Anda di halaman 1dari 60

MODUL 3

MODUL PEMAHAMAN UMUM ESTIMASI BIAYA KONSTRUKSI

PELATIHAN ESTIMASI BIAYA KONSTRUKSI

TAHUN 2017
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
validasi dan penyempurnaan Modul Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi
sebagai Materi Substansi dalam Pelatihan Estimasi Biaya Konstruksi. Modul ini
disusun untuk memenuhi kebutuhan kompetensi dasar Aparatur Sipil Negara (ASN)
di Kementerian PUPR.

Modul Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi disusun dalam 4 (empat) bab
yang terbagi atas Pendahuluan, Materi Pokok dan Penutup. Penyusunan modul yang
sistematis diharapkan mampu mempermudah peserta pelatihan dalam memahami
Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi. Penekanan orientasi pembelajaran
pada modul ini lebih menonjolkan partisipasi aktif dari para peserta.

Akhirnya, ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada Tim
Penyusun dan Narasumber Validasi, sehingga modul ini dapat disajikan dengan
baik. Penyempurnaan maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa
terbuka dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan situasi, teknologi,
kebijakan dan peraturan yang terus menerus terjadi. Semoga Modul ini dapat
memberikan manfaat bagi peningkatan kompetensi ASN di bidang Kementerian
PUPR.

Bandung, Nopember 2017


Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Sumber Daya Air dan Konstruksi

Ir. K. M. Arsyad, M.Sc


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................ii

DAFTAR TABEL..........................................................................................................iv

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL..........................................................................v

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Deskripsi Singkat................................................................................................2
1.3 Tujuan Pembelajaran.........................................................................................2
1.3.1 Hasil Belajar..............................................................................................2
1.3.2 Indikator Hasil Belajar...............................................................................2
1.4 Materi Pokok dan Sub Materi Pokok..................................................................2

BAB II PENGERTIAN UMUM.......................................................................................4


2.1 Dasar Hukum......................................................................................................5
2.2 Istilah dan Definisi...............................................................................................6
2.3 Permasalahan dalam Analisis Harga Satuan Pekerjaan.................................11
2.4 Kegunaan dan Struktur Harga Satuan.............................................................13
2.5 Biaya Umum atau Overhead............................................................................15
2.6 E-learning AHSP...............................................................................................16
2.7 Latihan..............................................................................................................19
2.8 Rangkuman......................................................................................................19
2.9 Evaluasi............................................................................................................20

BAB III PEMAHAMAN PERATURAN TERKAIT PRAKIRAAN BIAYA


KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM..........................................................22
3.1 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi....................23
3.2 Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi.........................................................................................................24
3.3 PerMen PU No. 09/PRT/M/2014 Tentang Jenis dan Tata Cara Penggunaan
Peralatan Konstruksi di Kementerian PU.........................................................25
3.4 PerMen PUPR No.28/PRT/M/2016 tentang Pedoman Analisis Harga Satuan
Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum................................................................26
3.5 PerPres No. 70 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua PerPres No.54 Tahun
2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah........................................27
3.6 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum..................................................................................28
3.7 Latihan..............................................................................................................36
3.8 Rangkuman......................................................................................................36
3.9 Evaluasi............................................................................................................37

BAB IV PENUTUP......................................................................................................41
4.1 Simpulan...........................................................................................................41
4.2 Tindak Lanjut....................................................................................................43

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................44

GLOSARIUM...............................................................................................................46

KUNCI JAWABAN......................................................................................................47
DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1. Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi...............35


PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Deskripsi

Modul Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi ini terdiri dari dua kegiatan
belajar mengajar. Kegiatan belajar pertama membahas tentang Pengertian
Umum, kegiatan belajar kedua membahas tentang Pemahaman Umum
Peraturan Terkait Prakiraan Biaya Konstruksi bidang Pekerjaan Umum.

Peserta pelatihan mempelajari keseluruhan modul ini dengan cara yang


berurutan. Pemahaman setiap materi pada modul ini diperlukan untuk
memahami tentang Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi. Setiap
kegiatan belajar dilengkapi dengan latihan atau evaluasi yang menjadi alat ukur
tingkat penguasaan peserta pelatihan setelah mempelajari materi dalam modul
ini.

Persyaratan

Dalam mempelajari modul pembelajaran ini, peserta pelatihan diharapkan dapat


menyimak dengan seksama penjelasan dari pengajar, sehingga dapat
memahami dengan baik materi yang merupakan dasar Estimasi Biaya
Konstruksi. Untuk menambah substansi, peserta diharapkan dapat membaca
terlebih dahulu Kebijakan terkait Estimasi Biaya Konstruksi

Metode

Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalah


dengan kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh Widyaiswara/ Fasilitator,
diberikan kesempatan tanya jawab, curah pendapat, bahkan diskusi

Alat Bantu/ Media

Untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran ini, diperlukan Alat Bantu/


Media pembelajaran, yaitu berupa : LCD/ proyektor, Laptop, white board dengan
spidol dan penghapusnya, bahan tayang, serta modul dan/ atau bahan ajar.

Tujuan Kurikuler Khusus

Setelah mengikuti semua kegiatan pembelajaran dalam mata pelatihan ini,


peserta diharapkan mampu mengetahui tentang Pemahaman Umum Estimasi
Biaya Konstruksi, sehingga dapat meningkatkan pelaksanaan Estimasi Biaya
Konstruksi.
Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi
Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pesatnya pembangunan di sektor jasa konstruksi perlunya peningkatan


Sumber Daya Manusia (SDM) khususnya di lingkup ke PUPR-an baik di
tingkat pusat maupun di daerah, yang memiliki kemampuan dalam
menghitung pembiayaan suatu konstruksi baik secara kuantitas ataupun
kualitas. Untuk ini institusi yang membidangi peningkatan SDM harus
bertanggung jawab untuk memfasilitasi para pegawai/staff yang bertugas di
tahapan perencanaan untuk memiliki kemampuan tentang analisis harga
satuan pekerjaan (AHSP). Maka pemahaman terhadap AHSP ini perlu dimiliki
oleh para petugas perencanaan agar pekerjaan konstruksi yang akan
dilaksanakan berhasil secara efektif dan efisien.

Sejalan dengan program “Peningkatan Mutu Infrastruktur ke-PU-an” yang


telah dimulai sejak tahun 2003, kemudian diikuti pula yaitu pada tahun 2014
slogan “Pembangunan infrastruktur PUPR yang lebih cepat, lebih mudah dan
lebih murah”. Tentunya hal ini merupakan tantangan para insan PUPR untuk
mewujudkannya dalam rangka menunjang misi “Infrastruktur PUPR yang
berhasil guna secara efektif dan effisien”.

Untuk menunjang capaian tersebut seyogianya perlu mengusung tema


“Peningkatan kinerja ASN” yang dalam hal ini yaitu insan-insan PUPR
diantaranya melalui program diklat keakhlian yang berjudul “Cost Estimating
yang akurat guna menunjang capaian tepat biaya, tepat mutu dan tepat
waktu” bersesuaian dengan program: “Infrastruktur PUPR yang berhasil guna
secara efektif dan efisien”.

1.2 Deskripsi Singkat

Mata pelatihan ini membahas berbagai materi yang terkait dengan pengertian
umum dan pemahaman peraturan terkait prakiraan biaya konstruksi bidang
pekerjaan umum.
Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi
Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

1.3 Tujuan Pembelajaran

1.3.1 Hasil Belajar

Setelah mengikuti semua kegiatan pembelajaran dalam mata pelatihan ini,


peserta diharapkan mampu mengetahui tentang Pemahaman Umum Estimasi
Biaya Konstruksi, sehingga dapat meningkatkan pelaksanaan Estimasi Biaya
Konstruksi.

1.3.2 Indikator Hasil Belajar

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta pelatihan diharapkan mampu:

a) Memahami tentang Pengertian Umum;


b) Memahami tentang Peraturan Terkait Prakiraan Biaya Konstruksi bidang
Pekerjaan Umum.

1.4 Materi Pokok dan Sub Materi Pokok

a) Materi Pokok 1 : Pengertian Umum


1) Dasar Hukum
2) Istilah dan Definisi
3) Permasalahan dalam AHSP
4) Kegunaan dan Struktur Harga Satuan
5) Biaya Umum atau Overhead Keuntungan
6) E-Learning AHSP
7) Latihan
8) Rangkuman
9) Evaluasi

b) Materi Pokok 2 : Pemahaman Peraturan Terkait Prakiraan Biaya


Konstruksi bidang Pekerjaan Umum
1) UU Nomor 2 Tahun 2007 tentang Jasa Konstruksi
2) PP Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
3) PerMen PU No. 09/PRT/M/2014 tentang Jenis dan Tata Cara
Penggunaan Peralatan Konstruksi di Kementerian Pekerjaan Umum

52
52 Pusat
Pusat Pendidikan
Pendidikan dan
dan Pelatihan
Pelatihan Sumber
Sumber Daya
Daya Air
Air dan
dan Konstruksi
Konstruksi
Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

4) PerMen PUPR No. 28/PRT/M/2016 Tentang Pedoman AHSP bidang


Pekerjaan Umum
5) PerPres No. 70 Tahun 2012 tentang Perubahan keduan PerPres No.
54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/ Jasa
6) SMK3 Konstruksi bidang Pekerjaan Umum
7) Latihan
8) Rangkuman
9) Evaluasi
Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

52
52 Pusat
Pusat Pendidikan
Pendidikan dan
dan Pelatihan
Pelatihan Sumber
Sumber Daya
Daya Air
Air dan
dan Konstruksi
Konstruksi
Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

BAB II
PENGERTIAN UMUM

Indikator Hasil Belajar :

Setelah mengikuti pembelajaran materi ini, peserta diharapkan mampu memahami pengertian
umum analisis harga satuan pekerjaan

2.1 Dasar Hukum

a) Analisa Biaya Konstruksi, Kumpulan SNI-ABK, Badan Standardisasi


Nasional, 2008.
b) Permen PU no 45/PRT/M/2007 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara. Departemen PU. 2007.
c) Departemen Pekerjaan Umum 2010. Buku 3: Spesifikasi Umum, Bidang
Jalan dan Jembatan Edisi Tahun 2006.
d) Instruksi Menteri Pekerjaan Umum no 02/IN/M/2005, tentang Penerapan
Standar, Pedoman, Manual (SPM) Dalam Dokumen Kontrak.
e) Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan
Umum No. Kep. 174/MEN/1986. No. 104/KPTS/1986 tentang
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi.
f) PerMen PU No. 05/PRT/M/2014, tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum.
g) Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 70 tahun 2012, perubahan
kedua Perpres No. 54 tahun 2010, tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah.
h) Perka LAN No. 13 tahun 2011 tentang Pedoman Umum Pembinaan
Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Teknis,
i) Perka LAN No. 14 tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Pola
Penjenjangan Pendidikan dan Pelatihan Teknis,
j) Perka LAN No. 15 tahun 2011 tentang Pedoman Umum Pembinaan
Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Fungsional,
k) Perka LAN No. 5 tahun 2009 tentang Pedoman Penulisan Modul
Pendidikan dan Pelatihan.
Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

l) PerMen PU No. 09/PRT/M/2014 Tentang Jenis dan Tata Cara


Penggunaan Peralatan Konstruksi di PU
m) PerMen PU No.603/PRT/M/2005 Tentang Pedoman Umum Sistem
Pengendalian Manajemen Penyelenggaraan Pembangunan Prasarana
dan Sarana Bidang Pekerjaan Umum.
n) Permen PU Nomor 14/PRT/M/2009 tentang Pedoman Teknis
Penyusunan Bakuan Kompetensi Sektor Jasa Konstruksi,
o) Permen PUPR No.15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
p) Permen PUPR No.28/PRT/M/2016 tentang Pedoman Analisis Harga
Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum
q) PerMen PUPR No.31/PRT/M/2015 tentang Perubahan Ketiga atas
PerMen PU No.07/PRT/M/2011 tentang Standar dan Pedoman
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi
r) PP No. 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Pegawai
Negeri Sipil
s) Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan
Jasa Konstruksi
t) Surat Edaran Men PUPR No. 66/SE/M/2015 Tentang Biaya
Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU.
u) UU Nomor 2 tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
v) UU Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

2.2 Istilah dan Definisi

Ahli K3 Konstruksi adalah tenaga teknis yang mempunyai kompetensi


khusus di bidang K3 Konstruksi dalam merencakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi SMK3 Konstruksi yang dibuktikan dengan sertifikat pelatihan
dan kompetensi yang diterbitkan oleh lembaga atau instansi yang berwenang
sesuai dengan Undang-Undang.

Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) adalah analisis untuk menghitung


kebutuhan biaya pekerjaan menggunakan koefisien kebutuhan tenaga kerja,
bahan dan peralatan yang dikalikan dengan harga satuan dasarnya masing-

52
52 Pusat
Pusat Pendidikan
Pendidikan dan
dan Pelatihan
Pelatihan Sumber
Sumber Daya
Daya Air
Air dan
dan Konstruksi
Konstruksi
Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

masing untuk mendapatkan harga satuan dari satu jenis pekerjaan tertentu.

Bahan jadi adalah bahan yang merupakan bahan jadi (bahan siap pakai;
contoh: tiang pancang beton pencetak, kerb beton, parapet beton dan lain-
lain) yang diperhitungkan diterima di base camp/ gudang atau di pabrik
setelah memperhitungkan ongkos bongkar-muat dan pengangkutan-nya
serta biaya pemasangan (bila diperlukan).

Biaya langsung adalah komponen harga satuan pekerjaan yang terdiri atas
biaya upah tenaga kerja, biaya bahan dan biaya alat

Biaya tidak langsung adalah komponen harga satuan pekerjaan yang


terdiri atas biaya umum (overhead) dan keuntungan, yang besarnya
disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku.

Daftar kuantitas atau Bill of Quantity (BOQ) adalah daftar rincian


kebutuhan berbagai jenis pekerjaan yang disusun secara sistematis menurut
kelompok/bagian pekerjaan dari suatu infrast ruktur sesuai kebutuhannya,
disertai keterangan mengenai volume pekerjaan dan satuan setiap jenis
pekerjaannya.

Dokumen Kontrak Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan dokumen


yang mengatur hubungan hukum antara pengguna jasa dan penyedia jasa
untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan.

Efisien Penggunaan Sumber Daya maksudnya adalah bagaimana


penggunaan sumber daya seminimal mungkin, misalnya tepat jenis dan tepat
jumlah.dll.

Efektif Penggunaan Sumber Daya maksudnya adalah bagaimana


penggunaan sumber daya dikaitkan dengan sasaran kegiatan, apakah sudah
sesuai dengan rancangan yang telah ditetapkan, seperti tepat waktu (selesai
dalam kurun waktu yang telah ditetapkan), tepat biaya (sesuai dalam batas
anggaran yang tersedia), dan tepat kualitas (sesuai antara sifat & karakteristik
produk hasil pelaksanaan dengan kebutuhan pemilik atau pengguna/pemakai)
serta proses pelaksanaan dapat berjalan dengan lancar & baik (terhadap
pihak-pihak terkait dan sesuai dengan peraturan yang berlaku).
Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Estimasi Biaya Konstruksi adalah prakiraan biaya pekerjaan atau kegiatan


yang berdasarkan pada berbagai komponen konstruksinya, misal Biaya
konstruksi Gedung merupakan jumlah biaya untuk komponen-komponen:
pondasi, pekerjaan struktur beton (kolom, balok dan lantai), plafond, lantai dan
kelengkapan lainnya.

Gambar Rencana adalah gambar yang merupakan dokumen untuk


pelelangan atau biasa juga disebut gambar bestek yaitu adalah gambar
perencanaan yang termasuk gambar detail dengan skala yang lebih besar
atau rinci.

Harga Perkiraan Perencana (HPP) adalah harga perkiraan biaya


pekerjaan yang dihitung secara profesional oleh perencana yang
digunakan sebagai salah satu acuan dalam melakukan penawaran
suatu pekerjaan tertentu.

Harga Perkiraan Sendiri (HPS) atau owner’s estimate (OE) adalah harga
perkiraan biaya pekerjaan yang dihitung secara profesional oleh kelompok
kerja dan disahkan oleh pejabat pembuat komitmen (PPK) yang digunakan
sebagai salah satu acuan dalam melakukan evaluasi harga penawaran.
Nilai total HPS bersifat terbuka dan tidak rahasia.

Harga Satuan Pekerjaan (HSP) adalah biaya yang dihitung dalam suatu
analisis untuk suatu pekerjaan, yang terdiri atas biaya langsung (tenaga kerja,
bahan/material dan alat), dan biaya tidak langsung (keuntungan dan biaya
umum atau overhead) sebagai mata pembayaran dari suatu jenis pekerjaan
tertentu.

Harga Satuan Dasar (HSD) adalah harga komponen dari mata pembayaran
dalam satuan tertentu, misalnya: bahan/material (m, m 2, m3, kg, ton, zak,
dsb.), peralatan (unit, jam, hari, dsb.), dan upah tenaga kerja (jam, hari, bulan,
dsb.).

Koefisien adalah faktor pengali atau nilai atau angka sebagai dasar
penghitungan biaya bahan, biaya alat, dan upah tenaga kerja.

52
52 Pusat
Pusat Pendidikan
Pendidikan dan
dan Pelatihan
Pelatihan Sumber
Sumber Daya
Daya Air
Air dan
dan Konstruksi
Konstruksi
Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Jasa konstruksi adalah layanan jasa konsultansi konstruksi dan/atau


pekerjaan konstruksi yang berupa keseluruhan atau sebagian kegiatan yang
meliputi pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan, pembongkaran, dan
pembangunan kembali suatu bangunan.

Koefisien alat adalah indeks kuantum yang menunjukkan kebutuhan


peralatan untuk setiap satuan volume pekerjaan.

Koefisien bahan adalah indeks kuantum yang menunjukkan kebutuhan


bahan bangunan untuk setiap satuan volume pekerjaan.

Koefisien tenaga kerja adalah indeks kuantum yang menunjukkan


kebutuhan tenaga kerja dan waktu untuk mengerjakan setiap satuan volume
pekerjaan.

Komponen Biaya Harga Satuan Pekerjaan adalah komponen penyusun dari


biaya HSP yaitu: biaya tenaga kerja (upah), bahan/material dan peralatan.
Masing-masing komponen tersebut merupakan hasil kali dari koefisien dengan
harga satuan dasar (HSD) masing-masing sub-komponen di lokasi
kegiatannya.

Kontrak Harga Satuan adalah kontrak pengadaan arang/jasa atas


penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu berdasarkan
harga satuan untuk setiap satuan/unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis
tertentu. yang kuantitas pekerjaannya masih bersifat perkiraan sementara,

Metode kerja adalah cara kerja untuk menghasilkan suatu jenis


pekerjaan/bagian pekerjaan tertentu sesuai dengan spesifikasi teknik yang
ditetapkan dalam dokumen lelang.

Penyedia Barang/Jasa adalah Badan Usaha atau orang perseorangan yang


menyediakan barang/pekerjaan konstruksi/ jasa-konsultansi/ jasa lainnya.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) adalah Pejabat yang bertanggung jawab


atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa.

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut


Pengadaan Barang/Jasa adalah kegiatan untuk memperoleh barang/jasa
Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/ Institusi lainnya


(disingkat K/L/D/I) yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan
sampai seluruh kegiatan untuk memperoleh barang/ jasa selesai.

Pengguna adalah orang perseorangan atau badan sebagai pemberi


tugas atau pemilik pekerjaan/proyek.

Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha atau orang


perseorangan, yang kegiatan usahanya menyediakan
barang/pekerjaan konstruksi/ jasa-konsultansi/jasa lainnya.

Petugas K3 Konstruksi adalah petugas di dalam organisasi Pengguna Jasa


dan/ atau organisasi Penyedia Jasa yang telah mengikuti pelatihan/bimbingan
teknis SMK3 Konstruksi Bidang PU, dibuktikan dengan surat keterangan
mengikuti pelatihan/bimbingan teknis SMK3 Konstruksi Bidang PU.

Satuan pekerjaan adalah satuan jenis kegiatan konstruksi bangunan yang


dinyatakan dalam satuan panjang, luas, volume, dan unit.

Standar biaya (atau acuan harga) adalah harga satuan dasar yang ditetapkan
oleh Kepala Daerah (Bupati/Walikota atau Gubernur) atau dapat juga
merupakan harga rata-rata dari hasil survei untuk masing-masing komponen
tenaga kerja (upah), bahan/material dan peralatan untuk pelaksanaan
kegiatan pembangunan di daerahnya pada tahun tertentu.

Tujuan dan Manfaat Estimasi Biaya adalah nilai acuan untuk menaksir biaya
yang dapat digunakan sebagai dasar dalam menentukan apakah suatu
kegiatan itu layak untuk dilaksanakan atau tidak. Adapun manfaat dari
estimasi biaya ini untuk memperkirakan berapa biaya yang akan dikeluarkan/
diinvestasikan untuk membangun suatu infrastruktur.

Tugas dan Fungsi Cost Estimator diantaranya: melakukan pengumpulan


data harga satuan dasar upah, bahan/material dan alat; menghitung kuantitas
pekerjaan dan menghitung prakiraan biaya pekerjaan secara benar dan
akurat.

Tugas dan Fungsi Desainer Infrastruktur adalah melaksanakan tugas


52
52 Pusat
Pusat Pendidikan
Pendidikan dan
dan Pelatihan
Pelatihan Sumber
Sumber Daya
Daya Air
Air dan
dan Konstruksi
Konstruksi
Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

perencanaan infrastruktur/bangunan dengan menampung dan mewujudkan


semua keinginan pelanggan meliputi: ukuran, bentuk, kualitas infrastruktur
sesuai dengan ketentuan spesifikasi teknis terkait keamanan-keselamatan-
kesehatan serta pelestarian fungsi lingkungan hidup.

Waktu siklus adalah waktu yang diperlukan suatu alat untuk beroperasi pada
pekerjaan yang sama secara berulang, yang akan berpengaruh terhadap
kapasitas produksi atau kinerja alat dan koefisien alat

2.3 Permasalahan dalam Analisis Harga Satuan Pekerjaan

Analisis harga satuan pekerjaan (AHSP) sebelum tahun 2013, khususnya di


bidang Sumber Daya Air (SDA) terdapat berbagai permasalahan diantaranya:

a) Perbedaan kinerja antar wilayah

AHSP bidang SDA yang ada membedakan kinerja untuk wilayah barat,
tengah dan timur, padahal seyogianya kebijakan di satu negara harus
dibuat bakuan kinerja yang berlaku untuk seluruh wilayah, yaitu
berdasarkan suatu acuan kinerja yang disepakati. Berdasarkan PerMen
PUPR No. 28/PRT/M/2016 tentang Pedoman Analisis Harga Satuan
Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum, ditetapkan berlaku untuk seluruh
Indonesia dengan membuat suatu acuan kinerja yang telah disepakati.
Mungkin ada wilayah yang merasa dirugikan dan malah ada juga yang
merasa diuntungkan, namun hal ini penetapan acuan kinerja berdasarkan
kinerja rata-rata tenaga kerja dan kebutuhan bahan serta peralatan.
Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

b) Pedoman AHSP masih belum terintegrasi antar sektor di lingkungan


PUPR

Idealnya digabung dalam satu sistem AHSP yang terbagi dalam empat
bagian yaitu Umum, SDA, Bina Marga dan Cipta Karya. Pengintegrasian
berbagai AHSP yang dapat diperlukan oleh semua sektor digabungkan
dalam AHSP Umum, diantaranya: pekerjaan tanah, pasangan dan beton.

Memperhatikan Perpres Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua


atas Perpres Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah khususnya pada pasal 22 ayat (4) huruf c: Spesifikasi teknis
perlu dirinci lebih lanjut oleh PPK sebelum melaksanakan pengadaan dan
pasal 49 ayat (1) huruf b: Metoda evaluasi berdasarkan kualitas dan
biaya adalah evaluasi penawaran berdasarkan nilai kombinasi terbaik
penawaran teknis dan biaya terkoreksi dilanjutkan dengan klarifikasi dan
negosiasi teknis serta biaya.

Menindak lanjuti PerPres no 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan


Barang/Jasa Pemerintah, Menteri PU menerbitkan PerMen PU No. 07
Tahun 2011 Tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi dan Jasa Konsultansi yang kemudian diterbitkan PerMen
PUPR No. 31 Tahun 2015 sebagai perubahan ketiga dari PerMen PU No.
07 Tahun 2011, yang mengindikasikan diperlukannya suatu metode
perhitungan harga satuan pekerjaan yang dibakukan sebagai acuan.
Maka Menteri PU menerbitkan PerMen PU No. 11 Tahun 2013 dan
berikutnya dibuat PerMen PUPR No.28 Tahun 2016 Tentang Pedoman
AHSP Bidang Pekerjaan Umum yang melengkapi permen sebelumnya.
Sehingga pedoman ini memiliki nilai strategis mendukung penerapan
Perpres tersebut sebagai acuan untuk menentukan harga satuan atau
biaya proyek yang didukung metode analisis yang baku.

Sejalan dengan meningkatnya pembangunan di bidang konstruksi yang


menuntut infrastruktur lebih efisien dan efektif, maka sektor pembiayaan
konstruksi menjadi instrumen yang penting. Analisis Harga Satuan ini
digunakan untuk melakukan estimasi biaya kegiatan pekerjaan yang
52
52 Pusat
Pusat Pendidikan
Pendidikan dan
dan Pelatihan
Pelatihan Sumber
Sumber Daya
Daya Air
Air dan
dan Konstruksi
Konstruksi
Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

berlaku di Lingkup biang ke PU-an, kenyataan di lapangan selama ini ada


yang menggunakan analisis biaya konstruksi (ABK), dengan indeks bahan
dan indeks upah, yang disusun secara tabel, dan ada juga dengan indeks
alat, serta di lain pihak menggunakan analisis produktivitas untuk
menetapkan indeks atau koefisien komponen harga satuan (upah, alat
dan bahan).

Sementara ABK mendapat tanggapan yang beragam dari kalangan


akademisi dan praktisi karena masih ditemukan indeks atau koefisien
yang tidak sesuai dengan yang sudah ditetapkan. Pekerjaan lapangan
yang didasarkan atas konsep ABK pada umumnya dilaksanakan secara
manual (menggunakan tenaga manusia), kecuali beberapa pekerjaan
yang memerlukan alat dihitung secara terpisah sesuai dengan spesifikasi
teknik dan kontrak yang disetujui. Perhitungan indeks atau koefisien alat
belum tertuang dalam ABK sehingga untuk penelusuran kebenaran
analisis harga satuan pekerjaan, perlu disusun secara lengkap.

2.4 Kegunaan dan Struktur Harga Satuan

Estimasi biaya pekerjaan yang disusun berdasarkan AHSP yang disebut juga
harga prakiraan sendiri (HPS) atau owner’s estimate (OE) dan/atau harga
prakiraan perencana (HPP) atau engineering’s estimate (EE) yang
dituangkan sebagai kumpulan harga satuan pekerjaan seluruh mata
pembayaran. Pelaksanaan analisis harga satuan dapat dilakukan baik secara
manual atau menggunakan perangkat lunak.

Adapun komponen biaya dari Harga Satuan Pekerjaan (HSP) terdiri atas
biaya tenaga kerja (upah), bahan/material dan peralatan. Masing-masing
komponen adalah merupakan hasil kali dari koefisien dengan harga satuan
dasar (HSD) masing-masing di lokasi kegiatannya. Sedangkan harga satuan
standar (acuan harga) adalah harga satuan dasar yang ditetapkan oleh
Kepala Daerah atau dapat juga merupakan harga rata-rata dari hasil survei.
Selanjutnya HSD bahan/material di lokasi kegiatan adalah merupakan HSD
dengan atau tanpa biaya angkut dari lokasi akhir yang dapat diantar oleh si
penjual bahan/material. Demikian juga untuk HSD untuk peralatan untuk yang
sampai di lokasi pekerjaan.
Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Yang dimaksud dengan nilai total HPS adalah jumlah hasil perhitungan
seluruh masing-masing volume pekerjaan dikalikan dengan HSP-nya
ditambah dengan pajak pertambahan nilai (PPN). Sedangkan HSP
merupakan jumlah hasil perhitungan masing-masing koefisien (tenaga kerja,
bahan dan peralatan) dikalikan harga satuan dasar (HSD)-nya yang kemudian
ditambah biaya tidak langsung (PerMen PUPR Nomor: 28/PRT/M/2016
Tentang AHSP Bidang PU).

Besarnya biaya umum dan keuntungan atau juga disebut biaya tidak langsung
berdasarkan ditentukan prosentase dari biaya langsung yang secara umum
besarnya mempertimbangkan antara lain: tingkat suku bunga pinjaman bank,
tingkat inflasi, overhead kantor pusat dan lapangan, serta risiko pekerjaan
selama pelaksanaan dan masa pemeliharaan dalam kontrak pekerjaan. Ini
merupakan domain penyedia yang sekarang ini ditetapkan maksimum 15%
dari biaya langsung.

Untuk pengadaan barang/jasa pemerintah sesuai dengan Perpres Nomor 70


Tahun 2012 (perubahan kedua atas Perpres Nomor 54 Tahun 2010), nilai
total HPS bersifat terbuka dan tidak rahasia (Perpres Nomor 70 Tahun 2012,
pasal 66, Ayat 3). HPS digunakan sebagai alat untuk menilai kewajaran
penawaran termasuk rinciannya, dan sebagai dasar untuk menetapkan batas
tertinggi penawaran yang sah, serta sebagai dasar untuk menetapkan
besaran nilai jaminan pelaksanaan bagi penawaran yang nilainya lebih rendah
daripada 80% (delapan puluh perseratus) nilai total HPS (ditto, Ayat 5).
Penyusunan HPS dikalkulasikan secara keahlian berdasarkan data yang
dapat dipertanggung jawabkan (ditto Ayat 7).

Kontrak harga satuan adalah kontrak pekerjaan yang nilai kontraknya


didasarkan atas HSP yang pasti dan mengikat atas setiap jenis pekerjaan
masing-masing. Nilai kontrak adalah jumlah perkalian HSP dengan volume
masing-masing jenis pekerjaan yang sesuai dengan daftar kuantitas
pekerjaan (bill of quantity, BOQ) yang terdapat dalam dokumen penawaran.

Analisis harga satuan ini menetapkan suatu perhitungan harga satuan upah
tenaga kerja, bahan dan bahan, serta pekerjaan yang secara teknis dirinci

52
52 Pusat
Pusat Pendidikan
Pendidikan dan
dan Pelatihan
Pelatihan Sumber
Sumber Daya
Daya Air
Air dan
dan Konstruksi
Konstruksi
Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

secara detail berdasarkan suatu metode kerja dan asumsi-asumsi yang


sesuai dengan uraian spesifikasi teknik, gambar desain dan komponen
harga satuan, baik untuk kegiatan rehabilitasi/pemeliharaan, maupun
peningkatan infrastruktur ke-PU-an.

Harga satuan pekerjaan terdiri atas biaya langsung dan biaya tidak langsung.
Komponen biaya langsung terdiri atas: upah, bahan dan alat. Komponen
biaya tidak langsung terdiri atas biaya umum atau overhead dan keuntungan.
Biaya overhead dan keuntungan belum termasuk pajak-pajak yang harus
dibayar, besarnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2.5 Biaya Umum atau Overhead dan Keuntungan

Biaya tidak langsung terdiri atas biaya umum dan keuntungan. Khususnya
biaya umum yang dikeluarkan untuk mendukung terwujudnya pekerjaan
(kegiatan pekerjaan) yang bersangkutan, atau biaya yang diperhitungkan
sebagai biaya operasional yang meliputi pengeluaran untuk:

a) Biaya kantor pusat yang bukan dari biaya pengadaan untuk setiap mata
pembayaran

b) Biaya upah pegawai kantor lapangan

c) Biaya manajemen (bunga bank, jaminan bank, tender, dan lain-lain)

d) Biaya akuntansi

e) Biaya pelatihan dan auditing

f) Biaya perizinan dan registrasi

g) Biaya iklan, humas dan promosi

h) Biaya penyusutan peralatan penunjang

i) Biaya kantor, listrik, telepon dll

j) Biaya pengobatan pegawai kantor/lapangan

k) Biaya travel, pertemuan/rapat

l) Biaya asuransi di luar peralatan (misal Jamsostek)


Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

m) Biaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi yang bersifat


umum sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5
Tahun 2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Perkerjaan Umum.

n) dan lain sebagainya

Biaya umum sering juga disebut juga overhead yang dihitung berdasarkan
prosentase dari biaya langsung yang secara umum besarnya tergantung dari
lama waktu pelaksanaan pekerjaan, besarnya tingkat bunga yang berlaku dan
lain sebagainya sesuai dengan ketentuan dan sudah termasuk biaya risiko
pekerjaan selama pelaksanaan dan masa pemeliharaan dalam kontrak
pekerjaan. HPS disusun dengan memperhitungkan keuntungan dan biaya
overhead yang dianggap wajar (Perpres Nomor 70 Tahun 2012, Pasal 66,
Ayat 8), suatu nilai optimum yang relatif dekat dengan tingkat suku bunga
Bank Indonesia.

Pada saat ini merupakan waktu transisi dari pengalokasian biaya umum yang
sebelumnya tidak ada, sehingga pola pikir AHSP sebelum ini jangan langsung
diterapkan dengan menggunakan AHSP sekarang ini, sebagai contoh tidak
boleh mencantumkan peralatan penunjang, peralatan K3 ataupun biaya
asuransi tenaga kerja akan menjadi temuan pemeriksa karena karena itu
semua sudah termasuk dalam alokasi biaya umum.

2.6 E-learning AHSP

Pelaksanaan e-learning ini dalam rangka program PUPR Go-digital, Badan


Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) PUPR yang menyajikan AHSP
dapat dilihat secara langsung (sistem on-line) ataupun diunduh yang
kemudian jalankan secara off-line. Hal ini dimaksudkan agar para pemangku
kepentingan yang tertarik untuk mempelajari AHSP dapat mempelajarinya
sesuai dengan ketersediaan waktunya masing-masing. Sehingga diharapkan
sambil mempelajari buku PerMen-nya akan lebih cepat dipahami.

Sehubungan dengan pelaksanaan pelatihan ke depan, setiap peserta


sebelum pelaksanaan pelatihannya harus mampu belajar mandiri sehingga

52
52 Pusat
Pusat Pendidikan
Pendidikan dan
dan Pelatihan
Pelatihan Sumber
Sumber Daya
Daya Air
Air dan
dan Konstruksi
Konstruksi
Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

pada pertemuan dengan instrukturnya hanya tinggal klarifikasi informasi saja


dan dapat langsung bertanya serta berdiskusi secara pro-aktif sesuai dengan
kasus-kasus yang dialaminya di lokasi pekerjaan dari pesertanya. Hal ini
bersesuaian dengan program di Balitbang PUPR di masing-masing Pusat
Litbang (PusSDA, Pusjatan dan Puskim) terdapat program Advis Teknis dan
Home Doctor. Lihat di www.pu.go.id\Balitbang.

Untuk E-learning AHSP, tinggal masuk dengan search engine Google, pilih
video, masukan keyword searching: AHSP dan cari video berikut ini.

a) Pengantar AHSP

Gambar 2. 1. E-Learning Pengantar AHSP


Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

b) AHSP Bidang SDA

c) AHSP Bidang Bina Marga

d) AHSP Bidang Cipta Karya

52
52 Pusat
Pusat Pendidikan
Pendidikan dan
dan Pelatihan
Pelatihan Sumber
Sumber Daya
Daya Air
Air dan
dan Konstruksi
Konstruksi
Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

2.7 Latihan

1 Uraikan permasalahan AHSP Sebelum tahun 2014 di bidang Sumber


Daya Air dan konstruksi ?

2 Metode analisis harga satuan pekerjaan (AHSP) apa saja yang umum
digunakan untuk menghitung harga satuan pekerjaan (HSP) sebelum
diterbitkannya PerMen PU tentang AHSP Bidang PU ?.

2.8 Rangkuman

Analisis harga satuan pekerjaan (AHSP) sebelum tahun 2013, khususnya di


bidang Sumber Daya Air (SDA) terdapat berbagai permasalahan diantaranya:

a) Perbedaan kinerja antar wilayah

AHSP bidang SDA yang ada membedakan kinerja untuk wilayah barat,
tengah dan timur, padahal seyogianya kebijakan di satu negara harus
dibuat bakuan kinerja yang berlaku untuk seluruh wilayah, yaitu
berdasarkan suatu acuan kinerja yang disepakati. Berdasarkan PerMen
PUPR No. 28/PRT/M/2016 tentang Pedoman Analisis Harga Satuan
Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum, ditetapkan berlaku untuk seluruh
Indonesia dengan membuat suatu acuan yang telah disepakati. Mungkin
ada wilayah yang merasa dirugikan dan malah ada juga yang merasa
diuntungkan, namun hal ini penetapan acuan kinerja berdasarkan kinerja
rata-rata tenaga kerja dan kebutuhan bahan serta peralatan.

b) Pedoman AHSP masih belum terintegrasi antar sektor di lingkungan


PUPR

Idealnya digabung dalam satu sistem AHSP yang terbagi dalam empat
bagian yaitu Umum, SDA, Bina Marga dan Cipta Karya. Pengintegrasian
berbagai AHSP yang dapat diperlukan oleh semua sektor digabungkan
dalam AHSP Umum, diantaranya: pekerjaan tanah, pasangan dan beton.
Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Memperhatikan Perpres Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua


atas Perpres Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah khususnya pada pasal 22 ayat (4) huruf c: Spesifikasi teknis perlu
dirinci lebih lanjut oleh PPK sebelum melaksanakan pengadaan dan pasal 49
ayat (1) huruf b: Metoda evaluasi berdasarkan kualitas dan biaya adalah
evaluasi penawaran berdasarkan nilai kombinasi terbaik penawaran teknis
dan biaya terkoreksi dilanjutkan dengan klarifikasi dan negosiasi teknis serta
biaya.

Menindak lanjuti PerPres no 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan


Barang/Jasa Pemerintah, Menteri PU menerbitkan PerMen PU No. 07 Tahun
2011 Tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan
Jasa Konsultansi yang kemudian diterbitkan PerMen PUPR No. 31 Tahun
2015 sebagai perubahan ketiga dari PerMen PU No. 07 Tahun 2011, yang
mengindikasikan diperlukannya suatu metode perhitungan harga satuan
pekerjaan yang dibakukan sebagai acuan. Maka Menteri PU menerbitkan
PerMen PU No. 11 Tahun 2013 dan berikutnya dibuat PerMen PUPR No.28
Tahun 2016 Tentang Pedoman AHSP Bidang Pekerjaan Umum yang
melengkapi permen sebelumnya. Sehingga pedoman ini memiliki nilai
strategis mendukung penerapan Perpres tersebut sebagai acuan untuk
menentukan harga satuan atau biaya proyek yang didukung metode analisis
yang baku

2.9 Evaluasi

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan cara memilih jawaban yang


paling benar !

1. Nomor berapakah Permen PUPR tentang AHSP :


a. 28/PRT/M2016
b. 70 Tahun 2012
c. 15/PRT/M/2015
d. 09/PRT/M/2014

52
52 Pusat
Pusat Pendidikan
Pendidikan dan
dan Pelatihan
Pelatihan Sumber
Sumber Daya
Daya Air
Air dan
dan Konstruksi
Konstruksi
Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

2. Berikut adalah biaya operasional yang meliputi pengeluaran, kecuali:


a. Biaya Akuntansi
b. Biaya perizinan dan registrasi
c. Biaya Asuransi di luar peralatan
d. Biaya sewa alat.
Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

BAB III
PEMAHAMAN PERATURAN TERKAIT PRAKIRAAN BIAYA
KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM

Indikator Hasil Belajar :

Setelah mengikuti pembelajaran materi ini, peserta diharapkan mampu memahami pemahaman
peraturan terkait prakiraan biaya konstruksi bidang pekerjaan umum

3.1 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi

Jasa konstruksi adalah layanan jasa konsultansi konstruksi dan/atau


pekerjaan konstruksi yang berupa keseluruhan atau sebagian kegiatan yang
meliputi pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan, pembongkaran, dan
pembangunan kembali suatu bangunan. Berbagai bagian tersebut sebetulnya
memerlukan Cost Estimation (Prakiraan Biaya), namun terkait dengan materi
diklat ini lebih fokus kepada biaya konstruksi untuk pembangunan,
pemeliharaan, pembongkaran, dan pembangunan kembali suatu bangunan.
Oleh karena itu dalam sub-bab ini akan menyajikan beberapa pasal dan ayat
yang terkai dengan perlunya biaya konstruksi, yang antara lain:

a) Pasal 59, Standar Keamanan, Kesehatan, dan Keberlanjutan


ayat (1): Dalam setiap penyelenggaraan Jasa Konstruksi, pengguna jasa
dan penyedia jasa wajib memenuhi Standar Keamanan,
Kesehatan, dan Keberlanjutan

ayat (3) Standar Keamanan, Kesehatan, dan Keberlanjutan sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) paling sedikit meliputi:

1) standar mutu bahan;


2) standar mutu peralatan;
3) standar keselamatan dan kesehatan kerja;
4) standar prosedur pelaksanaan Jasa Konstruksi;
5) ........

Berdasarkan pasal 59 tersebut, bahwa: Dalam setiap penyelenggaraan Jasa


Konstruksi, pengguna jasa dan penyedia jasa wajib memenuhi Standar
52
52 Pusat
Pusat Pendidikan
Pendidikan dan
dan Pelatihan
Pelatihan Sumber
Sumber Daya
Daya Air
Air dan
dan Konstruksi
Konstruksi
Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Keamanan, Kesehatan, dan Keberlanjutan yang paling sedikit meliputi:


standar mutu bahan, mutu peralatan, keselamatan dan kesehatan kerja. Maka
dari itu Prakiraan Biaya konstruksi yang menggunakan Analisis Harga Satuan
Pekerjaan (AHSP) dalam PerMen PUPR No. 28/PRT/M/2016 Tentang
Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) Bidang Pekerjaan Umum,
telah mengacu pada SNI, ada beberapa Standar Asing, dan Pedoman
Spesifikasi Teknis yang sesuai dengan ketentuan pada pasal 59 ayat (3).

3.2 Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan


Jasa Konstruksi

Peraturan pemerintah ini sebetulnya sudah dilakukan perubahan sampai yang


ketiga kalinya yaitu menjadi Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2016
Tentang Perubahan Ketiga atas PP Nomor 29 Tahun 2000 tentang
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi. Namun perubahan-perubahan tersebut
hanya merupakan tambahan atau perubahannya saja, sedangkan pasal-pasal
lainnya masih tetap berlaku. Terkait dengan modul pelatihan ini perlu
menginventarisir pernyataan yang memerlukan biaya berikut ini.

a) Pasal 17, Kewajiban dan Hak Penyedia Jasa

Penyedia jasa dalam pemilihan penyedia jasa berkewajiban untuk:

ayat (a): menyusun dokumen penawaran yang memuat rencana dan


metode kerja, rencana usulan biaya, tenaga terampil dan
tenaga ahli, rencana dan anggaran keselamatan dan kesehatan
kerja, dan peralatan.

b) Pasal 30, Standar Keteknikan, Ketenagakerjaan dan Tata Lingkungan

Untuk menjamin terwujudnya tertib penyelenggaraan pekerjaan


konstruksi, penyelenggaraan konstruksi wajib memenuhi ketentuan
tentang:

ayat (a): keteknikan, meliputi persyaratan keselamatan umum, konstruksi


bangunan, mutu hasil pekerjaan, mutu bahan dan atau
komponen bangunan, dan mutu peralatan sesuai dengan
standar atau norma yang berlaku;
Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

ayat (b): keamanan, keselamatan, dan kesehatan tempat kerja konstruksi


sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku;

ayat (c): perlindungan sosial tenaga kerja dalam pelaksanaan pekerjaan


konstruksi sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku;

ayat (d): tata lingkungan setempat dan pengelolaan lingkungan hidup


sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku;

Dari pasal 17 ayat (a) ini diperlukannya anggaran keselamatan dan kesehatan
kerja yang bersesuaian dengan yang akan dibahas secara khusus pada
PerMen PU No. 05/PRT/M/2014, tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum. Demikian juga pada pasal 30 ayat (a), (b), (c) dan (d) pelaksanaan
konstruksi harus sesuai dengan sesuai dengan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku, dalam hal ini harus mengacu pada Standar/Pedoman
Spesifikasi teknis terkait mutu bahan, metode kerja, dan mutu konstruksi.

3.3 PerMen PU No. 09/PRT/M/2014 Tentang Jenis dan Tata Cara Penggunaan
Peralatan Konstruksi di Kementerian PU

Dengan diterbitkannya PerMen PU No. 09/PRT/M/2014 Tentang Jenis dan


Tata Cara Penggunaan Peralatan Konstruksi di PU, KepMen PU Nomor
15/KPTS/M/2004, tanggal 17 Desember 2014, tentang Pelaksanaan
Perhitungan Formula Sewa Peralatan, Sewa Bangunan dan Tanah dan Sewa
Prasarana Bangunan di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum dinyatakan
tidak berlaku lagi. PerMen PU ini diperlukan untuk instansi pemerintah yang
mempunyai peralatan (khusus untuk modul ini adalah peralatan konstruksi)
jika digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi secara PNBP
(Penghasilan Negara Bukan Pajak) atau BLU (Badan Layanan Umum).

Contoh perhitungan tarif penggunaan peralatan konstruksi di Kementerian


PUPR adalah sebagai berikut:

52
52 Pusat
Pusat Pendidikan
Pendidikan dan
dan Pelatihan
Pelatihan Sumber
Sumber Daya
Daya Air
Air dan
dan Konstruksi
Konstruksi
Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Perusahaan “ABCD” menggunakan peralatan konstruksi milik Kementerian


PU dengan data sebagai berikut:

a) Buldozer Catterpillar D 3 K – XL yang diproduksi pada tahun 2010


b) Lamanya penggunaan alat adalah 10 hari terhitung mulai 1 Januari 2018.

Perhitungan Tarif Penggunaan Peralatan:

7 x H x FP x HP
Tarif Alat ¿
1.000 .000

Keterangan:

7 = Standar jumlah jam kerja per hari

H = Jumlah hari kerja penyewaan

FP = Faktor Pengali (sesuai Tabel I.B)

HP = Harga Pokok peralatan = Rp 1.266.265.000,- (Tabel I.A)

(7 x 10) x 54,47 x 1.266 .265 .000


Tarif Alat ¿
1.000 .000

= 4.828.142,- (per - 10 hari)

= 68.973,- (per-jam)

Maka besaran tarif sewa Buldozer Catterpilar D 3 K – XL produksi tahun 2010


adalah Rp 68.973,-/jam

3.4 PerMen PUPR No.28/PRT/M/2016 tentang Pedoman Analisis Harga


Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum

Pertimbangan mengapa kita memerlukan Analisis Harga Satuan Pekerjaan ?

Di dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah yang mengacu


pada PerMen PUPR No.31/PRT/M/2015 tentang Perubahan Ketiga atas
PerMen PU No.07/PRT/M/2011 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi, berbagai perubahan telah
dilakukan secara rinci. Namun dalam PerMen PU No.07/PRT/M/2011 tentang
Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa
Konsultansi, yasitu dalam Pasal 6 ayat (2) menyatakan bahwa: ”Dalam
Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

melakukan evaluasi penawaran harus berpedoman pada tata cara/kriteria


yang ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan, khusus untuk harga penawaran
peserta lelang/seleksi di bawah 80% HPS wajib dilakukan evaluasi kewajaran
harga dengan meneliti dan menilai konsistensi rincian/uraian Analisa Harga
Satuan Pekerjaan Utama terhadap syarat teknis/spesifikasi sehingga tidak
terjadi penyimpangan yang mempengaruhi lingkup, kualitas dan hasil/kinerja
serta diyakini dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan persyaratan
yang ditetapkan.” Arti tersiratnya terdapat indikasi diperlukannya suatu
pedoman analisis harga satuan pekerjaan (AHSP) untuk menghitung HPS
sehingga setiap harga satuan dapat dievaluasi satu persatu (minimum
pekerjaan utama). Dengan metode ini akan ditemukan pula harga satuan
timpang yaitu yang nilainya > 1,1 harga satuan pekerjaan pada HPS. Dengan
demikian akan dengan mudah untuk melakukan klarifikasinya.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka disusunlah Pedoman Analisis


Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) Bidang Pekerjaan Umum yang awalnya
telah ditetapkan sebagai PerMen PU No.11/PRT/M/2013 Tentang Pedoman
Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) Bidang Pekerjaan Umum dan
kemudian karena banyaknya tambahan berbagai jenis pekerjaan lagi
kemudian direvisi menjadi PerMen PUPR No.28/PRT/M/2016 Tentang
Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) Bidang Pekerjaan Umum.

3.5 PerPres No. 70 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua PerPres No.54
Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

a) Pasal 22 ayat (4) huruf c:

Spesifikasi teknis perlu dirinci lebih lanjut oleh PPK sebelum


melaksanakan pengadaan.

b) Pasal 49 ayat (1) huruf b:

52
52 Pusat
Pusat Pendidikan
Pendidikan dan
dan Pelatihan
Pelatihan Sumber
Sumber Daya
Daya Air
Air dan
dan Konstruksi
Konstruksi
Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Metode evaluasi berdasarkan kualitas dan biaya adalah evaluasi


penawaran berdasarkan nilai kombinasi terbaik penawaran teknis dan
biaya terkoreksi yang dilanjutkan dengan klarifikasi serta negoisiasi teknis
dan biaya,

c) Pasal 66, ayat (3)

Nilai total HPS bersifat terbuka dan tidak rahasia

d) Pasal 66, ayat (5)

HPS digunakan sebagai alat untuk menilai kewajaran penawaran


termasuk rinciannya, dan sebagai dasar untuk menetapkan batas tertinggi
penawaran yang sah, serta sebagai dasar untuk menetapkan besaran
jaminan pelaksanaan bagi penawaran yang nilainya lebih rendah dari
80%.

e) Penjelasan pasal 66 Ayat (8)

Contoh keuntungan dan biaya Overhead yang wajar untuk Pekerjaan


Konstruksi maksimal 15% (lima belas perseratus).

Maka PerMen PUPR tentang AHSP ini memiliki nilai strategis mendukung
penerapan PerPres tersebut sebagai acuan untuk menentukan harga satuan
atau biaya pelaksanaan kegiatan yang didukung metode analisis yang baku
dalam rangka pembanggunan infrastruktur yang lebih efisien dan efektif.

3.6 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)


Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum

a) Umum

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi adalah segala kegiatan


untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan kerja melalui
upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja pada
pekerjaan konstruksi.

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi Bidang


Pekerjaan Umum adalah bagian dari sistem manajemen organisasi
pelaksanaan pekerjaan konstruksi dalam rangka pengendalian risiko K3
Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

pada setiap pekerjaan konstruksi bidang Pekerjaan Umum yang mengacu


pada PerMen PU No. 5/PRT/M/2014 Tentang SMK3 Konstruksi.

Biaya SMK3 Konstruksi Bidang PU adalah biaya yang diperlukan untuk


menerapkan SMK3 dalam setiap pekerjaan konstruksi yang harus
diperhitungkan dan dialokasikan oleh Penyedia Jasa dan Pengguna Jasa.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tentang Pedoman Sistem Manajemen


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum dimaksudkan sebagai acuan bagi Pengguna Jasa dan Penyedia
Jasa dalam penerapan SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
Sesuai pasal 8 ayat (4), pada saat aanwijzing terkait: potensi, jenis,
identifikasi bahaya K3 dan persyaratan K3 Konstruksi wajib dijelaskan.
Dalam ayat selanjutnya yaitu pada ayat (11) Penyedia yang telah
ditetapkan sebagai pemenang, wajib melengkapi RK3K dengan rencana
penerapan K3 Konstruksi untuk seluruh tahapan pekerjaan.

Tujuan diberlakukannya Peraturan SMK3 Konstruksi ini yaitu agar SMK3


Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dapat diterapkan secara baik untuk:

1) Meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan


kerja yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi;
2) Dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja;

3) Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk


mendorong produktivitas.

52
52 Pusat
Pusat Pendidikan
Pendidikan dan
dan Pelatihan
Pelatihan Sumber
Sumber Daya
Daya Air
Air dan
dan Konstruksi
Konstruksi
Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

b) Tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang Sistem Manajemen


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum

Tugas, tanggung jawab, dan wewenang yang berada di dalam


Kementerian Pekerjaan Umum dibagi dalam dua bagian yaitu bagian
pertama merupakan tugas, tanggung jawab, dan wewenang Pejabat di
lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum yaitu :

1) Kepala Badan Pembinaan Konstruksi


2) Pejabat Struktural Eselon I Unit Kerja Teknis
3) Pejabat Struktural Eselon II Unit Kerja Teknis
4) Atasan Langsung Kepala Satuan Kerja
5) Kepala Satuan Kerja
6) Pejabat Pembuat Komitmen
7) Pokja ULP

sedangkan bagian kedua untuk tugas, tanggung jawab, dan wewenang


Penyedia Jasa yaitu :

1) Penyedia Jasa Perencana Konstruksi


2) Penyedia Jasa Pelaksana Konstruksi

c) Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja


(SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum

Setiap penyelenggaraan pekerjaan konstruksi bidang Pekerjaan Umum


wajib menerapkan SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum (sesuai
dengan pasal 4 ayat (1)) dan pada ayat (10) apabila penyedia tidak
memperhitungkan biaya K3 Konstruksi atau rencana biaya K3 Konstruksi
yang diperhitungkan ternyata tidak mencukupi untuk pelaksanaan
program K3 maka Penyedia tetap wajib melaksanakan program K3
Konstruksi sesuai dengan RK3K yang telah disetujui oleh PPK.

Selanjutnya dalam pasal 5 ayat (2), bahwa potensi bahaya sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) ditetapkan menjadi: Potensi bahaya tinggi,
apabila pekerjaan bersifat berbahaya dan/atau mempekerjakan tenaga
Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

kerja paling sedikit 100 orang dan/atau nilai kontrak diatas Rp.
100.000.000.000,- (seratus milyar rupiah). Kemudian dalam pasal 6 ayat
(1) bahwa pelaksanaan Konstruksi dengan potensi bahaya tinggi wajib
melibatkan Ahli K3 konstruksi, dan pada ayat (2) bahwa pelaksanaan
konstruksi dengan potensi bahaya rendah wajib melibatkan Petugas K3
konstruksi..

SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum meliputi:

1) Kebijakan K3
2) Perencanaan K3
3) Pengendalian Operasional
4) Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3
5) Tinjauan Ulang Kinerja K3

Sesuai dengan Surat Edaran No. 66/SE/M/2015 Tentang Biaya


Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum, terkait
dengan Perencanaan K3 yang perlu merinci kegiatan penyelenggaraan
SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum yang mencakup:

1) Penyiapan RK3K terdiri atas:


(a) Pembuatan Manual, Prosedur, Instruksi Kerja, Ijin Kerja Dan
Formulir;
(b) Pembuatan Kartu Identitas Pekerja (KIP);

2) Sosialisasi dan Promosi K3 terdiri atas:


(a) Induksi K3 (Safety Induction);
(b) Pengarahan K3 (safety briefing) : Pertemuan Keselamatan
(Safety Talk dan/atau Tool Box Meeting);
(c) Pelatihan K3;
(d) Simulasi K3;
(e) Spanduk (banner);
(f) Poster;
(g) Papan Informasi K3.

3) Alat Pelindung Kerja Terdiri Atas:

(a) Jaring Pengaman (Safety Net);


52
52 Pusat
Pusat Pendidikan
Pendidikan dan
dan Pelatihan
Pelatihan Sumber
Sumber Daya
Daya Air
Air dan
dan Konstruksi
Konstruksi
Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

(b) Tali Keselamatan (Life Line);


(c) Penahan Jatuh (Safety Deck);
(d) Pagar Pengaman (Guard Railling);
(e) Pembatas Area (Restricted Area).

4) Alat Pelindung Diri Terdiri Atas:

(a) Topi Pelindung (Safety Helmet);


(b) Pelindung Mata (Goggles, Spectacles);
(c) Tameng Muka (Face Shield);
(d) Masker Selam (Breathing Apparatus);
(e) Pelindung Telinga (Ear Plug, Ear Muff);
(f) Pelindung Pernafasan Dan Mulut (Masker);
(g) Sarung Tangan (Safety Gloves);
(h) Sepatu Keselamatan (Safety Shoes);
(i) Penunjang Seluruh Tubuh (Full Body Harness);
(j) Jaket Pelampung (Life Vest);
(k) Rompi Keselamatan (Safety Vest);
(l) Celemek (Apron/Coveralls);
(m)Pelindung Jatuh (Fall Arrester);

5) Asuransi Dan Perijinan Terdiri Atas :

(a) BPJS Ketenagakerjaan Dan Kesehatan Kerja;


(b) Surat Ijin Kelaikan Alat;
(c) Surat Ijin Operator;
(d) Surat Ijin Pengesahan Panitia Pembina Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja (P2K3);

6) Personil K3 terdiri atas :

(a) Ahli K3 dan/atau Petugas K3;


(b) Petugas Tanggap Darurat;
(c) Petugas P3K;
(d) Petugas Pengatur Lalu Lintas (Flagman);
(e) Petugas Medis.
Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

7) Fasilitas sarana kesehatan;


(a) Peralatan P3K (Kotak P3K, Tandu, Tabung Oksigen, Obat Luka,
Perban, dll)
(b) Ruang P3K (Tempat Tidur Pasien, Stetoskop, Timbangan Berat
Badan, Tensi Meter, dll);
(c) Peralatan Pengasapan (Fogging);
(d) Obat Pengasapan.

8) Rambu - Rambu Terdiri Atas :


(a) Rambu Petunjuk;
(b) Rambu Larangan;
(c) Rambu Peringatan;
(d) Rambu Kewajiban;
(e) Rambu Informasi;
(f) Rambu Pekerjaan Sementara;
(g) Tongkat Pengatur Lalu Lintas (Warning Lights Stick);
(h) Kerucut Lalu Lintas (Traffic Cone);
(i) Lampu Putar (Rotary Lamp);
(j) Lampu Selang Lalu Lintas.

9) Lain- Lain Terkait Pengendalian Risiko K3

(a) Alat Pemadam Api Ringan (APAR);


(b) Sirine;
(c) Bendera K3;
(d) Jalur Evakuasi (Escape Route);
(e) Lampu Darurat (Emergency Lamp);
(f) Program Inspeksi Dan Audit Internal;
(g) Pelaporan dan Penyelidikan Insiden.

SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum diterapkan pada tahapan


sebagai berikut.

1) Tahap Pra Konstruksi:

52
52 Pusat
Pusat Pendidikan
Pendidikan dan
dan Pelatihan
Pelatihan Sumber
Sumber Daya
Daya Air
Air dan
dan Konstruksi
Konstruksi
Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

(a) Rancangan konseptual, meliputi Studi Kelayakan/Feasibility


Study, Survei dan Investigasi
(b) Detailed Engineering Design (DED)
(c) Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa
2) Tahap Pemilihan Penyedia Barang/Jasa (procurement)
3) Tahap Pelaksanaan Konstruksi
4) Tahap Penyerahan Hasil Akhir Pekerjaan

Penanganan K3 Konstruksi mencakup penyediaan sarana pencegah


kecelakaan kerja dan perlindungan kesehatan kerja konstruksi maupun
penyediaan personil yang kompeten dan organisasi pengendalian K3
Konstruksi sesuai dengan tingkat risiko yang ditetapkan oleh Pengguna.

d) Biaya Penyelenggaraan Sistem Manajemen Keselamatan dan


Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum

Biaya penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum


dialokasikan dalam biaya umum yang mencakup:

1) Penyiapan RK3K.
2) Sosialisasi dan promosi K3.
3) APK: alat pelindung kerja (tidak termasuk turap kayu/baja untuk
perkuatan dinding galian tanah).
4) Alat pelindung diri (APD).
5) Asuransi (berdasarkan KeMenaker No.Kep.196/Men/1999 untuk
tenaga harian proyek) dan perijinan.
6) Personil K3.
7) Fasilitas sarana kesehatan.
8) Rambu-rambu.
9) dan lain-lain terkait pengendalian risiko K3.

Biaya K3 pada butir a) s.d i) perhitungan biaya K3 seperti contoh pada


Surat Edaran Menteri PUPR No. 66/SE/M/2015 tentang Biaya
Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.

Rencana biaya penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan


Umum menjadi bagian dari RK3K, yang disepakati dan disetujui pada saat
Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan konstruksi (Pre Construction


Meeting).

PPK yang tidak melaksanakan aturan SMK3 ini dapat dikenakan sanksi
administrasi sesuai ketentuan yang berlaku.

Ketentuan K3 telah diatur di masing-masing sektor dalam tabel 3.1 berikut


ini

Tabel 3. 1. Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi

No Item K3 Sumber Daya Air Bina Marga Cipta Karya

1. K3-Umum Alat Pelindung Diri Seksi 1.19 (K3)b) Alat Pelindung Diri
(APD) seperti Helm, (APD) seperti Helm,
rompi, Jas hujan, rompi, Jas hujan,
sepatu, payung, sepatu, payung,
sarung tangan dan sarung tangan dan
kacamata kacamata

2. K3-Khusus -Mobilisasi personil Seksi 1.2 -Mobilisasi personil


K3, Alat Pelindung (Mobilisasi) dan K3, Alat Pelindung
Kerja (APK), Rambu- Seksi 1.10 (K3)b) Kerja (APK), Rambu-
rambu rambu
-Fasilitas sarana -Fasilitas sarana
kesehatan kesehatan
-Asuransi tenaga kerja -Asuransi tenaga kerja
dan perizinan dan perizinan

3. AHSP K3 Pekerjaan turap (F.01- Seksi 1.19b) Pekerjaan jaring


F.18)a), perkuatan pengaman
dinding galian T.12.x
(K3)a)

3.7 Latihan

1. Sebutkan aspek terkait biaya konstruksi dalam Undang-undang No. 2


Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi ?
2. Sebutkan aspek terkait biaya konstruksi dalam PP No. 29 Tahun 2000
Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi ?
3. Bagaimana cara menghitung tarif sewa atau biaya pasti per-jam alat berat
buldozer jika alatnya punya kantor PU ?

52
52 Pusat
Pusat Pendidikan
Pendidikan dan
dan Pelatihan
Pelatihan Sumber
Sumber Daya
Daya Air
Air dan
dan Konstruksi
Konstruksi
Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

4. Apa yang saudara ketahui hal-hal apa saja yang perlu disimak bersama
dari PerPres No. 70 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua PerPres
No.54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang
terkait dengan biaya konstruksi ?
5. Apa yang dimaksud dengan SMK3 ?
6. Mengapa dalam suatu pekerjaan konstruksi diperlukan SMK3 ?
7. Bagaimana menerapkan SMK3 pada tahap pra konstruksi ?
8. Bagaimana menerapkan SMK3 pada tahap pelaksanaan konstruksi?
9. Sanksi apa yang harus diberikan jika PPK tidak melaksanakan SMK3 ?

3.8 Rangkuman

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi adalah segala kegiatan untuk


menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan kerja melalui upaya
pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja pada pekerjaan
konstruksi.SMK

Tujuan diberlakukannya Peraturan SMK3 Konstruksi ini yaitu agar SMK3


Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dapat diterapkan secara baik untuk:

a) Meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja


yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi;
b) Dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja;
c) Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk
mendorong produktivitas.

SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum diterapkan pada tahapan sebagai


berikut.

a) Tahap Pra Konstruksi:


b) Tahap Pemilihan Penyedia Barang/Jasa (procurement)
c) Tahap Pelaksanaan Konstruksi
d) Tahap Penyerahan Hasil Akhir Pekerjaan
Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

3.9 Evaluasi

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan cara memilih jawaban yang


paling benar !

1. Lingkup layanan jasa konstrksi pada Undang-undang No. 2 Tahun 2017


adalah:
a. layanan jasa konsultansi konstruksi untuk perencanaan dan
pelaksanaan konstruksi;
b. layanan jasa konsultansi konstruksi dan/atau pekerjaan konstruksi
yang berupa keseluruhan atau sebagian kegiatan yang meliputi
pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan, pembongkaran, dan
pembangunan kembali suatu bangunan;
c. layanan jasa konsultansi konstruksi dan/atau pekerjaan konstruksi
yang berupa keseluruhan atau sebagian kegiatan yang meliputi
pembangunan, pemeliharaan, pembongkaran, dan pembangunan
kembali suatu bangunan;
d. layanan jasa konsultansi konstruksi dan/atau pekerjaan konstruksi
yang berupa keseluruhan atau sebagian kegiatan yang meliputi
pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan.

2. Pada PP Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa


Konstruksi, kewajiban dan hak penyedia jasa diantaranya:
a. menyusun dokumen penawaran yang memuat rencana dan metode
kerja, rencana usulan biaya, tenaga ahli, rencana dan anggaran
keselamatan dan kesehatan kerja, dan peralatan.
b. menyusun dokumen penawaran yang memuat rencana dan metode
kerja, rencana usulan biaya, tenaga terampil dan tenaga ahli, rencana
dan anggaran keselamatan dan kesehatan kerja, dan peralatan.
c. menyusun dokumen penawaran yang memuat rencana dan metode
kerja, rencana usulan biaya, tenaga terampil dan tenaga ahli.
d. menyusun dokumen penawaran yang memuat rencana dan metode
kerja, rencana usulan biaya, rencana dan anggaran keselamatan dan
kesehatan kerja, dan peralatan.

52
52 Pusat
Pusat Pendidikan
Pendidikan dan
dan Pelatihan
Pelatihan Sumber
Sumber Daya
Daya Air
Air dan
dan Konstruksi
Konstruksi
Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

3. Dengan diterbitkannya PerMen PU No. 09/PRT/M/2014 Tentang Jenis


dan Tata Cara Penggunaan Peralatan Konstruksi di PU.
a. KepMen PU Nomor 15/KPTS/M/2004, tanggal 17 Desember 2004,
tentang Pelaksanaan Perhitungan Formula Sewa Peralatan, Sewa
Bangunan dan Tanah dan Sewa Prasarana Bangunan di lingkungan
Departemen Pekerjaan Umum masih tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dengan peraturan penggantinya.
b. KepMen PU Nomor 15/KPTS/M/2004, tanggal 17 Desember 2004,
tentang Pelaksanaan Perhitungan Formula Sewa Peralatan, Sewa
Bangunan dan Tanah dan Sewa Prasarana Bangunan di lingkungan
Departemen Pekerjaan Umum dinyatakan tidak berlaku lagi.
c. PerMen PU No. 09/PRT/M/2014 Tentang Jenis dan Tata Cara
Penggunaan Peralatan Konstruksi di PU dinyatakan tidak berlaku lagi.
d. KepMen PU Nomor 15/KPTS/M/2004, tanggal 17 Desember 2004,
tentang Jenis dan Tata Cara Penggunaan Peralatan Konstruksi di PU
masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan
penggantinya

4. Apa maknanya dari bunyi pasal 22 ayat (4) huruf c: “Spesifikasi teknis
perlu dirinci lebih lanjut oleh PPK sebelum melaksanakan pengadaan”.
a. Sebelum malaksanakan pengadaan, PPK harus membuat spesifikasi
teknis;
b. Spesifikasi teknis perlu dirinci lebih lanjut oleh PPK sebelum
melaksanakan pengadaan
c. Sebelum malaksanakan pengadaan, PPK harus membuat spesifikasi
teknis yang lebih rinci;
d. Sebelum malaksanakan pengadaan, PPK harus membuat spesifikasi
teknis yang lebih rinci agar pelaksanaan rencana pekerjaannya sesuai
dengan kondisi lapangannya.

5. Apa tujuan diberlakukannya Peraturan SMK3 Konstruksi ini agar SMK3


KonstrCuksi Bidang Pekerjaan Umum dapat diterapkan secara baik untuk:
a. Meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan
kerja yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi;
Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

b. Dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit


akibat kerja;
c. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk
mendorong produktivitas.
d. Jawaban a), b) dan c) benar

6. Tingkatan potensi bahaya tinggi dalam SMK3 apabila:


a. CPekerjaan bersifat bahaya.
b. Mempekerjakan tenaga kerja paling sedikit 100 orang.
c. Nilai kontrak di atas Rp 100.000.000.000,00.
d. Jawaban a), b) dan c) benar

7. Pelaksanaan SMK3
a. Wajib dilaksanakan sekalipun tidak tersedia dana alokasi K3 ataupun
teralokasi namun tidak mencukupi.
b. Wajib dilaksanakan jika tersedia dana alokasi K3 yang mencukupi.
c. Tidak wajib karena SMK3 merupakan tanggung jawab masing-masing
pekerja
d. Jawaban a), b) dan c) salah

52
52 Pusat
Pusat Pendidikan
Pendidikan dan
dan Pelatihan
Pelatihan Sumber
Sumber Daya
Daya Air
Air dan
dan Konstruksi
Konstruksi
Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi


Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan

Dasar hukum:
a) Undang-undang No.2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi.
b) Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan
Jasa Konstruksi
c) PerMen PU No. 09/PRT/M/2014 Tentang Jenis dan Tata Cara
Penggunaan Peralatan Konstruksi di Kementerian Pekerjaan Umum.
d) PerMen PUPR No.28/PRT/M/2016 tentang Pedoman Analisis Harga
Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum
e) PerPres No. 70 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua PerPres No.54
Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
f) Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum

AHSP bidang SDA yang ada membedakan kinerja untuk wilayah barat, tengah
dan timur, padahal seyogianya kebijakan di satu negara harus dibuat bakuan
kinerja yang berlaku untuk seluruh wilayah, yaitu berdasarkan suatu acuan
kinerja yang disepakati. Berdasarkan PerMen PUPR No. 28/PRT/M/2016
tentang Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum,
ditetapkan berlaku untuk seluruh Indonesia dengan membuat suatu acuan
yang telah disepakati. Mungkin ada wilayah yang merasa dirugikan dan malah
ada juga yang merasa diuntungkan, namun hal ini penetapan acuan kinerja
berdasarkan kinerja rata-rata tenaga kerja dan kebutuhan bahan serta
peralatan.

Memperhatikan Perpres Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua


atas Perpres Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah khususnya pada pasal 22 ayat (4) huruf c: Spesifikasi teknis perlu
dirinci lebih lanjut oleh PPK sebelum melaksanakan pengadaan dan pasal 49
ayat (1) huruf b: Metoda evaluasi berdasarkan kualitas dan biaya adalah
52
52 Pusat
Pusat Pendidikan
Pendidikan dan
dan Pelatihan
Pelatihan Sumber
Sumber Daya
Daya Air
Air dan
dan Konstruksi
Konstruksi
Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

evaluasi penawaran berdasarkan nilai kombinasi terbaik penawaran teknis


dan biaya terkoreksi dilanjutkan dengan klarifikasi dan negosiasi teknis serta
biaya.

Menindak lanjuti PerPres no 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa


Pemerintah, Menteri PU menerbitkan PerMen PU No. 07 Tahun 2011 Tentang
Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa
Konsultansi yang kemudian diterbitkan PerMen PUPR No. 31 Tahun 2015
sebagai perubahan ketiga dari PerMen PU No. 07 Tahun 2011, yang
mengindikasikan diperlukannya suatu metode perhitungan harga satuan
pekerjaan yang dibakukan sebagai acuan. Maka Menteri PU menerbitkan
PerMen PU No. 11 Tahun 2013 dan berikutnya dibuat PerMen PUPR No.28
Tahun 2016 Tentang Pedoman AHSP Bidang Pekerjaan Umum yang
melengkapi permen sebelumnya. Sehingga pedoman ini memiliki nilai
strategis mendukung penerapan Perpres tersebut sebagai acuan untuk
menentukan harga satuan atau biaya proyek yang didukung metode analisis
yang baku

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi adalah segala kegiatan untuk


menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan kerja melalui upaya
pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja pada pekerjaan
konstruksi.SMK

Tujuan diberlakukannya Peraturan SMK3 Konstruksi ini yaitu agar SMK3


Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dapat diterapkan secara baik untuk:

a) Meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja


yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi;
b) Dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja;
c) Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk
mendorong produktivitas.
Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum diterapkan pada tahapan sebagai


berikut.

a) Tahap Pra Konstruksi:


b) Tahap Pemilihan Penyedia Barang/Jasa (procurement)
c) Tahap Pelaksanaan Konstruksi
d) Tahap Penyerahan Hasil Akhir Pekerjaan

4.2 Tindak Lanjut

Dengan dipahaminya modul 3, MS3: Pemahaman Umum Estimasi Biaya


Konstruksi, para peserta diklat:

a) Dapat mengikuti diklat AHSP untuk modul 4, MS4: Gambar Desain,


Spesifikasi Teknis dan Perhitungan Volume Pekerjaan; MS5: Analisis
Harga Satuan Dasar; MS6: Analisis Koefisien; dan MS7: Analisis Harga
Satuan Pekerjaan dan RAB.

b) Untuk meningkatkan pemahaman tentang AHSP dan RAB di dalam


PerMen PUPR No. 28/PRT/M/2017 Tentang Pedoman AHSP Bidang PU,
peserta diklat dapat mengulang baca masing-masing bab pada modulnya
atau mempelajari E-Learning Video secara off-line dan terus berlatih
analisis produktivitas untuk menghitung koefisien dengan bantuan file
Pengolah Angka PAHSP-SDA_ver_2.1a_2017.xls (Bidang SDA) atau
PAHS versi 3.2 (Bidang Bina Marga).

Para peserta diklat yang telah mengikuti pelatihan AHSP ini (Cost Estimating)
agar dapat melaporkan ilmu pengetahuan ini kepada atasan atau
mengajarkan dan dapat juga mempelajari bersama dengan rekan kerja
sebagai pengetahuan utama/ penunjang yang diharapkan dapat mendukung
kinerja atau karir para pegawai pada umumnya di lingkungan kerja bidang ke-
PU-an.

52
52 Pusat
Pusat Pendidikan
Pendidikan dan
dan Pelatihan
Pelatihan Sumber
Sumber Daya
Daya Air
Air dan
dan Konstruksi
Konstruksi
Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara No.5 Tahun 2009 tentang Konsep
Dasar, Kriteria, dan Prinsip Penulisan Modul Diklat.

PerMen PU No. 603/PRT/M/2005 Tentang Pedoman Umum Sistem Pengendalian


Manajemen Penyelenggaraan Pembangunan Prasarana dan Sarana
Bidang Pekerjaan Umum.

PerMen PU No. 34/PRT/M/2006 Tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem


Pengendalian Manajemen Jasa Pelaksanaan Konstruksi
(Pemborongan) di Lingkungan Departemen Pekerjaan Umum.

PerMen PU No. 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Gedung


Negara.

PerMen PU No. 05/PRT/M/2014, tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan


dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang PU.

PerMen PU No. 09/PRT/M/2014 Tentang Jenis dan Tata Cara Penggunaan


Peralatan Konstruksi di PU.

PerMen PUPR No. 15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
PerMen PUPR No. 31/PRT/M/2015 tentang Perubahan Ketiga Atas PerMen PU
No.07/PRT/M/2011 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi.
PerMen PUPR No. 28/PRT/M/2016 tentang Pedoman Analisis Harga Satuan
Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum.

Perpress No. 70 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua PerPres No. 54 Tahun
2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2016 Tentang Perubahan Ketiga atas PP


Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.

Pusat Litbang Sumber Daya Air, 2007. Kompendium Rancangan Pedoman


Spesifikasi Teknis Bidang Sumber Daya Air. Badan Penelitian dan
Pengembangan. Departemen Pekerjaan Umum. Bandung.
Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Surat Edaran Men PUPR No. 66/SE/M/2015 Tentang Biaya Penyelenggaraan SMK3
Konstruksi Bidang PU.

Undang-undang No. 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi.

52
52 Pusat
Pusat Pendidikan
Pendidikan dan
dan Pelatihan
Pelatihan Sumber
Sumber Daya
Daya Air
Air dan
dan Konstruksi
Konstruksi
Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

GLOSARIUM

1 basic price harga dasar

2 bill of quantity daftar kuantitas (pekerjaan)

3 borrow area tempat bahan timbunan material berbutir


halus, seperti tanah biasa dan lempung

4 cost estimation prakiraan biaya

5 dewatering pekerjaan pengeringan

6 detailed engineering design perencanaan teknis rinci

7 home doctor dokter keluarga/rumah

8 overhead cost Biaya tak terduga

9 quarry tempat bahan timbunan material berbutir


kasar seperti pasir dan agregat

10 work breakdown structure struktur rincian kerja


(BWS)
Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

KUNCI JAWABAN

A. Latihan Materi Pokok 1: Pengertian Umum


1. Uraikan permasalahan AHSP Sebelum tahun 2013 di bidang Sumber
Daya Air dan konstruksi?

Jawaban:

Analisis harga satuan pekerjaan (AHSP) sebelum tahun 2013, khususnya


di bidang Sumber Daya Air (SDA) terdapat berbagai permasalahan
diantaranya:

a) Perbedaan kinerja antar wilayah

AHSP bidang SDA yang ada membedakan kinerja untuk wilayah


barat, tengah dan timur, padahal seyogianya kebijakan di satu negara
harus dibuat bakuan kinerja yang berlaku untuk seluruh wilayah, yaitu
berdasarkan suatu acuan kinerja yang disepakati. Berdasarkan
PerMen PUPR No. 28/PRT/M/2016 tentang Pedoman Analisis Harga
Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum, ditetapkan berlaku untuk
seluruh Indonesia dengan membuat suatu acuan kinerja yang telah
disepakati. Mungkin ada wilayah yang merasa dirugikan dan malah
ada juga yang merasa diuntungkan, namun hal ini penetapan acuan
kinerja berdasarkan kinerja rata-rata tenaga kerja dan kebutuhan
bahan serta peralatan.

b) Pedoman AHSP masih belum terintegrasi antar sektor di


lingkungan PUPR

Idealnya digabung dalam satu sistem AHSP yang terbagi dalam


empat bagian yaitu Umum, SDA, Bina Marga dan Cipta Karya.
Pengintegrasian berbagai AHSP yang dapat diperlukan oleh semua
sektor digabungkan dalam AHSP Umum, diantaranya: pekerjaan
tanah, pasangan dan beton.

52
52 Pusat
Pusat Pendidikan
Pendidikan dan
dan Pelatihan
Pelatihan Sumber
Sumber Daya
Daya Air
Air dan
dan Konstruksi
Konstruksi
Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

2. Metode analisis harga satuan pekerjaan (AHSP) apa saja yang umum
digunakan untuk menghitung harga satuan pekerjaan (HSP) sebelum
ditetapkannya PerMen PU tentang AHSP Bidang PU ?

Jawaban:

Sebelum ditetapkannya PerrMen PU tentang AHSP, umumnya


perhitungan harga satuan pekerjaan adalah diantaranya: Analisa BOW,
Analisa buatan sendiri-sendiri, Analisa K, dan SNI-ABK

B. Evaluasi Materi Pokok 1: Pengertian Umum


1. a)
2. d)

C. Latihan Materi Pokok 2: Pemahaman Peraturan terkait Prakiraan Biaya


Konstruksi bidang Pekerjaan Umum
1. Sebutkan aspek terkait biaya konstruksi dalam Undang-undang No. 2
Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi ?:

Jawaban:

Berdasarkan Undang-undang Jasa Konstruksi pada pasal 59 bahwa:


“Dalam setiap penyelenggaraan Jasa Konstruksi, pengguna jasa dan
penyedia jasa wajib memenuhi Standar Keamanan, Kesehatan, dan
Keberlanjutan yang paling sedikit meliputi: standar mutu bahan, mutu
peralatan, keselamatan dan kesehatan kerja”. Maka dari itu Prakiraan
Biaya konstruksi yang menggunakan Analisis Harga Satuan Pekerjaan
(AHSP) dalam PerMen PUPR No. 28/PRT/M/2016 Tentang Pedoman
Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) Bidang Pekerjaan Umum untuk
memenuhi standar mutu bahan dan pekerjaan telah mengacu pada SNI
dan beberapa Standar Asing serta Pedoman Spesifikasi Teknis yang
sesuai dengan ketentuan pada pasal 59 ayat (3). Sedangkan untuk
memenuhi keselamatan dan kesehatan kerja sudah mengacu juga
PerMen PU No. 5/PRT/M/2014 Tentang SMK3 Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum
Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

2. Sebutkan aspek terkait biaya konstruksi dalam PP No. 29 Tahun 2000


Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi ?:

Jawaban:

Berdasarkan PP Nomor 29 Tahun 2000 pada pasal 17 ayat (a) ini


diperlukannya anggaran keselamatan dan kesehatan kerja yang
bersesuaian dengan yang akan dibahas secara khusus pada PerMen PU
No.05/PRT/M/2014, tentang SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
Demikian juga pada pasal 30 ayat (a), (b), (c) dan (d) pelaksanaan
konstruksi harus sesuai dengan sesuai dengan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku, dalam hal ini harus mengacu pada
Standar/Pedoman Spesifikasi teknis terkait mutu bahan, metode kerja,
dan mutu konstruksi

3. Bagaimana cara menghitung tarif sewa atau biaya pasti per-jam alat
berat buldozer jika alatnya punya kantor PU ?:

Jawaban:

Dalam modul diklat ini diperlukan jika suatu instansi pemerintah yang telah
mempunyai peralatan (khusus untuk modul ini adalah peralatan
konstruksi) jika digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi
secara PNBP (Penghasilan Negara Bukan Pajak). Adapun Contoh
perhitungan tarif penggunaan peralatan konstruksi di Kementerian PUPR
adalah sebagai berikut:

Berdasarkan PerMen PU No. 09/PRT/M/2014 Tentang Jenis dan Tata


Cara Penggunaan Peralatan Konstruksi di PU, Contoh jika suatu
Perusahaan “ABCD” menggunakan peralatan konstruksi milik
Kementerian PU dengan data sebagai berikut:

a) Buldozer Catterpillar D 3 K – XL yang diproduksi pada tahun 2010


b) Lamanya penggunaan alat adalah 10 hari terhitung mulai 1 Januari
2018.

Perhitungan Tarif Penggunaan Peralatan:

52
52 Pusat
Pusat Pendidikan
Pendidikan dan
dan Pelatihan
Pelatihan Sumber
Sumber Daya
Daya Air
Air dan
dan Konstruksi
Konstruksi
Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

7 x H x FP x HP
Tarif Alat ¿
1.000 .000

Keterangan:
7 = Standar jumlah jam kerja per hari
H = Jumlah hari kerja penyewaan
FP = Faktor Pengali (sesuai Tabel I.B)

HP = Harga Pokok peralatan (sesuai Tabel I.A. untuk Tahun 2010).

(7 x 10) x 54,47 x 1.266 .265 .000


Tarif Alat ¿
1.000 .000

= 4.828.142,- (per - 10 hari)

= 68.973,- (per-jam)

Maka besaran tarif sewa Buldozer Catterpilar D 3 K – XL produksi tahun


2010 adalah Rp 68.973,-/jam.

Ini tarif sewa saja yaitu merupakan biaya pasti per-jam, yang berarti harus
membeli/bayar sendiri: BBM, Oli pelumas, operator, biaya bengkel dan
perbaikan

4. Apa yang saudara ketahui hal-hal apa saja yang perlu disimak
bersama dari PerPres No. 70 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua
PerPres No.54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah yang terkait dengan biaya konstruksi ?:

Jawaban :

a) Pasal 22 ayat (4) huruf c:

Spesifikasi teknis perlu dirinci lebih lanjut oleh PPK sebelum


melaksanakan pengadaan.

b) Pasal 49 ayat (1) huruf b:

Metode evaluasi berdasarkan kualitas dan biaya adalah evaluasi


penawaran berdasarkan nilai kombinasi terbaik penawaran teknis dan
Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

biaya terkoreksi yang dilanjutkan dengan klarifikasi serta negoisiasi


teknis dan biaya,

c) Pasal 66, ayat (3)

Nilai total HPS bersifat terbuka dan tidak rahasia

d) Pasal 66, ayat (5)

HPS digunakan sebagai alat untuk menilai kewajaran penawaran


termasuk rinciannya, dan sebagai dasar untuk menetapkan batas
tertinggi penawaran yang sah, serta sebagai dasar untuk menetapkan
besaran jaminan pelaksanaan bagi penawaran yang nilainya lebih
rendah dari 80%.

e) Penjelasan pasal 66 Ayat (8)

Contoh keuntungan dan biaya Overhead yang wajar untuk Pekerjaan


Konstruksi maksimal 15% (lima belas perseratus).

Maka PerMen PUPR tentang AHSP ini memiliki nilai strategis mendukung
penerapan PerPres tersebut sebagai acuan untuk menentukan harga
satuan atau biaya pelaksanaan konstruksi yang didukung metode analisis
yang baku dalam rangka pembanggunan infrastruktur yang lebih efisien
dan efektif

52
52 Pusat
Pusat Pendidikan
Pendidikan dan
dan Pelatihan
Pelatihan Sumber
Sumber Daya
Daya Air
Air dan
dan Konstruksi
Konstruksi
Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

5. Apa yang dimaksud dengan SMK3 ?:

Jawaban:

SMK3 adalah bagian dari sistem organisasi pelaksanaan pekerjaan


konstruksi dalam rangka pengendalian risiko K3 pada setiap pekerjaan
konstruksi bidang peerjaan umum

6. Mengapa dalam suatu pekerjaan konstruksi diperlukan SMK3 ?:

Jawaban:

a) Untuk meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan


kesehatan kerja yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi;
b) Agar dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja;
c) Agar menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien
untuk mendorong produktivitas

7. Bagaimana menerapkan SMK3 pada tahap pra konstruksi ?

Jawaban:

Penerapan SMK3 pada Tahap Pra Konstruksi:

a) Rancangan Konseptual (Studi Kelayakan, Survei dan Investigasi)


wajib memuat telaahan aspek K3.
b) Penyusunan Detailed Engineering Desain (DED) wajib:
1) mengidentifikasi bahaya, menilai Risiko K3 serta
pengendaliannya pada penetapan kriteria perancangan dan
pemilihan material, pelaksanaan konstruksi, serta Operasi dan
Pemeliharaan;
2) mengidentifikasi dan menganalisis Tingkat Risiko K3 dari
kegiatan/proyek yang akan dilaksanakan, sesuai dengan Tata
Cara Penetapan Tingkat Risiko K3 Konstruksi pada Lampiran 1;
c) Penyusunan Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa wajib
memuat:
Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

1) potensi bahaya, jenis bahaya dan identifikasi bahaya K3


Konstruksi yang ditetapkan oleh PPK berdasarkan Dokumen
Perencanaan atau dari sumber lainnya;
2) kriteria evaluasi untuk menilai pemenuhan persyaratan K3
Konstruksi termasuk kriteria penilaian dokumen RK3K

8. Bagaimana menerapkan SMK3 pada tahap pelaksanaan konstruksi?:

Jawaban:

Penerapan SMK3 pada Tahap Pelaksanaan Konstruksi:

a) RK3K dipresentasikan pada rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan


konstruksi/Pre Construction Meeting (PCM) oleh Penyedia Jasa,
untuk disahkan dan ditanda tangani oleh PPK dengan menggunakan
Format pada Lampiran 2.
b) RK3K yang telah disahkan menjadi bagian yang tidak terpisahkan
dari dokumen kontrak pekerjaan konstruksi dan menjadi acuan
penerapan SMK3 pada pelaksanaan konstruksi.
c) Dalam hal pekerjaan konstruksi dilaksanakan oleh beberapa
Penyedia Jasa dalam bentuk Kerja Sama Operasi (KSO), Pemimpin
KSO harus menetapkan Kebijakan K3 Konstruksi yang berlaku untuk
seluruh Penyedia Jasa.
d) Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan terdapat ketidaksesuaian
dalam penerapan RK3K dan/atau perubahan dan/atau pekerjaan
tambah/kurang, maka RK3K harus ditinjau ulang dan disetujui oleh
PPK.
e) Dokumentasi hasil pelaksanaan RK3K dibuat oleh penyedia jasa dan
dilaporkan kepada PPK secara berkala (harian, mingguan, bulanan
dan triwulan), yang menjadi bagian dari laporan pelaksanaan
pekerjaan.
f) Apabila terjadi kecelakaan kerja, Penyedia Jasa wajib membuat
laporan kecelakaan kerja kepada PPK, Dinas Tenaga Kerja
setempat, paling lambat 2 x 24 jam.

52
52 Pusat
Pusat Pendidikan
Pendidikan dan
dan Pelatihan
Pelatihan Sumber
Sumber Daya
Daya Air
Air dan
dan Konstruksi
Konstruksi
Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

Modul 3 Pemahaman Umum Estimasi Biaya Konstruksi

g) Penyedia Jasa wajib melaksanakan perbaikan dan peningkatan


kinerja sesuai hasil evaluasi kinerja RK3K yang dilakukan triwulanan,
dalam rangka menjamin kesesuaian dan efektifitas penerapan RK3K

9. Sanksi apa yang harus diberikan jika PPK tidak melaksanakan


SMK3K ?:

Jawaban:

PPK yang tidak melaksanakan aturan SMK3 sebagaimana diamanatkan


dalam Peraturan Menteri ini maka dapat dikenakan Sanksi Administrative
sesuai ketentuan yang berlaku

D. Evaluasi Materi Pokok 2: Pemahaman Peraturan terkait Prakiraan Biaya


Konstruksi bidang Pekerjaan Umum
1. b)
2. b)
3. b)
4. b)
5. d)
6. d)
7. a)

Anda mungkin juga menyukai