Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan Rahmat
dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada
waktunya. Makalah ini membahas mengenai Esensi, Urgensi, Dinamika dan Tantangan
Nasional serta Esensi dan Urgensi Bela Negara yang digunakan sebagai pemenuhan tugas
Pendidikan Kewarganegaraan Dan diharapkan menjadi salah satu referensi bagi pembaca
sehingga memiliki wawasan yang luas tentang esensi, urgensi, dinamika dan tantangan
nasional serta esensi dan urgensi bela negara.
Makalah ini dibuat dengan mengkaji dari berbagai sumber baik secara tertulis maupun tidak
tertulis dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan berbagai
tantangan maupun hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini, semoga mendapat balasan yang sesuai dari Allah SWT.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, banyak kekurangan yang
mendasar yang dilakukan secara sengaja maupun tidak disengaja. Oleh karena itu kami
mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang positif dan membangun.
Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................
A.Latar Belakang...............................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................
C. Tujuan Penulisan............................................................................................
D. Manfaat Penulisan………………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................
A. Simpulan........................................................................................................
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
Tapi bangsa Indonesia telah berusaha dan berhasil menghadapi berbagai hal tersebut
dengan semangat persatuan dan keutuhan. Diperlukan keuletan dan ketangguhan bangsa
yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menjaga dan
menjamin keutuhan keberlangsungan bangsa dan negara dalam mencapai tujuan nasional
yang disebut dengan ketahanan nasional. Selain itu, bela negara merupakan implementasi
bangsa Indonesia dalam peranannya menjalankan konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia
sehingga tercipta dan terjaganya keamanan, keutuhan, kesejahteraan dan kedamaian
negara Indonesia. Sehingga penulis mengambil judul “Esensi, Urgensi, Dinamika, dan
Ancaman Ketahanan Nasional Indonesia”.
1. Manfaat teoritis
Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan
tentang ketahanan nasional di Indonesia.
2. Manfaat praktis
Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi pembaca mengenai
ketahanan nasional Indonesia dan bela negara sehingga tergerak
mengimplementasikan, ikut memberikan solusi akan masalah yang memengaruhi aspek
ketahanan nasional dan terwujudnya rasa cinta tanah air.
BAB II PEMBAHASAN
Terdiri atas delapan unsur yang dinamakan Asta Gatra (delapan gatra),
yang terdiri dari Tri Gatra (tiga gatra) alamiah dan Panca Gatra (lima gatra)
sosial. Unsur atau gatra dalam ketahanan nasional Indonesia tersebut, sebagai
berikut;
Tiga aspek kehidupan alamiah (tri gatra) yaitu:
1) Gatra letak dan kedudukan geografi
2) Gatra keadaan dan kekayaan alam
3) Gatra keadaan dan kemampuan penduduk
Lima aspek kehidupan sosial (panca gatra) yaitu:
1) Gatra ideologi
2) Gatra politik
3) Gatra ekonomi
4) Gatra sosial budaya (sosbud)
5) Gatra pertahanan dan keamanan (hankam)
Model Asta Gatra merupakan perangkat hubungan bidang-bidang kehidupan
manusia dan budaya yang berlangsung di atas bumi ini dengan memanfaatkan
segala kekayaan alam yang dapat dicapai dengan menggunakan
kemampuannya. Model ini merupakan hasil pengkajian Lembaga Ketahanan
Nasional (Lemhanas). Adapun penjelasan dari masing masing gatra tersebut
adalah sebagai berikut:
3. Gatra ideologi
4. Gatra politik
Bela negara adalah sikap, tekad dan juga perilaku warga negara yang dilakukan
secara menyeluruh, teratur serta terpadu dan juga dijiwai oleh kecintaan terhadap
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
untuk menjamin kelangsungan hidup berbangsa. Dasar hukum mengenai bela negara
terdapat dalam isi UUD 1945, yakni:
a. Pasal 27 ayat (3) yang menyatakan bahwa semua warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
b. Pasal 30 ayat (1) yang menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
Bela negara mencakup pengertian bela negara secara fisik dan nonfisik. Bela negara
secara fisik adalah memanggul senjata dalam menghadapi musuh (secara militer).
Bela negara secara fisik pengertiannya lebih sempit daripada bela negara secara
nonfisika.
Meski konsep ketahanan nasional cukup relevan dan mampu menghadapi ancaman,
hambatan, tantangan, dan gangguan hingga saat ini. Tetap diperlukan perubahan,
perkembangan, dan dinamika yang terus menerus. Guna mengahadapi aneka ancaman,
hambatan, tantangan, dan gangguan yang terus berubah bahkan semakin kompleks.
Ketahanan nasional sebagai kondisi, salah satu wajah Tannas, akan selalu menunjukkan
dinamika sejalan dengan keadaan atau obyektif yang ada dimasyarakat kita. Sebagai
kondisi, gambaran Tannas bisa berubah-ubah, kadang tinggi, kadang rendah.
Berikut ini pemberitaan terkait dengan Tannas sebagai Kondisi:
258
Lemhannas: Ketahanan Nasional Indonesia Rapuh
Rabu, 13 November 2013 | 17:35
[JAKARTA] Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) dalam kajiannya menemukan
fakta bahwa ketahanan nasional Indonesia tidak tangguh alias rapuh. Kesimpulan itu
diambil berdasarkan pengkajian pengukuran ketahanan nasional dari 33 provinsi yang
ada di Indonesia dengan 847 indikator.
“Hasilnya sampai tahun 2012, ketahanan nasional kita tidak tangguh. Apa karena
struktur kelembagaan negara, kultur kita setelah reformasi, atau prosesnya yang
salah,” kata Deputi Bidang Pendidikan Lemhannas, Mayjen TNI (Purn) I Putu Sastra
dalam diskusi bertajuk “Menata Ulang Sistem Bernegara” di Gedung DPD RI, Jakarta,
Rabu (13/11).
Hadir sebagai pembicara bersama Sekretaris Tim Pengkajian Sistem Kebangsaan RI
Partai Golkar, Agun Gunanjar Sudarsa, pengamat politik Yudi Latif, dan anggota DPD
RI, AM Fatwa.
Menurut Putu, hasil pengkajian ini bersifat kuantitatif, karena masih perlu diurai lagi
penyebabnya, apakah karena kultur atau struktur yang salah, lembaganya yang salah
atau prosesnya yang keliru. “Ada 8 gatra yang menjadi ukuran ketahanan nasional, di
antaranya geografi, demografi, ideologi, politik, ekonomi, sosial, kebudayaan, dan
pertahanan dan keamanan (Hakam),” ujarnya.
Putu mengatakan, solusi untuk mengatasi hal ini adalah perlu dilakukan amendemen
UUD 1945. “Persoalannya tinggal bagaimana mekanismenya, kapan waktunya, dan
sebagainya,” katanya.
Sumber: http://www.suarapembaruan.com/home/lemhannas-ketahanannasionalindonesia-
rapuh/44880
Berdasar pemberitaan di atas, dinyatakan bahwa kondisi Tannas kita, konsepsi ketahanan
nasional sebagai kondisi, dianggap rapuh meski masih relevan sampai sekarang. Hal ini
berdasarkan hasil pengkajian pengukuran Tannas. Ukuran yang digunakan adalah ajaran
asta gatra yang mencakup delapan aspek/unsur.
- Pemberontakan bersenjata.
- Agresi.
- Spionase.
- Sabotase.
- Kemiskinan.
- Kebodohan.
- Keterbelakangan.
- Narkoba.
b.) Dari luar negeri
Tantangan
Tantangan adalah usaha-usaha yang bertujuan untuk menggugah kemampuan suatu
bangsa atau negara.
Dalam bidang politik terdapat ancaman berupa pemerintahan yang tidak aspiratif dan
responsive atau bisa dikatakan diktator. Pemerintahan yang tidak mau mendengarkan aspirasi
rakyat artinya pemerintah ini tidak demokratis (dari rakyat, untuk rakyat dan oleh rakyat).
Padahal kita tahu bahwa sistem pemerintah Indonesia adalah sistem pemerintah yang
demokratis bukantotaliter (diktator). Meskipun telah diselenggarakannya pemilu, hal ini tidak
menjamin semua suara serta partisipasi rakyat mendapat bagian dalam pemerintahan. Ini
dikarenakan masih sering manipulasi suara rakyat untuk memenangkan kelompok tertentu
sampai kepada tidak meratanya pemberian hak suara kepada rakyat (ada rakyat yang berhak
menggunakan hak suaranya tetapi tidak tercantum namanya dan sebaliknya).
Hambatan
Hambatan adalah usaha yang berasal dari dalam dengan tujuan untuk
melemahkan/menghalangi secara tidak konsepsional (tidak terarah).
Gangguan
Gangguan yaitu usaha yang berasal dari luar dengan tujuan melemahkan/menghalangi
secara tidak konsepsional.
BAB III SIMPULAN
Ketahanan Nasional
Bela Negara
Bela negara mencakup bela negara secara fisik atau militer dan bela negara
secara nonfisik atau nirmiliter dari dalam maupun luar negeri. Setiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara.
Bela Negara dapat secara fisik yaitu dengan cara "memanggul senjata"
menghadapi serangan atau agresi musuh. Bela Negara secara fisik dilakukan untuk
menghadapi ancaman dari luar.
Endang Zaelani Sukaya, Achmad Zubaidi, Sartini, dan Parmono. 2000. Pendidikan
Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta : Paradigma
Herdianto Herdianto dan Handayama Jumanta. 2010. Cerdas, Kritis, dan Aktif
Berwarganegara Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta :
Erlangga
Kaelan dan Achmad Zubaidi. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi.
Yogyakarta : Paradigma