Anda di halaman 1dari 21

SATUAN ACARA PENYULUHAN

MATERI KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA ORANG DEWASA


Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Program Gizi Masyarakat

Oleh :
Kelompok 3 Kelas A
Kadek Intan Crisdianthy Noviantari P07131218005
Kadek Ayu Cahyani Indra Dewi P07131218006
Kadek Meita Cahya Ningsih P07131218007
Ni Wayan Anik Suartini P07131218009
Ida Ayu Kade Nadya Gita Maharani P07131218017
Vira Rizkania P07131218019
Ni Putu Eka Liana Rismayanti P07131218 021
A.A. Istri Agung Ayu Pradnyani P07131218 022
Tjokorda Istri Anom Fanny Dewi P07131218 023
Made Sri Rahayuningsih P07131218 024
I Made Estiana Mahendra P07131218 026
Agnes Anita Tando P07131218 029
Ni Putu Sinta Pratiwi P07131218 031
Ni Kadek Sinta Oktaviani P07131218 032
Annisa Ayu Herika P07131218 033
Kadek Paramahita Dwitami P07131218 034
Vidya Wiswamadanti P07131218 035
Ni Kadek Mahesa Dwipayani P07131218 037
Ni Wayan Ristiadewi Pratama Putri P07131218 038
Ni Wayan Elsa Rismadewi P07131218 040
Luh Gede Putri Aryanda Sadewi P07131218 041

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN GIZI
PROGRAM STUDI GIZI DAN DIETETIKA
PROGRAM SARJANA TERAPAN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan
rahmat-Nyalah kami akhirnya bisa menyelesaikan Satuan Acara Penyuluhan dengan judul
“Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada Dewasa”.
Kami menyadari bahwa didalam penyusunan Satuan Acara Penyuluhan ini masih jauh
dari kesempurnaan serta banyak kekurangan Meskipun kami sudah mengumpulkan banyak
referensi untuk menunjang penyusunan Satuan Acara Penyuluhan ini, namun kami menyadari
bahwa di dalam Satuan Acara Penyuluhan yang telah kami susun ini masih terdapat banyak
kesalahan serta kekurangan. Sehingga kami mengharapkan saran serta masukan dari para
pembaca yang sifatnya membangun untuk lebih menyempurnakanya.

Denpasar , 7 Februari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................................................... ii
I. Judul : Kekurangan Energi Kronik (Kek) Pada Dewasa ..................................................... 1
II. Latar Belakang ....................................................................................................................... 1
III. Tujuan ...................................................................................................................................... 1
IV. Waktu Dan Tempat ................................................................................................................. 2
V. Sasaran ..................................................................................................................................... 2
VI. Metode ...................................................................................................................................... 2
VII. Media Dan Alat........................................................................................................................ 2
VIII. Ringkasan Materi .................................................................................................................... 2
IX. Langkah – Langkah Pelaksanaan Penyuluhan ..................................................................... 3
X. Evaluasi .................................................................................................................................... 4
LAMPIRAN MATERI PENYULUHAN KEK PADA DEWASA................................................... 7
LAMPIRAN MEDIA PENYULUHAN KEK PADA DEWASA ................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 18

ii
I. Judul : Kekurangan Energi Kronik (Kek) Pada Dewasa
II. Latar Belakang
Masalah gizi di indonesia dan di negara berkembang pada umumnya masih
didominasi oleh masalah gizi kurang. Data dari Departemen Kesehatan menggambarkan
bahwa masalah gizi di Indonesia ternyata lebih serius dari perkiraan selama ini. Masalah
gizi yang dihadapi kelompok tertentu dapat memengaruhi status gizi pada periode siklus
kehidupan berikutnya (intergenation impact). Wanita dan anak-anak merupakan
kelompok yang paling rentan mengalami KEK.

Malnutrisi dapat mempermudah tubuh terkena penyakit infeksi dan juga infeksi
akan mempermudah status gizi dan mempercepat malnutrisi, yang salah satunya
berdampak pada penurunan asupan gizi akibat kurang nafsu makan. Dalam hal ini jumlah
asupan makan/asupan gizi dan penyakit/infeksi menjadi penyebab langsung masalah gizi.

Menurut data riskesdas tahun 2018 proporsi wanita usia subur usia 15-19 thn yang
hamil sebesar 33,5% dan yang tidak hamil sebesar 36,3%. Pada usia 20-24 adalah sebesar
23,3% yang hamil dan yang tidak hamil sebesar 23,3%. Pada usia 25-29 thn adalah 16,7%
yang hamil dan yang tidak hamil sebesar 13,5%. Pada usia 30-34 yg hamil sebesar 12,3%
dan yang tidak hamil sebesar 8,4%. Pada usia 35-39 yg hamil sebesar 8,5% dan yang
tidak hamil sebesar 6%. Pada usia 40-44 thn adalah sebesar 6,5% yang hamil dan yang
tidak hamil 5,2%. Pada usia 45-49 th adalah sebesar 11,1% yang hamil dan yang tidak
hamil sebesar 6%.

III. Tujuan
➢ Tujuan umum :
Setelah dilaksanakannya penyuluhan mengenai Kekurangan Energi Kronik
orang dewasa diharapkan dapat mengetahui dan memahami mengenai kekurangan
energy kronis pada dewasa.
➢ Tujuan khusus :
- Orang dewasa dapat memahami mengenai definisi dan etiologi KEK
- Orang dewasa dapat memahami patofisiologi KEK
- Orang dewasa dapat memahami mengenai faktor risiko KEK
- Orang dewasa dapat memahami mengenai cara mendeteksi KEK
- Orang dewasa dapat memahami mengenai pencegahan KEK
- Orang dewasa dapt memahami mengenai penanggulangan dan intervensi KEK

1
- Orang dewasa dapat memahami mengenai dampak KEK

IV. Waktu Dan Tempat


Waktu : Senin, 15 Februari 2021

Tempat : Penyuluhan akan dilaksanakan di Puskesmas 1 Denpasar Selatan

V. Sasaran
Pada penyuluhan kali ini sasaran yang diambil adalah orang dewasa yang mengalami
kekurangan energy kronik di Kawasan Puskesmas 1 Denpasar

VI. Metode
Pada penyuluhan ini metode yang digunakan adalah ceramah dan tanya jawab
(diskusi)

VII. Media Dan Alat


Pada penyuluhan ini media dan alat yang digunakan adalah poster, leaflet dan lembar
balik

VIII. Ringkasan Materi


Masalah gizi di Indonesia dan di negara berkembang pada umumnya masih
didominasi oleh masalah gizi kurang. Data dari Departemen Kesehatan menggambarkan
bahwa masalah gizi di Indonesia ternyata lebih serius dari perkiraan selama ini. Bahkan
masalah gizi pada kelompok terrtentu memengaruhi status gizi pada periode siklus
kehidupan berikutnya (intergenation impact). Wanita dan anakanak merupakan
kelompok yang paling rentan mengalami KEK.

Kekurangan Energi Kronik (KEK) merupakan salah satu keadaan malnutrisi


dimana terjadi kekurangan asupan makanan dalam waktu yang cukup lama, hitungan
tahun yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan. Apabila ukuran lingkar
lengan atas (LILA) kurang dari 23,5 cm artinya wanita tersebut berisiko KEK, dan
diperkirakan akan melahirkan bayi berat lahir rendah (Supariasa, 2016)

Malnutrisi dapat mempermudah tubuh terkena penyakit infeksi dan juga infeksi
akan mempermudah status gizi dan mempercepat malnutrisi, yang salah satunya
berdampak pada penurunan asupan gizi akibat kurang nafsu makan. Dalam hal ini jumlah
asupan makan/asupan gizi dan penyakit/infeksi menjadi penyebab langsung masalah gizi.

2
Rendahnya asupan makanan dapat disebabkan oleh rendahnya pengetahuan dan
perilaku makan seseorang. Rendahnya pengetahuan gizi dapat menyebabkan rendahnya
pemilihan makanan dan memiliki peran dalam masalah nutrisi. Faktor lain yang berperan
dalam menentukan status kesehatan seseorang adalah tingkat sosial ekonomi, dalam hal
ini adalah pendidikan, pekerjaan, dan pengeluaran.

IX. Langkah – Langkah Pelaksanaan Penyuluhan


Kegiatan Kegiatan Waktu
No. Media
Penyuluhan Penyuluh Peserta (Menit)
1. Kegiatan Awal 1. Memberi Salam 1. Menjawab Salam 8
2. Mengenalkan diri 2. Mendengar
3. Melakukan 3. Memperhatikan Poster
apersepsi dengan dan menjawab mengenai
cara menunjukkan pertanyaan. KEK
sebuah benda dan
bertanya
4. Menjelaskan tujuan 4. Mendengar
dan pokok bahasan
5. Melakukan pre-test 5. Menjawab Soal pretest
pertanyaan.
2. Kegiatan Inti 1. Menjelaskan materi 1. Mendengar dan 15 Lembar
a. Pengertian KEK menyimak Balik
b. Etiologi dan mengenai
patofisiologi KEK
KEK
c. Faktor risiko
KEK
d. Cara
mendeteksi
KEK
e. Pencegahan
KEK 2. Bertanya

3. Mendengarkan

3
f. Penanggulangan
atau Intervensi
KEK
g. Dampak KEK
h. Contoh menu
untuk penderita
KEK
2. Memberikan
kesempatan
bertanya
3. Menyimpulkan
3. Penutup 1. Melakukan evaluasi 1. Menjawab 8 Soal Post-
(Post Test) pertanyaan Test dan
2. Salam Penutup pembagian
2. Mendengarkan Leaflet
TOTAL WAKTU 30

X. Evaluasi
- Struktur

No. Kegiatan Penyuluhan Terlaksana Tidak Terlaksana

Waktu dan tempat pelaksanan


1 penyuluhan sesuai dengan Satuan Acara
Penyuluhan
Sasaran penyuluhan sesuai dengan
2
Satuan Acara Penyuluhan
Metode penyuluhan sesuai dengan
3
Satuan Acara Penyuluhan
Media penyuluhan sesuai dengan
4
Satuan Acara Penyuluhan
Materi penyuluhan sesuai dengan
5
Satuan Acara Penyuluhan

4
Waktu pelaksanaan penyuluhan sesuai
6
dengan Satuan Acara Penyuluhan

- Pelaksanaan

No. Kegiatan Penyuluhan Terlaksana Tidak Terlaksana

1. Kegiatan Awal
1. Memberi Salam
2. Mengenalkan diri
3. Melakukan apersepsi dengan cara
menunjukkan sebuah benda dan
bertanya
4. Menjelaskan tujuan dan pokok
bahasan
5. Melakukan pre-test
2. Kegiatan Inti
a. Menjelaskan materi
b. Pengertian KEK
c. Etiologi dan patofisiologi KEK
d. Faktor risiko KEK
e. Cara mendeteksi KEK
f. Pencegahan KEK
g. Penanggulangan atau Intervensi
KEK
h. Dampak KEK
i. Contoh menu untuk penderita
KEK
j. Memberikan kesempatan
bertanya.
k. Menyimpulkan.
3. Penutup
1. Melakukan evaluasi (Post Test).
2. Salam Penutup

5
- Evaluasi Hasil (Perbandingan Hasil Pre Test dan Post-Test)
Rata-Rata Hasil Rata-Rata Hasil
Meningkat (%) Menurun (%)
Pre Test Post Test

6
LAMPIRAN MATERI PENYULUHAN KEK PADA DEWASA
1. Pengertian KEK
Kekurangan Energi Kronik (KEK) merupakan salah satu keadaan malnutrisi,
dimana terjadi kekurangan asupan makanan dalam waktu yang cukup lama, hitungan
tahun yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan. Apabila ukuran lingkar
lengan atas (LiLA) kurang dari 23,5 cm artinya wanita tersebut beresiko KEK, dan
diperkirakan akan melahirkan bayi berat lahir rendah (Supariasa, 2016).
2. Etiologi KEK
Kurang energi kronik terjadi akibat kekurangan asupan zat-zat gizi sehingga
simpanan zat gizi pada tubuh digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Apabila
keadaan ini berlangsung lama maka simpan zat gizi akan habis dan akhirnya terjadi
kemerosotan jaringan. (Azizah & Adriani, 2018).
3. Patofisiologi KEK
Patofisiologi penyakit gizi kurang terjadi melalui lima tahapan yaitu : pertama,
ketidakcukupan zat gizi. Apabila ketidakcukupan zat gizi ini berlangsung lama maka
persediaan/ cadangan jaringan akan digunakan untuk memenuhi ketidakcukupan itu.
Kedua, apabila ini berlangsung lama, maka akan terjadi kemerosotan jaringan, yang
ditandai dengan penurunan berat badan. Ketiga, terjadi perubahan biokimia yang
dapat dideteksi dengan pemeriksaan laboratorium. Keempat, terjadi perubahan fungsi
yang ditandai dengan tanda yang khas. Kelima, terjadi perubahan anatomi yang dapat
dilihat dari munculnya tanda klasik. Proses terjadinya KEK merupakan akibat dari
faktor lingkungan dan faktor manusia yang didukung oleh kekurangan asupan zat-zat
gizi, maka simpanan zat gizi pada tubuh digunakan untuk memenuhi kebutuhan.
Apabila keadaan ini berlangsung lama maka simpanan zat gizi akan habis dan
akhirnya terjadi kemerosotan jaringan.
4. Faktor Risiko KEK
a. Jumlah Asupan Makanan
Buruknya jumlah asupan makan saat remaja akan menimbulkan berbagai
permasalahan gizi. Asupan makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan dalam
periode waktu yang lama akan berimbas pada KEK. Oleh karena itu, pengukuran
konsumsi makanan sangat penting untuk mengetahui proporsi yang dimakan oleh
masyarakat dan hal ini dapat berguna untuk mengukur gizi dan menemukan faktor
diet yang menyebabkan malnutrisi (Zaki, Sari, dan Farida, 2017)
b. Umur
7
Semakin muda dan semakin tua umur seseorang akan berpengaruh terhadap
kebutuhan gizi yang diperlukan. Umur muda perlu tambahan gizi yang banyak karena
masih digunakan dalam pertumbuhan dan perkembangan. Sedangkan untuk umur tua
juga tetap membutuhkan energi yang besar karena fungsi organ yang melemah dan
diharuskan untuk bekerja maksimal (Mulyani, 2016).

Umur ibu yang berisiko melahirkan bayi kecil adalah kurang dari 20 tahun
dan lebih dari 35 tahun. Ibu hamil yang berusia kurang dari 20 tahun dikatakan
memiliki risiko KEK yang lebih tinggi.

c. Beban Kerja/Aktivitas

Aktivitas dan gerakan seseorang berbeda-beda, seorang dengan aktivitas fisik


yang lebih berat otomatis memerlukan energi yang lebih besar dibandingkan yang
kurang aktif (Mulyani, 2016).

d. Penyakit /Infeksi

Malnutrisi dapat menjadikan tubuh rentan terkena penyakit infeksi dan sebaliknya
penyakit infeksi akan menyebabkan penurunan status gizi dan mempercepat
terjadinya malnutrisi. Mekanismenya yaitu :

1) Penurunan asupan gizi mengakibat terjadi penurunan nafsu makan, menurunnya


absorbsi serta kebiasaan mengurangi makanan pada waktu sakit.
2) Peningkatan kehilangan cairan atau zat gizi akibat diare, mual, muntah dan
perdarahan yang terus menerus.
3) Meningkatnya kebutuhan, baik dari peningkatan kebutuhan akibat sakit atau
parasit yang terdapat pada tubuh (Fauziah, Thaha, dan Abdul, 2005).
e. Pengetahuan Tentang Gizi

Pemilihan makanan dan kebiasaan diet dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap
terhadap makanan. Pendidikan formal sering kali mempunyai asosiasi yang positif
dengan pengembangan pola-pola konsumsi makanan dalam keluarga. Beberapa studi
menunjukkan bahwa jika tingkat pendidikan meningkat, maka pengetahuan terkait
gizi juga akan bartambah baik (Fauziah, Thaha, dan Abdul, 2005).

f. Pendapatan Keluarga

8
Pendapatan merupakan faktor yang menentukan kualitas dan kuantitas makanan.
Pada rumah tangga berpendapatan rendah, sebanyak 60% hingga 80% dari
pendapatan riilnya dibelanjakan untuk membeli makanan. Pendapatan yang
meningkat akan menyebabkan semakin besarnya total pengeluaran termasuk
besarnya pengeluaran untuk pangan (Mulyani, 2016).

5. Cara Mendeteksi KEK

Jenis antropometri yang digunakan untuk mengukur resiko KEK kronis pada
wanita usia subur (WUS) / ibu hamil adalah lingkar lengan atas (LILA). Sasarannya
adalah wanita pada usia 15 sampai 45 tahun yang terdiri dari remaja, ibu hamil,
menyusui dan pasangan usia subur (PUS). Ambang batas LILA WUS dengan resiko
KEK adalah 23,5 cm. Apabila LILA kurang dari 23,5 cm artinya wanita tersebut
mempunyai resiko KEK dan diperkirakan akan melahirkan BBLR (Supriasa, 2002).

Cara mengetahui resiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) dengan menggunakan


pengukuran LILA adalah :

a) Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) LILA adalah suatu cara untuk mengetahui
resiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) wanita usia subur termasuk remaja putri.
Pengukuran LILA tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan status gizi
dalam jangka pendek.
b) Pengukuran dilakukan dengan pita LILA dan ditandai dengan sentimeter, dengan
batas ambang 23,5 cm (batas antara merah dan putih). Apabila tidak tersedia pita
LILA dapat digunakan pita sentimeter/metlin yang biasa dipakai penjahit pakaian.
Apabila ukuran LILA kurang dari 23,5 cm atau dibagian merah pita LILA, artinya
remaja putri mempunyai resiko KEK. Bila remaja putri menderita resiko KEK
segera dirujuk ke Puskesmas/sarana kesehatan lain untuk mengetahui apakah
remaja putri tersebut menderita KEK dengan mengukur IMT. Selain itu remaja
putri tersebut harus meningkatkan konsumsi makanan yang beraneka ragam
(Supriasa, 2002)
6. Pencegahan KEK
Kekurangan Energi Kronik (KEK) dapat dicegah dan ditangani melalui berbagai
langkah, antara lain :
a) Menganjurkan kepada ibu untuk mengkonsumsi makanan yang berpedoman
umum gizi seimbang.

9
b) Hidup sehat.
c) Tunda kehamilan.
d) Memberikan penyuluhan mengenai gizi seimbang yang diperlukan oleh ibu
hamil (Supariasa, 2013).
7. Penanggulangan / Intervensi KEK
Kebijakan yang diambil dalam penanggulangan kekurangan energi kronik pada
orang dewasa yaitu dapat dilakukan dengan meningkatkan pemberian layanan gizi
berkualitas bagi masyarakat. Penanggulangan KEK pada orang dewasa dapat
dilakukan dengan memberikan konseling gizi.
Konseling gizi dilakukan dengan tujuan untuk membantu orang dewasa KEK
dalam memperbaiki status gizinya melalui penyediaan makanan yang optimal agar
tercapai berat badan standar. Konseling diawali dengan menentukan prioritas
perubahan perilaku yang perlu dilakukan untuk mencapai kesehatan orang dewasa,
selanjutnya menjelaskan bagaimana prinsip gizi seimbang bagi orang dewasa dan
PHBS, menjelaskan tentang pentingnya makanan yang cukup sesuai dengan
kebutuhan , menjelaskan mengenai pentingnya pemilihan makanan yang tepat dalam
memenuhi kebutuhan dengan menjelaskan bagaimana mengganti bahan makanan
dengan makanan yang sejenis menggunakan bahan makanan penukar serta
memberikan contoh pola makan yang tepat yang terdiri dari makanan pokok, sumber
protein hewani, nabati, sayur dan buah dan memberikan contoh menu sehari yang
bergizi dan seimbang.
8. Dampak KEK
1. BBLR
Berat bayi yang dilahirkan dapat dipengaruhi oleh status gizi ibu, baik
sebelum hamil maupun saat hamil. Status gizi ibu sebelum hamil juga cukup
berperan dalam pencapaian gizi ibu saat hamil. Pada penelitian Rosemeri (
dalam Weni, 2010:68) menunjukan bahwa status gizi ibu sebelum hamil
mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap kejadian BBLR. Ibu dengan
LILA kurang dari 23,5cm sebelum hamil mempunyai resiko 4,27 kali untuk
melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan ibu dengan LILA >23,5cm.
Apabila ibu dari janin tersebut KEK maka janin tersebut tidak mendapat asupan
gizi yang optimal sehingga mempengaruhi proses pertumbuhannya.
2. Preeklamsia

10
Ibu hamil yang menderita kekurangan energi kronis berisiko tinggi
untuk mengalami preeklampsia. Preeklamsia adalah kondisi peningkatan
tekanan darah disertai dengan adanya protein dalam urine. Kondisi ini terjadi
setelah usia kehmilan lebih dari 20 minggu.
3. Diabetes Gestasional
Diabetes Gestasional adalah suatu kondisi dimana intoleransi terhadap
glukosa baru berkembang selama masa kehamilan. Diabetes gestasional terjadi
akibat peningkatan hormon kehamilan yang dapat meningkatkan resistensi
insulin.
4. Hyperemesis Gravidarium
Hyperemesis Gravidarium merupakan keadaan (mual muntah berlebih)
karena umumnya sudah terbiasa makan sedikit, ditambah sedang hamil
membuat tidak nafsu makan. Lalu asam lambung meningkat dan akhirnya takut
makan karena takut muntah.
9. Tanda atau gejala KEK
Tanda dan gejala terjadinya kurang energi kronik adalah berat badan kurangdari
40 kg atau tampak kurus dan kategori KEK bila LiLA kurang dari 23,5 cm atau berada
pada bagian merah pita LiLA saat dilakukan pengukuran (Supariasa,2016). Adapun
tujuan pengukuran LiLA pada kelompok wanita usia subur merupakan salah satu
deteksi dini yang mudah dan dapat dilaksanakan pada masyarakat awam untuk
mengetahui kelompok beresiko KEK.
Tujuan pengukuran LiLA adalah mencakup masalah WUS baik pada ibu
hamil maupun calon ibu (remaja putri). Adapun tujuan lebih luas antara lain:
a. Mengetahui resiko KEK pada WUS, baik ibu hamil maupun calon ibu,
untuk menapis wanita yang mempunyai resiko melahirkan bayi berat
lahir rendah.
b. Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperan
dalam pencegahan dan penanggulangan KEK.
c. Mengembangkan gagasan baru di kalangan masyarakat dengan tujuan
meningkatakan kesejahteraan ibu dan anak.
d. Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS yang
menderita KEK.
e. Meningkatkan peran dalam upaya perbaikan gizi WUS yang menderita
KEK.
11
LAMPIRAN MEDIA PENYULUHAN KEK PADA DEWASA
1) Poster

12
2) Lembar Balik

13
14
3) Leaflet Materi KEK Dewasa

15
4) Leaflet Pengaturan Makan KEK Dewasa

a a .......................... .......................
ur ........................... ......................
( ndeks asa u u ) ........................
Ke u u an i i e ari
Ka ori kka e ak gra
ro ein gra K gra
E K E
agi a . .
era (gr)
asi enggan i .................. .............
ewani na a i .................. .............
a uran ................ .............
in ak ................. .............
ua ................. .............
iang a . .
era (gr)
asi enggan i .................. .............
ewani na a i .................. .............
a uran ................ .............
in ak ................. .............
ua ................. .............
e ingan a .
...........................................................................
aa a . .
era (gr)
asi enggan i .................. .............
ewani na a i .................. .............
a uran ................ .............
in ak ................. .............
ua ................. .............

e ingan a .

16
5) Leaflet Bahan Penukar

K E D

. sa uan penukar ( gr) engandung ka ori


gra pro ein gra kar o idra

. sa uan penukar ( gr) engandung ka ori


gra pro ein gra kar o idra

sa uan penukar engandung ka ori dan gra


kar o idra

eriku di an u kan go ongan akanan a an sa uan penukar engandung ka ori gra pro ein
akanan. a an akanan pada iap go ongan da a gra e ak dan gra kar o idra
u a ang din a akan pada da ar erni ai sa a sa u
sa a ain dapa enukar se ingga dise u dengan
is i a sa uan penukar.

a uan penukar engandung ka ori gra


pro ein dan gra kar o idra
E K ED

sa uan penukar engandung ka ori gra pro ein


gra e ak
E K E D
E K

17
DAFTAR PUSTAKA
(Andiyani & Susilawati, 2019)Andiyani, & Susilawati. (2019). Kejadian Kekuranagan Energi
Kronik (KEK) pada Ibu hamil. Jurnal Kesehatan, 10(3), 220–227.
http://ejurnal.stikesprimanusantara.ac.id/index.php/JKPN/article/view/417

Hamid, F., Thaha, A. R., & Salam, A. (2014). Analisis Faktor Risiko Kekurangan Energi
Kronik (KEK) Pada Wanita Prakonsepsi Di Kota Makassar. Bagian Gizi Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin, 1–11.

(Sandra, 2018)Sandra, C. (2018). Penyebab Kejadian Kekurangan Energi Kronis Pada Ibu
Hamil Risiko Tinggi Dan Pemanfaatan Antenatal Care Di Wilayah Kerja Puskesmas
Jelbuk Jember. Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia, 6(2), 136.
https://doi.org/10.20473/jaki.v6i2.2018.136-142

Yulianti, S., & Sari, N. N. (2018). Upaya Perbaikan Gizi Dengan Pemberian Makanan
Tambahan Pada Ny.D Umur 24 Th G1 P0 a0 Hamil Trimester Ii Dengan Kurang Energi
Kronis (Kek) Di Bpm Satiarmi Kota Bengkulu Tahun 2018. Journal Of Midwifery, 6(2),
35–40. https://doi.org/10.37676/jm.v6i2.632

18

Anda mungkin juga menyukai