Anda di halaman 1dari 6

SINOPIS

Pandemi Covid-19 pertama kali terjadi di Wuhan, China pada Desember 2019, hingga
Januari 2021 telah menyebar hingga ke penjuru belahan dunia dan telah mencapai 93.768.732
kasus di dunia dengan korban meninggal dunia sebanyak 2.006.665 jiwa (Worldometers 2021).
Dengan karakterististik penyebarannya yang sangat cepat di antara manusia, ditambah dengan
mobilitas manusia yang sangat tinggi dan lintas batas negara, menjadikan virus ini menjadi
sangat berbahaya.

Beberapa negara yang telah menerapkan lockdown untuk mencegah penyebaran virus
corona adalah China, Spanyol, Italia, dan Malaysia. Pemerintah negara tersebut memutuskan
lockdown, dengan menutup semua akses fasilitas publik dan transportasi. Warga dihimbau untuk
tetap di dalam rumah dan mengisolasi diri, dengan harapan virus tidak menyebar lebih luas dan
upaya penyembuhan dapat berjalan maksimal (Perdana, 2020; Kottasova, 2020).

Covid-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus corona yang menyerang
saluran pernafasan sehingga menyebabkan demam tinggi, batuk, flu, sesak nafas serta nyeri
tenggorokan. Menurut situs WHO, virus corona adalah keluarga besar virus yang dapat
menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Pada manusia corona diketahui menyebabkan
infeksi pernafasan mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrme (SARS). Virus ini
mampu mengakibatkan orang kehilangan nyawa sehingga pada tanggal 11 Maret 2020 WHO
telah menjadikan status virus corona ini menjadi pandemi global. Dinyatakannya status ini
diakibatkan karena kasus positif di luar China yang meningkat tiga belas kali lipat di 114 negara
dengan total kematian pada saat itu mencapai 4,291 orang. WHO menyatakan bahwa selama ini
belum pernah ada pandemi yang dipicu oleh virus corona dan pada saat yang bersamaan, belum
pernah ada pandemi yang dapat dikendalikan. Atas dasar itu, maka WHO meminta negara-
negara untuk mengambil tindakan yang mendesak dan agresif untuk mencegah dan mengatasi
penyebaran virus Covid-19 ini (WHO 2020).

Virus corona menyebar secara contagious. Istilah contagion mengacu pada infeksi yang
menyebar secara cepat dalam sebuah jaringan, seperti bencana atau flu. Istilah ini pertama kali
digunakan pada tahun 1546 oleh Giralamo Fracastor, yang menulis tentang penyakit infeksius
(Locher dalam (Mona, 2016). Dalam penyebaran secara contagious, elemen yang saling
terhubung dalam sebuah jaringan dapat saling menularkan infeksi.

Covid-19 pertama dilaporkan di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020 sejumlah dua kasus
(WHO 2020). Dan pada 15 Januari 2021 telah menunjukkan kasus yang terkonfirmasi berjumlah
870.000 kasus dan 25.246 kasus kematian. Jakarta menduduki posisi tertinggi sebagai lokasi
penyebaran Covid-19 terbesar di Indonesia yakni dengan 220.000 kasus dan 3.763 angka
kematian. Sedangkan untuk daerah Sumatera Selatan terdapat 12.914 kasus positif Covid-19
dengan angka kematian sebanyak 647 jiwa. Hal ini tentunya menyebabkan meningkatnya jumlah
zona merah yang ada di Indonesia, dilansir laman Covid19.go.id, per 10 Januari 2021 ada 70
wilayah yang termasuk zona merah corona. Zona merah corona merupakan daerah dengan
penularan Covid-19 yang tinggi. Sementara ini hingga 15 Januari 2021 ada tambahan 11.957
kasus baru yang terinfeksi corona di Indonesia dan merupakan penambahan terbanyak. Sehingga
total menjadi 870.000 kasus positif corona.

Sejalan dengan pernyataan Dewan Karet Indonesia (Dekarindo) pada awal 2021 kondisi
industri karet di prediksi mendapatkan keuntungan melalui pemulihan ekonomi saat masa
transisi pandemi Covid-19. Dampak dari penyakit gugur daun karet (GDK) dan pemulihan sektor
manufaktur di China dinilai menjadi pendorongnya. Ketua Umum Dekarindo Azis Pane
menyatakan permintaan pada Januari 2021 akan mengalami kenaikan sekitar 5-6 persen dari
kondisi normal, hal ini disebabkan oleh naiknya permintaan ban dari RRC sekitar 5-10 persen
pada awal tahun.  Selain perbaikan permintaan, pasokan karet alam yang turun akibat penyakit
GDK membuat harga karet di petani membaik. Berdasarkan hasil Kalkulasi Dekarindo Volume
produksi karet alam di negara penghasil karet pada kuartal IV/2020 turun sekitar 2,04 persen
secara tahunan. Terkoreksinya pasokan karet dunia tersebut membuat harga karet tumbuh. Azis
mendata harga karet dengan sertifikat Standard Indonesian Rubber (SIR) 20 naik hingga 28
persen menjadi sekitar US$1,6 per kg.  Sementara itu, harga getah karet atau lateks naik sekitar
22,82 persen ke kisaran US$2,7 per kg. Seperti diketahui, lateks merupakan bahan baku untuk
memproduksi sarung tangan karet dan berbagai produk alat kesehatan.

Hal inilah, membuat PT. MULTI AGRO LESTARI dalam hal ini merupakan anak
perusahaan Lestari Group yang bergerak dalam bidang produsen karet remah (Crumb Rubber)
yang menghasilkan produk karet dengan spesifikasi teknikal yang disebut dengan SIR (Standar
Indonesian Rubber) terbesar di Indonesia dengan pangsa pasar lebih dari 18% dan semakin
berkembang dari tahun ketahun. PT. MULTI AGRO LESTARI sudah bergerak di bidang dari
tahun 1999 dan masih berjalan sampai sekarang. Pada tahun 2018, melalui Rapat Umum
Pemegang Saham xxxxxx, S.E., M.B.A terpilih menjadi Direktur Utama PT. MULTI AGRO
LESTARI, beliau lahir di Tanjung Menang, Kayu Agung pada 12 Maret 1978. xxxxxx, S.E.,
M.B.A menjabat Posisi Direktur Utama di perusahaan PT. MULTI AGRO LESTARI sampai
dengan saat ini.

Melalui materi paparan publik di keterbukaan informasi BEI pada Mei 2019, total
volume ekspor Lestari Group 2018 mencapai 495.260 karet remah. Volume ekspor tersebut
setara dengan 96,5% dari total produksi. Selama ini, PT. MULTI AGRO LESTARI pada
dasarnya lebih banyak melakukan transaksi di pasar ekspor. Paling tidak sejak 2016, komposisi
volume penjualan ekspor selalu di atas 96%. Tujuan ekspor terbesar Lestari Group adalah
Amerika Serikat, Jepang dan Negara Negara lain di kawasan Eropa. Beberapa merek ban yang
menggunakan produk karet remah mereka seperti Bridgestone, Continental, Cooper, Goodyear,
Hankook, Kumho, Michelin, Pirelli, Sumitomo dan Yokohama. Hingga akhir tahun 2019, Lestari
Group menargetkan penjualan bersih kurang lebih sebesar Rp 10 triliun. Sementara target laba
bersihnya Rp 100 miliar. Sebagai perbandingan, tahun lalu mereka mencatatkan penjualan bersih
Rp 10,16 triliun dan laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas
induk alias laba bersih, sebesar Rp 1,59 miliar.

Pada Akhir Tahun 2020 lalu, tepatnya Senin, 21 Desember Lestari Group melalui anak
usaha bernama PT. MULTI AGRO LESTARI , menindaklanjuti hasil RUPS pada 14 Desember
2020 yang telah di setujui oleh ¾ dari jumlah seluruh saham dengan hak suara hadir telah
mengakuisisi 80% saham PT Bulan Purnama Persada. Proses Negosiasi dan Integrasi
dilaksanakan di kantor PT. Bulan Purnama Persada, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau . PT.
MULTI AGRO LESTARI mengambil alih saham dari tangan perusahaan Singapura yakni
Rubber Agriculture Pte Ltd, dengan nilai transaksi mencapai Rp 240 miliar. Kemudian, pada
tanggal 4 Januari 2021 PT Multi Agro Lestari mengumumkan Hasil Akuisisi 80 % Saham PT.
Bulan Purnama Persada.
Proses Negosiasi dan Integrasi antara PT. Multi Agro Lestari dan PT. Bulan
Purnama Persada yang dilaksanakan di kantor PT. Bulan Purnama Persada, Kabupaten Kampar,
Provinsi Riau yang pada akhirnya membuat Direksi PT. Multi Agro Lestari harus berhadapan
dengan Pihak Berwajib karena terindikasi melakukan pemalsuan data dalam Hasil SWAB PCR
pada saat melakukan perjalanan ke Provinsi Riau pada 20 Desember 2020 lalu. Hal ini di
akibatkan oleh peta risiko Covid-19, Sumatera Selatan kembali mendapati salah satu wilayahnya
mengalami zona merah yakni wilayah Palembang, hal ini tentunya menunjukan adanya
peningkatan jumlah terpapar Covid-19 di kota Palembang. Dikarenakan peningkatan jumlah
kasus corona terjadi dalam waktu singkat dan membutuhkan penanganan segera dan karena virus
corona dapat dengan mudah menyebar dan menginfeksi siapapun tanpa pandang usia. Dan juga
dikarenakan hingga kini belum ada obat spesifik untuk menangani kasus infeksi virus corona
atau Covid-19. Maka karena alasan inilah pemerintah di beberapa negara memutuskan untuk
menerapkan lockdown atau isolasi total atau karantina. Karantina menurut UU Republik
Indonesia Nomor 6 tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan adalah pembatasan kegiatan
dan/atau pemisahan seseorang yang terpapar penyakit menular sebagaimana ditetapkan dalam
peraturan perundang-undangan meskipun belum menunjukkan gejala apapun untuk mencegah
kemungkinan penyebaran ke orang di sekitarnya(UU No 6 tahun 2018).

Pemerintah Indonesia menggunakan salah satu strategi Pemerintah dalam menekan


penyebaran Covid-19 adalah dengan menetapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB). Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) adalah pembatasan kegiatan tertentu
penduduk di dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi Covid-19, yang bertujuan untuk
mencegah kemungkinan penyebaran Covid-19. Dengan diberlakukannya PSBB maka setiap
kegiatan masyarakat akan dibatasi dengan ketentuan-ketentuan yang sesuai dengan protokol
kesehatan yang telah ditetapkan oleh negara. Salah satu persyaratan yang diperlukan oleh
masyarakat yang ingin melakukan perjalanan ke luar kota ditengah PSBB ialah yakni dengan
melakukan tes kesehatan yang menyatakan bahwa ia sedang tidak terpapar Covid-19. Syarat
tersebut terutama untuk penumpang yang bepergian menggunakan kereta api jarak jauh atau
pesawat.

Pada awalnya setiap orang yang berpergian minimal membawa hasil test Rapid Test
Antibodi akan tetapi pada Desember 2020 Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan
Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan bahwa ada syarat baru bagi masyarakat
yang ingin melakukan perjalanan dengan kereta api jarak jauh dan pesawat diwajibkan
menyertakan hasil tes PCR atau minimal Rapid Test Antigen sebelum berangkat. Perubahan ini
dikarenakan Rapid Test Antigen ini memiliki tingkat sensitivitas yang lebih baik apabila
dibandingkan dengan Rapid Test Antibodi. Secara umum, Rapid Test Antibodi tidak cukup akurat
untuk menentukan apakah seseorang terinfeksi virus corona atau tidak. Namun, tes ini dapat
memberikan informasi awal tentang tingkat potensi infeksi di suatu komunitas. Sebab, apabila
hasil tes antibodi reaktif maka perlu dilanjutkan dengan tes swab PCR untuk memastikan
seseorang terinfeksi virus corona atau tidak. Sementara itu, Rapid Test Antigen memang tidak
akan seakurat tes PCR, tetapi para peneliti mengatakan, tes antigen mungkin dapat digunakan
untuk menentukan pasien mana yang mengalami infeksi. Saat ini tes PCR adalah metode yang
paling akurat dalam mendeteksi virus corona SARS-CoV-2. Namun, tes PCR membutuhkan
waktu yang lebih lama dan proses yang lebih rumit. Pemeriksaan sampel pun hanya bisa
dilakukan di laboratorium dengan kelengkapan khusus.

Tindak pidana ini berawal dari keluarnya hasil Rapid Test Direktur Utama PT. Multi
Agro Lestari xxxxxx pada tanggal 19 Desember 2020 menunjukkan bahwa xxxxxxx Reaktif
terhadap Covid-19. Tidak ingin menunda lebih lama proses negosiasi dan integrasi dengan PT.
Bulan Purnama Persada, akhirnya pada Pukul 20.00 WIB xxxxxxxx memanggil Tim Dokter
Perusahaan untuk segera membuat hasil SWAB PCR untuk keperluan penerbangan pada tanggal
20 Desember 2020 yang menyatakan bahwa dirinya dan direktur a, b dan c Negatif terhadap
Covid-19 tanpa harus melakukan tes Swab PCR terlebih dahulu. Menindak lanjuti permintaaan
xxxxxx Tim Dokter akhirnya menerbitkan hasil Swab PCR atas Nama xxxxx dan jajaran Direksi
lainnya Negatif Covid-19 Pada tanggal 20 Desember 2020 pukul 08.00 WIB. Para anggota
Direksi PT. Multi Agro Lestari berangkat ke Riau pukul 09.40 WIB dengan penerbangan
langsung Palembang- Pekanbaru menggunakan maskapai Elang Air JT-789 GH. Jajaran Direksi
PT. Multi Agro Lestari tiba di Bandara Sultan Syarif Hasim II Pekanbaru, Riau pukul 10. 20
WIB proses akuisisi saham berjalan dengan lancar dan Jajaran Direksi PT. Multi Agro Lestari
kembali ke Palembang di hari yang sama pada pukul 19.40 WIB dengan maskapai Elang Air
QG-986 dan tiba di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Pukul 20.20 WIB. Pengumuman
hasil akuisisi saham di lakukan pada tanggal 4 Januari 2021 dan dilanjutkan dengan acara makan
malam perusahaan di Hotel Harver Palembang yang dihadiri oleh semua karyawan dan para
jajaran petinggi PT. Multi Agro Lestari. Selang seminggu setelah acara makan malam
perusahaan Dinas Kesehatan Kota Palembang melakukan inspeksi dadakan ke PT. Multi Agro
Lestari dengan melakukan Rapid Test kepada 670 orang karyawan. Hasil mengejutkan di dapat
Dinas Kesehatan Kota Palembang dari 670 karyawan 306 diantaranya Positif Covid-19.
Berdasarkan Pasal 84 dan 85 UU No. 6 tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan Dinas
Kesehatan Kota Palembang bersama dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia secara
bersama-sama berwenang untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap munculnya
kluster Penyebaran Covid-19 di PT. Multi Agro Lestari.

Hasil dari proses penyelidikan dan penyidikan Kepolisian Negara Republik Indonesia
bersama dengan Dinas Kesehatan Kota Palembang bahwa Direktur Utama PT. Multi Agro
Lestari xxxxxx dan Ketua Tim Dokter PT. Multi Agro Lestari terbukti melakukan Tindak Pidana
Pemalsuan Dokumen Hasil Swab PCR yang menyebabkan terjadinya Kluster Penyebaran Covid-
19 di PT. Multi Agro Lestari dengan 306 karyawan dinyatakan Positif terpapar Covid-19. Tindak
Pidana Pemalsuan Dokumen Hasil SWAB PCR bertentangan dengan aturan yang terdapat dalam
pasal 263 ayat (2) KUHP dan melakukan Tindak pidana sebagaimana yang tercantum dalan
pasal 93 UU No. 6 tahun 2018 Karena membuat Kerumunan pada saat makan malam
perusahaan dan berpotensi menimbulkan kluster Covid19.

Anda mungkin juga menyukai