Anda di halaman 1dari 3

1.

Bangunan Bawah Jembatan


Bangunan bawah jembatan berfungsi sebagai pendukung beban yang bekerja pada
bangunan atas dan meneruskan beban tersebut kepada sistem pondasi. Bangunan bawah
ini terdiri dari kepala jembatan dan tumpuan atau perletakan serta pilar pada bentang
tertentu.
Kepala Jembatan selain mendukung dan meneruskan beban dari bangunan atas sistem
pondasi, kepala jembatan juga berfungsi sebagai dinding penahan tanah pada oprit
jembatan serta memberikan peralihan/pembatas dan timbunan oprit ke lantai jembatan.
Terdapat beberapa alternatif bentuk kepala jembatan antara lain :
a. Kepala Jembatan Dinding Penahan diantaranya system gravitasi, konsol dan
dinding penyangga.
b. Kepala Jembatan Penahan Tanah sebagian, konstruksi ini dapat didukung langsung
oleh tiangpancang, kolom dengan pondasi telapak lebar maupun kolom dengan tiang
pancang.
Pilar digunakan apabila bentang bangunan atas yang tersedia tidak mencukupi untuk
memenuhi bentang jembatan secara keseluruhan, sehingga diperlukan bentang ganda
bangunan atas. Pilar disini dimaksudkan untuk mendukung perletakan pada pertemuan
dua bentang bangunan atas.

Bentuk Pilar ini bisa lebih bervariasi menyesuuaikan dengan keadaan termasuk estetika
dibandingkan dengan kepala jembatan adapun bentuknya antara lain :
a. Pilar kolom tunggal
b. Pilar rangka
c. Pilar dinding
d. Pilar tiang rangka
e. Pilar gravitasi.
Yang perlu diperhatikan dalam penentuan pilar ini adalah perilaku aliran sungai dan
pertimbangan efisiensi serta kemudahan dalam pelaksanaan pekerjaan.

Tumpuan/perletakan berfungsi meneruskan beban dan gaya dari bangunan atas kepada
bangunan bawah jembatan berupa gaya vertikal dan horizontal yang dapat berupa gaya
lateral dan longitudinal. Bridge Management system mensyaratkan bahwa tumpuan
jembatan kelas A menggunakan tumpuan elastomer yang dianggap lebih mampu untuk
meneruskan gaya ke berbagai arah balk vertikal, horizontal maupun punturan.
2. Pondasi Jembatan
Sistim Pondasi mendukung dan meneruskan gaya-gaya dari bangunan bawah jembatan
ke lapis tanah keras dibawahnya.
Pemilihan jenis pondasi ini dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut :
a. Gaya yang bekerja dari konstruksi jembatan
b. Kapasitas daya dukung tanah dan kedalaman yang akan dicapai
c. Stabilitas tanah yang mendukung pondasi
d. Tingkat kesulitan pada saat pelaksanaan, serta apabila pada pilar
e. Pengaruh perilaku aliran sungai, besarnya gerusan dan sedimentasi.

Jenis Pondasi dibedakan menjadi :


- Pondasi dangkal (Pondasi Iangsung/Spread Foundation)
Pondasi ini dapat dipergunakan secara Iangsung diatas lapis tanah keras, jenis pondasi
ini adalah monoloit dapat berupa pasangan batu kali maupun beton
bertulang.Persyaratan teknik pemakaian pondasi jenis ini adalah :

 Tekanan konstruksi ke tanah < daya dukung tanah

 Aman terhadap geser, guling, dan penurunan yang berlebihan

 Aman terhadap gerusan air dan longsoran tanah.

 Kedalaman dasar pondasi > 3 M dari dasar sungai terdalam atau muka tanah
setempat

 Tidak disarankan untuk pondasi pilar

- Pondasi dalam
Terdiri dari beberapa macam yaitu :

a. Pondasi sumuran

 Tekanan konstruksi ke tanah < daya dukung tanah pada dasar sumuran

 Aman terhadap penurunan yang berlebihan gerusan air dan longsoran tanah.

 Diameter sumuran ≥ 1.00 M

 Tidak disarankan jika tanah atas lunak dan tebalnya > 3 M

 Kedalaman dasar pondasi sumuran harus dibawah gerusan maksimum.

b. Podasi Tiang pancang


Merupakan jenis pondasi dengan tiang yang dipancang kedalam tanah untuk
mencapai lapisan daya dukung tanah rencana dengan ketebalan tanah lunak > 8
M dari dasar sungai terdalam atau dari permukaan tanah setempat dan dalam hal
jika jenis pondasi sumuran diperkirakan sulit dalam pelaksanaannya.
Dasar perhitungan dapat didasarkan pada daya dukung persatuan tiang maupun
daya dukung kelompok tiang
Persyaratan teknik pemakaian pondasi jenis ini adalah :
 Kapasitas daya dukung tiang terdiri dari point bearing serta tahanan gesek
tiang
 Lapisan tanah keras berada > 8 M dari muka tanah setempat atau dari dasar
sungai terdalam
 Jika gerusan tidak dapat dihindari yang dapat mengakibatkan daya dukung
tiang dapat berkurang maka harus diperhitungkan pengaruh tekuk dan reduksi
gesekan antara tiang dan tanah sepanjang kedalaman gerusan
 Jarak as tiang tidak boleh kurang dari 3 kali garis tengah tiang yang
dipergunakan.

Anda mungkin juga menyukai