Anda di halaman 1dari 3

“ANALISIS KTD DALAM KESALAHAN PEMBERIAN OBAT DI

LAHAN PRAKTIK BERDASARKAN PRINSIP 10 BENAR”


Kasus yang ditemui pada saat di lahan praktek :

Pada saat praktek untuk memenuhi nilai praktikum mata kuliah KDM di
salah satu RS, “X”yang saat itu masih semester 2, memiliki keinginan untuk aktif
dan mencoba untuk mengasah skill. Pada saat “X”sift, terdapat jam jam nya
perawat untuk keliling memberi obat injeksi di Ruang “K”. “X”pun ikut
mengikuti perawat dan memperhatikan cara pemberian obat tersebut bersama
perawat senior. Sebelumnya, obat tersebut sudah melalui proses pengecekan oleh
perawat senior. Sebagai mahasiswa praktik yang baru dan belum memiliki
pengalaman sama sekali di lahan praktek, “X”ingin mencoba untuk memberi obat
injeksi ke pasien. “X”mengamati bahwa rata rata pemberian obat injeksi melalui
rata melalui IV Bolus. Kemudian “X”meminta kepada perawat senior untuk diberi
kesempataan memberikan obat ke pasien. Perawat senior tidak memberitahu
“X”obat ini diberikan melalui prosedur apa,dan hanya memberikan obat lalu
disesuaikan dengan nama dari tiap pasien. “X”memberikan obat dengan prosedur
IV Bolus karena perawat tidak memberi tahu bahwa seharusnya obat diberikan
dengan prosedur IV drip. Setelah memberikan obat pasien mengatakan tangannya
terasa pegal. Kemudian setelah keluar dari ruangan pasien “X”ditegur oleh
mahasiswa praktikan lain seharusnya obat yang diberikan pada pasien itu
diberikan dengan prosedur IV drip lalu “X”melaporkan kepada perawat jika ia
telah melakukan pemberian obat kepada pasien dengan prosedur yang salah.
Setelah itu perawat mengingatkan seluruh mahasiswa praktikan untuk selalu
menanyakan kepada perawat prosedur apa yang dilakukan kepada setiap pasien
yang akan diberikan obat.
Analisa kasus berdasarkan 10 benar :
Berdasarkan prinsip 10 benar, yang pertama adalah benar pasien yaitu “X”
sudah memastikan bahwa mengecek dahulu identitas pasien dengan cara bertanya
langsung nama dan tanggal lahir pasien. Yang kedua adalah benar obat,
pengecekan jenis jenis obat dan cara pengecekan obat tersebut apakah cocok
dengan kondisi pasien dilakukan oleh perawat senior, “X” hanya disuruh untuk
memasukan obat tersebut yang telah diberi label identitas pasien dan jenis obat.
Yang ketiga adalah benar dosis yaitu perawat senior sudah mengecek dosis dan
menghitung dosis dengan benar, “X” menerima obat dalam keadaan yang sudah
terlabeli identitas dan jenis obat. Yang keempat adalah benar waktu, perawat
senior telah memastikan obat tidak kadaluarsa dan memperhatikan kontraindikasi
obat tersebut, “X” memberi obat pada sore hari sesuai perintah yang diberikan
perawat.
Yang kelima adalah benar cara atau rute pemberian yaitu “X” kurang tepat
yaitu yang seharusnya obat tersebut diberikan melalui jalur drip IV namun “X”
memberikan obat tersebut dengan cara IV bolus, “X” mengira bahwa obat tersebut
diberikan secara IV bolus dikarenakan ia melihat rata rata pemberian obat secara
IV bolus, dan perawat senior tidak mengatakan bahwa pemberian obat tersebut
melalui drip IV, hal tersebut bisa dikarenakan kurangnya komunikasi perawat
senior kepada mahasiswa “X” semester 2 yang belum memiliki pengalaman
praktik. Yang keenam adalah benar pengkajian yaitu perawat senior telah
memastikan obat sesuai dengan anjuran dokter yang sesuai dengan usia, kondisi
atau penyakit yang dialami, farmakokinetik obat, serta faktor psikososial pasien.
Yang ketujuh adalah benar dokumentasi, yaitu “X” melapor ke perawat senior
tentang respon pasien terhadap pengobatan yang diberikan dengan memperhatikan
jenis obat, seperti terdapat Reaksi obat yang tidak diharapkan, yaitu rasa pegal
pada tangan pasien setelah pemberian obat melalui IV bolus dan perawat senior
mendokumentasikannya. Yang kedelapan adalah benar pendidikan kesehatan,
yaitu perawat senior telah memastikan keakuratan dan ketepatan informasi tentang
pengobatan & hubungannya dg kondisi pasien yang meliputi tujuan terapi,
kemungkinan efek samping dari obat yang digunakan, diit yang diperlukan, cara
pemberian dan pemantauan hasil laboratorium serta telah meminta informed
concent (persetujuan pasien/keluarga). Yang kesembilan adalah benar evaluasi,
yaitu obat sudah bekerja seperti yang diharapkan terhadap pasien, tidak ada efek
samping obat yang memberatkan pasien, namun terdapat reaksi obat yaitu pasien
merasakan pegal setelah disuntikkan obat tersebut. Yang kesepuluh adalah benar
penolakan, yaitu pasien diberikan hak untuk mengajukan penolakan terhadap
pengobatan yang diterima, tanggung jawab perawat mengklarifikasi alasan
penolakan dan memfasilitasi keluhan pasien terkait pengobatan, perawat
menjelaskan risiko yang akan terjadi bila pasien melakukan penolakan, perawat
memberikan penguatan kenapa obat tersebut harus dikonsumsi, Serta
menyediakan lembaran informed concent.

Kesimpulan :
Dari kasus tersebut, prinsip 10 benar pemberian obat hanya 1 yang kurang tepat
yaitu prinsip yang kelima adalah benar cara atau rute pemberian. “X” kurang tepat
dalam pemberian obat yang seharusnya obat tersebut diberikan melalui jalur drip
IV namun “X” memberikan obat tersebut dengan cara IV bolus. Kesalahan
tersebut terjadi karena “X” tidak bertanya kepada perawat senior cara pemberian
obat tersebut, dan “X”mengira bahwa pemberian obat tersebut sama dengan
pemberian obat ke pasien lainya, serta perawat senior tidak memberitahu secara
lengkap pemberian obat tersebut dan hanya membertahu cek indentitas dan
tanggal lahir.

Anda mungkin juga menyukai