MAGISTER MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS GADJAH MADA
UJIAN AKHIR SEMESTER
Mata kuliah : Business and Management Dosen Pengajar : Naya Hapsari, M.Sc. Hari, tanggal : Senin, 14 Desember 2020 Waktu : 07.30 – 19.30 (Pengerjaan 12 jam) Sifat Ujian : Take Home Kelas Pra MBA 77 B Instruksi: Kerjakan soal-soal berikut secara komprehensif dan berurutan. Gunakan teori- teori yang relevan dan sertakan referensi (jika ada). Submit jawaban Anda dalam bentuk pdf.
I. NIKE: Mengubah Permainan di Dunia Sneakers
a. Identifikasi proses pengambilan keputusan Nike - Langkah 1. Recognize The Need for Decision 1. Kuatnya kebutuhan dan peluang akan pengembangan transformasi ke arah digital, karena Nike menyadari kelemahan pada beberapa sosial media mereka terutama Instagram dan Twitter. 2. Loyalitas dari komunitas penggemar sneakers. 3. Nike ingin mempertahankan posisinya sebagai merek pakaian olah raga, terutama sepatu, dengan market share tertinggi di Amerika Serikat. - Langkah 2. Generate Alternative Eksekutif Nike melihat antusiasme masyarakat kepada perusahaan Virgin Mega yang saat itu menyertakan salah satu sepatu keluaran Nike (Jordans). Dari sini, mulai muncul spekulasi bahwa Virgin Mega dapat bekerjasama dengan Nike menciptakan inovasi baru. - Langkah 3. Assess Alternative Pada langkah ini, Adam Sussman memulainya dengan mencermati bagaimana loyalitas komunitas sneakers dapat dijadikan bidikan pasar yang besar. Lalu mulailah ide untuk melakukan pengembangan melalui aplikasi sebagai platform penjualan dan pembelian dengan menggait perusahaan lain yaitu Virgin Mega. - Langkah 4. Chooses among alternatives Setelah proses akuisisi dengan perusahaan Virgin Mega dilakukan, dilakukannya pengembangan terhadap visi baru untuk SNKRS, yang meliputi nilai konsumen, peta jalan, dan jadwal. - Langkah 5. Implement the chosen alternative Mengoperasikan fitur baru SNKRS dan mengenalkannya kepada customer, identifikasi aplikasi dan melakukan FGD dengan komunitas penggemar sneakers. - Langkah 6. Learn from the feedback. Setelah mendapatkan conclusion dari hasil FGD dengan komunitas, pihak Nike dapat menemukan celah pada aplikasi SNKRS dan dapat melindungi konsumen dari beberapa ancaman seperti serangan bot, kriminalitas dalam dunia maya yang melibatkan hackers, yang memborong sepatu sebelum pelanggan lain memiliki kesempatan. Gaya pengambilan keputusan yang dilakukan oleh Ron Faris dan Adam Sussman Gaya pengambilan keputusan yang dilakukan oleh Ron Faris dan Adam Sussman adalah Nonprogrammed Decision Making, karena keputusan dibuat setelah Nike melihat kuatnya peluang baru untuk ber-transformasi ke arah digital dan loyalitas dari komunitas penggemar sneakers, dengan tujuan merubah cara Nike membawa produk ke pasar serta melayani customer melalui cara yang berbeda dari yang dimiliki Nike sebelumnya. Sehingga terciptanya inovasi baru yaitu aplikasi SNKRS yang baru pertama kali dibuat oleh Nike dan diharapkan customer mendapatkan experience baru dengan cara berbelanja yang unik dan praktis tetapi tidak menghilangkan value dari cara sepatu tersebut didapatkan. Selain itu, hal lain yang menyebabkan alasan mengapa gaya pengambilan keputusan ini adalah Nonprogrammed, yaitu Nike ingin mempertahankan posisinya sebagai merek pakaian olah raga, terutama sepatu, dengan market share tertinggi di Amerika Serikat dan dengan terciptanya SNKRS ini dapat menjadi inovasi serta gebrakan baru sehingga dapat melawan ancaman yang mungkin akan timbul dari kompetitornya. Adam Sussman dan team juga membuat pengembangan dan inisiatif yang terus menerus dilakukan (contoh: season SNKRS yang dirilis berbeda waktu, Consumer Direct Offence, memusatkan perhatian pada pasar tertentu dan sebagainya) dengan dasar melihat peluang dan ancaman serta informasi lainnya yang terus berubah dan tidak menentu agar Nike dapat memberikan tanggapan yang sesuai dengan hal tersebut. b. Analisis SWOT Faktor Internal Strengths (Kekuatan) Weakness (Kelemahan) Memiliki keahlian serta inovasi untuk Karena inovasi berbasis aplikasi, maka membuat aplikasi digital mobile platform memungkinkan terjadinya penyelewengan bernama SNKRS yang memiliki fitur unik data, penipuan lebih bervariasi dan serangan dan menarik yang dibuat oleh Studio bot serta terjadinya down aplikasi pada saat S23NYC. arus pelanggan atau traffic sedang tinggi. Banyaknya perusahaan yang bergabung, Memerlukan riset yang harus terus dilakukan sehingga membuat Nike menjadi lebih dan dikembangkan sehingga cost yang ternama. dikeluarkan juga relatif lebih tinggi. Mampu menangkap peluang yang ada lebih cepat dari kompetitornya serta kemampuan membaca kebutuhan pasar yang baik. Studio S23YNC juga mampu mengembangkan aplikasi tersebut, sehingga aplikasi akan terus mengikuti kebutuhan customer. Market search tertinggi di Amerika Serikat. Melakukan dorongan untuk memfokuskan lebih banyak sumber daya perusahaan pada penjualan langsung kepada konsumen (Costumer Direct Offence). Faktor Eksternal Opportunity (Peluang) Threat (Ancaman) Brand image pada Nike sudah melekat pada Kriminalitas dunia maya yang melibatkan generasi millennials. hackers sehingga dapat memborong sepatu sebelum pelanggan lain memiliki kesempatan untuk membelinya. Kompetitor lain dapat mencontoh ide dari Memanfaatkan event, artis populer, dan atlet Nike dengan membuat fitur yang serupa untuk menjual produk. bahkan lebih baik. Loyalitas dari penggemar sneakers. Adanya aplikasi SNKRS akan lebih banyak menggaet konsumen dari berbagai macam kalangan, karena penggunaan nya yang relatif lebih mudah dan praktis.
Analisis Five Force’s Porter menurut Michael Porter
Karena Nike adalah pencetus utama dalam pembuatan aplikasi SNKRS yang dibuat oleh Studio S23YNC dalam The level of rivalry among industri serupa, maka daya saingnya masih rendah karena organizations in an industry. kompetitor Nike seperti Puma dan Adidas belum menciptakan inovasi yang minimal dapat sejajar dengan SNKRS. Dalam hal ini, Nike sudah lebih dulu unggul daripada kompetitor sekelasnya, karena lebih cepat sadar akan dunia digital dan peluang dalam membaca pasar yang sedang dibutuhkan konsumen sehingga dapat menjadi trendsetter bagi industri sepatu untuk memasuki era digital. Jika Nike terus menerus melakukan pengembangan inovasi sesuai The potential for entry dengan kebutuhan konsumen dan terus memperbaiki into an industry. aplikasi tersebut, ancaman dari kompetitor lain untuk masuk tergolong rendah. Disamping konsumen sudah terlanjur mengetahui lebih dulu mengenai SNKRS, biaya yang dibutuhkan untuk menciptakan inovasi tersebut tidaklah murah dan mudah dengan resiko perbadingan 50:50 untuk keberhasilan dan kegagalannya. Dengan adanya aplikasi SNKRS, Nike akan berfokus pada The power of large suppliers penjualan melalui gerai resmi mereka serta dibawah kendali Nike Direct dan mengurangi jumlah pengecer yang dapat memainkan harga dibawah gerai resmi. Sehingga keuntungan yang didapatkan oleh Nike akan lebih maksimal. Dari awal aplikasi ini direncanakan, Nike sudah membidik mangsa pasarnya adalah sebuah komunitas besar yang saling terkait di seluruh dunia, komunitas sneakers, yang loyalitasnya juga sudah terbukti. Munculnya SNKRS dapat The power of large menjawab permintaan terhadap cara berbelanja yang mudah customers dan praktis serta pengalaman baru dengan fitur yang selalu dikembangkan tanpa mengurangi value yang didapatkan, sehingga minat untuk berbelanja dan mengetahui produk baru yang dikeluarkan akan naik dan menghasilkan keuntungan bagi Nike. Ancaman tidak hanya datang dari kompetitor atau aplikasi sejenis nantinya, tetapi juga barang lain yang memiliki The threat of substitute fungsi yang sama dapat menggantikan produk dari Nike. products. Tingkat ancaman ini tergolong rendah karena dengan adanya SNKRS, Nike akan terus mengembangkan dan memperbaiki lini produknya. c. Apakah masuk akal bagi perusahaan pesaing untuk mengejar jenis inovasi yang dilakukan Nike melalui aplikasi SNKRS? Sangat masuk akan bagi perusahaan pesaing untuk mengejar jenis inovasi yang dilakukan oleh Nike, karena pada era industri 4.0 ini hampir seluruh lini bisnis mulai bergerak pada pengembangan bidang teknologi dan digital, tak terkecuali industri sepatu. Jadi kesempatan untuk melakukan pengembangan inovasi yang mirip dengan SNKRS terbuka lebar dengan mempertimbangkan strategi-strategi korporat, level bisnis, dan level fungsional. Dalam strategi korporat, penulis menyarankan untuk memakai kedua jenis growth strategies yaitu pertumbuhan vertikal dan kombinasi antara diversifikasi terkonsentrasi serta konglomerat. Dalam pertumbuhan vertikal, Adidas dan Puma bisa lebih berkonsentrasi kepada gerai resmi mereka sehingga profit dan mutu yang didapat akan lebih maksimal serta akan mengurangi permainan harga lebih rendah yang biasanya dapat dilakukan oleh pengecer. Sedangkan, untuk kombinasi diversifikasi terkonsentrasi dan konglomerat, Adidas dan Puma dapat melakukan akuisisi atau merger dengan perusahaan yang berbasis teknologi sehingga dapat memberikan sesuatu yang berbeda bagi konsumen. Contohnya, dapat menciptakan inovasi baru melalui perusahaan fast food restaurant atau dapat juga bekerjasama dengan perusahaan alat transportasi seperti sepeda dan skateboard yang memiliki komunitas besar. Selanjutnya untuk strategi level bisnis, Adidas dan Puma harus memiliki misi dan keunggulan kompetitifnya. Pesaing harus menambah pangsa pasar dengan cara melakukan keunikan pada inovasi yang akan diciptakan. Seperti pada Nike, SNKRS dibuat dengan menggunakan konsep gamifilkasi agar selain mendapatkan experience baru, konsumen tidak merasa bosan saat menunggu. Dengan pengembangan fitur seperti pada season satu dan season dua, SNKRS dapat dengan mudah memenangkan hati konsumen. Adidas dan Puma juga dapat mengembangkan aplikasi belanja online mereka yang sudah tersedia pada handphone Android dan Iphone, agar konsumen lebih tertarik dan menemukan value yang berbeda jika sedang menggunakan aplikasi tersebut. Yang terakhir, untuk strategi level fungsional, Adidas dan Puma dapat menggait komunitas-komunitas besar yang memiliki loyalitas brand tinggi. Selain itu, melihat dari cara Nike menarik pelanggan, pesaing juga perlu berkolaborasi dengan artis atau public figure yang memiliki pengaruh cukup kuat sehingga pasar yang semula, sehingga pangsa pasar pesaing juga akan semakin luas dan terbidik secara jelas. d. Perubahan seperti apa yang ditawarkan Nike, Inc. pada industri sneakers? Apakah dampaknya? Dengan judul artikel tersebut, sudah jelas bahwa Nike merubah pasar pada industri sneakers. Perubahan yang ditawarkan Nike adalah experience baru dalam hal pembelian produk oleh konsumen. Nike merubah transformasi pembelian yang semula konvensional dengan toko fisik menjadi digitalisasi melalui aplikasi SNKRS. Dengan hal ini, dampak yang diberikan yaitu kompetitor sekelas Nike akan mulai juga merambah ke dunia digital dengan menciptakan inovasi yang serupa. Sehingga, Nike perlu berhati-hati dan terus melakukan inovasi terdepan terutama terkait aplikasi SNKRS. Untuk dampak negatif dari sisi internal perusahaan, perihal cost yang dikeluarkan akan lebih tinggi karena melakukan riset yang terus berkelanjutan.
II. SDM (Sumber Daya Manusia)
Apakah Anda setuju dengan uraian tersebut? Penulis setuju dengan uraian tersebut, karena hal ini berkaitan dengan konsep yang pada awalnya adalah Human Resource Management (HRM) lambat laun beralih menjadi Human Capital Management (HCM) karena pergeseran peranan SDM. SDM bukan lagi hanya sebagai alat perusahaan yang dapat melakukan pekerjaan atau kegiatan-kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa, tetapi SDM juga dapat menjadi intangible asset dan investasi bagi perusahaan untuk jangka panjang karena memiliki banyak kelebihan dan kemampuan yang dapat dikembangkan dari waktu ke waktu, dapat dikatakan SDM dapat menjadi modal bagi perusahaan. Pengembangan SDM ini nantinya tidak hanya memberikan dampak kepada SDM itu sendiri tetapi dapat juga berkontribusi secara maksimal kepada perusahaan dan lingkungan sekitar. Upaya yang perlu disiapkan organisasi di berbagai sektor dalam mengelola SDM-nya di era industrial 4.0 dan society 5.0? Yang perlu dipersiapkan organisasi di berbagai sektor dalam mengelola SDM- nya di era industrial 4.0 dan society 5.0 adalah perusahaan harus sudah mulai untuk melihat teknologi secara lebih luas dan kedepan. Memperkenalkan kepada SDM- nya bahwa mereka akan hidup berdampingan dengan teknologi. Setelah itu, pengembangan SDM dapat dilakukan melalui dua cara yaitu secara formal dan informal. Yang pertama, secara formal, perusahaan dapat memberikan pelatihan dan pengetahuan sesuai dengan bidangnya masing-masing mengenai penggunaan teknologi secara berkala kepada karyawan dari seluruh kalangan generasi agar standar kemampuan antar SDM bisa sama rata. Pemberian sertifikasi juga diperlukan bagi karyawan yang sudah mengambil pelatihan dalam perusahaan sehingga terdapat bukti fisik (selain kemampuan yang meningkat) bahwa individu tersebut telah meng-upgrade skills yang dimiliki. Lalu dalam penerimaan karyawan baru, sertifikat kompetensi dari Universitas atau industri juga diperlukan sebagai syarat individu yang memiliki jenjang pendidikan Vokasi ataupun Politeknik. Setelahnya, pengembangan dapat dilakukan secara informal, yaitu pengembangan SDM secara individual melalui penanaman moral dan prinsip kepada setiap karyawan bahwa tenaga kerja yang mampu mengendalikan dan mengontrol teknologi di era sekang ini yang akan terus dibutuhkan dan dapat terus bergerak maju, sehingga karyawan dapat menumbuhkan kesadaran dan keinginan diri sendiri serta semangat untuk terus belajar dan berusaha mengejar ketertinggalan serta menjadi unggul dan siap bersaing secara global. Contoh praktik pengelolaan SDM Pada contoh kali ini, berdasarkan pengalaman, penulis mengambil contoh perusahaan PT. ADHI KARYA PERSERO (Tbk) yang bergerak diberbagai macam bidang, seperti kontraktor, konsultan, developer, jasa penyedia material dan sebagainya. Dalam perusahaan PT. ADHI KARYA sudah diadakan grading SDM terkait dengan sertifikasi dan pelatihan, khususnya untuk karyawan yang masuk melalui jalur Management Trainee (MT). Pelatihan yang diberikan tersebut sesuai dengan bidang masing-masing karyawan. Untuk pegawai dengan jalur MT, pada saat step awal masuk perusahaan, diberikan program latihan bernama Individual Development Program atau biasa disebut IDP. Nantinya, pada akhir program ini, pegawai diberikan draft dan mengumpulkan draft tersebut yang berisi self-assessment yang mencakup hard dan soft competencies. Jika dirasa oleh pihak SDM Pusat PT. ADHI KARYA individu tersebut masih kurang memenuhi standar yang sudah ditentukan, pihak SDM Pusat akan menyediakan program pelatihan lanjutan. Terdapat juga pelatihan berkala namun dengan waktu yang tidak menentu, seperti kadang per-enam bulan sekali atau bisa per-tiga bulan sekali. Pelatihan ini mencakup berbagai macam aspek, selain pelatihan yang sesuai dengan jobdesk individu, pelatihan pengembangan hard skills dan soft skills seperti perizinan, pengembangan bisnis, proses desain, public speaking serta presentasi, juga diterapkan untuk pegawai dengan jalur MT. Lalu, untuk pegawai dengan jalur non MT, program pelatihan hanya sesuai dengan bidang masing-masing. Contohnya, karyawan Devisi Engineering diberikan pelatihan mengenai Building Information Modelling (BIM). Selain itu, PT. ADHI KARYA juga mengadakan program pelatihan untuk karyawan yang menginginkan promosi atau kenaikan jabatan. Nantinya setelah program pelatihan ini selesai, karyawan yang bersangkutan akan diberikan sertifikasi khusus yang dapat dijadikan pendukung untuk hal tersebut. Untuk reward bagi karyawan yang dapat memicu motivasi dalam diri, sejauh pengalaman penulis, PT. ADHI KARYA belum pernah memberikan reward kepada pegawai jika menyangkut kinerja yang baik atau efektif. Sehingga, hal ini dirasa perlu diberlakukan oleh PT. ADHI KARYA, selain agar pegawai dapat termotivasi untuk menjadi yang terbaik serta dapat meningkatkan daya saing antar individu di dalam perusahaan. Untuk praktik pengelolaan SDM PT. ADHI KARYA, sudah cukup baik karena pelatihan untuk karyawan dilakukan secara berkala dengan jangka waktu yang berbeda-beda. Selain itu, kepada pegawai yang ingin meningkatkan skills dan promosi jabatan juga mendapatkan dukungan dari internal perusahaan. Yang perlu ditambahkan pada pengelolaan SDM ini yaitu, pemberian reward kepada karyawan dari sisi kinerja selama di perusahaan.