Jurnalwahyudinrahman MM
Jurnalwahyudinrahman MM
net/publication/324783699
CITATIONS READS
0 699
1 author:
Wahyudin Rahman
Universitas Muhammadiyah Luwuk Banggai
11 PUBLICATIONS 2 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Wahyudin Rahman on 26 April 2018.
Oleh :
WAHYUDIN RAHMAN
Staf Pengajar Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Luwuk Banggai
Jln. Wahid Hasyim No 58 Luwuk-Banggai Kode Pos 94711
Email : wahyu@unismuhluwuk.ac.id
HP = 085342453454
Abstrak
PENDAHULUAN
Organisasi bisnis jasa yang mempunyai perhatian besar pada kepuasan
konsumen, banyak memfokuskan pada masalah bagaimana mempekerjakan dan melatih
personel-personel jasa yang terampil, berpengetahuan dan menarik.Namun demikian
pendekatan tersebut tidak lagi cukup.Hal itu dikarenakan oleh konsumen yang tidak
hanya mengutamakan kualitas namun juga mengutamakan kecepatan dalam
pelayanan.Semakin besar porsi waktu yang dialokasikan bagi karyawan untuk bekerja,
maka membuat waktu tunggu konsumen menjadi berkurang.Konsumen semakin
cenderung tidak memiliki toleransi untuk menunggu pada antrian dalam waktu yang
lama.
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, bahan bakar
berkembang menjadi kebutuhan primer yang sangat diperlukan dalam menunjang
berbagai aktivitas kehidupannya. Dalam pendistribusian bahan bakar minyak di
Indonesia.Pemerintah menawarkan sebuah perusahaan pertambangan minyak dan gas
1
untuk dapat melayani kebutuhan konsumen melalui PT. Pertamina (Persero).
PT. Pertamina merupakan satu-satunya perusahaan Perseroan Terbatas yang bertugas
membantu pemerintah dalam mendistribusikan minyak bumi dan gas ke masyarakat
disamping menjalankan tugasnya dalam mencari laba perusahaan.
Di dalam aspek perekonomian, salah satu faktor yang sangat berpengaruh
terhadap stabilisasi ekonomi adalah harga bahan bakar minyak.Karena bahan bakar
minyak merupakan kebutuhan dasar dalam industri di seluruh dunia.Bahan bakar
minyak merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui.Kebutuhan bahan
bakar minyak baik dalam bidang industri maupun transportasi semakin hari semakin
meningkat karena mesin-mesin tersebut membutuhkan bahan bakar minyak agar dapat
difungsikan.
Kebutuhan bahan bakar tidak hanya diperlukan oleh kehidupan rumah tangga
saja, melainkan digunakan untuk kebutuhan yang lainnya, seperti transportasi.
Mengingat saat ini transportasi sudah berkembang dengan sangat pesat, menjadikan
bahan bakar sebagai energi yang sangat diperlukan untuk transportasi tersebut.
Transportasi diindonesia sudah sangat berkembang ada gtransportasi darat, laut dan
udara. Untuk transportasi darat untuk saat ini sudah banyak dikembangkan mulai dari
angkutannya yang diperbanyak, jalan – jalannya selain diperbaiki juga diperlebar.
Akibat dari hal tersebut sebagai dampaknya terhadap kebutuhan bahan bakarpun turut
meningkat pula. Perusahaan yang memproduksi serta menyediakan bahan bakar untuk
kebutuhan tersebut di Indonesia adalah Pertamina yang selanjutnya di distribusikan ke
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Dalam bisnis SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) antrian yang lama
dapat dikurangi dengan menambah pompa atau satu pompa bensin dengan dua orang
karyawan dan memisahkan untuk pengendara roda dua dan roda empat. Proses
perubahan yang terjadi di lingkungan SPBU baik internal maupun eksternal saat ini
cukup pesat, terutama perubahan permintaan masyarakat akan kualitas pelayanan
pengisian bahan bakar baik: bensin, solar maupun pertamax.
Oleh karena itu manajemen SPBU harus membuka diri untuk menerima
perubahan ataupun pergeseran yang menyangkut sudut pandang (paradigma),
pengembangan strategi, pengembangan struktur dan peningkatan kompetisi. Perubahan
utama yang perlu dilakukan secara meningkat adalah perubahan tentang penilaian
kualitas pelayanan, dimana pola lama ditentukan oleh penyedia pelayanan sedang pola
baru kualitas pelayanan ditentukan oleh dasar tata nilai penerima pelayanan (pembeli
SPBU), sedangkan keberhasilan SPBU dimulai dari mutu, bukan biaya, jika mutu
terjamin biaya akan turun, permintaan pasar dan produktivitas akan naik, hasilnya
adalah kepuasan pembeli dan meningkatnya pendapatan perusahaan.
Kebutuhan Bahan Bakar Minyak bagi masyakarat yang menginginkan kondisi
mesin kendaraannya lebih baik, mempertimbangkan akan pemakaian Bahan Bakar
Minyak yang sekarang ini sudah menjadi kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari
kegiatan aktivitas masyarakat. Kualitas Bahan Bakar Minyak menjadi salah satu
2
pertimbangan konsumen dalam membeli Bahan Bakar Minyak, dan salah satunya
adalah pertamax.
Agar masyarakat mau menggunakan bahan bakar minyak jenis pertamax.
PT. Pertamina telah bekerja keras dalam memasarkan produk tersebut, karena mindset
yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia masih berorientasi pada harga yang murah,
namun soal kualitas masih menjadi nomor dua dalam pembelian suatu produk.
Bahan Bakar pertamax ini dianjurkan bagi kendaraan yang diproduksi setelah
1990, terutama kendaraan yang telah menggunakan teknologi setara dengan electronic
fuel injection (EFI) dan catalytic converters (mengubah katalitik).Bahan bakar pertamax
juga ramah lingkungan beroktan tinggi 92. Formula bahan bakar ini terbuat dari bahan
baku berkualitas tinggi memastikan kinerja mesin kendaraan lebih baik dan lebih
bertenaga, rendah emisi, sekaligus hemat.
Pertamax juga bahan bakar ramah lingkungan, tidak menggunakan campuran
timbal dan metal yang sering digunakan pada bahan bakar lain untuk meningkatkan
nilai oktan. Pertamax mempunyai pengaruh di sisi mesin dan performa, bagi mesin
motor spesifikasi bahan bakar jenis pertamax jika menggunakan jenis premium maka
akan berpengaruh pada menurunnya performa dan umur mesin.
Untuk mesin motor dengan kebutuhan spesifikasi bahan bakar jenis premium
jika menggunakan jenis pertamax maka performa mesin motor kita akan meningkat,
akselerasi tarikan lebih kencang, pembakaran pun menjadi lebih sempurna.Nilai oktan
pertamax lebih tinggi daripada premium sehingga menghasilkan pembakaran yang lebih
bersih, kinerja mesin menjadi meningkat, busi pun awet. Permasalahan yang terjadi
sekarang ini, masyarakat cenderung memilih harga yang rendah dibandingkan kualitas
produk yang baik untuk kendaraannya.
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan, maka
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:” Apakah kualitas produk pertamax
berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen pada Stasiun Pengisian Bahan
Bakar Umum (SPBU) 74 – 947 – 21 Jalan Trans Sulawesi Luwuk?”
Berdasarkan rumusan masalah yang dimaksud dalam penelitian ini, maka tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kualitas produk pertamax
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 74 – 947 – 21 Jalan Trans Sulawesi
Luwuk.
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU)
74–947–21 Desa Bunga Jl. Trans Sulawesi Kecamatan Luwuk Utara. Waktu yang
digunakan untuk menyelesaikan penelitian ini selama tiga bulan, mulai bulan Juni
sampai dengan bulan Agustus 2015.
Populasi Dan Sampel
3
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang membeli pertamax
di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 74–947–21 Desa Bunga Jl. Trans
Sulawesi Kecamatan Luwuk Utara. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik sampling kuota dan sampling insidental, dimana penulis
menggunakan sampling kuota karena penulis menentukan jumlah kuota dalam
penelitian ini adalah berjumlah 50 orang yang dianggap dapat mewakili dari konsumen
yang melakukan pembelian pertamax di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU)
74–947–21 Desa Bunga Jl. Trans Sulawesi Kecamatan Luwuk Utara, dan disesuaikan
dengan waktu penelitian selama 2 bulan (Sugiyono, 2007).
Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini diperlukan data sebagai bahan informasi untuk dijadikan
alat analisis, diantaranya sebagai berikut :
1. Data kuantitatif, yaitu data yang dapat dihitung atau dinyatakan dengan bentuk
angka sebagai data yang banyak dipergunakan dalam penelitian.
2. Data kualitatif, yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk kalimat atau uraian. Data
kuantitatif diperoleh dari hasil wawancara ataupun kuisioner dimana gambaran
keadaan umum Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 74–947–21 Desa
Bunga Jl.Trans Sulawesi Kecamatan Luwuk Utarayang menjadi objekpenelitian.
Sedangkan sumber data yang didapatkan antara lain yaitu data sekunder, data
yang diperoleh dari pihak ketiga, yaitu dari kepustakaan dengan mempelajari literatur-
literatur, bacaan-bacaan dan bukuyang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas
serta sumber-sumber yang mendukung.
Definisi Variabel Dan Operasionalisasi Variabel
Definisi operasional variabel yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
A. Kualitas Produk
Nasution (2005, hal.3) kualitas produk adalah suatu kondisi dinamis yang
berhubungan dengan produk, manusia/tenaga kerja, proses dan tugas, serta
lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan Konsumen atau konsumen.
Indikator pengukuran kualitas produk dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Performa (Performance), yaitu daya guna dari Bahan Bakar Minyak Jenis
Pertamax
2. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specification), yaitu Bahan Bakar
Minyak Jenis Pertamax sesuai dengan spesifikasi kendaraan konsumen.
3. Keistimewaan (Features), yaitu Bahan Bakar Minyak Jenis Pertamax mempunyai
keistimewaan yaitu ramah lingkungan.
4. Daya tahan (Durability), yaitu Bahan Bakar Minyak Jenis Pertamax mempunyai
daya tahan atau masa pakai yang hemat bagi kendaraan.
5. Kualitas yang dipersepsikan (perceived qualit), yaitu Bahan Bakar Minyak Jenis
Pertamax mempunyai kualitas baik dimata konsumen.
B. Keputusan Pembelian (Y)
4
Keputusan pembelian menurut (Kotler dan Amstrong, 2001) adalah tahap
dalam proses pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen benar-benar
membeli. Pengambilan keputusan murupakan suatu kegiatan individu yang secara
langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan
Terdapat indikator dari keputusan pembelian, yaitu (Kotler, 2005) :
1. Kemantapan pada sebuah produk, yaitu konsumen sudah yakin akan kualitas
Bahan Bakar Minyak Jenis Pertamax.
2. Kebiasaan dalam membeli produk, yaitu konsumen sering menggunakan Bahan
Bakar Minyak Jenis Pertamax.
3. Memberikan rekomendasi kepada orang lain, yaitu konsumen merekomendasikan
kepada orang lain mengenai Bahan Bakar Minyak Jenis Pertamax
4. Melakukan pembelian ulang, yaitu konsumen selalu melakukan pembelian
kembali Bahan Bakar Minyak Jenis Pertamax.
Metode Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan tahap pengumpulan data yaitu:
1. Survey Pendahuluan
Penulis melakukan survey pendahuluan dengan cara mendatangi perusahaan yang
menjadi objek penelitian yaitu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU)
74–947–21 Desa Bunga Jl. Trans Sulawesi Kecamatan Luwuk Utara yang
merupakan objek penelitian dengan tujuan untuk mengetahui dan mendapatkan
gambaran umum dan khusus tentang usaha yang bersangkutan.
2. Studi pustaka
Penulis melakukan penelitian pustaka dengan membaca dan mempelajari teori dan
konsep yang relevan, dimana akan digunakan sebagai pedoman untuk pemecahan
masalah.
3. Survey lapangan
Penelitian secara langsung terhadap objek dengan menggunakan beberapa teknik
yaitu wawancara yaitu mengumpulkan data dengan mengadakan tanya jawab dengan
narasumber yang bersangkutan.
4. Kuesioner
Pengumpulan data yang berupa daftar pertanyaan tertulis yang tersusun dan
disebarkan untuk mendapat informasi dari sumber data atau responden.
Untuk menilai tanggapan dari setiap responden, penulis menggunakan “Skala
Likert”, menurut Donald R.Cooper dan C. William Emory (Cooper dan Emory,
2006:194) yaitu seluruh pertanyaan yang telah dijawab dihitung bobotnya dan
dijumlah seluruhnya agar dapat diketahui nilai setiap responden. Nilai tersebut
kemudian akan dijadikan variable penilaian. Bobot jawaban responden diberi nilai
rinci sebagai berikut:
Sangat Setuju diberi bobot 5
Setuju diberi bobot 4
Ragu – ragu diberi bobot 3
Tidak setuju diberi bobot 2
5
Sangat tidak setuju diberi bobot 1
6
variabel (kadang lebih dari dua variabel) dengan skala-skala tertentu, kuat lemah
hubungan diukur diantara jarak (range) 0 sampai dengan 1.
7
dengan presentase sebanyak 54,00 persen, mempunyai pekerjaan wiraswasta
berjumlah 18 orang dengan presentase sebanyak 36,00 persen, dan 5 orang atau
sebesar 10, 00 persen mempunyai pekerjaan lainnya seperti mahasiswa, ibu rumah
tangga, dan yang tidak bekerja
c. Jumlah Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No Usia Frekuensi Presentase
(%)
1. 21 – 30 Tahun 31 62,00
2. 31 – 40 Tahun 12 24,00
3. 41 – 50 Tahun 7 14,00
Total 50 100,00
Sumber: SPBU 74.947.21 Jl. Trans Sulawesi,2015
Hasil analisis Tabel 4 diatas terlihat bahwa sebagian besar responden
berusia 21 - 30 tahun yaitu sebanyak 31 orang dengan presentase sebanyak 62,00
persen, berusia 31 – 40 tahun berjumlah 12 orang dengan presentase sebanyak
24,00 persen dan berusia 41 – 50 tahun berjumlah 7 orang dengan presentase
sebanyak 14,00 persen.
8
Tabel 6. Hasil tanggapan responden tentang pernyataan saya menggunakan BBM
jenis pertamax karena sesuai dengan spesifikasi kendaraan saya
Kategori Bobot Frekuensi Presentase
(%)
Sangat Setuju 5 16 32,00
Setuju 4 29 58,00
Ragu – Ragu 3 5 10,00
Tidak Setuju 2 0 0,00
Sangat Tidak Setuju 1 0 0,00
Total 50 100,00
Hasil analisis Tabel 6 diatas terlihat bahwa sebagian besar responden
menyatakan setuju atas pernyataan saya menggunakan BBM jenis pertamax
karena sesuai dengan spesifikasi kendaraan saya yaitu sebanyak 29 orang atau
sebesar 58,00 persen, setuju sebanyak 16 orang atau sebesar 32,00 persen dan
tidak setuju sebanyak 5 orang atau sebesar 10,00 persen atas pernyataan tersebut.
9
Tidak Setuju 2 0 0,00
Sangat Tidak Setuju 1 0 0,00
Total 50 100,00
Hasil analisis Tabel 8 diatas terlihat bahwa sebagian besar responden
menyatakan setuju atas pernyataan saya menggunakan BBM jenis pertamax
karena jangka waktu pemakaiannya cukup lama dan hemat dibandingkan dengan
jenis BBM yang lain yaitu sebanyak 37 orang atau sebesar 74,00 persen, setuju
sebanyak 12 orang atau sebesar 24,00 persen dan tidak setuju sebanyak 1 orang
atau sebesar 2,00 persen atas pernyataan tersebut.
10
sebesar 60,00 persen dan setuju sebanyak 20 orang atau sebesar 40,00 persen atas
pernyataan tersebut.
Tabel 11. Hasil tanggapan responden tentang pernyataan saya sering
menggunakan pertamax untuk kendaraan saya
Kategori Bobot Frekuensi Presentase
(%)
Sangat Setuju 5 19 38,00
Setuju 4 31 62,00
Ragu – Ragu 3 0 0,00
Tidak Setuju 2 0 0,00
Sangat Tidak Setuju 1 0 0,00
Total 50 100,00
Hasil analisis Tabel 11 diatas terlihat bahwa sebagian besar responden
menyatakan setuju atas pernyataan saya sering menggunakan pertamax untuk
kendaraan saya yaitu sebanyak 31 orang atau sebesar 62,00 persen dan setuju
sebanyak 19 orang atau sebesar 38,00 persen atas pernyataan tersebut.
Tabel 13. Hasil tanggapan responden tentang pernyataan saya selalu melakukan
pengisian BBM jenis pertamax untuk kendaraan saya
Kategori Bobot Frekuensi Presentase
(%)
Sangat Setuju 5 12 24,00
Setuju 4 34 68,00
Ragu – Ragu 3 4 8,00
Tidak Setuju 2 0 0,00
Sangat Tidak Setuju 1 0 0,00
Total 50 100,00
Hasil analisis Tabel 13 diatas terlihat bahwa sebagian besar responden
menyatakan setuju atas pernyataan saya selalu melakukan pengisian BBM jenis
pertamax untuk kendaraan saya yaitu sebanyak 34 orang atau sebesar 68,00
11
persen, setuju sebanyak 12 orang atau sebesar 24,00 persen, dan tidak setuju
sebanyak 4 orang atau sebesar 8,00 persen atas pernyataan tersebut.
C.Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
Uji validitas dalam statistik adalah untuk mengukur sebuah kuesioner, yaitu
kuesioner dikatakan valid apabila setiap butir pertanyaan yang menyusun kuesioner
tersebut memiliki keterkaitan yang tinggi, dalam penelitian ini data kuesioner
dinyatakan valid karena memiliki nilai yang lebih tinggi dari 0,3 (Ghozali,2005:18)
(Tabel 14).
Sedangkan untuk uji reliabilitas adalah tehnik untuk mengetahui konsistensi
kuesioner, besarnya reliabilitas alat ukur yang telah diujikan menunjukan sejauh
mana tingkat kepercayaan atau keandalan alat ukur dalam mengukur subjek
penelitian. Dari pengujian reliabilitas menggunakan SPSS versi 20.0 hasil
Cronbach’s Alphanya adalah 0,956 lebih tinggi dari dari 0,6,(Moleong, 2005:24)
yang artinya data kuesioner yang digunakan adalah realibel (Tabel 14). Berikut ini
tabel uji validitas dan reliabilitas.
Tabel 14. Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
Variabel Pernyataan Corrected Ket Cronbach’s Ket
Item-Total Alpha If Item
Correlation Delected
X.1 .581 Valid .913 Reliabil
X.2 .453 Valid .922 Reliabil
Kualitas Produk
X.3 .721 Valid .900 Reliabil
(X)
X.4 .802 Valid .896 Reliabil
X.5 .850 Valid .893 Reliabil
Y.1 .707 Valid .901 Reliabil
Keputusan Y.2 .711 Valid .901 Reliabil
Pembelian (Y) Y.3 .821 Valid .894 Reliabil
Y.4 .772 Valid .896 Reliabil
Sumber : Lampiran 3 hasil SPSS uji validitas dan reliabilitas
Hasil analisis Tabel 14 diatas terlihat bahwa semua pengujian instrument
penelitian dinyatakan valid dan reliabil karena memenuhi criteria yaitu diatas 0,3
untuk valid dan 0,6 untuk reliabilitas.
12
Berdasarkan perhitungan hasil anaisis regresi linier berganda antara
variabel independen kualitas produk (X) dan variabel dependen yaitu keputusan
pembelian (Y) Pertamax pada (SPBU) 74.947.21 jl. Trans Sulawesi Luwuk, yang
dibantu dengan menggunakan SPSS For Windows Versi 20.00, maka didapatkan
persamaan sebagai berikut:
Y = 0,782 + 0,833X + ε
Hasil persamaan regresi linier berganda tersebut mempunyai pengertian
sebagai berikut:
a. Nilai Konstanta sebesar 0,782, dapat diartikan jika tidak dipengaruhi varibel
bebas yaitu kualitas produk maka keputusan pembelian tidak akan mengalami
perubahan (Konstan) sebesar 0.782.
b. β (nilai koefisien regresi X) sebesar 0,833 mempunyai bahwa nilai dari kualitas
produk (X) Pertamax pada SPBU) 74.947.21 jl. Trans Sulawesi Luwuk
berpengaruh sebesar 0,833 terhadap keputusan pembelian.
b. Koefisien Korelasi (R)
Untuk memberikan jawaban terhadap hipotesis dapat dilihat dari olahan
data melalui SPSS Versi 20.0 menunjukan bahwa koefisien korelasi (R) adalah
sebesar 0,787, ini berarti bahwa korelasi atau hubungan antara kualitas produk (X)
dan keputusan pembelian (Y) adalah kuat.
Tabel 16. Hasil SPSS Koefisien Korelasi
Model R R Square Adjusted Std. Error of the
R Square Estimate
1 .787a .620 .612 .27370
Sumber : Hasil Olah Data SPSS, 2015
Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel bebas yaitu kualitas produk
mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian pertamax pada SPBU 74 – 947 –
21 Jalan Trans Sulawesi Desa Bunga. Dari hasil pengujian koefisien regresi sebesar
0,833 yang berarti bahwa apabila kualitas produk dinaikkan satu satuan maka keputusan
pembelian akan meningkat sebesar 0,833. Dari hasil penelitian diatas, hipotesis terbukti
yang menyatakan kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian pertamax pada SPBU 74 – 947 – 21 Jalan Trans Sulawesi Desa
Bunga.
Membicarakan tentang pengertian atau definisi kualitas dapat berbeda makna
bagi setiap orang, karena kualitas memiliki banyak kriteria dan sangat bergantung pada
konteksnya. Namun secara umum orang menyatakan bahwa kualitas adalah sesuatu
yang mencirikan tingkat dimana suatu produk memenuhi keinginan atau harapan.
Dewasa ini semakin disadari akan pentingnya kualitas yang baik untuk menjaga
keseimbangan kegiatan produksi dan pemasaran suatu produk. Hal ini timbul dari sikap
konsumen yang menginginkan barang dengan kualitas yang terjamin dan semakin
ketatnya persaingan antara perusahaan yang sejenis. Oleh karena itu pihak perusahaan
13
perlu mengambil kebijaksanaan untuk menjaga kualitas produknya agar diterima
konsumen dan dapat bersaing dengan produk sejenis dari perusahaan lain serta dalam
rangka menunjang program jangka panjang perusahaan yaitu mempertahankan pasar
yang telahada atau menambah pasar perusahaan. Adapun hal tersebut maka dapat
dilakukan melalui pengendalian kualitas.
Pengendalian merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menjamin agar
kegiatan produksi dan operasi yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah
direncanakan dan apabila terjadi penyimpangan tersebut dapat dikoreksi sehingga apa
yang diharapkan tercapai. Untuk melaksanakan pengendalian didalam suatu perusahaan
maka manajemen perusahaan perlu menerapkan melalui apa pengendalian kualitas
terhadap Bahan Bakar Minyak tersebut akan dilakukan guna peningkatan keputusan
pembelian konsumen. Hal ini disebabkan oleh faktor yang menentukan atau
berpengaruh terhadap baik dan tidaknya kualitas produk perusahaan akan terdiri dari
beberapa macam misal bahan bakunya, tenaga kerja, mesin dan peralatan produksi yang
digunakan, dimana faktor tersebut akan mempunyai pengaruh yang berbeda, baik dalam
jenis pengaruh yang ditimbulkan maupun besarnya pengaruh yang ditimbulkan.
Dengan demikian agar pengendalian kualitas yang dilaksanakan dalam
perusahaan tepat mengenai sasarannya serta meminimalkan biaya pengendalian
kualitas, perlu dipilih pendekatan yang tepat bagi perusahaan. Mengenal kualitas produk
terutama kualitas Bahan Bakar Minyak sangatlah penting guna perbaikan kondisi
kendaraan konsumen yang nantinya akan meningkatan penjualan.
14
terbaik, tidak tercampur dengan jenis bahan bakar lainnya, sehingga konsumen
percaya bahwa produk bahan bakar minyak di SPBU 74 – 947 – 21 selalu terjaga
kualitasnya
b. Sebaiknya Pimpinan SPBU 74 – 947 – 21 menciptakan kualitas pelayanan yang lebih
maksimal lagi yang ditunjang dengan kualitas produk yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Irianto. 2010. Statistika Konsep, Dasar, Aplikasi, dan Pengembangannya. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Amirullah & Haris Budiyono. 2004. Pengantar Manajemen. Yogyakarta : GrahaIlmu
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi 3).
Jakarta : Rieneka Cipta
Ariani Dorothea Wahyu. 2003. Pengendalian Kualitas Statistik (Pendekatan Kuantitatif
dalam Manajemen Kualitas). Penerbit ANDI. Yogyakarta.
Assauri, Sofjan. 2004. Manajemen Pemasaran. PT. Raja Grafindo Persada.Jakarta.
Bilson, Simamora. 2001. Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan
Profitabel. Edisi pertama. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Cravens, David W, 2001. Pemasaran Strategi. Terjemahan Lina Salim. Edisi IV.Cetakan
1, Jilid II. Erlangga. Jakarta.
Hahn. Fred. E. 2002. Beriklan dan Berpromosi Sendiri. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama
J.Setiadi, Nugroho. 2002. Perilaku Konsumen. Kencana. Jakarta.
Jogiyanto. 2004.Metodologi Penelitian Bisnis : Salah Kaprah dan Pengalaman-
Pengalaman. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran. Jilid 2. Jakarta : PT. Prenhalindo.
__________ . 2005. Manajemen Pemasaran.Dialih Bahasakan Oleh Benyamin Molan
Buku 1 Edisi Kesebelas Jakarta : PT. Indeks.
__________. 2008. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium Penerjemah Benyamin
Molan Jakarta : PT. Prehallindo.
Kotler, Philip dan Amstrong. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran Edisi 8 Jilid 1. Jakarta :
Erlangga.
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2008. Manajemen Pemasaran Edisi Kedua belas
Jilid 1. Jakarta: PT. Index
Lovelock, Christopher and Wright.2002. Manajemen Pemasaran Jasa.Jakarta: Indeks.
Mowen, John dan Michael Minor. 2002. Perilaku Konsumen Jilid 1. Alih Bahasa Dwi
Kartini Yahya. Jakarta : Erlangga.
Nasution, M. N., 2005. Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management).Ghalia
Indonesia, Bogor.
Roscoe, Rahayu. 2004. Analisis Desain Dan Sistem Informasi. Jakarta : Erlangga.
Sugiyono. 2000. Metode PenelitianBisnis. Bandung: Alfabeta.
________. 2007. Metode Penelitian Statistik. Bandung: Alfabeta.
Tjiptono Fandy. 2002. Service Managemen: Mewujudkan Pelayanan Primat.
Yogyakarta: Andi
________. 2006. Manajemen Jasa Edisi Keempat. Yogyakarta: Andi.
Zulian Yamit. 2005. Manajemen Kualitas Produk dan Jasa. Ekonisia, Jakarta.
15