Anda di halaman 1dari 15

MODUL 1

ARUS SEARAH

Nama Praktikan : Septiani Luxita


NIM : 105120001
Kelas : Kimia
Tanggal Praktikum : 5 Februari 2021
Pimpinan Praktikum : Rizky Miftahul
I. INTISARI
Praktikum modul 1 yang berjudul Arus Searah bertujuan untuk mengukur besar tegangan
dan kuat arus rangkaian seri dan paralel pada besaran listrik DC, menentukan besar
resistor dalam suatu rangkaian seri dan paralel pada besaran listrik DC, dan menentukan
karakteristik dari kapasitor. Komponen penting yang terdapat dalam besaran listrik satu
arah atau DC yaitu tegangan, kuat arus, resistor, dan kapasitor. Percobaan yang dilakukan
kali ini yaitu untuk melakukan pengukuran dan pengamatan terhadap nilai tegangan total,
kuat arus total, resistor, dan kapasitor. Percobaan ini dilakukan dengan menerapkan
prinsip dari Hukum Ohm yang menyatakan tegangan akan berbanding lurus dengan kuat
arus dan akan berbanding terbalik dengan hambatan. Hasil dari percobaan ini yaitu
didapat besar dari tegangan total dan kuat arus total pada rangkaian seri dan paralel ketika
tegangan sumber sebesar 2 V, 4 V, dan 6 V berturut-turut sebesar 2.09 V, 3.939 V, dan
5.892 V, sedangkan besar kuat arus yang didapat sebesar 61.5 x 10−3A, 114.8 x 10−3 A,
dan 171.9 x 10−3A. Selain itu, didapat pula besar resistor dari rangkaian seri dan paralel
berturut-turut sebesar 149.28 Ω, 137.58 Ω, dan 146.56 Ω dan 32.51 Ω, 34.84 Ω, dan 34.90
Ω. Pada percobaan kali ini pun membuktikan bahwa kapasitor dapat menyimpan muatan
listrik untuk selang waktu tertentu.

Kata kunci: kuat arus, paralel, seri, tegangan,

II. PENDAHULUAN
2.1. Tujuan Percobaan
1. Mengukur besar tegangan dan kuat arus rangkaian seri dan paralel pada besaran
listrik DC.
2. Menetukan besar resistor dalam suatu rangkaian seri dan paralel pada besaran
listrik DC.
3. Menentukan karakteristik kapasitor.
2.2. Dasar Teori
Pada zaman dahulu, manusia hanya mengandalkan tenaganya sendiri atau hewan
untuk melakukan suatu pekerjaannya. Seiring berkembangnya jaman, manusia mulai
berfikir untuk menggantikan pekerjaannya menggunakan sebuah alat untuk meringankan
pekerjaannya. Pada saat itu manusia berfikir mulai berpikir untuk menggantikannya
dengan peralatan yang menggunakan energi lain yang mudah untuk dibuat, dimanfaatkan
bahkan diperbaharui. Akhirnya ditemukanlah energi listrik. Energi listrik memiliki dua
jenis aliran, yaitu aliran listrik searus atau biasa disebut dengan Direct Current (DC) dan
aliran listrik bolak balik atau Alternating Current (AC) (Gideon dan Saragih, 2019).
Rangkaian arus searah (Dirent Current, DC) merupakan rangkaian listrik dengan arus
stasioner (dalam arti polaritas tetap) yang tidak berubah terhadap waktu (Sumarna, 2020).
Sumber arus DC yang berasal dari proses kimiawi antara lain baterai (elemen Volta) dan
akumulator (biasa disebut aki). Sumber arus DC yang berasal dari hasil induksi
elektromagnetik antara lain dinamo (generator/motor DC). Sumber arus DC yang berasal
dari sumber energi alam yang terbarukan adalah sel/panel surya, yang memanfaatkan
cahaya matarahari dalam penggunaannya (Gideon dan Saragih, 2019). Besaran besaran
utama yang menjadi perhatian dalam listrik arus searah adalah kuat arus (I) dan beda
tegangan (V) yang bekerja pada komponen resistif dengan sumber arus/tegangan konstan.
Karakteristik arus DC antara lain:
1) Nilai arus listriknya selalu tetap atau konstan terhadap perubahan waktu;
2) Polaritasnya selalu tetap pada masing-masing terminalnya; dan
3) Bentuk gelombang baik I (arus) vs t (waktu) maupun V (tegangan) vs t (waktu)
mendatar, di mana nilai V maupun I selalu tetap terhadap perubahan waktu.
Pada rangkaian listrik araus searah (DC) terdapat beberapa komponen, salah
satunya yaitu resistor. Resistor merupakan salah satu komponen yang paling sering
ditemukan dalam rangkaian elektronika. Pada dasarnya resistor adalah komponen
elektronika pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan tertentu yang berfungsi
untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian elektronika (Nawali,
2015). Resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon (Sofiana,
Yulianti, & Sujarwata, 2018). Dari hukum ohm diketahui hambatan berbanding terbalik
dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Satuan resistansi dari suatu resistor
disebut Ohm (Sofiana, Yulianti, & Sujarwata 2018).
𝑉(𝑉𝑜𝑙𝑡)
𝑅(Ω) = 𝐼 (𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒) (2.1)

Dengan: R = Hambatan (Ω)


V = Tegangan (Volt)
I = Kuat arus (Ampere)
Pada dasarnya rangkaian resistor dapat dikelompokkan menjadi rangkaian-
rangkaian seri dan paralel. Dua atau lebih resistor masing-masing dengan resistansi 𝑅1 ,
𝑅2 , 𝑅3 … 𝑅𝑖 dirangkai secara seri. Hubungan seri terjadi bila beberapa resistor (atau
komponen rangkaian pada umumnya) dihubungkan secara berurutan satu di belakang
yang lain dan tidak pernah bercabang. Pada hubungan tersebut berlaku bahwa arus yang
mengalir pada setiap komponen dalam satu serial adalah sama. Rangkaian seri beberapa
resistor dapat digantikan dengan sebuah resistor pengganti yang nilainya RS apabila
terpenuhi keadaan berikut :
𝑅𝑆 = 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3 +.....+ 𝑅𝑖 (2.2)
dan
I = 𝐼1 = 𝐼2 = 𝐼3 = ......= 𝐼𝑖 (2.3)

Gambar 2.1. Resistor pada rangkaian seri


(Sumarna, 2020).
Dua atau lebih resistor (atau komponen pada umumnya) masing-masing dengan
resistansi 𝑅1 , 𝑅2 , 𝑅3 … 𝑅𝑖 dirangkai secara paralel. Hubungan paralel terjadi bila ujung-
ujung komponen terhubung langsung. Pada hubungan paralel berlaku bahwa tegangan
yang menyilang pada setiap komponen adalah sama. Rangkaian paralel beberapa resistor
dapat digantikan dengan sebuah resistor pengganti yang nilainya RP apabila terpenuhi
keadaan berikut:
1 1 1 1 1
= 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3 + .... + 𝑅𝑖 (2.4)
𝑅𝑝

Dan
I = I1 + 𝐼2 + 𝐼3 + ......+ 𝐼𝑖 (2.5)

Gambar 2.2. Resistor pada rangkaian paralel


Jika dua buah resistor R1 dan R2 dirangkai secara paralel, maka besar tahanan
penggantinya yaitu RP dapat dinyatakan sebagai

Gambar 2.3. Rangkaian resistor paralel

𝑅1 𝑅2
𝑅𝑝 = 𝑅 (2.6)
1 + 𝑅2

𝑅2
𝐼1 = 𝑅 I (2.7)
1 + 𝑅2

𝑅1
𝐼2 = 𝑅 I (2.8)
1 + 𝑅2

Selain resistor, salah satu komponen penting dalam rangkaian elektronika yaitu
kapasitor. Kapasitor adalah alat (komponen) yang mampu menyimpan muatan listrik
yang besar untuk sementara waktu (Chanif, Sarwito, & Setyo, 2014). Kapasitor terdiri
atas keping-keping logam yang disekat satu sama lain dengan isolator. Isolator penyekat
tersebut disebut dengan zat dielektrik. Ketika kapasitor dialiri arus listrik, dua
lempengannya akan terisi muatan yang sama besar namun berbeda tanda. Besarnya
muatan ini dipengaruhi oleh nilai kapasitansi dan tegangan yang diberikan. Muatan ini
akan tersimpan pada kapasitor dan akan meluruh apabila dihubung-singkatkan atau
dihubungkan dengan komponen lain. Semakin banyak muatan yang terisi, semakin lama
muatan tersebut luruh.
Galvanometer ataupun multimeter digital merupakan alat untuk mengukur
besaran listrik. Multimeter digital merupakan multimeter yang menggunakan layar
display yang langsung menampilkan hasil pengukuran berupa angka-angka dan
mempunyai multifungsi yaitu sebagai ampermeter, voltmeter, dan ohmmeter (Lestari,
2018). Amperemeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur arus listrik. perlu
diletakkan secara seri terhadap kuat arus pada rangkaian yang ingin dikukur. Hal ini
disebabkan arus tidak akan berubah bila melalui rangkaian seri, tetapi akan terbagi jika
dalam rangkaian paralel (Aprilianti, 2017). Voltmeter merupakan alat yang digunakan
untuk mengukur beda potensial atau tegangan listrik dan disusun secara paralel pada
komponen yang akan diukur (Aprilianti, 2017). Ohmmeter merupakan salah satu fungsi
multimeter yang berfungsi untuk mengetahui nilai resistansi suatu resistor atau komponen
elektronika yang memiliki unsur resistansi. Gambar 2.3 di bawah ini menunjukkan contoh
perangkaian alat pengukur dengan suatu resistor yang diukur tegangan dan arus yang
melaluinya. V menunjukkan voltmeter, sedangkan A menunjukkan amperemeter.

Gambar 2.4. Konfigurasi voltmeter dan amperemeter


Suatu multimeter yang akan digunakan untuk mengukur arus dan tegangan
membutuhkan 2 kabel probe untuk menghubungkannya dengan rangkaian. Probe tersebut
berwarna merah dan hitam. Probe merah dihubungkan dengan pin/kutub positif pada
multimeter, sedangkan probe hitam dihubungkan dengan pin/kutub negatif pada
multimeter. Kesalahan kutub akan mengakibatkan pembacaan tanda yang salah pada
rangkaian berarus DC. Pin/kutub positif dan negatif pada multimeter sendiri berbeda pada
saat mengukur arus atau tegangan, seperti yang terlihat pada Tabel 2.1 berikut.

Tabel 2.1. Pin/kutub positif dan negatif pada multimeter

Multimeter Pin/kutub positif Pin/kutub negatif


Amperemeter mA COM
Voltmeter VΩ COM

2.3. Alat-Alat Percobaan


Tabel 2.2. Daftar alat-alat percobaan
Nama Alat Jumlah
Catu daya 1
Saklar SPST 2
Resistor 50 Ω, 5W 1
Resistor 100 Ω, 5W 1
Kapasitor 10 µF 1
Jepit buaya bersoket 2
Multimeter digital 1
Kabel probe 10

2.4. Prosedur Percobaan

2.4.1. Rangkaian Resistor Seri sebagai Pembagi Tegangan

1. Catu daya dihubungkan dengan saklar.


2. Saklar disusun secara seri dengan resistor pertama (𝑅1 ) yang memiliki hambatan
50 Ω dan resistor keduan (𝑅2 ) yang memiliki hambatan 100 Ω.
3. Setelah itu, kutub negatif dari catu daya dihubungkan dengan ujung dari resistor
kedua.
4. Probe merah pada multimeter dicabut dan dipindahkan ke bagian mA.
5. Mode multimeter diubah menjadi 200 mA.
6. Multimeter dinyalakan.

2.4.1.1. Mengukur Kuat Arus pada Rangkaian Resistor Seri sebagai Pembagi
Tegangan

1. Kabel resistor pertama dicabut dan diganti dengan amperemeter.


2. Catu daya dan saklar dinyalakan dengan diberi tegangan sebesar 2 V.
3. Hasil pengukuran amperemeter pada multimeter diamati.
4. Jika angka pada amperemeter sudah stabil, maka data yang tertera pada
multimeter dicatat.
5. Setelah itu, tegangan divariasikan menjadi 4 V dan 6 V.
6. Hasil pengukuran yang tertera pada masing-masing besar tegangan dicatat.

2.4.1.2. Mengukur Tegangan pada Rangkaian Resistor Seri sebagai Pembagi


Tegangan

1. Mode multimeter diubah dari amperemeter menjadi voltmeter.


2. Setelah diubah ke mode voltmeter, multimeter di-setting untuk pengukuran
tegangan DC menjadi maximal 20 V.
3. Rangkaian dinyalakan.
4. Untuk mengukur tegangan di titik AB, voltmeter disusun secara paralel.
5. Kutub positif dihubungkan di titik A dan kutub negatif di titik B.
6. Tegangan sumber (𝑉𝑠 ) diberikan sebesar 2 V.
7. Hasil pengukuran yang tertera pada voltmeter dicatat.
8. Tegangan sumber divariasikan menjadi 4 V dan 6 V.
9. Cara yang sama dilakukan untuk pengukuran tegangan V BC dan V AC.
10. Setelah selesai, semua rangkaian dimatikan secara teratur.

2.4.2. Rangkaian Resistor Paralel sebagai Pembagi Arus

1. Catu daya dihubungkan dengan saklar.


2. Saklar disusun secara seri dengan resistor pertama (𝑅1 ).
3. Kemudian 𝑅1 dihubungkan secara paralel dengan resistor kedua (𝑅2 ).
4. Setelah terhubung secara paralel, ujung dari 𝑅2 dihubungkan dengan kutub
negatif dari catu daya.
5. Setelah selesai, rangkaian diperiksa kembali.

2.4.2.1. Mengukur Kuat Arus pada Rangkaian Resistor Paralel sebagai Pembagi
Arus

1. Untuk mengukur 𝐼1 , mode multimeter diubah ke amperemeter.


2. Rangkaian dihubungkan dengan amperemeter dengan maksimal pengukuran
200 mA.
3. Amperemeter dihubungkan secara seri terhadap rangkaian.
4. Catu daya dan saklar dinyalakan.
5. Tegangan sumber (𝑉𝑠 ) diberikan sebesar 2 V.
6. Untuk mengukur 𝐼2 , catu daya dimatikan terlebih dahulu. Kemudian,
rangkaian diatur kembali seperti semula dengan menghubungkan
amperemeter secara seri pada bagian 𝐼2 .
7. Hasil pengukuran pada amperemeter dicatat.
8. Catu daya dan saklar dinyalakan kembali.
9. Tegangan sumber diberikan sebesar 2 V.
10. Hasil yang tertera pada amperemeter dicatat.
11. Tegangan sumber divariasikan menjadi 4 V dan 6 V.
12. Hasil pengukuran pada masing-masing tegangan sumber dicatat.
13. Untuk mengukur 𝐼3 , catu daya dimatikan.
14. Rangkaian disusun kembali.
15. Amperemeter dihubungkan secara seri untuk mengukur 𝐼3 .
16. Tegangan sumber diberikan sebesar 2 V.
17. Hasil pengukuran besar kuat arus pada amperemeter dicatat.
18. Tegangan sumber divariasikan menjadi 4 V dan 6 V.
19. Hasil pengamatan yang tertera pada masing-masing besar tegangan sumber
dicatat.

2.4.3. Energi yang Tersimpan dalam Kapasitor

1. Catu daya dihubungkan pada saklar.


2. Saklar dihubungkan dengan kapasitor.
3. Sebelumnya, kapasitor harus dikosongkan terlebih dahulu dengan cara
menghubung-singkatkan antara terminal-terminalnya.
4. Untuk mengukur tegangan pada kapasitor, voltmeter disusun secara paralel
dengan kapasitor.
5. Rangkaian dinyalakan dengan sumber tegangan diberikan sebesar 4 V.
6. Tegangan yang terbaca pada voltmeter dicatat.
7. Setelah beberapa saat, saklar dimatikan.
8. Besar perubahan pada voltmeter diamati.
9. Setelah jelas, matikan semua rangakain.
III. DATA DAN PENGOLAHAN DATA

Tabel 3.1. Data Percobaan 1

𝑅1 𝑅2 𝑅𝑥
𝑉𝐴𝐵 𝑉𝐵𝐶 𝑉𝐴𝐶 𝑉1 𝑅1
VS 𝐼(m 𝑉1 𝑉2 𝑉𝑥
= Ω = Ω = Ω
𝐴) = 𝑉1 = 𝑉2 = 𝑉𝑥 + 𝑉2
𝐼 𝐼 𝐼
+ 𝑅2
(V) (V) (V) (V) (Ω)

2V 14 1.39 0.7 2 2.09 99.28 50 142.85 149.28

4 V 28.63 2.62 1.319 3.99 3.939 91.51 46.07 139.36 137.58

6 V 40.2 3.93 1.962 5.892 5.892 97.76 48.80 146.56 146.56

Sampel perhitungan diambil ketika tegangan sumber (𝑉𝑠 ) = 2 V

1. Perhitungan tegangan total


𝑉𝑡 = 𝑉1 + 𝑉2 = 1.39 + 0.7 = 2.09 V
2. Perhitungan 𝑅1
𝑉1 1.39
𝑅1 = = 14 𝑥 10−3 = 99.28 Ω
𝐼

3. Perhitungan 𝑅2
𝑉2 0.7
𝑅2 = = 14 𝑥 10−3 = 50 Ω
𝐼

4. Perhitungan 𝑅3
𝑉𝑥 2
𝑅𝑥 = = 14 𝑥 10−3 = 142.85 Ω
𝐼

5. Perhitungan 𝑅𝑡
𝑅𝑡 = 𝑅1 + 𝑅2 = 99.28 + 50 = 149.28 Ω

Tabel 3.2. Data percobaan 2

𝐼1 + 1
𝐼1 𝐼2 𝐼3 𝑉 𝑉 𝑉 𝑅𝑡 = 1 1
𝑉𝑠 𝐼2 𝑅1 =𝐼 (Ω) 𝑅2 =𝐼 (Ω) 𝑅𝑥 =𝐼 (Ω) +
𝑅1 𝑅2
(mA) (mA) (mA) 1 2 3
(mA) (Ω)

2V 20 41.5 59.2 61.5 100 48.19 33.78 32.51


4V 39 75.8 110 114.8 102.56 52.77 36.36 34.84

6V 57.8 114.1 166 171.9 103.81 52.58 36.14 34.90

Sampel perhitungan diambil ketika tegangan sumber (𝑉𝑠 ) = 2 V

1. Perhitungan kuat arus total


𝐼𝑡 = 𝐼1 + 𝐼2 = 20 + 41.5 = 61.5 mA = 61.5 x 10−3 A
2. Perhitungan 𝑅1
𝑉 2
𝑅1 = 𝐼 𝑠 = 20 𝑥 10−3 = 100 Ω
1

3. Perhitungan 𝑅2
𝑉 2
𝑅2 = 𝐼 𝑠 = 41.5𝑥 10−3 = 48.19 Ω
2

4. Perhitungan 𝑅3
𝑉 2
𝑅𝑥 = 𝐼 𝑠 = 59.2𝑥 10−3 = 33.78 Ω
3

5. Perhitungan 𝑅𝑡
1 1
𝑅𝑡 = 1 1 = 1 1 = 32.51 Ω
+ +
𝑅1 𝑅2 100 48.19

Tabel 3.3. Perubahan tegangan kapasitor

Waktu Pengamatan Kapasitor saat Saklar Dimatikan


𝑇1 4.3 V
𝑇2 3.2 V
𝑇3 2.4 V
𝑇4 1.3 V
𝑇5 0V

• Tegangan sumber yang diberikan 4 V.


• Tegangan kapasitor sesaat sebelum saklar dimatikan bernilai 4.3 V.
Pengamatan:

Mula-mula kapasitor yang terhubung dengan saklar diberi tegangan sumber awal sebesar
4 V. Kemudian, selang beberapa waktu saklar dimatikan. Tegangan awal saat saklar tepat
dimatikan sebesar 4.3 V. Hal ini menunjukkan tegangan awal saat saklar tepat dimatikan
masih mendeketi besar tegangan sumber awal yang dimasukkan. Akan tetapi, dalam
selang waktu tertentu tegangan akan tetap menurun besarnya, namun tidak secara drastis.
Terlihat data pada tabel 3.3. menunjukkan tegangan menurun dari 𝑇1 hingga T5 secara
bertahap hingga tegangan di dalamnya 0. Hal ini menunjukkan bahwa kapasitor dapat
menyimpan muatan untuk selang waktu tertentu.

IV. PEMBAHASAN

Resistor merupakan komponen elektronik pasif yang memiliki nilai resistansi atau
hambatan tertentu yang berfungsi untuk menahan dan mengatur besar arus listrik yang
mengalir pada suatu rangakaian. Satuan pengukuran dari resistor yaitu Ohm (Ω). Resistor
terdapat dalam dua jenis rangkaian, yaitu dalam rangkaian seri dan paralel. Rangkaian
seri resistor yaitu sebuah rangkaian yang terdiri atas dua buah atau lebih resistor yang
disusun secara seri atau sejajar, sedangkan rangkaian paralel resistor merupakan sebuah
rangkaian yang terdiri atas dua buah atau lebih resistor yang disusun secara paralel
dengan menghubungkan ujung-ujung dari resistor. Nilai resistor yang diproduksi di
pasaran jumlahnya sangat terbatas dan mengikuti Standar Value Resistor. Apabila kita
ingin mendapatkan resistor dengan resistansi tertentu yang tidak tersedia di pasaran, maka
kita harus merangkai sendiri dari resistor-resistor yang tersedia di pasaran. Untuk
mengatasi hal tersebut, maka kita perlu menggunakan rangkaian seri dan paralel untuk
mendapatkan nilai resistor yang kita inginkan. Jadi, fungsi resistor pada rangkaian seri
maupun paralel yaitu untuk mendapatkan nilai resistor pengganti yang ingin kita
dapatkan.

Kapasitor merupakan alat atau komponen elektronik yang digunakan untuk


menyimpan muatan listrik yang besar untuk sementara waktu. Satuan kapasitansi dari
kapasitor yaitu Farad (µ). Kapasitor terdiri atas keping-keping logam yang disekat satu
sama lain dengan isolator. Isolator penyekat tersebut disebut dengan zat dielektrik. Salah
satu fungsi dari kapasitor yaitu untuk menyimpan muatan listrik. Jika kedua ujung keping
logam diberikan tegangan, maka muatan positif akan berkumpul di satu kutub dan muatan
negatif akan berkumpul di kutub lainnya. Muatan positif tidak dapat dapat mengalir ke
muatan di kutub negatif dan sebaliknya karena terpisah oleh isolator sehingga masing-
masing muatan tersimpan selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung keping logamnya.

Rangkaian arus searah (DC) merupakan rangkaian listrik dengan arus stasioner
(dalam arti polaritas tetap) yang tidak berubah terhadap waktu. Besaran-besaran utama
yang terdapat dalam listrik arus searah yaitu kuat arus dan tegangan. Kuat arus pada
rangkaian listrik arus searah besarnya konstan terhadap waktu, artinya dimana pun kita
meninjau arus tersebut pada waktu berbeda akan mendapatkan nilai yang sama. Tegangan
pada rangkaian listrik arus searah pun memiliki nilai yang konstan terhadap waktu. Kuat
arus yang mengalir pada rangkaian seri besarnya sama, sedangkan pada rangkaian paralel
setiap komponen membutuhkan kuat arus yang berbeda sesuai hambatannya masing-
masing. Tegangan yang mengalir pada rangkaian seri memiliki nilai yang berbeda-beda
sesuai dengan besar tahanannya, sedangkan pada rangkaian paralel besar tegangan yang
mengalir pada masing-masing komponen adalah sama besar.

Nilai hambatan total yang didapat secara teoritis pada percobaan 1 yaitu sebesar
150 Ω dan pada percobaan 2 sebesar 33,33 Ω. Nilai hambatan total yang didapat secara
eksperimen pada percobaan 1 dengan menggunakan tegangan sumber 2 V, 4 V, dan 6 V
berturut-turut sebesar 149.28 Ω, 137.58 Ω, dan 146.56 Ω, sedangkan pada percobaan 2
dengan menggunakan tegangan sumber yang sama berturut-turut sebesar 32.51 Ω, 34.84
Ω, dan 34.90 Ω. Berdasarkan hasil data tersebut dapat terlihat memang terdapat perbedaan
hasil antara hambatan total teori dengan eksperimen, namun tidak terlalu besar. Hal ini
mungkin terjadi karena alat-alat yang digunakan pada saat percobaan keakuratannya
sudah menurun serta ketidaktelitian praktikan dalam merangkai alat pada saat percobaan
sehingga menghasilkan hasil yang berbeda dengan yang seharusnya.

Hukum Ohm berbunyi “Kuat arus dalam suatu rangkaian berbanding lurus dengan
tegangan pada ujung-ujung rangkaian dan berbanding terbalik dengan hambatan
rangkaian. Pada data hasil percobaan yang terdapat pada tabel 3.1. dan 3.2. terlihat bahwa
semakin besar kuat arus yang ditambahkan, maka tegangan juga akan semakin besar,
begitu pula sebaliknya. Hal ini sudah membuktikan bahwa hasil dari percobaan kali ini
sudah sesuai dengan Hukum Ohm.

Mula-mula kapasitor yang terhubung dengan saklar diberi tegangan sumber awal
sebesar 4 V. Kemudian selang beberapa waktu saklar dimatikan. Tegangan awal saat
saklar tepat dimatikan sebesar 4.3 V. Hal ini menunjukkan tegangan awal saat saklar
tepat dimatikan masih mendeketi besar tegangan sumber awal yang dimasukkan. Akan
tetapi, dalam selang waktu tertentu tegangan akan tetap menurun besarnya, namun tidak
secara drastis. Terlihat data pada tabel 3.3 menunjukkan tegangan menurun dari 𝑇1 hingga
T5 secara bertahap hingga tegangan di dalamnya 0. Hal ini menunjukkan bahwa kapasitor
dapat menyimpan muatan.

Kapasitor terdiri atas keping-keping logam yang disekat satu sama lain dengan
isolator. Isolator penyekat tersebut disebut dengan zat dielektrik. Salah satu fungsi dari
kapasitor yaitu untuk menyimpan muatan listrik. Jika kedua ujung keping logam
diberikan tegangan, maka muatan positif akan berkumpul di satu kutub dan muatan
negatif akan berkumpul di kutub lainnya. Muatan positif tidak dapat dapat mengalir ke
muatan di kutub negatif dan sebaliknya karena terpisah oleh isolator sehingga masing-
masing muatan tersimpan selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung keping logamnya.

V. KESIMPULAN

1. Besar tegangan total yang didapat pada percobaan kali ini ketika besar tegangan
sumber sebesar 2 V, 4 V, dan 6 V berturut-turut yaitu sebesar 2.09 V, 3.939 V,
dan 5.892 V, sedangkan besar kuat arus yang didapat sebesar 61.5 x 10−3 A,
114.8 x 10−3 A, dan 171.9 x 10−3 A.
2. Besar resistor yang didapat pada percobaan kali ini dengan menggunakan tegangan
sumber sebesar 2 V, 4 V, dan 6 V pada rangkaian seri yang didapat berturut-
berturut sebesar 149.28 Ω, 137.58 Ω, dan 146.56 Ω dan pada rangkaian paralel
didapat berturut-turut sebesar 32.51 Ω, 34.84 Ω, dan 34.90 Ω.
3. Pada percobaan kali ini, didapat kesimpulan bahwa kapasitor mampu menyimpan
muatan listrik selama beberapa selang waktu dan tegangan didalam kapasitor akan
menurun secara bertahap ketika saklar dimatikan.
VI. DAFTAR PUSTAKA

[1] Aprilianti, Jumha. (2017). Ammeter dan Voltmeter. Makassar: UIN Alauddin
Makassar

[2] Chanif, Muhammad., Sarwito, Ir. Sardono., & Setyo, Eddy.K. (2014). Analisa
Pengaruh Penambahan Kapasitor Terhadap Proses Pengisian Baterai Wahana Bawah
Laut. Jurna Teknik POMITS. 3(1). F-71

[3] Gideon, Samuel., & Saragih, Koko Pratama. (2019). Analisis Karakteristik Listrik
Arus Searah dan Arus Bolak-Balik. Medan: Politeknik Teknologi Kimia Industri Medan

[4] Lestari, Try Elza. (2018). Rancang Bangun Multimeter Digital Berbasis
Mikrokontroler Arduino Uno. Skripsi. Jurusan Fisika. FMIPA. Palembang: Unsri

[5] Nawali, Erixon Dedy., Sherwin R.U.A. Sompie., dan Novi M. Tulung. (2015).
Rancang Bangun Alat Penguras dan Pengisi Tempat Minum Ternak Ayam Berbasis
Mikrokontroler Atmg 16. E-Jurnal Teknik Elektro dan Komputer. 4(7)

[6] Sofiana, Ana., Yulianti, Ian., & Sujarwata. (2017). Identifikasi Nilai Hambat Jenis
Arang Tempurung Kelapa dan Arang Kayu Mangrove sebagai Bahan Alternatif
Pengganti Resistor Film Karbon. Unnes Physics Journal. 6(1): 2

[7] Sumarna. (2020). Listrik Arus Searah. Yogyakarta: UNY

[8] Tim Asisten Praktikum Fisika Dasar I. 2020. Modul 1: Listrik Arus Searah. Jakarta
Selatan: Universitas Pertamina

Anda mungkin juga menyukai