Anda di halaman 1dari 15

A.

Skenario

KEKHAWATIRAN IBU HAMIL

Seorang ibu berumur 40 tahun hamil 4 bulan. Ibu tersebut datang ke RS untuk
memeriksa kandungannya. Dokter menyarankan untuk menjaga kesehatannya supaya
pertumbuhan janin yang sedang mengalami proses pembelahan sel yang pesat dalam keadaan
baik. Ibu ini khawatir terhadap kandungannya karena pernah membaca artikel di majalah
kesehatan bahwa kehamilan pada usiadiatas 35 tahun beresiko melahirkan bayi dengan
kelainan genetik akibat aberasi kromosom. Salah satu penyebabnya adalah terjadinya
peristiwa non-disjunction pada proses meiosis saat pembentukan gamet. Untuk menjawab
kekhawatiran ibu tersebut dokter melakukan pemeriksaan dan analisis kromosom melalui
tehnik Chorionic Villus Sampling (CVS). Dokter menasehati: “ sebagai seorang muslimah,
apapun hasil pemeriksaannya Ibu harus tetap tabah dan berprasangka baik terhadap Allah.

1
B. Langkah 1
a. Identifikasi masalah
 Nondisjunction : Kegagalan kromosom homolog untuk berpisah pada saat
Meiosis
 Aberasi Kromosom : Ketidakteraturan jumlah atau struktur kromosom
 Kelainan Genetik : Kelainan fungsi tubuh yang disebabkan oleh kelainan pada gen
atau kromosom
 Proses Meiosis: Pembelahan sel pada sel induk germinatif, sel induk gamet
membelah dua kali. (Meiosis I dan II), terbentuk gamet yang jumlah
kromosomnya separuh dari asal.
 Chorionis Villus Sampling (CVS): Salah satu teknik analisa kelainan pada
kromosom dengan cara mengambil contoh villus chorion embrion, lalu dibuat
kariotipe untuk mengetahui apakah embrio itu ada mengidap suatu kelainan
kromosom.
 Gamet: Satu dari dua sel reproduktif haploid, jantan (spermatozon) dan betina
(oosit), yang penyatuannya mutlak diperlukan dalam reproduksi seksual untuk
mengawali berkembangnya individu baru.
 Janin: Fetus, embrio yang sudah melewati tahap pertumbuhan awal dan masuk
tahap diferensiasi dan organogenesis.
 Kromosom: Struktur yang ada di nukleus mengandung kromatin dan membawa
unit hereditas.

b. Brain Storming
1. Bagaimana proses pembelahan sel pada janin?
2. Apa kelainan pada janin ibu tersebut?
3. Mengapa kehamilan pada wanita diatas 35 tahun sangat beresiko mengakibatkan
kelainan genetik?
4. Faktor apa saja yang dapat menyebabkan kelainan genetik?
5. Apa penyebab abrasi kromosom?
6. Pada fase pembentukan apakah terjadinya aberasi kromosom?
7. Apakah ada teknik lain selain Chorionic Villus Sampling (CVS) untuk melakukan
analisa kromosom?
8. Apa dampak kehamilan pada ibu yang sudah berumur diatas 35 tahun?
9. Bagaimana mekanisme terjadinya non-disjunction?
10. Apakah ada resiko dari teknik Chorionis Villus Sampling (CVS), apa sajakah itu?
11. Apa saja jenis abrasi kromosom?
12. Bagaimana Islam menyikapi kondisi janin yang cacat dalam kandungan?

2
c. Analisis Masalah
1. Pembelahan sel pada janin yang terjadi adalah diawali oleh fertilisasi yang
kemudian membentuk zigot yang berkembang menjadi morula, lalu blastula, lalu
gastrula, dan seterusnya sehingga menjadi embrio.
2. - Terjadi kelainan pada kromosom, bisa pada struktur maupun jumlahnya
- Terjadi kelainan pada gen
3. Karena mungkin kalau wanita yang sudah berusia lanjut, keadaan tubuhnya secara
fisik sudah mulai melemah dan tidak kuat.
4. Faktor-faktor yang memungkinkan :
- Usia
- Turunan / bawaan dari keluarga
- Kelainan pada kromosom
5. Penyebab aberasi kromosom :
- Akibat sinar radiasi (mutasi)
- Kolkisin
- Usia
- Akibat menghirup zat kimia, contoh : bensin
6. Anafase 1 dan Anafase 2
7. Uji serum Ibu
8. Dampak kehamilan pada ibu ang berusia lanjut :
- Penglihatan kabur
- Mudah lelah
- Ibu beresiko anemia
9. Mekanisme terjadinya non – disjunction :
- Kegagalan memisah pada tahap anafase
- Kegagalan saat kromosom homolog berpisah
10. Mungkin resikonya adalah memungkinkan bahwa ibu yang memiliki hasil yang
tinggi itu yang berpotensi memiliki janin yang berkelainan kromosom, sedangkan,
untuk ibu yang mendapatkan hasil yang rendah itu berpotensi memiliki janin yang
normal.
11. Jenis aberasi kromosom :
- Translokasi
- Inversi
- Isokromosom
- Katenasi
- Duplikasi
- Delesi
- Insersi
- Transversi
- Transisi
12. Dalam Islam apabila Janin cacat diatas 40 hari, maka janin tidak boleh
digugurkan, dan boleh digugurkan apabila membahayakan kondisi ibu.

3
d. Hipotesa Sementara
 Dampak kehamilan Ibu diatas umur 35 tahun dapat menyebabkan kelainan
genetik pada janin dan juga Ibu yang diakibatkan oleh aberasi kromosom. Salah
satunya terjadi peristiwa non-disjunction yang terjadi pada fase anafase 1 dan
anafase 2.
 Peristiwa aberasi kromosom dapat disebabkan oleh 2 faktor, yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi peristiwa non-disjunction, faktor
eksternal meliputi radiasi, dan mutagen lainnya.
 Mendeteksi kelainan dapat dilakukan dengan CVS, namun pendeteksian tidak
dapat dilakukan untuk alasan aborsi karena menentang ajaran Islam.

4
C. Langkah 2 : Belajar Mandiri

D. Langkah 3 : Learning Objective


1. Mengetahui dan Menjelaskan Pembelahan Sel
1.1 Pembelahan Mitosis

Pembelahan mitosis adalah pembelahan nukleolus(inti)/pembagian genom


yang telah di replikasi yang menghasilkan 2 sel anakan yang memiliki sifat
identik dengan kromosom induknya yaitu 46 kromosom / 23 pasang promosom .
Proses mitosis dikuti dengan proses sitokinesis yaitu suatu proses yang
membagi sitoplasma dan membran sel.Proses mitosis hanya terjadi pada sel
eukariot /multiseluler atau sel yang memiliki inti karena pembelahan mitosis
hanya terjadi di nukleolus
Pada pembelahan ini ada 5 tahapan yang harus dilalui yaitu interfase,
profase, metafase, anafase dan telofase yang diikuti dengan sitokinesis.
a) Interfase
Pertumbuhan sel untuk membuat salinan kromosom ,fase ini adalah
fase persiapan sebelum fase pembelahan sel. fase interfase terbagi atas :
 G1 (Gap 1): pada fase itu sel terus tumbuh dan bertambah banyak

5
 S (Sintesis): sel terus tumbuh sambil menyalin kromosomnya (replikasi)
 G2 (Gap 2): sel menyelesaikan persiapan nya untuk masuk ke tahap
mitosis
b) Profase
 Kromosom terkondensasi
 Nukleolus menghilang
 Membran nukleolus pecah
 Sentriol bereplikasi dan memisah
 Pembentukan benang –benang spindel
 Pasangan kromosom bertukar segmen
c) Prometafase
Selaput nukleus mulai terfragmentasi lalu kromosom menjadi semakin
terkondensasi. Masing masing dari kedua kromatid mulai memilki kinetokor
yang nantinya berfungsisebagai tempat pelekatan mikrotubulus. Mikrotubulus
non-kinetokor mulai berinteraksi dengan sejenisnya yang berada di kutub
yang berseberangan.
d) Metafase
 Kromosom menuju ke bidang equatorial
e) Anafase
 Pasangan kromosom homolog berpisah
 Kinetokor kromosom berpisah dan bergerak ke masing-masing kutub
 Sentromer membelah
 Kinetokor terkondensasi mengalami pemendekan
f) Telofase
 Kromatid ,kromosom dan membran nukleolus telah terbentuk kembali
 Kinetokor yang tadi memendek telah menghilang

Contoh pembelahan mitosis adalah pada diferensiasi sel pada embrio :

Pada hari pertama, oosit yang berhasil di-fertilisasi berubah menjadi zigot.
Pada hari kedua dan ketiga terbentuklah morula, dan pembentukan blastosit
beserta inner and outer cell mass, embrio berkembang dari sel inner mass. Pada
minggu kedua blastosit menempel di endometrium dan pada hari ketiga belas dan
kelima belas terbentuklah gastrula yang memiliki 3 lapisan yaitu ektoderm,
mesoderm dan endoderm. Pada minggu ketiga mulai terbentuk notokord. Pada
minggu keempat, embrio mulai berukuran 2 mm dan membentuk bakal bakal
saraf. Pada minggu kelima ketika berukuran sebesar 4-6 mm terbentuklah arkus
faring yang kemudian diikuti proses organogenesis. Pada minggu ketiga sampai
kedelapan terjadi tahap organogenesis dan pada hari ke 22 sel jantung mulai
berdetak.

6
1.2 Pembelahan Meiosis

Pembelahan Meiosis adalah pembelahan termodifikasi pada organisme


yang bereproduksi secara seksual .Pembelahan ini terjadi pada sel kelamin untuk
menghasilkan setengah dari kromosom parentalnya yang diploid menjadi haploid
pada kromosom anakan
Pada proses oogenesis dan spermatogenesis diperlukan ovum dan sperma
yang masing-masing memiliki 23 kromosom .
a. Meiosis 1
a) Profase 1
 Leptonema : Kromosom mulai berkondensasi
 Zigonema : Kromosom homolog membentuk ikatan (sinapsis) untuk
membentuk pasangan kromosom
 Pakhinema : crossing over diantara pasangan kromosom
homologuntuk membentuk kiasmata
 Diplonema : kromosom homolog mulai berpisah tetapi tetap
menempel pada kiasmata
 Diakinesis : kromosom homolog lanjut berpisah, kiasmata pindah
ke ujung kromosom
b) Metafase 1
 Merupakan kelanjutan dari diakinesis
 Kromosom homolog berjejer di lempeng metafase atau bidang ekuator
 Kromosom masih dalam keadaan diploid.

7
c) Anafase 1
 Chiasmata terpisah
 Kromosom homolognya berpisah dan menuju ke kutub masing-masing
 Tiap sel anakan menjadi haploid
 Kromosom bergerak ke kutub berbeda. Sel anakan (kromatid) haploid
d) Telofase 1 dan Sitokinesis
 Terjadi pembelahan reduksi yang menghasilkan 2 sel anakan
 Tiap sel anakan memiliki 1 set kromosom dari tiap pasangan
kromosom homolog
 Membran inti terbentuk kembali
b. Meiosis 2
a) Profase 2
Kondensasi kromosom,terbentuk spindel
b) Metafase 2
Kromosom berada dibidang equatorial
c) Anafase 2
Kromatid bergerak ke kutub masing –masing
d) Telofase 2
Terbentuk 4 sel anakan bersifat haploid (n)
c. Oogenesis

Pematangan oosit dimulai dari sebelum lahir, diawali dari sel


germinativum primordial yang berdiferensiasi menjadi oogonium.
Oogonium terus membelah secaramitosis, tetapi sebagian terhenti

8
pembelahannya pada tahap profase 1 meiosis 1 dan membentuk oosit
primer. Oosit primer tetap bertahan di profase dan tidak mungkin
menuntaskan pembelahan meiotik pertama sebelum pubertas tercapai. Saat
pubertas, setiap bulan, 15 sampai 20 folikel yang terpilih dari cadangan
memulai proses pematangan melalui 3 stadium, pertama primer, kedua
sekunder, dan yang ketiga pre-ovulasi. Ketika folikel sekunder telah matang,
lonjakan LH memicu fase pertumbuhan pre-ovulasi dan meiosis 1 tuntas
membentuk oosit sekunder dan badan polar yang nantinya akan
berdegenerasi. Sel masuk ke tahap meiosis 2 namun terhenti pada tahap
metafase, meiosis 2 diselesaikan hanya jika oosit dibuahi.
d. Spermatogenesis

Spermatogenesis dimulai pada saat pubertas. Spermatogonium


nantinya menjalani proses mitosis untuk menghasilkan spermatosit primer.
Spermatosit primer kemudian memasuki tahap profase yang berkepanjangan
yang diikuti penuntasan secara cepat pada meiosis 1 dan membentuk
spermatosit sekunder. Pembelahan meiosis 2, sel-sel tersebut cepat
membentuk spermatid haploid yang nantinya akan berdiferensiasi menjadi
spermatozoa.

9
2. Memahami dan Menjelaskan Kelainan Genetik Akibat Aberasi Kromosom
2.1 Definisi
Kelainan genetik akibat aberasi kromosom adalah kecacatan yang terjadi
akibat ketidakteraturan jumlah dan struktur yang dapat disebabkan oleh non
disjunction (gagal berpisah) pada kromosom homolognya.

2.2 Macam-Macam Kelainan


1. Perubahan jumlah kromosom
- Terjadi pada saat pembelahan sel kromosom di tarik kearah kutub
pembelahan
- Terjadinya non-disjunction pada meiosi I atau meiosis II dan kadang
terjadipada mitosis
- Jenisnya terdapat :
 Euploidi : perubahan set kromosom secara keseluruhan.. bila
umumnya set kromosom organisme yang terjadi adalah diploid(2n),
maka perubahan yang terjadi adalah :
o Monoploidi (n) : setiap kromosom ada dalam jumlah tunggal (2n-
1).
 A B C (Dapat dijumpai pada lebah jantan hasil partenogenesis)
o Triploidi (3n) : Setiap kromosom berpasangan 3
 AAA BBB CCC
o Poliploidi : kromosom yang berpasangan lebih dari 3.
 Tetraploidi : berpasangan lebih dari 4 (AAAA BBBB CCCC)
 Aneuploid : perubahan set kromosom yang terjadi pada sebagian
pasangan kromosom saja. salah satu gamet yang cacat menyatu dengan
gamet yang normal,terjadi penambahan/pengurangan pada jumlah
kromosomnya
o Nullisomi : Kehilangan sepasang kromosom (2n-2).
 Bersifat lethal
o Monosomi : kehilangan satu buah kromosom (2n-1).
 Sindrome Turner (45, XO) :
jenis kelamin wanita, kehilangan 1 kromosom sex X,
mengalami ovaricular disgenesis (ovarium tidak tumbuh)
akibatnya mandul, tubuh pendek, ukuran dada kecil, tulang jari
ke empat pada tangan dan kaki lebih pendek dari jai yang lain,
dan langit-langit mulut tinggi.
o Trisomi : Kelebihan 1 buah kromosom (2n+1)
a. Trisomi gonosomal :
 Sindrome Klineferter ( 47, XXY) :
jenis kelamin pria, biasanya terdeteksi pada saat
pubertas,yaitu sterilitas, atrofi testis, hialinisasi tubulus
seminiferus, dan biasanya ginekomastia. sel-sel

10
memiliki 47 kromosom dengan satu komplemen
kromosom seks tipe XXY, dan 1 badan kromatin seks
(badan barr). Nondisjunction homolog adalah penyebab
tersering.
 Sindrome Tripel X (47,XXX) : pasien bersifat
infatil,dengan haid sedikit dan sedikit banyak
mengalami retardasi mental, memiliki dua badan
kromatin seks didalam sel mereka. Disebut dengan
sindrome wanita super(Super Female).
 Sindrome Jacobson (47,XYY) :
selalu bertindak kriminal, kasar dan agresif.
b. Trisomi Autosomal :
 Trisomi 21 (47, XX/XY) :
disebut sindrome down. Adanya tambahan pada
kromosom nomer 21. Ciri-ciri : retardasi pertumbuhan,
retardasi mental dengan derajat bervariasi, kelainan
kraniofasial,termmasuk kelopak mata sipit ke atas,lipatan
epikantus,wajah datar, dan telinga kecil ; cacat jantung
dan hipotonia.
 Trisomi 18 :
disebut sindrome Edward. Ciri-ciri: retardasi mental,
cacat jantung kongenital, telinga letak rendah, fleksi
jaritangan. Selain itu, pasien sering mengalami
mikrognatia, anomali ginjal,sindaktili, dan malformasi
sistem rangka.
 Trisomi 13 (47,XX/XY) :
disebut sindrome Patau. Ciri-ciri : retardasi mental,
holoprosensefalus,cacat jantung kongenital,tuli, bibir dan
langit-langit sumbing, dan cacat mata.
2. Perubahan Struktur Kromosom
- Duplikasi : kelainan yang disebabkan akibat sebuah segmen berulang.
- Delesi : kelainan akibat sebuah fragmen kromosom hilang.
 Cri-du-cat : kromosom nomer 5 yang mengalami delesi pada
lengan pendeknya . Ciri-ciri : suara tangisan lemah dan bernada
tinggi, mirip suara anak kucing,lahir dengan berat badan
dibawahnormal, tinggi badan dibawah rata-rata,dan memiliki
otak yang kecil.
- Inversi : kelainan akibat fragmen kromosom melekat kembali ke
kromosom. Awal dalam keadaan yang terbalik.ada 2 macam inversi yaitu
parasentrik: tidak melewati sentromer dan perisentrik : melewati
sentromer.
- Translokasi : kelainan ini terjadi akibat terjadi penggabungan antara
suatu kromosom dengan kromosom non homolog
 Kanker, Leukimia mielogen kronik.

11
- Katenasi : translokasi dua kromosom non-homolog mengakibatkan 2
pasang kromosom membentuk struktur seperti lingkaran.

2.3 Faktor –Faktor Penyebab


1) Faktor Usia Ibu
Ex: Sindrom down yang dilahirkan pada ibu usia dibawah 30 th : 0.04 %
Ibu berusia 40 tahun :0.92 %
2) Kegagalan berpisah saat meiosis (non disjunction)
Non disjunction yang adalah tidak terjadinya keadaan terpisah atau
menjauhnya kromososm bivalen selama anafase baik mitosis maupun
meiosis. Akibat dari non-disjunction adalah satu sel menerima 24 kromososm
dan yang lain 22 kromosom, bukan 23 seperti pada normalnya. Jika saat
pembuahan, suatu gamet memiliki 23 kromosom yang menyatu pada sebuah
gamet dengan 24 atau 22 kromososm hasilnya adalah 47 kromosom (trisomi)
atau 45 kromosom (monosomi). Non-disjunction terjadi selama pembelahan
meiotik pertama atau kedua pada sel germinativum, dapat mengenai
autosom/kromososm seks. Pada wnita, insiden kelainan kromosom, termasuk
non- disjunction meningkat seiring dengan usia terutama pada usia 35 tahun.
Kadang non-disjunction terjadi sewaktu mitosis, selama tahap paling awal
pembelahan sel dan menghasilkan mosaikisme, yaitu sebagian sel
memilikikromosom abnormal, yang biasanya menimbulkan ciri-ciri sindrome
tertentu.
Berdasarkan pola pewarisannya:
a.Autosom dominan
Timbul karena hanya dapat 1 gen cacat dari orang tua contoh :
akondroplasia,dan sindroma marfan.
b. Autosom Resesif
Diperlukan 2 gen resesif dari orang tua contoh : Tay-Sachs/kistik Fibrosis
c.X-Linked
Anak laki-laki mendapat kelainan gen dari ibunya (carrier) yang dibawa
oleh kromosom X contoh : Hemofilia dan Color Blind .
3) Mutasi Gen
Mutasi dapat terjadi secara spontan dan juga dapat terjadimelalui
induksi. Mutasi spontan adalah mutasi (perubahan materi genetik) yang
terjadi akibat adanya sesuatu pengaruh yang tidak jelas, baik dari lingkunagn
luar maupun dari internal organisme itu sendiri. Sedangkan mutasi terinduksi
adalah mutasi yang terjadi akibat paparan dari sesuatu yang jelas, misalnya
paparan sinar UV. Secara mendasar tidak terdapat perbedaan antara mutasi
yang terjadi secara alami maupun hasil induksi.
4) Teratogenik
Kelainan yang disebabkan oleh suatu bahan kimia seperti radiasi, obat,alkohol
dan rokok
5) Infeksi Pada Ibu Hamil

12
 Rubella : menyebabkan gangguan pada penglihatan ,pendengaran dan
kelainan jantung
 Toxoplasmosis : menyebabkan gangguan pada mata, pendengaran,mental
dan hati
 S.Varicella : menyebabkan kelainan bentuk dan kelumpuhan anggota
gerak

2.4 Mengetahui dan Menjelaskan Teknik Analisa Kromosom


A. Chroinic Villus Sampling (CVS)
Dilakukan pada awal kehamilan untuk melihat masalah perkembangan
bayi dari ibuyang memiliki riwayat masalah genetik dan ibu berusia diatas 35
tahun .Tes mencakup pemeriksaaan jaringan vili korion (jar.Plasenta) dimana
Kromosomnya dan kromosom bayi sama .
Prosedur : Bius lokal diperut ibu dan sampel vili diambil. Jarum diobservasi
dengan USG, Korion selanjutnya di biopsi. 3 bulan pertama 10-12 minggu
dari vagina /serviks. Lalu masukkan ke tabung plasenta. CVS bisa digunakan
untuk mendeteksi penyakit turunan. Misalnya, Tay-Sachs, hemofilia, down
syndrome, trisomi 13,18,21 dan kelainan kromosom seks tetapi CVS tidak
bisa digunakan untuk mengetahui pertumbuhan paru pada bayi.
Risiko : keguguran lebih tinggi, pendarahan vagina dan kemungkinan
peningkatan risiko tidak lengkapnya anggota tubuh yang terbentuk.
B. Amniosentesis
Dilakukan pada kehamilan berusia 14-18 minggu. Resiko keguguran
menggunakan amniosentesis adalah 1%
Prosedur : Dengan menusukan jarum ke rahim dipandu USG untuk
mengambil air ketuban (amnion). Amniosentesis digunakan untuk mengetahui
kelainan pada trisomi 13, trisomi 18, trisomi 21dan juga thalasemia.
Ada dua tahap amniosentesis yaitu:
I. Tahap 1: Memeriksa kelainan sistem tabung saraf
II. Tahap 2: Memeriksa kematangan paru dan mengeluarkan kelebihan
cairan ketuban

Risiko : Kebocoran atau infeksi terhadap air ketuban, jarum menyentuh bayi,
kelahiran prematur, dan keguguran.

C. Nuchal Translucency Screening


Dilakukan pada kehamilan usia 11-14 minggu untuk mengetahui sindrom
down. Janin tidak normal apabila dibelakang leher janin banyak cairan,
tampak jernih dan lebih besar. NTS butuh pemeriksaan tambahan yaitu Free
beta HCG dan Alpha Fetoprotein.
D. Alpha Fetoprotein
Dilakukan pada kehamilan usia 16-18 minggu untuk mengetahui jumlah
fetoprotein dengan hormon estradiol. Jika jumlah nya tinggi, maka ada
kelainan pada sistem tabung saraf. Misalnya, Spina bipida

13
E. Pregnancy Diabetes Screening
Dilakukan pada kehamilan berusia 24-28 minggu untuk mengetahui diabetes
gestasional.

3. Memahami dan Menjelaskan Sikap Muslim dalam Menghadapi Masalah


3.1 Husnudzan
Husnudan kepada Allah SWT adalah meyakini asma’ (nama), sifat dan
perbuatan Allah SWT. Sebuah keyakinan yang menuntut pengaruh yang nyata,
misalnya yakin bahwa Allah SWT selalu merahmati hamba-Nya. Salah satu sikap
berhusnudzan kepada Allah:

Syukur (Al-Baqarah 152)

ِ ‫فَ ْاذ ُكرُونِي أَ ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكرُوا لِي َواَل تَ ْكفُر‬


‫ُون‬
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan
bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. 
3.2 Tabah
Tahan dalam menghadapi hal yang tidak diharapkan dan disenangi
dengan menyerahkan diri kepada Allah. Orang tabah akan tetap tenang dalam
setiap menghadapi masalah, selalu berserah diri kepada Allah dengan apa yang
terjadi, tidak putus asa dalam setiap kewajiban dan dalam menghadapi masalah.

Al- Baqarah 155-156

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira
kepada orang-orang yang sabar.

(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi
wa innaa ilaihi raaji´uun.

14
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, NA, Reece, GB and Miechell, LG. 2002, Biologi (terjemahan). Edisi Kedelapan
Jilid 1

Luthardt, FW and Keitges, E. 2001. Encyclopedia of Life Science. Nature Publishing Group.

Sadler, TW. 2009. Embriologi Kedokteran Langman. Edisi 10. Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.

http://www.biologi.fst.unair.ac.id/.../Mutasikromosom

http://lib.atmajaya.ac.id/default.aspx?tabID=61&id=12313&src=a

http://www.newnornclinic.com

http://www.demo.fetomaternal.net

http://www.ncbi.com

http://m.voa-islam.com

http://skp.unair.ac.id/repository/Guru-Indonesia/Mutasi_ChaidarWarianto_17.pdf

15

Anda mungkin juga menyukai