Anda di halaman 1dari 10

PAPER

“PERSIAPAN DIKLAT DARI SEGI EDUKATIF”


(Penentuan Kebutuhan Diklat, Tujuan Diklat dan Strategi Diklat)
(Paper ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Manajemen Diklat yang
Diampu oleh Dr. Erny Roesminingsih, M. Si. dan Windasari, S. Pd., M. Pd)

Disusun oleh :

Leila Efrilla NIM 18010714001


Chosyiafatul Agata Dwi Putri NIM 18010714017
Lili Apriyanti NIM 18010714026

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini permasalahan sering muncul di lembaga pendidikan maupun perusahaan.
Bentuk dari masalah tersebut tidak luput dari kesalahan/ kurangnya para anggota
organisasi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Untuk mengatasi hambatan
tersebut, tentunya dibutuhkan pelatihan yang berguna menambah kemampuan/skill
para anggota dalam menjalankan tugasnya. Pelatihan dapat diartikan sebagai proses
belajar yang menekankan praktek daripada teori, dengan mengunakan berbagai macam
pendekatan sesuai kebutuhan organisasi.
Sebuah pelatihan diharapkan bisa menjawab permasalahan individu atau dapat
menutupi kesenjangan kondisi organisasi dengan harapan organisasi. Dalam membuat
program pelatihan, sebaiknya penyelenggara memahami betul kebutuhan apa saja yang
diperlukan individu untuk mengatasi permasalahan tersebut dan jangan terpacu pada
proyek tanpa melihat dampak dari hasil pelatihan diklat.
Kegiatan pelatihan bertujuan untuk menambah pengetahuan, keterampilan,
kemampuan kerja serta perilaku individu maupun kelompok organisasi. Untuk itu
kegiatan pelatihan yang diselenggarakan organisasi harus di susun sedemikian rupa,
supaya memberikan manfaat sesuai tujuan pelaksanaanya. Persiapan diklat dapat
dilakukan dengan penentuan kebutuhan, kemudian menyusun program diklat sesuai
metode pelaksanaanya.
Sebelum melaksanakan kegiatan diklat, penyelenggara perlu mendesain program
pelatihan mulai dari awal hingga akhir. Tujuan adanya desain tersebut, supaya hasil dari
program bermutu dan bisa menjawab kebutuhan peserta dan organisasinya. Selain itu
penyelenggara bisa menentukan strategi yang akan dilaksanakan guna menjawab
permasalahan.
B. Sub Pembahasan
1. Penentuan Kebutuhan Diklat
2. Penentuan Tujuan Diklat
3. Penentuan Strategi Diklat
BAB II
PEMBAHASAN

A. Penentuan Kebutuhan Diklat dari Segi Edukatif


Diklat merupakan proses penambahan pengetahuan maupun keterampilan yang
bertujuan menghasilkan perubahan secara signifikan. Menurut Simamora (1995)
dalam (Ngindana & Hermawan, 2019) bahwa pelatihan diklat merupakan rangkaian
kegiatan yang berfungsi meningkatakan keterampilan, keahlian,pengetahuan,
pengalaman serta perubahan perilaku individu maupun organisasi. Tentunya untuk
melaksanakan kegiatan diklat, penyelenggara harus menganalisis kebutuhan apa saja
yang diperlukan supaya tepat sasaran sesuai kebutuhan perusahaan. Identifikasi dan
analisis kebutuhan atau Training Need Assessment (TNA) merupakan langkah
pertama yang dilakukan untuk melihat sejauh mana hambatan/ permasalahan yang
muncul, sehingga kedepanya target sesuai dengan kebutuhan tujuan perusahaan.
Secara umum analisis kebutuhan diklat merupakan proses pengumpulan data yang
bertujuan mengidentifikasi bidang-bidang yang perlu diperbaiki guna mencapai
efektifitas tujuan pelatihan.
Menurut lembaga administrasi negara (2003: 8) analisis kebutuhan diklat
merupakan upaya mengidentifikasi ketimpangan antara sasaran target dengan
keadaan nyata. Mangkunegara (2003) menyatakan bahwa analisis kebutuhan diklat
merupakan proses pengumpulan data dari berbagai macam sumber yang berfungsi
sebagai referensi pemecah masalah. Bentuk informasi tersebut berfungsi membantu
perusahaan dalam menganalisis anggaran, jadwal serta sumber daya pendukung
tercapainya tujuan organisasi. Jadi dapat dikatakan bahwa analisis kebutuhan diklat
merupakan unsur utama yang sangat penting, dimana berfungsi untuk
merencanakan/ desain pelatihan seperti kondisi yang dibutuhkan perusahaan, seperti
tema , tujuan, sasaran/target, kelompok sasaran, pendekatan, metode, teknik, serta
evaluasi program diklat yang diselenggarakan. Langkah-langkah analisis kebutuhan
diklat dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Mengidentifikasi dan menggambarkan kesenjangan kebutuhan peserta
diklat, mencakup tingkat kemampuan pengetahuan, keterampilan, sikap
dibandingkan dengan standar.
2. Menganalisis sebab-sebab kesenjangan,
3. Mengidentifikasi kesenjangan pelaksanaan kerja yang didasarkan pada
kurangnya pengetahuan, keterampilan dan sikap perilkau anggota
organisasi,
4. Menentukan solusi yang tepat guna menimalisir kesenjangan tersebut
5. Menggambarkan pelaksanaan tugas.
Adapun penentuan kebutuhan diklat yang efektif menurut Barbazette dalam
Vetty Ilona (2018) ialah
1. Mengumpulkan ragam informasi
Merupakan unsur penting, karena dengan perolehan informasi maka
penyelenggara diklat dapat menganalisis kebutuhan para peserta diklat.
Sehingga kegiatan pelatihan tersebut tepat sasaran menjawab
permasalahan anggota organisasi dalam mencapai efektifitas kinerjanya.
2. Analisis kebutuhan
Pada tahap ini perlu adanya kolaborasi antara penyelenggara diklat
dengan organisasi yang dinaungi, sehingga timbul kerjasama yang
efesien dalam menjawab persoalan perserta diklat. Hal yang dilakukan
pada proses ini ialah mengintrepretasikan informasi tersebut dan
membuat kesimpulan
3. Membuat rencana pelatihan
Setelah mengintrepretasikan informasi dan membuat kesimpulan, maka
langkah selanjutnya ialah membuat rencana pelatihan. Rencana yang
dibuat harus memperhatikan kebutuhan peserta diklat, sehingga
capaianya bisa tepat sasaran. Tepat dalam arti bisa membawa perubahan
kemampuan pengetahuan dan keterampilan anggota peserta diklat.
B. Penentuan Tujuan Diklat
Tujuan merupakan inti dari program diklat itu sendiri. Tujuan diklat dari segi
edukatif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 Tentang
Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Pasal 2 dan 3 adalah sebagai berikut.
1. Peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk dapat
melaksanakan tugas jabatan secara operasional dengan dilandasi kepribadian
etika pegawai negeri sipil sesuai dengan kebutuhan instansi,
2. Menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaharu dan perekat
persatuan dan kesatuan bangsa,
3. Memantapkan sikap dan semangat kepribadian yang berorientasi pada
pelayanan, pengayoman, pemberdayaan masyarakat,
4. Menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola berpikir dalam melaksanakan
tugas pemerintahan dan pembangunan demi terwujudnya pemerintahan yang
baik.

Penetapan tujuan diklat merupakan pedoman dan prosedur dalam upaya


mencapai apa yang diharapkan. Yang diharapkan dalam pelaksanaan program diklat
ialah perubahan dari peserta diklat sebagaimana yang diinginkan organisasi atau
orang-orang tersebut. Tujuan merupakan hasil akhir dari suatu tindakan baik yang
dikehendaki oleh peserta diklat atau yang dikehendaki oleh kegiatan tersebut.

Dalam diklat ada penjabaran tujuan institusional, kurikulum dan tujuan


instruksional. Tujuan institusional merupakan misi organisasi yang biasanya bersifat
luas, abstrak, dan kualitatif berjangka panjang. Sedangkan tujuan instruksional
adalah tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran diklat merupakan pelaksanaan
(perilaku) seseorang dalam melaksanakan tugasnya setelah selesai diklat yang
diukur dari adanya perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Tujuan
instruksional memiliki karakteristik yang bersifat khusus, terukur, dan dapat diamati.

Langkah menentukan tujuan instruksional umum yaitu dengan menentukan


kompetensi umum yang akan dikuasai oleh peserta setelah diklat berakhir. Langkah
ini perlu memeriksa apa saja yang menjadi indikator keberhasilan peserta diklat dan
apa saja kompetensi umum yang harus dikuasai peserta, kompetensi umum berupa
hasil belajarnya, proses belajarnya dan penguasaan pengetahuannya.

Langkah menentukan tujuan instruksional dengan cara sebagai berikut.

1. Menentukan sasaran peserta diklat,


2. Menentukan kompetensi atau perilaku yang diharapkan dapat dicapai oleh
peserta setelah diklat,
3. Menentukan batasan atau alat yang diberikan kepada peserta saat ia tes, dan
4. Menentukan tingkat keberhasilan peserta diklat dalam mencapai perilaku
yang diharapkan.
Dengan menentukan tujuan diklat, pelaksana diklat dapat memperoleh manfaat
sebagai berikut.

1. Mempermudah dalam merancang program atau kegiatan pelatihan


2. Mempermudah menyusun tujuan pembelajaran
3. Mempermudah dalam mengembangkan instrumen tes
4. Dapat dijadikan alat atau tolok ukur untuk evaluasi program dan bahan
pelatihan
5. Dapat dijadikan alat untuk menentukan strategi pembelajaran, isi garis besar
dan urutan mata pelajaran serta metoda dan media pembelajaran
6. Dapat dijadikan alat bantu atau fokus bagi peserta untuk mengarahkan
perhatiannya kepada hasil-hasil pelajaran dan perilaku yang diharapkan
C. Penentuan Strategi Diklat
Menurut Mitzberg (1995) strategi ialah sebuah pola atau rencana yang
mengintegrasikan tujuan-tujuan utama organisasi, kebijakan, dan urutan kegiatan
menjadi suatu kesatuan.
Stretegi menurut Wright dalam Noe dkk (2011) merupakan salah satu alat atau
tindakan yang digunakan oleh manajemen untuk mencapai kinerja yang konsisten
dengan misi dan tujuan organisasi.
Dari dua pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi adalah
pola/rencana atau alat dan tindakan oleh manajemen untuk mengintegrasikan tujuan
organisasi sehingga dapat tercapainya kinerja yang konsisten dari organisasi.
Strategi diklat adalah dasar penentuan selanjutnya bagi langkah-langkah yang
akan dilaksanakan dalam proses penyelanggaraan diklat dari segi edukatif.
Salah satu faktor yang ikut menentukan efektivitas pelaksanaan program
pendidikan pelatihan adalah ketepatan penggunaan strategi atau teknik pelaksanaan
pelatihan. Pemilihan strategi bukan pekerjaan yang mudah karena belum tentu ada
strategi yang tepat untuk berbagai situasi. Penggunaan strategi pelatihan bergantung
waktu, tempat, bahan, dan peserta pelatihan. Strategi diklat menurut Zaltman dalam
Daryanto dan Bintoro (2014) ada empat, antara lain sebagai berikut.
1. Strategi Fasilitatif
Strategi pelaksanaan diklat dengan mengutamakan penyediaan fasilitas
dengan maksud agar program diklat akan berjalan dengan mudah dan lancar.
Strategi fasilitatif dapat dilaksanakan dengan tepat dengan memperhatikan
beberapa hal sebagai berikut.
a. Mengenal masalah atau kebutuhan diklat serta menyadari perlunya
mencapai tujuan diklat.
b. Merasa perlu adanya perubahan dan perbaikan.
c. Bersedia menerima bantuan dari luar dirinya.
d. Memiliki kemampuan untuk beradaptasi dalam usaha t atau memperbaiki
dirinya.
Strategi fasilitatif kurang efektif apabila digunakan pada kondisi sasaran
perubahan yang sangat kurang untuk menentang adanya perubahan dan
perbaikan. Oleh karena itu strategi fasilitatif sebaiknya diiringi dengan program
atau upaya untuk membangkitakan kesadaran pada client (sasaran diklat) akan
perlunya perubahan dan perbaikan serta memanfaatkannya semaksimal mungkin.
2. Strategi Re-edukatif
Strategi re-edukatif diklat merupakan pemberian pelatihan sebagai upaya atau
pemahaman kembali tentang halyang pernah dipelajari di waktu lalu agar tercipta
individu atau kelompok yang lebih matang. Menggunakan strategi re-edukatif
berarti mengadakan perubahan diri peserta dengan cara menyampaikan fakta
dengan maksud agar peserta akan menggunakan fakta atau informasi itu untuk
menentukan tindakan yang akan dilakukan.
Strategi re-edukatif dapat dilaksanakan dengan tepat dengan memperhatikan
beberapa hal sebagai berikut.
a. Digunakan untuk menanamkan prinsip yang perlu dikuasai disertai dengan
keterlibatan berbagai pihak.
b. Digunakan untuk menjaga peserta agar tidak menolak perubahan dirinya
atau justru malah kembali ke keadaan sebelumnya..
Strategi akan kurang efektif jika tidak tersedia sumber yang cukup untuk
menunjang kegiatan diklat serta digunakan tanpa dilengkapi dengan strategi yang
lain.
3. Strategi Bujukan
Strategi bujukan program diklat artinya untuk mencapai tujuan diklat dengan
cara membujuk (merayu), agar sasaran perubahan (peserta diklat) mau mengikuti
perubahan untuk dirinya yang telah direncanakan. Sasaran diklat diajak untuk
mengikuti perubahan dengan cara memberikan alasan, mendorong, atau
mengajak untuk mengikuti contoh yang diberikan.
Strategi bujukan dapat berhasil berdasarkan alasan yang rasional, pemberian
fakta yang akurat, tetapi mungkin juga justru dengan fakta yang salah sama sekali
atau bisa dikatakan rayuan gombal. Tentu saja yang terakhir ini hasilnya tidak
akan tahan lama bahkan untuk selanjutnya akan merugikan.
Strategi bujukan tepat dilakukan apabila berada pada tahap evaluasi atau
legitimasi dalam proses pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak
perubahan atas diri peserta. Selain itu strategi bujukan tepat jika masalah
dianggap kurang penting atau jika cara pemecahan masalah kurang efektif serta
pelaksana program perubahan tidak memiliki alat kontrol secara langsung
terhadap klien.
4. Strategi Paksaan
Strategi paksaan dalam diklat dengan cara memaksa sasaran diklat untuk
mencapai tujuan perubahan. Hal yang dipaksa merupakan bentuk dari hasil target
yang diharapkan.
Strategi paksaan perlu mempertimbangkan beberapa hal, antara lain sebagai
berikut.
a. Strategi paksaan dapat digunakan apabila partisipasi perubahan diri peserta
diklat rendah.
b. Perserta tidak merasa perlu berubah atau tidak menyadari akan adanya
perubahan karena makin bertambahnya tantangan.
c. Strategi paksaan tidak efektif jika peserta diklat tidak memiliki sarana
penunjang untuk mengusahakan perubahan dalam diri peserta diklat dan
pelaksana diklat juga tidak mampu mengadakannya.
d. Strategi paksaan tepat digunakan jika tujuan yang diharapkan harus
terwujud dalam waktu yang singkat. Artinya tujuan perubahan harus segera
tercapai.
Dalam pelaksanaan diklat juga bisa melakukan kombinasi antara berbagai
macam strategi, disesuaikan dengan tahap pelaksanaan diklat serta kondisi dan
situasi peserta diklat pada berlangsungnya proses pengambilan keputusan untuk
menerima atau menolak tujuan diklat. Para Profesional Pendidik dan Tenaga
Kependidikan harus mengenal dan memahami berbagai macam strategi ini, hal
ini akan sangat berpengaruh pada pola atau metoda dalam melaksanakan tugasnya
sehari-hari.
Kebijaksanaan pempimpin dan pemilihan strategi diklat merupakan aspek
yang akan mewarnai seluruh program diklat. Kemampuan mengatisipasi keadaan
organisasi akan membawa pengaruh yang besar terhadap kemampuan
menetapkan strategi diklat.

BAB III
PENUTUP
Diklat merupakan proses penambahan pengetahuan maupun keterampilan yang
bertujuan menghasilkan perubahan secara signifikan untuk melaksanakan kegiatan diklat,
penyelenggara harus menganalisis kebutuhan apa saja yang diperlukan supaya tepat sasaran
sesuai kebutuhan perusahaan Secara umum analisis kebutuhan diklat merupakan proses
pengumpulan data yang bertujuan mengidentifikasi bidang-bidang yang perlu diperbaiki guna
mencapai efektifitas tujuan pelatihan adapun kebutuhan diklat menurut barbazette dalam Ilona
(2018) mengumpulkan ragam informasi , analisis kebutuhan , dan membuat rencana pelatihan.
Tujuan dari diklat dari segi edukatif peningkatan pengetahuan, menciptakan aparatur,
memantapkan sikap dan semangat,, dan menciptakan visi yang sama adapun strategi dalam
diklat merupakan pola/rencana atau alat dan tindakan oleh manajemen untuk mengintegrasikan
tujuan organisasi sehingga dapat tercapainya kinerja yang konsisten dari organisasi. menurut
Zaltman dalam Daryanto dan Bintoro (2014) ada empat strategi yaitu strategi fasilitatif, strategi
re-edukatif, strategi bujukan, dan strategi paksaan
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto dan Bintoro. 2014. Manajemen Diklat. Yogyakarta: Gava Media

Mintzberg, Henry, James Brian Quinn, dan John Voyer. 1995. The Strategy Process.
Prentice-Hall, Inc.

Ngindana, R., & Hermawan, R. (2019). Analisis Kebutuhan Diklat Pegawai Negeri
Sipil Berbasis Kesenjangan Kerja Unit Kerja Di Lingkungan Pemerintah Kota Mojokerto.
Jurnal Inovasi Ilmu Sosial Dan Politik (JISoP), 1(1), 1–11.

Noe, Raymond A., John R. Hollenbeck., Barry Gerhart and Patrick M. Wright. 2011.
Fundamentals of Human Resource Management. New York: McGraw Hill.

Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 Tentang Pendidikan dan Pelatihan
Jabatan Pegawai Pasal 2 dan 3

Anda mungkin juga menyukai