Disusun Oleh :
KELOMPOK 5
3 D-IV A
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
PROGRAM STUDI SANITASI LINGKUNGAN
Jl. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru 12120 Telp.021.7397641, 7397643
Fax. 021.739776
KATA PENGANTAR
Kelompok 5
2
DAFTAR ISI
COVER
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
Murray Ros:
Walter Petit :
5
Ashidge Conference :
Jack Rothman:
Pendekatan PPM
1. Pendekatan Direktif adalah asumsi bahwa petugas tahu apa yang dibutuhkan
oleh masyarakat, peranan petugas lebih dominan, sumber daya dari petugas,
Interaksi bersifat instruktif, masyarakat sebagai obyek.
2 Pendekatan Non Direktif adalah asumsi masyarakat yang tahu apa yang
dibutuhkan, peran masyarakat lebih dominan, sumber daya dari masyarakat,
interaksi bersifat partisipasi, masyarakat sebagai subyek. Keuntungan Pendekatan
Non-Direktif:
a) Kemungkinan diperoleh hasil yang lebih baik dalam keterbatasan sumber daya
b) Membantu perkembangan masyarakat
c) Menumbuhkan rasa kebersamaan
6
Sedangkan keterbatasan pendekatan Non-Direktif adalah
Dari gambar diatas diasumsikan bahwa pada masyarakat yang lebih siap (situasi
2), dapat dibina dengan menggunakan pendekatan non-direktif. Sedangkan
masyarakat yang belum siap (situasi 1) dapat dibina dengan pendekatan direktif
pada awalnya dan secara bertahap ditingkatkan dengan pendekatan non-direktif.
Yang pada akhirnya diperoleh tujuan yaitu diperolehnya kemandirian masyarakat.
Pentahapan PPM
7
Berikut adalah gambaran keterlibatan petugas dan masyarakat secara proposional
dalam proses PPM.
2.2 Peran serta masyarakat dalam kegiatan Premary Health Care (PHC)
8
Partisipasi masyarakat merupakan prinsip penting dalam PHC. Karena
dengan adanya keterbatasan petugas kesehatan yang professional, maka kader
kesehatan sebagai mitra petugas kesehatan dapat diterima.
- Proses dimana dua atau lebih pihak-pihak yang terlibat, saling pengaruh
mempengaruhi satu sama lain dim membuat keputusan (French dkk)
9
b) Perilaku masyarakat : Perilaku masyarakat dipengaruhi terutama oleh
keadaan politik, ekonomi, social budaya, pendidikan dan agama.
4) Rasa memiliki. Rasa memiliki suatu akan tumbuh jika sejak awal
kegiatan masyarakat sudah diikutsertakan, jika rasa memiliki ini bisa
ditumbuh kembangkan dengan baik maka peran serta akan dapat
dilestarikan.
10
b) Broker: Pemahaman pekerja social yang menjadi broker mengenai kualitas
pelayanan social di sekitar lingkungannya menjadi sangat penting dalam
memenuhi keinginan kliennya memperoleh “keuntungan” maksimal.
2. Masyarakat Setempat
3. Lembaga Donor
11
• Adalah salah satu bentuk organisasi dari Lembaga Swadaya Masyarakat(LSM).
Lembaga yang mengumpulkan dana untuk dapat disalurkan kepada lembaga
dan masyarakat yang membutuhkan.
• Untuk menjalankan suatu program harus mengetahui dinas – dinas atau instansi
terkait untuk dapat diajak bekerja sama. Misalkan untuk mengatasi masalah
sampah maka membuat program pengelolaan sampah yang perlu kerjasama
dengan dinas kebersihan dan dinas lingkungan hidup.
12
3. Model C atau model Social Action dimana masyarakat melakukan
perubahan mendasar, melakukan penataan struktur kekuasaan, perjuangan
dan kelompok yang tertindas. Dalarn model ini merupakan kombinasi
proses dan tugas.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pekerja sosial
2. Masyarakat setempat
3. Lembaga donor
4. Instansi yang saling bekerja sama
14
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/takayumelenciel/peran-serta-dalam-pengembangan-
masyarakat [Diakses pada 17 Mei 2016]
15