Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 13 No.

PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ILMU


PERPUSTAKAAN INDONESIA: DARI MASA KE MASA
Wahid Nashihuddin1
1PustakawanPertama PDII-LIPI
Email: mamaz_wait@yahoo.com

Abstrak
Pustakawan memiliki peran mencerdaskan kehidupan bangsa, dengan menyediakan sumber-sumber informasi
yang berkualitas dan belajar semaksimal mungkin di sekolah ilmu perpustakaan. Dengan cara tersebut,
pustakawan diharapkan dapat memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja sehingga dapat
memajukan lembaga perpustakaan. Di Indonesia, saat ini sudah memiliki sekitar 32 universitas yang
menyelenggarakan program pendidikan (prodi) ilmu perpustakaan, mulai dari program diploma maupun sarjana.
Dengan dibukanya prodi ilmu perpustakaan di berbagai universitas, diharapkan banyak orang yang mau belajar
agar dapat melahirkan para pustakawan yang kompeten dan profesional di bidangnya. Kajian ini
mendeskripsikan tentang perkembangan ilmu perpustakaan, program pendidikan ilmu perpustakaan dan
informasi di Indonesia, kompetensi pustakawan yang sesuai dengan kurikulum internasional pendidikan ilmu
perpustakaan.
Keywords: Library and information science; Librarian competence; Library education;
Universities; Indonesia.

Pendahuluan sebesar 43,57 %. Sementara dari jenjang


Dalam rangka mencerdaskan jabatan fungsional, yang paling banyak
kehidupan bangsa diperlukan suatu adalah pustakawan penyelia sebesar
pendidikan yang sesuai dengan 25,74 % (Fatmawati, 2012). Apabila
kebutuhan masyarakat. Salah satu upaya dilihat dari jenis perpustakaan yang ada
untuk mengembangkan dan memajukan di Indonesia, Hernandono (2005)
ilmu perpustakaan adalah dengan menjelaskan ada sekitar 2867 orang
menyelenggarakan pendidikan ilmu pustakawan. Berdasarkan data Pus-
perpustakaan dan informasi. Lasa (1995) takawan Indonesia yang dikumpulkan
mengatakan bahwa dengan penguasan Pusat Pengembangan Pustakawan-
ilmu pengetahuan dan teknologi Perpustakaan Nasional RI hingga akhir
(IPTEK) akan mendorong suatu bangsa tahun 2005, jumlah Pustakawan
untuk maju sejajar dengan bangsa-bangsa Indonesia sebagai berikut:
lain. Sistem pendidikan pustakawan
diharapkan mampu mencetak pus- Tabel 1. Jumlah Pustakawan Indonesia
takawan profesional. Pustakawan Tahun 2005
Jumlah
No. Jenis Perpustakaan Prosentase (%)
merupakan sumber daya manusia yang Pustakawan
Perpustakaan
akan mendorong kemajuan per- 1
Nasional RI
178 6,3
pustakaan. Untuk itu, diperlukan upaya 2
Perpustakaan
483 17,1
Khusus/Instansi
yang optimal dalam rangka mencer- Perpustakaan
3 1222 42,1
daskan kehidupan bangsa dan Perguruan Tinggi
Perpustakaan
menunjang pelaksanaan pembangunan 4
Provinsi
687 24,1

nasional. 5
Perpustakaan Umum
Kabupaten/Kota
78 2,7
Di Indonesia, jumlah pustakawan Perpustakaan
masih relatif kecil, sampai dengan Januari 6 Sekolah Lanjutan
Atas (SLTA)
93 3,3

2012, jumlah pustakawan PNS di Perpustakaan


7 Sekolah Lanjutan 126 4,4
Indonesia dalam jabatan fungsional Pertama (SLTP)
sebanyak 3264 orang, pustakawan Jumlah 2867 100
tingkat ahli sebanyak 1508 orang dan
tingkat terampil sebanyak 1765 orang. Selain itu, Perpustakaan Nasional RI
Jika dilihat dari jenjang pendidikan, yang sebagai instansi pembina di bidang
paling banyak adalah tingkat sarjana perpustakaan dan kepustakawanan pada

41
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 13 No. 1

saat ini memiliki sekitar 700 pegawai atau Melihat perkembangan IPTEK
sumber daya tenaga perpustakaan, kedepan, tentunya ilmu perpustakaan
termasuk 178 tenaga fungsional Pusta- akan berkembang pesat dan banyak
kawan (25%) dan sekitar sepertiga diminati oleh masyarakat. Terlihat dari
adalah “pustakawan inpassing”, yaitu banyak dibukanya sekolah ilmu
tenaga fungsional pustakawan tanpa latar perpustakaan dan informasi di perguruan
pendidikan formal di bidang ilmu tinggi di luar Pulau Jawa. Harapannya
perpustakaan. Dengan kondisi seperti ilmu perpustakaan dan informasi, tidak
itu, cukup berat bagi instansi pembina hanya berkembang dan terpusat di Pulau
di tingkat nasional ini untuk dapat Jawa, tetapi seluruh pulau yang di di
dengan lancar mengusung atau melak- Indonesia. Tuntutan inilah yang menjadi
sanakan program kerjanya untuk tantangan dan sekaligus peluang bagi
melaksanakan layanan secara optimal sekolah ilmu perpustakaan (perguruan
bagi masyarakat. Sudah saatnya tinggi) untuk senantiasa berperan aktif
pemerintah berkoordinasi dengan dalam mendidik dan melahirkan calon-
Perpustakaan Nasional RI untuk menye- calon pustakawan yang kompeten dan
lenggarakan atau membuka sekolah- profesional di bidangnya.
sekolah ilmu perpustakaan, tujuannya
agar secara kualitas dan kuantitas profesi Perkembangan Ilmu Perpustakaan
pustakawan dapat berkembang pesat dan Ilmu perpustakaan adalah salah
sejajar dengan profesi lainnya. satu disiplin ilmu yang berkembang
Di Indonesia saat ini, sudah ada akibat perkembangan teknologi kom-
sekitar 32 sekolah ilmu perpustakaan puter dan telekomunikasi. Menurut
yang terdiri dari Perguruan Tinggi Negeri Sulistiyo-Basuki (1994) dalam Hasibuan
(PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (1995), ilmu perpustakaan adalah ilmu
(PTS), baik yang membuka program yang mengkaji perpustakaan (liber berarti
diploma maupun sarjana. Namun, buku). Secara sederhana, ilmu per-
banyak masyarakat yang belum menge- pustakaan adalah ilmu yang mempelajari
tahui “dibukanya” jurusan ilmu tentang: 1) bagaimana mendapatkan
perpustakaan yang ada di berbagai buku untuk memenuhi minat pembaca;
perguruan tinggi. Hal tersebut terjadi 2) bagaimana mengorganisasikan buku-
karena kurangnya promosi (dari fakultas buku; dan 3) bagaimana membuat buku-
dan jurusan ilmu perpustakaan) sehingga buku tersebut tersedia bagi pembaca.
porgram pendidikan ini tidak banyak Sementara itu, ilmu informasi yaitu ilmu
dikenal oleh masyarakat. Menurut yang mempelajari properties dan tingkah
Samiyono (1995), salah satu hal yang bisa laku dari informasi, bagaimana informasi
ditempuh untuk mempromosikan ditransformasikan, dan bagaimana dam-
program ini, misalnya dengan mengirim- paknya terhadap manusia dan mesin
kan brosur kepada sekolah-sekolah (Shuman, 1992). Namun, faktanya ilmu
ataupun lembaga pendidikan lainnya. perpustakaan lebih banyak mengkaji
Kebanyakan yang mengikuti program teori informasi, dan memang tidak dapat
pendidikan ilmu perpustakaan adalah dihindari bahwa objek ilmu perpustakaan
mereka yang sudah bekerja di adalah informasi. Hal tersebut ber-
perpustakaan, kemudian diutus oleh dampak pada penyelanggaran nama studi
lembaga/instansinya untuk memper- di sekolah-sekolah ilmu perpustakaan di
dalam ilmu perpustakaan, dan masih negara maju, misalnya menjadi Sekolah
sedikit dari lulusan SMA/SLTA yang Ilmu Perpustakaan dan Infor-masi atau
langsung mendaftar ke jurusan ilmu School of Information Studies. Dengan
perpustakaan. adanya perubahan nama sekolah ilmu

42
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 13 No. 1

perpustakaan menimbulkan pro dan sekolah perpustakaan harus mempunyai


kontra, misalnya dalam pemaknaan ijazah sarjana; 2) sekolah perpustakaan
istilah “informasi”, memiliki makna lebih harus berafiliasi pada departemen
luas dari istilah “perpustakaan”. Agar tertentu di setiap perguruan tinggi; 3)
kedua ilmu tersebut menyatu, maka memperkaya kurikulumnya dengan mata
banyak perguruan tinggi di Indonesia kuliah yang ada di universitas induknya;
yang membuka sekolah perpustakaan 4) menyediakan mata kuliah umum pada
dengan nama Program Studi Ilmu tahun pertama dan mata kuliah khusus
Perpustakaan dan Informasi. pada tahun kedua; 5) menyediakan teks
Ilmu perpustakaan berawal dari dan materi kuliah yang cukup; 6)
dari adanya “informasi terekam” yang membuat program yang sesuai untuk
berkembang pesat, sehingga "continuing education" guna memper-
perpustakaan tidak bisa dikelola oleh baharui ilmu mahasiswanya; 7)
satu orang saja dan beberapa keahlian mengadakan sertifikasi untuk pusta-
khusus dalam mengumpulkan, kawan profesional; dan 8) harus ada
mengelola, dan menyebarkan bahan standar akreditasi. Usulan-usulan
pustaka. Pada tahun 1887, seorang Willliamson inilah yang menjadi cikal
praktisi perpustakaan bernama Melvil bakal pendirian sekolah jurusan ilmu
Dewey membuka sekolah formal perpustakaan yang ada di Amerika Utara
perpustakaan untuk pertama kalinya di (Davis, 1987 dalam Zein, 2009).
Columbia College. Walaupun Pendidikan ilmu perpustakaan
Kurikulumnya masih berdasarkan "trial mengalami perubahan besar ketika
and error" dan hanya mengajarkan Dewey teknologi informasi masuk ke berbagai
Decimal Classification, cataloguing, disiplin bidang ilmu pengetahuan,
classification, references and bibliography, book misalnya berdampak pada: 1) perubahan
selection and administration, tetapi nama lembaga pendidikan ilmu
lulusannya menyebar ke seluruh Amerika perpustakaan, seperti sejak munculnya
Serikat dan sebagian besar dari mereka ilmu informasi di Amerika, ada School of
mendirikan sekolah perpustakaan di Library and Information Science, School of
daerah masing-masing. Lama sekolahnya Librarianship and Information Management,
berkisar 3 bulan sampai 1 tahun (Miksa, dan School of Library and Information
1986 dalam Zein, 2009). Pada masa ini Studies. Dengan kata lain, pendidikan
munculah tokoh-tokoh yang sangat pustakawan berubah namanya menjadi
perhatian terhadap perkembangan ilmu ilmu perpustakaan dan informasi; 2)
perpustakaan, diantaranya Azariah Root lapangan kerja, maksudnya setiap
dan Aksel Josephson yang mengusulan sekolah yang dimasuki pustakawan
untuk pendirian sekolah perpustakaan di memiliki keahlian yang berbeda-beda,
tingkat pasca sarjana. Tokoh yang paling misalnya bagi pustakawan yang
berpengaruh waktu itu adalah Charles C. menekuni bidang manajemen informasi
Williamson. Williamson mengatakan akan menyebut dirinya sebagai spesialis
bahwa secara kuantitatif, sekolah informasi, analis informasi, atau
perpustakaan sudahlah cukup tetapi konsultan informasi; 3) pertumbuhan
secara kualitatif sekolah perpustakaan majalah, dalam hal ini menambah istilah
sangat perlu diperbaharui (Shera, 1972). informasi pada judul majalah, misalnya
Dengan semboyan "no more library schools, Information Storage and Retrieval berubah
but better library schools", Williamson menjadi Information Processing and
mengajukan delapan hal yang berkaitan Management; American Documentation
dengan sekolah perpustakaan antara lain: berubah menjadi Journal of the American
1) mahasiswa yang akan masuk ke Society for Informatin Science; 4) perubahan

43
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 13 No. 1

terminologi di kalangan pustakawan online; 3) pendekatan system-centered


terutama yang berasal dari domain approach vs user-centered approach; 4)
komputer, seperti istilah programming, pemetaan bidang ilmu perpustakaan dan
software, online, database, virtual library, dan perubahannya; serta 5) perancangan
digital library; dan 5) perubahan struktur pendidikan ilmu perpustakaan yang
organisasi pustakawan, misalnya American progresif dan fleksibel (Pannen, 2011).
Library Association membentuk Library Dengan adanya isu-isu dalam dunia
and Information Technology Division perpustakaan, pustakawan diharapkan
(Sulistiyo-Basuki, 1995). dapat pro-aktif dalam meningkatkan
Pendidikan Ilmu Perpustakaan di wawasan pengetahuan dan kompe-
Indonesia tensinya sesuai dengan bidang
Di Amerika Serikat, terdapat dua pendidikan yang sudah ditempuhnya.
model penerapan pendidikan ilmu Apabila dilihat dari waktu
perpustakaan, yaitu: 1) Model Shera, berkembangnya pendidikan ilmu
dengan cara menambahkan mata kuliah perpustakaan, Indonesia jauh tertinggal
progresif, bersifat “pilihan” sesuai dengan pendidikan formal pustakawan di
dengan kurikulum pembelajaran yang Amerika Serikat, yang dimulai sejak
ditentukan, tanpa memodifikasi mata tahun 1986 dengan dibukanya School
kuliah inti, yakni Library and Information Library of Library Science di Columbia
University di bawah asuhan Melvil
Science; dan 2) Model Salton,
Dewey. Kemudian, pada tahun 1926
mengembangkan pendidikan perpusta-
University of Chicago membuka
kaan berbasis research, project, dan problem, program doktor bidang ilmu per-
khususnya dalam kegiatan temu kembali pustakaan, yang memunculkan banyak
informasi (Sarasevic, 1999 dalam penelitian keilmuan dalam pengem-
Pannen, 2011). Teknologi informasi dan bangan ilmu perpustakaan di dunia. Di
telekomunikasi di dunia perpustakaan Indonesia, pendidikan ilmu perpustakaan
sangat berkembang pesat, dampaknya dimulai sejak tahun 1952 dan Universitas
adalah muncul berbagai isu terhadap Indonesia (UI) merupakan lembaga
pengembangan ilmu perpustakaan, pendidikan yang pertama kali membuka
seperti: 1) ilmu perpustakaan masih jurusan ilmu perpustakaan (1961). Zen
berdiri sendiri, terpisah dari ilmu (2009) menjelaskan bahwa perkem-
komputer, informasi, informatika, dan bangan pendidikan/sekolah ilmu per-
manajemen; 2) tumbuhnya dunia industri pustakaan di Indonesia sebagai berikut.
Tabel 2. Perkembangan Sekolah Ilmu Perpustakaan di Indonesia
No Waktu Keterangan
Kursus Pendidikan Pegawai Perpustakaan (2 tahun), Pimpinan A.H.Hebraken
1 20 Okt 1952-1955
(Belanda)
2 1955-1959 Kursus Pendidikan Ahli Perpustakaan (2,5 tahun)
3 1959 Menjadi Sekolah Perpustakaan
Universitas Indonesia mendirikan Jurusan Ilmu Perpustakaan pada FKIP-UI
4 1961
(Sarjana Muda)
Jurusan Ilmu Perpustakaan masuk ke Fakultas Sastra UI (FKIP berubah menjadi
5 1963
IKIP)
6 1969 Mulai membuka Pendidikan Sarjana (S1)
7 1975 IKIP Bandung membuka Pendidikan Ilmu Perpustakaan, khusus guru pustakawan
Universitas Hasanuddin-Makasar membuka Program Diploma Perpustakaan (3
tahun), kemudian diikuti oleh USU Medan (S1), IPB Bogor (S1), UNPAD Bandung
(S1), UNINUS Bandung (S1), UNAIR Surabaya (D3), UGM Yogyakarta (D3), UI
8 1978
Jakarta (D2/D3/S1/S2 Perpustakaan dan D3 Kearsipan), Universitas Lancang
Kuning Pekanbaru (D3), Universitas Yarsi Jakarta (D3/S1), UNSRAT Manado
(D3), dan Universitas Terbuka (D2)
Terdapat 24 PTN/PTS mendirikan Program Studi Ilmu Perpustakaan, sebagian
9 2000
besar program Diploma

44
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 13 No. 1

Tujuan awal diselenggarakan Objek Ilmu Perpustakaan


program pendidikan perpustakaan yaitu Mengingat bahwa asal mula
untuk memenuhi kebutuhan tenaga perkembangan ilmu perpustakaan ber-
berkeahlian yang secara praktis dapat asal Negara Barat dan objek kajiannya
mengelola perpustakaan dengan baik adalah ilmu informasi, maka ber-
(Septiyantono, 1995). Hakekat pendidi- pengaruh pada nama program studi ilmu
kan perpustakaan adalah pendidikan perpustakaan, yakni dengan nama “Ilmu
keahlian profesional, yaitu program Perpustakaan dan Informasi”. Meskipun
pendidikan yang semata-semata diarah- ada juga beberapa perguruan tinggi yang
kan agar kelak lulusannya dapat mencatumkan nama program studi
melaksanakan tugas-tugas pekerjaannya “Ilmu Perpustakaan” saja, tetapi dalam
dengan baik di perpustakaan (Shera pembelajarannya, materi tentang
dalam Nurhadi, 1988). Sehingga “informasi” menjadi objek utama yang
mahasiswa lulusan pendidikan disampaikan ke mahasiswa. Selain
perpustakaan tidak hanya mampu informasi, “dokumentasi” juga menjadi
bekerja di lapangan, tetapi juga mampu materi penting kedua dalam sistem
melakukan penelian dalam bidang pengelolaan koleksi/literatur perpus-
perpustakaan. Awal perkembangannya, takaan. Hal tersebut yang menyebabkan
pendidikan pustakawan di Indonesia bahwa belajar ilmu perpustakaan berarti
memiliki dua jenjang yaitu jenjang belajar perpustakaan, dokumentasi, dan
pendidikan profesional dan akademis. informasi (pusdokinfo). Perubahan nama
Jenjang pendidikan profesional yaitu pendidikan ilmu perpustakaan dan
informasi dapat berpengaruh terhadap
pendidikan Diploma (non-gelar) mulai
kurikulumnya, misalnya dalam kelompok
dari Diploma 1 sampai Diploma 4.
mata kuliah wajib umum mencakup:
Tujuan dari Program Diploma yaitu
Filsafat Ilmu Pengetahuan, Metode
untuk menyiapkan tenaga ahli untuk
Penelitian, Sistem Temu Balik Informasi,
memenuhi kebutuhan tenaga kerja bagi
Informasi dan Masyarakat, Profesi
perpustakaan. Sedangkan, jenjang Informasi, Dasar-Dasar Ilmu Per-
pendidikan akademis yaitu Sarjana (gelar) pustakaan dan Informasi, Perpustakaan
atau S1, yang kemudian dapat dan Kearsipan (Sulistiyo-Basuki, 1995).
dilanjutkan ke Program Magister (S2) Disamping itu, kemunculan ilmu
dan Doktor (S3). Tujuan program informasi program studi ilmu perpus-
pendidikan gelar sarjana (S1) yaitu takaan berdampak pada kompetensi
mendidik calon sarjana ilmu per- mahasiswanya. Damayani (2011) menje-
pustakaan agar mempunyai wawasan laskan bahwa mahasiswa perpustakaan
yang memadai dalam bidang ilmu hendaknya memiliki kompetensi sebagai
perpustakaan serta bidang ilmu lain yang berikut:
berkaitan, serta mampu menganilisis 1) Colleting of information
masalah-masalah perpustakaan dalam Selain dapat menyimpan dan
rangka pembangunan bangsa dan negara. mengorganisasikan koleksi per-
Sementara itu, tujuan program pustakaan, pustakawan harus
pendidikan jenjang Magister (S2) dan memiliki pengetahuan, ketrampilan,
Doktor (S3) yaitu untuk meningkatkan dan sikap perilaku penelusuran
kualitas dan kuantitas pendidikan dan informasi, penggunaan/pengope-
penelitian dalam bidang kepustakawanan rasian teknologi informasi dan
dengan menemukan konsep-konsep baru komunikasi, serta mengenal
yang berguna untuk mengembangkan pemustaka sasaran dan kebutuhan
ilmu perpustakaan. informasi pemustaka.

45
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 13 No. 1

2) Processing of information teknologi dan komunikasi, termasuk juga


Pustakawan mampu memproses ilmu perpustakaan (kepustakawanan).
atau mengolah informasi agar Pannen (2011) mengatakan bahwa
mudah ditemukan kembali oleh banyak mahasiswa tertarik untuk belajar
pemustaka yang tepat sasaran ilmu perpustakaan karena dipadukan
dengan prinsip user friendly. dengan teknologi informasi atau bisnis
Pustakawan harus memiliki penge- informasi. Ilmu perpustakaan dipastikan
tahuan, ketrampilan, dan sikap akan membahas sumber-sumber infor-
perilaku pengolahan informasi, masi dan sarana akses informasi yang
seperti katalogisasi, klasifikasi, baik disediakan perpustakaan. Dalam perkem-
secara manual maupun berbasis bangannya, ilmu perpustakaan dapat
teknologi berkembang menjadi ilmu informasi
3) Disseminating of information (information science) dan ilmu yang
Pustakawan mampu menyebarkan mengelola pengetahuan (knowledge science).
dan melayankan sumber-sumber Perubahan dan perkembangan ilmu
informasi yang dikelolanya sesuai tersebut dikenal dengan istilah “revolusi
dengan keinginan pemustaka dan evolusi ilmu perpustakaan atau
berdasarkan riset pasar. Pustakawan revolution/evolution (The R/Evolu-
harus memiliki pengetahuan, tion)”. Secara konsep, digam-barkan
keterampilan, dan sikap perilaku sebagai berikut.
melaksanakan penelitian/kajian/
identifikasi pemustaka guna mem-
peroleh gambaran yang jelas
tentang karakteristik pemustaka
(dengan membuat model layanan
informasi yang sesuai dan tepat
sasaran).
4) Preserving of information
Pustakawan mampu Gambar 1. Konsep Revolusi/Evolusi Ilmu
menyelamatkan hasil pikir manusia Perpustakaan
yang terekam dan terdokumentasi-
kan melalui cara-cara yang aman Konsep The R/Evolution di atas
bagi kepentingan pengembangan menjelaskan bahwa istilah “informasi”
pengetahuan dan peradaban menjadi tujuan belajar ilmu perpustakaan
bangsa. Pustakawan dituntut harus (library science), kemudian berkembang
memiliki pengetahuan, ketrampilan, menjadi “pengetahuan”. Dimulai dengan
dan sikap perilaku preservasi pelaku ilmu perpustakaan adalah
preventif yang memadai mulai dari pustakawan (librarian), yang bertugas
seleksi, akuisisi, penyimpanan, dan mengelola sumber-sumber informasi
diseminasi bahan pustaka/ infor-
dalam jumlah besar atau disebut
masi untuk menghindari atau
meminimalkan kerusakan. “ledakan informasi” (information explosion).
Berdasarkan empat kompetensi di Pada waktunya, ilmu perpustakaan
atas, terlihat bahwa kata “information” berkembang menjadi ilmu informasi
menjadi objek pekerjaan pustakawan, (information science) yang dapat melahirkan
serta merupakan objek utama para spesialis informasi (information
pembelajaran ilmu perpustakaan. Istilah spesialis), yang diharapkan dapat
“informasi” dalam dunia pendidikan mengikuti perkembangan teknologi yang
sangat berperan dalam menarik minat cepat (technology revolution) guna men-
masyarakat untuk belajar suatu ilmu dayagunakan segala sumber informasi

46
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 13 No. 1

yang dimiliki perpustakaan. Dengan Indonesia. Pada tahun ajaran 2012/2013,


pendayagunaan berbagai sumber infor- Universitas Gajah Mada Yogyakarta
masi perpustakaan, diharapkan dapat merupakan satu-satunya universitas di
menciptakan suatu pengatahuan baru Indonesia yang sudah membuka Jurusan
bagi masyarakat pembaca informasi. Ilmu Perpustakaan jenjang Sarjana 3
Dengan kata lain, perpustakaan adalah (doktor) pada Program Studi Culture
sumbernya ilmu pengetahuan (knowledge Media, Fakultas Ilmu Pengetahuan
science), fungsi pustakawan yang awalnya Budaya. Sementara itu, sudah ada lima
sebagai spesialis informasi menjadi universitas yang membuka jenjang
pekerja pengetahuan (knowledge worker). Sarjana 2 (magister) ilmu perpustakaan,
Knowledge worker inilah yang diharapkan yaitu: Universitas Indonesia, Universitas
dapat menelusuri, mengelola, dan Padjadjaran, Universitas Gadjah Mada,
menyimpan sumber informasi menjadi Institut Pertanian Bogor, dan Universitas
sumber pengetahuan yang dapat diakses Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
tanpa batas (borderless). Adanya pengem- Namun, adanya sekolah ilmu
bangan konsep di atas, diharap-kan perpustakaan di berbagai universitas
muncul paradigma baru di kalangan belum sepenuhnya diketahui oleh
pustakawan bahwa ”selain pengelola masyarakat sehingga ilmu ini belum
perpustakaan, pustakawan juga sebagai dianggap menarik dan penting untuk
pengelola pengetahuan”. Dengan meng- pengembangan karir di masa depan.
olah dan mendiseminasikan informasi Masyarakat menganggap ilmu perpusta-
terekam, pustakawan mampu mengelola kaan sebagai suatu ilmu baru dalam
dan menciptakan penge-tahuan baru bagi kehidupannya, belum bisa memberikan
masyarakat. Dengan demikian, pusta- peningkatan kesejahteraan sebagaimana
kawan mampu menjawab segala masalah halnya profesi guru, dokter, perawat, dan
dan tantangan yang terkait dunia lainnya. Dengan adanya pemerataan
kepustakawanan, serta mampu mencari jenjang pendidikan ilmu perpustakaan,
solusi yang tepat untuk memajukan ilmu dari jenjang diploma hingga doktor,
perpustakaan sesuai dengan tuntutan diharapkan masyarakat mulai tertarik
perubahan zaman. untuk belajar dan sekolah ilmu
perpustakaan. Kedepannya, diharapkan
Program Pendidikan Ilmu Perpus-
takaan intelektualitas mahasiswa perpustakaan
Intansi yang menyelenggarakan (calon pustakawan) dan pustakawan di
program pendidikan (prodi) ilmu Indonesia dapat berkompetesi dengan
perpustakaan yaitu sekolah tinggi, profesi lainnya. Pemahaman dan
universitas, institut, atau perguruan pengetahuan kepustakawan dari segi
tinggi. Di Indonesia, sudah ada sekitar 32 teknis, administratif, manajemen, dan
instansi yang menyelanggarakan pendidi- kegiatan riset dapat meningkat, hingga
kan ilmu perpustakaan dan informasi, akhirnya menjadi profesi yang profe-
mulai dari program diploma 2, diploma sional. Berikut ini data universitas atau
3, sarjana 1, dan sarjana 2 Prodi Ilmu perguruan tinggi yang menyelenggarakan
Perpustakaan dan Informasi yang prodi ilmu perpustakaan dan informasi
tersebar di berbagai universitas atau di Indonesia.
perguruan tinggi negeri dan swasta di

47
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 13 No. 1

Tabel 3. Daftar Instansi Sekolah Ilmu Perpustakaan di Indonesia


No Instansi Jenjang Fakultas Prodi
JAWA
Departemen
1 Universitas Indonesia (UI) - Depok D3/S1/S2 Ilmu Budaya Ilmu
Perpustakaan
Universitas Padjadjaran (UNPAD) Ilmu
2 D3/ S1/S2 Ilmu Komunikasi
- Bandung Perpustakaan
Ilmu
Universitas Islam Negeri (UIN) Adab dan Ilmu
3 D3/S1/S2 Perpustakaan
Sunan Kalijaga - Yogyakarta Budaya
dan Informasi
Universitas Sebelas Maret (UNS) - Ilmu Sosial Dan Ilmu
4 D3
Surakarta Ilmu Politik Perpustakaan
Universitas Gajah Mada (UGM) - Ilmu Pengetahuan Program Studi
5 S2/S3
Yogyakarta Budaya Culture Media
Ilmu
Universitas Islam Negeri (UIN) Adab dan
6 S1 Perpustakaan
Syarif Hidayatullah - Jakarta Humaniora
dan Informasi
Universitas Brawijaya (UNIBRAW) Ilmu
7 S1 Ilmu Administrasi
- Malang Perpustakaan
Ilmu
8 Institut Pertanian Bogor (IPB) S2 MIPA
Perpustakaan
Universitas Airlangga (UNAIR) - Ilmu Sosial dan Ilmu Informasi
9 D3/S1
Surabaya Ilmu Politik Perpustakaan
Teknologi Ilmu
10 Universitas YARSI - Jakarta D3/S1
Informasi Perpustakaan
Universitas Diponegoro (UNDIP) Ilmu
11 D3/S1 Ilmu Budaya
- Semarang Perpustakaan
Ilmu Sosial dan Ilmu
12 Universitas Terbuka – Tangerang D2/S1
Ilmu Politik Perpustakaan
Universitas Pendidikan Indonesia Perpustakaan
13 S1 Ilmu Pendidikan
(UPI) - Bandung dan Informasi
Universitas Wijaya Kusuma - Ilmu Sosial dan Ilmu
14 S1
Surabaya Politik Perpustakaan
Ilmu
Universitas Islam Nusantara -
15 S1 Ilmu Komunikasi Perpustakaan
Bandung
dan Informasi
Ilmu
16 Universitas Negeri Malang D3 Sastra Perpustakaan
dan Informasi
Universitas Islam Nusantara - Ilmu
17 D3 Ilmu Komunikasi
Bandung Perpustakaan
Universitas Kristen Satya Wacana – Teknologi Ilmu
18 S1
Salatiga Informasi Perpustakaan
SUMATERA
Universitas Lancang Kuning - Ilmu Budaya Ilmu
19 S1
Pekanbaru Perpustakaan
Adab Perpustakaan,
Institut Agama Islam Negeri
20 D3 Arsip dan
(IAIN) Imam Bonjol-Padang
Dokumentasi
Ilmu Budaya Departemen
Universitas Sumatera Utara (USU)
21 D3/S1 Ilmu
- Medan
Perpustakaan
Bahasa dan Sastra Ilmu Informasi
Universitas Negeri Padang -
22 D3 Perpustakaan
Sumatera Barat
dan Kearsipan
Institut Agama Islam Negeri Adab Ilmu
23 D3/S1
(IAIN) Ar-Raniry - Aceh Perpustakaan

48
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 13 No. 1

Bahasa dan Sastra Ilmu Informasi


Universitas Negeri Padang -
24 D3 Perpustakaan
Sumatera Barat
dan Kearsipan
Ilmu Sosial dan Perpustakaan
25 Universitas Bengkulu D3
Ilmu Politik
Ilmu Sosial dan Perpustakaan,
26 Universitas Lampung (UNILA) D3 Politik Dokumentasi
Dan Informasi
SULAWESI
Universitas Islam Negeri (UIN) Adab dan Ilmu
27 S1
Alauddin - Makasar Humaniora Perpustakaan
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu
Ilmu Politik (STISIPOL) Petta Ilmu Sosial dan Perpustakaan
28 S1
Baringeng Soppeng – Sulawesi Politik
Selatan
Universitas Sam Ratulangi - Ilmu Sosial dan Ilmu
29 S1
Manado Politik Perpustakaan
Ilmu
Universitas Haluoleo (UNHALU) - Ilmu Sosial Dan Komunikasi
30 S1
Kendari Ilmu Politik Konsentrasi
Perpustakaan
LOMBOK
Universitas Muhammadiyah Ilmu Sosial dan Administrasi
31 D3
Mataram Politik Perpustakaan
KALIMANTAN
Ilmu
Institut Agama Islam Negeri Perpustakaan
32 D3 Tarbiyah
(IAIN) Antasari - Banjarmasin dan Informasi
Islam

Berdasarkan tabel di atas, diketahui garakan pendidikan ilmu perpustakaan.


bahwa di Jawa terdapat 18 universitas, di Lasa (1995) menambah-kan bahwa
Sumatera terdapat 8 universitas, di jumlah perguruan tinggi penyelenggara
Sulawesi terdapat 4 universitas, di pendidikan pustakawan masih sedikit
Lombok dan Kalimantan masing-masing dan masih terkonsentrasi di Pulau Jawa.
terdapat 1 universitas penyelenggara ilmu Selain faktor geografis, faktor
perpustakaan dan informasi. Dari data pendidikan pustakawan juga masih
tersebut dapat disimpulkan bahwa memprihatinkan. Sebagian besar pusta-
universitas penyelenggara ilmu perpus- kawan yang bekerja di perpustakaan
takaan dan informasi masih terpusat di berasal dari tingkat terampil dengan latar
Jawa. Hal tersebut senada dengan belakang pendidikan SLTA/sederajat
Priyanto (1995) bahwa perguruan tinggi atau program diploma (D1, D2, D3),
yang menyelenggarakan program pen- yang dikatakan cukup mampu dalam hal
didikan ilmu perpustakaan di Indonesia teknis dan administratif, bukan pada
masih belum merata. Terlihat dari level manajemen. Sampai dengan Januari
sebagian besar dari program pendidikan 2012 ini, jumlah pustakawan PNS di
ini hanya tinggi di Pulau Jawa, Program Indonesia yang menduduki jabatan
S2 hanya disatu tempat, Program S1 fungsional sekitar 3291 orang.
hanya dibeberapa tempat. Belum Pustakawan tingkat ahli sebanyak 1508
meratanya program ini merupakan orang dan tingkat terampil sebanyak
kendala bagi pustakawan yang ingin 1765 orang. Jika dilihat dari jenjang
menekuni ilmu perpustakaan. Padahal pendidikan, yang paling banyak adalah
disisi lain, banyak perguruan tinggi besar tingkat sarjana sebesar 43,57 %.
yang berpeluang untuk menyeleng- Sementara dari jenjang jabatan

49
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 13 No. 1

fungsional, maka yang paling banyak Direktorat Pendidikan Tinggi serta


adalah pustakawan penyelia sebesar Perguruan Tinggi penyelenggara pendidi-
25,74 % (LPMP Jateng, 2013). Lebih kan diploma perpustakaan harus
lanjut Saleh (2010) menjelaskan bahwa merancang jalur pendidikan lanjutan
dalam rancangan Peraturan Pemerintah, (further education) bagi lulusan program
syarat untuk mendapatkan status diploma ini untuk melanjutkan
pustakawan adalah sekurang-kurangnya pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
mendapatkan pendidikan S1/Diploma Misalnya harus menghidupkan pendidi-
IV bidang perpustakaan atau S1/IV kan Diploma IV bidang perpustakaan,
bidang nonperpustakaan ditambah dengan persyaratan tertentu yang
dengan pendidikan perpustakaan. disetujui oleh pihak-pihak yang ber-
Sementara itu, saat ini masih ada kepentingan.
program D3 Ilmu Perpustakaan, Seiiring dengan kebutuhan
pertanyaannya adalah: apakah pendidi- informasi dan peningkatan kualitas
kan D3 III akan berlanjut atau harus layanan perpustakaan, sudah saatnya
ditutup? atau dijadikan perpusta-kaan pemerintah membuka kesempatan kerja
pendidikan diploma IV? Jika ditutup yang seluas-luasnya kepada para lulusan
berarti tenaga teknisi perpustakaan sudah mahasiswa perpustakaan (diploma dan
tidak ada. Kalaupun Program D3 Ilmu sarjana), caranya dengan menambah
Perpustakaan masih ada, setidaknya formasi fungsional sebagai pustakawan
untuk mengisi perpustakaan-perpus- lembaga pemerintah atau swasta. Sebagai
takaan kecil, seperti perpustakaan gambaran awal, Hernandono (2005)
Sekolah Dasar, perpustakaan umum memaparkan kondisi pendidikan pusta-
(desa, kelurahan, dan kecamatan). kawan Indonesia (dari berbagai disiplin
Namun demikian, Perpustakaan ilmu) terakhir pada tahun 2005 sebagai
Nasional RI bersama-sama dengan berikut.
Tabel 5. Kondisi Pendidikan Pustakawan di Indonesia
No Pendidikan Jumlah Prosentase (%)
1 Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) 1,031 35,96
2 Diploma 1 (semua disiplin ilmu) 12 0,42
3 Diploma II (semua disiplin ilmu) 383 1336
4 Diploma III (semua disiplin ilmu) 260 9,07
5 Sarjana Muda/D-IV (semua disiplin ilmu) 150 5,23
6 Sarjana/S1 (semua disiplin ilmu) 915 31,91
7 Pasca Sarjana/S2 (semua disiplin ilmu) 116 4,05
Total 2867 100

Terkait dengan kondisi di atas, Artinya bahwa lembaga universitas


hendaknya memperhatikan hal-hal penyelenggara pendidikan ilmu per-
sebagai berikut: 1) standardisasi seleksi pustakaan harus menentukan komitmen
penerimaan secara nasional; 2) dan konsistensi bersama terdahap
peninjauan kembali kurikulum pendidi- penyusunan kurikulum pembelajaran
kan; 3) penetapan standardisasi staf ilmu perpustakaan sesuai dengan standar
pengajar; 4) peningkatan kuantitas dan nasional dan internasional. Penyusunan
kurikulum ilmu perpustakaan hendaknya
kualitas perguruan tinggi penyelenggara
disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan
pendidikan perpustakaan; serta 5) pustakawan di lapangan dan mengadopsi
pembentukan konsorsium pusdokinfo standar internasional yang ditetapkan
(Lasa, 1995). oleh International Federation of Library
Makna “standardisasi” merupakan Associations IFLA. IFLA telah
kunci penyeragaman mutu pendidikan. menetapkan 11 kurikulum inti program
50
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 13 No. 1

pendidikan ilmu perpustakaan dan perpustakaan, lembaga penyelenggara


informasi, diantaranya: 1) informasi harus menyetandarkan kompetensi dan
lingkungan, dampak sosial masyarakat kurikulum pendidikan ilmu perpustakaan
informasi, kebijakan informasi dan etika, dan informasi agar sesuai dengan
sejarah perpustakaan; 2) generasi kebutuhan lapangan pekerjaan. Dengan
informasi, komunikasi dan peng- demikian, selain pustakawan bertugas
gunaannya; 3) menilai kebutuhan mengelola perpustakaan dan melayankan
informasi dan desain jasa pelayanan yang informasi kepada masyarakat, pusta-
responsif; 4) proses transfer informasi; 5) kawan juga bertugas mencerdaskan
menajemen sumber daya informasi ke bangsa melalui program-program yang
dalam organisasi, pengolahan, pene- ada di perpustakaan.
lusuran, preservasi dan konservasi
Informasi dalam berbagai media; 6) Daftar Pustaka
penelitian, analisis dan interpretasi
informasi; 7) aplikasi teknologi Damayani, Ninis Agustini (2011) Kompetensi
informasi dan komunikasi untuk semua dan Sertifikasi Pustakawan: Ditinjau dari
Kesiapan Dunia Pendidikan Ilmu
aspek produk dan jasa perpustakaan dan Perpustakaan. Jurnal Media Pustakawan,
Informasi; 8) manajemen pengetahuan; Vol.18 No.3 Tahun 2011
9) manajemen badan informasi; 10) Damayani, Ninis Agustini (2013) Pengembangan
evaluasi kualitatif dan kuantitatif hasil Program Pendidikan S1 Dan S2 Ilmu
pemanfaatan Informasi dan perpusta- Informasi & Perpustakaan Di Indonesia :
kaan; serta 11) kesadaran paradigma Masalah Dan Tantangan. Makalah
Lokakarya Pengembangan Program
pengetahuan asli tentang ilmu Pendidikan dan Pelatihan Perpustakaan di
perpustakaan dan informasi (IFLA, Indonesia, Jakarta 11-13 juli 2005. Dalam
2012). Apabila kurikulum-kurikulum http://eprints.rclis.org/9242/ (Diakses
tersebut diperhatikan dan dilaksanakan tanggal 2 September 2013).
oleh lembaga pendidikan ilmu Davis, Donald G (1987) The History of Library
School Internationalization. in John F
perpustakaan dan informasi, walhasil Harvey and Frances Laverne Carroll
akan melahirkan mahasiswa ilmu (Eds.).
perpustakaan dan para pustakawan yang Fatmawati, Endang (2012) Menanti Sertifikasi
kompeten dan profesional, serta mampu Pustakawan. dalam http://www.
berkompetisi dengan profesi lain dan suaramerdeka.com/v1/index.php/read/c
siap menghadapi masalah yang ada di etak/2012/03/03/179013/Menanti-
Sertifikasi-Pustakawan-, tanggal 03 Maret
perpustakaan. 2012 (Diakses tanggal 2 September 2013).
Hasibuan, Zaenal A (1995) Mengkaji
Penutup Perkembangan Ilmu Perpustakaan Dalam
Era Globalisasi Informasi: Suatu Usaha
Pendidikan merupakan salah satu Meningkatkan Kualitas Pustakawan
tolak ukur kompetensi dan Indonesia. Makalah Prosiding Kongres
profesionalitas. Begitu juga halnya VII Ikata Pustakawan Indonesia dan
dengan pendidikan ilmu perpustakaan, Seminar Ilmiah Nasional, Jakarta, 20-23
hendaknya harus mampu menciptakan November 1995.
Hernandono (2005) Meretas Kebuntuan
para pustakawan yang kompeten dan Kepustakawanan Indonesia Dilihat Dari
profesional di bidangnya. Lembaga Sisi Sumber Daya Tenaga Perpustakaan.
penyelenggara ilmu perpustakaan dan Makalah Orasi Ilmiah dan Pengukuhan
informasi dituntut untuk aktif Pustakawan Utama Tahun 2005.
IFLA (2012) Guidelines for Professional
mensosialisasikan dan memasyarakatkan
Library/Information Educational Programs.
ilmu perpustakaan ke seluruh lapisan Dalam http://www.ifla.org/ publications/
masyarakat, agar mereka tertarik guidelines-for-professional-libraryinformation-
mempelajarinya. Dalam menyelenggara- educational-programs-2012 (Diakses tanggal
kan program pendidikan ilmu 20 September 2013).

51
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 13 No. 1

Lasa, HS. Pendidikan Pustakawan (1995) Shera, J.H. (1972) The Foundations of Education
Makalah Prosiding Kongres VII Ikata for Librarianship. New York: Becker &
Pustakawan Indonesia dan Seminar Hayes
Ilmiah Nasional, Jakarta, 20-23 Shuman, Bruce A. (1992) Foundations and
November 1995. Issues in Library and Information
LPMP Jateng (2013) Menanti Sertifikasi Science. Englewood, Colorado: Libraries
Pustakawan. dalam http:// www. Unlimited, Inc.
lpmpjateng.go.id/web/index.php/arsip/a Sulistiyo-Basuki (1994) Periodisasi Perpustakaan
rtikel/669-menanti-sertifikasi- Indonesia. Bandung: PT.Remaja
pustakawan-, tanggal 19 September 2013 Rosdakarya.
(Diakses tanggal 15 September 2013). Sulistiyo-Basuki (1995) Konsep Dasar Ilmu
Pannen, Paulina (2011) Quo Vadis Ilmu Informasi, Perpustakaan, dan Kearsipan
Perpustakaan di Indonesia?. Makalah Sebagai Imbas Pendidikan Satu Atap.
Seminar dan Lokakarya Ilmiah Nasional Makalah Kongres dan Temu Ilmiah IPI,
“Information For Society: Scientific Point Jakarta, 20-23 November 1995
of View”, PDII-LIPI, 20-21 Juli 2011. Zain, Labibah (2009) Pendidikan Perpustakaan di
Priyanto, Ida Fajar (1995) Perkembangan Ilmu Indonesia: Upaya memadukan Isu-isu
Perpustakaan dan Kepustakawan di perkembangan Teknologi Informasi
Indonesia. Makalah Prosiding Kongres Dalam Kurikulum Program Pendidikan
VII Ikata Pustakawan Indonesia dan Perpustakaan dan Informasi. Makalah
Seminar Ilmiah Nasional, Jakarta, 20-23 Seminar dan Diskusi Interaktif "Library
November 1995. and Information Education @the
Saleh, Abdul Rahman (2010) Persoalan-persoalan Crossroad," 16-18 November 2009, Hotel
Kepustawanan Sebagai Konsekuensi Topas, Bandung, dalam http://isipii-
Terbitnya UU 43 tahun 2007: Masukan librarian-indonesia.blogspot.com
untuk Perpusnas RI (2 Maret 2010). /2009/11/pendidikan-perpustakaan-di-
Dalam http://bpib-art.blogspot.com/, indonesia.html (Diakses tanggal 10
tanggal 19 September 2013 (Diakses September 2013).
tanggal 15 September 2013). Zen, Zulfikar (2009) Makalah Bedah Buku: 1
Samiyono (1995) Pustakawan: Profesi yang Abad Kebangkitan Nasional &
Tersembunyi Makalah Prosiding Kongres Kebangkitan Perpustakaan Karya
VII Ikata Pustakawan Indonesia dan Dr.Sutarno NS., di BPAD Provinsi DKI
Seminar Ilmiah Nasional, Jakarta, 20-23 Jakarta, April 2009.
November 1995.
Septiyantono, Tri. Pendidikan Perpustakaan dan
Profesi Pustakawan. Makalah Prosiding
Kongres VII Ikata Pustakawan Indonesia
dan Seminar Ilmiah Nasional, Jakarta, 20-
23 November 1995.

“Come, and take choice of all my library, and so beguile thy sorrow.” –
William Shakespeare, Titus Andronicus

52

Anda mungkin juga menyukai