Anda di halaman 1dari 30

PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1

(KMB 1)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN THYPUS
ABDOMINALIS

Nama : Fathiyah Nabila Dly


Nim : 201102081
Kelompok :5
Stase : Kmb 1
Dosen Pembimbing : Dr. Dudut Tanjung, SKp, M.Kep, Sp.KMB

FAKULTAS KEPERAWATAN USU


PROGRAM PENDIDIKAN NERS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
Laporan Pendahuluan
A. Defenisi
Thypus abdominalis adalah penyakit infeksi akut di saluran pencernaan yang dapat
menyebabkan gangguan pada pencernaan dan gangguan yang dapat ditularkan karena
makanan atau minuman masuk melalui mulut yang terkontaminasi oleh kuman
salmonella typhii.
B. Etiologi
Transmisi salmonella typhi masuk ke dalam tubuh manusia dapat melalui hal-hal berikut :
a. melalui oral, makanan yang terkontaminasi salmonella typhi masuk melalui mulut
b. melalui tangan ke mulut, dimana tangan yang tidak hygienis dan sudah terkontaminasi
salmonella typhii
c. melalui kotoran, dimana kotoran yang memiliki basil salmonella tyhphii masuk ke
sumber air seperti sungai, yang air nya digunakan untuk minum dan tanpa dimasak
terlebih dulu.
c. Patofisiologi
Salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal dengan 5
F yaitu Food (makanan), Fingers (jari tangan/kuku), Fomitus (muntah), Fly (lalat),
dan melalui feses. Yang paling menojol yaitu lewat mulut manusia yang baru
terinfeksi selanjutnya menuju lambung, sebagian kuman akan dimusnahkan oleh asam
lambung dan sebagian lagi lolos masuk ke usus halus bagian distal (usus bisa terjadi
iritasi) dan mengeluarkan endotoksin sehingga menyebabkan darah mengandung bakteri
(bakterimia) primer, selanjutnya melalui aliran darah dan jaringan limpoid plaque
menuju limfa dan hati. Di dalam jaringan limpoid ini kuman berkembang biak, lalu
masuk ke aliran darah sehingga menimbulkan tukak berbentuk lonjong pada
mukosa usus. Tukak dapat menyebabkan perdarahan dan perforasi usus. Perdarahan
menimbulkan panas dan suhu tubuh dengan demikian akan meningkat sehingga
beresiko kekurangan cairan tubuh.Jika kondisi tubuh dijaga tetap baik, akan terbentuk zat
kekebalan atau antibodi. Dalam keadaan seperti ini, kuman typhus akan mati dan
penderita berangsur- angsur sembuh (Zulkoni.2011).
D. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinik dari typhoid abdominalis antara lain;
1. Nyeri kepala, lemah, lesu.
2. Demam yang tidak terlalu tinggi dan berlangsung selama 3 minggu. Minggu
pertama peningkatan suhu tubuh berfluktuasi. Biasanya suhu tubuh meningkat pada
malam hari dan menurun pada pagi hari. Pada minggu kedua suhu tubuh terus
meningkat. Dan pada minggu ketiga suhu tubuh berangsur-angsur turun dan kembali
normal.
3. Gangguan pada saluran pencernaan; bibir kering dan pecah-pecah, lidah ditutupi
selaput putih kotor (coated tongue), lambung yang membengkak karena terisi udara
(meteorismus), mual, tidak nafsu makan, hepatomegali, spenomegali yang disertai
nyeri pada perabaan.
4. Gangguan kesadaran; penurunan kasadaran ( apatis, somnolen ).

5. Bintik-bintik kemerahan pada kulit akibat emboli dalam kapiler kulit. 6. Epistaksis.

E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan Pemeriksaan darah perifer lengkap
Dapat ditemukan leukopeni, dapat pula leukosistosis atau kadar leukosit normal.
Leukositosis dapat terjadi walaupun tanpa disertai infeksi sekunder. Dapat pula
ditemukan anemia ringan dan trombositopeni. Pemeriksaan hitung jenis leukosit dapat
terjadi aneosinofilia maupun limfopeni laju endap darah dapat meningkat.
2. Pemeriksaan SGOT dan SGPT
SGOT dan SGPT sering meningkat, tapi akan kembali normal setelah sembuh.
Peningkatan SGOT, SGPT ini tidak memerlukan penanganan khusus.
3. Pemeriksaan uji widal
Dilakukan untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap bakteri salmonella typhi.
Pada uji widal terjadi suatu reaksi aglutinasi antara antigen bakteri salmonella typhi
dengan antibody salmonella yang sudah dimatikan dan diolah di laboratorium. Uji
widal dimaksudkan untuk menentukan adanya aglutinin dalam serum penderita demam
tifoidenema barium mungkin juga perlu dilakukan

F. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan pada thypoid abdominal yaitu
1. Perawatan
 Tirah baring sampai minimal 7 hari bebas demam atau kurang lebih selama
14 untuk mencegah komplikasi perdarahan atau perforasi usus.
 Reposisi setiap 2 jam untuk mencegah decubitus
 Mobilisasi secara bertahap sesuai dengan kemampuan pasien
2. Diet
 Makanan diberikan secara bertahap sesuai dengan keadaan penyakit dan
kondisi pasien ( air-lunak-makanan biasa)
 Makanan harus mengandung cukup cairan, kalori, dan tinggi protein
 Pemberian cairan jika pasien mengalami dehidrasi dan asidosis
3. Obat
 Antimikroba : Kloramfenikol, Tiamfenikol, Co-trimoksazol
 Obat symptomatik : Antipiretik, Kortikosteroid
 Supportif :Vitamin
 Penenang: diberikan pada pasien dengan gejala neuropsikiatri
 Transfusi darah bila mengalami kompikasi perdarahan
G. Pengkajian
1. Identitas
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, nomor registerasi, status perkawinan,
agama, pekerjaan, tinggi badan, berat badan, tanggal masuk rumah sakit.
2. Keluhan Utama
Pada pasien Thypoid biasanya mengeluh perut merasa mual dan kembung, nafsu
makan menurun, panas dan demam.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Sebelumnya pasien pernah mengalami sakit Typhoid. 4. Riwayat Penyakit Sekarang.
Pada umumnya penyakit pada pasien Thypoid adalah demam, anoreksia, mual, muntah,
diare, perasaan tidak enak di perut, pucat, nyeri kepala/pusing, nyeri otot, lidah tifoid
(kotor), gangguan kesadaran berupa somnolen sampai koma.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Apakah dalam kesehatan keluarga ada yang pernah menderita Thypoid atau sakit yang
lainnya.
6. Riwayat Psikososial
Psikososial sangat berpengaruh sekali terhadap psikologis pasien, dengan timbul gejala-
gejala yang dialami, apakah pasien dapat menerima pada apa yang dideritanya.
7. Pola-Pola Fungsi Kesehatan
a. Pola nutrisi dan metabolisme
Adanya mual dan muntah, penurunan nafsu makan selama sakit, lidah kotor, dan rasa
pahit waktu makan sehingga dapat mempengaruhi status nutrisi berubah.
b. Pola aktifitas dan latihan
Pasien akan terganggu aktifitasnya akibat adanya kelemahan fisik serta pasien akan
mengalami keterbatasan gerak akibat penyakitnya.
c. Pola tidur dan aktifitas
Kebiasaan tidur pasien akan terganggu dikarenakan suhu badan yang meningkat,
sehingga pasien merasa gelisah pada waktu tidur.
d. Pola eliminasi
Kebiasaan dalam buang air kecil akan terjadi retensi bila dehidrasi karena panas yang
meninggi, konsumsi cairan
yang tidak sesuai dengan kebutuhan.
8. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Biasanya pada pasien typhoid mengalami badan lemah, panas, pucat, mual, perut tidak
enak, anoresia.
b. Kepala dan leher
Kepala tidak ada bernjolan, konjungtiva anemia, muka tidak edema, pucat/bibir kering,
lidah kotor serta ditepi dan ditengah merah, fungsi pendengaran normal, leher simetris,
tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
c. Dada dan abdomen
Dada normal, bentuk simetris, pola nafas teratur, didaerah abdomen tepatnya sebelah
kanan atas ditemukan nyeri tekan.
d. Sistem respirasi
Apa ada pernafasan normal, tidak ada suara tambahan, dan tidak terdapat cuping hidung.
e. Sistem kardiovaskuler
Biasanya pada pasien dengan typoid yang ditemukan tekanan darah yang meningkat ,
denyut nadi meningkat saat pasien mengalami peningkatan suhu tubuh.
f. Sistem integument
Kulit bersih, turgor kulit menurun, pucat, berkeringat banyak, akral hangat.
g. Sistem eliminasi
Pada pasien typoid kadang-kadang diare karena malabsorbsi nutrien atau konstipasi
karena efek dehidrasi dalam waktu lama, sehingga urine pasien bisa mengalami
penurunan (kurang dari normal).
h. Sistem muskuloskeletal
Apakah ada gangguan pada ekstremitas atas dan bawah atau tidak ada gangguan.
i. Sistem endokrin
Apakah di dalam penderita thyphoid ada pembesaran kelenjar tiroid dan tonsil.
j. Sistem persyarafan
Apakah kesadaran itu penuh atau apatis, somnolen dan koma pada penderita penyakit
thypoid.

H. Pathway
I. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia dan malabsorbsi nutrien. 2. Hipertermia
b/d efek langsung dari sirkulasi endotoksin pada hipotalamus.
3. Resiko tinggi kurang volume cairan b/d kehilangan cairan sekunder terhadap muntah.
4. Intoleransi aktivitas b/d peningkatan kebutuhan metabolisme sekunder terhadap infeksi akut

J. Intervensi Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia dan malabsorbsi nutrien. Tujuan:
Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
a. Dorong tirah baring.
Rasional:menurunkan kebutuhan metabolisme untuk meningkatkan penurunan kalori dan simpanan
kalori.
b. Anjurkan istirahat sebelum makan.
Rasional:meningkatkan peristaltik dan meningkatkan energi makan.
c. Memberikan kebersihan oral.
Rasional: mulut bersih dapat meningkatkan nafsu makan.
d. Sediakan makanan dalam ventilasi yang baik dan lingkungan yang menyenangkan.
Rasional: lingkungan menyenangkan menurunkan stress dan konduktif untuk makan.
e. Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat.
Rasional: nutrisi yang adekuat akan membantu proses penyembuhan.
f. Kolaborasi pemberian nutrisi, terapi IV sesuai indikasi.
Rasional: program ini mengistirahatkan saluran gastrointestinal sementara memberikan nutrisi penting.
g. Timbang berat badan tiap hari.
Rasional: penurunan berat badan sebagai indikator kecukupan nutrisi

2. Hipertermia b/d efek langsung dari sirkulasi endotoksin pada hipotalamus. Tujuan:
mendemonstrasikan suhu dalam batas normal.
a. Pantau suhu klien.
Rasional: suhu 38 C sampai 41,1 C menunjukkan proses peningkatan infeksius akut.
b. Pantau suhu lingkungan, batasi atau tambahkan linen tempat tidur sesuai dengan indikasi.
Rasional: suhu ruangan atau jumlah selimut harus dirubah, mempertahankan suhu mendekati normal.
c. Berikan kompres mandi hangat.
Rasional: dapat mengurahi demam.
d. Kolaborasi pemberian antipiretik dan antibiotik.
Rasional: menurunkan suhu tubuh dan membunuh mikroorganisme penyebab.

3. Resiko tinggi kurang volume cairan b/d kehilangan cairan sekunder terhadap muntah.
Tujuan: mempertahankan volume cairan adekuat dengan membran mukosa, turgor kulit baik, kapiler
baik, tanda vital stabil, keseimbangan dan kebutuhan urin normal
Intervensi:
a. pantau intake dan output cairan
Rasional: Memberikan informasi tentang keseimbangan cairan dan elektrolit penyakit usus yang
merupakan pedoman untuk penggantian cairan.
b. Observasi kulit kering berlebihan dan membran mukosa turgor kulit dan pengisian kapiler.
Rasional: menunjukkan kehilangan cairan berlebihan atau dehidrasi.
c. Kaji tanda-tanda vital.
Rasional: dengan menunjukkan respon terhadap efek kehilangan cairan.
d. Pertahankan tirah baring.
Rasional: Saat diistirahatkan untuk penyembuhan dan untuk penurunan kehilangan cairan usus.
f. Kolaborasi untuk pemberian cairan parentral.
Rasional: menambah intake lewat vena.

4. Intoleransi aktivitas b/d peningkatan kebutuhan metabolisme sekunder terhadap infeksi akut.
Tujuan: melaporkan kemampuan melakukan peningkatan toleransi aktifitas.
a. Tingkatkan tirah baring.
Rasional: menyediakan energi yang digunakan untuk penyambuhan.
b. Ciptakan lingkungan tenang dan batasi pengunjung.
Rasional: menciptakan lingkungan yang mendukung untuk istirahat untuk pemulihan tenaga.
Rasional: meningkatkan fungsi pernafasan dan meminimalkan tekanan pada area tertentu untuk
menurunkan resiko kerusakan jaringan.
d. Tingkatkan aktifitas sesuai toleransi.
Rasional: tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan karena keterbatasan aktifitas yang
mengganggu periode istirahat.
e. Berikan aktifitas hiburan yang tepat.
Rasional: meningkatkan relaksasi dan hambatan energi.

Pendidikan Kesehatan tentang Thypus Abdominalis Apa itu Thypus Abdominalis ?


Thypus abdominalis adalah penyakit infeksi akut di saluran pencernaan yang dapat menyebabkan
gangguan pada pencernaan dan gangguan yang dapat ditularkan karena makanan atau minuman
masuk melalui mulut yang terkontaminasi oleh kuman salmonella typhii.
Pencegahan untuk tidak terkontaminasi bakteri Salmonella Typhii
1. cuci tangan sebelum dan sesudah makan
2. cuci makanan dengan air bersih yang mengalir
3. konsumsi makanan dan minuman yang bersih & matang
4. perbaikan sanitasi lingkungan yang bersih
5. pemberantasan lalat
6. ciptakan lingkungan yang bersih
7. pembuangan BAB dan BAK yang hygiene
LAMPIRAN 3

FORMAT PENGKAJIANKEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


FAKULTAS KEPERAWATAN USU

I. BIODATA
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. R
Jenis : Laki-laki
Kelamin : 43 Tahun
Umur : Menikah
Status : Islam
Perkawinan : SD
Agama : Wiraswasta
Pendidikan : Tegalrejo Rt 2 Rw 4 Klaten
Pekerjaan
Alamat
Tanggal Masuk : 08 Mei 2012
RS No. Register : Pukul 20.00
Ruangan/ Kamar : 12.39.99.77 Bougenville
Golongan Darah : -
Tanggal : 09 Mei 2012
Pengkajian
Tanggal :-
Operasi
Diagnosa Medis : Thypoid Abdominalis
B.
PENANGGUN : Ny.K.
G JAWAB : Istri Pasien
Nama : Ibu Rumah Tangga
Hubungan dengan Pasien
Pekerjaan
Alamat : Tegalrejo Rt 2 Rw 4 Klaten

II. KELUHAN UTAMA


Pasien mengatakan muntah setelah makan dengan porsi makanan setengah porsi

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG


A. Quantity/ quality
1. Bagaimana dirasakan
Pasien mengatakan sejak 8 hari yang lalu mengeluh sakit pada bagian perut,
badan terasa panas disertai dengan pusing. Pasien juga mengeluh muntah sehabis
makan

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU


A. Penyakit yang pernah dialami
Pasien tidak pernah mengalami sakit sebelumnya
B. Pernah dirawat/ dioperasi
Pasien mengatakan belum pernah dirawat
C. Alergi
Tidak ada alergi

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


A. Penyakit keturunan yang ada
Tidak memiliki penyakit keturunan
B. Genogram

Keterangan gambar :

: laki – laki yang meninggal

: perempuan yang meninggal


: laki- laki
: perempuan
: dalam satu rumah

VI. RIWAYAT/ KEADAAN PSIKOSOSIAL


A. Bahasa yang digunakan
Bahasa indonesia dan bahasa jawa
B. Persepsi pasien tentang penyakitnya
Pasien menerima penyakitnya
C. Konsep diri
1. Body image : pasien menerima kondisinya yang sedang sakit
2. Ideal diri : pasien ingin menjadi orang yang berharga bagi keluarganya
3. Harga diri : pasien memiliki harga diri yang tinggi
4. Peran diri : pasien berperan sebagai suami bagi istrinya dan ayah bagi
kedua anaknya

D. Hubungan dengan keluarga Baik


E. Hubungan dengan saudara Baik
F. Hubungan dengan orang lain
Pasien dikenal orang yang baik pada tetangga dan orang lain
VII. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan umum
KU lemah, Compos mentis

B. Tanda-tanda vital
Suhu tubuh :38,8 °C Nadi : 80x/menit
TD : RR : 24x/menit
100/70 mmHg BB : Sebelum sakit : 64 kg
TB : Saat sakit : 59 kg
160 cm
Pemeriksaan kepala dan leher
1. Kepala
a. Bentuk : Bulat, simetris : -
b. Ubun-ubun
c. Kulit kepala :-
2. Mata
a. Kelengkapan dan kesimetrisan
Simetris kiri dan kanan
b. Konjungtivita dan sklera
Konjungtiva tidak anemis dan sklera tidak ikterik
c. Pupil
Isokor (ukuran kedua pupil sama )
3. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasi
Simetris dan tidak ada polip
4. Telinga
a. Bentuk telinga : sim etr is k ir i d an k an an
b. Ketajaman pendenganran : tidak ada gangguan pendengaran . 5. Mulut dan
faring
a. Keadaan bibir : ada sariawan, kebersihan mulut kurang, mukosa
bibir kering b. Keadaan gusi dan gigi : tidak ada karies dan karang
gigi
c. Keadaan lidah :lidah kotor
6. Leher
a. Posisi trachea :
Simetris, tidak ada nyeri menelan b. Thyroid :
Tidak ada pembesaran tiroid c. Kelenjar limfe :
Tidak ada pembesaran kelenjar limfe d. Vena jugularis :
Terlihat
e. Denyut nadi karotis : Teraba
C. Pemeriksaan integumen 1. Kebersihan :
Kulit bersih 2. Kehangatan :
Hangat 3. Turgor :
Turgor kulit jelek
4. Kelainan pada kulit : tidak ada.
D. Pemeriksaan
thoraks/ dada 1.
Inspeksi :√ Normal Pigeon
thoraks Flail chest
Bentuk
thoraks chest
Burrel chest
Funnel chest Kifos koliasis Beri
tanda ( ) pada kotak yang tersedia
a.
P : 24x/menit
e : r egu ler
r
n
a
f
a
s
a
n
F
r
e
k
u
e
n
s
i
I
r
a
m
a
b. Tanda kesulitan bernafas
Tidak ada deformitas, pengembangan dada sama
2. Pemeriksaan paru
a. Palpasi getaran suara : tidak ada nyeri tekan, ekspansi dada kuat, taktil
fremitus teraba b. Perkusi :Tidak ada massa
c. Auskultasi
 Suara nafas : v esiku ler
 Suara tambahan : tidak ada 3. Pemeriksaan jantung
a. Inspeksi :
Ictus cordis tampak b. Palpasi
 Pulsasi : c. Perkusi :
Tidak ada pembesaran jantung d. Auskultasi
 Bunyi jantung : S1 = S2  Bunyi tambahan : tidak ada
E. Pemeriksaan abdomen 1. Inspeksi
a. Bentuk abdomen : Tidak terdapat lesi
b. Benjolan/ massa : Tidak ada
2. Auskultasi
a. Peristaltik usus terdengar, 20 x/ menit 3. Palpasi
a. Tanda nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan
b. Hepar :
Tidak ada pembesaran hati
4. Perkusi
a. Suara abdomen :
Timpani
F. Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya : tidak ada gangguan genetalia
G. Pemeriksaan muskuloskeletal/ ekstremitas 1. Kesimetrisan otot :
Simetris
2. Pemeriksaan edema :
Tidak ada edema
3.Kekuatan otot : Dapat bergerak bebas
4.Kelainan pada ekstremitas dan kuku : Tidak ada
H. Pemeriksaan neorologi 1. Tingkat kesadaran
GCS : 15, E4.M6.V5 2. Status mental
a. Kondisi emosi/ perasaan
Pasien menyadari dirinya sedang sakit sehingga harus dirawat di RS b.
Orientasi
Baik dan kooperatif
c. Proses berpikir (ingatan, atensi, keputusan, perhitungan) Tidak ada gangguan
d. Motivasi (kemauan)
Pasien sangat ingin sembuh dari penyakitnya e. Persepsi
Pasien mengatakan sehat adalah tidak sakit & tidak dirawat di RS f. Bahasa
Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Indonesia dan bahasa Jawa
VIII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI A. Pola tidur dan kebiasaan
1. Waktu tidur : 21.00

2. Waktu bangun :06.00


3. Masalah tidur : tidak ada gangguan tidur

B. Pola eliminasi 1. B A B
a. Pola BAB : 1 x/ hari Penggunaan laksatif : tidak
b. Karakter feses : cair 2x dalam 24 jam c. Riwayat perdarahan
: tidak
d. Diare : iya
2. B A K
a. Pola BAK : 3-4 x/hari, ±1200 cc/hari Inkontinensi :tidak
b. Karakter urin : jernih kekuningan c. Retensi : tidak
c. Nyeri/ rasa terbakar/ kesulitan BAK : tidak
d. Riwayat penyakit ginjal/ kandung kemih : tidak
e. Penggunaan diuretik : tidak C. Pola makan dan minum
1. Gejala (Subyektif)
a. Diit (Type) : bubur
Jlh makan/ hari : 3 kali/ hari , dengan makan ± ¼ porsi b. Kehilangan selera
makan: nafsu makan menurun
muntah : +
c. Nyeri ulu hati : Tidak ada
d. Alergi/ intoleransi makanan :
Pantangan makanan yang pedas dan asam e. Berat badan biasa :
BB sebelum sakit : 64 kg 2. Tanda (Obyektif)
Berat badan sekarang : 59 Kg, Tinggi badan : 160
3. Waktu pemberian makan : pagi, siang, malam
4. Jumlah dan jenis makanan : pasien makan bubur 3x/hari dengan porsi yang habis dimakan
±1/4 porsi
5. Waktu pemberian cairan : p e m b e r i a n i n f u s 3 0 t p m / 2 4 j a m , m i n u m 3 -4
gelas/hari
6. Masalah makan dan minum a.Kesulitan mengunyah :
Tidak ada
b. Kesulitan menelan : Tidak ada
D. Kebersihan diri/ personal hygine
1. Pemeliharaan gigi dan mulut : terdapat sariawan, mulut kurang bersih, lidah kotor, tidak
ada karang gigi & karies gigi

E. Pola kegiatan/ aktivitas


Pasien mampu melaksanakan ADL secara mandiri. Makan, minum, dan personal hygiene
dapat dilakukan sendiri. Pasien mengatakan gerak ambulasi lemah

IX. HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG/ DIAGNOSTIK A. Diagnosa Medis


Thypus Abdominalis
B. Pemeriksaan diagnostik/ penunjang medis 1. Laboratorium
Tanggal : 09 Mei 2012 Nilai normal : Hb 9,1 dL (nilai
normal 12-16 dL)
Leukosit 4,3 u/L ( nilai normal 4,5- 11.0) Hematokrit 28 % ( nilai normal 37- 48)
Trombosit 140 103 /uL (nilai normal 150-450) MCV 56 fl ( nilai normal 80-1000)
MCH 18 pg (nilai normal 27-32) Ureum 54 mg/dL (nilai normal 10-50)
Kreatinin 1,57 mg/dL ( nilai normal 0,5 – 1, 2) SGPT 66 u/L. (nilai normal < 32 )
 Pemeriksaan widal
S. Typhi O : pos. 1/320 (1/80) S. TyphiH : pos. 1/160 (1/80)

2. Rontgen ( tidak ada pada data kasus pasien ) 3. ECG (tidak ada pada data kasus pasien )
4. USG (tidak ada pada data kasus pasien )
N NAMA D FUN EFEK
O OBAT O GSI SAM
1 Kalfoxim S
1 gr Antibiotik PING
Ruam,
. / 12 untuk gatal,
jam mengobati demam,
2 Kalmet 1x1 infeksi
Untuk mual,munta
Vertigo,
. gr meredakan sakit
peradangan kepala,
dan reaksi maag,
3 Injeksi 500 Membantu Mual,
. Kalpicilin mg/ mengatasi muntah,
4 Injeksi 1 a/ Untuk Pusing,
. Novalgin 80 meredakan mual,
mg nyeri, gangguan
5 Paracetamol 1 Sebagai Demam,
. table pereda ruam di
t demam atau kulit yg
(500 nyeri terasa gatal,
mg) sariawan,
nyeri
6 Infus RL 30 Penambah punggung,
. tpm cairan dan
elektrolit
tubuh untuk
FORMAT ANALISA DATA

N DATA ETIOLOGI MASALAH


1O DS: Salmonella Hipertermi b/d
. -Pasien mengatakan bad thyposa infeksi
annya terasa panas salmonella
disertai dengan pusing thyposa d/d
sejak 8 hari yang lalu masuk saluran pasien merasa
DO : pencernaan badannya
KU pasien lemah TTV lambung, di terasa panas
TD : 100/70 mmHg RR: serap oleh sejak 8 hari
24 x/ menit usus halus yang lalu, suhu
S : 38,8 °C N : 80x/menit tubuh pasien
Tes Widal: positif 38,8 °C
S. Typhi O : 1/320 (1/80) Masuk
S. Typhi H : 1/160 (1/80) peredaran
darah kelenjar
limfoid

reaksi
inflamasi

reaksi
inflamasi
parasimpatik

pelepasan zat
piragen

merespon
dengan
meningkatkan
2 DS : Pasien mengatakan Ketidakseimba
. tidak nafsu makan, ngan nutrisi
Salmonella kurang dari
pasien mengatakan
thyposa kebutuhan
muntah setelah makan,
DO : tubuh b/d
- Sariawan inflamasi di
- Porsi makanan masuk saluran intestinal d/d
tidak habis, pencernaan pasien
hanya ¼ porsi lambung, di mengalami
yang dimakan serap oleh muntah, nafsu
- BB turun 5 kg usus halus makan
(64 kg ke 59 kg) menurun, BB
- BAB cair 2x/24 invasi ke turun, porsi
jam - Hb 9,1 jaringan makanan ¼
dL limfoid usus porsi
halus
muntah

nafsu makan menurun, BB turun 5 kg

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan


tubuh

3. DS : Kekurangan volume
Pasien mengatakan badannya terasa cairan b/d intake cairan
Salmonella thyposa lemas masuk ke kurang d/d pasien
dalam Pasien mengatakan muntah setelah muntah setelah makan,
gastrointestinal makan pasien minum 3-4 x/hari
DO : (600 cc),turgor kulit
- Suhu Tubuh : 38,8 °C Inflamasi jelek , BAB cair , mukosa
di bibir kering
- Turgor kulit jelek
gastrointestinal - Minum 3-4
x/hari (600 cc)
- BAK ±1200 cc/24 jam
- Infus RL 30 tetes/menit Pelepasan
zat pirogen
- Mukosa bibir kering dan
diedarkan oleh - BB turun 5
kg darah
- Porsi makanan yg dihabiskan ¼ porsi
Merespon
- BAB konsistensi cair
dengan2x/24
jam
meningkat
kan suhu
tubuh di
hipotalamu
s

Thypoid Abdominalis

Infasi kuman pada usus


halus

Muntah

Intake cairan kurang (minum)

Kekurangan Volume cairan


DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Hipertermi b/d infeksi salmonella thyposa d/d pasien merasa badannya terasa panas sejak 8
hari yang lalu dan suhu tubuh pasien 38,8 °C

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d inflamasi di intestinal d/d pasien
mengalami muntah, nafsu makan menurun, BB turun, porsi makanan ¼ porsi,

3. Kekurangan volume cairan b/d intake cairan kurang d/d pasien muntah setelah makan, pasien
minum 3-4 x/hari (600 cc),turgor kulit jelek infus
FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
N DIAGNOS TU PROSES
A JU KEPERAWATAN
AN INTERV EVAL
O KEPERAWA
ENSI UASI
TAN
1 Hipertermi b/d Setelah 1. Monitor S: Pasien
infeksi dilakukan TD,nadi, dan mengat
RR
salmonella tindakan 2. monitor
akan
thyposa d/d keperawat suhu tubuh sudah
pasien merasa an, pasien setiap 2 jam tidak
badannya akan sekali merasa
terasa panas menunjuk 3. panas
serta pusing kan Longgarkan O: Pasien
pakaian
sejak 8 hari termoregu pasien tampak
yang lalu dan lasi 4. Pantau rileks
suhu tubuh dengan turgor kulit, TD :
pasien 38,8 °C kriteria kelembapan, 110/70
Ds hasil warna kulit mmHg
Pasien 1. Suhu 5. Berikan ko N : 80
mpres dingin
mengatakan tubuh, pada pasien x/menit S:
badannya terasa TD, dan 6. Jauhkan 36,5°C
panas disertai pernafasa pasien dari RR: 22
dengan pusing n dalam sumber panas,x/menit
pi A
sejak 8 hari yg batas ndahkan : Masalah
lalu DO: normal ke teratasi
lingkungan
KU pasien 2. pasien yang dingin , suhu
lemah TD : tidak 36,5
7.
100/70 mmHg merasa Instruksikan °C
N : 80 x/menit lemah pasien P:Interve
S : 38,8 °C 3. pasien adanya ns i
RR : 24 x/menit tidak diperta
Tes Widal: merasa faktor h
positif badannya ankan
S. Typhi O : panas dan risiko dari
1/320 (1/80) S. pusing kondisi
Typhi H : 1/160 sakit yg
(1/80 berkaitan
dengan
panas
(dehidrasi,
kelembaban
yang tinggi)
8. Ajarkan
pasien dan
keluarga untuk
mencegah
dan
Setelah 1. Timbang BB S: Pasien
2 pasien 2.
Ketidakseimban dilakukan Monitor mual mengataka
. tindakan n sudah
gan nutrisi muntah 3. Kaji
kurang dari keperawat penyebab mual nafsu
kebutuhan tubuh an, nutrisi muntah dan makan dan
b/d inflamasi di tercukupi tangani dengan sudah tidak
intestinal d/d hasil: tepat muntah O:
pasien .1. pasien
4. Monitor -porsi
mengalami intake makan
tidak makanan/caira
muntah, nafsu habis ½
muntah n dan hitung
makan menurun, porsi
setelah masukan kalori
BB turun, porsi -
makan per hari
makanan ¼ porsi 2. BB 5. Dukung
pasien Ti
peningkatan
DS : Pasien meningkat da
asupan kalori
mengatakan 3.pasien 6. Sediakan k
tidak nafsu memiliki variasi ad
makan, pasien nafsu makanan yg a
mengatakan makan tinggi kalori sar
mual muntah dan bernutrisi ia
4. porsi
setelah makan, tinggi wa
makanan 7. Kaji n
DO : yg
- Sariawan makanan A :
dihabiska kesukaan Masala
- BB turun
5 kg (64 n >1/4 pasien h
porsi 8. Lakukan teratasi
kg ke 59 perawatan
kg) Porsi 5. Hb sebagia
mulut sebelum
makanan dalam makan 9. n
tidak batas Kolaborasi P :
habis, normal dengan ahli Intervensi
hanya 6. tidak gizi jumlah dilanjutka
¼ porsi ada kalori dan tipe n
yang sariawan nutrisi yg
dimakan diperlukan
7. untuk
- Hb 9,1
dL konsistens memenuhi
- BAB i BAB kebutuhan
konsiste tidak cair nutrisi
nsi cair 10. Ciptakan
2x/24 lingkungan yg
jam menyenangkan
dan
menenangkan
11. Bantu
pasien
membuat
perencanaan
makan yg
seimbang
sesuai dengan
jumlah energi
yg dibutuhkan
12. Dorong
3 Setelah 1. Dorong S: Pasien
. Kekurangan dilakukan pasien untuk mengataka
volume cairan tindakan minum air n sudah
b/d intake cairan
yang cukup tidak
keperawat setiap hari
kurang d/d muntah
an, intake 2. berikan
pasien muntah O:
cairan cairan dengan - TD
setelah makan, terpenuhi tepat
pasien minum 3- 3. tentukan :
dengan 11
4 x/hari (600 jumlah &
cc),turgor kulit kriteria intake cairan 0/7
jelek hasil serta kebiasaan 0
DS : 1. turgor eliminasi 4. m
Pasien kulit monitor dan m
mengatakan membaik catat Hg
badannya terasa 2. intake & N : 80
lemas Pasien output cairan x/menit S:
intensitas (asupan oral,
mengatakan 36,5°C
minum IV, muntah) RR: 22
muntah setelah meningkat 5. monitor x/meni
makan membran
3. mukosa t -
DO : mukosa, turgor
- Suhu bibir
lembab kulit, dan
Tubuh : respon haus Pasien
38,8 °C 4. suhu 6. Timbang & su
- Turgor tubuh monitor berat da
kulit jelek - normal badan dan h
Minum 3-4 status pasien ma
x/hari 7. monitor u
(600 cc) warna dan mi
- BAK jumlah urin nu
±1200 8. monitor m
cc/24 mual, muntah, 8-
jam dan diare 10
9. monitor gel
- Infus RL TTV & suhu as/
30 tubuh pasien
tetes/me har
setiap 2 jam
nit 10. monitor i
- Mukosa makanan dan -
bibir cairan yg
kering dikonsumsi & Po
- BB turun hitung asupan rsi
5 kg kalori harian ma
11. pantau ka
- Porsi aliran infus IV
makanan n
12.Berikan ha
yg asupan oral
dihabisk bis
diantara waktu ½
an ¼ makan ( misal:
porsi por
memberikan si
- BAB buah-buahan
-
konsiste segar)
nsi cair
2x/24 Tu
jam rgo
r

Anda mungkin juga menyukai