Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

Nama : Ichi Apriani Yunizar

NPM : E1B016059

Prodi : Kehutanan

Kelompok : VI (Enam)

Hari/Jam : Selasa/12:00-13:40

Tanggal : 11 Oktober 2016

Ko-Ass : 1. Etian Erian Dianto (E1G014021)

2. Arby Surya Laksono ( E1G014058)

Dosen : Dra. Devi Silsia, M.Si

Objek Praktikum : PENGENALAN ALAT-ALAT


LABORATORIUM

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alat adalah suatu benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu, perkakas,
perabot, yang dipakai untuk mencapai maksud ( Kamus Besar Bahasa Indonesia,
2005, hal : 30 ).
Kesalahan dalam  penggunaan alat dan bahan dapat menimbulkan hasil yang
didapat tidak akurat dalam hal ilmu statistika kesalahan seperti ini digolongkan
dalam galat pasti. Oleh karena itu,  pemahaman fungsi dan cara kerja peralatan
serta bahan harus mutlak dikuasai oleh praktikan sebelum melakukan praktikum
di laboratorium kimia. Bukan hal yang mustahil bila terjadi kecelakaan di dalam
laboratorium karena kesalahan dalam pemakaian dan penggunaan alat – alat dan
bahan yang dilakukan dalam suatu pratikum yang berhubungan dengan bahan
kimia berbahaya, disamping itu, pemilihan jenis alat yang akan digunakan dalam
penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian. Agar penelitian berjalan lancar.
(Anonim, 2012).  
Sebelum memulai melakukan kegiatan praktikum di laboratorium,kita sebagai
praktikan harus mengenal alat-alat laboratorium dan semua fungsi peralatan dasar
yang biasa digunakan dalam laboratorium kimia.Pengenalan alat-alat yang akan
dipergunakan dalam laboratorium sangat penting guna kelancaran percobaan yang
dilaksanakan diantaranya adalah menghindari kecelakaan kerja dan gagalnya
percobaan. Alat-alat laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya
jika tidak sesuai dengan prosedur pemakaian .Oleh karena itu,  pemahaman fungsi
dan cara kerja peralatan serta bahan harus mutlak dikuasai oleh praktikan sebelum
melakukan praktikum di laboratorium kimia.

1.2 Tujuan Percobaan


1. Mahasiswa mengetahui nama dan jenis fungsi alat alat laboratorium
2. Mahasiswa mengetahui jenis,sifat,dan fungsi zat kimia
3. Mahasiswa mengetahui cara penggunaan beberapa alat-alat laboratorium
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Seperti yang telah dijelaskan, bahwa teori pengenalan alat-alat laboratorium


bertujuan untuk membuat praktikan mengetahui fungsi atau kegunaan alat-alat
laboratorium, oleh karena itu, fungsi daripada tiap-tiap alat akan dijelaskan
dengan tujuan agar praktikan dapat memahami secara jelas kegunaan alat-alat
laboratorium yang akan dipakai. Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang
menunjukkan kegunaan alat tersebut, prinsip kerja atau proses yang berlangsung
ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan
namanya. Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan
kata meter seperti thermometer, hygrometer, spektrofotometer, dll. Alat-alat
pengukur yang disertai dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan
“graph” seperti thermograph, barograph (Moningka, 2008).
Dari uraian tersebut, tersirat bahwa nama pada setiap alat menggambarkan
mengenai kegunaan alat dan atau menggambarkan prinsip kerja pada alat yang
bersangkutan. Dalam penggunaannya ada alat-alat yang bersifat umum dan ada
pula yang khusus. Peralatan umum biasanya digunakan untuk suatu kegiatan
reparasi, sedangkan peralatan khusus lebih banyak digunakan untuk suatu
pengukuran atau penentuan (Moningka, 2008).
Penggunaan alat-alat gelas tersebut haruslah sesuai dengan fungsinya agar
pekerjaan tersebut dapat berjalan dengan baik dan tepat. Apabila terjadi suatu
kesalahan atau kekeliruan dalam penggunaannya akan mempengaruhi hasil yang
diperoleh. Ada beberapa macam alat gelas yang dipakai di laboratorium, antara
lain: gelas piala (beker gelas), erlenmeyer, gelas ukur, botol, pipet, corong, tabung
reaksi, gelas objek dan gelas penutup, cawan petri dan kamar hitung,dan ada
beberapa alat non gelas seperti Rak tabung reaksi,mortal,statif,penjepit tabung
reaksi,dll .
Terdapat dua kelompok alat-alat ukur yang digunakan pada analisa
kuantitatif, yaitu: Alat-alat yang teliti (kuantitatif) dan alat-alat yang tidak teliti
(kualitatif). Untuk alat-alat yang teliti (kuantitatif) terdiri dari : buret, labu ukur,
pipet. Sedangkan untuk alat-alat yang tidak teliti (kualitatif) terdiri dari gelas
ukur, erlenmeyer, dan lainnya. Dalam prakteknya baik analisa maupun sintesa,
sesorang yang mempelajari atau menekuni bidang kimia pasti akan selalu
dihadapkan pada hal-hal yang berhubungan dengan alat-alat dan bahan kimia.
Selain untuk menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara
kerja dan fungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan
praktikum dengan sempurna, kebersihan alat yang digunakan dan ketelitian
praktikan dalam perhitungan sangat mempengaruhi keberhasilan dalam suatu
praktikum, dengan ketelitian dan ketepatan penggunaan alat maka kesalahan
dalam praktikum dapat diminimalisir (Riadi, 1990).
Maka, dari penjelasan yang telah diuraikan diatas, dalam pelaksanaannya
diharapkan kita dapat melakukan percobaan dengan baik, dimana selain
memperkenalkan alat dan fungsinya kita juga harus mengetahui cara kerja dan
sistematika penggunaan alat-alat tersebut secara tepat dan akurat, karena dengan
mengetahui sistematika atau langkah-langkah penggunaan alat akan membuat
praktikan tahu bagaimana mengatasi kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi pada
alat saat kita melakukan percobaan dilaboratorium (Mardani, 2007).
Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami
cara kerja serta fungsi dari alat-alat yang ada dilaboratorium. Selain untuk
menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari
masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna
(Walton, 1998).
Suatu laboratorium harus merupakan tempat yang aman bagi para pekerja
atau pemakainya yaitu para praktikan. Aman terhadap kemungkinan kecelakaan
fatal maupun sakit atau gangguan kesehatan lainnya. Hanya didalam laboratorium
yang aman, bebas dari rasa khawatir akan kecelakaan, dan keracunan seseorang
dapat bekerja dengan aman, produktif, dan efesien (Khasani, 1990).
BAB III
METODEOLOGI
3.1 Alat

1. Gelas Piala 19. Corong


2. Erlemeyer 20. Rak Tabung Reaksi
3. Labu Ukur 21. Penjepit Tabung Reaksi
4. Petridish 22. Statif dan Klem
5. Gelas Ukur 23. Sikat Tabung Reaksi
6. Kaca Arloji 24. Segitiga
7. Tabung Reaksi 25. Bola Hisap
8. Cawan Penguap 26. Lampu Spiritus
9. Mortal 27. Bunsen
10. Krush 28. Kaki Tiga
11. Pipet Tetes 29. Botol Semprot
12. Pipet Volum 30. Kawat Kasa
13. Pipet Gondok 31. Klem Utilitas
14. Batang Pengaduk 32. Oven
15. Sudip 33. Tanur
16. Corong pisah 34. Hot Plane
17. Desikator 35.Timbangan Analitis
18. Buret 36. Kertas penyaring
3.3 Cara Kerja
Cara kerja saat praktikum yaitu asisten atau dosen memperkenalkan nama
alat-alat laboratorium beserta fungsi masing-masing dan praktikan
mencatat nama dan fungsi alat-alat laboratorium yang di kenalkan asisten
atau dosen.
Selain itu, cara kerja yang dilakukan saat praktikum adalah :
1. Penggunaan pipet
a. Melumasi pangkal pipet dengan air dengan air sebelum
dimasukkan ke bola hisap. Mendekatkan kedua tangan untuk
menghindari kemungkinan kecelakaan.
b. Membasahai bagian dalam pipet dengan sedikit cairan yang akan
diambil, membuang bagian cairan dalam pipet tersebut.
c. Menggunakan bola hisap untuk menghisap larutan sampai tanda
tera.
d. Menjaga pipet yang berisi cairan harus selalu dalam keadaan
vertikal, bagian ujung pipet di bawah sedangkan bagian yang ada
bola hisapnya di atas.
e. Menyentuhkan tetes terakhir pada ujung pipet ke wadah
penampung.

2. Penimbangan
a. Mempersiapkan terlebih dahulu alat-alat penimbangan,
mempersiapkan alat dan zat yang akan ditimbang, sendok, kaca
arloji, dan kertas penghisap.
b. Memeriksa pendahuluan terhadap neraca meliputi : memeriksa
kebersihan neraca terutama piring-piring neraca, kedataran dan
kesetimbangan neraca.
c. Memastikan timbangan menunjukkan angka “nol”
3. Buret
a. Menggunakan corong untuk mengisi buret untuk menghindari
terjadinya tumpahan. Mengangkat sedikit corong supaya larutan
yang diisikan mengalir bebas dan menutup keran bagian bawah
buret.
b. Membilas ujung buret dengan air dari labu semprot dan kemudian
mengeringkan dengan hati-hati. Setelah beberapa menit,
memeriksa larutan pada ujung buret untuk melihat suapaya tidak
terjadi pembocoran. Sebelum membaca volume awal, ujung buret
harus bersih dan kering.
c. Melakukan proses titrasi dengan memutar kran bagian bawah
buret.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

4.1 Hasil pengamatan

No Nama Fungsi
1 Gelas piala  Sebagai Wadah untuk melarutkan suatu zat atau
bahan kimia
 untuk menampung zat kimia yang bersifat
korosif
 Sebagai wadah untuk mencampur dan
memanaskan air
2 Erlenmeyer  Tempat mereaksikan zat dan atau mencampur
zat
 Digunakan sebagai tempat zat yang akan di
titrasi

3 Labu ukur  Tempat membuat larutan


 Tempat mengencerkan larutan

4 Petridish  Tempat untuk membiakkan mikroba

5 Gelas ukur  Untuk mengukur volume larutan


6 Kaca arloji  untuk menimbang

7 Tabung reaksi   Untuk mereaksikan dua atau lebih zat dalam


skala kecil

8 Cawan penguap  Untuk mengeringkan suatu bahan dalam ovenda


desikator

9 Mortal   Untuk menghaluskan zat yang masih bersifat


padat atau kristal

10 Krush  untuk memanaskan logam logam

11 Pipet tetes  Untuk meneteskan atau mengambil larutan


dalam jumlah kecil

12 Pipet volum  Untuk mengukur volume larutan


13 Pipet gondok  Untuk mengambil larutan pada volume tertentu

14 Batang   Untuk mengaduk suatu bahan baik waktu


pengaduk direaksikan maupun ketika reaksi berlangsung

15 Sudip  Untuk mengambil bahan kimia dalam bentuk


padatan atau kristal
 untuk bahan logam menggunakan sudip plastik

16 Corong pisah  Untuk memisah kan dua larutan yang tidak


bercampur karena adanya perbedaan massa
jenis,biasanya digunakan pada proses ekstraksi

17 Desikator  Untuk menyimpan bahan bahan yang harus


bebas dari air dan mengeringkan zat zat dalam
laboratorium,desikator ada 2 jenis yakni
desikator biasa dan desikator vakum

18 Buret  untuk titrasi .


 untuk mengukur volume suatu larutan

19 Corong   Untuk memasukkan atau memindahkan larutan


dari suatu wadah ke wadah
20 Rak tabung reaksi  Untuk tempat tabung reaksi

21 Penjepit tabung reaksi  Untuk Menjepit tabung reaksi

22 Statif dan klem  Sebagai penjepit soklet pada proses ekstraksi


 Sebagai penjepit buret pada proses titrasi

23 Sikat tabung reaksi  Untuk menyikat tabung reaksi

24 Segitiga  untuk menahan wadah


 untuk meletakkan gelas piala /erlenmeyer 
ketika dipanaskan
25 Bola hisap  Untuk menghisap larutan yang akan dipindahkan
dari botol larutan
 Untuk larutan selain air sebaiknya digunakan
karet penghisap yang telat disambungkan pipet
ukur
26 Lampu spritus  Untuk membakar zat/memanaskan larutan
27 Bunsen  untuk sterillisasi dalam suatu proses

28 Kaki tiga  Untuk penyangga pembakar spritus

29 Botol semprot   Tempat menyimpan aquades

30 Kawat kasa   sebagai alas/ untuk menahan labu atau beaker


pada waktu pemanasan ,menggunakan pemanas
spritus atau pemanas bunsen

31 Klem utilitas  Untuk penjepit dan penyangga tabung erlemeyer


saat dipanaskan

32 Oven  Untuk mengeringkan alat-alat sebelum


digunakan ,dan untuk mengeringkan bahan yang
dalam keadaan basah

33 Tanur  sebagai pemanas pada suhu tinggi


untuk menentukan kadar abu

34 Hot plate  untuk memanaskan larutan biasanya untuk


larutan yang mudah terbakar

35 Timbangan analitis  Untuk menimbang zat-zar yang akan ditimbang


dengan sklai yang kecil dan ketelitian tinggi

36 Kertas penyaring  Untuk menyaring suatu zat cair

BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan
Berikut akan diuraikan pembahasan tentang hasil percobaan ini yang
berjudul pengenalan alat-alat laboratorium. Tujuan diadakannya laboratorium ini
adalah agar setiap praktikan mampu mengenal dan memahami fungsi, cara
penggunaan serta perbedaan berbagai alat yang ada dilaboratorium. Dan
diharapkan agar nantinya praktikan tidak canggung lagi di laboratorium.
Dalam percobaan yang telah dilakukan, terdapat berbagai macam alat,
berikut akan diuraikan pengkategorian dan penanganan alat-alat yang ada di
laboratorium berdasarkan kemampuan yang dimiliki alat untuk mendukung
berbagai proses yang dilakukan dalam percobaan kimia ini. Alat-alat pemanasan
terdiri atas pembakar gas, pembakar spiritus, pemanas mantel, kompor listrik, kaki
tiga, kasa, gelas beker, tabung reaksi, labu didih, penjepit. Untuk alat-alat
penimbangan terdiri atas labu ukur, labu erlemeyer, pipet gondok, gelas beker.
Dan terakhir untuk alat titrasi terdiri atas statip, buret, labu erlenmeyer dan
corong. Terdapat dua kelompok alat-alat ukur yang digunakan pada analisa
kuantitatif, yaitu: Alat-alat yang teliti (kuantitatif) dan alat-alat yang tidak teliti
(kualitatif). Untuk alat-alat yang teliti (kuantitatif) terdiri dari : buret, labu ukur,
pipet. Sedangkan untuk alat-alat yang tidak teliti (kualitatif) terdiri dari gelas
ukur, erlenmeyer, dan lainnya.

5.1.1 Peralatan Gelas


Alat – alat gelas yang ada dilaboratorium adalah :
Gelas piala atau yang sering disebut gelas bekker. Gelas tersebut berfungsi
sebagai tempat larutan dan dipakai juga pada saat pemanasan larutan dan
penguapan pelarut untuk memekatkan.
Selain gelas piala, ada suatu alat gelas yang bernama gelas ukur. Gelas
ukur digunakan untuk mengukur volume zat kimia dalam bentuk cair. Gelas ini
berskala dan bermacam ukuran.
Erlenmeyer adalah alat yang dipakai sebagai tempat zat – zat yang dititrasi
dan dipakai juga untuk memanaskan larutan. Setelah cairan diisi ke erlenmeyer,
erlenmeyer digoyang – goyangkan agar larutan tercampur sampai titik akhir
tercapai.
Terdapat pula kaca arloji. Alat yang terbuat dari kaca bening ini terdiri dari
berbagai ukuran diameter. Kaca arloji berfungsi untuk mengeringkan padatan
dalam desikator, sebagai tempat saat menimbang bahan kimia dan sebagai
penutup gelas kimia saat memanaskan sampel.
Cawan,Terbuat dari porselen, berfungsi untuk mrnguapkan
larutan.masukkan bahan atau larutan yang akan diuapkan di atas cawan. Setelah
itu panaskan atau uapkan ke dalam oven
Mortar dan Pastle,Terbuat dari kaca, porselen, atau batu granit berfungsi
untuk menghancurkan dan mencampurkan  padatan. Cara menggunakannya yaitu
masukkan bahan kimia berupa padatan ke dalam lumpang (Mortar) dan gerus
hingga halus menggunakan alu (Pastle) Krush Terbuat dari persolen dan bersifat
inert, digunakan untuk memanaskan logam-logam.
Pipet volume ,Pipet ini mempunyai bentuk yang berbeda dengan pipet
lainnya dengan bentuk menggelembung ditengahnya .Bentuk yang
menggelembung berfungsi  untuk mengambil larutan dengan volume tepat sesuai
dengan label yang tertera pada bagian yang menggelembung (gondok) pada
bagian tengah pipet. Gunakan propipet atau pipet pump untuk menyedot larutan 
Pipet tetes , Pipet tetes berfungsi untuk membantu memindahkan cairan dari
wadah yang satu ke wadah yang lain dalam jumlah yang sangat kecil yaitu setetes
demi tetes.
pipet gondok,Alat untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu maupun
takaran bebas, berfungsi untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu secara
tepat ( pipet seukuran), mengukur dan memindahkan larutan dengan volume
tertentu secara tepat ( pipet berukuran ), dan untuk mengambil cairan dalam skala
kecil ( pipet tetes ). Cara menggunakannya yaitu larutan dimasukkan kedalam
gelas ukur. Sesuaikan dengan volume yang diperlukan. Baca ketepatan volume
dengan melihat meniscus ke bawah.
Batang pengaduk,Terbuat dari kaca tahan panas berfungsi utnuk
mengaduk cairan kimia dalam gelas kimia. Aduk larutan yang ada di dalam gelas
kimia dengan batang pengaduk, lalu amati.Sudip/Spatula,Berupa sendok panjang
dengan ujung atasnya datar, terbuat daristainless steel atau alumunium berfungsi
untuk mengambil bahan kimia yang berbentuk padatan dan dipakai untuk
mengaduk larutan. Ambil bahan atau zat yang berupa padatan dengan spatula,
kemudian letakkan di tempat menyimpan bahan seperti kaca arloji.
Corong pisah,Terbuat dari plastik atau kaca tahan panas dan memiliki
bentuk seperti gelas bertangkai, terdiri dari corong dengan tangkai panjang dan
pendek berfungsi untuk memisahkan dua larutan yang tidak bercampur karena
adanya perbedaan massa jenis. Corong pisah biasa digunakan pada proses
ekstraksi.Desikator, Untuk menyimpan bahan-bahan yang harus bebas air dan
mengeringkan zat-zat dalam laboratorium. Dikenal dua jenis desikator yaitu
desikator biasa dan desikator vakum.

Buret,Berupa tabung kaca bergaris dan memiliki kran diujungnya,


berfungsi untuk mengeluarkan larutan dengan volume tertentu, biasanya
digunakan untuk titrasi. Cara menggunakannya yaitu dibersihkan, dikalibrasi, lalu
dikeringkan dengan batang pengaduk yang ditutupi dengan kertas isap. Periksa
keadaan kerannya dan tetesannya apakah bocor atau tidak. Lalu dikalibrasi dengan
larutan yang akan dimasukkan ke dalam buret, periksa apakah ada gelembung
atau tidak. Buka keran perlahan untuk mengeluarkan larutannya.
Corong,Digunakan untuk memasukan atau memidahkan larutan
penyaringan setelah diberikertas saring

5.1.2 Peralatan non Gelas


Alat – alat non gelas yang ada dilaboratorium adalah :
Rak tabung reaksi terbuat dari kayu dengan lubang – lubang seukuran
tabung reaksi berfungsi sebagai tempat meletakkan tabung reaksi. Cara
menggunakannya yaitu letakkan tabung reaksi kedalam lubang – lubang yang ada
dalam rak tabung reaksi.
Kaki Tiga adalah Besi  penyangga ring berfungsi untuk menahan kawat kasa
dalam  pemanasan. Cara menggunakannya yaitu diletakkan di antara Bunsen dan
kawat kasa.
Kawat Kasa yang dilapisi dengan asbes berfungsi sebagai alas dalam
penyebaran panas yang berasal dari suatu pembatas. Letakkan kawat kasa di atas
Bunsen  dengan disangga kaki tiga. Lalu diletakkan alat gelas yang terdapat
larutan yang akan dipanaskan.

Spatula berupa sendok panjang dengan ujung atasnya datar, terbuat dari
stainless steel atau alumunium berfungsi untuk mengambil bahan kimia yang
berbentuk padatan dan dipakai untuk mengaduk larutan.
Bola Hisap Untuk menghisap larutan yang akan dari botol larutan. Untuk
larutan selain air sebaiknya digunakan karet pengisat yang telah disambungkan
pada pipet ukur.

Oven Untuk mengeringkan alat-alat sebelum digunakan dan digunakan


untuk mengeringkan bahan yang dalam keadaan basah.

Hot Plate Untuk memanaskan larutan. Biasanya untuk larutan yang mudah
terbakar.
Timbangan analitis sebagai tempat untuk menimbang zat-zat yang akan
ditimbang dalam skala kecil.
Tanur Digunakan sebagai pemanas pada suhu tinggi, sekitar 1000 °C. dan
untuk menentukan kadar abu

5.2 Teknik Dasar Laboratorium


5.2.1 Penyaringan
Endapan atau zat yang tidak larut dapat dipisahkan dengan cara
penyaringan dan untuk menyaring digunakan corong dan kertas saring corong
dipasang pada tempat corong atau dengan klem statif.Di bawah corong diletakkan
gelas kimia hingga ujung tangkai corong menyentuh dinding gelas.corong yang
digunakan adalah corong bersudut 60 derajat.dan kertas saring yang digunakan
berdiameter 9 atau 11 centimeter.
5.2.2 Pengukuran Volume
Gelas ukur  digunakan untuk mengukur volume larutan dan memiliki skala
millimeter(mL) yang dibaca dari 0 mL hingga sampai angka gelas ukur.
Pipet Volume  mempunyai volume 1,2,5, dan 10 mL.hanya digunakan
mengambil larutan yang sesuai volume pipet volume dan bola hisap digunakan
sebagai alat bantu menyedot larutan ke dalam pipet.
5.2.3 Menggunakan neraca
Ada tiga jenis neraca,yaitu:
-Neraca palang tiga mempunyai ketelitian 0,1-0,01 gram.
-Neraca beban mempunyai ketelitian 0,01 gram -0,1 mgram
-Neraca analitis mempunyai ketelitian 0,001 gram-0,01 mgram.
5.2.4 Teknik menggunakan Buret untuk titrasi
Buret adalah sebuah peralatan gelas laboratorium berbentuk silinder yang
memilki garis ukur dan sumbat keran pada bagian bawahnya.Buret digunakan
untuk meneteskan sejumlah reagen cair dalam eksperimen yang melakukan
presisi,seperti pada eksperimen titrasi.
Oleh karena presisi buret yang tinggi,kehati-hatian pengukuran volume
dengan buret sangatlah penting untuk menghindari galat sistematik.ketika
membaca buret,mata harus tegak lurus dengan permukaan cairan untuk
menghindari galat paralaks.Kaidah yang umunnya digunakan adalh dengan
menambahkan 0,02 mL jika bagian bawah meniscus menyentuh bagian bawah
garis ukur.Oleh karena presisinya yang tinggi,satu tetes cairan yang menggantung
pada ujung buret harus ditransfer ke labu penerima,biasanya dengan menyentuh
tetesan itu ke sisi labu dan membilasnya ke dalam larutan dengan pelarut.
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
1. Setelah melakukan praktikum praktikan dapat mengetahui nama-nama dan
fungsi alat-alat laboratorium. Peralatan laboratorium di kelompokkan menjadi
peralatan gelas dan peralatan non gelas
2. Setiap jenis zat kimia memiliki sifat-sifat yang berbeda,misalnya asam yang
bersifat korosif tehadap benda di sekitarnya,selain itu zat kimia memiliki fungsi
yang sama. Terdapat simbol-simbol bahaya zat kimia seperti lambang E berarti
bersifat dapat meledak.
3. Setelah melakukan praktikum praktikan dapat mengetahui cara penggunaan
beberapa alat laboratorium,Alat laboratorium memiliki fungsi dan cara
penggunaan yang berbeda.Teknik Dasar Laboratorium terbagi menjadi 4 yaitu
penyaringan, pengukuran volume,menggunakan neraca, dan teknik menggunakan
buret untuk titrasi.

6.2 Saran
Sebaiknya pada saat praktikum kita semua harus menjaga kondusifitas
keadaan ruangan agar praktikum berjalan dengan aman dan lancar.

DAFTAR PUSTAKA

Buku penuntun praktikum kimia 2016.laboratorium teknologi pertanian unib


http://analisiskesehatan.blogspot.co.id/2016/10/pengenalan-alat-laboratorium
http://apriansyabdullah.blogspot.co.id/2016/10/laporanpraktikumpengenalan.html
.

Anda mungkin juga menyukai