Anda di halaman 1dari 2

NARASI PERUBAHAN PEMRAKARSA MAHAKARYA

Sebuah perubahan tidak akan hadir tanpa sebuah pergerakan. Memulai dari
kalimat tersebut, kita haruslah sadar bahwasannya pergerakan hadir untuk menciptakan
pengaruh yang lebih besar di masa depan. Terlebih lagi dalam konsep mahasiswa yang
merupakan tingkat teratas dalam lantai kaum terpelajar di Indonesia. Selanyaknya
puncak tertinggi yang harusnya memiliki hak dan kewajiban, kita mahasiswa dituntut
untuk menjadi pemrakarsa dalam sebuah karya. Lingkup kuliah yang sangat luas
menjadikan media yang efektif dan kreatif dalam mengembangkan diri serta relasi.
Selain itu, kematangan pemikiran dan emosional akan menjadi tolak perubahan bagi
para rakyat mahasiswa. Dalam kondisi yang sedemikian rupa ini, menjadi sangat sia sia
ketika kita sebagai mahasiswa hanya disibukan dalam bangku perkuliahan semata.
Tanpa sebuah mahakarya yang tercipta dari sebuah pergerakan yang nyata.

Berpatok dari perkembangan yang semakin merajalela itulah, terbentuklah


sebuah organisasi mahasiswa yang dinilai mampu menampung aspirasi dan dedikasi.
Yang membawa nama pemrakarsa mahakarya sebagai title diri. Disinilah kita
mencurahkan segela potensi dan kemampuan untuk bergerak maju menantang diri.
Kabinet inilah yang akan menyonsong visi dan misi perubahan. Sebagai perwujudan
cita – cita kabinet terdahulu yang mengingikan kemajuan. Namun, hal itu tidak akan
tercapai tanpa sebuah usaha dan dukungan. Oleh karena itulah, kita sebagai mahasiswa
yang katanya pemimpin masa depan. Haruslah menjadi gardu perubahan dalam setiap
langkah kebaikan.

Dunia mahasiswa sedang terguncang dengan banyak isu yang merugikan negara
maupun dunia. Seperti korupsi, polusi dan nepotisme yang semakin tak terkandali.
Penurunan moral yang semakin menjadi-jadi. Dan pemerosotan mental yang membunuh
pemimpin penerus abdi. Kita telah terjajah oleh diri kita sendiri. Yang sebelumnya kaki
menjadi pembersama gerak telah berganti menjadi gawai yang mengontrol otak.
Akibatnya pergerakan pergerakan mahasiswa turun drastis. Pemikiran kritis dan
visionaris tampak hanya sebuah mitos. Generasi-generasi apatis semakin digaungkan di
seluruh negeri. Mau jadi apa negeri ini? Itulah yang seharusnya menjadi pertanyaan kita
sebagai mahasiswa. Bukan bersibuk ria dengan gawai yang membuat lupa.
Permasalahan-permasalahan itulah yang semestinya sebagai cambuk untuk
memulai perubahan. Sekaligus sebagai media pergerakan demi kebanggaaan
alamamater kita, Universitas Diponegoro. Sudah sangat lama, Universitas Diponegoro
menyandang salah satu universitas terbaik di negeri ini. Dengan beragam prestasi dan
pencapaian yang didapatnya, sehingga mampu bersaing di antara kampus terbaik
lainnya. Tidak diragukan lagi bahwa salah satu indikator bahwa universitas dikatakan
terbaik adalah dari segi kemahasiswaanya. Baik yang meliputi prestasi, pergerakan,
pengabdian masyarakat maupun pencampain keberhasialan alumni. Semua itu tidak
akan terwujud tanpa sebuah kematangan diri. Namun, image baik yang disandang
Undip saat ini sedang dalam masa riskan. Karena semua universitas seantero negeri
sedang berusaha mengembangkan diri masing-masing. Jadi, apa yang perlu kita
lakukan?

Banyak sekali dari kita tenggalam dalam pemikiran yang unggul tapi tanpa
sebuah sikap. Empati kita tinggi namun hanya sebuah kata tak berarti. Keadaan negeri
yang kritis hanya dibawa dalam diskusi ringan yang tak bervisi. Tidak etis bagi kita
hanya berdiam diri. Menunggu perubahan sebagai sebuah keajaiban ilahi. Terus
bagaimana kita harus bersikap?

Semua pertanyaan itualah yang akan terjawab dalam visi kabinet mendatang.
Yang tidak hanya berkonsep mahasiswa namun Indonesia. Menyandang pemrakarsa
mahakarya. Yang siap menjadi pemrakarsa demi mewujudkan karya luar biasa.
Bergerak maju demi sesama. Dalam langkah yang selalu membersamai negeri dalam
pengabdian. Karena kita Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Diponergor Kabinet
Pemrakarsa Mahakarya akan memacu diri merubah wajah negeri dan membanggakan
alamamater dengan kaki kita sendiri.

Anda mungkin juga menyukai