasilkan oleh ujung rokok yang terbakar, misalnya karbon monoksida,
benzopiren, dan amoniak (KPAI, 2013).
Menurut WHO (2015) pada tahun 2015 di Indonesia diperkirakan 36%
atau sekitar 60 juta pendduduk Indonesia merokok secara rutin, hal ini berbeda
dengan jumlah konsumsi rokok di negara lain yang bisa diperkiran akan menurun,
tetapi di Indonesia bahkan sudah diperkirakan oleh WHO bahwa pada tahun 2025
akan meningkat hingga 90% penduduk Indonesia menjadi perokok aktif. Jika
konsumsi rokok setiap tahunnya tidak bisa diminimalkan maka angka kematian
akibat merokok di Indonesia juga akan terus meningkat.
Kegiatan merokok ini tidak bisa dipungkiri lagi sudah mengakar dalam
kehidupan masyarakat Indonesia, menjadi budaya dan tradisi masyarakat. Setiap
orang memiliki hak untuk memilih apa saja yang ingin dia lakukan, termasuk
untuk merokok, adalah hak setiap individu untuk memutuskan apakah dia akan
merokok atau tidak. Terlepas dari itu, alangkah baiknya jika seorang perokok tau
apa dampak dari sebuah keputusan yang mereka ambil itu.
Perilaku merokok adalah suatu aktivitas atau tindakan menghisap
gulungan tembakau yang tergulung kertas yang telah dibakar dan
menghembuskannya keluar tubuh yang bertemperatur 900C untuk ujung rokok
yang dibakar, dan 300C untuk ujung rokok yang terselip diantara bibir perokok,
dan dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap oleh orang-orang disekitarnya
serta dapat menimbulkan dampak buruk baik bagi perokok itu sendiri maupun
orang-orang disekitarnya. (Widada RH, 2010).
Asap rokok mengandung susunan senyawa gas dan partikel yang
menakjubkan. Ini termasuk karbon dioksida, air, karbon monoksida, partikulat
(kebanyakan tar), nikotin, nitrogen oksida, hidrogen sianida, amoniak,
formaldehida, fenol dan puluhan lainnya senyawa beracun terkenal.Beberapa
komponen ini hadir dalam konsentrasi yang sangat tinggi. Misalnya asap rokok
mengandung konsentrasi karbon monoksida yang lebih tinggi dibandingkan auto
knalpot dari kendaraan yang terawat baik. Konsentrasi karbon monoksida akan
mematikan jika dihirup terus menerus selama 30 menit. (Chavasse, 1999)
Penyakit yang berhubungan dengan merokok adalah penyakit yang
diakibatkan langsung oleh merokok atau diperburuk keadaannya dengan merokok.
Penyakit yang menyebabkan kematian para perokok antara lain:
1. Penyakit jantung kongestive
2. Trombosis koroner jantung
3. Kanker
4. Bronkitis atau radang cabang tenggorok

Selain itu ada merokok juga memiliki dampak terhadap kesehatan gigi dan rongga
mulut, yang mana mulut adalah organ tubuh manusia yang pertama kali dan
paling banyak terpapar oleh asap rokok. Beberapa dampak merokok pada gigi dan
mulut adalah:

1. Meningkatnya penumpukan plak dan karang gigi


2. Perubahan warna gusi
3. Peradangan pada gusi
4. Penebalan pada lidah yang menyebabkan penurunan indra perasa
5. Mulut terasa kering
6. Bau mulut

Di atas hanya beberapa dari efek merokok pada gigi dan mulut, belum lagi jika
terjadi keganasan pada daerah mulut yang sangat banyak terjadi pada perokok.
Tanpa melihat apakah merokok adalah budaya dan tradisi Indonesia, merokok
berbahaya untuk kesehatan.

Membicarakan merokok dan efeknya pada kesehatan selalu menjadi angin


lewat oleh telinga para perokok. Tentu banyak dari perokok yang ingin berhenti
merokok, tetapi tetap saja ketika mendengar informasi tentang kesehatan seperti
ini tidak sedikit juga yang menganggap dirinya disalahkan karena merokok dan
menjadi kurang memperhatikan. Padahal jika ingin di lihat sekali lagi dari sudut
pandang yang lain, banyak sekali hal-hal yang tidak dapat dijelaskan oleh
perokok, seperti menyakiti diri sendiri atau menyakiti orang terdekat yang mereka
sayangi.

Berdasarkan data yang diperoleh dilapangan peneliti tertarik untuk


memberikan penyuluhan berkaitan dengan bahaya merokok di kebonsari kulon
kota Probolinggo.

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan, remaja kebonsarikulon mampu
memahami bahaya merokok bagi remaja
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan
remaja kebonsari kulon dapat:
a) Memahami tentang pengertian bahaya merokok
b) Memahami tentang bahaya bahaya merokok
c) Memahami tentang bagaimana menghindari merokok
SATUAN ACARA PENYULUHAN
“BAHAYA MEROKOK”

SATUAN ACARA PENYULUHAN

A. Topik: Penyuluhan:bahaya merokok Bagi Remaja


Pokok Bahasan:bahaya merokok
B. Sasaran
Semua Remaja di RW 16 Kebonsari Kulon yang datang ke penyuluhan
kesehatan antara Mahasiswa STIKES Majapahit Mojokerto
C. Tempat dan Waktu
Tempat: Balai RW 16 Kebonsari Kulon
Hari / Tanggal: Hari minggu, tanggal 23 Februari 2020
Waktu : Pukul 07.00
D. Setting Tempat

= mahasiswa

= peserta

E. Materi (terlampir)
F. Media
Peraga langsung dan leaflet
G. Metode
Ceramah danTanya Jawab
H. Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan Respon Peserta waktu
1 Pendahuluan 5 menit
 Menyampaikansalam  Membalassalam
 Menjelaskantujuan  Mendengarkan
 Apersepsi  Menyetujuipenyampaianm
ateri
2 Penyampaianmateri 20 menit
 Menjelaskanpengertian  Mendengarkandanmemper
minuman keras hatikan
 Menjelaskankonnsep  Mendengarkandanmemper
minuman keras hatikan
 Menjelaskantentangbahaya  Mendengarkandanmemper
merokok hatikan
 Tanya jawab
3 Penutup 5 menit
 Menyimpulkanhasilmateri  Mendengarkan
 Mengucapkansalam  Menjawabsalam
I. Kriteria Hasil
a. Evaluasi Struktur
a. Kesepakatan dengan remaja
b. Kesiapan materi penyaji
c. Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung
b. Evaluasi Proses
a. Remaja
1) Remaja bersedia sesuai dengan kontrak waktu yang ditentukan
2) Remaja antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak
diketahuinya
3) Remaja menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan
b. Mahasiswa
1) Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan
2) Dapat menjalankan peranannya sesuai dengan tugas
3. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan
b. Adanya kesepakatan antara remaja dengan penyuluh dalam
melaksanakan implementasi keperawatan selanjutnya.
J. Penutupan
Demikian proposal ini disusun untuk dapat menjalankan program
Kelompok Kerja Kesehatan Remaja oleh mahasiswa STIKES MAJAPAHIT
MOJOKERTO dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan dan mutu
remaja, semoga mendapatkan dukungan yang positif dari berbagai pihak
sebagaimana mestinya.

Anda mungkin juga menyukai