Anda di halaman 1dari 1

1. Ethical issues di equity in access?

Terdapat beberapa Isu – isu yang menjadi faktor dalam membatasi akses yaitu status ekonomi
dalam suatu organisasi yang biasanya disebut biaya finansial, hambatan budaya, keterbatasan
fisik seperti kelumpuhan, orang hamil, ataupun orang yang mengalam kebutaan. Dari segi status
ekonomi, permasalahan yang muncul adalah pada kemampuan perusahaan dalam memperoleh
teknologi informasi yang memadai dalam mendukung proses bisnis di dalam perusahaan. Dari
segi hambatan budaya, permasalahan yang muncul adalah jika dokumentasi hanya disiapkan
dalam satu bahasa atau malah diterjemahkan dengan buruk. Dari segi keterbatasan fisik, orang
hamil memiliki keterbatasan akses dalam fitur keamanan.
Selain itu juga terdapat beberapa permasalahan yang akan ditanyakan mengenai isu ini seperti
bagaimana perangkat keras dan perangkat lunak dirancang dengan pertimbangan perbedaan
dalam keterampilan fisik dan kognitif? Berapa biaya untuk menyediakan pemerataan akses? dan
untuk kelompok masyarakat apa seharusnya keadilan dalam akses menjadi prioritas?

2. Ethical issues di penerapan artificial intelligence?


Serangkaian masalah sosial dan etika telah muncul dari popularitas sistem pakar. Hal ini
biasanya terjadi pada bagaimana cara sistem dipasarkan dikarenakan sistem ini berpengaruh
pada pengambilan keputusan dan juga berperan sebagai sistem yang menjadi pengganti seorang
pakar sehingga membuat beberapa orang sangat bergantung padanya. Oleh karena itu seorang
insinyur (orang yang melakukan penulisan program) dan ahli domain (orang yang menyediakan
pengetahuan mengenai bagaimana tugas di otomatisasikan) harus bertanggung jawab ketika
telah terjadi pengambilan keputusan yang salah, memiliki basis pengetahuan yang tidak lengkap
atau tidak akurat, dan peran yang salah telah diberikan ke komputer dalam proses pengambilan
keputusan. Selanjutnya, karena sistem pakar berusaha untuk mengkloning gaya pengambilan
keputusan manajer, prasangka individu mungkin secara implisit atau secara eksplisit dimasukkan
ke dalam basis pengetahuan. Hal ini terjadi dikarenakan sistem mampu menggantikan tugas
middle manager ketika sistem sedang dalam fase akuisisi pengetahuan sehingga terdapat
beberapa permasalahan yang akan ditanyakan mengenai isu ini seperti siapa yang akan
bertanggung jawab atas kelengkapan dan kesesuaian file dasar pengetahuan? Siapa yang akan
bertanggung jawab atas keputusan yang dibuat oleh sistem pakar yang akhirnya menyebabkan
kerugian saat diterapkan? Siapa yang ditunjuk memiliki keahlian setelah sistem dikodekan
menjadi dasar pengetahuan?

Referensi
Hall, James. 2016. Information Technology Auditing. Cengage Learning.

Anda mungkin juga menyukai