BAB 12345 Ariyanto
BAB 12345 Ariyanto
BAB I
PENDAHULUAN
yang meningkat, Kondisi tersebut menciptakan para pebisnis untuk kreatif serta
Banyak perusahaan atau pebisnis saling berlomba untuk mendapatkan pasar yang
menginginkan kemudahan, cepat dan nyaman dalam belanja, Akan tetapi perusahaan
mengubah pandangannya yang dahulu berorientasi pada produk atau jasa ketika
makin derasnya barang yang telah di ciptakan oleh para pebisinis sehingga konsumen
haruslah pintar dalam memilih produk yang terbaik dari yang terbaik, dan sekarang
untuk dapat menemukan dan membangun sistem manajemen yang mampu secara
Memiliki pelanggan yang loyal adalah tujuan akhir dari semua perusahaan.
masing- masing melalui upaya-upaya yang kreatif inovatif serta efisien sehingga
menjadi pilihan dari banyak pelanggan yang pada gilirannya nanti diharapkan akan
pegang secara mendalam untuk membeli atau mendukung kembali produk atau jasa
yang disukai di masa depan meski pengaruh situasi dan usaha pemasaran berpotensi
terhadap produk atau jasa yang di hasilkan oleh suatu badan usaha. Tidak disangkal
3
lagi bahwa loyalitas merupakan salah satu impian setiap perusahaan, bahkan menjadi
tujuan strategis yang paling penting perusahaan pada kurun waktu belakangan ini.
Akan tetapi memuaskan pelanggan saja tidaklah cukup karena kepuasan pelanggan
loyal. Hal ini dinyatakan oleh kotler (2006:137) bahwa ”Keterkaitan antara kepuasan
Berbagai macam strategi dan kerja keras yang dilakukan oleh para pebisnis
bertujuan untuk mendapatkan pelanggan yang terpuaskan dan loyal. Pelanggan yang
puas belum tentu loyal dikarenakan berbagai macam faktor diantaranya bentuk
variasi yang di tawarkan oleh para pebisnis sangat banyak sehingga pelanggan
berpindah pindah, oleh karena itu banyak konsumen yang hanya mengambil kepuasan
sesaat dari tempat perbelanjaan dan lalu berpindah ke tempat lain yang menawarkan
berbagai macam variasi dan tingkat kepuasan yang berbeda. Dari peristiwa diatas kita
bisa ambil contoh peritel seperti Alfamart yang terus memberikan inovasi serta
nyaman apakah pelanggan Alfamart tetap loyal atau tidak dan justru malah memilih
minimarket lain untuk berbelanja seperti : Yomart, atau indomart, yogya yang kian
dengan semakin banyaknya bisnis ritel tradisional yang mulai membenahi diri
menjadi bisnis ritel modern maupun munculnya bisnis ritel modern yang baru.
Perubahan dan perkembangan kondisi pasar juga menuntut peritel modern tentunya
informasi canggih yang mendukung pengelolaan sistem persediaan yang lebih efisien
serta pengantaran layanan yang lebih cepat, teliti, dan memuaskan pelanggan”.
(Utami,2006:3).
Dalam lima tahun terakhir peningkatan omset ritel modern cukup pesat, hal
ini juga didukung oleh pertumbuhan jumlah ritel yang pesat yaitu mencapai 18,152
gerai pada 2011, dibandingkan 10,365 gerai pada 2007. Menurut Asosiasi Perusahaan
Ritel Indonesia (Aprindo) pertumbuhan bisnis ritel di Indonesia antara 10-15% per
tahun. Penjualan ritel pada 2006 masih sebesar Rp 49 triliun, namun melesat hingga
mencapai Rp 100 triliun pada 2010. Sedangkan pada 2011 pertumbuhan ritel
diperkirakan masih sama yaitu 10%-15% atau mencapai Rp 110 triliun, menyusul
5
kondisi perekonomian dan daya beli masyarakat yang relatif bagus. Jumlah
minimarket, supermarket.(http://www.datacon.co.id/Ritel-2011ProfilIndustri.html)
Usaha ritel atau eceran (retailing) dapat dipahami sebagai semua kegiatan yang
terlibat dalam penjualan barang atau jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk
penggunaan pribadi dan bukan penggunaan bisnis. Ritel juga merupakan perangkat dari
layanan penjualan kepada para konsumen untuk penggunaan atau konsumsi perorangan
maupun keluarga. Peran bauran eceran sangatlah penting dan berpengaruh sekali, tanpa
adanya bauran eceran yang tepat bagi perusahaan eceran akan mengalami kesulitan
dalam pemasarannya, oleh karena itu ada enam bauran eceran yang benar-benar harus
diperhatikan diantaranya :
http://katalogpromosi.com/pasar-swalayan/Alfamart/mudik-asyik-bersama-member
Alfamart.php
Program Bauran eceran salah satunya yaitu unsur promosi yang bertujuan
untuk meningkatkan loyalitas pelanggan di Alfamart sangat penting sekali di
kalangan pelanggan melalui moment menjelang lebaran dalam tema mudik gratis
yang di selenggarakan oleh pihak Alfamart, Para pelanggan pun menyambut dengan
gembira melalui program ini member sering belanja dapat membantu bagi para
member / pelanggan yang ingin pulang kampung. Pada dasarnya melalui promosi
yang dilakukan oleh Alfamart sangat menunjang bagi peningkatan jumlah pelanggan
serta mempertahankan pelanggan agar tetap loyal berbelanja di Alfamart ini
disamping pihak manajemen di untungkan dengan adanya peningkatan omset,
keuntungan maka pelanggan pun merasa senang dan di bantu di karenakan program
mudik gratis ini. Banyak sekali masyarakat yang memimpikan mendapatkan mudik
gratis pada moment menjelang lebaran karena pelanggan tidak bersusah payah
berebut tempat duduk dan berebut bis semuanya sudah ditanggung dan di fasilitasi
oleh pihak Alfamart bagi pelanggan yang beruntung mendapatkan undian.
hal ini salah satu ritel modern yang berada di pusat kota Subang adalah Alfamart .
Didirikan pada tahun 1989, perusahaan mulai sebagai perdagangan skala kecil &
bisnis distribusi, kemudian pada tahun 1999 memasuki sektor ritel melalui format
minimarket dengan nama merek "Alfamart". Saat ini Alfamart merupakan salah satu
pengecer Indonesia terkemuka, melayani lebih dari 2 juta pelanggan + setiap hari,
dengan 5.700 + toko di seluruh Indonesia. Ini memberikan terjangkau, kualitas tinggi
kebutuhan dasar dan sehari-hari dalam layanan ramah, bersih dan nyaman suasana
7
belanja dengan lokasi yang mudah diakses. Dengan lebih dari 60.000 karyawan +
yang terus datang meramaikan arena percaturan bisnis retail di kota Subang.
Berdasarkan latar belakang diatas dan dari hasil penelitian sebelumnya, timbul
Subang)” .
Kecamatan Subang.
8
1. Bagi peneliti
perkuliahan.
2. Bagi lembaga
ini.
3. Bagi perusahaan
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisi latar belakang masalah tentang Pengaruh Bauran
pembahasan penelitian.
variabel bebas bebas yaitu Bauran eceran (X), dengan variabel terikat
pelanggan. bab ini juga membahas tentang pengujian kualitas data dan
hipotesis.
Dalam bab ini disajikan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah
sekarang.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pemasaran
Ada beberapa definisi pemasaran menurut para ahli / para pakar, berikut ini definisi
”Suatu aktivitas yang bertujuan mencapai sasaran perusahaan, dilakukan dengan cara
mengantisipasi kebutuhan pelanggan atau klien serta mengarahkan aliran barang dan
Menurut definisi ini bahwa pemasaran diciptakan oleh pembeli dan penjual
secara bersama-sama oleh kedua belah pihak yang ingin menciptakan kepuasan
dengan jalan mengadakan pertukaran. Jadi pertukaran merupakan titik pusat kegiatan
Dari definisi diatas dapatlah diterangkan bahwa arti pemasaran adalah jauh
lebih luas dari arti penjualan. Pemasaran mencakup usaha-usaha perusahaan yang
12
menentukan produk yang diproduksi, harga produk yang sesuai, cara-cara serta
srtategi promosi dan penyaluran atau penjualan produk tersebut. Jadi kegiatan
Saladin, (2006:2)” Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang
dan mencapai sasaran serta tujuan organisasi”. Dan ada juga definisi pemasaran
menurut pendapat Warren J. Keegen dalam buku yang sama Saladin (2006:2)”
Pemasaran adalah suatu proses yang berfokus pada sumber daya manusia dan
pemasaran dimulai jauh sebelum kegiatan produksi dan tidak hanya berakhir dengan
bahkan berkembang, maka pemasar harus memikirkan produk apa yang ingin mereka
buat agar sesuai dengan kebutuhan konsumen. Setelah produk tersebut dibuat
atau mengiklankan produknya tersebut. Produk yang telah dibeli konsumen tidak
bisa memastikan konsumen merasa puas akan produk yang kita jual dan melakukan
pembelian ulang.
13
Sehubungan dengan hal itu, tugas manajer pemasaran adalah memilih dan
pemasaran ini harus dikoordinasikan dan dikelola dengan baik. Oleh karena itu
pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang, dan jasa
organisasi”.
pertukaran yang diinginkan, baik barang dan jasa atau benda-benda lain yang dapat
dilakukan baik oleh penjual maupun pembeli yang menguntungkan kedua belah
pihak. Penentuan produk, harga, promosi, pelayanan dan tempat untuk mencapai
14
”Manajemen Pemasaran ialah sebagai seni serta ilmu dalam memilih target
market dan mendapatkan, mempertahankan, maupun memperbanyak jumlah
pelanggan dengan cara menciptakan, menyampaikan, dan mengkomunikasikan
nilai yang unggul kepada pelanggan”.
Menurut Saladin, (2006:6) Ada tiga dasar pokok dalam konsep pemasaran
konsumen.
15
(integrated marketing).
c. Tujuan akhir adalah memenuhi atau mencapai tujuan perusahaan (laba) dan
Perusahaan yang menganut konsep pemasaran ini tidak hanya sekedar menjual
barang saja, tetapi lebih dari itu. Dimana perusahaan harus memperhatikan konsumen
serta kebutuhannya.
“Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan
kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup
perusahaan.”
enggan untuk membeli produk yang pemasar jual. Dan hal tersebut mendorong
perusahaan untuk melakukan berbagai promosi dan penjualan yang efektif untuk
tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran
serta memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien dari
kepuasan yang diinginkan oleh pasar secara lebih efektif dan efisien dibandingkan
Menurut Stanton, (1996:13) dalam Sulistiyawan, (2008) ada tiga ketetapan pokok
2. Sasaran perusahaan harus pada volume penjualan yang menghasilkan laba bukan
organisatoris.
yang disusun oleh perusahaan tersebut untuk memuaskan kelompok yang ditargetkan.
”Dalam bauran pemasaran ada beberapa variabel yang menjadi variabel dasar
(Cannon,Perreault,McCarthy, 2008:41)
data pemindai pengecer, data pengiriman perusahaan, penetapan harga, media dan
18
data belanja promosi, untuk memahami pengaruh kegiatan pemasaran tertentu secara
(Cannon,Perreault,McCarthy:2008:44) :
2. Tempat meliputi : Tujuan, Jenis Saluran, Paparan pasar, Jenis perantara, Jenis
harga.
suatu perusahaan belum tentu akan mendapatkan keunggulan kompetitif jika cara
bauran pemasaran berbeda dan lebih baik dari yang diberikan oleh suatu kompetitor”.
penjualan produk-produk perusahaan yang telah ada saat ini dalam pasarnya saat ini-
19
2008:62)
konsumen akhir yang mempunyai keuntungan yang besar dibanding dari bisnis selain
eceran.
terakhir dalam suatu channel distribusi, yang membentuk bisnis dan orang-orang
yang terlibat di dalam suatu pengenalan fisik dan transfer kepemilikan barang dan
Perdagangan eceran biasa disebut pengecer tapi para pebisnis memiliki tujuan
yang lebih khusus tujuannya ingin mendapatkan margin yang lebih besar di
(retailer) atau toko eceran (retailer store) adalah setiap usaha bisnis
yang volume penjualannya terutama berasal dari eceran.
bahwa bisnis eceran (retailing) merupakan suatu jenis usaha jasa perdagangan yang
merupakan saluran terakhir dalam distribusi barang dan jasa dari produsen
Bisnis ritel merupakan aktivitas bisnis yang melibatkan penjualan barang dan
jasa secara langsung kepada konsumen akhir. Pada perkembangannya, kini bisnis ritel
di Indonesia mulai bertransformasi dari bisnis ritel tradisional menuju bisnis ritel
hampir seluruh wilayah Indonesia. Hal tersebut dapat terlihat dari banyaknya toko
a. Toko Khusus (specially store), yaitu suatu toko yang khusus menjual satu line
produk terbatas dengan macam barang yang cukup banyak dalam line
b. Toko serba ada (departement store), yaitu toko yang menjual beberapa line
c. Toko swalayan (supermarket), yaitu satu toko yang cukup besar yang
Carrefour.
f. Toko pemberi potongan harga, discount store yaitu toko yang memberi
lebih murah daripada pedagang biasa, dengan cara memperoleh marjin laba
perabot rumah.
swalayan yang memiliki tempat yang luas dan komplit contohnya : Yogya,
antara lain :
Referensi :
Wikipedia Indonesia
Komunitas & Perpustakaan Online Indonesia
26. Warehouse, toko retail yang menjual sepatu, baju dan berbagai peralatan
olah raga.
27. Gramedia Books Store
28. Gunung Agung Books Store
29. Super Indo Swalayan
30. Disc Tarra, toko kaset/CD/DVD resmi.
Untuk dapat bersaing dengan para pemain di bisnis eceran, seorang retailer harus
memiliki suatu konsep pemasaran yang baik. Adapun konsep pemasaran bisnis eceran
gambar dibawah :
Orientasi Konsumen
Strategi Retailing
Konsep Retailing
Usaha yang terkoordinasi
Orientasi Tujuan
Gambar 2.1
di bawah ini:
strategi yang konsisten dan bekerja keras untuk mencapai tujuan-tujuan yang berarti,
Gambar 2.2
Bauran Eceran
Ritel”(2006:57)
28
personalia, promosi, dan presentasi atau tampilan untuk menjual barang dan jasa pada
1. Produk
Produk adalah segala sesuatu yang dapat di tawarkan ke suatu pasar untuk
1. Tingkat paling dasar adalah Manfaat inti (core benefit), yaitu jasa atau manfaat
2. Tingkat kedua produk dasar (basic product) adalah mengubah manfaat inti menjadi
produk dasar.
3. Tingkat ketiga (expected product) adalah suatu set atribut dan kondisi yang
B. Klasifikasi produk
dan wujudnya.
a. Barang yang terpakai habis (nondurable goods): Barang yang terpakai habis
adalah barang berwujud yang biasanya di konsumsi dalam satu atau beberapa
kali penggunaan.
29
b. Barang tahan lama (durable goods): Barang tahan lama adalah barang
c. Jasa (services) : Jasa bersifat tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, dan
mudah habis.
D. Merek (Brand)
Merek produk membantu memperkuat nama gerai, nilai merek yang baik
meningkatkan citra toko yang menjadikan hubungan pelanggan dan toko bertambah
karena kepercayaan mereka terhadap merek dan karena kredibilitas toko yang
meningkat.
2. Harga (Price)
Penetapan harga adalah yang paling krusial dan sulit diantara unsur-unsur dalam
bauran pemasaran ritel (merchandise, promosi, atmosfir dalam gerai, harga, dan ritail
service). Harga adalah satu-satunya unsur dalam berbagai unsur bauran pemasaran
ritel itu yang bakal mendatangkan laba bagi peritel. Sedangkan unsur-unsur lain
positioning kunci dan harus diputuskan dalam hubungannya dengan pasar sasaran,
Menurut Ma’ruf (2006:155-165) Strategi harga dapat digolongkan pada tiga orientasi
yaitu:
konsumen, yaitu dengan melihat pada perubahan belanja mereka pada harga-
harga yang berbeda kemudian dipilih harga yang merujuk pada tingkat belanja
b. Orientasi biaya: penetapan harga berdasarkan biaya yang paling banyak dianut
oleh peritel adalah markup pricing. Peritel menetapkan harga dengan cara
menambahkan biaya perolehan produk (harga pokok produk) per unitnya dengan
Prosedur eanam tahap untuk menetapkan kebijakan harga (Philip Kotler,A.B Susanto
2001:636)
2. Menentukan permintaan
3. Memperkirakan biaya
3. Lokasi
Salah satu faktor penting dalam mendirikan toko adalah lokasi toko tersebut.
Untuk retailer yang berbasis pada toko, maka harus diputuskan suatu lokasi umum
dan lokasi spesifik. Menurut Lamb, dkk. (2001:98) dalam sulistiyawan, (2008) juga
lain, tersedianya tempat atau area parkir, serta keamanan dari lokasi merupakan
akan menentukan:
Satu keputusan akhir tentang lokasi yang dihadapi pengecer adalah apakah mereka
akan menjadi Freestanding unit (unit yang berdiri sendiri) atau menjadi penyewa
sebuah pusat pembelanjaan atau mall (Lamb, dkk. 2001:99) alasan terbesar untuk
mengembangkan sebuah unit lokasi yang berdiri sendiri adalah kemungkinan terlihat
baik karena mereka dapat mengembangkan suatu identitas untuk para pembelanja,
selain itu karena pengecer sering merasa mereka hilang diantara pusat-pusat belanja
mereka berbelanja di gerai. Hal-hal yang dapat memfasilitasi para pembeli terdiri atas
layanan pelanggan, personal selling, layanan transaksi berupa cara pembayaran yang
seperti contoh toilet, tempat mengganti pakaian bayi, food court, telepon umum, dan
sarana parkir. Ada tiga unsur yang terdapat dalam suatu barang atau jasa yang dibeli,
yaitu unsur inti, unsur tangible, dan unsur augmental (fasilitas yang mendukung).
Dalam diagram berikut ini dijelaskan ketiga unsur tersebut. Ma’ruf (2006:215-220)
33
INTI
TANGIBLE
AUGMENTED
Gambar 2.3
Inti adalah alasan utama seorang konsumen datang ke sebuah gerai ritel, yaitu
dalam wujud merchandise, rak yang tertata rapih dan bersih, adanya
b. Faktor tambahan yang mendukung aspek inti dan tangible, yaitu fasilitas
seperti food comer, gift wrapping atau jasa pembungkusan kado, ruang parker,
dan lain-lain.
34
1. Customer service;
a. Pramuniaga dan staf lain (seperti kasir dan SPG/sales promotion girl) yang
b. Personal shopper, yaitu staf perusahaan ritel yang melayani pembeli melalui
telepon dan menyiapkan barang pesanan yang nantinya tinggal diambil oleh
pelanggan
b. Gift wrapping
g. Fasilitas kredit
h. Fasilitas kenyamanan dan keamanan berupa tangga jalan dan tangga darurat
4. fasilitas-fasilitas lain;
a. Ruang/lahan parkir
35
b. Gerai laundry
5. Promosi
salah satu unsur dalam bauran pemasaran perusahaan yang didayagunakan untuk
promosi barang atau jasa yang dilakukan oleh sponsor yang dibayar.
produk yang dihasikan perusahaan, yang disajikan melalui media, akan tetapi tidak
Penjualan pribadi atau tatap muka adalah penyajian lisan dalam suatu
pembicaraan dengan satu atau beberapa pembeli potensial dengan tujuan untuk
melakukan penjualan.
Komunikasi secara langsung yang digunakan dari mail , telepon, fax , e-mail
atau internet untuk mendapatkan tanggapan langsung dari konsumen secara jelas.
berarti berbicara tentang pikiran dan emosi mereka. Dengan demikian, kualitas
sebagai dasar promosi bertujuan mendorong target market untuk mau menjadi
pembeli atau bahkan menjadi pelanggan setia. Promotion mix merupakan kombinasi
dari beberapa unsur promosi, yang lazimnya adalah iklan, sales promotion, personal
selling, publisitas, dan atmosfer dalam gerai. Iklan dijalankan melalui media cetak
seperti koran dan majalah, media elektronik seperti televisi, radio, bioskop, internet.
berikut: discount, coupon, sampling, premium, bonus pack, stamps, contest, dan
berita, press release, atau lainnya yang mengandung news interest”. Penciptaan
atmosfer di gerai adalah juga termasuk promotion mix. Ma’ruf (2006: 178-184)
6. Presentasi
toko eceran dalam benak konsumen. Sebagai contoh, sebuah pengecer yang ingin
atau suasana dari sebuah toko serta kawasan sekelilingnya sangat mempengaruhi
persepsi konsumen tentang sebuah retailer. Pengaruh bagian depan toko (eksterior
bangunan) hendaknya tidak diremehkan, karena ini merupakan bagian pertama dari
toko yang dilihat oleh pelanggan. Didalam toko, penataan serta tampilan, susunan
serta penempatan posisi barang dagangan, warna dinding dan warna lantai, gaya
pencahayaan yang digunakan, wewangian, musik, dan rupa personalia penjualan juga
value) adalah “Perbedaan antara manfaat yang dilihat seorang pelanggan dari suatu
yang dipikirkan pelanggan adalah selisih antara evaluasi calon pelanggan atas semua
38
manfaat serta semua biaya tawaran tertentu dan alternatif-alternatif lain yang di
pikirkan. Nilai pelanggan total (total cutomer value) adalah “ moneter yang
Menciptakan pelanggan yang loyal adalah inti dari setiap bisnis. Berikut ini
berasal dari pelanggan, itu adalah semua nilai yang dimiliki sekarang dan nilai yang
dimiliki dimasa depan. Suatu bisnis disebut sukses jika berhasil mendapatkan,
diterima pelanggan) adalah selisih antara total customer value/jumlah nilai bagi
pelanggan dan total customer cost (biaya total pelanggan)”. ”Total customer value
(jumlah nilai bagi pelanggan) adalah kurmpulan manfaat yang diharapkan diperoleh
pelanggan dari produk atau jasa tertentu”. Customer cost ( biaya total pelanggan)
”selisih antara penilaian pelanggan perspektif atas semua manfaat dan biaya dari
benefit) adalah nilai moneter kumpulan manfaat ekonomi, fungsional, dan psikologis
yang diharapkan pelanggan dari suatu penawaran pasar yang disebabkan oleh produk,
39
jasa, personel, dan citra yang terlibat”. Total biaya pelanggan (total customer cost)
suatu penawaran pasar, termasuk biaya moneter, waktu, energi, dan psikologis”. Nilai
yang dipersepsikan pelanggan didasarkan pada selisih antara apa yang didapatkan
pelanggan dan apa yang diberikan untuk kemungkinan pilihan yang berbeda.
(Kotler,Keller 2009:136)
adalah :
2. Menilai arti penting kuantitatif dari atribut dan manfaat yang berbeda.
adalah “perasaan senang atau kecewa seseorang yang timbul karena membandingkan
kinerja yang dipersepsikan produk atau hasil terhadap ekspektasi”. Jika kinerja gagal
40
memenuhi ekspektasi, pelanggan akan tidak puas. Begitupun sebaliknya jika kinerja
sesuai dengan ekspektasi maka pelanggan akan puas dan jika kinerja melebihi
terutama jenis hubungan loyalitas yang dimiliki pelanggan dengan sebuah merek.
produk dengan merek yang sudah dianggap positif. Perusahaan yang berpusat pada
pelanggan berusaha menciptakan kepuasan pelanggan yang tinggi, tetapi itu bukan
Ada cara lain agar peningkatan kepuasan misalnya dengan meningkatkan proses
merupakan akumulasi dari banyak masalah kecil dalam perusahaan. Kepuasan juga
tergantung pada kualitas produk dan jasa. Menurut definisi American society for
quality control : kualitas (quality) adalah ” totalitas fitur dan karakteristik produk atau
perusahaan adalah tiga hal yang terkait erat. Semakin tinggi pula tingkat kualitas,
semakin tinggi tingkat kepuasan pelanggan yang dihasilkan, yang mendukung harga
pegang secara mendalam untuk membeli atau mendukung kembali produk atau jasa
yang disukai di masa depan meski pengaruh situasi dan usaha pemasaran berpotensi
yang loyal adalah metode yang penting dalam mempertahankan keuntungan dari para
yang loyal akan terus berbelanja pada satu ritel tertentu meskipun ritel pesaing telah
membuka tokonya di dekat lokasi perumahan dan memberi harga yang lebih rendah.
42
loyalitas.
Gambar 2.4
Loyalitas Pelanggan
Sumber: Ma’aruf, Henry, 2005 dalam buku utami “manajemen ritel” (2006:60)
Pelanggan yang loyal memiliki prasangka yang spesifik mengenai apa yang
menunjukkan kondisi dari durasi waktu tertentu dan mensyaratkan bahwa tindakan
pembelian terjadi tidak kurang dari dua kali. Dua kondisi penting yang berhubungan
dengan loyalitas adalah retensi pelanggan (customer retention) dan total pangsa
yang telah memenuhi sejumlah pembelian ulang selama periode waktu yang terbatas
disebut sebagai pembelian nonrandom yang diungkapkan dari waktu ke waktu oleh
diantaranya:
e. Pemberitaan dari mulut ke mulut menjadi lebih poistif dengan asumsi para
Tinggi Rendah
Loyalitas
(latent loyalty).
4. Loyalitas Premium :Jenis loyalitas yang dapat ditingkatkan, terjadi bila ada tingkat
keterikatan yang tinggi dan tingkat pembelian berulang yang juga tinggi.
perkembangan dapat dilakukan denga berbagai metode. Memilih metode yang paling
efektif, paling efisien-biaya dan paling langsung merupakan tantangan bagi setiap
perusahaan.
Ada tujuh tahapan untuk menumbuhkan pelanggan agar tetap loyal yaitu (Jill
Griffin 2003:57-58):
6. Tahap enam : Klien adalah orang yang membeli secara teratur yang
memiliki hubungan yang kuat dan berlanjut yang menjadikan kebal
terhadap pesaing.
7. Tahap tujuh : Penganjur (advocate) adalah Mendorong orang lain
untuk membeli dan membawa pelanggan.
2.1.7.4 Faktor Pengukuran loyalitas
Langkah pertama dalam membangun sistem loyalitas klien adalah berusaha
mengenal terminologi dan variabel yang menentukkan serta mendorong loyalitas.
1. Basis Klien : merupakan seluruh jumlah pelanggan dan klien yang
aktif.
2. Tingkat retensi pelanggan baru : menunjukkan persentase pelanggan
pertama kali yang kembali melakukan pembelian kedua dalam waktu
periode tertentu.
3. Tingkat retensi klien adalah persentase pelanggan yang telah
memenuhi sejumlah khusus pembelian berulang selama periode waktu
tertentu.
4. Pangsa pelanggan (share of customer) adalah persentase jumlah
pembelian pelanggan atas kategori produk dan jasa tertentu yang
dibelanjakan ke perusahaan.
5. Jumlah rata-rata pelanggan baru perbulan adalah rata-rata jumlah
pelanggan pertama kali yang membeli dari perusahaan setiap bulan.
6. Frekuensi pembelian adalah frekuensi rata-rata seorang pelanggan atau
klien membeli per tahunnya.
7. Jumlah pembelian rata-rata adalah jumlah rata-rata yang dibayar atas
produk dan jasa pada setiap pembelian.
8. Tingkat peralihan (attrition rate) adalah presentase tahunan rata-rata
pelanggan yang hilang atau menjadi tidak aktif karena suatu alasan,
termasuk ketidakpuasan dan pindah lokasi.
47
eceran dan loyalitas pelanggan, di bawah ini beberapa penelitian tersebut diantaranya:
berpengaruh negative
dan signifikan terhadap
loyalitas pelanggan.
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
variable yang paling
dominant
mempengaruhi loyalitas
pelanggan hypermarket
Carrefour Plaza Medan
fair adalah sentuhan
akhir finishing Touch.
4 Muhammad Permanent and temporary Singapura 2009 Dari segi struktur
faisal retail gambar, in-line toko dan
ibrahim space: shoppers’ gerobak ritel berbagi
perceptions of tiga dimensi gambar
in-line stores and retail yang umum, yaitu,
carts in "suasana", "berbagai
Singapore produk" dan "kualitas
pelayanan". In-line toko
mencatat faktor
tambahan, "nilai".
Namun, pembeli
ditampilkan peringkat
persepsi yang lebih baik
terhadap semua atribut
ruang ritel dan faktor in-
line toko relatif dengan
yang ada pada gerobak
eceran..
5 -S.P “Unorganised Retailing India 2011 Penelitian ini
Thenmozhi in India-On Study On mengungkapkan enam
- D. Retail Service Quality” kualitas layanan ritel
Dhanapal faktor yaitu Toko
Merchandise, Access,
Interaksi Pribadi,
Pemecahan masalah,
Kebijakan
dan aspek fisik. Temuan
studi ini juga
mengkonfirmasi bahwa
Kualitas Pelayanan Ritel
49
Di arena percaturan bisnis yang semakin ketat ini perusahaan /pebisnis di tuntut
untuk melakukan berbagai langkah inovatif dan kreatif agar memberikan produk /
jasa yang berkualitas serta terdepan dalam merebutkan persaingan produk / jasa serta
pelanggan atau klien serta mengarahkan aliran barang dan jasa yang memenuhi
kedua belah pihak yang ingin menciptakan kepuasan dengan jalan mengadakan
pertukaran. Jadi pertukaran merupakan titik pusat kegiatan pemasaran dengan tujuan
sebagai suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok
Proses distribusi barang dan jasa yang dilakukan oleh pemasar biasanya
melakukan langkah demi langkah yang strategis, Walaupun proses dalam produksi
sampai di tangan pengguna melalui proses yang sedikit rumit akan tetapi para
pebisnis bahu membahu melakukannya dengan hati-hati dan teliti agar para
Dalam bauran pemasaran ada beberapa variabel yang menjadi variabel dasar
(Cannon,Perreault,McCarthy, 2008:41)
Model bauran pemasaran menganalisis data dari beragam sumber, seperti data
pemindai pengecer, data pengiriman perusahaan, penetapan harga, media dan data
belanja promosi, untuk memahami pengaruh kegiatan pemasaran tertentu secara lebih
(Cannon,Perreault,McCarthy:2008:44) :
harga.
konsumen akhir yang mempunyai keuntungan yang besar dibanding dari bisnis selain
karenakan para pemasar atau pebisnis harus meraih konsumen akhir terlebih dahulu
dalam mengenalkan / merasakan barang /jasa yang sudah di produksi yang sudah
terakhir dalam suatu channel distribusi, yang membentuk bisnis dan orang-orang
yang terlibat di dalam suatu pengenalan fisik dan transfer kepemilikan barang dan
Perdagangan eceran biasa disebut pengecer tapi para pebisnis memiliki tujuan
yang lebih khusus tujuannya ingin mendapatkan margin yang lebih besar di
disimpulkan bahwa bisnis eceran (retailing) merupakan suatu jenis usaha jasa
jasa dari produsen kekonsumen akhir untuk tujuan kegunaan pribadi ataupun
keluarga.
bisnis ritel tradisional menuju bisnis ritel modern. Perkembangan bisnis ritel
Indonesia. Hal tersebut dapat terlihat dari banyaknya toko retailer modern
harga, lokasi, personalia, promosi, dan presentasi atau tampilan untuk menjual
barang dan jasa pada konsumen akhir yang menjadi pasar sasaran”. (Utami,
2006:57).
Produk adalah segala sesuatu yang dapat di tawarkan ke suatu pasar untuk
Penetapan harga adalah yang paling krusial dan sulit diantara unsur-unsur
dalam bauran pemasaran ritel (merchandise, promosi, atmosfir dalam gerai, harga,
dan ritail service). Harga adalah satu-satunya unsur dalam berbagai unsur bauran
54
pemasaran ritel itu yang bakal mendatangkan laba bagi peritel. Sedangkan unsur-
positioning kunci dan harus diputuskan dalam hubungannya dengan pasar sasaran,
Salah satu faktor penting dalam mendirikan toko adalah lokasi toko tersebut.
Untuk retailer yang berbasis pada toko, maka harus diputuskan suatu lokasi umum
dan lokasi spesifik. Menurut Lamb, dkk. (2001:98) dalam sulistiyawan, (2008) juga
lain, tersedianya tempat atau area parkir, serta keamanan dari lokasi merupakan
akan menentukan:
Satu keputusan akhir tentang lokasi yang dihadapi pengecer adalah apakah
mereka akan menjadi Freestanding unit (unit yang berdiri sendiri) atau menjadi
penyewa sebuah pusat pembelanjaan atau mall (Lamb, dkk. 2001:99) alasan terbesar
untuk mengembangkan sebuah unit lokasi yang berdiri sendiri adalah kemungkinan
terlihat baik karena mereka dapat mengembangkan suatu identitas untuk para
55
pembelanja, selain itu karena pengecer sering merasa mereka hilang diantara pusat-
Personalia dalam gerai atau fasilitas toko / outlet biasa kita temui di setiap
pebisnis retail wajib melakukan pelayanan sebaik mungkin guna memberikan nilai
memfasilitasi para pembeli saat mereka berbelanja di gerai. Hal-hal yang dapat
memfasilitasi para pembeli terdiri atas layanan pelanggan, personal selling, layanan
transaksi berupa cara pembayaran yang mudah, layanan keuangan berupa penjualan
dengan kredit, dan fasilitas-fasilitas seperti contoh toilet, tempat mengganti pakaian
bayi, food court, telepon umum, dan sarana parkir. Ada tiga unsur yang terdapat
dalam suatu barang atau jasa yang dibeli, yaitu unsur inti, unsur tangible, dan unsur
Arus globalisasi yang sudah tak terbendung lagi dan kecanggihan teknologi
yang semakin canggih para pebisnis sudah cerdas melakukan berbagi smart
promotion atau pintar dalam mengenalkan produk atau jasa kepasar dengan media
televisi, internet, radio, reklame yang sering kita lihat dan dengar di berbagai sudut
( 2006:171) Promosi adalah salah satu unsur dalam bauran pemasaran perusahaan
produk perusahaan.
56
a) Periklanan (Advertising)
promosi barang atau jasa yang dilakukan oleh sponsor yang dibayar.
produk yang dihasikan perusahaan, yang disajikan melalui media, akan tetapi tidak
1) Penjualan Personal
Penjualan pribadi atau tatap muka adalah penyajian lisan dalam suatu
pembicaraan dengan satu atau beberapa pembeli potensial dengan tujuan untuk
melakukan penjualan.
Komunikasi secara langsung yang digunakan dari mail , telepon, fax , e-mail
berarti berbicara tentang pikiran dan emosi mereka. Dengan demikian, kualitas
sebagai dasar promosi bertujuan mendorong target market untuk mau menjadi
pembeli atau bahkan menjadi pelanggan setia. Promotion mix merupakan kombinasi
dari beberapa unsur promosi, yang lazimnya adalah iklan, sales promotion, personal
selling, publisitas, dan atmosfer dalam gerai. Iklan dijalankan melalui media cetak
seperti koran dan majalah, media elektronik seperti televisi, radio, bioskop, internet.
berikut: discount, coupon, sampling, premium, bonus pack, stamps, contest, dan
berita, press release, atau lainnya yang mengandung news interest”. Penciptaan
atmosfer di gerai adalah juga termasuk promotion mix. Ma’ruf (2006: 178-184).
toko eceran dalam benak konsumen. Sebagai contoh, sebuah pengecer yang ingin
atau suasana dari sebuah toko serta kawasan sekelilingnya sangat mempengaruhi
persepsi konsumen tentang sebuah retailer. Pengaruh bagian depan toko (eksterior
58
bangunan) hendaknya tidak diremehkan, karena ini merupakan bagian pertama dari
toko yang dilihat oleh pelanggan. Didalam toko, penataan serta tampilan, susunan
serta penempatan posisi barang dagangan, warna dinding dan warna lantai, gaya
pencahayaan yang digunakan, wewangian, musik, dan rupa personalia penjualan juga
value) adalah “Perbedaan antara manfaat yang dilihat seorang pelanggan dari suatu
yang dipikirkan pelanggan adalah selisih antara evaluasi calon pelanggan atas semua
manfaat serta semua biaya tawaran tertentu dan alternative-alternatif lain yang di
pikirkan. Nilai pelanggan total (total cutomer value) adalah “ moneter yang
Menciptakan pelanggan yang loyal adalah inti dari setiap bisnis. Berikut ini
berasal dari pelanggan, itu adalah semua nilai yang dimiliki sekarang dan nilai yang
dimiliki dimasa depan. Suatu bisnis disebut sukses jika berhasil mendapatkan,
diterima pelanggan) adalah selisih antara total customer value/jumlah nilai bagi
59
pelanggan dan total customer cost (biaya total pelanggan)”. ”Total customer value
(jumlah nilai bagi pelanggan) adalah kurmpulan manfaat yang diharapkan diperoleh
pelanggan dari produk atau jasa tertentu”. Customer cost ( biaya total pelanggan)
”selisih antara penilaian pelanggan perspektif atas semua manfaat dan biaya dari
benefit) adalah nilai moneter kumpulan manfaat ekonomi, fungsional, dan psikologis
yang diharapkan pelanggan dari suatu penawaran pasar yang disebabkan oleh produk,
jasa, personel, dan citra yang terlibat”. Total biaya pelanggan (total customer cost)
suatu penawaran pasar, termasuk biaya moneter, waktu, energi, dan psikologis”. Nilai
yang dipersepsikan pelanggan didasarkan pada selisih antara apa yang didapatkan
pelanggan dan apa yang diberikan untuk kemungkinan pilihan yang berbeda.
(Kotler,Keller 2009:136).
Berbagai macam cara yang dilakukan oleh pebisnis adalah mencari cara untuk
memuaskan konsumen atau pelanggan yang diinginkan oleh perusahaan agar barang /
jasa diterima dan dapat dinikmati sesuai kebutuhan yang pelanggan inginkan Kotler,
dipersepsikan produk atau hasil terhadap ekspektasi”. Jika kinerja gagal memenuhi
ekspektasi, pelanggan akan tidak puas. Begitupun sebaliknya jika kinerja sesuai
dengan ekspektasi maka pelanggan akan puas dan jika kinerja melebihi ekspektasi
terutama jenis hubungan loyalitas yang dimiliki pelanggan dengan sebuah merek.
produk dengan merek yang sudah dianggap positif. Perusahaan yang berpusat pada
pelanggan berusaha menciptakan kepuasan pelanggan yang tinggi, tetapi itu bukan
Ada cara lain agar peningkatan kepuasan misalnya dengan meningkatkan proses
merupakan akumulasi dari banyak masalah kecil dalam perusahaan. Kepuasan juga
tergantung pada kualitas produk dan jasa. Menurut definisi American society for
quality control : kualitas (quality) adalah ” totalitas fitur dan karakteristik produk atau
perusahaan adalah tiga hal yang terkait erat. Semakin tinggi pula tingkat kualitas,
61
semakin tinggi tingkat kepuasan pelanggan yang dihasilkan, yang mendukung harga
Para pebisnis banyak yang beralih yang dahulu berfokus terhadap barang/jasa
yang terus bervariasi dan inovatif dan baik dari segi kualitas dan manfaatnya kita
contohkan berbagai macam merk handphone yang sudah mewabah bagaikan virus
kecanggihan dan model yang elegan akan tetapi dari semua contoh di atas apakah
para konsumen atau pasar dapat merespon dengan hal-hal tersebut, mungkin untuk
pertama kali iya para konsumen meresponnya tapi sedikit demi sedikit pasar akan
beralih pada keinginan atau kebutuhan yang diinginkan pelanggan. Para pebisnis
sekarang banyak yang berorientasi bukan lagi kepada barang atau jasa melainkan
bagaimana merebut hati pelanggan atau mengetahui apa yang dsi cari dan dibutuhkan
pelanggan agar para pelanggan tetap setia berbelanja atau pun menggunakan merk
yang kita tawarkan. Definisi customer (pelanggan) adalah membuat sesuatu yang
Menurut penelitian yang sudah di lakukan oleh Dean Vicky Wicaksana pada
pelanggan, secara simultan adalah 59,3 % dan besaran pengaruh parsial untuk
32,9%, dan 52,5 %. Dan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas
pelanggan, besarnya pengaruh secara simultan adalah 51% dan besaran pengaruh
62
adalah 20,6 %, 23,3% dan 19,6%. Variabel dominan dari bauran pemasaran ritel yang
http://www.academia.edu/249029/PENGARUH_BAURAN_PEMASARAN_RITEL
_TERHADAP_KEPUASAN_DAN_LOYALITAS_PELANGGAN_CENTRO_KUT
A-BALI
Dari teori dan sumber penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya maka dari
Manajemen Pemasaran
Kepuasan Pelanggan
Bauran Eceran
(Retailing Mix) Loyalitas Pelanggan
Produk
Harga
Lokasi
Promosi
Presentasi
Personalia
seperti berikut :
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung atau data yang
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan
pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden
(Sugiyono 2008:199).
pertanyaan tertutup sesuai dengan pokok bahasan penelitian yang harus dijawab oleh
B. Data Sekunder
Kedua tehnik ini dipergunakan untuk memperoleh data-data tersebut, yang antar lain :
pembahasan yang dilakukan, serta bahan-bahan lain yang masih relevan atau
sebagai berikut:
a) Wawancara.
melakukan studi pendahuluan menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan
b) Observasi.
dibandingkan dengan teknik lain, yaitu wawancara dan kuesioner, kalo wawancara
67
dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada
Objek penelitian ini merupakan hal yang mendasari pemikiran, pengolahan, dan
penafsiran semua data dan keterangan yang berkaitan dengan apa yang menjadi
tujuan dari penelitian. Adapun objek penelitian skripsi ini adalah Alfamart di
Kecamatan Subang).
Didirikan pada tahun 1989, perusahaan mulai sebagai perdagangan skala kecil &
bisnis distribusi, kemudian pada tahun 1999 memasuki sektor ritel melalui format
minimarket dengan nama merek "Alfamart". Saat ini Alfamart merupakan salah satu
pengecer Indonesia terkemuka, melayani lebih dari 2 juta pelanggan + setiap hari,
dengan 5.700 + toko di seluruh Indonesia. Ini memberikan terjangkau, kualitas tinggi
kebutuhan dasar dan sehari-hari dalam layanan ramah, bersih dan nyaman suasana
belanja dengan lokasi yang mudah diakses. Dengan lebih dari 60.000 karyawan +
perusahaan yang kuat dan produktif dalam membentuk perilaku kerja karyawan
menunjukkan komitmen kami sebagai warga perusahaan yang baik dengan membantu
Alfamart Vaganza (seni & budaya), Alfamart Care (acara sosial ), Alfamart Clean &
Promoter 2010, Service Quality Award 2010, "Rekor Bisnis" Award 2010, Best
Kata Award Mulut Pemasaran 2009-2011, Perempuan No 1 Choice 2011, Merek Asli
Indonesia 2011, dan CSR Awards 2011. Hal ini juga sukses dalam memperoleh
Indeks Toko ekuitas tertinggi (oleh The Nielsen Company) di antara pengecer
1994
Kepemilikan restrukturisasi: PT HM Sampoerna (70%)
dan Djoko Susanto Keluarga (30%)
1999
Alfa Minimart pertama, yang terletak di Jl. Beringin
Raya, Karawaci, Tangerang, Banten, mulai beroperasi.
2006
PT HM Sampoerna Tbk menjual sahamnya. Pemegang
Saham struktur: Sigmantara Alfindo (60%) dan PT
Cakrawala Mulia Prima (40%).
2007
2.700 + toko di operasi Masuk ke pasar Lampung
2009
IPO dan listing di Bursa Efek Indonesia
3.300 + toko di operasi Masuk ke pasar Bali
2010
Pemegang Saham struktur: Sigmantara Alfindo (74,66%)
dan Publik (25,34%)
2011
5.700 + toko di operasi
Masuk ke pasar Palembang
PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk 2011
70
Albi, lebah ramah adalah orang manis siap melompat kapan saja untuk
membantu siapapun yang membutuhkan bantuan.
Ini merupakan karyawan Alfamart yang siap membantu
pelanggan dengan dedikasi yang tulus untuk melayani.
Albi memupuk hidup komunal dan tujuan, menghindari
konflik, dan berwawasan perubahan sekitarnya.
Sosok Albi melambangkan komitmen Alfamart
untuk mencapai tujuan bersama: Memenuhi kebutuhan
rumah tangga Indonesia dengan produk-produk berkualitas denga harga kompetitif
dan dengan layanan yang ramah, dengan merangkul masyarakat sekitar dan
persaingan sehat.
A. Visi
a. “Untuk menjadi terbesar dan berdaya saing global, Indonesia yang luas
B. Misi
b. Untuk menerapkan praktis bisnis yang etis, untuk menjadi terbaik dalam
Komisaris Utama
sejak 2001. Beliau juga menjabat sebagai Presiden Komisaris PT Atri Distribusindo
sejak tahun 2002, Presiden Komisaris PT Amanda Cipta Persada sejak 2008 dan
Sigmantara Alfindo. Dia lulus dari PAH-Chung SMP, Jakarta, pada 1965 dan dihadiri
Komisaris
2009.
Komisaris Independen
D. Ahwil Loetan
Komisaris Independen
Trijaya Tbk sejak 2011. Ia menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Republik
E. Sudrajat
Komisaris Independen
Pak Sudrajat menjabat sebagai Komisaris Independen PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk
sejak 2011. Ia menjabat sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik
Rakyat Cina, Kepala Strategi Pertahanan di Sekretaris Pertahanan. Ia mengakhiri
karir militernya sebagai Kepala Pusat Informasi Bahasa Indonesia Angkatan Darat.
F. Feny Djoko Susanto
Presiden Direktur
Ibu Feny Djoko Susanto sebagai Presiden Direktur PT Sumber
Alfaria Trijaya Tbk sejak 2002. Dia juga menjabat sebagai
Direktur Perdagangan sejak tahun 2006. Dia telah menjabat
sebagai Presiden Direktur PT Alfa Mitramart Utama. Beliau
meraih gelar Bachelor of Science in Business Administration dari
Ohio State University pada tahun 1997 dan gelar Master di bidang
Administrasi Bisnis dari Cleveland State University pada tahun
1998.
74
G. Pudjianto
Wakil President
Bapak Pudjianto telah menjadi Wakil Presiden Direktur PT
Sumber Alfaria Trijaya Tbk sejak 2011. Ia menjabat sebagai
Financial Controller dari New Armada Group, Asisten Manager
di Departemen Sistem Informasi Manajemen PT Inti Salim Corpora, Operasi
Eksekutif PT Indomarco Adi Prima, Direktur Eksekutif PT Inti Cakrawala
Corporation dan Direktur Utama PT Alfa Mitramart Utama. Meraih gelar Sarjana
Ekonomi jurusan Akuntansi dari Universitas Gadjah Mada pada tahun 1979. Dia
adalah Direktur Perusahaan Mengelola 2001-2011.
H. Anggara Hans Perwira
Managing Director
Mr Prawira telah Managing Director PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk sejak 2011.
Telah bekerja dengan Prasetio Utomo & Co, Arthur Andersen sebagai Konsultan dan
sebagai Direktur Keuangan PT Alfa Mitramart Utama. Beliau meraih gelar Sarjana
Ekonomi jurusan Akuntansi dari Universitas Trisakti pada tahun 1995, gelar Master
di bidang Manajemen dari Sekolah Bisnis IPMI pada tahun 2001 dan Master of
d. Indonesia Best Brand Award 2008 dari Spesialis Riset MARS dan
Majalah SWA.
c. Indonesia Best Brand Award 2009 dari Spesialis Riset MARS dan
Majalah SWA.
e. Best Brand Gold Award 2011 dari Spesialis Penelitian Mars dan
majalah SWA.
Saat ini, Alfamart mengoperasikan lebih dari 5,700 toko di lebih dari 160 Kota
berikut:
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, misalnya karna keterbatasan dana, tenaga dan
waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi
itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat
diberlakukan untuk populasi, untuk itu sampel yang diambil dari populasi
harus betul-betul representatif (mewakili)”.
bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel
meliputi :
a. Sampling Sistematis
b. Sampling Kuota
c. Sampling Aksidental
d. Sampling purposive
e. Sampling jenuh
f. Snowball Sampling
Pada Teknik sampling yang di tunjukkan diatas maka penulis memilih salah
satunya yaitu Sampling Kuota yaitu Teknik untuk menentukan sampel dari populasi
yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. (Sugiyono
kepadatan penduduk yang sangat tinggi dan berada di pusat kota Subang bila
Cigadung. Oleh karena itu peneliti hanya mengambil sampel dengan menyebarkan
penelitian ini adalah konsumen yang jumlahnya tidak terbatas, maka jumlah sampel
yang diperlukan adalah paling sedikit 4 atau 5 kali jumlah item yang diteliti Malhotra
(1996:620). Karena jumlah item yang diteliti adalah sebanyak 28 item maka sampel
yang ditetapkan sebanyak 112 responden, dan hal ini dianggap sudah mewakili
Sedangkan cara pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
Operasional variabel yang dipergunakan dalam penelitian ini, adalah untuk dapat
menentukan jenis dan indikator dari variable-variabel objek penelitian. Sesuai dengan
judul penelitian.
Adalah variabel yang diduga sebagai penyebab atau pendahulu dari variabel
lain. Dalam hal ini variabel bebasnya adalah Bauran eceran (X) yaitu pemahaman
dari sebuah Bauran eceran , diantaranya; produk, harga, lokasi, personalia, promosi,
presentasi.
Variabel dan indikator dari Bauran eceran dapat diuraikan sebagai berikut:
1). Produk adalah barang-barang yang ditawarkan atau dijual di swalayan untuk
adalah:
a. Keragaman produk
b. Merk (Brand)
a. Demand (permintaan)
b. Biaya
c. Persaingan
82
3) Lokasi adalah tempat atau letak dimana produk yang ditawarkan tersebut berada.
4). Personalia ialah orang-orang yang terlibat secara langsung dalam proses
personalia adalah:
a. Customer service
b. Fasilitas gerai
5) Promosi adalah promosi yang dilakukan oleh pihak swalayan mengenai barang
indikatornya adalah:
a. Iklan
b. Sales promotion
6) Presentasi adalah kesan keseluruhan yang disampaikan oleh tata letak fisik toko,
a. Atribut fisik
Adalah variabel yang diduga sebagai akibat atau dipengaruhi oleh variabel yang
berulang – ulang dan untuk membangun kesetiaan pelanggan terhadap produk atau
jasa yang di hasilkan oleh suatu badan usaha. Untuk memperjelas konsep, variabel,
indikator dan item-item diatas, maka dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.1
Operasional Variabel
Sub
Variabel Indikator Item Skala
Variabel
Bauran Eceran 1. Keragaman 1. Jenis Produk yang Ordinal
adalah Produk di tawarkan
Penjualan Produk 2. Merk ( Brand ) 2. Jumlah merek
eceran meliputi Ma’ruf 3. Timing dan produk yang
semua aktivitas (2006:135) alokasi tersedia
yang 3. Jumlah persediaan
melibatkan produk yang ada
penjualan 1. Demand 4. Harga produk Ordinal
barang atau (permintaan) sesuai dengan
jasa pada 2. Biaya yang diinginkan
konsumen Harga 4. Persaingan 5. Harga yang dibayar
akhir untuk (Ma’ruf, di kasir sesuai
dipergunakan 2006:155) dengan harga di
yang sifatnya label produk
pribadi, dn 6. Harga sesuai
bukan bisnis. dengan kualitas
Seorang produk
Pengecer atau 7. Perbedaan harga
toko pengecer dengan swalayan
adalah usaha lain
bisnis yang
volume Lokasi 1. Lokasi yang 8. Keamanan lokasi Ordinal
penjualannya Lamb, dkk. umum dan terjamin
terutama (2001:98) spesifik 9. Sarana tempat
berasal dari parkir yang
penjualan memadai
eceran”. 10. Lokasi atau tempat
Saladin, yang mudah
(2006 : 163). dijangkau
84
warna, musik,
pencahayaan)
bagian, yaitu :
yang diajukan.
Data yang telah terkumpul kemudian diproses dan dianalisa. Analisa data
diperoleh dari kuesioner dengan cara memberikan bobot penilaian dari setiap
pertanyaan berdasarkan skala likert. Menurut Sugiyono (2009 : 132), “skala likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok
orang tentang fenomena sosial”. Dengan fenomena sosial ini telah ditetapkan secara
spesifik oleh peneliti yang selanjutnya disebut variabel penelitian dengan skala likert
maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian
indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item – item instrumen
yang dapat berupa pernyataan dan pertanyaan (Sugiyono, 2009 : 132 - 133).
Adapun data yang diukur dalam usulan penelitian ini adalah Bauran eceran
dan loyalitas pelanggan. Tujuan pengukuran data ini adalah untuk mengetahui
Kecamatan Subang). alat yang digunakan untuk memperoleh data ini berupa
kuesioner.
87
berikut :
Tabel 3.2
Skala Likert
kriteria diatas, kemudian dijumlahkan untuk mengetahui nilai variabel X dan variabel
Y. Selanjutnya, dari perhitungan nilai kuisioner dapat dilihat apakah variabel X dan
variabel Y sudah memenuhi kriteria atau belum. Hal ini dapat diketahui dengan
menggunakan kelas Interval. Kelas interval ini bersumber dari nilai kuisioner yang
tertinggi dan terendah dari variabel X dan Variabel Y, yang didapat dengan cara
mengalikan jumlah kuesioner, jumlah pertanyaan variabel serta nilai skor tertinggi
Karena jumlah kuisioner yang disebar sama dengan yang kembali adalah 112
maka untuk menyusun kelas interval setiap variabel digunakan angka pengali 112
Kedua nilai tersebut, yaitu 12.320 dan 2.464, selisih lalu dibagi 5, sehingga
diperoleh 1.971 rentang nilai dari masing-masing kelas interval untuk Variabel X.
Untuk variabel Y :
Kedua nilai tersebut yaitu 3.360 dan 672, selisih lalu dibagi 5, sehingga
diperoleh hasil 538 rentan nilai dari masing-masing kelas interval untuk nilai variabel
Untuk pengolahan data digunakan alat bantu statistik, dimana dengan alat
“X” dan “dengan variabel “Y”, dan seberapa besar pengaruhnya, yang akhirnya akan
dan pengujian hipotesis, maka data yang telah diperoleh dari pengumpulan data,
selanjutnya diolah dan dianalisis. Alat yang digunakan untuk menganalisis ini adalah
statistik.
Metode Successive Inteval (MSI) adalah salah satu cara untuk mengukur
variabel-variabel, agar data-data yang diperoleh dari kuesioner yang berupa data
ordinal dapat diolah dengan cara statistik kuantitatif untuk menghasilkan data yang
diinginkan. Untuk setiap jawaban diberi skor yang diperoleh mempunyai tingkat
pengukuran ordinal.
Untuk menganalisis diperlukan data dengan ukuran paling tidak interval sampai
persyaratan menggunakan alat analisis regresi berganda oleh karena itu seluruh
variabel yang berskala ordinal terlebih dahulu dinaikan atau ditransformasikan tingkat
Rasyid 1994:131)
1. Perhatikan banyak responden yang memberikan respon yang ada (f) artinya hitung
setiap responden.
5. Dari nilai z yang diketahui tersebut tentukan nilai density (dalam hal ini hitung
SV=
7. SV yang nilainya terkecil (harga negatif yang terbesar) di ubah menjadi sama
dengan (1).
Keterangan:
Metode analisis data dilakukan melalui Uji Validitas dan Reliabilitas terhadap
alat pengumpulan data, dalam hal ini kuesioner disebarkan. Ada pun jenis pengujian
sebagai berikut :
Dalam penlitian ini suatu alat uji untuk sebuah instrument penelitian
untuk mengukur apa yang hendak diukur. Uji validitas yang dilakukan adalah uji
moment. Korelasi product moment merupakan nilai korelasi antara setiap item
pertanyaan dengan nilai total variable, yang dihitung dengan menggunakan software
SPSS.
Uji ini berkaitan dengan masalah adanya kepercayaan terhadap alat tes
dijelaskan sebagai indeks yang menunjukan sejauh mana alat ukur (dalam hal ini
adalah kuisioner) yang digunakan dapat dipercaya dan diandalkan (konsisten), artinya
apabila kuisioner tersebut dinyatakan beberapa kali hasilnya tidak menyimpang jauh
ditanyakan kepada responden yang berlainan hasilnya tidak akan menyimpang tarlalu
jauh dari rata-rata jawaban responden untuk variabel tersebut. Untuk uji reliabilitas
variabel independen yaitu Bauran Eceran (X), dengan satu variabel dependen yaitu
Subang.
sebagai berikut :
Y’ = a + bX
jumlah tidak sama, maka dalam menentukan nilai variabel-variabel tersebut akan
menganalisis data dengan cara mendiskripsikan atau menggambarkan data yang telah
Untuk mengelola data dari kuesioner yang dibagikan oleh peneliti kepada
frekuensi yang dalam SPSS disebut sebagai distribusi frekuensi, banyak objek
Urutan kelas interval disusun mulai dari data yang terkecil terus ke bawah sampai
nilai data standar. Selain terdapat frekuensi, dimana bidang-bidang yang menyatakan
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t
dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau
asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid (Ghozali, 2005:110).
normal akan membentuk suatu garis lurus diagonal, dan ploting data akan
dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual adalah normal,
skripsi penelitian ini maka data akan diproses dengan menggunakan uji-t.
parsial.
95
Maka
t=
Dimana : t = besarnya nilai thitung
1. Koefisien determinasi
Dimana :
96
Kd = Koefisien Determinasi
rs = Koefisien regresi
97
BAB IV
Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu Bauran eceran (X) dan
Loyalitas pelanggan (Y). Data yang terkumpul kemudian diproses dan di analisa.
Analisa data dilakukan baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Analisis secara
dikumpulkan dan diolah dengan cara memberikan bobot penilaian dari setiap
kriteria diatas, kemudian dijumlahkan untuk mengetahui nilai variabel X dan variabel
Y. Selanjutnya, dari perhitungan nilai kuisioner dapat dilihat apakah variabel X dan
variabel Y sudah memenuhi kriteria atau belum. Hal ini dapat diketahui dengan
98
menggunakan kelas Interval. Kelas interval ini bersumber dari nilai kuisioner yang
tertinggi dan terendah dari variabel X dan Variabel Y, yang didapat dengan cara
mengalikan jumlah kuesioner, jumlah pertanyaan variabel serta nilai skor tertinggi
Karena jumlah kuisioner yang disebar sama dengan yang kembali adalah 112
maka untuk menyusun kelas interval setiap variabel digunakan angka pengali 112
Kedua nilai tersebut, yaitu 12.320 dan 2.464, selisih lalu dibagi 5, sehingga
diperoleh 1.971 rentang nilai dari masing-masing kelas interval untuk Variabel X Bila
Untuk variabel Y :
Kedua nilai tersebut yaitu 3.360 dan 672, selisih lalu dibagi 5, sehingga
diperoleh hasil 538 rentan nilai dari masing-masing kelas interval untuk nilai variabel
Karakteristik responden yang dijelaskan dalam penelitian ini meliputi : (1) Jenis
kelamin, (2) Usia (dalam tahun), (3) Status, (4) Rata – rata penghasilan PerBulan, (5)
Gambar 4.1
wanita. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa responden berjenis kelamin pria
lebih banyak dari pada responden berjenis kelamin wanita. Banyaknya responden pria
yang berbelanja sesuai observasi yang dilakukan penulis karena para konsumen pria
melakukan belanja di Alfamart sebatas membeli rokok atau minuman ringan tanpa
sementara waktu.
Gambar 4.2
orang atau (4 %), usia 19-25 tahun dengan jumlah 45 orang atau (40 %), usia 26-35
tahun dengan jumlah 37 orang atau (33 %), usia 36-45 tahun dengan jumlah 7 orang
atau (6 %) dan usia ≥ 60 tahun dengan jumlah 1orang atau (1 %). . Hal ini
diatas kebanyakan yang berbelanja di Alfamart berusia 26-35 tahun dari hasil
hanya sebatas membeli makanan ringan dan minuman ringan saja, jarang sekali di
temukan membeli produk dengan jumlah yang banyak, hanya sepintas membeli
produk yang sifatnya melengkapi seperti : minyak wangi, minuman ringan, rokok dll.
Gambar 4.3
Gambar 4.4
Rp. 3.000.000 sebanyak 39 orang atau 35%, responden Berpenghasilan Rp. 3.500.000
8.000.000 – Rp. 12.000.000 sebanyak 1 orang atau 1%, Hal ini menunjukkan bahwa
Gambar 4.5
Gambar 4.6
Dari Gambar 4.6 diatas diketahui bahwa responden yang Berstatus sebagai
pekerjaan Sebagai Pegawai swasta 21 orang atau 19%, Ibu Rumah Tangga 16 orang
atau 14%, Pegawai Negeri / ABRI 12 orang atau 11 %, Wiraswasta 44 orang atau
39%. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden pada
pembelian produk di Alfamart Subang yang berjumlah 112 orang responden. Data
pengalaman Pelanggan atau dalam hal ini responden yang peneliti tanyakan dalam
pertanyaan yang meliputi: (1) Lamanya berbelanja di Alfamart ini, (2) Kartu /
105
Member yang dimiliki Pelanggan dan yang belum memiliki kartu/ member, (3)
dalam Sebulan. Berdasarkan hasil penelitian kepada 112 orang responden melalui
sebagai berikut :
Gambar 4.7
Dari Gambar 4.7 diatas diketahui bahwa lamanya belanja Responden dalam
kurun waktu kurang dari 1 Tahun sebanyak 11 orang atau 10%, 1 sampai dengan 2
atau 29 %, 4 Tahun lebih sebanyak 30 orang atau 27 %. Dari uraian di atas dapat
Gambar 4.8
Dari Gambar 4.8 diatas diketahui bahwa Responden yang memliki kartu AKU
orang atau 7 %, dan responden yang belum memiliki kartu manapun sebanyak 64
YOGYA sebanyak 26 orang atau 19 %. Dari data diatas dapat di simpulkan sebagian
Gambar 4.9
atau 19%, responden yang mengunjungi alfamrt lebih dari 5 kali sebanyak 33 orang
atau 29 %. Dari data diatas dapat di simpulkan sebagian besar responden yang
Gambar 4.10
Dari Gambar 4.10 diatas diketahui bahwa transaksi Responden yang belanja di
Alfamart dalam sebulan belanja kurang dari Rp. 500.000 ada 88 orang atau 79 %,
responden yang belanja Rp. 1.500.000 – Rp. 2.500.000 ada 5 orang atau 4%,
responden yang belanja di Alfamart Rp. 2.500.000 – Rp. 5.000.000 ada 1 orang atau
1 % .Dari data diatas dapat di simpulkan sebagian besar responden yang belanja di
Alfamart dalam pembelanjaan dibawah Rp. 500.000 berarti hanya kebutuhan sehari-
hari saja yang dibelanjakannya seperti : Sabun, pasta gigi, pewangi, sabun cuci dll.
mengukur penilaian dari jawaban responden, maka setiap jawaban dari pertanyaan di
Kecamatan Subang, berikut ini adalah gambaran dari hasil penelitian yang telah
A. PRODUK
Gambar 4.11
responden yang diteliti, sebagian besar responden berpendapat setuju dengan jenis
produk yang ditawarkan Alfamart yaitu sebesar 52% atau 58 orang responden. Hal ini
110
menunjukan bahwa Bauran eceran yang ada di Alfamart Kecamatan Subang dalam
setuju, namun terdapat pula 19% atau 21 orang responden yang menyatakan ragu –
ragu, 14% atau 16 orang responden menyatakan sangat setuju dan 4% atau 5 orang
Gambar 4.12
responden yang diteliti, sebagian besar responden berpendapat setuju dengan Merk
(brand) merek produk yang tersedia yaitu sebesar 49% atau 55 orang responden. Hal
ini menunjukan bahwa Bauran eceran yang di berikan Alfamart dalam pemenuhan
Alfamart. Meskipun 13% atau 14 orang responden menyatakan tidak setuju, namun
111
terdapat pula 25% atau 28 orang responden yang menyatakan ragu – ragu, dan 1%
Gambar 4.13
responden yang diteliti, sebagian besar responden berpendapat setuju dengan timing
dan alokasi (jumlah perseduaan produk yang ada) yaitu sebesar 50% atau 56 orang
responden. Hal ini menunjukan bahwa Bauran eceran yang di berikan Alfamart dalam
setuju, namun terdapat pula 23% atau 26 orang responden yang menyatakan ragu –
Gambar 4.14
Merk (Brand), Timing dan alokasi total responden hampir menjawab setuju
sebanyak 50% atau 56 orang dan responden yang menyatakan tidak setuju hanya 10%
atau 11 orang saja. Berarti Produk yang berada di Alfamart Kecamatan Subang sudah
memenuhi/harapan pelanggan .
113
B. HARGA
Gambar 4.15
responden yang diteliti, sebagian besar responden berpendapat setuju dengan harga,
demand (permintaan) dan (harga sesuai produk yang diinginkan) yaitu sebesar 48%
atau 54 orang responden. Hal ini menunjukan bahwa Bauran eceran yang di berikan
menyatakan tidak setuju, namun terdapat pula 31% atau 35 orang responden yang
menyatakan ragu – ragu, dan 1% atau 1 orang responden menyatakan sangat tidak
setuju.
Gambar 4.16
responden yang diteliti, sebagian besar responden berpendapat setuju dengan harga,
115
biaya dan (harga yang dibayar di kasir sesuai dengan harga label produk) yaitu
sebesar 64% atau 72 orang responden. Hal ini menunjukan bahwa Bauran eceran
responden menyatakan tidak setuju, namun terdapat pula 8% atau 9 orang responden
yang menyatakan ragu – ragu, dan 1% atau 1 orang responden menyatakan sangat
tidak setuju.
Gambar 4.17
responden yang diteliti, sebagian besar responden berpendapat setuju dengan harga
(harga sesuai dengan kualitas produk) yaitu sebesar 65% atau 73 orang responden.
Hal ini menunjukan bahwa Bauran eceran yang di berikan Alfamart dalam
116
setuju, namun terdapat pula 21% atau 23 orang responden yang menyatakan ragu –
ragu, dan tidak ada satupun responden menyatakan sangat tidak setuju.
Gambar 4.18
117
responden yang diteliti, sebagian besar responden berpendapat setuju dengan harga,
atau 28 orang responden. Hal ini menunjukan bahwa Bauran eceran yang di berikan
118
responden menyatakan tidak setuju, namun terdapat pula 38% atau 43 orang
responden yang menyatakan ragu – ragu paling banyak, dan 3% atau 3 orang
Gambar 4.19
persaingan total responden hampir menjawab setuju sebanyak 51% atau 57 orang dan
119
responden yang menyatakan tidak setuju hanya 10% atau 11 orang saja. Berarti harga
C. LOKASI
Gambar 4.20
120
responden yang diteliti, sebagian besar responden berpendapat setuju dengan Lokasi,
yang umum dan spesifik (keamanan lokasi terjamin) yaitu sebesar 57% atau 64 orang
responden. Hal ini menunjukan bahwa Bauran eceran yang di berikan Alfamart dalam
setuju, namun terdapat pula 17% atau 19 orang responden yang menyatakan ragu –
Gambar 4.21
responden yang diteliti, sebagian besar responden berpendapat setuju dengan Lokasi,
yang umum dan spesifik (sarana parkir yang memadai) yaitu sebesar 62% atau 69
orang responden. Hal ini menunjukan bahwa Bauran eceran yang di berikan Alfamart
setuju, namun terdapat pula 20% atau 22 orang responden yang menyatakan ragu –
Gambar 4.22
responden yang diteliti, sebagian besar responden berpendapat setuju dengan Lokasi,
yang umum dan spesifik (Lokasi atau tempat yang mudah di jangkau) yaitu sebesar
69% atau 77 orang responden. Hal ini menunjukan bahwa Bauran eceran yang di
responden menyatakan tidak setuju, namun terdapat pula 2% atau 2 orang responden
yang menyatakan ragu – ragu, dan 1% atau 1 orang responden menyatakan sangat
tidak setuju.
Gambar 4.23
Bahwa Lokasi di Alfamart Subang tergolong baik dilihat dari Lokasi yang
umum dan spesifik total responden hampir menjawab setuju sebanyak 63% atau 70
orang dan responden yang menyatakan tidak setuju hanya 1% atau 1 orang saja.
124
pelanggan .
D. PERSONALIA
Gambar 4.24
62% atau 69 orang responden. Hal ini menunjukan bahwa Bauran eceran yang di
responden menyatakan tidak setuju, namun terdapat pula 16% atau 18 orang
responden yang menyatakan ragu – ragu, dan tidak ada seorang responden
Gambar 4.25
Personalia, customer service (proses pelayanan dikasir yang cepat) yaitu sebesar 63%
atau 71 orang responden. Hal ini menunjukan bahwa Bauran eceran yang di berikan
menyatakan tidak setuju, namun terdapat pula 22% atau 25 orang responden yang
menyatakan ragu – ragu, dan tidak ada seorang responden menyatakan sangat tidak
setuju.
Gambar 4.26
127
atau 90 orang responden. Hal ini menunjukan bahwa Bauran eceran yang di berikan
harapan dalam berbelanja di Alfamart. tidak ada responden menyatakan tidak setuju,
128
namun terdapat pula 1% atau 1 orang responden yang menyatakan ragu – ragu, dan
Gambar 4.27
Personalia, Jam operational toko (Jam Tutup-buka minimarket) yaitu sebesar 72%
atau 81 orang responden. Hal ini menunjukan bahwa Bauran eceran yang di berikan
menyatakan tidak setuju, namun terdapat pula 4% atau 5 orang responden yang
menyatakan ragu – ragu, dan tidak ada seorang responden menyatakan sangat tidak
setuju.
Gambar 4.28
service, fasilitas geraim dan jam operational toko total responden hampir menjawab
setuju sebanyak 69% atau 78 orang dan responden yang menyatakan tidak setuju
hanya 4% atau 4 orang saja. Berarti Personalia yang berada di Alfamart Kecamatan
E. PROMOSI
Gambar 4.29
131
Promosi, Iklan (Mengetahui Alfamart melalui media cetak dan media elektronik)
yaitu sebesar 48% atau 54 orang responden. Hal ini menunjukan bahwa Bauran
132
responden menyatakan tidak setuju, namun terdapat pula 32% atau 36 orang
responden yang menyatakan ragu – ragu, dan tidak ada seorang responden
Gambar 4.30
responden yang diteliti, sebagian besar responden berpendapat sangat setuju dengan
Promosi, Sales promotion (Adanya diskon atau obral besar-besaran) yaitu sebesar
34% atau 38 orang responden. Hal ini menunjukan bahwa Bauran eceran yang di
responden menyatakan tidak setuju, namun terdapat pula 27% atau 30 orang
133
responden yang menyatakan ragu – ragu, dan tidak ada seorang responden
Gambar 4.31
Promosi, Sales promotion (Program undian berhadiah) yaitu sebesar 54% atau 61
orang responden. Hal ini menunjukan bahwa Bauran eceran yang di berikan Alfamart
setuju, namun terdapat pula 20% atau 22 orang responden yang menyatakan ragu –
ragu, dan tidak ada seorang responden menyatakan sangat tidak setuju.
Gambar 4.32
Bahwa Promosi di Alfamart Subang tergolong baik dilihat dari Iklan, sales
promotion total responden hampir menjawab setuju sebanyak 44% atau 49 orang dan
responden yang menyatakan tidak setuju hanya 6% atau 7 orang saja. Berarti Promosi
135
dinilai baik.
F. PRESENTASI
Gambar 4.33
136
Presentasi, Atribut fisik (Kondisi gedung yang nyaman) yaitu sebesar 78% atau 87
orang responden. Hal ini menunjukan bahwa Bauran eceran yang di berikan Alfamart
137
setuju, namun terdapat pula 7% atau 8 orang responden yang menyatakan ragu –
ragu, dan tidak ada seorang responden menyatakan sangat tidak setuju.
Gambar 4.34
Presentasi, Atribut fisik (Eksterior bangunan yang menarik ) yaitu sebesar 70% atau
78 orang responden. Hal ini menunjukan bahwa Bauran eceran yang di berikan
menyatakan tidak setuju, namun terdapat pula 15% atau 17 orang responden yang
menyatakan ragu – ragu, dan tidak ada seorang responden menyatakan sangat tidak
setuju.
Gambar 4.35
Presentasi, (Penempatan barang mudah dicari) yaitu sebesar 69% atau 77 orang
responden. Hal ini menunjukan bahwa Bauran eceran yang di berikan Alfamart dalam
setuju, namun terdapat pula 7% atau 8 orang responden yang menyatakan ragu –
ragu, dan tidak ada seorang responden menyatakan sangat tidak setuju.
Gambar 4.36
140
memudahkan bergerak) yaitu sebesar 56% atau 63 orang responden. Hal ini
terdapat pula 20% atau 22 orang responden yang menyatakan ragu – ragu, dan tidak
Gambar 4.37
tata warna, music, pencahayaan) yaitu sebesar 54% atau 61 orang responden. Hal ini
terdapat pula 21% atau 24 orang responden yang menyatakan ragu – ragu, dan tidak
Gambar 4.38
fisik, Suasana dalam toko total responden hampir menjawab setuju sebanyak 65%
atau 73 orang dan responden yang menyatakan tidak setuju hanya 14% atau 16 orang
orang.
orang.
orang.
orang.
144
karenakan responden menyatakan setuju jika Alfamart buka 24 jam dan pelayanan
pramuniaga sudah cukup memuaskan. Dan yang mendapatkan nilai terkecil pada
segmen Promosi yang mendapatkan apresiasi nilai yang terendah yaitu 49 Responden
atau 44% di karenakan responden menyatakan sudah tidak terlihat di iklan lagi di
media cetak atau elektronik tentang Alfamart dan informasi ada potongan atau diskon
9.485(404+403+424+399+442+417+383+442+416+472+437+421+468+457+410+4
Tabel 4.2
Berdasarkan total dari jawaban variabel X dari 112 orang responden, yaitu
sebesar 9485. Apabila dihubungkan dengan dengan skor yang terdapat pada
145
pembahasan diatas, maka rata-rata nilai tersebut termasuk kedalam kriteria nilai baik,
karena berada pada interval 8380 – 10351. Artinya, Bauran eceran pada Alfamart
Kecamatan Subang dinilai baik karena setelah melalu perhitungan interval skala
mengukur penilaian dari jawaban responden, maka setiap jawaban dari pertanyaan di
Alfamart Kecamatan Subang, berikut ini adalah gambaran dari hasil penelitian yang
Gambar 4.39
melakukan pembelian ulang yang ditawarkan Alfamart yaitu sebesar 69% atau 77
orang responden. Hal ini menunjukan bahwa loyalitas pelanggan yang ada di
setuju, namun terdapat pula 17% atau 19 orang responden yang menyatakan ragu –
ragu, 13% atau 15 orang responden menyatakan sangat setuju dan tidak ada
Gambar 4.40
147
melakukan pembelian ulang yang ditawarkan Alfamart yaitu sebesar 74% atau 83
orang responden. Hal ini menunjukan bahwa loyalitas pelanggan yang ada di
responden menyatakan tidak setuju, namun terdapat pula 17% atau 19 orang
sangat setuju dan tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju.
148
Gambar 4.41
melakukan pembelian antar lini produk Alfamart yaitu sebesar 43% atau 48 orang
responden. Hal ini menunjukan bahwa loyalitas pelanggan yang ada di Alfamart
Meskipun 7% atau 8 orang responden menyatakan tidak setuju, namun terdapat pula
42% atau 47 orang responden yang menyatakan ragu – ragu,6% atau 7 orang
responden menyatakan sangat setuju dan 2% atau 2 orang yang menyatakan sangat
tidak setuju.
Gambar 4.42
149
mereferensikan kepada orang lain yaitu sebesar 55% atau 62 orang responden. Hal ini
Meskipun 7% atau 8 orang responden menyatakan tidak setuju, namun terdapat pula
29% atau 33 orang responden yang menyatakan ragu – ragu,7% atau 8 orang
responden menyatakan sangat setuju dan 1% atau 1 orang yang menyatakan sangat
tidak setuju.
150
Gambar 4.43
menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing-pesaing yaitu sebesar 54% atau
61 orang responden. Hal ini menunjukan bahwa loyalitas pelanggan yang ada di
tidak setuju, namun terdapat pula 27% atau 30 orang responden yang menyatakan
ragu – ragu,11%atau 12 orang responden menyatakan sangat setuju dan tidak ada
Gambar 4.44
151
responden yang diteliti, sebagian besar responden berpendapat ragu ragu dengan
menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing-pesaing yaitu sebesar 46% atau
52 orang responden. Hal ini menunjukan bahwa loyalitas pelanggan yang ada di
namun terdapat pula 27% atau 30 orang responden yang menyatakan sangat
setuju,18% atau 20 orang responden menyatakan sangat setuju dan tidak ada
Gambar 4.45
152
hampir menjawab setuju sebanyak 55% atau 62 orang dan responden yang
menyatakan tidak setuju hanya 7% atau 8 orang saja. Berarti Loyalitas Pelanggan
Dari kesimpulan di atas bahwa rata- rata yang diperoleh dari ke enam
pernyataan :
atau 9 responden.
153
62 responden.
responden.
responden.
0% atau 1 responden.
Tabel 4.3
Loyalitas pelanggan
154
Berdasarkan total dari jawaban variabel Y dari 112 orang responden, yaitu
sebesar 2437. Apabila dihubungkan dengan dengan skor yang terdapat pada
pembahasan diatas, maka rata-rata nilai tersebut termasuk kedalam kriteria nilai baik,
karena berada pada interval 2289 – 2827. Artinya, loyalitas pelanggan pada Alfamart
Subang dinilai baik karena setelah dilakukan penghitungan interval skala termasuk di
antara angka 2289-2827, jadi sesuai rumus yang telah di gunakan maka dinyatakan
baik.
Dari sejumlah data kuantitatif dan kualitatif yang ada, diperoleh dua variabel
yang dapat diukur yaitu Bauran eceran sebagai Variabel Independen atau (X), dan
D i l i h a t d a
distribusi
156
normalitas karena data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas (sumber : Imam Gozali :
149)
Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuisioner, yang bertujuan
untuk mengetahui pendapat atau tanggapan seseorang mengenai suatu hal yang
dimaksud. Terdapat dua syarat penting yang berlaku dalam kuisioner, yaitu yang
diharuskan item-item pertanyaan dalam sebuah kuisioner untuk valid (sah) dan
reliabel (handal). Suatu item pertanyaan dapat dikatakan valid atau sah jika item
pertanyaan pada suatu kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur oleh kuisioner tersebut. Sedangkan suatu item pertanyaan dikatakan reliabel
(handal) apabila jawaban seseorang terhadap pertanyaan yang diberikan dari penulis
Kecamatan Subang yaitu sebagai responden dalam penelitian ini sebanyak 112 orang
responden. Beberapa butir pertanyaan yang diajukan dalam kuisioner ini sebanyak 28
butir pertanyaan, yang di bagi kedalam dua bagian yaitu variabel X dan variabel Y.
dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 18.00. suatu item pertanyaan dinyatakan
2. rhitung > rtabel, dimana untuk rtabel jumlah pernyataan (n) sebanyak 112, artinya df =
Hasil uji validitas untuk kuesioner bauran eceran terhadap loyalitas pelanggan
dengan dk atau df = 112 – 2 = 110 pada tingkat signifikansi (α) sebesar 5% atau 0,05
diperoleh nilai rtabel = 0,195 bahwa item-item kuesioner memiliki nilai r hitung yang
positif dan rhitung > rtabel, sebagaimana kriteria yang telah ditetapkan diatas . hal ini
Pertama dilakukan pengujian validitas untuk kuesioner Bauran eceran (X) yang
pernyataan untuk kuesioner variabel X sudah valid, sebab memiliki nilai r hitung yang
positif dan rhitung > rtabel . Artinya item-item tersebut dapat mengukur apa yang ingin
kita ukur. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.4
pelanggan (Y) yang terdiri dari 6 butir pernyataan. Hasil pengujian menunjukan
bahwa kesemua item pernyataan variabel kemampuan kerja sudah Valid, sebab
memiliki nilai rhitung yang positif dan rhitung > rtabel . Artinya, item-item tersebut dapat
mengukur apa yang ingin kita ukur. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
159
Tabel 4.5
alpha (Cronbranch’s alpha) > 0,60. Pertama dilakuakan pengujian reliabilitas untuk
kuesioner variabel Bauran eceran (X). Dari hasil pengujian reliabilitas untuk
kuesioner Bauran eceran (X), dapat dilihat bahwa kuesioner Variabel X memiliki
nilai alpha Sebesar 0,887. Artinya alpha > 0,60. Dengan demikian, berdasarkan
kriteria reliabilitas yang telah ditetapkan. Dapat dinyatakan bahwa kuesioner Bauran
Tabel 4.6
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.887 .887 22
Pelanggan (Y). Kuesioner kualitas pelayanan menunjukan nilai alpha sebesar 0,768.
Artinya alpha > 0,60. Dengan demikian, berdasarkan kriteria realibilitas yang telah
Tabel 4.7
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.768 .767 6
pengaruh Bauran eceran (X) terhadap Loyalitas pelanggan (Y). Hasil pengolahan data
Tabel 4.8
Output SPSS
Coefficientsa
Model Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Y = 6.221 +0,187 X
Artinya bahwa :
Nilai 6.221 merupakan nilai konstanta (a) yang menunjukkan bahwa jika
Bauran eceran (X) sebesar 0,187, maka menaikkan loyalitas pelanggan (Y) sebesar
6.221. Nilai Y merupakan nilai taksir, nilai b sebesar 0,187 memiliki arti bahwa
setiap perubahan satu variabel X Bauran eceran akan diimbangi oleh Variabel Y
Loyalitas pelanggan sebesar 6.221. Karena nilai b positif, maka setiap perubahan
162
(pertambahan atau pengurangan) variabel bauran eceran, akan diimbangi pula dengan
diterima mengenai pengaruh bauran eceran (X) terhadap loyalitas pelanggan (Y) yang
t t
membandingkan antara hitung dengan tabel Berikut ini adalah hasil dari olahan SPSS
18.00 :
Coefficientsa
Model Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Berdasarkan perhitungan uji t dapat diketahui bahwa dari kedua hipotesis (a) dimana
6.835 > 2.000 demikian dapat disimpulkan bahwa untuk hipotesis (a) H0 ditolak dan
Ha diterima. H0 ditolak memiliki arti bahwa bauran eceran (X) memiliki pengaruh
pengaruh Bauran eceran (X) terhadap loyalitas pelanggan (Y). Dengan mengetahui
nilai koefisien determinasi, maka dapat dihitung besarnya Pengaruh Bauran eceran .
Dengan bantuan SPSS versi 18.00, maka dapat diketahui nilai koefisien determinasi
Model Summaryb
Model
Adjusted R Std. Error of
R R Square Square the Estimate
1 .546 .298 .292 3.08232
pengaruh bauran eceran (X) terhadap loyalitas pelanggan (Y). Artinya, pengaruh
Bauran eceran terhadap loyalitas pelanggan 29,8%. Sedangkan sisanya sebesar 70,2%
4.4 Pembahasan
Bauran eceran yang baik merupakan hal yang sangat penting dalam
bauran eceran yang terdiri dari Produk, Harga, Lokasi, Personalia, Promosi, dan
keeratan hubungan variabel- variabel bebas dan variabel terikat sangat rendah.
Keadaan seperti ini menunjukkan bahwa faktor-faktor bauran eceran dan loyalitas
dipengaruhi oleh faktor lain, contohnya: minat beli, perilaku belanja, image (merek)
DLL.
165
BAB V
5.1 Kesimpulan
baik, yang ditunjukkan dari hasil analisa tanggapan responden dari 6 dimensi
bauran eceran dimana nilai rata-rata sebesar 9.485 dengan interval 8380-10351.
Adapun dimensi bauran eceran yang tertinggi 69% atau sebanyak 78 responden
sudah sesuai dengan keinginan pelanggan, proses pelayanan kasir yang cepat
tanpa menunggu lama dan para pramuniaga selalu menawarkan kartu (AKU) ,
baik, yang ditunjukkan dari hasil analisa tanggapan responden dari 6 indikator
rata-rata loyalitas pelanggan sebesar 2437 dengan interval 2289 – 2827. Adapun
yang berarti bahwa seringnya berbelanja di Alfamart paling banyak diminati oleh
Loyalitas pelanggan, hal ini ditunjukan oleh nilai thitung>ttabel yaitu 6.835 > 2.000.
sebesar 70.2%, contohnya : minat beli, perilaku belanja, image (merek) DLL.
5.2 Saran
Dari hasil penelitian ini, maka penulis dapat mengajukan saran-saran sebagai
berikut:
tunjukkan oleh pramuniaga namun ada beberapa hal yang sebaiknya perlu di
nilai terendah yaitu 49 Responden atau 44%. Hal ini di karenakan responden
menyatakan sudah tidak melihat iklan lagi baik di media cetak maupun
elektronik tentang Alfamart dan informasi ada potongan atau diskon tidak
menayangkan iklan di media cetak atau elektronik agar brand Alfamart sudah
harapkan agar pelanggan mendapatkan potongan yang lebih besar lagi karena
setiap pelanggan alfmart dan ke depan penilaian untuk segi promosi dapat
meningkat lagi.
atau 77 orang. Hal ini berarti banyak pelanggan Alfamart yang berada di
yang paling rendah yaitu 43% atau 48 orang. Hal ini berarti banyak pelanggan
sementara atau bukan penduduk setempat yang berbelanja atau kesibukan para
mengetahui sasaran yang tepat hal apa saja yang harus di tangani perbaiki
dengan cepat.
hidup, dll.
berganda agar terlihat perhitungan secara simultan atau uji F. untuk (X1 =