Anda di halaman 1dari 7

UNIVERSITAS ISLAM SYEKH YUSUF TANGERANG PROGRAM

PASCASARJANA S2
Jalan Maulana Yusuf, Kota Tangerang, 15118, Telp. 021-5527063 Fax. 021-5581068

UAS TAHUN AKADEMIK 2020 / 2021

Nama Mahasiswa : Nadira


No. Induk Mahasiswa : 1907030023
Semester : III
Prodi : Magister Manajemen
Mata Kuliah : Manajemen Investasi dan Risiko
Nama Dosen : Dr. Ruhiyat Taufik, S.E., MM
Hari/Tanggal : Rabu, 10 Februari 2021

Artikel 1 (Pengambilan Keputusan Investasi dan Risiko)


Pengeluaran investasi dilakukan untuk mendapatkan keuntungan dan dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu: investasi tetap contohnya gedung, mesin, atau pabrik dan investasi
moneter seperti saham, obligasi, dll. Keduanya dapat membuat suatu perusahaan tumbuh,
kemudian dari sudut pandang lain investasi juga dapat menjadi pengganti atau bisa menjadi
investasi bersih untuk asset yang baru.

Dalam memahami dan mempelajari risiko, teori dan analisis empiris harus
digabungkan. Menggabungkan teori dengan praktik membantu menentukan kekuatan dan
keterbatasan teori. Dengan car aini teori dapat disempurnakan dan dapat membantu dalam
pemahaman yang lebih baik tentang risiko.

1. Keputusan investasi dalam teori ekonomi


Investasi adalah alokasi sumber daya untuk jangka menengah atau jangka Panjang, dan
efek yang diharapkan adalah memulihkan biaya investasi dan memperoleh keuntungan
yang tinggi. Selain sumber daya keuangan, materi dan sumber daya manusia juga
digunakan untuk investasi. Lingkungan ekonomi dan keuangan mempengaruhi investasi
sehingga hasil yang diharapkan tidak pasti (Avram et al.,2009)
Salah satu faktor dasar yang mempengaruhi keputusan adalah faktor risiko investasi.
Risiko ini muncul karena ketidakpastian bahwa biaya investasi akan dipulihkan dan
keuntungan akan diperoleh. Keputusan investasi dan perilaku investasi dapat dipelajari
secara empiris dan teoritis.

Untuk memahami perilaku investasi dan keputusan investasi, perlu untuk mempelajari
dan menganalisis proses investasi dalam praktiknya. Hasil analisis empiris dapat
membantu melengkapi atau mengoreksi teori tentang investasi, atau sekedar
memahaminya lebih baik.

Dalam perumusan teori perilaku investasi, diperlukan bahwa akumulasi modal


didasarkan pada tujuan untuk memaksimalkan kegunaan arus konsumsi. Pemaksimalan
utilitas dari aliran konsumsi dan mendapatkan layanan modal melalui akuisisi barang
investasi adalah beberapa inti dari teori akumulasi modal yang optimal.

2. Investasi dan Risiko


Risiko adalah masalah yang kompleks dan penting untuk dipelajari, dipahami, dan di
identifikasikan dalam proses investasi. Keputusan investasi tanpa analisis risiko tidak
boleh dibuat.

Analisis ekonomi investasi diperlukan untuk mernacang dan memilih proyek investasi
yang akan dihasilkan untuk kesejahteraan investor. Analisis ekonomi membantu
menentukan dampak proyek pada substansi yang menjalankan proyek (pada lingkungan,
dalam masyarakat) dan membantu mengidentifikasi risiko dan keberlanjutan proyek
investasi.

Analisis ekonomi risiko mengidentifikasi variabel yang berbeda, berdasarkan biaya dan
manfaat proyek dan analisis ini dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang menciptakan
risiko terbesar untuk proyek investasi. Ketidakpastian dan risiko selalu ada dalam
investasi, jika itu memiliki lebih dari satu kemungkinan hasil (Belli:1996)

Ketidakpastian dan risiko ini harus diidentifikasi dan dianalisis. Seorang investor dapat
memutuskan apa yang akan dilakukan terkait ketidakpastian ini, berdasarkan hasil analisis
risikonya, ia dapat memutuskan bagaimana mengelola risiko tersebut dan apakah akan
berinvestasi atau tidak.

Dalam teori ekonomi, ada perbedaan antara risiko dan ketidakpastian. Ketidakpastian
adalah ketika semua informasi tentang hasil masa depan diketahui, secara pasti keputusan
investasi akan sederhana. Namun, dalam ketidakpastian faktor risiko masuk dalam
keputusan investasi, yang berarti pengambilan dari investasi menjadi distribusi
probabilitas pengembalian (Forbes:2009).

Definisi ketidakpastian mengataakan bahwa masa depan itu sendiri dapat didefinisikan
sebagai tidak pasti. Tetapi masih banyak hasil dari peristiwa di masa depan yang dapat
diprediksi. Hal ini dapat terjadi pada tingkat yang lebih rendah atau lebih tinggi,
tergantung pada seberapa banyak informasi yang dikumpulkan tentang peristiwa serupa
sebelumnya.

Risiko adalah kemungkinan terkena kerugian. Penentuan risiko didasarkan pada


pengalaman Panjang dan informasi yang memungkinkan estimasi konsekuensi
(Lonita:2001).

Risiko mempunyai banyak aspek, misalnya pada titik akhir dari risiko investasi,
kemungkinan kerugian dapat dipelajari tetapi juga ukuran kerugian ini ketika itu benar-
benar terjadi. Karena risiko memiliki banyak aspek, ini membutuhkan lebih banyak cara
pengukuran risiko dan manajemen risiko. Teori risiko sangat disiplin, termasuk disiplin
ilmu seperti ekonomi, psikologi, statistic, matematika, dll (Du Toit:2004).

Risiko investasi lebih kecil jika investasi itu dilakukan dengan cara opsi nyata, karena
meskipun hasil yang tidak menyenangkan akan terjadi, ada kemungkinan untuk investasi
lanjutan.

3. Pengambilan keputusan dan risiko pendekatan perilaku dan neuro ekonomi


Peterson (2009) menjelaskan bahwa risiko dan ketidakpastian tidak dapat diabaikan,
Ketika teori keputusan dibahas, perbedaan antara pengambilan keputusan di bawah
risiko. Ketidaktahuan dan ketidakpastian menurut Peterson adalah bahwa pembuat
keputusan mengetahui kemungkinan hasil yang mungkin terjadi dalam kasus risiko.
Tetapi dalam kasus ketidaktahuan ada kemungkinan yang tidak diketahui atau bahkan
tidak ada kemungkinan sama sekali.
Menurut Loewenstein et al (2001). Pengambilan keputusan dibawah risiko dan
ketidakpastian adalah salah satu topik terbesar yang dibahas oleh psikolog dan ekonomi,
oleh karena itu, merupakan topik penelitian interdisipiliner yang aktif. Topik ini dipelajari
dari perspektif konsekuensialis yang berarti bahwa orang membuat keputusan
berdasarkan penilaian konsekuensi dari kemungkinan hasil dari pilihan alternatif. Jenis
studi utilitas yang diharapkan tidak melihat perasaan sebagai bagian integral dari proses
pengambilan keputusan.
Menurut Rustichini et al (2005). Perilaku orang dalam situasi berisiko, tidak pasti dan
ambigu memiliki komponen psikologis juga. Mereka menganggap situasi berisiko, ketika
orang dapat secara wajar melampirkan probabilitas untuk setiap hasil atau peristiwa.
Ketidakpastian mengacu pada situasi ketika orang tidak dapat secara tepat dalam
menentukan probabilitas pada suatu hasil.
4. Kesimpulan
Analisis keputusan dalam teori ekonomi menunjukkan bahwa proses pengambilan
keputusan didasarkan pada: (1) Analisis yang obyektif dan tepat waktu dari investasi
dan kemungkinan hasil serta hasil yang dihitung. (2) Investasi dalam banyak kasus
memiliki risiko yang lebih kecil atau lebih besar. Risiko dan ketidakpastian dipandang
secara subjektif dan melibatkan faktor psikologis dan emosional.
Bukti-bukti neuroekonomi menunjukkan bahwa pengaruh psikologis dan emosional
pada pengambilan keputusan yang melibatkan risiko dan ketidakpastian, mungkin
memiliki peran yang informatif dan membantu dalam proses pengambilan keputusan.
Penting untuk menganalisis risiko investasi dari sudut pandang ekonomi perilaku, dan
tidak hanya sebagai komponen obyektif. Maka dari itu perlu adanya penelitian lebih
lanjut mengenai risiko keputusan investasi, dan persepsi risiko dalam proses
pengambilan keputusan, karena justru persepsi risiko itulah yang akan mempengaruhi
keputusan tersebut.
Artikel 2 (Pengaruh Modal Intelektual dan Profil Perusahaan Pada Rantai Pasokan dan
Laba Per Saham berdasarkan Manajemen Operasional)

1. Pengantar
Integrasi supply chain intelligence diartikan sebagai perolehan dan penerapan
pengetahuan teknologi dan pasar yang bersumber dari mitra supply chain, termasuk
pemasok dan pelanggan Earning Per Share (EPS) sebagai indikator profitabilitas adalah
harapan investor dan pemegang saham atas jumlah saham yang dimiliki karena EPS dapat
menunjukkan seberapa besar informasi dan manfaat yang akan di dapat. Semakin besar
EPS menjadi tolak ukur keberhasilan perusahaan dalam menyimpulkan bahwa Earning
Per Share merupakan peramal harga pasar saham yang sangat kuat, sedangkan Price
Earning Ratio berpengaruh signifikan terhadap prediksi harga pasar saham. Perusahaan
terpilih sektor otomotif secara keseluruhan.
2. Literatur Ulasan dan Pengembangan Hipotesis
2.1.Laba Per Saham dan Dividen Per Saham
Ukuran profitabilitas yang paling umum digunakan untuk perusahaan publik adalah
Earning Per Share (EPS) yang memberi tahu pemegang saham biasa berapa banyak
saham yang mereka miliki. Laba per saham adalah ukuran profitabilitas yang sangat
berguna dan akan memberikan deskripsi dan sinyal yang sangat jelas tentang
kekuatan profitabilitas perusahaan. Pendapat ini serupa dengan pernyataan bahwa
laba per saham (EPS) dianggap sebagai indikator akuntansi risiko yang penting.
Penelitian Sharif mengungkapkan bahwa nilai pasar suatu saham secara signifikan
dan positif dipengaruhi oleh pengembalian ekuitas yang tinggi, peningkatan nilai
buku saham, dividen yang lebih tinggi per saham, dan peningkatan pendapatan harga
per saham. Artinya ada hubungan yang kuat antara laba per saham dan dividen per
saham.
2.2.Modal Intelektual Pada Penghasilan Per Saham
Selama ini belum ada devinisi universal untuk Intellectual Capital (IC) dan
mempengaruhi hubungannya dengan penciptaan nilai, diyakini bahwa IC dapat
digunakan karena memiliki peran penting dalam operasional perusahaan. Secara tidak
langsung IC merupakan ukuran nilai tambah efisiensi operasi perusahaan melalui
Value Added Intellectual Coefficient (VAIC). Nilai tambah adalah selisih antara
output dan input, yaitu semua biaya yang digunakan untuk memperoleh pendapatan.
Dalam penelitian ini elemen modal intelektual menggunakan Human Capital
Efficiency (HCE), Structure Capital Efficiency (SCE), dan Capital Employed
Efficiency (CEE). HC adalah karyawan beban, CE adalah nilai buku aset bersih
perusahaan dan SC adalah perbedaan antara nilai tambah dan sumber daya manusia.
2.3.Kebijakan Hutang atau Leverage dan Pendapatan Per Saham
Kebijakan hutang dalam penelitian ini dipromosikan melalui kebijakan pendanaan
atau leverage yaitu Debt to Equity Ratio (DER). Level DER adalah sebuah opsi
mengingat modal sendiri mencerminkan kemampuan perusahaan untuk dapat
beroperasi dengan mengandalkan modal sendiri. Beberapa hasil penelitian tentang
Debt to Equity Ratio (DER) menemukan hubungan negatif antara Debt to Equity
Ratio dan Leverage Ratio dan juga profitabilitas.
2.4.Ukuran Perusahaan pada Penghasilan per Saham
Faktor selanjutnya yang diduga mempengaruhi nilai perusahaan yang diproksikan
dengan EPS adalah ukuran perusahaan. Besar kecilnya perusahaan pada umumnya
ditunjukan oleh nilai aset perusahaan. Jika dikaitkan dengan kemampuan
memperoleh laba, maka ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang
menentukan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Keuntungan lain dari
perusahaan besar akan lebih menarik bagi investor dalam menanamkan dananya
melalui saham dibandingkan perusahaan kecil. Perusahaan besar dan arus kas yang
baik paling sering menawarkan dividen yang lebih tinggi daripada perusahaan kecil.
2.5.Likuiditas pada Pendapatan per Saham
Isitilah likuiditas pada dasarnya adalah teknik yang digunakan oleh organisasi untuk
mengubah asetnya menjadi uang tunai. Setiap kali perusahaan / organisasi perlu
memenuhi kewajiban keuangannya, ia mengubah aset lancer menjadi bentuk tunai
umtuk membayar kewajiban jatuh tempo pada tanggal jatuh tempo. Oleh karena itu
likuiditas dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban dan operasionalnya saat ini. Semakin tinggi tingkat likuiditas perusahaan
maka semakin kuat perusahaan untuk membayar hutang jangka pendek, memenuhi
kebutuhan operasional sehari-hari seperti penyediaan bahan baku, biaya tenaga kerja,
membayar bunga pinjaman, dan kewajiban lain yang bersifat jangka pendek.
Likuiditas perusahaan dapat diukur melalui rasio lancar. Current Ratio (CR) menjadi
proksi likuiditas dengan alasan Current Ratio merupakan ukuran likuiditas yang
paling lengkap mengingat dasar yang digunakan sebagai pembanding adalah seluruh
nilai aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.
3. Metodologi Penelitian
3.1.Populasi Sampel dan Analisis Metode
Populasi data penelitian adalah perusahaan yang terdaftar di Indeks LQ 45 selama
periode 2014-2016. Dengan menggunakan kriteria yang ditentukan penulis melalui
metode purposive sampling diperoleh data sebanyak 20 perusahaan sehingga diperoleh
data panel dengan jumlah 60 data. Uji prasyarat regresi yang digunakan adalah uji
normalitas dan uji multikolineritas. Analisis regresi berganda dilakukan untuk
mengetahui seberapa besar koefisien pengaruh masing-masing variabel independent
terhadap variabel dependen.
3.2.Pengukuran Variabel
Variabel Independen dan Dependen yang digunakan dalam penelitian ini telah diteliti
dan diukur secara ekstensif melalui rumus-rumus yang diketahui secara umum.
4. Kesimpulan
Jadi, kesimpulan dari artikel ini adalah sebagai berikut: pada literatur IC dan manajemen
pengetahuan rantai pasokan, dan memberikan implikasi manajerial kepada praktisi. Temuan
penelitian menyoroti peran khas dari komponen IC individu dalam mempromosikan SC.
Hasil analisis model 1 menemukan bahwa Human Capital Efficiency (HCE) berpengaruh
negatif signifikan terhadap kebijakan dividen. Sedangkan efisiensi struktur modal (SCE)
dan efisiensi penggunaan modal (CEE) tidak berpengaruh signifikan. Jadi perusahaan
dengan pengungkapan modal intelektual yang lebih tinggi tidak hanya memiliki rasio
pembayaran yang tinggi, tetapi juga memiliki memiliki kemungkinan lebih besar untuk
meningkatkan dan membayar dividen. Penelitian ini juga menemukan bahwa kebijakan
hutang (DER) berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan dividen.

Anda mungkin juga menyukai