Anda di halaman 1dari 9

Nama: Andriana Andam DN

NIM: 20/468989/NEK/00384

MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA

UJIAN AKHIR SEMESTER


Mata kuliah : Business and Management
Dosen Pengajar : Naya Hapsari, M.Sc.
Hari, tanggal : Senin, 14 Desember 2020
Waktu : 07.30 – 19.30 (Pengerjaan 12 jam)
Sifat Ujian : Take Home
Kelas Pra MBA 77 B
Instruksi: Kerjakan soal-soal berikut secara komprehensif dan berurutan. Gunakan teori-
teori yang relevan dan sertakan referensi (jika ada). Submit jawaban Anda dalam bentuk
pdf.

I. NIKE: Mengubah Permainan di Dunia Sneakers


a. Identifikasi proses pengambilan keputusan Nike
- Langkah 1. Recognize The Need for Decision
1. Kuatnya kebutuhan dan peluang akan pengembangan transformasi ke
arah digital, karena Nike menyadari kelemahan pada beberapa sosial
media mereka terutama Instagram dan Twitter.
2. Loyalitas dari komunitas penggemar sneakers.
3. Nike ingin mempertahankan posisinya sebagai merek pakaian olah raga,
terutama sepatu, dengan market share tertinggi di Amerika Serikat.
- Langkah 2. Generate Alternative
Eksekutif Nike melihat antusiasme masyarakat kepada perusahaan Virgin
Mega yang saat itu menyertakan salah satu sepatu keluaran Nike (Jordans).
Dari sini, mulai muncul spekulasi bahwa Virgin Mega dapat bekerjasama
dengan Nike menciptakan inovasi baru.
- Langkah 3. Assess Alternative
Pada langkah ini, Adam Sussman memulainya dengan mencermati
bagaimana loyalitas komunitas sneakers dapat dijadikan bidikan pasar yang
besar. Lalu mulailah ide untuk melakukan pengembangan melalui aplikasi
sebagai platform penjualan dan pembelian dengan menggait perusahaan lain
yaitu Virgin Mega.
- Langkah 4. Chooses among alternatives
Setelah proses akuisisi dengan perusahaan Virgin Mega dilakukan,
dilakukannya pengembangan terhadap visi baru untuk SNKRS, yang
meliputi nilai konsumen, peta jalan, dan jadwal.
- Langkah 5. Implement the chosen alternative
Mengoperasikan fitur baru SNKRS dan mengenalkannya kepada customer,
identifikasi aplikasi dan melakukan FGD dengan komunitas penggemar
sneakers.
- Langkah 6. Learn from the feedback.
Setelah mendapatkan conclusion dari hasil FGD dengan komunitas, pihak
Nike dapat menemukan celah pada aplikasi SNKRS dan dapat melindungi
konsumen dari beberapa ancaman seperti serangan bot, kriminalitas dalam
dunia maya yang melibatkan hackers, yang memborong sepatu sebelum
pelanggan lain memiliki kesempatan.
Gaya pengambilan keputusan yang dilakukan oleh Ron Faris dan Adam
Sussman
Gaya pengambilan keputusan yang dilakukan oleh Ron Faris dan Adam
Sussman adalah Nonprogrammed Decision Making, karena keputusan dibuat
setelah Nike melihat kuatnya peluang baru untuk ber-transformasi ke arah
digital dan loyalitas dari komunitas penggemar sneakers, dengan tujuan
merubah cara Nike membawa produk ke pasar serta melayani customer melalui
cara yang berbeda dari yang dimiliki Nike sebelumnya. Sehingga terciptanya
inovasi baru yaitu aplikasi SNKRS yang baru pertama kali dibuat oleh Nike dan
diharapkan customer mendapatkan experience baru dengan cara berbelanja
yang unik dan praktis tetapi tidak menghilangkan value dari cara sepatu tersebut
didapatkan.
Selain itu, hal lain yang menyebabkan alasan mengapa gaya
pengambilan keputusan ini adalah Nonprogrammed, yaitu Nike ingin
mempertahankan posisinya sebagai merek pakaian olah raga, terutama sepatu,
dengan market share tertinggi di Amerika Serikat dan dengan terciptanya
SNKRS ini dapat menjadi inovasi serta gebrakan baru sehingga dapat melawan
ancaman yang mungkin akan timbul dari kompetitornya.
Adam Sussman dan team juga membuat pengembangan dan inisiatif
yang terus menerus dilakukan (contoh: season SNKRS yang dirilis berbeda
waktu, Consumer Direct Offence, memusatkan perhatian pada pasar tertentu
dan sebagainya) dengan dasar melihat peluang dan ancaman serta informasi
lainnya yang terus berubah dan tidak menentu agar Nike dapat memberikan
tanggapan yang sesuai dengan hal tersebut.
b. Analisis SWOT
Faktor Internal
Strengths (Kekuatan) Weakness (Kelemahan)
Memiliki keahlian serta inovasi untuk Karena inovasi berbasis aplikasi, maka
membuat aplikasi digital mobile platform memungkinkan terjadinya penyelewengan
bernama SNKRS yang memiliki fitur unik data, penipuan lebih bervariasi dan serangan
dan menarik yang dibuat oleh Studio bot serta terjadinya down aplikasi pada saat
S23NYC. arus pelanggan atau traffic sedang tinggi.
Banyaknya perusahaan yang bergabung, Memerlukan riset yang harus terus dilakukan
sehingga membuat Nike menjadi lebih dan dikembangkan sehingga cost yang
ternama. dikeluarkan juga relatif lebih tinggi.
Mampu menangkap peluang yang ada lebih
cepat dari kompetitornya serta kemampuan
membaca kebutuhan pasar yang baik.
Studio S23YNC juga mampu
mengembangkan aplikasi tersebut, sehingga
aplikasi akan terus mengikuti kebutuhan
customer.
Market search tertinggi di Amerika Serikat.
Melakukan dorongan untuk memfokuskan
lebih banyak sumber daya perusahaan pada
penjualan langsung kepada konsumen
(Costumer Direct Offence).
Faktor Eksternal
Opportunity (Peluang) Threat (Ancaman)
Brand image pada Nike sudah melekat pada Kriminalitas dunia maya yang melibatkan
generasi millennials. hackers sehingga dapat memborong sepatu
sebelum pelanggan lain memiliki
kesempatan untuk membelinya.
Kompetitor lain dapat mencontoh ide dari
Memanfaatkan event, artis populer, dan atlet
Nike dengan membuat fitur yang serupa
untuk menjual produk.
bahkan lebih baik.
Loyalitas dari penggemar sneakers.
Adanya aplikasi SNKRS akan lebih banyak
menggaet konsumen dari berbagai macam
kalangan, karena penggunaan nya yang
relatif lebih mudah dan praktis.

Analisis Five Force’s Porter menurut Michael Porter


Karena Nike adalah pencetus utama dalam pembuatan
aplikasi SNKRS yang dibuat oleh Studio S23YNC dalam
The level of rivalry among industri serupa, maka daya saingnya masih rendah karena
organizations in an industry. kompetitor Nike seperti Puma dan Adidas belum
menciptakan inovasi yang minimal dapat sejajar dengan
SNKRS.
Dalam hal ini, Nike sudah lebih dulu unggul daripada
kompetitor sekelasnya, karena lebih cepat sadar akan dunia
digital dan peluang dalam membaca pasar yang sedang
dibutuhkan konsumen sehingga dapat menjadi trendsetter
bagi industri sepatu untuk memasuki era digital. Jika Nike
terus menerus melakukan pengembangan inovasi sesuai
The potential for entry
dengan kebutuhan konsumen dan terus memperbaiki
into an industry.
aplikasi tersebut, ancaman dari kompetitor lain untuk masuk
tergolong rendah. Disamping konsumen sudah terlanjur
mengetahui lebih dulu mengenai SNKRS, biaya yang
dibutuhkan untuk menciptakan inovasi tersebut tidaklah
murah dan mudah dengan resiko perbadingan 50:50 untuk
keberhasilan dan kegagalannya.
Dengan adanya aplikasi SNKRS, Nike akan berfokus pada
The power of large suppliers
penjualan melalui gerai resmi mereka serta dibawah kendali
Nike Direct dan mengurangi jumlah pengecer yang dapat
memainkan harga dibawah gerai resmi. Sehingga
keuntungan yang didapatkan oleh Nike akan lebih
maksimal.
Dari awal aplikasi ini direncanakan, Nike sudah membidik
mangsa pasarnya adalah sebuah komunitas besar yang saling
terkait di seluruh dunia, komunitas sneakers, yang
loyalitasnya juga sudah terbukti. Munculnya SNKRS dapat
The power of large menjawab permintaan terhadap cara berbelanja yang mudah
customers dan praktis serta pengalaman baru dengan fitur yang selalu
dikembangkan tanpa mengurangi value yang didapatkan,
sehingga minat untuk berbelanja dan mengetahui produk
baru yang dikeluarkan akan naik dan menghasilkan
keuntungan bagi Nike.
Ancaman tidak hanya datang dari kompetitor atau aplikasi
sejenis nantinya, tetapi juga barang lain yang memiliki
The threat of substitute fungsi yang sama dapat menggantikan produk dari Nike.
products. Tingkat ancaman ini tergolong rendah karena dengan
adanya SNKRS, Nike akan terus mengembangkan dan
memperbaiki lini produknya.
c. Apakah masuk akal bagi perusahaan pesaing untuk mengejar jenis inovasi
yang dilakukan Nike melalui aplikasi SNKRS?
Sangat masuk akan bagi perusahaan pesaing untuk mengejar jenis
inovasi yang dilakukan oleh Nike, karena pada era industri 4.0 ini hampir
seluruh lini bisnis mulai bergerak pada pengembangan bidang teknologi dan
digital, tak terkecuali industri sepatu. Jadi kesempatan untuk melakukan
pengembangan inovasi yang mirip dengan SNKRS terbuka lebar dengan
mempertimbangkan strategi-strategi korporat, level bisnis, dan level fungsional.
Dalam strategi korporat, penulis menyarankan untuk memakai kedua
jenis growth strategies yaitu pertumbuhan vertikal dan kombinasi antara
diversifikasi terkonsentrasi serta konglomerat. Dalam pertumbuhan vertikal,
Adidas dan Puma bisa lebih berkonsentrasi kepada gerai resmi mereka sehingga
profit dan mutu yang didapat akan lebih maksimal serta akan mengurangi
permainan harga lebih rendah yang biasanya dapat dilakukan oleh pengecer.
Sedangkan, untuk kombinasi diversifikasi terkonsentrasi dan konglomerat,
Adidas dan Puma dapat melakukan akuisisi atau merger dengan perusahaan
yang berbasis teknologi sehingga dapat memberikan sesuatu yang berbeda bagi
konsumen. Contohnya, dapat menciptakan inovasi baru melalui perusahaan fast
food restaurant atau dapat juga bekerjasama dengan perusahaan alat
transportasi seperti sepeda dan skateboard yang memiliki komunitas besar.
Selanjutnya untuk strategi level bisnis, Adidas dan Puma harus
memiliki misi dan keunggulan kompetitifnya. Pesaing harus menambah pangsa
pasar dengan cara melakukan keunikan pada inovasi yang akan diciptakan.
Seperti pada Nike, SNKRS dibuat dengan menggunakan konsep gamifilkasi agar
selain mendapatkan experience baru, konsumen tidak merasa bosan saat
menunggu. Dengan pengembangan fitur seperti pada season satu dan season
dua, SNKRS dapat dengan mudah memenangkan hati konsumen.
Adidas dan Puma juga dapat mengembangkan aplikasi belanja online
mereka yang sudah tersedia pada handphone Android dan Iphone, agar
konsumen lebih tertarik dan menemukan value yang berbeda jika sedang
menggunakan aplikasi tersebut.
Yang terakhir, untuk strategi level fungsional, Adidas dan Puma dapat
menggait komunitas-komunitas besar yang memiliki loyalitas brand tinggi.
Selain itu, melihat dari cara Nike menarik pelanggan, pesaing juga perlu
berkolaborasi dengan artis atau public figure yang memiliki pengaruh cukup
kuat sehingga pasar yang semula, sehingga pangsa pasar pesaing juga akan
semakin luas dan terbidik secara jelas.
d. Perubahan seperti apa yang ditawarkan Nike, Inc. pada industri sneakers?
Apakah dampaknya?
Dengan judul artikel tersebut, sudah jelas bahwa Nike merubah pasar
pada industri sneakers. Perubahan yang ditawarkan Nike adalah experience
baru dalam hal pembelian produk oleh konsumen. Nike merubah transformasi
pembelian yang semula konvensional dengan toko fisik menjadi digitalisasi
melalui aplikasi SNKRS. Dengan hal ini, dampak yang diberikan yaitu
kompetitor sekelas Nike akan mulai juga merambah ke dunia digital dengan
menciptakan inovasi yang serupa. Sehingga, Nike perlu berhati-hati dan terus
melakukan inovasi terdepan terutama terkait aplikasi SNKRS. Untuk dampak
negatif dari sisi internal perusahaan, perihal cost yang dikeluarkan akan lebih
tinggi karena melakukan riset yang terus berkelanjutan.

II. SDM (Sumber Daya Manusia)


Apakah Anda setuju dengan uraian tersebut?
Penulis setuju dengan uraian tersebut, karena hal ini berkaitan dengan konsep
yang pada awalnya adalah Human Resource Management (HRM) lambat laun
beralih menjadi Human Capital Management (HCM) karena pergeseran peranan
SDM. SDM bukan lagi hanya sebagai alat perusahaan yang dapat melakukan
pekerjaan atau kegiatan-kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa, tetapi SDM
juga dapat menjadi intangible asset dan investasi bagi perusahaan untuk jangka
panjang karena memiliki banyak kelebihan dan kemampuan yang dapat
dikembangkan dari waktu ke waktu, dapat dikatakan SDM dapat menjadi modal
bagi perusahaan.
Pengembangan SDM ini nantinya tidak hanya memberikan dampak kepada
SDM itu sendiri tetapi dapat juga berkontribusi secara maksimal kepada perusahaan
dan lingkungan sekitar.
Upaya yang perlu disiapkan organisasi di berbagai sektor dalam mengelola
SDM-nya di era industrial 4.0 dan society 5.0?
Yang perlu dipersiapkan organisasi di berbagai sektor dalam mengelola SDM-
nya di era industrial 4.0 dan society 5.0 adalah perusahaan harus sudah mulai untuk
melihat teknologi secara lebih luas dan kedepan. Memperkenalkan kepada SDM-
nya bahwa mereka akan hidup berdampingan dengan teknologi. Setelah itu,
pengembangan SDM dapat dilakukan melalui dua cara yaitu secara formal dan
informal.
Yang pertama, secara formal, perusahaan dapat memberikan pelatihan dan
pengetahuan sesuai dengan bidangnya masing-masing mengenai penggunaan
teknologi secara berkala kepada karyawan dari seluruh kalangan generasi agar
standar kemampuan antar SDM bisa sama rata.
Pemberian sertifikasi juga diperlukan bagi karyawan yang sudah mengambil
pelatihan dalam perusahaan sehingga terdapat bukti fisik (selain kemampuan yang
meningkat) bahwa individu tersebut telah meng-upgrade skills yang dimiliki. Lalu
dalam penerimaan karyawan baru, sertifikat kompetensi dari Universitas atau
industri juga diperlukan sebagai syarat individu yang memiliki jenjang pendidikan
Vokasi ataupun Politeknik.
Setelahnya, pengembangan dapat dilakukan secara informal, yaitu
pengembangan SDM secara individual melalui penanaman moral dan prinsip
kepada setiap karyawan bahwa tenaga kerja yang mampu mengendalikan dan
mengontrol teknologi di era sekang ini yang akan terus dibutuhkan dan dapat terus
bergerak maju, sehingga karyawan dapat menumbuhkan kesadaran dan keinginan
diri sendiri serta semangat untuk terus belajar dan berusaha mengejar ketertinggalan
serta menjadi unggul dan siap bersaing secara global.
Contoh praktik pengelolaan SDM
Pada contoh kali ini, berdasarkan pengalaman, penulis mengambil contoh
perusahaan PT. ADHI KARYA PERSERO (Tbk) yang bergerak diberbagai macam
bidang, seperti kontraktor, konsultan, developer, jasa penyedia material dan
sebagainya.
Dalam perusahaan PT. ADHI KARYA sudah diadakan grading SDM terkait
dengan sertifikasi dan pelatihan, khususnya untuk karyawan yang masuk melalui
jalur Management Trainee (MT). Pelatihan yang diberikan tersebut sesuai dengan
bidang masing-masing karyawan.
Untuk pegawai dengan jalur MT, pada saat step awal masuk perusahaan,
diberikan program latihan bernama Individual Development Program atau biasa
disebut IDP. Nantinya, pada akhir program ini, pegawai diberikan draft dan
mengumpulkan draft tersebut yang berisi self-assessment yang mencakup hard dan
soft competencies. Jika dirasa oleh pihak SDM Pusat PT. ADHI KARYA individu
tersebut masih kurang memenuhi standar yang sudah ditentukan, pihak SDM Pusat
akan menyediakan program pelatihan lanjutan. Terdapat juga pelatihan berkala
namun dengan waktu yang tidak menentu, seperti kadang per-enam bulan sekali
atau bisa per-tiga bulan sekali. Pelatihan ini mencakup berbagai macam aspek,
selain pelatihan yang sesuai dengan jobdesk individu, pelatihan pengembangan
hard skills dan soft skills seperti perizinan, pengembangan bisnis, proses desain,
public speaking serta presentasi, juga diterapkan untuk pegawai dengan jalur MT.
Lalu, untuk pegawai dengan jalur non MT, program pelatihan hanya sesuai
dengan bidang masing-masing. Contohnya, karyawan Devisi Engineering
diberikan pelatihan mengenai Building Information Modelling (BIM).
Selain itu, PT. ADHI KARYA juga mengadakan program pelatihan untuk
karyawan yang menginginkan promosi atau kenaikan jabatan. Nantinya setelah
program pelatihan ini selesai, karyawan yang bersangkutan akan diberikan
sertifikasi khusus yang dapat dijadikan pendukung untuk hal tersebut.
Untuk reward bagi karyawan yang dapat memicu motivasi dalam diri, sejauh
pengalaman penulis, PT. ADHI KARYA belum pernah memberikan reward kepada
pegawai jika menyangkut kinerja yang baik atau efektif. Sehingga, hal ini dirasa
perlu diberlakukan oleh PT. ADHI KARYA, selain agar pegawai dapat termotivasi
untuk menjadi yang terbaik serta dapat meningkatkan daya saing antar individu di
dalam perusahaan.
Untuk praktik pengelolaan SDM PT. ADHI KARYA, sudah cukup baik karena
pelatihan untuk karyawan dilakukan secara berkala dengan jangka waktu yang
berbeda-beda. Selain itu, kepada pegawai yang ingin meningkatkan skills dan
promosi jabatan juga mendapatkan dukungan dari internal perusahaan. Yang perlu
ditambahkan pada pengelolaan SDM ini yaitu, pemberian reward kepada karyawan
dari sisi kinerja selama di perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai