Anda di halaman 1dari 3

A.

Perencanaan Geometrik Jembatan


Dalam menentukan posisi jembatan berprinsip pada "Garis sumbu jembatan dan
sumbu jalan Harus Berhimpit" dan bila memungkinkan alinyemen horizontal jembatan
harus mengikuti alinyemen jalan, hal tersebut mengingat Jembatan merupakan
bagian dari jalan dan dimaksudkan agar tidak merubah / menyimpang dari kriteria
perencanaan alinyemen jalannya itu sendiri.

Akan tetapi akan lebih balk lagi apabila posisi jembatan berada pada suatu garis
alinyemen jalan yang lurus dan tegak lurus pada arah rintangan (sungai).Kemiringan
Jembatan pada arah memanjang antara 0.5-1.0% dan kemiringan melintang sebesar
2.0% pada kedua sisi jalumya (superelevasi normal jalan). Posisi jembatan itu sendiri
tidak diijinkan berada pada dasar suatu lengkung cekung ( Sag Curve) maupun
dipuncak Suatu Lengkung Cembung ( Crest Curve) [ Juknis NO. 016/TBt/1995].

B. Tinggi Ruang Bebas Jembatan


Untuk kebutuhan tinggi ruang bebas kendaraan pada jalur Jembatan dapat dilihat pada
tabel berikut :

Tabel 1.4. Tinggi Ruang Bebas Kendaraan

Tinggi (H) Lebar


Beban
Kelas Lalu lintas minimum Jalur Trotoar Keterangan
(M) (M)
A 100% BM 5.00 – 5.50 7.00 2 x 1.00 Jalan Nasional /
B 70% BM 4.00 – 4.50 6.00 2 x 0.50 Jalan Kabupaten
C 50% BM 3.50 – 4.00 4.50 - Darurat /

Persyaratan ruang bebas dibawah jembatan dapat dilihat pada tabel dibawah ini
:

Tabel 1.5. Ruang Bebas Jalan Air Minimum


(diukur dari tinggi air banjir 50 tahunan)

Sungai dengan Benda Terapung D (M)


Sungai dengan lalu-lintas perahu kecil 1.00
Sungai dengan kemungkinan kayu / balok 0.70
Saluran I Sungai pada umumnya hanya
0'50
benda kecil

C. Panjang Bentang Jembatan


Pada umumnya panjang jembatan ditentukan untuk memenuhi persyaratan aliran
sungai yang ditentukan berdasarkan tinggi muka air banjir yang tercatat atau berdasar
rencana teoritis debit banjir untuk menentukan tinggi banjir. Selain itu dapat juga
ditentukan sesuai dengan kebutuhan untuk mengamankan kepala jembatan yang
diperkirakan akan terancam oleh gerusan aliran, disamping tergantung juga pada
jenis konstruksi yang akan dipilih.

Tabel 1.6. Standar Bina Marga Untuk Bangunan Atas Jembatan Kelas A

Kelas Lebar
Jenis Rencana Bentang Keterangan
Aspal

Beton Konvensional 100% 6.00 – 20.00 7.00 Cast in Place

Beton Pracetak 20.00–40.00 7.00 Fabrikasi


- Pretension 100%
7.00 Fabrikasi
- Postension 100% 20.00 – 40.00

100% 6.00 -20.00 7.00 Komposit


Baja 100% 20.00 – 30.00 7.00 Komposit Fabrikasi
100% 35.00—60.00 7.00 Rangka Fabrikasi

Anda mungkin juga menyukai