Anda di halaman 1dari 7

Merupakan Metodologi 

Pengembangan Software yang dikembangkan oleh Konsorsium Vendor dan Para


Ahli dalam bidang pengembangan Sistem Informasi(IS) di United Kingdom pada tahun 1990 dan pertama
kali go public pada tahun 1995. Metodologi ini merupakan pengembangan tahap lanjut dari metode Rapid
Application Development (RAD) yang sangat menerapkan  metode incremental (pengembagan secara
berulang dan bertambah) dan iteraktif. metode ini sangat ideal digunakan ketika suatu software dituntut
untuk sangat fokus dan mementingkan tampilan yang mudah dan aspek kegunaan yang baik dari produk
tersebut.

Sebagai perluasan dari RAD, DSDM memusatkan pada proyek sistem informasi yang dicirikan oleh
jadwal dan anggaran yang ketat.DSDM berupaya mengatasi penyebab-penyebab kegagalan proyek, di
antaranya melebihi anggaran, terlambat dari jadwal, kurangnya keterlibatan pengguna, dan lemahnya
komitmen dari para pimpinan.

Kerangka kerja DSDM menyediakan dasar ideal bagi proses pengembangan dan penerapan sistem
informasi, meliputi orang (misal organisasi, staf, keahlian), teknologi pendukung (misal teknologi
informasi, otomatisasi kantor, komunikasi) dan proses yang menyatukan keduanya (dalam rangkaian
strategi bisnis).

Versi terbaru dari DSDM, diluncurkan pada tahun 2007, disebut DSDM Atern. Atern adalah burung
kolaboratif yang dapat melakukan perjalanan jarak yang luas dan melambangkan banyak aspek metode
yang cara alami kerja misalnya prioritas dan kolaborasi.

Versi sebelumnya DSDM (dirilis pada bulan Mei 2003) yang masih banyak digunakan dan masih berlaku
adalah DSDM 4.2 yang merupakan perbaikan DSDM versi 4. 

Metode DSDM digunakan ketika kondisi sistem yang akan dikembangkan memiliki kriteria :
    •Hasil dari pengembangan sesegera mungkin dapat dilihat
    •Pengguna sistem dapat aktif memberikan kontribusi mereka dalam merangkul pengembang
    •Fungsi utama telah didefenisikan secara cepat, dan funsi lainnya dapat menyusul secara berkala
    •Pihak yang berkepentingan dapat berkomunikasi secara lancar tanpa ada birokrasi yang rumit atau
halangan karena umpan balik dari pengguna sistem secara konstan baik dalam pengembangan sistem.
  •Proyek memiliki indikator awal apakah akan bekerja secara baik atau tidak, sehingga meminimalisir
sesuatu yang tidak diinginkan ketika aplikasi dikembangkan.
    •Sistem harus selesai pada tepat waktu dan anggaran yang baik pas.
    •Pengguna sistem mengerti dalam arah proyek. 

Awal DSDM
Pada awal 1990-an, Rapid Application Development (RAD) telah menyebar di industri TI. Namun,
gerakan RAD sangat terstruktur(tidak ada definisi yang disepakati dari proses yang sesuai dengan definisi
dan pendekatan organisasi). Banyak perusahaan besar yang sangat tertarik pada RAD tapi mereka juga
khawatir bahwa mereka akan kehilangan tingkat kualitas.

DSDM Konsorsium didirikan pada tahun 1994 dengan tujuan "bersama-sama mengembangkan dan
mempromosikan kerangka kerja RAD independen". Asal-usul itu merupakan acara yang diselenggarakan
oleh Grup Butler di London. Orang-orang di pertemuan itu semua bekerja untuk organisasi blue-chip
seperti British Airways, American Express, Oracle dan Logica. 

Prinsip DSDM

Terdapat 9 prinsip mendasar dari DSDM, yang menjadikan kekuatan dari DSDM, yaitu:
1. Keterlibatan pengguna adalah kunci utama dalam menjalankan proyek secara efisien dan efektif.
Pengguna dan pengembang saling bekerja sama sehingga keputusan dapat diambil secara tepat dan
akurat.
2. Tim pengembang proyek diberi wewenang untuk membuat keputusan yang penting untuk
kemajuan proyek, tanpa menunggu persetujuan dari tingkat di atasnya.
3. Memusatkan pada seringnya produk dihasilkan, dengan anggapan menghasilkan sesuatu ‘cukup
baik’ lebih awal adalah lebih baik daripada menghasilkan keseluruhan ‘sempurna’ pada akhirnya. Dengan
seringnya penyampaian produk pada tahap-tahap awal proyek, produk tersebut dapat diujicoba dan
ditinjau di mana hasilnya merupakan pertimbangan untuk maju ke putaran atau tahap berikutnya.
4. Kesesuaian dari tujuan bisnis merupakan kriteria utama dalam penerimaan hasil. Menghasilkan
suatu sistem yang memenuhi semua kemungkinan dari kebutuhan bisnis adalah kurang penting dibanding
memusatkan pada fungsi-fungsi yang kritis.
5. Pengembangan secara berulang dan bertambah adalah penting, dilandasi masukan dari pengguna
untuk mencapai solusi bisnis yang efektif.
6. Seluruh perubahan yang terjadi dalam pengembangan dapat dikembalikan (reversible).
7. Setiap persyaratan dan kebutuhan harus sudah ditentukan sebelum proyek dimulai.
8. Pengujian dilakukan pada keseluruhan siklus hidup proyek. Dalam hal ini ujicoba bukan kegiatan
terpisah dalam pengembangan. Tinjauan dari pengembang dan pengguna adalah penting untuk
memastikan proyek berjalan baik dari sisi bisnis maupun teknis.
9. Kerjasama yang efektif dan efisien dari setiap pihak yang berkepentingan adalah penting.

Teknik DSDM

beberapa teknik utamanya adalah sebagai berikut :


Timebox
DSDM menggunakan teknik "Timeboxing" dalam menandai pencapainnya yang biasannya berjangka
waktu 2,4 atau enam pekan.

    • Dapat berisi beberapa tugas.


    • Pada akhirnya produk perlu disampaikan
    • Dapat berubah karena tugas didefenisikan sebagai subyek, bukan apa yang akan disampaikan
    • Tugas dapat diubah selama waktu "Iteratif" yang memungkinkan untuk respon cepat dalam kebutuhan
bisnis

MoSCoW Rules
Proyek DSDM sangat difokuskan pada waktu, budget dan keterlibatan pengguna dalam proses
pengembangan. Jadi sangat diwajibkan selalu memantau apa yang diinginkan pengguna.

Kebutuhan pengguna dapat berubah selama proses dengan syarat : 


    • Menyadari kemungkinan teknis yang baru
    • Perubahan lingkungan kerja pengguna

Penerapan teknik MosCow memiliki aturan sebagai berikut : 


1. Must Have : Semua fitur yang diklasifikasikan dalam kelompok harus di implementasikan oleh
pengguna dan jika mereka tidak disampaikan, sistem akan tidak bekerja.
2. Should Have : Fitur ini menjadi prioritas bagi sistem, namun dapat diabaikan apabila kendala waktu
sangat berisiko.
3. Could Have : Fitur ini bisa bisa ada namun juga dapat diabaikan karena tidak mempengaruhi tuntutan
bisnis
4. Would Have : Persyaratan ini akan dipenuhi bila terdapat waktu sisa dalam pengembangan sistem atau
pada pengembangan selanjutnya.

Prototyping
Prototyping memiliki dua prinsip utama yaitu :
    • Seringnya pengiriman aplikasi kepada pengguna
    • Pengembangan yang incremental

Mengimplementasikan fungsi utama dari aplikasi, sehingga kita dapat menemukan kendala lebih cepat
dalam proses pengembangan dan kita dapat lebih cepat mengirimkan aplikasi kepada user untuk
mendapatkan feedback. feedback yang secara rutin sangat diperlukan.
DSDM membedakan tipe prototipe sebagai berikut : 
    a. Bussines Prototype : Mempersilahkan penilaian pada sistem yang akan dikembangkan
    b. Usability Prototype : Periksa User Interface 
    c. Performance Prototype : Pastikan solusi dapat mengatasi kinerja dan volume 
    d. Capability Prototype : Mengevaluasi opsi yang memungkinkan

Lokakarya
Pengadaan lokakarya, di mana teknik penting untuk menjaga kemajuan proyek secara cepat dan dalam
arah yang tepat, baik dari sisi bisnis maupun teknis. Lokakarya digunakan menyeluruh pada proyek untuk
menciptakan produk dan membuat keputusan dengan cepat, serta mengumpulkan pandangan luas dari
pihak-pihak terkait.

Tahapan DSDM
DSDM terdiri dari 3 tahapan utama, dan 5 sub tahap sebagai berikut:

1. Sebelum proyek, di mana kandidat proyek diidentifikasi, pembiayaan proyek terpenuhi, dan
jaminan proyek dipastikan. Penanganan hal-hal tersebut pada tahap ini menghindari masalah pada tahap-
tahap berikutnya.

2. Siklus hidup proyek, merupakan inti dari DSDM, yang terdiri dari 5 sub tahap yaitu
i) studi kelayakan;
Menilai kelayakan pengerjaan suatu proyek, termasuk kecocokan proyek tersebut dengan penggunaan
DSDM. Dihasilkan laporan kelayakan, kelayakan prototipe, skema global perencanaan berikut rencana
pengembangan dan catatan resiko.

ii) studi bisnis;


Analisa karakteristik dari sisi bisnis dan teknologi. Pendekatan utama adalah pengadaan lokakarya, di
mana pengguna ahli berkumpul dan menghasilkan hal-hal yang relevan dari sistem serta menyetujui skala
prioritas dalam pengembangan. Hasil Kegiatan berupa DFD,Model ER dan Business Object Model.

Gambar DFD
Gambar Diagram ER

Gambar Business Object Model.

iii) perulangan model fungsional;

-Menentukan fungsionalitas yang akan dikerjakan pada prototipe. Dihasilkan sebuah model fungsional
menurut hasil dari tingkat studi bisnis.
-Setuju pada bagaimana dan kapan untuk membangun fungsionalitas tersebut.
-Membangun prototip fungsional, sesuai jadwal yang disetujui dan model fungsional.
-Mengecek kebenaran dari prototip yang dibangun. Hal ini dilakukan melalui pengujian oleh pemakai
akhir dan / atau melihat dokumentasi. Dihasilkan sebuah dokumen tinjauan prototip model fungsional.

iv) perulangan perancangan dan pembuatan;


-Mengenali kebutuhan fungsional dan non-fungsional yang diperlukan dalam sistem yang diujikan.
Dihasilkan suatu strategi penerapan, yang juga didasari catatan pengujian dari perulangan sebelumnya.
Setuju pada bagaimana dan kapan memenuhi persyaratan yang ada.
-Membuat sebuah sistem (prototip rancangan) yang dapat secara aman diserahkan kepada pengguna akhir
untuk penggunaan harian, juga sebagai ujicoba.
-Mengecek kebenaran hasil rancangan sistem, melalui serangkaian teknik ujicoba dan peninjauan.
Dokumentasi pengguna maupun catatan pengujian akan dibuat.

v) penerapan.
-Pengguna akhir menyetujui sistem yang telah diuji untuk diterapkan and sebagai pedoman, dengan
mematuhi ketentuan sistem yang telah dibuat.
-Melatih calon pengguna dalam penggunaan sistem. Dihasilkan sekelompok pengguna yang terlatih.
-Menerapkan sistem yang telah teruji (tested system) di lokasi pengguna akhir, disebut juga sistem yang
tersampaikan.
-Meninjau dampak dari penerapan sistem pada bisnis, dengan isu pokok apakah sistem memenuhi tujuan
yang ditentukan pada awal proyek. Berdasarkan hal ini proyek akan menuju tahap selanjutnya, yaitu
setelah proyek, atau kembali ke salah satu tahap sebelumnya untuk perbaikan lebih lanjut. Hasil
peninjauan ini akan didokumentasikan dalam dokumen tinjauan proyek.

Gambar di atas merupakan pola dari DSDM ketika memasuki 5 sub tahapan, di mulai dari studi
kelayakan dan bisnis yang di teruskan pada perulangan model fungsional yang di lanjutkan pada
perulangan perancangan dan pembuatan apabila ada kesalahan maka akan di kembalikan lagi ke bagian
semula begitu seterusnya hingga di dapatkan hasil yang diinginkan. Bila tidak memenuhi fungsi yang di
inginkan ketika mencapai implementasi maka akan di kembalikan ke bagian perulangan perancangan dan
pembuatan. Bagian implementasi tetap akan menyesuaikan diri dengan bagian lainnya untuk
mendaptakan hasil yang baik

3. Setelah proyek, yaitu memastikan sistem berjalan secara efektif dan efisien. Hal ini diwujudkan
dengan perawatan, peningkatan dan perbaikan sesuai prinsip-prinsip DSDM. Perawatan dapat dilihat
sebagai usaha meneruskan pengembangan berdasarkan sifat alami DSDM, yaitu perulangan dan
pertambahan.
Kelebihan DSDM

1. Menyajikan kerangka kerja (Framework) untuk membangun dan memelihara sistem dalam waktu
yang terbatas melalui penggunaan prototyping yang incremental dalam lingkungan yang terkondisikan.
2. Membangun software dengan cepat yaitu 80% dari proyek diserahkan dalam 20% dari waktu
total untuk menyerahkan proyek secara utuh.
3. Aktifitas Feasibility Study yaitu dengan requirement, lalu uji apakah sesuai gunakan proses
DSDM
4. Aktifitas Business Study yaitu susunam kebutuhan fungsional dan informasi, menentukan
arsitektur aplikasi dan identifikasi kebutuhan pemeliharaan untuk aplikasi
5. Aktifitas Functional model iteration yaitu menghasilkan incremental prototype yang perlihatkan
fungsi software ke client untuk dapatkan kebutuhan lebih jelas dan konfirmasi.
6. Aktifitas Design and Build Iteration yaitu melakukan cek ulang prototype yang di bangun untuk
memastikan bahwa prototype yang di bangun dengan cara tersebut memungkinkan semua fungsi benar-
benar bekerja
7. Aktifitas Implementation yaitu menempatkan software pada lingkungan sebenarnya sekalipun
belum lengkap atau masih ada perubahan.
8. DSDM dapat dikombinasikan dengan XP yang menghasilkan kombinasi model proses mengikuti
metode DSDM dan praktek yang sejalan dengan XP.

Kelemahan DSDM

1.  Setiap iterasi bergantung pada prototype sebelumya


2. Menentukan scope dari suatu prototype proyek tidak pernah selesai
3.  Dokumentasi sering kali tidak lengkap fokus pada pembuatan prototype
4.  Isu-isu mengenai system backup and recovery, system performance dan system
security kurang/tidak diperhatikan dan sering terlupakan

Anda mungkin juga menyukai