Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
TRISTIANTI NURKHASAAH
180205136
18 A3
SURAKARTA
2019
JURNAL NASIONAL “ MINAT MAHASISWA UNTUK MENJADI
WIRAUSAHAWAN”
Abstrak
Dunia usaha menjadi tulang punggung perekonomian bangsa Indonesia dan
masyarakatnya. Saat ini semakin banyak pengusaha-pengusaha bermunculan terutama
pengusaha usia muda. Kapan pengusaha-pengusaha ini mulai belajar berusaha? Siapa yang
mengajari mereka? Apa dan bagaimana memulai sebuah usaha? Pertanyaan ini kerap muncul
diantara mahasiswa karena keingintahuan dan mencoba meniru untuk menjadi pengusaha.
Kewirausahaan sejatinya dimulai dari dalam diri sendiri, bagaimana seseorang memiliki niat,
keyakinan pribadi yang kuat dan disiplin untuk menjadi pengusaha. Tentunya hal ini juga
dibantu oleh lingkungan nya yang tak lain adalah keluarga dan teman bermainnya. Artinya
menjadi seorang pengusaha itu dapat dipelajari. Pendidikan formal kewirausahaan juga
memiliki peran dalam pembentukan pola pikir kewirausahaan mahasiswa. Namun bagian
mana yang memberi pengaruh paling besar dalam diri mahasiswa untuk menjadi pengusaha?
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan depth interview dan studi literatur serta
responden nya adalah mahasiswa Universitas Pelita Harapan
1. Latar Belakang
Saat ini, ragam profesi dan bidang usaha semakin berkembang, salah satunya
adalah wirusaha. Banyak orang yang menyebut dirinya adalah seorang pengusaha
atau pewirausaha dengan hanya menjual produk pada media sosial. Banyak istilah
yang muncul untuk menyebut pengusaha sebagai pewirausaha, pedagang, atau
bahkan tukang jualan atau penjual, semua hanya soal istilah. Kewirausahaan
didefinisikan sebagai proses dimana individu mengejar peluang tanpa tergantung
kepada sumber daya yang saat ini mereka kuasai untuk tujuan pemanfaatan barang
dan jasa di masa depan. Seiring meningkatnya minat kalangan muda menjadi
wirausaha, institusi pendidikan di Indonesia mulai menawarkan pendidikan
tinggi dengan konsentrasi kewirausahaan atau entrepreneurship yang dikemas
ke dalam berbagai bentuk atau istilah seperti Sociopreneur, Technopreneur,
dan sebagainya. Kurang lebih sejak 10 tahun terakhir perkembangan
perguruan tinggi dengan jurusan manajemen dan konsentrasi kewirausahaan
mulai berkembang dan memiliki banyak peminat.
Jauh sebelum perguruan tinggi menawarkan jurusan kewirausahaan,
banyak orang yang sudah memulai untuk membuat usahanya sendiri atau yang
sekarang dikenal dengan startup. Tidak diketahui pasti apa latar belakang
pendidikan dari orang-orang yang telah mendirikan usahanya sendiri selama
ini namun yang pasti ketika ditanyakan kebanyakan menyebutkan untuk
memenuhi kebutuhan dan hidup keluarga, kepepet, dan alasan lainnya.
Pertumbuhan Startup dan wirausaha muda di indonesia semakin bertambah
dari tahun ke tahun (Eka, 2010).
2. Tinjauan Pustaka
Kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai proses dimana individu
mengejar peluang tanpa memperhatikan sumber daya saat ini mereka kendalikan
untuk tujuan mengeksploitasi barang dan jasa di masa mendatang (Barringer &
Ireland, 2016). Selain itu, seorang pengusaha adalah orang yang bekerja sendiri
yang dimulai dari mengatur, mengelola, dan bertanggung jawab untuk bisnis.
Menjadi seorang pengusaha sering dipandang sebagai pilihan permusuhan karir
yang dihadapkan dengan kehidupan, pekerjaan dan situasi sehari-hari yang penuh
dengan peningkatan ketidakpastian, hambatan, kegagalan, dan frustrasi yang
berhubungan dengan proses penciptaan perusahaan baru (Campbell, 1992). Proses
kewirausahaan, yang didefinisikan oleh Bygrave dan Hofer (1991) sebagai fungsi,
kegiatan dan tindakan yang berhubungan dengan persepi peluang dan penciptaan
organisasi.Menjadi wirausaha memiliki beban dan tantangan tersendiri dimana
semua itu dimulai dari dalam diri sendiri. Keinginan untuk menjadi pengusaha
didasarkan atas adanya self-efficacy, tindakan proaktif dan keberanian akan resiko
yang diambil yang dihadapi oleh pengusaha. Self-efficacy adalah keyakinan
pribadi yang kuat dalam hal keterampilan dan kemampuan untuk memulai tugas
dan menyelesaikannnya hingga sukses (Bandura, 1997). Keterampilan yang
diperlukan oleh pengusaha terbagi ke dalam tiga kategori yang berbeda:
keterampilan teknis, keterampilan manajemen bisnis, dan keterampilan
kewirausahaan pribadi. Keterampilan teknis termasuk tertulis dan komunikasi
lisan, manajemen teknis, dan keterampilan mengorganisir. Keterampilan
manajemen bisnis termasuk keterampilan manajerial seperti perencanaan,
pemasaran, pengambilan keputusan dan akuntansi. Pengusaha juga harus memiliki
keterampilan pribadi seperti inovasi, pengambilan risiko, dan ketekunan (Henry
et.al, 2005).
2.1 Minat Kewirausahaan
Keinginan menjadi wirausaha adalah elemen penting untuk membentuk
kebiasaan orang menjadi seorang wirausaha (Pribadi, 2005). Ini merupakan
sebuah keadaan pemikiran yang mengarahkan dan membimbing aktifitas dari
individu, wirausaha, yang mengarah kepada pengembangan dan penerapan
sebuah konsep bisnis baru (Bird, 1998). Minat berwirausaha adalah keinginan,
ketertarikan serta kesediaan untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk
berdikari atau berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa
takut dengan risiko yang akan terjadi, serta berkemauan keras untuk belajar
dari kegagalan(Fu’adi, dkk., (2009:92),
Minat berwirausaha dapat dilihat sebagai niat untuk menciptakan suatu organisasi
atau usaha baru atau sebagai prilaku yang berani mengambil risiko untuk memulai
bisnis baru (Edy Dwi Kurnianti, 2015). Minat berwirausaha adalah pilihan aktivitas
seseorang karena merasa tertarik, senang dan berkeinginan untuk berwirausaha serta
berani mengambil risiko untuk meraih kesuksesan (Suryana,2011). Menurut Santoso
dalam Maman Suryaman (2006: 22) minat wirausaha adalah gejala psikis untuk
memusatkan perhatian dan berbuat sesuatu terhadap wirausaha itu dengan perasaan
senang karena membawa manfaat bagi dirinya. Inti dari pendapat tersebut adalah
pemusatan perhatian yang disertai rasa senang. Menurut Aris Subandono, minat
wirausaha adalah kecenderungan hati dalam diri subjek untuk tertarik menciptakan
suatu usaha yang kemudian mengorganisir, mengatur, menanggung risiko dan
mengembangkan usaha yang diciptakannya tersebut.
2.2 Pendidikan Kewirausahaan
Pendidikan kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai usaha yang
dilakukan lembaga pendidikan untuk menanamkan pengetahuan, nilai, jiwa
dan sikap kewirausahaan kepada mahasiswa dan peserta didik guna
membekali diri menjadi manusia yang mandiri, kreatif dan inovatif. Hal ini
juga bertujuan untuk menciptkan wirausahawirausaha baru yang handal dan
berkarakter dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pendidikan
kewirausahaan adalah cara mengatasi pengangguran dan kemiskinan, dan
menjadi tangga menuju impian setiap masyarakat untuk mandiri secara
finansial, memiliki kemampuan membangun kemakmuran individu, sekaligus
ikut membangun kesejahteraan masyarakat (Jamal Ma’mur Asmani
2011),terdapat dua cara untuk menanamkan mental kewirausahaan kepada
para mahasiswa di kampus. Pertama, mengintegrasikan pendidikan
kewirausahaan ke dalam kurikulum. Kedua, aktivitas ekstrakurikuler
mahasiswa perlu dikemas sistemik dan diarahkan untuk membangun motivasi
dan sikap mental wirausaha. Pendidikan kewirausahaan secara umum adalah
proses pendidikan yang menerapkan prinsip-prinsip dan metodologi ke arah
pembentukan kecakapan hidup (life skill) pada peserta didiknya melalui
kurikulum terintegrasi yang dikembangkan di sekolah maupun diperguruan
tinggi. Minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subyek untuk merasa
tertarik pada bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam hal itu
(Winkel dan Widiyatnoto, 2013, 5).
3. Metode Analisis dan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apa pengaruh keberadaan konsentrasi
kewirausahaan di Universitas Pelita Harapan terhadap pertumbuhan minat mahasiswa
untuk menjadi seorang wirausahawan sebelum maupun setelah mereka mendapatkan
pelajaran mengenai kewirausahaan. Melalui penelitan sebelumnya, dibuktikan bahwa
pengajaran tentang kewirausahaan yang diberikan kepada siswa sebelum memasuki dunia
kampus terbukti efektif dalam meningkatkan minat untuk berkarir sebagai wirausaha
(Dyer, 1994; Kourilsky, 1995) Penelitian ini akan menggunakan studi kualitatif dengan
dukungan data primer yaitu narasumber itu sendiri dan data sekunder yang didapat dari
berbagai sumber. Narasumber yang dimaksud adalah para mahasiswa Universitas Pelita
Harapan yang sudah berada di semester 9 dan sudah pernah mengambil mata kuliah
kewirausahaan. Penulis akan melakukan interview secara mendalam dengan mahasiswa-
mahsiswa tersebut.
4. Hasil
Keberadaan mata kuliah kewirausahaan sangat mendukung dan memberi
kontribusi terhadap keinginan mahasiswa untuk menjadi seorang wirausaha. Penelitian-
penelitian sebelumnya sudah menunjukkan adanya hubungan atau keterkaitan antara
sikap, kebiasaan, dan keinginan yang timbul dari dalam diri sendiri untuk menjadi
seorang wirausaha. Dari seluruh narasumber yang diinterview, semua menyatakan bahwa
latar belakang keluarga ternyata sangat memberi pengaruh terhadap keinginan menjadi
seorang wirausaha. Hal ini muncul karena setiap hari mereka dapat melihat bagaimana
orang tua atau kakek nenek mereka bekerja dan mampu memberi hasil yang cukup untuk
menghidupi keluarga mereka. Kebiasaan yang sudah menahun ini membuat mereka tidak
ingin ketinggalan untuk belajar dan akhirnya ingin berkontribusi terhadap bisnis keluarga
mereka.
Keinginan untuk mengembangkan dan meneruskan bisnis keluarga semakin
besar. Ada juga beberapa narasumber yang memiliki keinginan berwirausaha justru
setelah mereka tercebur ke dalam konsentrasi kewirausahaan. Awalnya mereka melihat
konsentrasi ini sebagai konsentrasi yang eksklusif karena proses seleksi nya yang cukup
ketat sehingga ada kebanggaan bila diterima di konsentrasi tersebut. Namun ketika
mereka menjalankan dan menerima materi-materi kewirausahaan dengan lebih
mendalam, keinginan berwirausaha menjadi semakin besar
4.1 Batas Penelitian
Penelitian yang dilakukan saat ini masih berkisar pada beberapa mahasiswa Fakultas
Ekonomi konsentrasi kewirausahaan dan dilakukan sekitar tahun 2017. Dimasa
datang diharapkan pengukuran minat mahasiswa yang sudah pernah mendapatkan
mata kuliah kewirausahaan baik dengan metode kuantitaitf maupun kualitatif dapat
dilakukan dengan lebih luas sehingga dapat memberi kontribusi bagi institusi
pendidikan sebagi imbal balik atas materi kewirausahaan yang sudah disampaikan,
apakah memberi dampak positif atau tidak bagi pertumbuhan kewirausahaan di
negara ini.