Anda di halaman 1dari 5

FRASE BAHASA INDONESIA

A. Pengertian Frase

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, frase diartikan sebagai gabungan


dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif (tidak berkaitan dengan predikat).
Frasa tidak memuat predikat di dalamnya. Oleh karena itu, frasa bukanlah suatu
kalimat, karena syarat suatu kalimat haruslah memiliki predikat. Makna dari suatu
frasa akan bergantung pada konteks frasa tersebut.
Ramlan Frase adalah satuan gramatikal yang terdiri atas dua kata atau lebih
yang tidak melampaui batas fungsi dalam kalimat. Maksudnya frase itu selalu terdiri
atas suatu fungsi apakah (s), (o),(P) atau (Ket.)

B. Unsur-unsur Frase
Unsur-unsur frase dapat berupa : kata dan kata, kata, dan frase, frase dan frase.
Contoh: Ibu guru telah membeli sebungkus nasi pecal kamarin pagi di pasar.
Ibu guru telah membeli sebungkus nasi pecal

Ibu guru telah membeli sebungkus nasi pecal

nasi pecal
Kemari pagi di pasar

Kemarin padi di pasar


Conto yg unsurnya frase dan frase
Kemarin pagi di pasar

C. Ciri Ciri Frasa


Frasa berbeda dengan klausa dan kalimat. Berikut adalah beberapa ciri suatu frasa
1. Terdiri dari dua kata atau lebih;
2. Kedudukannya dalam kalimat hanya menduduki salah satu unsur fungsi;
3. Makna sesuai dengan konteks (gramatikal).

D. Jenis-jenis Frase
1. Frasa Berdasarkan Fungsi Unsur Pembentuk

Berdasarkan fungsi unsur pembentuknya, frasa terdiri dari frasa endosentris dan frasa
eksosentris.
a. Frasa Endosentris

Frasa endosentris adalah frasa yang mempunyai distribusi yang sama dengan semua
unsurnya maupun salah satu unsurnya.

b. Frasa Eksosentris

Frasa eksosentris adalah frasa yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan
semua unsurnya.

Contoh lima orang anak sedang bermain di halaman. Kalimat ini terdiri atas tiga frase yaitu:

Lima orang anak, sedang bermain di halaman. Yang tergolong frase endosentrik: lima orang
anak, sedang bermain. Di halaman adalah frase eksosentris.

Frase endosentris dapat dibedakan tiga golongan yaitu:

a. Frase endosentrik yang koordinatif (frase setara)


Frase ini terdiri atas unsur-unsur yang setara. Kesetaraannya itu dibuktikan oleh
kemungkinan unsur-unsur itu dihubungkan dengan kata penghubung dan serta atau.
Contoh: rumah pekarangan belajar bekerja
Suami istri dua tiga
Ayah ibu pembinaan pengembangan
dsb.
b. Frase endosentrik yang atributif (frase bertingkat)
Frase ini terdiri atas unsur-unsur yang tidak setara, karena itu unsur-unsurnya tidak
mungkin dihubungkan dengan kata penghubung dan serta atau.
Contoh: sekolah inpres
Buku baru
Pekarangan luas Yang digarisbawahi merupakan unsur pusat
Orang itu sedang yang lain atributif (keterangan)
Malam ini
Sedang belajar
Sangat bangga
c. Frase endosentris yang apositif adalah frase yang unsur-unsurnya dapat saling
menggantikan atau sama kedudukannya (tidak ada yang merupakan unsur pusat dan
tidak pula dapat dihubungkan dengan kata penghubung dan atau serta.
Contoh: 1. Ahmad anak pak Budi, sedang belajar. Dapat dikatakan
a) Ahmad sedang belajar
b) Anak pak Budi sedang belajar.
2 Joko Widodo , Presiden RI berkunjung ke Pulau Dewata. Dapat dikatakan:
a) Joko Widiodo berkunjung ke Pulau Dewata
b) Presiden RI berkunjung ke pulau Dewata.

2. Berdasarkan persamaan distribusi dengan kategori kata frase dapat


digolongkan:
a. Frasa Nomina
Frase nomina memiliki distribusi yang sama dengan kata nomina.
Contoh ia membeli baju baru
Ia membeli baju

Frase baju baru mempunyai distribusi yang sama dengan kata baju. Baju termasuk
nomina, karena itu frase baju baru termasuk golongan frase nomina. Secara kategori
frase dapat dibentuk dari:
1) N + N contoh: rumah pekaranagan saya guru
Gedung sekolah cincin emas
Kakak saya perusahaan batik

2) N + V contoh: Dia duduk orang menyanyi


Anak itu sedang duduk orang bertopi

3) N + Bil. contoh Anaknya lima orang telur tiga butir


Kami berlima orang dua.

b. Frase Kerja. Frase kerja dapat dibentuk dari:


1) K + K Contoh membawa diri menabrak mati
2) K + S Contoh bekerja keras Menyapu besih
3) K + N Contoh Membanting tulang Menarik hati

c. Frase Bilangan Frase bilangan dapat dibentuk dari:


Bil. + N Contoh lima orang, sepeluh helai, dua ekor, tiga botol dsb.

d. Frase depan. Frase depan dibentuk dari:


1) D + N Contoh di rumah, dari sekolah, pada batu, ke sekolah, kepada bapak,
untuk mama, dengan batu dsb.
2) D + S Contoh dengan baik
3) D + Bi Contoh di atas lima, dari nol
4) D + Ket. Contoh sejak tadi, dari kemarian.

e. Frase keterangan. Frase keterangan dapat dibentuk dari:


Ket. + Ket. Contoh besok lusa, pagi sore siang malam, kemarin siang, siang tadi,
sekarang ini.

3. Struktur Frase bertingkat


Struktur frase dapat dilukiskan seperti:

Frase frase frase Frase

D M D M D M D M

Ayah Saya orang itu Anjing gila besok pagi

Struktur frase bertingkat yang lebih rumit dapat dilihat di bawah ini dan lukisan
struktur fungsional sebagai berikut:
1) Adik teman saya
2) Adik bungsu saya
3) Belum mau bangun
4) Sangat pandai
5) Adik perempuan saya yang bungsu

Frase Frase

D M D M

D M D M

Adik teman saya Adik Bungsu saya

Frase Frase

M D M D

Sangat pandai M D

Belum mau bangun

4. Frasa Berdasarkan Satuan Makna Unsur Pembentuk

Kelompok frasa selanjutnya dikategorikan berdasarkan makna dari unsur pembentuknya.


Jenis frasa yang tergolong dalam kelompok ini adalah frasa biasa, frasa idiomatik, dan frasa
ambigu.

a. Frasa Biasa

Frasa biasa merupakan frasa dengan hasil pembentukan dari makna denotasi (makna
sebenarnya). Contoh frasa biasa antara lain:

 Ayah mendapat hadiah bonus kambing hitam.


 Meja hijau pesanan Pak Anwar.
 Binatang kurban ayah tahun ini adalah sapi putih.

b. Frasa Idiomatik

Frasa idiomatik adalah frasa yang mempunyai makna konotasi (makna bukan sebenarnya).
Contoh frasa idiomatik antara lain:

 Akhirnya Presiden turun tangan menanggapi aksi massa.


 Rico selalu menjadi biang keladi setiap permasalahan di kelasnya.
 Kelangkaan cabai di beberapa kota besar ternyata bukan isapan jempol

c. Frasa Ambigu

Ambigu berarti kegandaan makna. Frasa ambigu dapat diartikan sebagai frasa yang memiliki
kegandaan makna sehingga dapat menimbulkan keraguan. Contoh frasa ambigu antara lain:
 Perancang busana wanita mengadakan pameran nasional.

“Perancang busana wanita” termasuk ke dalam frasa ambigu karena dapat memiliki arti (1)
perancang busana berjenis kelamin wanita, atau (2) perancang khusus untuk busana wanita.

Contoh Frasa

Berikut disajikan beberapa contoh frasa dalam kalimat:

1. Pria dan wanita memang diciptakan berpasangan.


2. Gadis itu sangat cantik dan pandai sekali.
3. Isma, perempuan berkumis, tampak percaya diri berjalan di taman.
4. Untuk anakku, jadilah pemimpin yang bertanggung jawab.
5. Tujuh anak dinyatakan hilang dalam banjir bandang semalam.
6. Ayah membawa baju hangat dalam kopernya.
7. Ibu selalu memasak setiap pagi.
8. Rizky tidak ingin memilih antara sekolah atau kursus.
9. Kehidupan di desa ini terkenal aman dan tentram.
10. Mereka berdua terlihat sangat mesra.
11. Aku dan dia berseteru tentang menu makan malam hari ini.
12. Setengah lusin piring pecah olehku.
13. Mengapa dan bagaimana kebakaran ini bisa terjadi.
14. Ayah tidak peduli apa dan siapa yang berbunyi di depan rumah.
15. Perpustakaan ini dibangun dari, oleh, dan untuk masyarakat desa.
16. Dari Jogja, gerakan membaca ini kini sampai ke tingkat nasional.
17. Anda dan saya tidak diperkenankan masuk ke ruangan selama ujian.
18. Ayah bekerja keras sepanjang hari.
19. Rosi yakin memenangkan piala itu.
20. Iqbal si penghafal Al Quran suaranya sangat menyejukkan.

Anda mungkin juga menyukai

  • Corona
    Corona
    Dokumen4 halaman
    Corona
    محمد فرحان كريم
    Belum ada peringkat
  • Jenis Klausa dan Kalimat
    Jenis Klausa dan Kalimat
    Dokumen8 halaman
    Jenis Klausa dan Kalimat
    محمد فرحان كريم
    Belum ada peringkat
  • Latihan 12
    Latihan 12
    Dokumen1 halaman
    Latihan 12
    محمد فرحان كريم
    Belum ada peringkat
  • Materi 13
    Materi 13
    Dokumen6 halaman
    Materi 13
    محمد فرحان كريم
    Belum ada peringkat
  • Hakikat IPS
    Hakikat IPS
    Dokumen14 halaman
    Hakikat IPS
    محمد فرحان كريم
    Belum ada peringkat